0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan7 halaman
Perancangan komik media pembelajaran matematika ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pengetahuan Matematika di Indonesia. Dalam pelajaran Matematika materi pecahan merupakan salah satu materi yang melatih cara berpikir kritis dan sistematis siswa, sehingga apabila konsep pecahan dapat dipahami dengan baik, akan mudah melanjutkan ketingkat matematika selanjutnya. Perancangan ini bertujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika. Perancangan ini menggunakan metode pengumpulan
Judul Asli
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKA (KOMIK MATEMATIKA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA MATERI PECAHAN KELAS IV
Perancangan komik media pembelajaran matematika ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pengetahuan Matematika di Indonesia. Dalam pelajaran Matematika materi pecahan merupakan salah satu materi yang melatih cara berpikir kritis dan sistematis siswa, sehingga apabila konsep pecahan dapat dipahami dengan baik, akan mudah melanjutkan ketingkat matematika selanjutnya. Perancangan ini bertujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika. Perancangan ini menggunakan metode pengumpulan
Perancangan komik media pembelajaran matematika ini dilatarbelakangi oleh rendahnya tingkat pengetahuan Matematika di Indonesia. Dalam pelajaran Matematika materi pecahan merupakan salah satu materi yang melatih cara berpikir kritis dan sistematis siswa, sehingga apabila konsep pecahan dapat dipahami dengan baik, akan mudah melanjutkan ketingkat matematika selanjutnya. Perancangan ini bertujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika. Perancangan ini menggunakan metode pengumpulan
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KOKA (KOMIK MATEMATIKA)
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA PADA MATERI
PECAHAN KELAS IV
Reza Noviatus Shalihah
FKIP, Universitas Siliwangi email : rezashalihah@gmail.com
ABSTRACT
Perancangan komik media pembelajaran matematika ini dilatarbelakangi oleh rendahnya
tingkat pengetahuan Matematika di Indonesia. Dalam pelajaran Matematika materi pecahan merupakan salah satu materi yang melatih cara berpikir kritis dan sistematis siswa, sehingga apabila konsep pecahan dapat dipahami dengan baik, akan mudah melanjutkan ketingkat matematika selanjutnya. Perancangan ini bertujuan agar siswa lebih termotivasi untuk belajar matematika. Perancangan ini menggunakan metode pengumpulan data berupa observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi.
Keywords : media pembelajaran, komik matematika, kemampuan berpikir siswa
I. Pendahuluan diri pribadi; (f) cerita dalam komik ringkas
dan menarik perhatian; (g) komik biasanya Komik merupakan kumpulan dilengkapi aksi; (h) pembuatannya lebih gambar yang disusun dalam suatu urutan hidup dengan pemakaian warna utama yang terangkai dalam bingkai serta secara bebas. mengungkapkan karakter yang dikemas dalam cerita untuk meningkatkan daya Di masa sekarang beberapa imajinasi pembaca (Negara, 2014). Komik pendidik melihat komik sebagai suatu alat juga diartikan sebagai bentuk kartun yang yang dapat digunakan sebagai literasi memuat karakter untuk memerankan suatu siswa karena pendidik telah menggunakan cerita dalam urutan tertentu. Pada komik di kelas selama lebih dari 60 tahun umumnya, komik dihubungkan dengan (Hosler & Boomer, 2011). Pendidik juga suatu gambar yang dirancang untuk mulai menyadari kekuatan dari media memberikan hiburan kepada pembacanya komik dengan memasukkan komik ke (Sudjana & Rivai, 2010). Komik memiliki dalam praktik mengajarnya (Pelton, 2015). beberapa karakteristik, di antaranya Wright & Sherman (2006) berpendapat (Sudjana & Rivai, 2010): (a) komik bahwa komik memiliki daya tarik tertentu biasanya terdiri dari berbagai situasi cerita pada anak-anak usia sekolah, karena pada yang bersambung; (b) bersifat menghibur; umumnya siswa merasa nyaman dalam (c) apabila komik memiliki perwatakan menggabungkan informasi dalam bentuk lain, biasanya dikenal agar kekuatan komik visual dan teks yang ada pada komik. dapat dihayati; (d) komik memusatkan Secara tradisional, komik pada umumnya perhatian di lingkungan sekitar rakyat; (e) memiliki beberapa pesan untuk anak-anak, pembaca dapat dengan segera seperti solidaritas, persahabatan, kejujuran, mengidentifikasi dirinya melalui perasaan dan sebagainya (Özdemir, 2010). Anak- serta tindakan dari perwatakan tokoh anak juga sering memilih sastra komik utama karena cerita pada komik mengenai daripada teks tradisional karena komik (Reilly, 2014), serta sebagai mekanisme menawarkan visual, gambar dan seni memperkenalkan topik maupun sebagai lainnya bersamaan dengan kata-kata dan sumber daya untuk memberikan informasi dialog. Semua hal tersebut membuat teks maupun dukungan kegiatan belajar lainnya bukan hanya untuk dibaca, namun dilihat (Pelton, 2015). Komik juga merupakan seperti membaca dan menonton film suatu alat pengajaran yang sangat efektif, secara bersamaan (Weiner, 2004). Selain karena komik menggabungkan dua bentuk itu, anak-anak usia sekolah juga menyukai ekspresi budaya, yaitu sastra dan seni komik karena dengan mengidentifikasi (Özdemir, 2010). Selain itu, komik dapat karakter dalam komik, anak-anak dibuat dan langsung digunakan dalam mendapatkan kesempatan mengenal mengajarkan konsep tertentu (Özdemir, masalah pribadi maupun sosial sehingga 2010). Rota & Izquierdo (2003) membuat membantunya dalam memecahkan dan menggunakan komik secara langsung masalahnya sendiri (Karmawati, 2007). untuk mengajarkan konsep bioteknologi di tingkat sekolah dasar. Demikian pula, Dalam pendidikan, komik juga Olson (2008) membuat dan menggunakan telah dianggap sebagai sumber pedagogis komik strip di kelas sains sebagai metode yang penting (Santana & Arroıo, 2012). pengajaran untuk mempromosikan literasi Hal tersebut dikarenakan apabila sains. Dalam studinya, komik strip tersebut dieksplorasikan di dalam kelas dengan diimplementasikan dalam kelas sains baik, komik dengan fiturnya yang khas sebagai kegiatan pembelajaran untuk memiliki kekuatan besar untuk: membaca, berpikir, dan berdiskusi. Hasil menceritakan suatu kisah dan penelitiannya menunjukkan bahwa siswa menyampaikan pesan, berkontribusi dalam menganggap komik lucu dan efektif jika merangsang partisipasi aktif dan digunakan dalam belajar. Penelitian lain kreativitas siswa (Gafoor & Shilna, 2013; yang dilakukan Cheesman (2006), komik Weber et. al, 2013), pengembangan membantu siswa untuk fokus pada kemampuan teknologi (Weber et. al, pelajaran dan belajar berpikir dengan cara 2013), digunakan sebagai cara dalam yang kritis. meningkatkan minat belajar siswa (Sones, Menurut Yang Gene (2003), dalam 1944; Cleaver, 2008; Sudjana & Rivai, pendidikan komik memiliki beberapa 2010; Mediawati, 2011; Yunus, Salehi & kekuatan, di antaranya (a) motivasi sesuai Embi, 2012; Septy, Yusuf, & Aisyah, dengan daya tarik alami manusia terhadap 2014; Buchori & Setyawati, 2015; Arini, gambar sehingga komik dapat menangkap Choiri & Sunardi, 2017; Widyastuti, dan mempertahankan minat siswa; (b) Mardiyana & Saputro, 2017), dengan Visual. Hal tersebut dikarenakan gambar adanya komik siswa lebih menjadi dan teks saling menceritakan sebuah kisah. termotivasi (Smith, 2006; Toh, 2009; Dalam “interplay of the written and Buchori & Setyawati, 2015), memiliki visual” komik menghasilkan hubungan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan emosional antara siswa dan karakter dari siswa secara akademik (Thacker, 2007), cerita komik (Versaci, 2001); (c) dalam penggunaannya membuat siswa Permanen. Williams (1995) menyatakan lebih tertantang dalam mengerjakan tugas komik berbeda dengan film dan animasi pembelajaran Matematika dengan yang menentukan laju penayangan menggunakan media komik pembelajaran, berlangsung. Sedangkan waktu komik memberikan bukti secara efektif untuk berlangsung pada kecepatan pembaca; (d) meningkatkan motivasi yang dimiliki Perantara. Komik dapat memberikan siswa dan dan prestasi terhadap materi scaffold terhadap konsep yang sulit; (e) yang dipelajari. Selain itu, Budiarti & Populer. Buku komik mempromosikan Haryanti (2016) juga menggunakan komik literasi media, mendorong siswa untuk sebagai media pembelajaran. Dalam jurnal menjadi konsumen kritis pesan media yang ditulisnya, media komik memberikan (Morrison, Bryan, & Chilcoat, 2002). pengaruh positif terhadap motivasi belajar Selain itu, melalui buku komik tentang dan keterampilan membaca siswa. aspek sosial, siswa dapat memeriksa gaya Kesamaan dua jurnal tersebut adalah hidup saat ini, mitos, maupun nilai-nilai; keduanya menggunakan media komik (f) Mengembangkan kemampuan berpikir. sebagai media untuk meningkatkan Kemampuan berpikir analitis dan kritis motivasi siswa, namun tidak melihat dapat dikembangkan melalui komik kegunaan media komik dalam membantu (Versaci, 2001). siswa memahami materi pembelajaran. Media komik dapat digunakan Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, sebagai salah satu media pembelajaran maka selanjutnya dilakukan penelitian dalam pendidikan apabila media komik yang bertujuan untuk mengetahui dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa penggunaan komik dalam pembelajaran dan disesuaikan dengan materi yang akan Matematika apakah membantu siswa disampaikan (Budiarti & Haryanto, 2016), dalam mempelajari serta memahami misalnya pada pembelajaran Matematika. konsep yang sulit. Penelitian ini dilakukan Media komik pada pembelajaran juga untuk melihat apakah pembelajaran Matematika merupakan alat bantu yang dengan menggunakan komik tidak berupa cerita dengan menggunakan membuat siswa semakin merasa kesulitan rangkaian gambar tidak bergerak serta dalam belajar Matematika karena materi divisualisasikan dalam kotak-kotak serta akan diubah ke dalam bentuk percakapan. balon-balon percakapan yang memuat simbol-simbol tertentu untuk METODE PENELITIAN menyampaikan pesan yang berisi Model penelitian yang digunakan permasalahan dalam Matematika (Manalu, termasuk dalam penelitian pengembangan. Hartono & Aisyah, 2017). Penyajian Sukmadinata dan kawan-kawan (dalam pelajaran Matematika dalam bentuk Noordyah) memodifikasi langkah-langkah komik, dapat membantu siswa penelitian dan pengembangan dari Borg melancarkan membaca, serta dapat dan Gall menjadi tiga tahap yaitu:1) Studi mengurangi rasa bosan siswa terhadap Pendahuluan, 2) Pengembangan Model, 3) Matematika (Karmawati, 2007). Uji Model. Dari uaraian tersebut dapat Indaryati & Jailani (2015) memanfaatkan diketahui bahwa dalam mengembangkan komik sebagai suatu media pembelajaran. sebuah produk harus secara bertahap Dalam jurnal yang ditulisnya, sehingga menghasilkan produk yang pembelajaran, persepsi serta minat siswa sesuai. terhadap materi yang disampaikan oleh Selanjutnya teknik analisis yang guru. digunakan adalah menggunakan analisis Melalui hasil survei lapangan yang deskriptif kuantitatif dan deskriptif mengacu pada teori-teori atau konsep yang kualitatif. Data deskriptif kuantitatif dan disimpulkan dengan hasil studi deskriptif kualitatif tersebut diperoleh dari kepustakaan, maka peneliti dapat yaitu kebutuhan media, pengembangan menyusun draft awal dari produk media media dan keefektifaan media. (1) yang akan dikembangkan oleh peneliti Kebutuhan media diperoleh dari survei bahwa media yang cocock untuk lapangan untuk mengumpulkan data yang dikembangkan adalah materi konkrit yang berkenaan dengan perencanaan dan mampu menarik minat siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. (2) membaca serta memahami materi tersebut. Pengembangan media diperoleh 2. Pengembangan Model menggunakan langkah – langkah Pada tahap ini peneliti merancang pengembangan. (3) Keefektifan media serta membuat desain komik sesuai dengan diperoleh melalui dari rata – rata nilai pos- kebutuhan siswa, menyesuaikan penyajian test siswa uji terbatas dan sesungguhnya komik serta materi yang akan di yang mengalami peningkatan hasil angket sampaikan, karakter yang akan digunakan, siswa dan guru yang masuk dalam kriteria bahasa, serta alur cerita dari komik media komik yang digunakan sangat tersebut. efektif. 3. Uji Model HASIL DAN PEMBAHASAN Media yang dikembangkan akan di uji Berdasarkan hasil penelitian yang telah coba di sekolah dasar yang telah dipilih dilakukan, dapat dideskripsikan proedur sebagai subjek uji coba, yaitu pada SDT pengembangan media untuk materi bojongangka dengan uji coba terbatas pecahan siswa kelas IV sekolah dasar berjumlah 15 siswa, kemudian di uji yaitu sebagai berikut. cobakan dalam skala luas yang berjumlah 1. Studi pendahuluan 30 siswa. Dapat diperoleh data berupa Pengumpulan data yang berkenaan hasil pretest dan posttest yang berikan dengan perencanaan dan pelaksanaan kepada siswa. Selain itu, siswa juga pembelajaran SD kelas IV khususnya memberikan respon terhadap media meteri yang berkenaan dengan bilangan komik. pecahan. Pengumpulan data ini dilakukan Produk media komik dapat diketahui dari dengan menggunakan metode wawancara, hasil analisis uji coba produk uji terbatas studi dokumenter, dan pengamatan pada dan uji luas. saat pembelajaran berlangsung. Data yang 1. Media komik menunjukkan ke dikumpulkan oleh peneliti meliputi validan dengan memperoleh rata motivasi guru dalam mengembangkan – rata dari ahli media 4,8 media pembelajaran, keterampilan guru dengan kriteria sangat baik dalam mengembangkan media atau dapat digunakan tanpa revisi dan hasil validasi ahli materi memperoleh rata – rata 4,6 dalam kriteria sangat baik dan DAFTAR PUSTAKA dapat digunakan tanpa revisi. Arsyad, A.2013. Media 2. Media komik berpengaruh Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja terhadap kemampuan siswa Grafindo persada. mampu dalam materi pecahan Arsyad.2009.Metode dengan memperoleh taraf Pembelajaran. Jakarta: PT.Raja signifikan sebesar 0,037 > 0,05. Grafindo persada. 3. Media komik menunjukkan keefektifan media dilihat dari Asyar R. 2012. Kreatif mengembangkan pretest dan posttest. Hasil media pembelajaran. Jakarta : sebelum diberikan pembelajaran Gaung Presada Press. dengan media komik 47,27 Huda, M. 2013. Model-Model namun setelah diberikan Pengajaran dan pembelajaran menggunakan pembelajaran. media komik rata – ratanya Yogyakarta: Pustaka menjadi 79,52. Pelajar.
Noordyah. 2011. Langakah –
langkah Penelitian dan Pengembangan. Dalam jurnal pendidikan ( Online ) tersedia http://noordyah.wordpr ess.com/tugas- kuliah /langkah-langkah- penelitian- dan- pengembangan/. Di akses pada tanggal 25 Januari 2019.
Rusman. 2012. Model-Model
Pembelajaran Jakarta: PT Raja Grafindo Jaya.
Sudjana dan Rivai. 2010. Metodolog
Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:Alfabeta.
Sungkono. 2009. Pengembangan
Bahan Ajar. Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta.