Anda di halaman 1dari 80

BAB V

PENGUMPULAN DATA DAN ANALISA SEMENTARA

5.1 Periode Perencanaan Pelayanan


Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah
yang belum mendapat pelayanan air minum dan memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada
daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota.
Periode perencanaan pada intinya didasarkan pada jangka waktu
berfungsinya suatu unit instalasi pengolahan dengan baik. Hal ini perlu dilakukan
atas beberapa pertimbangan berikut:
1. Besaran kebutuhan air minum masyarakat suatu daerah yang berubah sesuai
dengan bertambahnya jumlah penduduk, maupun tingkat kesejahteraan.
2. Kemampuan sosial ekonomi penduduk menjadi pertimbangan karena
sangat mempengaruhi besarnya kebutuhan air minum. Semakin tinggi
tingkat sosial ekonominya maka kebutuhan air minum pun meningkat pula.
Selain itu dengan tingginya tingkat sosial ekonomi maka kemampuan
penduduk untuk membayar retribusi sangat besar, hal ini memungkinkan
untuk membuat pentahapan periode perencanaan yang lebih pendek.
3. Kecepatan perkembangan fasilitas pendukung akan mempengaruhi
kebutuhan air. Dengan semakin meningkatnya perkembangan fasilitas
penduduk,maka kebutuhan air pun akan meningkat pula.
4. Kekuatan kontruksi dan perlengkapannya, merupakan aspek mendasar yang
dipertimbangkan dalam menetapkan lamanya pentahapan periode
perencanaan.
Menurut pertumbuhan yang mendorong adanya peningkatan kebutuhan
sarana air minum, maka di ajukan suatu masa perencanaan 20 tahun dan itu dibagi
di dalam 2 tahap, dimana setiap tahapannya adalah untuk 10 tahun perencanaan.
Berdasarkan RISPAM Kota Palembang (2014-2033) pengembangan SPAM unit
distribusi dapat berupa jaringan perpipaan yang terkoneksi satu dengan yang
V-2
lainnya membentuk jaringan tertutup (loop), sistem jaringan bercabang (dead-end
distribution system) atau kobinasi kedua sistem tersebut (grade system). Bentuk
jaringan pipa distribusi ditentukan oleh kondisi topografi, lokasi reservoir, luas
wilayah pelayanan, jumlah pelanggan, dan jaringan jalan dimana pipa akan
dipasang.
Sasaran pelayanan pada tahap awal prioritas harus ditujukan pada daerah
yang belum mendapat pelayanan air minum dan memiliki kepadatan penduduk
yang tinggi serta kawasan strategis. Setelah itu prioritas pelayanan diarahkan pada
daerah pengembangan sesuai dengan arahan dalam perencanaan induk kota.
Suatu sistem penyediaan air minum harus direncanakan dan dibangun
sedemikian rupa, sehingga dapat memenuhi tujuan di bawah ini :
a. tersedianya air dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang
memenuhi kebutuhan air minum
b. tersedianya air setiap waktu atau kesinambungan
c. Tersedianya air dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat atau
pemakai.
d. Tersedianya pedoman operasi atau pemeliharaan dan evaluasi
Air yang dihailkan dari bagian produksi air minum atau IPAM (Instalasi
Pengolahan Air Minum) ditampung dalam reservoir yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan antara produksi dan kebutuhan, sebagai penyimpanan kebutuhan air
dalam kondisi darurat, dan sebagai penyediaan kebutuhan air minum untuk
keperluan instalasi. Reservoir air dibangun dalam bentuk reservoir tanah yang
umumnya untuk mengantisipasi kebutuhan puncak didaerah distribusi. Reservoir
dibangun baik dengan konstruksi baja maupun dengan konstruksi beton bertulang.

5.2 Daerah Pelayanan


Menurut data RISPAM Kota Palembang Tahun 2014-2023 Kinerja PDAM
Tirta Musi Sebagai pengelola penyediaan air minum Kota Palembang dinilai sudah
cukup baik untuk memenuhi kebutuhan air minum bagi masyarakat di Kota
Palembang. PDAM mencatat kinerjanya yang terus mengalami peningkatan
ditunjukkan dengan cakupan layanan PDAM pada akhir tahun 2013 mencapai lebih
dari 100 % untuk skala perkotaan dengan meliputi domestik maupun non domestik
V-3
yang dilayani unit-unit pelayanan PDAM dengan total sambungan langsung
224.065 sambungan. Selain itu penjualan air melalui mobil tangki PDAM untuk
melayani ± 1.070 Jiwa. Hal ini dikarenakan perhitungan pelayanan yang dilakukan
oleh PDAM dilakukan untuk kegiatan domestik dan non domestik.
Daerah pelayanan yang direncanakan adalah di Kecamatan Gandus. Dalam
pelayanan air minum harus diperhatikan kondisi kependudukan dan pola
pertumbuhan penduduk. Jumlah penduduk Kecamatan Gandus dari tahun 2012
sampai tahun 2021 untuk lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Data Penduduk Kecamatan Gandus Tahun 2012-2021
Tahun Jumlah Penduduk
(jiwa)
2012 59382
2013 61007
2014 61813
2015 62146
2016 62994
2017 64020
2018 64994
2019 65781
2020 73953
2021 75450
Sumber : BPS Kecamatan Gandus

5.3 Proyeksi Penduduk


Pemilihan metode proyeksi yaitu dengan menggunakan rumus standar
deviasi (SD) dan rumus koefisien kolerasi (r). Penggunaan koefisien kolerasi
dimaksudkan untuk menunjukkan tingginya derajat hubungan antara dua variabel
(x dan y), maka dari itu nilai koefisien kolerasi harus mendekati 1, sedangkan
standar deviasi digunakan untuk menghomogenkan data, maka dari itu nilai standar
deviasi dipilih nilai yang paling kecil (Yusuf R,2005).
V-4
Metode proyeksi jumlah penduduk 10 tahun mendatang dihitung dengan
menggunakan 3 metode sebagai bahan perbandingannya. Ketiga metode tersebut
antara lain adalah :
 Metode Aritmatika
 Metode Geometri
 Metode Least Square
5.3.1 Metode Aritmatika
Metode ini biasanya disebut dengan rata-rata hilang. Metode ini digunakan
apabila terdapat data berkala menunjukkan jumlah penambahan yang relatif sama
tiap tahun. Hal ini terjadi pada suatu wilayah dengan luas yang kecil, tingkat
pertumbuhan ekonomi kota rendah dan perkembang yang tidak terlalu pesat
Ka = (75450- 59382) / (10 – 1)
Ka = 1785.33 Jiwa / tahun
Perhitungan uji korelasi metode aritmatika dijelaskan pada tabel 5.2 berikut
ini.
Tabel 5.2 Perhitungan Uji Korelasi Metode Aritmatika
Tahun Penduduk Xi XiYi Yi^2 Xi^2
(Yi)
2012 59382 -9 -534438 3526221924 81
2013 61007 -8 -488056 3721854049 64
2014 61813 -7 -432691 3820846969 49
2015 62146 -6 -372876 3862125316 36
2016 62994 -5 -314970 3968244036 25
2017 64020 -4 -256080 4098560400 16
2018 64994 -3 -194982 4224220036 9
2019 65781 -2 -131562 4327139961 4
2020 73953 -1 -73953 5469046209 1
2021 75450 0 0 5692702500 0
Jumlah 651,540 -45 -2799608 42710961400 285
Sumber : Hasil Perhitungan
V-5
Perhitungan uji korelasi :
[10(−2799608)] − (−45 𝑥 651.540)
𝑟=
√[10 (285) − (−45)2 ]𝑥[10 (42710961400 + 12) − (651.540)2 ]
r = 0,902570248
Contoh perhitungan proyeksi penduduk metode aritmatika :
Pn(2021) = 59382 +(1785.33 *(10-1))
= 75450 Jiwa
Perhitungan standar deviasi metode aritmatika dijelaskan pada tabel 5.3.
Tabel 5.3 Perhitungan Standar Deviasi Metode Aritmatika
Tahun Penduduk Xi Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2
(Yi)
2012 59382 -9 59382 0 0
2013 61007 -8 61167 -160 25707
2014 61813 -7 62953 -1140 1298840
2015 62146 -6 64738 -2592 6718464
2016 62994 -5 66523 -3529 12456194
2017 64020 -4 68309 -4289 18392662
2018 64994 -3 70094 -5100 26010000
2019 65781 -2 71879 -6098 37189669
2020 73953 -1 73665 288 83136
2021 75450 0 75450 0 0
Jumlah 651.540 -45 674160 -22620 102174672
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi :

102174672
𝑆𝑑 = √ = 3574
10 − 2

5.3.2 Metode Geometrik


Metode ini digunakan untuk keperluan proyeksi penduduk, metode ini
digunakan apabila jumlah data penduduk menunjukkan peningkatan yang pesat
dari waktu ke waktu. Metode ini digunakan pada suatu wilayah dengan kondisi
V-6
perkembangan penduduk pesat. Umumnya digunakan pada daerah yang masih
terus berkembang.
75450 1/9
𝑅= ( ) − 1
59382
R = 0,026965956
𝑃𝑛 = 𝑃𝑡(1 + 𝑅)𝑡
= 75450 (1 + 0.026965956)−9
= 59382 Jiwa
Perhitungan uji korelasi metode geometrik dijelaskan pada tabel 5.4 ini.
Tabel 5.4 Perhitungan Uji Korelasi Metode Geometrik
Tahun Penduduk Xi ln Yi Xi.ln Yi Xi2 (ln Yi)2
(Yi)
2012 59382 -9 10,99 -98,93 81 120,82
2013 61007 -8 11,02 -88,15 64 121,41
2014 61813 -7 11,03 -77,22 49 121,70
2015 62146 -6 11,04 -66,22 36 121,82
2016 62994 -5 11,05 -55,25 25 122,12
2017 64020 -4 11,07 -44,27 16 122,48
2018 64994 -3 11,08 -33,25 9 122,81
2019 65781 -2 11,09 -22,19 4 123,08
2020 73953 -1 11,21 -11,21 1 125,69
2021 75450 0 11,23 0 0 126,14
Jumlah 651.540 -45 111 -497 285 1228
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan uji korelasi :
[10(−497)] − (−45 𝑥 111)
𝑟=
√[10 (285) − (−45)2 ]𝑥[10 (1228 ) − (111)2 ]
r = 0,914280771
V-7
Perhitungan standar deviasi metode geometrik dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.5 Perhitungan Standar Deviasi Metode Geometrik
Tahun Penduduk Yn (Yi-Yn) (Yi-Yn)2
(Yi)
2012 59382 59382 0 0
2013 61007 60983 24 562
2014 61813 62628 -815 663842
2015 62146 64317 -2171 4711430
2016 62994 66051 -3057 9344888
2017 64020 67832 -3812 14531860
2018 64994 69661 -4667 21782983
2019 65781 71540 -5759 33162693
2020 73953 73469 484 234409
2021 75450 75450 0 0
Jumlah 651540 671312,4216 -19772,42163 84432666,49
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi :

84432666.49
𝑆𝑑 = √ = 3249
10 − 2

5.3.3 Metode Least Square


Metode Least Square atau metode linier digunakan pada suatu wilayah
dengan jumlah penduduk yang relatif kecil, pentambahan penduduk kecil, dan kota
tidak mengalami perkembangan yang pesat, seperti pada suatu wilayah.
Perhitungan uji korelasi metode least square dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 5.6 Perhitungan Uji Korelasi Metode Least Square
Tahun Penduduk Xi XiYi Xi2 Yi2
(Yi)
2012 59382 -9 -534438 81 3526221924
2013 61007 -7 -427049 49 3721854049
V-8
Tahun Penduduk Xi XiYi Xi2 Yi2
(Yi)
2014 61813 -5 -309065 25 3820846969
2015 62146 -3 -186438 9 3862125316
2016 62994 -1 -62994 1 3968244036
2017 64020 1 64020 1 4098560400
2018 64994 3 194982 9 4224220036
2019 65781 5 328905 25 4327139961
2020 73953 7 517671 49 5469046209
2021 75450 9 679050 81 5692702500
Jumlah 651540 0 264644 330 42710961400
Sumber : Hasil Perhitungan
Contoh perhitungan proyeksi penduduk metode regresi least square :
[(651540 𝑥 330)− (0 𝑥 264644) ]
a= = 65154
10(330)− 02

[10(264644)− 0(651540)]
b= = 801,9515152
10 (330)− 02
10(264644)− 0(651540)
r= = 0,902570248
√[10(330)− 0] 𝑥 [ 10 (42710961400)− (651540)2 ]

Y = 65154 + (801.9515152 x -9)


= 57937
Perhitungan standar deviasi metode least square dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 5.7 Perhitungan Standar Deviasi Metode Least Square
Tahun Penduduk Xi Yn (Yi-Yn)2
(Yi)
2012 59382 -9 57936 2089654
2013 61007 -7 59540 2151093
2014 61813 -5 61144 447237
2015 62146 -3 62748 362579
2016 62994 -1 64352 1844296
2017 64020 1 65956 3747908
2018 64994 3 67560 6583610
V-9
Tahun Penduduk Xi Yn (Yi-Yn)2
(Yi)
2019 65781 5 69164 11443049
2020 73953 7 70768 10146387
2021 75450 9 72372 9476770
Jumlah 651540 0 651540 48292583
Sumber : Hasil Perhitungan
Perhitungan standar deviasi :
48292583
𝑆𝑑 = √ = 2457
10−2

5.3.4 Pemilihan Metode Proyeksi Penduduk


Dengan adanya nilai r dan SD dari ketiga metode di atas, maka harus dipilih
salah satu dari metode untuk digunakan pada perhitungan selanjutnya yaitu untuk
menghitung proyeksi penduduk daerah pelayanan sampai tahun perencanaan.
Pemilihan metode tersebut dengan pertimbangan pada :
 Koefisien (r) harus bernilai 1 atau -1 dan atau mendekati keduanya.
 Standar deviasi (SD) harus yang paling kecil. Karena nilai standar deviasi
yang kecil menunjukan bahwa data yang didapat dari proyeksi tidak berbeda
jauh dengan data aslinya.
Berikut ini adalah hasil perhitungan nilai koefisien korelasi dan standar
deviasi dari tiga metode yang digunakan :
Tabel 5.8 Koefisien Korelasi dan Standar Deviasi Ketiga Metode
Metode Koefisien Korelasi Standar Deviasi
Aritmatika 0,9026 3574
Geometri 0,9143 3249
Least Square 0,9026 2457
Sumber : Hasil Perhitungan
Dengan adanya pertimbangan-pertimbangan di atas, maka metode proyeksi
yang terpilih adalah metode Least Square
V-10
Tabel 5.9 Proyeksi Penduduk Metode Terpilih
Pn
Tahun
(Least Square)
2012 57936
2013 59540
2014 61144
2015 62748
2016 64352
2017 65956
2018 67560
2019 69164
2020 70768
2021 72372
2022 73975
2023 75579
2024 77183
2025 78787
2026 80391
2027 81995
2028 83599
2029 85203
2030 86807
2031 88411
2032 90014
2033 91618
2034 93222
2035 94826
2036 96430
2037 98034
2038 99638
2039 101242
V-11
Pn
Tahun
(Least Square)
2040 102846
2041 104450
Sumber : Hasil Perhitungan

Proyeksi Penduduk

100000

80000
Jumlah Penduduk

60000
ARITMATIK

40000 GEOMETRIK

LEAST SQUARE
20000

0
2012 2013201420152016201720182019 20202021
Tahun

Gambar 5.1 Grafik Proyeksi Penduduk


Sumber : Hasil Perhitungan
V-12

Least Square
120000

100000

80000

60000
Least Square
40000

20000

0
2012
2014
2016
2018
2020
2022
2024
2026
2028
2030
2032
2034
2036
2038
2040
Gambar 5.2 Grafik Pertumbuhan Penduduk Metode Terpilih (Least Square)
Sumber : Hasil Perhitungan

5.4 Studi Kebutuhan Air Minum


Kebutuhan air minum adalah jumlah air yang dipergunakan secara wajar
untuk keperluan pokok manusia (domestik) dan kegiatan-kegiatan lainnya yang
memerlukan air. Kebutuhan air minum pada umumnya banyak diperlukan oleh
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, untuk itu dalam sebuah
perencanaan dan perhitungan sistem jaringan distribusi hendaknya dapat dilakukan
perkiraan yang mendekati besarnya kebutuhan air sehari-hari, apabila dalam
penentuan besar kebutuhan air minum kurang tepat maka suatu kesalahan fatal telah
dilakukan.
Pemakaian air minum oleh masyarakat tidak terbatas untuk keperluan
domestik saja, namun juga untuk keperuan industri dan keperluan suatu wilayah.
Besarnya pemakaian atau kebutuhan air minum masyarakat dipengaruhi oleh
banyak faktor, seperti tingkat hidup, pendidikan, tingkat ekonomi, kondisi sosial.
Besarnya kebutuhan air yang digunakan dalam perencanaan diperkirakan
berdasarkan standar yang ada dan dengan mempertimbangkan kondisi yang
melingkupinya, baik itu keadaan suatu wilayah, penduduk dan perkembangannya.
Kebutuhan air minum domestik merupakan kebutuhan air minum yang
digunakan untuk keperluan rumah tangga melalui sangungan kran ke rumah-rumah
dan umum, yang jumlah kebutuhannya dapat dilihat dari catatan (data) dari suatu
V-13
wilayah atau daerah bersangkutan berdasarkan karakteristik dan perkembangan
konsumen pemakaian air minum daerah tersebut.
Dalam penggunaan air minum oleh konsumen rumah tangga tidak hanya
terbatas untuk memasak, minum, namun juga untuk hampir setiap aktivitas yang
memerlukan air, terutama hal ini terjadi pada masyarakat perkotaan. Tingkat
kebutuhan air minum untuk suatu kota dengan kota lain akan sangat berbeda,
semakin besar suatu kota dengan kota yang lain akan sangat berbeda, semakin besar
suatu kota maka tingkat kebutuhan air minum akan semakin besar.
Disamping memenuhi kebutuhan air minum untuk rumah tangga
perusahaan air minum biasanya juga melayani kebutuhan untuk non domestik.
Kebutuhan non rumah tangga atau non domestik adalah kebutuhan selain untuk
keperluan rumah tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air untuk
sarana sosial, tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, asrama, dan juga untuk
keperluan komersial, seperti industri, hotel, perdagangan dan jasa, pelabuhan, serta
untuk pelayanan jasa umum. Untuk kota kecil dan sedang konsumsi air untuk
keperluan non domestik tidak seberapa besar namun pada kota-kota besar
kebutuhan air minum untuk keperluan ini dapat mencapai 30 % dari kebutuhan
domestik.
Disamping berdasarkan kepada pedoman standar konsumsi yang akan
dikeluarkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum, tetapi juga harus mengacu kepada
konsumsi nyata (Real Demand). Data yang cukup akurat untuk mengetahui
kebutuhan nyata adalah data hasil survey sosial dan ekonomi. Kebutuhan akan
diambil berdasarkan rata-rata pemakaian konsumsi rumah tangga.
Studi kebutuhan air minum dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan air di wilayah perencanaan. Daerah
yang diproyeksikan adalah daerah berkembang, dengan karakteristik :
1. Memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang cukup pesat
2. Tingkat kelahiran sedang
3. Angka kematian yang cukup rendah (kematian < kelahiran)
4. Tingkat pendidikan kesehatan yang sudah maju dengan adanya pendidikan
mengenai gizi dan kesehatan umum
V-14
5. Arus perpindahan penduduk dari luar ke dalam daerah memiliki jumlah
yang cukup besar, baik dengan alasan untuk bekerja maupun menuntut ilmu
6. Arus perpindahan penduduk yang keluar dari daerah berjumlah sedikit
karena hanya sebagian saja yang pindah ke daerah lain, sedang sebagian lagi
tetap tinggal di kota palembang karena fasilitasnya yang cukup lengkap baik
untuk hidup, bekerja maupun belajar.
Faktor-faktor yang akan mempengaruhi proyeksi kebutuhan air antara lain :
1. Pertambahan jumlah penduduk
2. Tingkat sosial dan ekonomi penduduk
3. Keadaan iklim daerah setempat
4. Rencana daerah pelayanan dan perluasannya
Untuk memperkirakan kebutuhan air minum suatu daerah maka dapat
diklasifikasikan beberapa jenis pemakaian air yaitu adalah :
1. Pemakaian untuk kebutuhan domestik
2. Pemakaian untuk kebutuhan non domestik
3. Pemakaian untuk keperluan suatu daerah
5.4.1 Standar Kebutuhan Air Minum Domestik
Standar kebutuhan air minum dapat digunakan untuk menentukan besarnya
kebutuhan air minum suatu daerah. Ada berbagai macam standar kebutuhan seperti
standar yang telah ditetapkan oleh Dirjen Cipta Karya PUPR dalam petunjuk teknis
tata cara rancangan teknik bidang air minum.
5.4.2 Kebutuhan Air Domestik
Berdasarkan RISPAM Kota Palembang Tahun 2014-2033 melihat kondisi
yang ada serta kemampuan PDAM Tirta Musi Kota Palembang sebagai
penyelenggara SPAM di Kota Palembang maka cukup realistis apabila peningkatan
pelayanan dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, maka sampai akhir tahapan
perencanaan dengan tahapan 5 tahunan dapat dicapai target cakupan pelayanan
sebesar 100 % (2018-2033). Dengan target tersebut, berdasarkan RISPAM Kota
Palembang Tahun 2014-2033 jumlah sambungan rumah pada tahun 2033
diproyeksikan mencapai 453.755 unit dengan jumlah penduduk terlayani sebesar
2.334.801 Jiwa.
V-15
Kebutuhan air domestik ialah pemakaian air untuk aktivitas di lingkungan
rumah tangga. Penyediaan air minum untuk kebutuhan rumah tangga dihitung
berdasarkan :
1. Jumlah Penduduk
2. Persentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3. Cara pelayanan air
4. Konsumsi pemakaian air
Tabel 5.9 Standar Pemakaian Air Minum Kategori Kota
Kategori Kota Jumlah Konsumsi per kapita
Penduduk (Liter/Orang/Hari)
Metropolitan > 1.000.000 190 - 220
Kota Besar 500.000 - 170
1.000.000
Kota Sedang 100.000 - 150
500.000
Kota Kecil 20.000 - 100.000 130
Ibukota Kecamatan 3000 - 20.000 80 - 130
(IKK)
Desa < 3.000 60 - 80
Sumber : NSPK Bidang Cipta Karya, Kementerian PUPR
Proyeksi kebutuhan air minum untuk Kecamatan Gandus, Kota Palembang
yaitu digunakan dengan menggunakan data eksisting pada pelayanan PDAM Tirta
Musi Kota Palembang dan Proyeksi Penduduk yang telah dilakukan. Pada Tahun
2020 Jumlah penduduk yaitu 70768 Jiwa. Sehingga data eksisting lainnya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5.10 Proyeksi Penduduk Metode Terpilih
No Uraian Nilai Satuan
1 Jumlah Sambungan Rumah 12982 SR
2 Jumlah Penduduk Terlayani Per SR 5 Orang
3 Persentase Pelayanan 89,68 %
V-16
No Uraian Nilai Satuan
4 Jumlah Pemakaian Air Minum 29,5 M3/SR/Bulan
Sambungan Rumah

6 Standar Kebutuhan Air Minum 170 Liter/Orang/Hari


(Standar Kementerian PUPR Dirjend.
Cipta Karya 1996)

5 Persentase Kehilangan Air (Non- 20 %


Revenued Water)
Sumber : Profil PDAM Tirta Musi Kota Palembang, 2021 dan Kementerian PUPR Dirjend Cipta
Karya, 1996
Direncanakan pelayanan air minum yang dilayani oleh IPA Karang Anyar yaitu
Kecamatan Gandus akan mencapai 100 % cakupan pelayanan pada tahun 2030.
Contoh perhitungan untuk proyeksi kebutuhan air pada tahun 2022
Selisih cakupan pelayanan tahun 2021 = 100 % - 89,68 % = 10,32
terhadap 2030
Untuk cakupan pelayanan 100 % pada tahun 2030 maka perlu peningkatan
sebesar 0,52 % per tahun.
Pelayanan pada tahun 2022 = Pelayanan Tahun 2021 + 0,52 %
= 89.68 % + 0.52 % = 90,20 %
Jumlah Penduduk Terlayani 2022 = Jumlah Penduduk 2022 x Pelayanan Tahun
2022
= 73975 Jiwa x 90,20 % = 66723 Jiwa
Jumlah Sambungan Rumah 2022 = Jumlah Penduduk Terlayani / Jumlah Orang
per SR
= 66723 Jiwa / 5 Orang Per SR = 13345 SR
Rencana Penambahan SR untuk = Jumlah SR 2022 – Jumlah SR 2021
mencapai pelayanan pada Tahun = 13345 SR – 12982
2022 = 363 SR
Jumlah Kebutuhan Air Domestik = Jumlah Penduduk Terlayani x Jumlah
2022 Pemakaian Air
V-17
= 66723 Jiwa x 170 Liter/Orang/Hari / 86400
Detik per hari
= 131,284 Liter/Detik
V-18
Tabel 5.11 Proyeksi Perhitungan Kebutuhan Air Domestik
Eksisting Proyeksi Kebutuhan Air
No Uraian Satuan Tahun Tahun
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
1 Jumlah Penduduk Jiwa 72372 73975 75579 77183 78787 80391 81995 83599
Jumlah
2 Sambungan SR 12982 13345 13712 14083 14457 14834 15214 15598
Rumah
Jumlah Penduduk
Yang Terlayani
3 Jiwa 64910 66723 68560 70413 72283 74169 76072 77991
(asusmi 1 SR = 5
Jiwa)
Persentase
4 % 89,68% 90,20% 90,71% 91,23% 91,74% 92,26% 92,78% 93,29%
Pelayanan
Jumlah
Pemakaian Air
5 Liter/orang/hari 170 170 170 170 170 170 170 170
Sambungan
Rumah
V-19
Eksisting Proyeksi Kebutuhan Air
No Uraian Satuan Tahun Tahun
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Jumlah
7 Kebutuhan Liter/detik 127,716 131,284 134,897 138,544 142,223 145,934 149,678 153,455
Domestik
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 5.12 Proyeksi Perhitungan Kebutuhan Air Domestik

Proyeksi Kebutuhan Air


No. Uraian Satuan
Tahun
2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
1 Jumlah Jiwa 85203 86807 88411 90014 91618 93222 94826 96430
Penduduk
2 Jumlah SR 15985 17361 17682 22504 22905 23306 23707 24108
Sambungan
Rumah
V-20

Proyeksi Kebutuhan Air


No. Uraian Satuan
Tahun
2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036
3 Jumlah Jiwa 79927 86807 88411 90014 91618 93222 94826 96430
Penduduk
Yang Terlayani
(asusmi 1 SR =
5 Jiwa)
4 Persentase % 93,81% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan
5 Jumlah Liter/orang/hari 170 170 170 170 170 170 170 170
Pemakaian Air
Sambungan
Rumah
7 Jumlah Liter/detik 157,264 170,800 173,956 177,111 180,267 183,423 186,579 189,735
Kebutuhan
Domestik
Sumber : Hasil Perhitungan
V-21

Tabel 5.13 Proyeksi Perhitungan Kebutuhan Air Domestik


Proyeksi Kebutuhan Air
No Uraian Satuan Tahun
2037 2038 2039 2040 2041
1 Jumlah Penduduk Jiwa 98034 99638 101242 102846 104450
Jumlah Sambungan
2 SR 24509 24910 25311 25712 26113
Rumah
Jumlah Penduduk
Yang Terlayani
3 Jiwa 98034 99638 101242 102846 104450
(asusmi 1 SR = 5
Jiwa)
Persentase
4 % 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan
Jumlah Pemakaian
5 Air Sambungan Liter/orang/hari 170 170 170 170 170
Rumah
V-22

Proyeksi Kebutuhan Air


No Uraian Satuan Tahun
2037 2038 2039 2040 2041
Jumlah Kebutuhan
7 Liter/detik 192,891 196,047 199,203 202,359 205,515
Domestik
Sumber : Hasil Perhitungan
V-23
5.4.3 Kebutuhan Air Non Domestik
Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang suatu wilayah yang
terdiri dari kegiatan komersial berupa industri, perniagaan, dan sosial. Kebutuhan
air non domestik merupakan kebutuhan air yang digunakan oleh berbagai fasilitas
penunjang kegiatan masyarakat seperti :
- Fasilitas Pendidikan
- FasilitasPeribadatan
- Fasilitas Kesehatan
- Fasilitas Perdagangan dan Jasa
- Fasilitas Industri
Selanjutnya kebutuhan air non domestik dihitung berdasarkan asumsi 25 %
yang mengacu terhadap Dirjen Cipta Karya, 1997 & Kimpraswil, 2003 dimana
dalam peraturan acuan tersebut dijelaskan bahwa kategori kota besar (jumlah
penduduk berkisar antara 500.000 – 1.000.000 Jiwa) mempunyai rentang
persentase kebutuhan air non domestik antara 20 % - 30 %.
Berdasarkan data pemakaian air pelanggan PDAM Tirta Musi Kota
Palembang, bahwa pemakaian air minum untuk kegiatan non domestik sebesar 18
% dari kebutuhan domestik namun melihat penyebaran fasilitas pelanggan
domestik yang tidak merata pada daerah pelayanan di kota palembang, maka
proyeksi kebutuhan air minum untuk memenuhi sistem penyediaan air bersih non
domestiknya ditentukan sebesar 10 – 20 % dari kebutuhan domestik.
5.4.3.1 Fasilitas Pendidikan
Sarana pendidikan yang ada di kecamatan gandus berupa sarana tingkat
TK, SD,SLTP,dan SLTA. Secara umum fasilitas pendidikan sudah cukup, banyak
namun kurang seimbang dalam penyebarannya, sehingga dapat dikatakan sarana
ini belum memenuhi kebutuhan penduduk.
Example Perhitungan SMA Tahun 2026 :
Diketahui :
Untuk mengetahui kebutuhan air minum sarana pendidikan, maka perlu
diketahui persentase jumlah siswa dan guru dalam kota.
Jumlah siswa dan guru tahun 2021 lebih jelasnya terdapat pada tabel 5.14
berikut.
V-24
Tabel 5.14 Data Pendidikan 2021
Jumlah
Jenis
Siswa dan
Fasilitas
Guru
Pendidikan
(jiwa)
TK 84
SD 7299
SMP 3619
SMA 1566
Sumber : BPS Kecamatan Gandus 2021
Persentase jumlah siswa tiap sarana pendidikan diasumsikan tetap sampai
dengan akhir tahun perencanaan.
V-25
Berikut ini merupakan tabel jumlah siswa dan guru :
Tabel 5.15 Proyeksi Jumlah Siswa dan Guru
Tahun 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
TK
84 86 88 90 91 93 95 97 99 101 103 104 106 108 110 112 114 116 118 119 121
(Jiwa)
SD
7299 7461 7623 7784 7784 8108 8270 8431 8593 8755 8917 9078 9240 9402 9564 9725 9887 10049 10211 10372 10534
(Jiwa)
Fasilitas
SMP
3619 3699 3779 3860 3940 4020 4100 4180 4261 4341 4421 4501 4581 4662 4742 4822 4902 4982 5063 5143 5223
(Jiwa)
SMA
1566 1601 1635 1670 1705 1740 1774 1809 1844 1878 1913 1948 1982 2017 2052 2121 2121 2156 2191 2225 2260
(Jiwa)
Total
Siswa
Dan 12568 12847 13125 13404 13520 13961 14239 14518 14796 15075 15353 15632 15910 16189 16467 16781 17025 17303 17582 17860 18139
Guru
(Jiwa)
Sumber : Hasil Perhitungan
V-26

Berdasarkan hasil perhitugan diperoleh hasil proyeksi jumlah siswa dan


guru dari masing-masing fasilitas pendidikan untuk 20 tahun kedepan, sehingga
dapat dihitung jumlah kebutuhan air minum dari setiap unit fasilitasnya.
Contoh perhitungan kebutuhan air minum sarana pendidikan.
Kebutuhan air bersih sarana pendidikan tahun 2026
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 2026 𝑥 𝑆𝑡𝑑 𝐴𝑖𝑟 𝑀𝑖𝑛𝑢𝑚)
=
86400
(13961 𝐽𝑖𝑤𝑎 𝑥 10 𝑙 ⁄𝑜𝑟𝑔⁄ℎ𝑟)
= = 1,616 𝑙 ⁄𝑑𝑡𝑘
86400 𝑑𝑡𝑘
V-27

Berikut ini merupakan tabel yang menjelaskan kebutuhan air minum untuk fasilitas pendidikan.
Tabel 5.16 Kebutuhan Air Minum Sarana Pendidikan
Fasilitas Standar 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
Kebutuhan Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air
Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum
(Liter/Unit/Hari) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik)
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
TK 10 84 0,010 86 0,010 88 0,010 90 0,010 91 0,011 93 0,011 95 0,011 97 0,011
SD 10 7299 0,845 7461 0,864 7623 0,882 7784 0,901 7784 0,901 8108 0,938 8270 0,957 8431 0,976
SMP 10 3619 0,419 3699 0,428 3779 0,437 3860 0,447 3940 0,456 4020 0,465 4100 0,475 4180 0,484
SMA 10 1566 0,181 1601 0,185 1635 0,189 1670 0,193 1705 0,197 1740 0,201 1774 0,205 1809 0,209
Jumlah 12568 1,455 12847 1,487 13125 1,519 13404 1,551 13520 1,565 13961 1,616 14239 1,648 14518 1,680
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 5.17 Kebutuhan Air Minum Sarana Pendidikan
Fasilitas Standar 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035
Kebutuhan Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air
Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum
(Liter/Unit/Hari) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik)
Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
TK 10 99 0,0114 101 0,0117 103 0,0119 104 0,0121 106 0,0123 108 0,0125 110 0,0127
SD 10 8593 0,9946 8755 1,0133 8917 1,0320 9078 1,0507 9240 1,0695 9402 1,0882 9564 1,1069
SMP 10 4261 0,4931 4341 0,5024 4421 0,5117 4501 0,5210 4581 0,5303 4662 0,5395 4742 0,5488
SMA 10 1844 0,2134 1878 0,2174 1913 0,2214 1948 0,2254 1982 0,2295 2017 0,2335 2052 0,2375
Jumlah 14796 1,7125 15075 1,7448 15353 1,7770 15632 1,8092 15910 1,8415 16189 1,8737 16467 1,9060
Sumber: Hasil Perhitungan
V-28

Tabel 5.18 Kebutuhan Air Minum Sarana Pendidikan


Fasilitas Standar 2036 2037 2038 2039 2040 2041
Kebutuhan Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air Jumlah Keb. Air
Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum Murid Minum
(Liter/Unit/Hari) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik) dan (L/detik)
Guru Guru Guru Guru Guru Guru
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
TK 10 112 0,0130 114 0,0132 116 0,0134 118 0,0136 119 0,0138 121 0,0140
SD 10 9725 1,1256 9887 1,1443 10049 1,1631 10211 1,1818 10372 1,2005 10534 1,2192
SMP 10 4822 0,5581 4902 0,5674 4982 0,5767 5063 0,5860 5143 0,5952 5223 0,6045
SMA 10 2121 0,2455 2121 0,2455 2156 0,2495 2191 0,2536 2225 0,2576 2260 0,2616
Jumlah 16781 1,9422 17025 1,9704 17303 2,0027 17582 2,0349 17860 2,0671 18139 2,0994
Sumber: Hasil Perhitungan
V-29
Dari tabel di atas dapat dilihat kebutuhan air minum untuk setiap 5 tahunnya
terus meningkat, ini disebabkan karena jumlah siswa yang terus meningkat setiap 5
tahunnya. Begitu pula dengan persen pelayanan yang juga meningkat 10 % setiap
5 tahunnya. Standar kebutuhan air minum untuk sarana pendidikan adalah 10
L/siswa/hari (Dirjen Cipta Karya, PU, 1998).
5.4.3.2 Kebutuhan Air Minum Sarana Peribadatan
Penduduk Kecamatan Gandus hampir seluruhnya beragama Islam, sehingga
terdapat mesjid dan mushola sehingga tidak adanya gereja,dan vihara, yang
mempunyai standar air bersih 3000 l/unit/hari untuk Mesjid, 2000 l/unit/hari untuk
Langgar.
Berikut ini adalah tabel fasilitas peribadatan pada tahun 2021
Tabel 5.19 Fasilitas Peribadatan Tahun 2021
Fasilitas Jumlah Jumlah
(unit) (jiwa)
Masjid 45 -
Surau/Langgar 48 -
Sumber : BPS Kecamatan Gandus 2021
Contoh Perhitungan :
Pelayanan Tahun 2021
= 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2021⁄𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2021
= 7237156 Jiwa/93 Unit
= 778 𝑗𝑖𝑤𝑎⁄𝑢𝑛𝑖𝑡
Jumlah Sarana Ibadah 2026
Masjid 2026
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2026 )
= ∙ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2021
(𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 2021)
80391 Jiwa
= ∙ 45 𝑈𝑛𝑖𝑡
72372 𝐽𝑖𝑤𝑎
= 50 Unit
V-30
Berdasarkan hasil perhitungan sementara yang didapat maka proyeksi
fasilitas sarana ibadah dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 5.20 Jumlah Fasilitas Sarana Ibadah
Tahun Jumlah Fasilitas (Unit)
Masjid Surau/Langgar
2021 45 48
2022 46 49
2023 47 50
2024 48 51
2025 49 52
2026 50 53
2027 51 54
2028 52 55
2029 53 57
2030 54 58
2031 55 59
2032 56 60
2033 57 61
2034 58 62
2035 59 63
2036 60 64
2037 61 65
2038 62 66
2039 63 67
2040 64 68
2041 65 69
Sumber :Hasil Perhitungan
V-31
Contoh Perhitungan :
Kebutuhan Air Minum Sarana Peribadatan:
Kebutuhan air minum masjid 2026
(𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2026 𝑥 𝑆𝑡𝑑 𝑘𝑒𝑏 𝑎𝑖𝑟 )
=
86400
𝑙
(50 Unit 𝑥 3000 𝑢𝑛𝑖𝑡 /ℎ𝑎𝑟𝑖 )
=
86400
= 1.736 𝑙 ⁄𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Berdasarkan hasil dari perhitungan proyeksi kebutuhan air minum fasilitas
ibadah terdapat pada Tabel 5.21 yaitu menjelaskan kebutuhan air di masjid, dan
surau sebagai berikut.
Tabel 5.21 Proyeksi Fasilitas Peribadatan Mesjid
Tahun Jumlah Std. Kebutuhan Kebutuhan Air
Sarana Air Minum Minum
Ibadah (Liter/Unit/Hari) (Liter/detik)
(Unit)
2021 45 3000 1,563
2022 46 1,597
2023 47 1,632
2024 48 1,666
2025 49 1,701
2026 50 1,736
2027 51 1,770
2028 52 1,805
2029 53 1,840
2030 54 1,874
2031 55 1,909
2032 56 1,943
2033 57 1,978
2034 58 2,013
2035 59 2,047
2036 60 2,082
V-32
Tahun Jumlah Std. Kebutuhan Kebutuhan Air
Sarana Air Minum Minum
Ibadah (Liter/Unit/Hari) (Liter/detik)
(Unit)
2037 61 2,117
2038 62 2,151
2039 63 2,186
2040 64 2,220
2041 65 2,255
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 5.22 Proyeksi Fasilitas Peribadatan Surau
Tahun Jumlah Std. Kebutuhan Kebutuhan Air
Sarana Air Minum Minum
Ibadah (Liter/Unit/Hari) (Liter/detik)
(Unit)
2021 48 2000 1,111
2022 49 1,136
2023 50 1,160
2024 51 1,185
2025 52 1,210
2026 53 1,234
2027 54 1,259
2028 55 1,283
2029 57 1,308
2030 58 1,333
2031 59 1,357
2032 60 1,382
2033 61 1,407
2034 62 1,431
2035 63 1,456
2036 64 1,480
2037 65 1,505
V-33
Tahun Jumlah Std. Kebutuhan Kebutuhan Air
Sarana Air Minum Minum
Ibadah (Liter/Unit/Hari) (Liter/detik)
(Unit)
2038 66 1,530
2039 67 1,554
2040 68 1,579
2041 69 1,604
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 5.23 Rekapitulasi Total Kebutuhan Air Minum Fasilitas
Peribadatan
Tahun Masjid Surau/Langgar Jumlah
(Unit) (Unit) (Liter/Detik)
2021 1,563 1,111 2,674
2022 1,597 1,136 2,733
2023 1,632 1,160 2,792
2024 1,666 1,185 2,851
2025 1,701 1,210 2,911
2026 1,736 1,234 2,970
2027 1,770 1,259 3,029
2028 1,805 1,283 3,088
2029 1,840 1,308 3,148
2030 1,874 1,333 3,207
2031 1,909 1,357 3,266
2032 1,943 1,382 3,325
2033 1,978 1,407 3,385
2034 2,013 1,431 3,444
2035 2,047 1,456 3,503
2036 2,082 1,480 3,562
2037 2,117 1,505 3,622
V-34
Tahun Masjid Surau/Langgar Jumlah
(Unit) (Unit) (Liter/Detik)
2038 2,151 1,530 3,681
2039 2,186 1,554 3,740
2040 2,220 1,579 3,799
2041 2,255 1,604 3,859
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari Tabel di atas dapat dilihat dengan bertambahnya penduduk di
Kecamatan Gandus, maka bertambah signifikan pula jumlah fasiltas peribadatan
Mesjid dan Surau setiap 5 tahunnya
V-35
5.4.3.3 Kebutuhan Air Minum Sarana Kesehatan
Untuk mengetahui jumlah kebutuhan air minum total sarana kesehatan perlu
diketahui terlebih dahulu jumlah sarana kesehatan yang ada pada Kecamatan
tersebut. Sarana kesehatan yang ada pada Kecamatan Gandus ini adalah Rumah
Sakit dan Puskesmas seperti yang dijelaskan pada tabel 5.24 berikut ini.
Tabel 5.24 Fasilitas Kesehatan Kecamatan Gandus Tahun 2021
Jenis Fasilitas Jumlah Jumlah Jumlah
Kesehatan (Unit) (tt) (Unit) ×
Jumlah (tt)
Rumah Sakit 1 100 100
Puskesmas 6 17 102
Sumber : BPS Kecamatan Gandus Tahun 2021
Contoh Perhitungan :
Proyeksi 2026
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
=( ) x Jumlah penduduk 2026
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2021
100 𝑡𝑡
=( ) x 80391 jiwa = 111 𝑡𝑡
72372 𝑗𝑖𝑤𝑎
Berikut ini adalah tabel proyeksi fasilitas kesehatan.
Tabel 5.25 Proyeksi Fasilitas Kesehatan
Tahun Jumlah Fasilitas
Rumah Sakit Puskesmas
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
(Unit) (TT) (Unit) * TT (Unit) (TT) (Unit) *
TT
2021 1 100 100 6 17 102
2022 102 104
2023 104 107
2024 107 109
2025 109 111
2026 111 113
2027 113 116
V-36
Tahun Jumlah Fasilitas
Rumah Sakit Puskesmas
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
(Unit) (TT) (Unit) * TT (Unit) (TT) (Unit) *
TT
2028 116 118
2029 118 120
2030 120 122
2031 122 125
2032 124 127
2033 127 129
2034 129 131
2035 131 134
2036 133 136
2037 135 138
2038 138 140
2039 140 143
2040 142 145
2041 144 147
Sumber : Hasil Perhitungan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas kesehatan ini ditentukan berdasarkan
standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan. Standar Kebutuhan Air Rumah
Sakit = 200 l/tt/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 2000 ) dan Puskesmas = 2000
l/unit/hari ( Dirjen Cipta Karya, PU, 2000).
Contoh perhitungan:
Kebutuhan Air 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡/𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝑆𝑡𝑑 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
=
86400
224 𝑡𝑡 𝑥 200 𝑙 ⁄𝑡𝑡⁄ℎ𝑟
=
86400 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘/ℎ𝑎𝑟𝑖
= 0,519 𝑙 ⁄𝑑𝑡𝑘
V-37
Tabel 5.26 Jumlah Kebutuhan Air Minum Fasilitas Kesehatan
Tahun Jumlah Tempat Std. Keb Air Minum Keb. Total
Tidur (L/tt/Hari) (L/detik)
2021 202 0,468
2022 206 0,478
2023 211 0,488
2024 215 0,499
2025 220 0,509
2026 224 0,519
2027 229 0,530
2028 233 0,540
2029 238 0,550
2030 242 0,561
2031 247 200 0,571
2032 251 0,582
2033 256 0,592
2034 260 0,602
2035 265 0,613
2036 269 0,623
2037 274 0,633
2038 278 0,644
2039 283 0,654
2040 287 0,664
2041 292 0,675
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat, dengan bertambahnya jumlah tempat
tidur dan persentase pelayanan, maka bertambah pula kebutuhan air minum pada
fasilitas kesehatan.
V-38
5.4.3.4 Kebutuhan Air Bersih Sarana Perindustrian
Jumlah fasilitas perindustrian di Kecamatan Gandus akan terus bertambah
hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah
penduduk yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Pada tabel 5.27
tertera fasilitas perindustrian untuk Kecamatan Gandus tahun 2021.
Tabel 5.27 Fasilitas Perindustrian Tahun 2018
Jenis Fasilitas Jumlah Jumlah (Ha)
Perindustrian (Unit)
Industri 7 300
Sumber : BPS Kecamatan Gandus Tahun 2021
Contoh Perhitungan:
Proyeksi 2041
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎
= ( ) 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2021
300 ℎ𝑎
=( ) × 104450 Jiwa = 432,972 ha
72372 Jiwa
Berikut tabel proyeksi kebutuhan air minum fasilitas perindustrian :
Tabel 5.28 Proyeksi Fasilitas Perindustrian
Std. Keb. Air Kebutuhan
Jumlah Proyeksi
Tahun Minum Total
Hektar Industri
(Liter/Ha/detik) (Liter/detik)
2021 300 300,000 0,00212
2022 306,649 0,00216
2023 313,297 0,00221
2024 319,946 0,00226
2025 326,594 0,00231
2026 333,243 0,61 0,00235
2027 339,892 0,00240
2028 346,540 0,00245
2029 353,189 0,00249
2030 359,838 0,00254
2031 366,486 0,00259
V-39
Std. Keb. Air Kebutuhan
Jumlah Proyeksi
Tahun Minum Total
Hektar Industri
(Liter/Ha/detik) (Liter/detik)
2032 373,135 0,00263
2033 379,783 0,00268
2034 386,432 0,00273
2035 393,081 0,00278
2036 399,729 0,00282
2037 406,378 0,00287
2038 413,027 0,00292
2039 419,675 0,00296
2040 426,324 0,00301
2041 432,972 0,00306
Sumber : Hasil Perhitungan
Berdasarkan tabel di atas, luas perindustrian setiap 5 tahunnya naik,
dikarenakan jumlah penduduk yang terus bertambah maka kebutuhan akan industri
juga bertambah.
Kebutuhan air minum untuk fasilitas perindustrian ini 0,61 l/Ha/dtk (Dirjen
Cipta Karya PU, 1998), dengan contoh perhitungan seperti berikut:
Kebutuhan Air 2041
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝑎 𝑥 𝑆𝑡𝑑 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟
=
86400
432,972 Ha 𝑥 0,61 𝑙 ⁄𝐻𝑎⁄𝑑𝑡𝑘
=
86400
= 0,00306 𝑙 ⁄𝑑𝑡𝑘
Dari Tabel diatas dapat di lihat, dengan bertambahnya jumlah fasilitas
perindustrian di Kecamatan Gandus, maka kebutuhan air minum juga meningkat.
5.4.3.5 Kebutuhan Air Bersih Fasilitas Umum
Jumlah fasilitas umum di Kecamatan Gandus akan terus bertambah hingga
akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan jumlah unit koperasi
dan perkantoran yang terus bertambah hingga akhir periode perencanaan. Fasilitas
umum tahun 2021 dijelaskan pada tabel 5.29
V-40
Tabel 5.29 Fasilitas Umum Tahun 2021
Jenis Fasilitas Umum Jumlah (Unit) Jumlah (Jiwa)
Koperasi 69 -
Perkantoran 11 -
Sumber : BPS Kecamatan Gandus Kota Palembang Tahun 2021
Contoh Perhitungan :
Jumlah sarana koperasi tahun 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛𝑎 2021
= 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2021
69 𝑈𝑛𝑖𝑡
= 𝑥 80391 𝐽𝑖𝑤𝑎
72372 𝐽𝑖𝑤𝑎
= 77 𝑢𝑛𝑖𝑡
Dari hasil perhitungan didapatkan proyeksi fasilitas umum sebagai berikut.
Tabel 5.30 Proyeksi Fasilitas Umum
Tahun Proyeksi Fasilitas
Koperasi Perkantoran
(Unit) (Unit)
2021 69 11
2022 71 11
2023 72 11
2024 74 12
2025 75 12
2026 77 12
2027 78 12
2028 80 13
2029 81 13
2030 83 13
2031 84 13
2032 86 14
2033 87 14
2034 89 14
2035 90 14
V-41
Tahun Proyeksi Fasilitas
Koperasi Perkantoran
(Unit) (Unit)
2036 92 15
2037 93 15
2038 95 15
2039 97 15
2040 98 16
2041 100 16
Sumber : Hasil Perhitungan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas umum ini diasumsikan berdasarkan
standar kebutuhan air minum yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan contoh
perhitungan sebagai berikut :
Kebutuhan air fasilitas umum Koperasi tahun 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑥 𝑆𝑡𝑑 𝐾𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟
=
86400
77 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑥 600 𝑙 ⁄𝑢𝑛𝑖𝑡⁄𝑑𝑡𝑘
= = 0,532 𝑙 ⁄𝑑𝑡𝑘
86400
V-42
Berikut tabel kebutuhan air minum di fasilitas umum Kecamatan Gandus :
Tabel 5.31 Kebutuhan Air Minum Fasilitas Umum
Proyeksi Fasilitas Std. Keb Air Kebutuhan Total Total
Tahun
Koperasi Perkantoran (Liter/Unit/Hari) Koperasi Perkantoran (L/detik)
2021 69 11 600 0,479 0,076 0,556
2022 71 11 0,490 0,078 0,568
2023 72 11 0,500 0,080 0,580
2024 74 12 0,511 0,081 0,592
2025 75 12 0,522 0,083 0,605
2026 77 12 0,532 0,085 0,617
2027 78 12 0,543 0,087 0,629
2028 80 13 0,554 0,088 0,642
2029 81 13 0,564 0,090 0,654
2030 83 13 0,575 0,092 0,666
2031 84 13 0,585 0,093 0,679
2032 86 14 0,596 0,095 0,691
2033 87 14 0,607 0,097 0,703
2034 89 14 0,617 0,098 0,716
2035 90 14 0,628 0,100 0,728
2036 92 15 0,638 0,102 0,740
2037 93 15 0,649 0,103 0,753
2038 95 15 0,660 0,105 0,765
2039 97 15 0,670 0,107 0,777
2040 98 16 0,681 0,109 0,789
2041 100 16 0,692 0,110 0,802
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari tabel dapat dilihat, dengan bertambahnya fasilitas umum seperti
koperasi dan perkantoran, maka semakin bertambah pula kebutuhan air bersihnya,
karena bertambahnya jumlah karyawan pada fasilitas umum tersebut.
V-43
5.4.3.6 Kebutuhan Air Minum Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jumlah fasilitas perdagangan dan jasa di Kecamatan Gandus akan terus
bertambah hingga akhir periode perencanaan, asumsi ini diambil berdasarkan
jumlah unit terminal, pasar (Ha), pertokoan, dan bioskop. Sedangkan hotel dihitung
berdasarkan jumlah tempat tempat tidur dan restoran dihitung berdasarkan jumlah
tempat duduk. Berikut rincian fasilitas perdagangan dan jasa pada tabel 5.32.
Tabel 5.32 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Jenis Fasilitas Jumlah Jumlah Jumlah
Perdagangan (unit) (Jiwa) (unit) x
dan Jasa Jumlah
(Jiwa)
Terminal 1 - -
Pasar (Ha) 2 - -
Pertokoan 417 - -
Warung 562 -
Kelontong
Hotel 1 20 tt 20
Restauran 19 - -
Sumber : BPS Kecamatan Gandus Tahun 2021
Contoh Perhitungan :
Proyeksi unit fasilitas pertokoan tahun 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑛𝑖𝑡 2021
= 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2021
417 𝑈𝑛𝑖𝑡
= 𝑥 80391 𝐽𝑖𝑤𝑎
72372 Jiwa
= 463 𝑢𝑛𝑖𝑡
Berikut merupakan proyeksi fasilitas perdagangan dan jasa.
Tabel 5.33 Proyeksi Fasilitas Perdagangan dan Jasa
Tahun Fasilitas
Terminal Pasar Pertokoan Warung Hotel Restoran
Kelontong
2021 1 2 417 562 20 19
V-44
Tahun Fasilitas
Terminal Pasar Pertokoan Warung Hotel Restoran
Kelontong
2022 1 2 426 574 20 19
2023 1 2 435 587 21 20
2024 1 2 445 599 21 20
2025 1 2 454 612 22 21
2026 1 2 463 624 22 21
2027 1 2 472 637 23 22
2028 1 2 482 649 23 22
2029 1 2 491 662 24 22
2030 1 2 500 674 24 23
2031 1 2 509 687 24 23
2032 1 2 519 699 25 24
2033 1 3 528 711 25 24
2034 1 3 537 724 26 24
2035 1 3 546 736 26 25
2036 1 3 556 749 27 25
2037 1 3 565 761 27 26
2038 1 3 574 774 28 26
2039 1 3 583 786 28 27
2040 1 3 593 799 28 27
2041 1 3 602 811 29 27
Sumber : Hasil Perhitungan
Kebutuhan air minum untuk fasilitas perdagangan dan jasa ini yaitu
terminal, pasar (Ha), pertokoan, dan bioskop diasumsikan berdasarkan standar
kebutuhan air minum yang telah ditetapkan sebelumnya, sedangkan fasilitas hotel
dan restoran dihitung berdasarkan jumlah tempat tidur dan jumlah tempat duduk.
Contoh Perhitungan :
Kebutuhan air hotel 2026
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑥 𝑆𝑡𝑑 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟
=
86400
V-45
22 𝑡𝑡 𝑥 150 𝑙 ⁄𝑢𝑛𝑖𝑡⁄𝑑𝑒𝑡
= = 0,0039 𝑙 ⁄𝑑𝑒𝑡
86400
Tabel 5.34 Kebutuhan Air Fasilitas Terminal
Jumlah Kebutuhan Air
Tahun Std. Keb Air
Fasilitas (Liter/detik)
2021 1 0,0231
2022 1 0,0237
2023 1 0,0242
2024 1 0,0247
2025 1 0,0252
2026 1 0,0257
2027 1 0,0262
2028 1 0,0267
2029 1 0,0273
2030 1 0,0278
2031 1 2000 0,0283
2032 1 0,0288
2033 1 0,0293
2034 1 0,0298
2035 1 0,0303
2036 1 0,0308
2037 1 0,0314
2038 1 0,0319
2039 1 0,0324
2040 1 0,0329
2041 1 0,0334
Sumber :Hasil Perhitungan
Tabel 5.35 Kebutuhan Air Fasilitas Pasar
Jumlah Kebutuhan Air
Tahun Std. Keb Air
Fasilitas (Liter/detik)
2021 2 1500 0,0347
V-46
Jumlah Kebutuhan Air
Tahun Std. Keb Air
Fasilitas (Liter/detik)
2022 2 0,0355
2023 2 0,0363
2024 2 0,0370
2025 2 0,0378
2026 2 0,0386
2027 2 0,0393
2028 2 0,0401
2029 2 0,0409
2030 2 0,0416
2031 2 0,0424
2032 2 0,0432
2033 3 0,0440
2034 3 0,0447
2035 3 0,0455
2036 3 0,0463
2037 3 0,0470
2038 3 0,0478
2039 3 0,0486
2040 3 0,0493
2041 3 0,0501
Sumber :Hasil Perhitungan
Tabel 5.36 Kebutuhan Air Fasilitas Pertokoan
Kebutuhan Air
Tahun Jumlah Fasilitas Std. Keb Air
(Liter/detik)
2021 417 2,4132
2022 426 2,4667
2023 435 500 2,5202
2024 445 2,5736
2025 454 2,6271
V-47
Kebutuhan Air
Tahun Jumlah Fasilitas Std. Keb Air
(Liter/detik)
2026 463 2,6806
2027 472 2,7341
2028 482 2,7876
2029 491 2,8410
2030 500 2,8945
2031 509 2,9480
2032 519 3,0015
2033 528 3,0550
2034 537 3,1085
2035 546 3,1619
2036 556 3,2154
2037 565 3,2689
2038 574 3,3224
2039 583 3,3759
2040 593 3,4293
2041 602 3,4828
Sumber :Hasil Perhitungan
Tabel 5.37 Kebutuhan Air Fasilitas Warung Kelontong
Jumlah Std. Keb Kebutuhan Air
Tahun
Fasilitas Air (Liter/detik)
2021 562 0,0976
2022 574 0,0997
2023 587 0,1019
2024 599 0,1041
15
2025 612 0,1062
2026 624 0,1084
2027 637 0,1105
2028 649 0,1127
V-48
Jumlah Std. Keb Kebutuhan Air
Tahun
Fasilitas Air (Liter/detik)
2029 662 0,1149
2030 674 0,1170
2031 687 0,1192
2032 699 0,1214
2033 711 0,1235
2034 724 0,1257
2035 736 0,1278
2036 749 0,1300
2037 761 0,1322
2038 774 0,1343
2039 786 0,1365
2040 799 0,1387
2041 811 0,1408
Sumber :Hasil Perhitungan
Tabel 5.38 Kebutuhan Air Fasilitas Hotel
Jumlah Std. Keb Kebutuhan Air
Tahun
Fasilitas Air (Liter/detik)
2021 20 0,0347
2022 20 0,0355
2023 21 0,0363
2024 21 0,0370
2025 22 0,0378
2026 22 0,0386
150
2027 23 0,0393
2028 23 0,0401
2029 24 0,0409
2030 24 0,0416
2031 24 0,0424
2032 25 0,0432
V-49
Jumlah Std. Keb Kebutuhan Air
Tahun
Fasilitas Air (Liter/detik)
2033 25 0,0440
2034 26 0,0447
2035 26 0,0455
2036 27 0,0463
2037 27 0,0470
2038 28 0,0478
2039 28 0,0486
2040 28 0,0493
2041 29 0,0501
Sumber :Hasil Perhitungan
Tabel 5.39 Kebutuhan Air Fasilitas Restoran
Jumlah Std. Keb Kebutuhan Air
Tahun
Fasilitas Air (Liter/detik)
2021 19 0,0022
2022 19 0,0022
2023 20 0,0023
2024 20 0,0023
2025 21 0,0024
2026 21 0,0024
2027 22 0,0025
2028 22 10 0,0025
2029 22 0,0026
2030 23 0,0026
2031 23 0,0027
2032 24 0,0027
2033 24 0,0028
2034 24 0,0028
2035 25 0,0029
V-50
Jumlah Std. Keb Kebutuhan Air
Tahun
Fasilitas Air (Liter/detik)
2036 25 0,0029
2037 26 0,0030
2038 26 0,0030
2039 27 0,0031
2040 27 0,0031
2041 27 0,0032
Sumber :Hasil Perhitungan
Tabel 5.40 Kebutuhan Air Fasilitas Sarana Perdagangan dan Jasa
Tahun Total Kebutuhan Air
Minum Sarana
Perdagangan dan Jasa
2021 2,606
2022 2,663
2023 2,721
2024 2,779
2025 2,837
2026 2,894
2027 2,952
2028 3,010
2029 3,068
2030 3,125
2031 3,183
2032 3,241
2033 3,298
2034 3,356
2035 3,414
2036 3,472
2037 3,529
2038 3,587
V-51
Tahun Total Kebutuhan Air
Minum Sarana
Perdagangan dan Jasa
2039 3,645
2040 3,703
2041 3,760
Sumber :Hasil Perhitungan
Dari Tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih fasilitas perdagangan
dan jasa setiap 5 tahunnya bertambah sesuai dengan bertambahnya fasilitas yang
ada di Gandus, jumlah penduduk dan persentase pelayanan yang terus meningkat.
V-52

5.4.3.7 Rekapitulasi Kebutuhan Air Minum Non Domestik


Kebutuhan air minum non domestik setiap 5 tahunnya bertambah, hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk
di Kecamatan Gandus. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 5.41
Tabel 5.41 Rekapitulasi Kebutuhan Air Bersih Non Domestik
Tahun Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Total Non
Pendidikan Peribadatan Kesehatan Perindustrian Umum Perdagangan Domestik
(L/detik) (L/detik) (L/detik) (L/detik) (L/detik) (L/detik) (Liter/detik)
2021 1,455 2,674 0,468 0,002 0,556 2,606 7,759
2022 1,487 2,733 0,478 0,002 0,568 2,663 7,931
2023 1,519 2,792 0,488 0,002 0,580 2,721 8,103
2024 1,551 2,851 0,499 0,002 0,592 2,779 8,275
2025 1,565 2,911 0,509 0,002 0,605 2,837 8,428
2026 1,616 2,970 0,519 0,002 0,617 2,894 8,619
2027 1,648 3,029 0,530 0,002 0,629 2,952 8,791
2028 1,680 3,088 0,540 0,002 0,642 3,010 8,963
2029 1,713 3,148 0,550 0,002 0,654 3,068 9,135
2030 1,745 3,207 0,561 0,003 0,666 3,125 9,307
2031 1,777 3,266 0,571 0,003 0,679 3,183 9,479
V-53
Tahun Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Sarana Total Non
Pendidikan Peribadatan Kesehatan Perindustrian Umum Perdagangan Domestik
(L/detik) (L/detik) (L/detik) (L/detik) (L/detik) (L/detik) (Liter/detik)
2032 1,809 3,325 0,582 0,003 0,691 3,241 9,651
2033 1,841 3,385 0,592 0,003 0,703 3,298 9,823
2034 1,874 3,444 0,602 0,003 0,716 3,356 9,995
2035 1,906 3,503 0,613 0,003 0,728 3,414 10,166
2036 1,942 3,562 0,623 0,003 0,740 3,472 10,342
2037 1,970 3,622 0,633 0,003 0,753 3,529 10,510
2038 2,003 3,681 0,644 0,003 0,765 3,587 10,682
2039 2,035 3,740 0,654 0,003 0,777 3,645 10,854
2040 2,067 3,799 0,664 0,003 0,789 3,703 11,026
2041 2,099 3,859 0,675 0,003 0,802 3,760 11,198
Sumber : Hasil Perhitungan
Dari tabel di atas dapat dilihat, kebutuhan air bersih non domestik setiap 5 tahunnya meningkat. Hal ini disebabkan semakin
meningkatnya jumlah penduduk, fasilitas yang disediakan dan persentase pelayanan di Kecamatan Gandus.
V-54
5.4.4 Kebutuhan Total
Berdasarkan dari hasil perhitungan yang didapat, yaitu proyeksi pertambahan
penduduk, proyeksi perkembangan fasilitas umum, dan proyeksi kebutuhan air minum
baik untuk fasilitas domestik, non domestik, kehilangan air, dan hidran umum dapat
diketahui bahwa kebutuhan air minum dari Kecamatan Gandus sampai akhir tahun
perencanaan (2041).
Contoh Perhitungan :
Total (Kebutuhan Domestik + Non = Jumlah Kebutuhan Air Domestik
Domestik) 2026 Tahun 2026 + Jumlah Kebutuhan Air
Non Domestik Tahun 2026
= 145,93 Liter/Detik +8,62 Liter/Detik
= 154,553 Liter/Detik
Dalam upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan air 100 % pada tahun 2030
maka pihak PDAM harus dapat menurunkan dan mempertahankan maksimal yaitu 20
% dalam persentase kehilangan air. Berdasarkan kriteria perencanaan Ditjen Cipta
Karya PU, Tahun 1998, kehilangan air adalah 20 % untuk pencapaian kehilangan air
tersebut PDAM harus mempertahankan persentase tersebut atau lebih baik dengan
menurunkannya di bawah 20 %.
Persentase Kehilangan Air 2026 = 20 %
Persentase Kehilangan Air Dithitung dari = 154,553 Liter/Detik x 20 %
Sub Total Kebutuhan Air = 30,91 Liter/Detik
Kebutuhan Air Rata-Rata 2026 = Total Kebutuhan Air Domestik 2026 +
Non Domestik 2026 + Kehilangan Air
2026
= 154,553 Liter/detik + 8,62 Liter/detik
+ 30,91 Liter/detik
= 185,464 Liter/detik
Kapasitas Produksi Eksisting = 600 Liter/detik
Sisa Kapasitas yang tersedia (idle = 600 Liter/detik – 324,56 Liter/detik
Capacity) pada Tahun 2026 = 275,44 Liter/detik
5.4.5 Debit Maksimum / Fluktuasi Pemakaian Air Minum
Berdasarkan RISPAM Kota Palembang (2014-2033) perencanaan teknis unit
distribusi dan transmisi harus mengoprimalkan jarak antara pusat lokasi daerah
pelayanan dan reservoir, kecuali terdapat keadaan yang tidak memungkinkan. Hal ini
karena sistem transmisi dan distribusi pada dasarnya dirancang untuk dapat
mengalirkan debit aliran untuk kebutuhan jam puncak, sedangkan pada pipa transmisi
air baku dirancang untuk mengalirkan kebutuhan maksimum. Pipa distribusi sedapat
mungkin dapat diletakkan sedemikian rupa dibawah level garis hidrolis untuk
V-55
menjamin aliran sebagaimana diharapkan dalam perhitungan agar debit aliran yang
dapat dicapai masih sesuai yang diharapkan.
Pemakaian harian maksimum merupakan jumlah pemakaian air terbanyak
dalam satu hari selama satu tahun. Debit pemakaian hari maksimum digunakan sebagai
acuan dalam membuat sistem transmisi air baku. Perbandingan antara debit pemakaian
harian maksimum dengan debit rata-rata akan menghasilkan faktor maksimum.
Besarnya faktor maksimum menurut kimpraswil tahun 2003 yaitu antara 1,1-1,25.
Dalam perencanaan pipa distribusi air minum di Kecamatan Gandus dipilih angka 1,15
sebagai faktor harian maksimum (Fm).
Untuk debit harian maksimum (Q peak day) nilai fd berkisar antara 1,1-1,7
sedangkan untuk debit maksimum jam (Q peak hour) nilai fh berkisar antara 1,5-2. Jam
puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam 24 jam. Faktor
jam puncak memiliki nilai berbanding terbalik dengan jumlah penduduk. Semakin
tinggi jumlah penduduk maka besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil. Hal ini
terjadi karena dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk
tersebut akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin kecil pula.
Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam puncak adalah
perkembangan dari kota yang akan direncanakan. Perkembangan yang terjadi dapat
menentukan karakteristik kota. Namun secara garis besar, untuk kota besar nilai f akan
sebesar 1,3, kota sedang sekitar 1,5 dan untuk kota kecil adalah 2. Pemakaian jam
maksimum menunjukkan besarnya pengaliran maksimum pada saat jam puncak.
Dengan mengetahui nilai pemakaian jam maksimum maka pengoperasian sistem
distribusi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ini. Perbandingan antara debit
pemakaian jam masimum dengan debit rata-rata akan menghasilkan faktor puncak.
Asumsi yang digunakan pada jam puncak adalah 1,75 berdasarkan asumsi proyeksi
kebutuhan air minum di Kota Palembang. Dan faktor harian maksimum yang
digunakan adalah 1,15.
Total Debit Tahun 2026 (Faktor Harian = Kebutuhan Air Rata-Rata 2026 x
Maksimum = 1,15) Faktor Peak Harian Maksimum
= 185,464 Liter/detik x 1,15
= 213,29 Liter/detik
Total Debit Tahun 2026 (Faktor Peak = Kebutuhan Air Rata-Rata 2026 x
Jam = 1,75) Tahun 2026 Faktor Peak per Jam
= 185,464 Liter/detik x 1,75
= 324,562 Liter/detik
V-56
Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka fluktuasi pemakaian
air minum dapat dilihat pada Tabel 5.42.
Tabel 5.42 Fluktuasi Pemakaian Air Minum
Tahun Q (Rata-Rata) Faktor Faktor Q (Harian Q (Peak
(L/Detik) Harian Jam Maksimum) Jam)
(L/Detik) (L/Detik)
2021 186,611 1,15 1,75 214,60 326,57
2022 191,770 1,15 1,75 220,54 335,60
2023 196,993 1,15 1,75 226,54 344,74
2024 202,261 1,15 1,75 232,60 353,96
2025 207,552 1,15 1,75 238,68 363,22
2026 212,934 1,15 1,75 244,87 372,63
2027 218,338 1,15 1,75 251,09 382,09
2028 223,787 1,15 1,75 257,35 391,63
2029 229,281 1,15 1,75 263,67 401,24
2030 248,279 1,15 1,75 285,52 434,49
2031 252,868 1,15 1,75 290,80 442,52
2032 257,453 1,15 1,75 296,07 450,54
2033 262,040 1,15 1,75 301,35 458,57
2034 266,628 1,15 1,75 306,62 466,60
2035 271,215 1,15 1,75 311,90 474,63
2036 275,807 1,15 1,75 317,18 482,66
2037 280,390 1,15 1,75 322,45 490,68
2038 237,481 1,15 1,75 273,10 415,59
2039 289,565 1,15 1,75 333,00 506,74
2040 245,128 1,15 1,75 281,90 428,97
2041 298,741 1,15 1,75 343,55 522,80
Sumber : Hasil Perhitungan
V-57

Tabel 5.43 Hasil Proyeksi Kebutuhan Air Minum Kecamatan Gandus


Eksist Proyeksi Kebutuhan Air
ing
No Uraian Satuan Tahu Tahun
Asumsi
n
selisih 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
Jumlah 7557 7718 7878 8039 8199 8359 8520 8680 8841 9001 9161 9322 9482 9643 9803 9963 10445
1 Jiwa 72372 73975 101242 102846
Penduduk 9 3 7 1 5 9 3 7 1 4 8 2 6 0 4 8 0
Jumlah
1371 1408 1445 1483 1521 1559 1598 1736 1768 2250 2290 2330 2370 2410 2450 2491
2 Sambungan SR 12982 13345 25311 25712 26113
2 3 7 4 4 8 5 1 2 4 5 6 7 8 9 0
Rumah
Jumlah
Penduduk
Yang 6856 7041 7228 7416 7607 7799 7992 8680 8841 9001 9161 9322 9482 9643 9803 9963 10445
3 Jiwa 64910 66723 101242 102846
Terlayani 0 3 3 9 2 1 7 7 1 4 8 2 6 0 4 8 0
(asusmi 1 SR
= 5 Jiwa)
Persentase 89,68 90,20 90,71 91,23 91,74 92,26 92,78 93,29 93,81
4 % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Pelayanan % % % % % % % % %
Jumlah
Pemakaian
Liter/orang/
5 Air 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170 170
hari
Sambungan
Rumah
Jumlah
127,7 131,2 134,9 138,5 142,2 145,9 149,6 153,4 157,2 170,8 173,9 177,1 180,2 183,4 186,5 189,7 192,8 196,0
7 Kebutuhan Liter/detik 199,20 202,36 205,52
2 8 0 4 2 3 8 5 6 0 6 1 7 2 8 3 9 5
Domestik
Jumlah
8 Liter/detik 7,76 7,93 8,10 8,28 8,43 8,62 8,79 8,96 9,14 9,31 9,48 9,65 9,82 10,00 10,17 10,34 10,51 10,68 10,85 11,03 11,20
Kebutuhan
V-58

Eksist Proyeksi Kebutuhan Air


ing
No Uraian Satuan Tahu Tahun
Asumsi
n
selisih 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
Non
Domestik
Total
(Kebutuhan
135,4 139,2 143,0 146,8 150,6 154,5 158,4 162,4 166,3 180,1 183,4 186,7 190,0 193,4 196,7 200,0 203,4 206,7 213,38 216,71
9 Domestik + Liter/detik 210,057
75 15 00 19 51 53 69 18 99 07 36 62 90 18 45 77 01 29 5 3
Non
Domestik)

m3/hari 11.70 12.02 12.35 12.68 13.01 13.35 13.69 14.03 14.37 15.56 15.84 16.13 16.42 16.71 16.99 17.28 17.57 17.86 18.148,9 18.436, 18.724
5,08 8,13 5,22 5,13 6,21 3,38 1,73 2,89 6,86 1,26 8,87 6,23 3,77 1,31 8,76 6,65 3,84 1,38 3 47 ,01
Persentase
10 Kehilangan % 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20% 20%
Air (NRW)
Kehilangan
11 Liter/detik 27,10 27,84 28,60 29,36 30,13 30,91 31,69 32,48 33,28 36,02 36,69 37,35 38,02 38,68 39,35 40,02 40,68 41,35 42,01 42,68 43,34
Air (NRW)

m3/hari 2.341, 2.405, 2.471 2.537 2.603 2.670 2.738 2.806 2.875 3.112 3.169 3.227 3.284 3.342 3.399 3.457 3.514 3.572 3.687,2 3.744,
3.629,79
02 63 ,04 ,03 ,24 ,68 ,35 ,58 ,37 ,25 ,77 ,25 ,75 ,26 ,75 ,33 ,77 ,28 9 80
Kebutuhan
162,5 167,0 171,6 176,1 180,7 185,4 190,1 194,9 199,6 216,1 220,1 224,1 228,1 232,1 236,0 240,0 244,0 248,0 256,06 260,05
12 Air Rata- Liter/detik 252,068
71 57 00 82 81 64 63 01 79 29 23 14 08 02 94 92 81 75 2 6
rata

m3/hari 14.04 14.43 14.82 15.22 15.61 16.02 16.43 16.83 17.25 18.67 19.01 19.36 19.70 20.05 20.39 20.74 21.08 21.43
21.779 22.124 22.469
6 4 6 2 9 4 0 9 2 4 9 3 9 4 9 4 9 4
V-59
Eksist Proyeksi Kebutuhan Air
ing
No Uraian Satuan Tahu Tahun
Asumsi
n
selisih 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034 2035 2036 2037 2038 2039 2040 2041
Total
Kebutuhan
284,5 292,3 300,3 308,3 316,3 324,5 332,7 341,0 349,4 378,2 385,2 392,2 399,1 406,1 413,1 420,1 427,1 434,1
13 Air Produksi 1,75 Liter/detik 441,12 448,11 455,10
0 5 0 2 7 6 8 8 4 3 2 0 9 8 6 6 4 3
(Faktor Peak
Jam= 1.75)

m3/hari 24.58 25.25 25.94 26.63 27.33 28.04 28.75 29.46 30.19 32.67 33.28 33.88 34.49 35.09 35.69 36.30 36.90 37.50
38.113 38.717 39.320
1 9 6 9 4 2 3 9 1 9 3 6 0 4 7 2 5 9
Kapasitas
14 Produksi Liter/detik 600 600
600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600
Eksisting

Kebutuhan
16 Liter/detik 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600 600
Air Baku

m3/hari 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84 51.84
51.840 51.840 51.840
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sisa
Kapasitas
yang 315,5 307,6 299,7 291,6 283,6 275,4 267,2 258,9 250,5 221,7 214,7 207,8 200,8 193,8 186,8 179,8 172,8 165,8
17 Liter/detik 158,88 151,89 144,90
Tersedia 0 5 0 8 3 4 2 2 6 7 8 0 1 2 4 4 6 7
(Idle
Capacity)
Sumber : Hasil Perhitungan
V-60
700
Kebutuhan Air Minum Terhdapa Kapasitas Produksi
600

500
DEBIT (LITER/DETIK)

400

300
Kapasitas Produksi

200 Kebutuhan Air

100

0
2026

2035
2021
2022
2023
2024
2025

2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034

2036
2037
2038
2039
2040
2041
TAHUN PROYEKSI

Gambar 5.3 Grafik Selisih Kebutuhan Air Minum dan Kapasitas Produksi
Berdasarkan hasil proyeksi tabel 5.43 dan gambar 5.3 tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa kapasitas produksi yang tersedia dari IPA Karang Anyar adalah
600 Liter/detik sudah mampu melayani untuk 20 Tahun kedepan yaitu sampai dengan
tahun proyeksi 2041 yaitu dengan persentase pelayanan sudah dapat, untuk mencukupi
di tahun 2030 untuk di Kecamatan Gandus sesuai dengan target SDGs Air Minum
layak.
V-61
5.4.7 Perhitungan Hidrolis
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem
distribusi air minum yaitu berupa informasi mengenai kebutuhan air minum di wilayah
perencanaan. Kebutuhan air minum sangat ditentukan oleh kondisi wilayah
perencanaan, pertambahan jumlah penduduk, dan tingkat sosial ekonomi penduduk
yang mempengaruhi pola pemakaian air.
Penentuan kebutuhan air minum didasarkan pada beberapa hal yaitu :
1. Daerah pelayanan
2. Periode perencanaan
3. proyeksi jumlah penduduk, fasilitas umum dan fasilitas sosial selama periode
perencanaan.
4. Pola pemakaian air minum di suatu wilayah
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani daerah tertentu,
sedapat mungkin jalur yang direncanakan diupayakan untuk mendekati kondisi yang
optimal (Harold, 1986). Kondisi optimal diharapkan adalah sebagai berikut :
 Menggunakan energi seminimal mungkin dalam pengoperasian
 Mudah dalam pemasangan, pemeliharaan, dan pengoperasiannya
 Biaya seminimal mungkin dalam hal jumlah dan diameter pipa
 Memenuhi kriteria hidrolis untuk mendapatkan keuntungan dan
meminimalkan biaya yang dikeluarkan
Untuk merencanakan sistem distribusi air minum maka harus ditentukan berapa
jumlah air yang dibutuhkan. Sebelum dilakukan perancangan dan pembangunan sistem
penyediaan air minum, diperlukan adanya suatu studi yang menganalisa perkembangan
wilayah yang akan direncanakan tersebut.
5.4.7.1 Umum
Proses perencanaan bertujuan untuk mengetahui hidrolis yang bekerja pada
jaringan distribusi dengan mengacu kepada parameter desain yang diambil dari Permen
PU No. 18 tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Perencanaan dilakukan dengan
menggunakan Software EPANET 2.2 dengan meninjau parameter teknis dari hidrolis
sistem dalam jaringan, meliputi kecepatan aliran, sisa tekan maksimum dan minimum,
dan kehilangan tekan yang terjadi di dalam pipa.
Perencanaan jaringan distribusi ini, dilakukan dengan memasukkan data yang
dibutuhkan pada pemodelan yaitu, panjang pipa, diameter pipa, dan pembagian node
berdasarkan pembagian penggunaan air. Bentuk jaringan pipa distribusi ditentukan
oleh lokasi reservoir, kondisi topografi, jumlah pelanggan, luas wilayah pelayanan, dan
jaringan jalan dimana pipa akan dipasang. Berikut adalah kriteria klasifikasi pipa
distribusi (Departemen PU, 2007).
V-62

5.4.7.2 Model Jaringan Distribusi Eksisting


Dalam model jaringan distribusi air minum di Kecamatan Gandus eksisting
berdasarkan tugas akhir yang dibuat untuk cakupan pelayanan 100 % sesuai dengan
target layanan SPAM pada tahun 2030 yang akan datang dengan menggunakan aplikasi
Epanet 2.2 (studi kasus : PDAM Tirta Musi Kota Palembang) yang dibuat pada tahun
2019, dengan memasukkan data model jaringan distribusi meliputi : perpipaan, node,
reservoir, tangki, dan valve. Selain itu, dimasukkan pula time pattern penggunaan air
minum serta persamaan hidrolis yang digunakan.
5.4.7.3 Perpipaan
Dalam simulasi, jaringan perpipaan yang dimodelkan terdapat pipa primer,
sekunder dan tersier/pipa distribusi layanan. Data yang dimasukkan dalam
memodelkan pipa adalah diameter pipa, panjang pipa, koefisien kekasaran pipa. Pada
jaringan perpipaan eksisting, jumlah seluruh pipa eksisting 755 Pipa dengan total
2755.24 Meter. Untuk data lengkap mengenai karakteristik pipa eksisting (termasuk
nilai koefisien kekasaran) dapat dilihat pada lampiran.
5.4.7.4 Juntion/Node
Jumlah Node dalam model jaringan eksisting berjumlah 668 Node. Namun
tidak semua node memiliki demand consumption.
5.4.7.5 Penyesuaian Terhadap Model Jaringan Eksisting
Untuk menambahkan skenario pipa distribusi tersier baru dalam sistem
distribusi air minum Kecamatan Gandus Kota Palembang, diperlukan adanya
penyesuaian terhadap model eksisting yang dibuat pada tahun 2019. Dalam hal ini,
parameter input model yang dimodifikasi adalah nilai koefisien kekasaran pipa.
Koefisien kekasaran yang digunakan pada simulasi Epanet 2.2 adalah koefisien
kekasaran Hazen Williams. Seperti yang dijelaskan pada bab III mengenai Tinjauan
Pustaka, harga koefisien hazen williams ditentukan oleh jenis pipa, diameter dan umur
pipa. Namun, dikarenakan tidak ada data mengenai bahan dan tahun pemasangan untuk
tiap pipa, maka nilai koefisien kekasaran pipa pada model jaringan distribusi eksisting.
Penyesuaian nilai koefisien kekasaran dilakukan berdasarkan teori bahwa laju
penurunan rata-rata bagi koefisien biasanya berkisar antara 0.5 sampai 2 per tahun,
dengan nilai yang lebih besar pada umumnya berlaku untuk tahun-tahun pertama
setelah pemasangan (Streeter, 1988). Dalam penyesuaian ini diambil asumsi bahwa
penurunan nilai koefisien sebesar 1 per tahun. Sedangkan untuk jaringan perpipaan
baru, diasumsikan nilai kekasaran pipa adalah 140.
5.4.7.6 Skenario Dalam Pemodelan Jaringan Distribusi Air Minum
Dalam pemodelan, akan disimulasikan dua skenario dalam sistem distribusi air
minum pada tahun 2022 dengan perbedaan menyangkut wilayah peningkatan
pelayanan eksisting.
V-63
Dalam skenario pertama dilakukan perluasan jaringan pipa primer sampai
melayani seluruh wilayah di Kecamatan Gandus Kota Palembang dan peningkatan
pelayanan eksisting area di Kecamatan Gandus untuk mencapai pelayanan sambungan
rumah menjadi 100 % di tahun 2030.
5.4.8 Kondisi Jalur Pipa Distribusi Air Minum Saat Ini (Eksisting)
Daerah pelayanan IPA Karang Anyar PDAM Tirta Musi Tirta Musi Kota
Palembang yang hampir seluruh produksi air minum bersumber pada sungai Musi yaitu
IPA Rambutan, IPA 3 Ilir , IPA Poligon, dan IPA Borang. Untuk saat ini Kecamatan
Gandus sudah cukup padat dengan pemukiman terutama di Kelurahan Gandus, 36 Ilir,
Karang Jaya dan Karang Anyar. IPA Karang Anyar telah menyuplai air minum dengan
produksi air minum kapasitas 600 Liter/detik.
5.4.9 Kondisi Pada Saat Pengembangan
Pada tahap pengembangan, selain terjadi penambahan kebutuhan air minum
dari pertumbuhan pada daerah eksisting, terdapat juga penambahan sambungan rumah
dan sarana-sarana sosial maupun niaga lainnya sesuai dengan tata guna lahan pada
wilayah pengembangan. Sehingga perhitungan node pada kondisi tahap pengembangan
mencakup perhitungan berdasarkan pada pertambahan kebutuhan air minum.
Contoh perhitungan kebutuhan air minum pada setiap node, adalah sebagai
berikut :
Contoh pada node nomor 724

Gambar 5.4 Gambar Potongan Jaringan Pipa (node) pada node 724
Sumber : Hasil Analisa
Salah satu metode untuk menghitung kebutuhan dasar pada node atau titik
simpul yaitu dengan menghitung jumlah rumah dengan mengamati dan menghitung
jumlah rumah melalui aplikasi Google Earth.
V-64

Mulai

Node / Titik Simpul

Buka Aplikasi Epanet, Google


Earth, dan Microsoft Excel

Pilih Node yang akan


ditambahkan pada Epanet

Hitung Jumlah Rumah dan


Elevasi pada Google Earth
sesuai dengan node

Masukkan Jumlah Rumah pada


microsoft excel

Hitung kebutuhan air minum


berdasarkan jumlah orang per
KK

Masukkan hasil perhitungan


dasar kebutuhan air minum ke
Epanet sesuai node

Selesai

Gambar 5.5 Diagram Alir untuk Data Node


5.4.10 Perhitungan Kebutuhan Dasar Air Minum Tiap Node
Pada pipa pelayanan distribusi eksisting terdiri dari pipa jaringan distribusi
utama (JDU) yaitu dengan diameter pipa jaringan distribusi utama PVC 300 mm,
dengan pipa jaringan distribusi sekunder 110 mm, 160 mm, dan 90 mm serta pipa
jaringan distribusi tersier/pelayanan dengan menggunakan pipa PVC dengan
diameter 63 mm. Dari hasil simulasi kondisi tidak permanen pada Kecamatan
Gandus dengan bantuan program EPANET 2.2.
V-65
Pengembangan jaringan direncanakan memakai jaringan yang ada dan
evaluasi dilakukan pada tahun 2022. Untuk pengembangan sistem jaringan
distribusi air minum di Kelurahan Gandus Kecamatan Gandus yang bersumber
pada Sungai Musi pada tahun 2022 bisa dilakukan penambahan pipa untuk
melayani daerah gandus yang belum terlayani dengan mengetahui dari hasil
pengukuran debit yang ada pada pipa yang akan ditambahkan dengan debit pada
node 8 pada pipa 3 adalah 228,15 yang didapat berdasarkan pengukuran dalam
seiap 6 jam selama 24 jam yaitu dilakukan dengan menggunakan alat ukur debit
Flowmeter portable. Pengukuran debit dilakukan pada pukul 00, 06, 12, dan 18.
Sehingga didapatkan data debit dari hasil pengukuran pada tabel sebagai berikut :
Tabel 5.44 Debit Pada Junction yang akan ditambahkan
Debit Pipa Distribusi Gandus (Ø300
Juntions / Nodes
JAM mm)
Gandus
Q (L/DETIK)
Jl. Lettu Karim
00 225,5
Kadir Node. 8
Jl. Lettu Karim
06 226,39
Kadir Node. 8
Jl. Lettu Karim
12 238,5
Kadir Node. 8
Jl. Lettu Karim
18 222,22
Kadir Node. 8
Rata-Rata 228,15
Sumber : PDAM Tirta Musi, 2022
Berdasarkan data yang didapat untuk debit dari junction dan pipa yang
akan ditambahkan untuk pipa primer di Kecamatan Gandus dengan diameter 300
mm adalah 228,15 L/detik berdasarkan hasil perhitungan rata-rata yang didapatkan
dari hasil pengukuran yang telah dilakukan dengan menggunakan flow meter
portable. Sehingga dari idle tersebut masih dapat dilakukan perhitungan yang akan
dilakukan setelah tabel sebagai berikut ini.
V-66

Tabel 5.45 Kebutuhan Air Minum Setiap Node


Kebutuhan Air Minum Q Q Domestik + Q Faktor Q Jam
Node Standar Jml Total Qnon.Domestik Losses Q Rata-Rata
Domestik Non Domestik Jam Puncak
Nama Lokasi Jumlah Jumlah Sr Jiwa
Dari Node Ke Node Jiwa Per Sr Liter/Org/Hari L/Hari L/Detik 20% L/Detik 20 % (Liter/Detik) (Liter/Detik)
Jl. Karang Sari I 8 192 189 945 185850 2,151 0,430 2,581 0,516 3,10 1,75 5,42
Jl. Karang Sari II 192 203 113 565 111117 1,286 0,257 1,543 0,309 1,85 1,75 3,24
Jl. Tanjung Bubuk I 203 214 1 SR = 5 39 195 38350 0,444 0,089 0,533 0,107 0,64 1,75 1,12
197
Perum Pelangi Macan Jiwa
214 265 350 1750 344167 3,983 0,797 4,780 0,956 5,74 1,75 10,04
Lindungan 2
Jl. Lorong Bersama 214 219 170 850 167167 1,935 0,387 2,322 0,464 2,79 1,75 4,88
Jumlah 861 4305 846651 9,799 1,960 11,759 2,352 14,11 24,69
Sumber : Hasil Perhitungan dan Analisa, 2022
V-67
Contoh Perhitungan untuk kebutuhan dasar (base demand) pada aplikasi Epanet 2.2 :
Jumlah Rumah (a) = 189 Sambungan Rumah
Asumsi Jumlah Orang per KK (b) = 5 Jiwa
Jumlah Jiwa = b x a = 5 Jiwa x 189 Rumah = 945 Jiwa
Berdasarkan data PDAM Tirta Musi Kota Palembang Jumlah pemakaian air
sambungan rumah di Kecamatan Gandus adalah 23 𝑚3 /SR/bulan sehingga untuk
kebutuhan air minum per orang dalam satuan liter/orang/hari dapat di lihat pada
perhitungan sebagai berikut :
Jumlah
Pemakaian 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑚𝑎𝑘𝑎𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑖𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 (𝑚3 ) ∙ 1000 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)
= 30 𝐻𝑎𝑟𝑖
Air per orang
5 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔/𝐾𝐾
(liter/orang 𝑚3
29,5 /𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 ∙1000 (𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)
𝑆𝑅 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟
= 30 𝐻𝑎𝑟𝑖 = 197 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔 /𝐻𝑎𝑟𝑖
/hari) 5 𝑂𝑟𝑎𝑛𝑔/𝐾𝐾

Kebutuhan Air per hari (liter//hari) = Jumlah Total Jiwa x Std. Kebutuhan
per orang per hari
= 945 Jiwa x 197 Liter/Jiwa/hari
= 185850 Liter/hari
Kebutuhan Air rata-rata (L/detik) = 185850 Liter/hari / 86400 detik
= 2,151 Liter/detik
Berdasarkan RISPAM Kota Palembang Tahun 2014-2033, Jumlah
kebutuhan Non Domestik untuk Kecamatan Gandus adalah 20 %, sehingga contoh
perhitungan base demand untuk non domestik adalah sebagai berikut :
Qnon domestik = Qr x 20 %
= 2,151 Liter/detik x 20 %
= 0,430 Liter/detik
Untuk kehilangan air menurut PDAM Tirta Musi Kota Palembang
kehilangan air pada node adalah 20 %, sehingga perhitungan kehilangan air dapat
dilihat sebagai berikut :
Kehilangan Air = Qr x 20 %
= 2,151 Liter/detik x 20 %
= 0,430 Liter/detik
Qtotal = Qr + Qnon domestik + Kehilagan Air
= 2,151 liter/detik + 0,430 liter/detik + 0,430 Liter/detik
= 3,01 Liter/detik
Dengan cara yang sama, perhitungan pada setiap node yang akan
ditambahkan dihitung dengan rumus yang sama seperti diatas. Perhitungan pada setiap
node saat kondisi pada tabel 5.45
Pada tahap pengembangan sampai tahun 2041 jaringan perpipaan yang
akan direncanakan sesuai dengan rencana pengembangan daerah distribusi PDAM
V-68
Tirta Musi dan juga memperhatikan Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota
Palembang. Dari tabel 5.45 didapatkan nilai debit (Q) dari masing-masing junction
sesuai dengan jenis-jenis sambungan langganan yang akan dilayani oleh junction pada
setiap pembagian wilayah layanannya.
Debit pada pipa node 8 telah dilakukan pengukuran debit pada node
sehingga pengukuran data debit dengan portable flowmeter ultrasonic pada node 8
telah dilakukan pengukuran yaitu sebagai berikut. Berdasarkan pengukuran debit
menggunakan portable flowmeter ultrasonic didapatkan data hasil pengukuran debit
pada node 8 dan pada pipe 3 di jalan lettu karim kadir yaitu pada tabel sebagai berikut.
Tabel 5.46 Tabel hasil pengukuran debit pada pipa 9 node 8
Jam Junctions/ Nodes Gandus Debit Pipa Distribusi
Pengukuran Gandus (Ø300 mm)
00:00 Jl. Lettu Karim Kadir Node. 8 225,5 (L/detik)
06:00 Jl. Lettu Karim Kadir Node. 8 226,39 (L/detik)
12:00 Jl. Lettu Karim Kadir Node. 8 238,5 (L/detik)
18:00 Jl. Lettu Karim Kadir Node. 8 222,22 (L/detik)
Rata-Rata 228,15 (L/detik)
Sumber: Hasil Pengukuran
Berdasarkan tabel hasil pengukuran diatas didapatkan rata-rata debit pada pipa
JDU di pipa 3 dengan diameter 300 mm yaitu 228,15 Liter/detik. Sehingga pada
pehitungan tabel 5.45 diatas ada sisa atau idle pada pipa yaitu sebesar 186,09 L/detik.
Sehingga berdasarkan pengukuran tersebut terdapat idle pada pipa distribusi utama
yang sangat besar debitnya.
5.4.11 Perencanaan dan Pengembagan Jalur Distribusi
Setelah menentukan kebutuhan setiap node, maka selanjutnya yaitu dengan
membuat jalur distribusi, dimana jalur distribusi yang akan direncanakan harus sesuai
dengan kontur apabila akan menggunakan sistem gravitasi. Tetapi untuk kontur tanah
di Kecamatan Gandus Kota Palembang untuk kontur tanah dengan kondisi elevasi
tanah rendah dan terdapat elevasi yang menaik sehingga perlu adanya sistem gabungan
antara pemompaan dan secara gravitasi. Dalam pelayanannya digunakan beberapa
node. Sementara jenis pipa HDPE. Selanjutnya dalam pengerjaaan menggunakan
program EPANET 2.2. Rencana kebutuhan air minum setiap wilayah dan jalur pipa
berdasarkan nomor node dapat dilihat pada tabel 5.47 dan 5.48.
Tabel 5.47 Rencana Kebutuhan Air Minum Setiap node
Q Jam Puncak Pelayanan No. Elevasi (dpl)
Junction
5,42 192 4
3,24 203 5
1,12 214 4
10,04 265 4
4,88 219 3
14,63 323 5
V-69
Q Jam Puncak Pelayanan No. Elevasi (dpl)
Junction
23,15 285 4
3,44 482 10
6,80 483 20
11,53 484 4
2,30 485 11
4,08 486 4
Sumber: Hasil Analisa dengan EPANET 2.2
Tabel 5.48 Jalur Pipa Berdasarkan Nomor Node
Node Panjang Elevasi Diameter Keterangan
Pipa (m) (mdpl) Pipa
(mm)
Res - (J-5) 172,83 8 400 Pipa Baru
5-6 201,38 3 400 Pipa Baru
6-7 1607,68 5 400 Pipa Baru
7-8 316,05 5 400 Pipa Baru
8 - 192 437,85 4 300 Pipa Baru
192 - 203 402,70 5 300 Pipa Baru
203 - 214 673,13 5 280 Pipa Baru
214 - 219 382,68 4 110 Pipa Baru
214 - 265 229,86 3 300 Pipa Baru
265 - 284 514,43 4 280 Pipa Baru
284 - 323 870,64 5 160 Pipa Baru
284 - 285 1276,37 4 250 Pipa Baru
285 - 482 337,35 10 90 Pipa Baru
285 - 469 361,39 4 200 Pipa Baru
469 - 483 885,35 20 125 Pipa Baru
469 - 484 357,79 4 140 Pipa Baru
469 - 485 2153,4 11 125 Pipa Baru
485 - 486 620,26 4 90 Pipa Baru
Sumber: Hasil Analisa dengan EPANET 2.2

5.5 Iterasi Perhitungan dengan Epanet 2.2


Iterasi yang dilakukan sampai Iterasi Ke-5 dengan menggunakan aplikasi
Epanet 2.2. Data yang dimasukkan yaitu elevasi (ketinggian permukaan tanah),
panjang pipa, diameter pipa, kekasaran pipa, dan base demand.
Pada Iterasi I tidak digunakan untuk merencanakan sistem jaringan distribusi
dikarenakan sisa tekan pada network tabel node pada junction 203, 214, 219, dan 265
yaitu dengan rata-rata tekanan kurang dari 70 meter, sedangkan untuk tekanan yaitu 10
– 80 meter. Pada iterasi ke-2 dilakukan perubahan diameter. Apabila diameter kecil
maka tekanan akan naik, kecepatan dan headloss naik begitupun sebaliknya. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel yaitu terdapat pada lampiran.
Iterasi II ini tidak digunakan karena pada tabel 5.50 kecepatan aliran didalam
pipa pada pipa 211, 214, 281, dan 379 masih dibawah 0,6 sedangkan standar aliran pipa
berdasarkan Permen. PU No. 18 tahun 2007 tentang penyelenggaraan SPAM yaitu 0,3-
6 m/detik untuk tabel hasil simulasi dapat dilihat pada lampiran.
V-70
Pada Iterasi III dapat dijadikan salah satu tahap awal untuk menambah jalur
pipa distribusi yang akan dikembangkan. Untuk kecepatan dan tekanan sudah sesuai
dengan kriteria perencanaan sesuai dengan Permen. PUPR No. 18 Tahun 2007.
Selanjutnya pada pengembangan tahap II perlu dilakukan iterasi ke IV untuk
mengembangkan jalur pipa mulai dari junction 265 untuk hasil simulasi iterasi III dapat
dilihat pada lampiran, selanjutnya dilakukan iterasi ke IV untuk mengembangkan pipa
distribusi untuk target capaian di tahun 2030 jumlah SR 100 % cakupan pelayanannya
sehingga untuk pengembagan pipa distribusi selanjutnya perlu dilakukan iterasi ke IV
yaitu sebagai berikut.
Pada iterasi ke IV sudah dilakukan penambahan pipa distribusi tetapi dari hasil
simulasi pada junction 5, 6 dan 7 memiliki kelebihan tekanan yang dapat
mengakibatkan pipa pecah dengan tekanan yang melebihi 80 sesuai dengan maksimal
kriteria perencanaan yang berdasarkan pada Permen. PUPR No. 18 Tahun 2007 yaitu
96,43 pada junction 5 yaitu 96,43 meter dan junction 6 memiliki tekanan sebesar 95,08
meter. Berdarkan hasil simulasi dengan aplikasi Epanet 2.2 untuk unit headloss pada
junction 5 dan junction 6 memiliki headloss yaitu 6,68 m/km sehingga untuk unit
headloss melebihi dari kriteria desain perencanaan yaitu 10 meter/km, sehingga perlu
dilakukan iterasi ke V. Kebutuhan air minum dari node dimasukkan jika ada saluran
pipa menuju sambungan rumah atau pipa tersier, seperti pada Junction 192, Junction
203, Junction 214, dan Junction 265.
Tabel 5.49 Tabel Analisa Hidrolis Iterasi V
Node Id Elevation Demand Head Pressure
(mdpl) (LPS) (m) (m)
Reservoir 8 -171,41 8 0
Junction 5 3 0,13 99,43 96,43
Junction 6 3 0,13 98,08 95,08
Junction 7 5 0,13 87,35 82,35
Junction 8 5 0,13 85,25 80,25
Junction 192 4 5,42 89,64 85,64
Junction 203 5 3,24 88,1 83,1
Junction 214 4 1,12 84,76 80,76
Junction 219 4 4,88 83,68 79,68
Junction 265 3 10,04 84,09 81,09
Junction 284 4 0 82,45 78,45
Junction 285 4 19,83 78,18 74,18
Junction 323 5 14,63 79,48 74,48
Junction 469 4 0 77,17 73,17
Junction 482 10 3,44 76,88 66,88
Junction 483 20 6,8 74,74 54,74
Junction 484 4 10,42 75,92 71,92
Junction 485 11 2,3 71,92 60,92
Junction 486 4 4,08 68,65 64,65
Sumber: Hasil Analisa dengan EPANET 2.2
Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan dan analisa sistem pada jaringan
distribusi air minum ini adalah sisa tekan, karena sisa tekan ini menentukan sampai
atau tidaknya air ini pada konsumen. Proses selanjutnya adalah running system untuk
V-71
mendapatkan hasil simulasi secara lengkap. Untuk memasukkan data kebutuhan air
minum digunakan dari data yang dihitung menggunakan aplikasi google earth untuk
menghitung jumlah sambungan rumah (SR) yang akan dilayani oleh PDAM Tirta Musi
Kota Palembang dengan unit pelayanan Karang Anyar. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 5.49 dan 5.50.
Tabel 5.50 Tabel Analisa Hidrolis Iterasi V
Link Length Diameter Roughness Flow Velocity Unit
Id (m) (mm) (LPS) (m/detik) Headloss
(m/km)
Pipe 1 201,38 400 140 171,28 1,36 3,74
Pipe 2 1607,68 400 140 171,15 1,36 3,73
Pipe 3 316,05 400 140 171,02 1,36 3,73
Pipe 437,85 300 140 86,2 1,22 4,26
203
Pipe 406,95 300 140 80,78 1,14 3,77
211
Pipe 681,52 280 140 77,54 1,26 4,89
214
Pipe 225,1 300 140 71,54 1,01 3,01
281
Pipe 391,3 110 140 4,88 0,51 2,77
379
Pipe 514,43 280 140 61,5 1,00 3,19
556
Pipe 870,64 160 140 14,63 0,73 3,41
557
Pipe 1276,37 250 140 46,87 0,95 3,35
558
Pipe 361,39 200 140 23,6 0,75 2,78
559
Pipe 337,35 90 140 3,44 0,54 3,85
560
Pipe 885,35 125 140 6,8 0,55 2,74
561
Pipe 357,79 140 140 10,42 0,68 3,48
562
Pipe 2153,4 125 140 6,38 0,52 2,44
563
Pipe 620,26 90 140 4,08 0,64 5,28
564
Pump #N/A #N/A #N/A 85,7 0 -91,43
1
Pump #N/A #N/A #N/A 85,7 0 -91,43
2
Sumber: Hasil Analisa dengan EPANET 2.2
Berdasarkan tabel 5.49 dan 5.50 diatas, maka pipa setelah ditambahkan dan
disimulasikan maka nilai tertinggi tekanan terdapat pada titik junction J-5 yaitu sebesar
96,43 m/km sebagai pipa distribusi utama atau eksisting dan pada pipa yang
ditambahkan yaitu terdapat pada junction 192 dengan tekanan yaitu sebesar 85,64 m
dan pada tahap II pengembangan pada junction 265 dengan tekanan sebesar 81,09
meter sehingga berdasarkan kriteria perencanaan untuk minimum tekanan 1 Atm = 10
meter dan maksimal 10 Atm = 100 meter. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa
V-72
pada daerah penambahan diameter pipa diperkecil agar kecepatan aliran dalam pipa
dapat memenuhi syarat teknis yaitu kecepatan minimal 0,3 meter/detik – 6 m/detik dan
headloss tidak melebihi 10 m/km . Dimana semakin besar diameter pipa maka
kecepatan aliran dalam pipa maka kecepatan aliran dalam pipa akan semakin kecil,
serta semakin kecil kecapatan aliran didalam pipa maka akan semakin kecil headloss.
Sehingga pada tabel tersebut akan direncanakan untuk pengembangan jaringan
distribusi air minum sekunder dikarenakan sudah memenuhi standar yang telah
ditetapkan untuk sisa tekanan. Untuk tabel hasil simulasi jaringan distribusi air minum
keseluruhan terdapat pada lampiran.
V-77
Aksesoris untuk sistem jaringan distribusi air minum yang digunakan yaitu
Reducer, Gate Valve, Tee, Bend Segmented 45 dan Bend Segmented 90. Berikut
fungsi dari aksesoris adalah sebagai berikut :
1. Reducer berfungsi untuk menyambungkan pipa dari ukuran pipa diameter
besar ke pipa diameter kecil, begitupun sebaliknya.
2. Gate Valve berfungsi untuk mengontrol aliran air melalui sistem.
3. Bend Segmented berfungsi untuk mengubah arah aliran pada pipa.
4. Tee berfungsi untuk membagi aliran pipa menjadi dua arah.
Detail junction dan jumlah aksesoris yang digunakan untuk perencanaan
jaringan ditribusi air minum adalah sebagai berikut :
a. Junction 8 : Tee Reducer sebanyak 1 buah dengan diameter 300 x 160
mm, Gate Valve sebanyak 2 buah dengan diameter 300 mm dan 160 mm,
bend segmented 45 sebanyak 3 buah dengan diameter 160 mm, dan bend
segmented 90 sebanyak 1buah.
b. Junction 192 : Bend segmented 90 dengan diameter 160 mm sebanyak 2
buah dan Gate Valve 1 buah dengan diameter 160 mm.
c. Junction 203 : Gate Valve sebanyak 1 buah dengan diameter 160 mm,
Tee Reducer sebanyak 1 buah dari diameter 160 mm ke diameter 90.
Reducer sebanyak 1 buah dengan diameter 160 mm ke 60 mm. dan bend
segmented 45 diameter 160 mm sebanyak 2 buah.
d. Juction 214 : Bend segmented 45 sebanyak 1 buah, dan bend segmented
90 sebanyak 2 buah.
e. Juction 219 : Bend segmented 45 sebanyak 2 buah, dan bend segmented
90 sebanyak 1 buah dengan diameter 70 mm.
Untuk letak aksesoris lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 5.8.

Anda mungkin juga menyukai