Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN

Membaca pada dasarnya merupakan awal dari penguasaan


ilmu.
Semua
ilmu yang ada di bumi ini tidak akan pernah bisa dipelajari jika
tidak
didahului
dengan kemampuan untuk membaca. Dengan membaca
diharapkan mata rantai dalam penguasaan sebuah ilmu tidak
akan
hilang.
Mata
rantai
itu
adalah
mendengar, membaca dan melihat. membaca adalah awal dari
penguasaan ilmu, maka dari itu minat membaca itu juga
memiliki hubungan dengan hasil berlajar berupa nilai dari
evaluasi serta prestasi peserta didik. Karena itu, perlu adanya
perhatian dalam meningkatkan minat baca, guna menciptakan
peserta didik yang mampu dan menguasai konsep-konsep IPA
yang bahkan dapat megimplementasikannya dalam kehidupan
nyata para peserta didik. Komik sebagai sarana pembelajaran
yang diharapkan mampu menjadi stimulus yang baik guna
meningkatkan minat membaca dan pemahaman materi, karena
Komik adalah suatu bentuk media komunikasi visual yang
mempunyai kekuatan untuk menyampaikan informasi secara
popular dan mudah dimengerti. Hal ini dimungkinkan karena
komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang dirangkai
dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi lebih mudah
diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan alur
membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun 2012 merujuk pada data yang pernah dikeluarkan Badan Pusat
Statisitik (BPS) dijelaskan bahwa sebanyak 91,68 persen penduduk yang berusia
10 tahun ke atas lebih menyukai menonton televisi, dan hanya sekitar 17,66
persen yang menyukai membaca dari berbagai sumber seperti surat kabar, buku
atau majalah. Berdasarkan data United Nations Educational Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan Ilmiah dan
Kebudayaan PBB, pada 2012, indeks minat membaca masyarakat Indonesia baru
mencapai angka 0,001. Artinya, dari setiap 1.000 orang Indonesia hanya ada 1
orang saja yang punya minat baca. (www.kompasiana.com, 2015)
Ilmu pengetahuan alam atau dalam bahasa inggrisnya
natural science, merupakan ilmu yang berhubungan dengan
gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis, tersusun
secara teratur, berlaku secara umum, berupa kumpulan hasil
observasi dan eksperimen(Nana Djumhana, 2009).
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata
pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan diantaranya : memperoleh keyakinan terhadap
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kesadaran untuk
menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan tuhan.
Sebagai langkah mencapai tujuan diatas, dalam proses
pembelajar
diantaranya,rendahnya

terdapat
kemampuan

hambatan-hambatan.
peserta

didik

dalam

memahami materi karena minat membaca peserta didik yang

rendah sehingga respon dan partisipasi selama pembelajaran


kurang.
Untuk

menghadapi

hambatan

tersebut,

kita

bisa

menyikapinya dengan membuat buku komik pengajaran IPA


dengan ilustrasi-ilustrasi komik tokoh - tokoh karakter kartun
yang dapat menarik perhatian peserta didik.
Oleh karena itu, penulis mengajukan PKM-GT dengan judul
Komik Pintar Ipa sebagai Media Untuk Meningkatkan Minat
Membaca Buku Dan Hasil Belajar Materi Pelajaran IPA Siswa
Sekolah Dasar sebagai saran berbagai pihak yang berkompeten
untuk menciptakan buku komik pengajaran IPA dengan desain
tokoh-tokoh karakter

kartun semenarik mungkin agar peserta

didik mendapatkan rasa senang dalam belajar IPA.


Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan program ini adalah untuk memberikan
solusi

dalam

meningkatkan

minat

membaca

hasil

belajar

pelajaran IPA peserta didik siswa sekolah dasar agar tingkat


pemahaman, respon, dan partisipasi dalam mata pelajaran IPA
meningkat. Manfaat dari penulisan program ini, anak sekolah
dasar di indonesia dapat menggunakan komik ini sebagai buku
bacaan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik
dengan materi-materi IPA didalamnya serta nilai-nilai moral yang
bisa disisipi didalamnya.

GAGASAN
Telaah Gagasan
Membaca pada dasarnya merupakan awal dari penguasaan
ilmu.

Semua

ilmu yang ada di bumi ini tidak akan pernah bisa dipelajari jika
tidak

didahului

dengan

kemampuan

untuk

membaca.

Dengan

membaca

diharapkan mata rantai dalam penguasaan sebuah ilmu tidak


akan

hilang.

Mata

rantai

itu

adalah

mendengar, membaca dan melihat (Hayati, 2009 ).


Minat membaca dapat membantu seseorang memperoleh
informasi yang berguna bagi kehidupan sehari-hari dan untuk
efektivitas bagi kelancaran dan peningkatan prestasi (Hastuti
1985).
Dari hasil wawancara penulis dengan wali kelas III MI
Maarif NU Kalisari, Hindarti, S.Pd.I, dalam pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di kelas III tidak selalu berjalan lancar. Banyak
permasalahan

yang

ternyata

menghambat

keberhasilan

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Diantara permasalahan


yang dihadapi guru adalah : (1) Rendahnya kemampuan siswa
dalam memahami materi, (2) Rendahnya memahami materi
tersebut karena rendahnya minat baca siswa (3) Rendahnya
partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar, (4)metode
pembelajaran yang kurang sesuai.
Rendahnya kemampuan siswa dalam memahami materi
merupakan suatu hal yang menghambat pembelajaran. Idealnya
semua siswa kelas IV MI harus bisa memahami materi, namun
kenyataannya

masih

ada

sebagian

siswa

belum

mampu

memahami materi. Dari Dari 26 siswa kelas II, ada 17 siswa yang
masih belum mampu memahami materi pembelajaran,
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut dia atas
maka perlu upaya untuk menyikapinya, dengan gagasan ini
penulis ingin menyarankan untuk membuat sebuah buku bacaan
terlebih buku materi pelajaran yang dapat menarik minat baca
peserta didik agar dalam membacanya menimbulkan kesan
senang dalam belajar dengan format baru berupa komik dengan
alur cerita sebagai pendukung materi pelajaran tersebut.
Menurut Pranata, seseorang akan belajar secara maksimal
jika berinteraksi dengan stimulus yang cocok dengan gaya
belajarnya. Dengan demikian, peserta didik akan dapat belajar
secara

maksimal

jika

yang

bersangkutan

belajar

dengan

memanfaatkan materi atau media yang bersifat visual. Materi


atau media yang bersifat visual tersebut antara lain dapat
berbentuk peta (maps), diagram, poster, komik, dan media
belajar berbasis komunikasi visual lainnya. Komik sebagai media
pembelajaran merupakan salah satu media yang dipandang
efektif untuk membelajarkan dan mengembangkan minat baca

dan pemahaman peserta didik terhadap materi Pembelajaran.


(Waluyanto, 2005)
Komik bukan hanya bacaan bagi anak-anak. Komik adalah
suatu

bentuk

media

komunikasi

visual

yang

mempunyai

kekuatan untuk menyampaikan informasi secara popular dan


mudah dimengerti. (Waluyanto, 2005) Hal ini dimungkinkan
karena komik memadukan kekuatan gambar dan tulisan, yang
dirangkai dalam suatu alur cerita gambar membuat informasi
lebih mudah diserap. Teks membuatnya lebih dimengerti, dan
alur membuatnya lebih mudah untuk diikuti dan diingat.
Dewasa ini komik telah berfungsi sebagai media hiburan
yang dapat disejajarkan dengan berbagai jenis hiburan lainnya
seperti

film,

TV,

dan bioskop.

Komik

adalah

juga

media

komunikasi visual dan lebih daripada sekedar cerita bergambar


yang ringan dan menghibur. Sebagai media komunikasi visual,
komik dapat diterapkan sebagai alat bantu pendidikan dan
mampu menyampaikan informasi secara efektif dan efisien.
(Waluyanto, 2005)
Kehandalan Gagasan
Dari gagasan yang penulis sampaikan tujuan dan manfaat
program ini selain memberikan solusi dalam meningkatkan minat
membaca buku pelajaran IPA peserta didik siswa sekolah dasar
agar tingkat pemahaman, respon, dan partisipasi dalam mata
pelajaran IPA meningkat. Gagasan ini juga dapat memberikan
manfaat

pendidikan karakter moral dan sikap yang bisa

disisipkan dalam tokoh maskot dalam komik ini, yang dengan


format komik inilah diharapkan peserta didik dapat menggugah
minat bacanya.

Komik

sebagai

media

berperan

sebagai

alat

yang

mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Komik sebagai media


pembelajaran
menyampaikan

merupakan
pesan

alat

yang

pembelajaran.

berfungsi

Dalam

untuk

konteks

ini

pembelajaran menunjuk pada sebuah proses komunikasi antara


pebelajar

dan

pembelajaran).

sumber

belajar

Komunikasi

(dalam

belajar

akan

hal

ini

berjalan

komik
dengan

maksimal jika pesan pembelajaran disampaikan secara jelas,


runtut, dan menarik. Pesan pembelajaran yang baik memenuhi
beberapa

syarat.

meningkatkan

Pertama,

motivasi

pesan

pebelajar.

pembelajaran

Pemilihan

isi

dan

harus
gaya

penyampaian pesan mempunyai tujuan memberikan motivasi


kepada pebelajar. Kedua, isi dan gaya penyampaian pesan juga
harus merangsang pebelajar memproses apa yang dipelajari
serta memberikan rangsangan belajar baru. Ketiga, pesan
pembelajaran yang baik akan mengaktifkan pebelajar dalam
memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong
pebelajar untuk melakukan praktik-praktik dengan benar.
Gagasan ini penulis sadari masih belum semua faktor
meningkatkan minat baca tercakupi, faktor lingkungan, sarana
prasarana pendukung dan guru itu sendiri juga perlu untuk di
perhatikan, agar benar-benar terciptanya minat baca para
peserta didik yang tinggi, yang sadar akan pentingnya membaca.
Solusi yang Pernah Dilakukan
Meningkatkan minat baca mau tak mau kini sudah sangat
diperlukan. Keadaan dunia yang semakin mengglobal secara
tidak

langsung

telah

memaksa

kita

untuk

mempertajam

pengamatan kita terhadap informasi-informasi yang beredar.


Selain

itu,

keadaan

ini

juga

telah

menuntut

kita

untuk

memperbaiki kualitas diri. Salah satu kunci untuk mencapai


beberapa poin tersebut adalah dengan membaca.
Telah banyak usaha-usaha untuk meningkatkan minat
baca, dari pemerintah yang membuat regulasi guru-guru agar
memiliki kompetensi dapat mengajak peserta didiknya gemar
membaca, dari lembaga pendidikan itu sendiri, dimana membuat
kebijakan untuk membudayakan membaca, sampai ke orang tua
peserta didik yang dituntut untuk menjadi teladan agar anak
terbiasa membaca buku. Bahkan telah banyak lembaga-lembaga
masyarakat yang sadar akan pentingnya membaca terutaman
diusia anak-anak membuat suatu festival mendongeng, agar
diharapkan anak didekatkan minat ketertarikan terhadap buku,
seperti festival storytelling international yang bertajuk The First
Indonesia International Storytelling Festival 2015 pada 10
November 2015 silam.
Pihak-Pihak yang Terkait
Pihak-pihak

yang

dapat

membantu

dalam

mengimplementasikan gagasan ini diantaranya :


1. komikus
Membuat penelitian tentang desain tokoh-tokoh karakter
apa yang bisa menjadi daya tarik untuk peserta didik. Serta
menentukan alur cerita yang menarik untuk peserta didik
dengan tidak menyimpang dengan materi IPA sesuia
kurikulum yang berlaku.
2. Pemerintah
Dalam hal ini Khususnya Membantu dalam produksi,
distribusi ke sekolah-sekolah. Serta sebagai pengawas
materi agar tidak melenceng dari kurikulum yang berlaku.
3. Penerbit
Sebagai editor dan memproduksi kopian buku tersebut
agar dapat didistribusikan.

Langkah-Langkah Strategis yang Harus Dilakukan


Langkah-langkah

strategis

yang

dapat

dilakukan

untuk

mengimplementasikan gagasan ini diantaranya:


1. Menentukan formula atau desain tokoh-tokoh dalam komik
pembelajaran IPA yang dapat menarik minat baca peserta
didik.
2. Menentukan alur-alur cerita yang dapat menarik minat
baca peserta didik yang

disisipi materi yang sesuai

dengan materi IPA di kurikulum yang berlaku.


3. Memproduksi buku tersebut dan mendistribusikannya ke
toko-toko buku.
4. Atau bersama dengan pemerintah mendistribusikannya ke
sekolah-sekolah.
5. Bekerja sama dengan media untuk mengiklankannya dan
jika

bisa

bekerjasama

menjadikan

dengan

tokoh-tokoh

animator

karakter

untuk

dalam

bisa
komik

pembelajaran tersebut serial kartun yang dapat ditonton


peserta didik.

KESIMPULAN
Kesimpulan dari gagasan di atas adalah dengan

media

komik pembelajaran, media ini diharapkan bisa menjadi sebuah


alat bantu dalam pendidikan karena diduga akan lebih mampu
menyampaikan informasi secara efektif dan efisien karena cocok
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Komik

merupakan

alat

yang

mempunyai

fungsi

menyampaikan pesan. Sebagai sebuah media, pesan yang


disampaikan

lewat

menyenangkan.

komik

Untuk

itu,

biasanya
media

jelas,

komik

runtut,

berpotensi

dan
untuk

menjadi sumber belajar. Dalam hal ini, komik pembelajaran


berperanan sebagai alat yang berfungsi untuk menyampaikan
pesan pembelajaran.
Jika

ditinjau

dari

aspek

fungsi

perekayasaan

komik

pembelajaran, akan tampak bahwa ternyata sesuatu yang serius


dan

rumit

bisa

menyenangkan.

dibuat

secara

Penggunaan

lebih

komik

gamblang

seperti

ini

dan
akan

memudahkan serta memudahkan pebelajar dari kesulitan dalam


memahami mata pelajaran IPA yang diberikan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA
Pranata, M. 2003. Ceramah Desain Berbasiskan Kecerdasan Visual.
Jurnal Nirmana. Vol.5, No. 2 Surabaya: Pusat Penelitian UK Petra.
Munandar, Utami. Kreativitas dan Keberbakatan Strategi Mewujudkan
Potensi Kreatif dan Bakat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999.
McCloud, Scout, Understanding Comic Jakarta .Kepustakaan Populer
Gramedia, 2001.

Nurul, Hayati. 2009. Upaya Peningkatan Kemampuan Membaca


Dalam
MataPelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Media
Gambar BagiPrestasi Belajar Bahasa Indonesia Anak Tuna
Grahita Kelas D5 SLBCPusat Pembinaan dan Pengembangan

Bahasa.

2007.

Kamus

Besar

BahasaRosdakarya.Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.


Hastuti, S. Et al. 1985. Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid
Kelas VI SD Kotamadia Togyakarta. Jakarta : Depdikbud .
Andi Madya Putra. (2015). Krisis Minat Baca, Indonesia Dalam Masalah.
Retrieved from
http://www.kompasiana.com/andimadyaputra/krisis-minat-bacaindonesia-dalam-masalah_5535a3d66ea8342512da42d2.
Waluyanto, H.D. (2005) Komik Sebagai Media Komunikasi Visual
Pembelajaran. Jurnal Desain Komunikasi Visual Nirmala, 7.
Anonim. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Jawa Tengah:Depdiknas.
Nana Jumhana. (2009). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.
Jakarta:Dirtjen Pendidikan Islam Departemen Agama.

Anda mungkin juga menyukai