Anda di halaman 1dari 10

Penggunaan Film Kartun Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab

Rahwa Aswani
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Email: rahmanstaswani@gmail.com

Abstract:
This study aims to evaluate the use of cartoons as a medium in Arabic language learning. The
research is grounded in the complexity of the Arabic language and the potential of using cartoons as
an engaging and creative learning medium. In this research, the researcher employed a quasi-
experimental design with two groups of students: one group using cartoons as a learning medium and
another group using conventional teaching methods. Data were collected through Arabic language
proficiency tests before and after the intervention, as well as a questionnaire to assess the extent of the
impact of using cartoons. The analysis results showed a significance value of 0.000 < 0.05, indicating
that the use of cartoons significantly enhances the understanding of Arabic language learners, and
that using cartoons as a learning medium can influence Arabic language learning by 89.4%. This
study provides strong evidence that cartoons can be an effective learning medium in Arabic language
education, making the learning process more engaging and interactive.

Keywords: cartoons, Arabic language, conventional, significance.


PENDAHULUAN
Mengajarkan dan mempelajari bahasa Arab merupakan sebuah tantangan tersendiri di dalam
dunia pendidikan, terutama bagi yang bukan penutur asli bahasa Arab. Bahasa Arab sendiri
merupakan bahasa suci yang digunakan dalam Al-Qur'an, kitab suci umat Islam. Bahasa arab juga
memiliki peran yang lebih luas, terutama di Indonesia. Bahasa Arab sudah menjadi salah satu bagian
penting dalam proses pemberian pendidikan di Indonesia, terutama di Sekolah Agama dan Pesantren,
bahasa arab digunakan dalam pembelajaran agama Islam, terutama dalam memahami Al-Qur'an dan
hadis (Nurbayan, 2008).
Ini juga menjadikan Bahasa Arab sebagai salah satu bahasa yang dianggap sebuah bahasa
kompleks dan susah untuk dipelajari. Sehingga dalam mengajarkan atau mempelajari bahasa arab,
penting untuk mencari metode yang efektif dan menarik agar pelajar dapat memahami serta
memperoleh kemampuan dalam berbahasa Arab yang baik (Arsyad, 2010).
Media pembelajaran punya peran yang penting untuk membantu pelajar dalam memahami
serta menguasai bahasa Arab dengan lebih efisien. Sebuah media yang menarik dan efektif adalah
film kartun. Film kartun punya keunggulan tersendiri dalam memberikan pemahaman yang lebih
visual dan interaktif terhadap materi pembelajaran. Film kartun dapat memberikan gambaran yang
nyata tentang situasi bahasa sehari-hari, ekspresi wajah, dan intonasi suara yang dapat memperkaya
pemahaman pelajar terhadap bahasa Arab (Widyastuti & Nurhayati, 2010).
Oleh karena itu, penulis tertarik mengangkat penelitian ini dengan tujuan untuk melihat
pengaruh film kartun sebagai media pembelajaran bahasa Arab dan mengidentifikasi efektivitasnya
dalam meningkatkan pemahaman dan kemampuan berbahasa Arab bagi pelajar.

1
Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah dalam penelitian:

1. Apakah film kartun sebagai media pembelajaran dapat mempengaruhi pemahaman bahasa
Arab?
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan dalam kemampuan bahasa Arab antara kelompok pelajar
yang menggunakan film kartun sebagai media pembelajaran dan kelompok pelajar yang
menggunakan metode pembelajaran konvensional?
Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengevaluasi efektivitas penggunaan film kartun sebagai media pembelajaran dalam


meningkatkan pemahaman bahasa Arab pelajar.
2. Membandingkan kemampuan berbahasa Arab antara kelompok pelajar yang menggunakan film
kartun sebagai media pembelajaran dengan kelompok pelajar yang menggunakan metode
pembelajaran konvensional.

LANDASAN TEORI

Media Pembelajaran

Semakin berkembangnya zaman, teknologi mampu mengubah teknik dalam pengajaran menjadi
semakin berinovasi dengan berbagai ragam media pengajaran. Salah seorang ahli mengemukakan
bahwa terdapat 6 kategoristik dasar media pengajaran, yaitu:
Pertama, tulisan yang merupakan karakter/simbol alfa-numerik yang dapat ditampilkan dalam
banyak format/aturan buku, plakat, papan tulis, layar komputer/laptop/peranti, dan sebagainya; Kedua,
audio/rekaman suara yang menangkap berbagai macam hal yang dapat kita dengar seperti suara
seseorang, musik, suara mekanis (mesin mobil yang sedang berjalan), kebisingan, dan sebagainya;
Ketiga, visual sendiri terdaat dua jenis ialah, visual nonproyeksi merupakan visual yang termasuk
diagram pada poster, gambar pada papan tulis, foto, grafik dalam buku, kartun, dan visual proyeksi
yang mencakup perangkat lunak presentasi, kamera dokumen, proyeksi atas, transparan, asetat
(plastik), dan overlay; Keempat, video yang merupakan media pengajaran yang menampilkan
pergerakan, termasuk file DVD, pita video, animasi komputer/laptop, dan sebagainya; Kelima,
manipulatif (benda) tiga dimensi (3D) dan dapat disentuh dan dipegang oleh pelajar. Seseorang dapat
menjadi guru, pelajar, serta pakar dalam mata pelajaran tertentu (Smaldino, Lowther, & Russell,
2007).
Peneliti lainnya, mengatakan dalam bukunya bahwa media pembelajaran di klasifikasi menjadi
7, yaitu: Pertama, Media pembelajaran visual(bisa dilihat); Kedua, Media pembelajaran audio(suara);
Ketiga, Media display(chart, grafik, dsb); Keempat, Concrete Experience/Pengalaman yang nyata dan

2
simulasi/pelatihan; Kelima, Media cetak(koran, buku, dsb); Keenam, Pembelajaran ter-program; dan
Ketujuh, Pembelajaran yang di dapat melalui media computer/laptop, yang sering dikenal sebagai
Program Computer Aided Instruction (CAI) (Riyana, 2004).
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas dapat peneliti simpulkan bahwa, terdapat banyaknya
media pembelajaran dan semakin bervariasi mengikuti perkembangan teknologi, seperti media visual
(visual nonproyeksi dan visual proyeksi), media audio, media audio visual, media cetak, media
tampilan, simulasi, pembelajaran terprogram, pembelajaran berbasis komputer, dan multimedia.
Variasi dari media pembelajaran ini memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan pada
pembelajaran.

Film Kartun
Sebagaimana yang kita ketahui secara umum, kartun merupakan salah satu dari media
pembelajaran visual non-proyeksi sebagaimana yang telah dijelaskan oleh (Smaldino, Lowther, &
Russell, 2007), sebagai salah satu dari media visual, kartun diadaptasi menjadi alat bantu pembelajaran
yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Kartun merupakan sebuah bentuk komunikasi
visual yang menggunakan simbol atau karakter tertentu dalam menyampaikan pesan dengan cara yang
cepat dan ringkas, serta mengungkapkan sikap terhadap individu, situasi/kondisi, serta peristiwa
tertentu. Kartun biasanya merangkum inti pesan yang perlu disampaikan dalam gambar yang simpel,
dan memiliki kemampuan besar untuk menarik perhatian serta memengaruhi sikap dan perilaku
(Sadiman ,Rahardjo , Haryono, & Rahardjit, 2009).
Dalam pandangan (Sudjana, 2001), cartoon/kartun dikenal sebagai
penggambaran/lukisan/coretan dalam bentuk gambar karakter atau karikatur yang merujuk pada
individu, gagasan, atau situasi dengan tujuan memengaruhi pandangan orang yang menonton.
Menurut (Smaldino, Lowther, & Russell, 2007), kartun merupakan gambar/coretan garis yang
merupakan karikatur/tokoh kasar dari individu, hewan, dan peristiwa nyata atau fiksi ialah format
visual yang sangat populer dan dikenal. Karikatur dan gambaran-gambaran karakter yang serupa
sering muncul dalam berbagai media cetak, seperti koran, buletin, sastra gambar, buku teks, dan
sebagainya, dan bervariasi dari strip sastra gambar yang ditujukan terutama untuk menghibur hingga
gambar yang bertujuan demi meninggalkan kritik sosial atau politik yang penting. Humor/banyolan
dan satire adalah keterampilan utama kartunis. Kartun mudah dan cepat dibaca dan menarik bagi anak-
anak dari segala usia.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti mengambil kesimpulan, yaitu:
Pertama, Kartun merupakan sketsa yang menggambarkan karakteristik kasar individu, hewan,
atau peristiwa nyata atau fiksi; Kedua, Kartun ialah format visual yang sangat populer serta terdapat di
dalam berbagai media cetak, termasuk surat kabar, majalah, dan buku teks; Ketiga, Kartun memiliki
beragam tujuan, mulai dari menghibur hingga memberikan komentar sosial atau politik yang penting;
Keempat, Humor dan satire merupkan elemen penting dalam kartun; Kelima, Kartun mudah dan cepat

3
dibaca, dan menarik bagi berbagai kalangan usia, termasuk anak-anak.
Dalam proses pembelajaran bahasa arab, peneliti menyimpulkan bahwa media film kartun bisa
menjadi media belajar yang efektif dalam menyampaikan konsep-konsep bahasa dan budaya.
Beberapa manfaat penggunaan film kartun sebagai media pembelajaran meliputi:
Pertama, Film kartun dapat membantu pelajar mem-visualisasikan penggunaan dan pelafalan
bahasa arab, termasuk kegiatan setiap hari, mimik wajah, dan gerakan tubuh yang menjadi proses
penting dalam komunikasi; Kedua, Film kartun mencakup elemen-elemen budaya yang memperkaya
pemahaman para pelajar terhadap bahasa arab yang sedang dipelajarinya; Ketiga, Film kartun dapat
membuat para pelajar semakin tertarik serta termotivasi untuk terus mempelajari bahasa arab karena
pendekatan yang digunakan/dipakai lebih menyenangkan; Keempat, Film kartun memberi kesempatan
para pelajar untuk memperdalam pemahaman serta memberikan latihan yang berulang-ulang dari
pemutaran ulang video film; Kelima, Film kartun membantu para pelajar belajar keterampilan
mendengarkan serta memahami berbagai aksen dan intonasi suara (Zulhannan, 2014).
Dari penjelasan ini peneliti memahami jika, kartun menjadi media belajar yang kreatif serta
inovatif, menjadikan suasana belajar menjadi tidak membosankan karena para pelajar akan di hibur
dengan visualisasi film kartun yang menarik.

Bahasa Arab
Bahasa Arab ialah sebuah bahasa asing yang memiliki sejarah yang sangat panjang. Bahasa
Arab Modern yang dikenal sebagai al-ʿarabīyah al-muʿāṣirah meruakan hasil dari evolusi dari bahasa
Arab Klasik. Bahasa Arab Klasik sendiri mempunyai peran yang sangat penting dalam literatur serta
ilmu pengetahuan selama Abad Keemasan Islam (Widyastuti & Nurhayati, 2010).
Bahasa Arab adalah sebuah bahasa suci yang dipakai dalam Al-Qur'an, kitab suci umat Islam.
Bahasa ini memiliki peran yang lebih luas dan itu menjadi bagian yang penting dari sistem pendidikan
di Nusantara, terutama digunakan dalam pembelajaran agama Islam, serta memahami Al-Qur'an dan
hadis. Bahasa Arab memiliki karakteristik yang unik, seperti :
Pertama, karakter tulisan yang unik dan berbeda; Kedua, penekanan bunyi yang khas; Ketiga,
pelafalan yang menggunakan aturan pengucapan tertentu; Keempat, intonasi yang lebih kuat
(Zulhannan, 2014).
Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik bahasa arab mempunyai ciri
yang kuat, yaitu: Pertama, sistem penulisan yang berbeda, bahasa arab menggunakan huruf hijaiyah
sebagai karakter penulisannya; Kedua, tata bahasa yang rumit, terdapat penyusunan kata yang berbeda
dengan huruf yang unik membuat tata bahasa arab menjadi sangat rumit; Ketiga, pengucapan bahasa
arab yang sangat khas seperti kalimat yang seringkali bergantung pada aktifitas/kegiatan/kejadian
yang sedang terjadi juga menjadikan mempelajari bahasa arab . Selain itu, budaya Arab yang berbeda
juga mempengaruhi pemahaman dan penggunaan bahasa ini.

Penelitian Terdahulu

4
Dalam penelitiannya, (Mutmainnah, Misnah, & Susiawati, 2020) yang berjudul “Efektivitas
Penggunaan Media Video Kartun Terhadap Pembelajaran Isim Bahasa Arab Siswa Kelas Vii Mts
Negeri Pinrang” mengungkapkan hasil penelitian yang dilakukannya dengan memakai media
pembelajaran video kartun dengan tema “Rumahku” bisa membuat pelajar lebih giat dalam mengikuti
pelajaran.

Penelitian dari, (Romli, 2018) berjudul “Implementasi Media Film Kartun Bahasa Arab Dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa PBA IAIN Jember” mengatakan
bahwa pembelajaran keterampilan berbicara menggunakan media film kartun berbahasa Arab secara
teoritis bermanfaat untuk pengembangan teori bahasa,
Dari hasil beberapa penelitian terdahulu di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan
media film kartun bisa meningkatkan pemahaman serta kemampuan berbahasa arab. Namun, masih
diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menjelajahi efektivitas penggunaan film kartun sebagai media
pembelajaran bahasa Arab, khususnya bagi pelajar non-penutur asli.

METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data
melalui studi eksperimen. Populasi penelitian terdiri dari pelajar yang terdaftar dalam sebuah program
pembelajaran bahasa Arab. Dua kelompok pelajar dibentuk, di mana satu kelompok akan
menggunakan film kartun sebagai media pembelajaran, sementara kelompok lainnya akan menjalani
metode pembelajaran konvensional. Data kemudian dikumpulkan melalui tes pemahaman bahasa Arab
sebelum dan setelah intervensi, serta kuesioner untuk mengevaluasi persepsi pelajar terhadap
penggunaan film kartun. Analisis data kemudian dilakukan menggunakan analisis statistik, uji t, dan
analisis regresi, untuk mengidentifikasi perbedaan dan hubungan antara variabel yang diteliti
menggunakan aplikasi SPSS 23.

HASIL
Data Tes Pemahaman Sebelum Dan Setelah Intervensi
Tabel 1. Data sebelum dan sesudah pembelajaran

KONVENSIONAL FILM KARTUN


SEBELUM SESUDAH SEBELUM SESUDAH
30 65 50 85
40 80 35 75
35 70 30 70
45 90 60 90
50 75 65 85
65 70 15 70

5
35 75 20 60
45 75 45 75
20 85 45 80
15 85 20 75
50 85 30 80

6
15 75 40 75

Tabel di atas berisikan data olahan dari hasil belajar dua kelompok dari sebelum dan sesudah
intervensi yang peneliti olah.

Tabel 2. Uji Normalitas


Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Kelompok Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil belajar konvensional ,213 12 ,138 ,940 12 ,503
film kartun ,168 12 ,200* ,957 12 ,738
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan uji normalitas Shapiro Wilk di atas, dapat di ketahui bahwa nilai sig kelompok
konvensional 0,503 > 0,05 dan kelompok film kartun 0,738 > 0,05. Maka, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar kelompok Konvensional dan Film kartun berdistribusi normal.

Tabel 3. Uji Pre-Test Post-Test


Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence
Std. Sig. (2-
Std. Interval of the t df
Mean Error tailed)
Deviation Difference
Mean
Lower Upper
pretest2 -
Film Kartun -38,75000 10,47182 3,02296 -45,40348 -32,09652 -12,819 11 ,000
posttest2
Pedoman pengambilan keputusan dalam melakukan uji paired sample t-test:
Pertama, H0 merupakan pernyataan yang memberitahu tentang tidak adanya perbedaan yang
signifikan di antara dua pengukuran yang telah diambil dari sebelum dan sesudah penggunaan. Jika
Sig < 0,05 maka H0 di tolak dan Ha di terima; Kedua, H1 atau Hipotesis alternatif adalah sebuah
pernyataan dimana terdapat perbedaan yang signifikan antara dua pengukuran tersebut. Hipotesis
alternatif dapat bersifat dua arah (two- tailed) atau satu arah (one-tailed), tergantung pada pertanyaan
penelitian Anda. Jika Sig > 0,05 maka H0 di terima dan Ha di tolak (Ghozali, 2018).
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bersama, jika Sig 0,000 < 0,05 maka peneliti menyatakan
bawa, H0 di tolak dan Ha di terima. Yang dapat di artikan, adanya pengaruh penggunaan Film Kartun
Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab.

7
Besar Pengaruh Media Film Kartun Terhadap Pembelajaran Bahasa Arab
Tabel 4. Koefisien Determinan (R2)
Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std.Error of the Estimate

1 ,945a ,894 ,883 1,17715


a. Predictors: (Constant), kartun

Kesimpulan dari tabel di atas ini adalah media film kartun dapat mempengaruhi pembelajaran
bahasa arab sebesar sebesar 89,4%
Tabel 5. Regresi linear sederhana
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients
Model Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 53,084 11,021 4,817 ,001
-,335
Kartun -,309 ,275 -1,124 ,287
a. Dependent Variable: pembelajaran

Secara umum persamaan regresi linear sederhana adalah Y = a + bX Dari output di atas dapat
peneliti tentukan bahwa
a = merupakan angka konstan dari Unstandardized Coefficients, yang besarnya adalah 53,084.
Ini mengartikan bahwa, jika tidak ada pengaruh dari media film kartun, maka nilai konsisten
pembelajaran bahasa arab adalah 53,084.
b = merupakan koefisien regresi bernilai sebesar 0,978. Ini mengartikan jika setiap bertambah
tingkat pemankaian media film kartun sebanyak 1% maka pembelajaran bahasa arab akan meningkat
sebanyak 0,978.
Sehingga persamaan regresinya adalah Y = 53,084 -,309

PEMBAHASAN

Efektivitas Penggunaan Film Kartun dalam Meningkatkan Pemahaman Bahasa Arab


Hasil dari analisis Data tes pemahaman sebelum dan setelah intervensi menunjukkan bahwa
penggunaan film kartun sebagai media pembelajaran bahasa arab memiliki dampak positif untuk
meningkatkan pemahaman pelajar dalam memahami bahasa Arab. Kelompok pelajar yang
menggunakan film kartun juga telah mengalami peningkatan yang signifikan dalam pemahaman
mereka terhadap berbagai aspek bahasa Arab, termasuk kosakata, tata bahasa, dan kemampuan
berbicara. Hasil ini sejalan dengan beberapa penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa

8
penggunaan media visual, seperti film kartun, dapat memfasilitasi pemahaman bahasa dengan
carayang lebih efektif, karena visualisasi dan materi pembelajaran yang diberikan oleh film kartun
membantu pelajar dalam memahami materi pelajaran.

Perbedaan Kemampuan antar Kelompok Pelajar


Tabel 6. Uji T test
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
hasil belajar Konvensional 12 77,5000 7,53778 2,17597
film kartun 12 76,6667 8,07165 2,33008

Analisis uji T-Tes di atas telah menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam kemampuan
pembelajaran bahasa Arab antara kelompok pelajar yang memakai metode pembelajaran film kartun
sebagai media pembelajaran dan kelompok pelajar yang hanya menggunakan metode pembelajaran
konvensional yang dimana para pelajar beajar sebagai biasa secara umum.
Dan hasil dari analisis T-Test di temukan bahwa, kelompok pelajar yang menggunakan media
pembelajaran konvensional masih mengungguli kelompok dengan media pembelajaran film kartun
dalam tes pemahaman bahasa Arab. Peneliti menyimpulkan bahwa metode pembelajaran
menggunakan media belajar film kartun dapat menjadi media belajar yang efektif dalam meningkatkan
kemampuan bahasa Arab. Namun, dari hasil analisis metode pembelajaran konvensional masih lebih
unggul karena mendapat skor poin lebih tinggi, yaitu 77,5

KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan penelitian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa :
Pertama, film kartun sebagai media pembelajaran bahasa Arab terbukti efektif dalam
meningkatkan pemahaman dan kemampuan berbahasa Arab pelajar; Kedua, pelajar memberikan
tanggapan positif terhadap penggunaan film kartun, yang memperkaya pengalaman pembelajaran
mereka; Ketiga, Sig 0,000< 0,05 membuktikan jika H0 di tolak dan Ha di terima, ini di artikan, adanya
pengaruh penggunaan Film Kartun Sebagai Media Pembelajaran Bahasa Arab; Keempat, penggunaan
media film kartun dapat mempengaruhi pembelajaran bahasa arab sebesar sebesar 89,4%;
Oleh karena itu, peneliti merekomendasikan metode ini untuk digunakan dalam pengajaran
bahasa Arab, dengan tetap mempertimbangkan variasi dalam konten video dan karakteristik dalam
pembelajaran.

9
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2010). Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Pogram IBM SPSS. Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Mutmainnah, Misnah, M., & Susiawati. (2020). EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO
KARTUN TERHADAP PEMBELAJARAN ISIM BAHASA ARAB SISWA KELAS VII MTS
NEGERI PINRANG. Makassar: Universitas Negeri Makasar.
Nurbayan, Y. (2008). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung : Zein Al Bayan.
Romli. (2018). Implementasi Media Film Kartun Bahasa Arab Dalam Pembelajaran Keterampilan
Berbicara Bahasa Arab Mahasiswa PBA IAIN Jember. INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
JEMBER.
Sadiman , A., Rahardjo , R., Haryono, A., & Rahardjit. (2009). Media Pendidikan (Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Smaldino, S., Lowther, D., & Russell, J. (2007). Instructional Technology and Media for Learning (9th
Edition). Upper Saddle River .
Sudjana, N. (2001). Media Pembelajaran (Pembuatannya dan Penggunaannya). Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Widyastuti , & Nurhayati. (2010). Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta:
Kementerian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Yogyakarta.
Yamin, M., & Maisyah. (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada Press.
Zulhannan. (2014). Teknik Pembelajaran Bahasa Arab Interaktif. Jakarta: Rajawali Pers.

10

Anda mungkin juga menyukai