Anda di halaman 1dari 9

Disusun guna memenuhi tugas:

Mata Kuliah : Fiqih Ibadah


Dosen Pengampu : Imam Syafi’i, M.Pd.

Disusun oleh:
1. Rifatul Qonita (2119239)
2. Ika Puspita Sari (2119243)
3. Ryan Deriansyah (2119260)
4. Riska Amalia (2119273)

KELAS : F
JURUSAN PAI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2019
ABSTRAK

Pada umumnya ilmu agama Islam layaknya ilmu-ilmu lain dapat dikelompokkan atau
dibagi ke dalam beberapa rumpun antara lain kemanusiaan (humaniora), ilmu sosial, serta ilmu
alam. Hal ini memungkinkan kita untuk melakukan kajian dan pengembangan ilmu agama
seperti halnya ilmu-ilmu lain. Salah satu yang akan kami bahas pada karya ilmiah ini adalah
mengenai konsep wudhu dan tayammum, meliputi berbagai macam aspek yang terkandung
didalamnya. Wudhu ini sangat penting dibahas karena menjadi salah satu syarat diterimanya
sholat. Wudhu yang benar serta sesuai Rasulullah Salallahu ’Alaihi Wasallam ajarkan menjadi
cerminan kesungguhan dan kesiapan kita dalam menunaikan ibadah sholat. Tak kalah penting
dari wudhu, tayammum juga sangat menarik untuk dibahas. Karena letak geografis, kondisi
alam, cuaca, dan berbagai faktor lain dapat mempengaruhi ataupun menghambat kita dalam
melakukan wudhu dikarenakan tidak tersedianya media untuk wudhu, dalam hal ini adalah air.
Adapun faktor lain yang melatar belakangi pembuatan makalah ini adalah untuk melaksanakan
tugas mata kuliah ilmu fiqh tentang bab wudhu dan tayammum.
Pembuatan karya tulis ilmiah ini dikerjakan dengan mengambil referensi-referensi dari
buku-buku fiqh ibadah para ulama yang sebagaimana telah diketahui menjadi rujukan
pembelajaran ilmu fiqh dijenjang pendidikan berbasis agama islam. Dan juga kami ambil
beberapa kesimpulan dan pendapat dari kami sendiri setelah membaca serta mempelajari dari
sumber-sumber yang terkait.
Dengan begitu, telah tersusun karya tulis ini dengan disertakan pandangan-pandangan
para ulama fiqh yang dapat menjadi acuan serta pertimbangan dalam melaksanakan ibadah pada
umumnya dan wudhu serta tayamum pada khususnya.
A. Pengertian Wudhu

Menurut KBBI pengertian wudhu adalah menyucikan diri (sebelum salat) dengan
membasuh muka, tangan, kepala, dan kaki.
1. Wudhu dibagi dua yaitu :
1) Wudhu yang wajib.
Adalah wudhu bagi orang yang hadats yang hendak menunaikan shalat.
2) Wudhu yang sunnah.
Adapun diantaranya :
a. Memperbarui wudhu setelah shalat walaupun disempurnakan dengan tayamum
seperti orang yang luka.
b. Wudhu yang dilakukan sebelum mandi wajib.
c. Wudhua orang yang sedang junub hendak makan, tidur atau jimak.
d. Wudhunya orang berhadats yang hendak tidur.
e. Wudhu ketika marah, ghibah (menggunjing) dan berucap jelek (tujuannya adalah
menghapus dosa).
f. Wudhu orang yang menyentuh mayit atau membawanya.
g. Dan lain-lain diantaranya : membaca qur’an atau hadist, masuk masjid, adzan,
iqamah, atau ziarah kubur.

2. Syarat-syarat wudhu :
a. Adanya air yang mutlak (suci dan mensucikan) menurut orang yang wudhu, maka
tidak sah memakai air yang musta’mal atau sudah digunakan.
b. Beragama Islam, maka tidak sah bagi orang kafir karena wudhu adalah ibadah dan
kafir tidak termasuk ahli ibadah.
c. Tamyiz atau pandai, maka tidak sah anak kecil yang belum tamyis atau orang gila.
d. Tidak adanya sesuatu yang menolak sahnya wudhu seperti haid dan memegang
kemaluan ketika wudhu.
e. Tidak ada sesuatu yang menghalangi air sampai ke anggota yang dibasuh atau diusap.
Contohnya, lilin, tinta dan pacar/inai.
f. Jika waktu shalat telah masuk, bagi orang yang hadatsnya berlangsung lama, seperti
perempuan mustakhadloh.
g. Dan lain-lain cara berwudhu dan tidak terputusnya niat selama berwudhu.

3. Fardhunya wudhu yaitu :


a. Niat berwudhu atau menunaikan fardhu wudhu.
b. Membasuh kulit muka.
Wajib membasuh rambut muka, yaitu mata, alis, kumis, janggut, sedangkan janggut
ialah pertemuan antara dua rahang.
c. Membasuh dua tangan-Nya.
d. Mengusap sebagian kepala.
e. Membasuh kedua kaki.
f. Tertib.
4. Sunah-sunah wudhu
a. Berturut-turut atau berkesinambungan ( membasuh anggota wudhu sebelum keringnya
anggota wudhu yang sebelumnya berturut-turut. Kadang-kadang wajib karena ada
sebab seperti sempitnya waktu dan tidak bias menahan kencing).
b. Dan membaca Basmallah ketika membasuh kedua telapak tangan.
c. Membasuh kedua telapak tangan.
d. Berkumur dan menyedot air kehidung.
e. Bersungguh-sungguh berkumur dan menyedotkan air kehidung bagi orang yang tidak
berpuasa.
f. Mengumpulkan berkumur dan menyedot air kehidung dengan tiga cidukan itu lebih
baik
g. Menyemprotkan air kehidung.
h. Mengusap seluruh kepala ( caranya dengan meletakkan dua tangan didepan kening dan
menempelkan jari telunjuk tangan kanan dengan jari telunjuk dan meletakkan ibu jari
pada pilipis kemudian menarik tangan ke tengkuk kemudian mengembalikan pada
arah semula ).
i. Mengusap kedua telinga luar dan dalam dengan air yang baru. Bukan sisa atau bekas
usapan kepala. Dan memasukkan telunjuk jari pada lubang telinga.
j. Menyela-menyela rambut yang lebat yang berupa jenggot, jambang, dan rambut yang
keluar dari wajah.
k. Menyela-nyela jari kedua tangan dengan ngapurancang.
l. Dan menyela-nyela jari kaki dari bawah dengan kelingking tangan kiri diawali dari
jentik kaki kanan diakhiri dijentik kaki kiri.
m. Mengulangi dua kali atau tiga kali.
n. Memulai dari anggota kanan, kecuali pada kedua telapak tangan, kedua pipi, kedua
telinga, dan dua sisi kepala, bagi selain orang yang tangannya satu.
o. Menghadap kiblat.
p. Duduk ditempat yang tidak terkena percikan air
q. Meletakkan tempat air yang luas disebelah kanan, sedangkan yang kecil disebelah kiri,
seperti kendi.
r. Tidak meminta tolong pada orang lain untuk menuangkan air ke anggota wudhu,
kecuali ada udzur atau alasan
s. Jika meminta tolong, maka orang yang menolong berada disebelah kiri.
t. Memulai membasuh muka dari atas dan kedua tangan dan kaki dari jari tidak dari siku
atau mata kaki. Sedangkan kepala dimulai dari depan.
u. Dan tidak mengibas-ngibaskan air karena mengibas-ngibaskan air memberi kesan
ingin segera terbebas dari ibadah.
v. Juga disunahkan tidak mengusap air dengan kain atas handuk, sebab basahnya tubuh
termasuk bekas ibadah. Ini semua jika tidak ada kebutuhan atau alasan. Bila ada alasan
seperti keinginan dan terkena najis maka tidak disunahkan meninggalkan mengibaskan
tangan dan mengusap tubuh dengan handuk.
w. Berdo’a setelah berwudhu. “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang hak disembah
kecuali Allah yang Esa tiada sekutu bagi-Nya”

5. Makruhnya wudhu
a. Berlebihan dalam menggunakan air
b. Melebihin 3 kali basuhan
c. Kurang dari 3 kali basuhan

(Fiqih Thoharoh , H. Taufiqul Hakim, PP Darul Falah, Bangsri-Jepara @2010)


Pengertian tayamum secara etimologis, berarti menyengaja (al-qashd). Sedangkan pengertian
tayamum secara terminologis adalah menyampaikan tanah kewajah dan kedua tangan dengan
beberapa syarat tertentu.

(https://www.altundo.com/pengertian-tayamum-dan-syarat-syarat-tayamum)

Pengertian tayamum secara etimologi tayamum berarti bermaksud.


Secara terminologi fiqih tayamum adalah mengusap wajah dan kedua tangan dengan debu yang
menyucikan dengan niat tayamum khusus dengan debu walaupun berupa pasir yang berdebu
maka tidak syah dengan selain debu seperti gamping selak dan kapur jika air tidak menyucupi
untuk wudhu atau mandi atau pada anggota badannya terdapat penyakit yang kalau terkena air
membayakan jiwa, anggota badan atau fungsinya, maka tayamum dan bersuci dengan air
( wudhu/mandi ). Digabungkan, dalam artian kedua-duannya dilakukan.
Sebab-sebab tayamum ada 21 yang intinya adalah tidak kuasa menggunkan air.
9 sebab dari 21 sebab tersebut sholatnya harus diulangi.
1. Tidak adanya air ditempat yang biasanya ada air baik dalam berpergian atau tidak.
2. Lupa mernaruh air atau
3. Hilangnya air dalam perbekalanya.
4. Meletakan perban atau sejenisnya pada luka dalam keadaan tidak suci. Bila
membalutannya dalam keadaan suci, maka tidak wajib mengulangi sholat.
5. Meletakan perban dan sejenisnya pada anggota tayamum yaitu muka dan anggota tangan.
6. Melakukan tayamum untuk menjalankan sholat sebelum datang waktunya.
7. Kedaan yang sangat dingin walaupun jika menggunakan air dikhawatirkan
membahayakan jiwanya mati karena tiadanya sesuatu yang bisa mempanaskan air
merupakan hal yang langka.
8. Perjalanan dengan seperti larinya seorang budak dari tuannya
9. Badanya terkena najis yang tudak dimaafkan seperti terkena darah yang banyak,
walaupun orang itu tidak mampu menghilangkan najis tersebut karena tidak ada air atau
mengkhawatirkan adanya bahaya( jika menggunakan air)
12 sebab dari 21 tidak mengulangi sholat :
1. Tidak adanya air ditempat yang memang biasanya tidak ada air meskipun dalam keadaan
tidak berpergiaan /dirumah
2. Ada air tetapi dibutuhkan untuk minum walau untuk waktu yang akan datang atau
3. Untuk membiayai kebutuhan diri sendiri atau keluarga
4. Ada air tetapi dijual dan tidak punya uang untuk membelinya atau
5. Mampu membelinya tetapi uangnya digunakan membiayai kebutuhannya atau utangnya
6. Air dijual diatas harga yang normal
7. Adanya musuh yang menghalangi baik berupa hewan atau yang lain
8. Tidak menemukan alat untuk mengambil air seperti timbah dan talinya
9. Kuatir akan jiwanya jika menggunakan air
10. Khawatir penyakitnya tidak sembuh-sembuh
11. Bertambahnya penyakit
12. Menjadikan cacat yang parah pada anggota badan yang lahir / nampak
Fardlunya tayamum ada Lima yaitu :
1. Meminda debu
2. Niat seperti niat supaya diperbolehkan sholat atau menyentuh mushaf atau sujud tilawah.
Tidak berniat untuk menghilangkan hadats karena tayammum tidak bisa menghilangjkan
hadats
3. Mengusap wajah
4. Mengusap kedua tangan beserta kedua siku dengan debu
5. Berurutan, dalam artian mendahulkukan muka lalu tangan

Sunnah-sunnah tayammum :
1. Membaca basmallah diawal tayammum walaupun orangnya junub atau haid
2. Mengibas-ibaskan kedua tangan atau meniupnya setelah memukulkan tangan pada debu
jika debunya banyak
3. Mendahulukan anggota kanan
4. Menghadap kiblat
5. Mengawali mengusap wajah dari bagian atas
6. Mengawali mengusap kedua tangan dari jari-jari
7. Dan lain lain berkesinambungan / berturut-turut dalam mengusap wajah dan tangan, dan
membentangkan jari-jari tangan setiap kali memukul debu.

Makruhnya Tayammum :
1. Menggunakan debu secara berlebihan
2. Mengulang-ulang usapan pada setiap anggota tayammum

Syarat-syarat tayammum ada 15 Yaitu :


1. Satu pukulan untuk wajah
2. Satu pukulan untuk kedua tangan beserta kedua siku ( yang dimaksud memukul adalah
memindah debu dengan kedua tangan )
3. Debu dalam keadaan suci dan mensucikan artinya debu tersebut suci dan belum pernah
digunakan untuk tayammum/menghilangkan najis.
4. Debu tidak bercampur dengan benda lain seperti zafaron.
5. Mencari air, kecuali bagi orang yang tayammum karena sakit, maka tidak wajib mencari
air, karena tayammumnya karena sakit, bukan karena tidak adanya air. Begitu juga orang
yang tayammum karena kedinginan. Dan orang yang yakin tidak adanya air bagi menurut
kenyataan atau menurut syara’ seperti adanya hewan buas yang menghalangi.
6. Adanya udzur seperti penyakit atau tidak adanya air.
7. Islam kecuali bagi wanita kafir kitabiyah, ia boleh tayammum dari haid dan sejenisnya
supaya halal digauli suaminya yang islam atau tuannya, karena hal itu dianggap darurat
8. Tamyiz, kecuali bagi wanita gila yang ditayamumi dari haidnya supaya bisa digauli
suaminya yang islam
9. TIdak dalam keadaan seperti haid, kecuali tayammum untuk ihram dan sejenisnya
10. Tidak adanya penghalang antara debu dan anggota badan yang mditayamumi.
11. Terlebih dahulu menghilangkan najis dari badannya walaupun bukan anggota tayammum
seperti warjinya dll
12. Mengetahi arah kiblat
13. Mengetahui masuknya waktu sholat
14. Mencari air setelah masuk waktu sholat
15. Memindah debu bila sudah masuk waktu sholat
Yang Membatalkan tayammum :
1. Hadats. Seperti kencing, kentut, dan lain-lain
2. Murtad
3. Melihat air
4. Mengira adanya air
5. Mampu membeli air
6. Hilang Penyakit Tanpa penghalang, kecuali dalam sholat pada 4 perkara yang akhir ini.
Maksudnya kalau melihat air, mengira adanya air, mampu membelinya dan hilang
penyakitnya ketika telah sholat atau sesudah sholat, maka tayammum tidak batal
7. Mukim atau niat mukim dan dia dalam keadaan sholat yang di qasar setelah melihat air
atau mampu membeli air atau hilang penyakitnya, maka tayamumnya batal karena
dimenangkan hukum mukim.
Perbedaan tayamum dengan wudhu :
1. Tayamum tidak menghilangkan hadats.
2. Tidak wajib menyampaikan debu pada tempat tumbuhnya rambut, walaupun rambut
tersebut jarang.
3. Satu kali tayamum tidak boleh untuk mengerjakan dua fardhu, seperti dua shalat fardhu
atau dua thawaf fardhu.
4. Tdiak diperbolehkan shalat fardhu ‘ain bila niatnya tayammum untuk shalat sunnah atau
shalat saja, tanpa menentukan fardhu atau sunnah.

Anda mungkin juga menyukai