id
TUGAS AKHIR
“PENGENDALIAN MUTU PROSES PEMBUATAN
MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH
(CLOVE LEAF OIL)”
Oleh :
HERMAWATI DIAN JAYANTI
H3108011
TUGAS AKHIR
“PENGENDALIAN MUTU PROSES PEMBUATAN
MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH
(CLOVE LEAF OIL)””
Yang Disiapkan dan Disusun Oleh
HERMAWATI DIAN JAYANTI
H3108011
Menyetujui,
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret Surakarta
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
diiringi doa”
(Unknown)
(Unknown)
“Life is an adventure”
(Unknown)
(Unknown)
(Unknown)
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
My Self
Bapak & Ibu ku tercinta
Kakak & Adik ku
tersayang
Keluarga besar ku
Seseorang yang spesial
&
Sahabat-sahabat ku
terkasih
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk penyempurnaan yang lebih lanjut.
Semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya,
dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.
Penulis
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
commit to user
xi
QUALITY CONTROL PRODUCTION PROCESS OF
CLOVE LEAF OIL’S
ABSTRACT
Clove (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) is one of species belonged to
Myrtaceae family. In this research, clove oil was taken from ground leaf of clove. Metode
extraction in research is use indirect distillation. The general clove leaf oil’s product from the
farmer, so oli result distillation not belong quality condition. Leaf’s from farmer is wet, in
usaha distillation have a treatment, there are to dry leaf’s help the light the sun. Oil’s will be
lost when save in dry season depand from any factor there are material condition, long a save,
and compotition chemical oil in material. Material available clove leaf’s depand of season. In
dry season a lot of material leaf available. Average clove leaf oli’s result have ± 8 kg every
distillation. The yield clove leaf oli’s result is 1,6 %. Quality control should be implemented at
all stages of that process to obtain a good clove leaf oil’s. Quality test of final product made by
clove leaf oil’s by test coulor, flavour, density,the indeks of refrection, eugenol, and β
caryophillen are respectively about yellow, specific clove leaf oil’s, 1.031, 1.526, 75.64 %,
21.03 %. Quality of clove leaf oil’s depand of characteristic nature from each oil’s and strange
materials mix in them. Strange materials will be decrease quality clove leaf oil’s. Component
standart quality clove leaf oil’s depand from quality clove leaf oil’s and pure it. The other factor
there are kind of trees, age of harvest, behavior materials before destilation, kind of used tools
and condition process, behavior oil after destilation, packaging, and place saving.
Description:
1. Student Programs / D-III Study Program Technology of Agriculture Product, Faculty of
Agriculture, Sebelas Maret University named Hermawati Dian Jayanti,
NIM H3108011
2. Lecturer1 / Examiners1
3. Lecturer 2 / Examiners2
PENGENDALIAN MUTU PROSES PEMBUATAN
MINYAK ATSIRI DAUN CENGKEH
(CLOVE LEAF OIL)
Hermawati Dian Jayanti1
Ir. Kawiji, M.P2. Ir. Choiroel Anam, M.P, M.T3.
ABSTRAK
Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry) merupakan spesies dari famili
Myrtaceae. Pada penelitian ini, minyak atsiri diekstrak dari daun-daun cengkeh yang telah
kering dan gugur. Metode ekstraksi yang dipakai pada penelitian ini adalah penyulingan uap
dan air. Minyak cengkeh umumnya diproduksi oleh para petani, sehingga minyak yang
dihasilkan tidak memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan. daun yang diperoleh dari
petani tidak kering, di usaha penyulingan ini memiliki treatment khusus dengan cara
mengeringkan daun cengkeh tersebut dengan bantuan sinar matahari. Penyusutan minyak
selama penyimpanan dalam udara kering tergantung dari beberapa faktor yaitu kondisi bahan,
metode penyimpanan, lama penyimpanan, dan komposisi kimia minyak dalam bahan.
Ketersediaan bahan baku daun cengkeh sangat tergantung pada musim. Pada musim kemarau
bahan baku ketersedian daun sangat banyak. Rata-rata minyak daun cengkeh yang dihasilkan ±
8 kg setiap penyulingan. Randemen minyak atsiri yang dihasilkan masih sangat rendah yaitu
1,6 %. Pengendalian mutu harus dilakukan pada semua langkah agar didapatkan minyak daun
cengkeh yang berkualitas. Hasil uji mutu minyak daun cengkeh dengan test uji warna, bau,
berat jenis, indeks bias, kadar eugenol, dan β caryophillen. Kualitas atau mutu minyak atsiri
ditentukan oleh karakteristik alamiah dari masing-masing minyak tersebut dan bahan-bahan
asing yang tercampur di dalamnya, adanya bahan-bahan asing akan merusak mutu minyak
atsiri. Komponen standar mutu minyak atsiri ditentukan oleh kualitas dari minyak itu sendiri
dan kemurniannya. Faktor lain yang berperan dalam mutu minyak atsiri adalah jenis tanaman,
umur panen, perlakuan bahan sebelum penyulingan, jenis peralatan yang digunakan dan kondisi
prosesnya, perlakuan minyak setelah penyulingan, kemasan dan penyimpanan.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia termasuk negara penghasil minyak atsiri dan minyak
ini juga merupakan komoditi yang menghasilkan devisa negara. Oleh karena
itu, pada tahun-tahun terakhir ini minyak atsiri mendapat perhatian yang cukup
besar dari pemerintah Indonesia. Sampai saat ini Indonesia baru menghasilkan
sembilan jenis minyak atsiri yaitu: minyak cengkeh, minyak kenanga, minyak
nilam, minyak akar wangi, minyak pala, minyak kayu putih dan minyak sereh
wangi. Dari sembilan jenis minyak atsiri ini terdapat enam jenis minyak yang
paling menonjol di Indonesia yaitu: minyak pala, minyak nilam, minyak
cengkeh dan minyak sereh wangi.
Peluang pasar komoditi minyak atsiri ini masih terbuka luas baik di
dalam maupun luar negeri. Permintaan minyak atsiri diperkirakan terus
meningkat dengan bertambahnya populasi penduduk dunia. Kegunaan minyak
atsiri sangat banyak, tergantung dari jenis tumbuhan yang diambil hasil
sulingnya. Minyak atsiri ini digunakan sebagai bahan baku minyak wangi,
komestik dan obat-obatan. Minyak atsiri juga digunakan sebagai kandungan
dalam bumbu maupun pewangi (flavour and fragrance ingredients). Industri
komestik dan minyak wangi menggunakan minyak atsiri sebagai bahan
pembuatan sabun, pasta gigi, sampo, lotion dan parfum. Industri makanan
menggunakan minyak atsiri sebagai penyedap atau penambah cita rasa. Industri
farmasi menggunakannya sebagai obat anti nyeri, anti infeksi, pembunuh
bakteri. Fungsi minyak atsiri sebagai wewangian juga digunakan untuk
menutupi bau tak sedap bahan-bahan lain seperti obat pembasmi serangga yang
diperlukan oleh industri bahan pengawet dan bahan insektisida. Komoditi
minyak atsiri banyak dikembangkan oleh negara-negara, seperti Amerika
Serikat, Perancis, Inggris, Jepang, Jerman, Swiss, Belanda, Hongkong,
Irlandia, dan Kanada.
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari pelaksanaan Praktek Quality Control
“Pengendalian Mutu Proses Pembuatan Minyak Atsiri Daun Cengkeh” ini
adalah :
1. Bagaimana proses pembuatan minyak atsiri daun cengkeh?
2. Bagaimana konsep pengendalian mutu minyak atsiri daun cengkeh?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan Praktek Quality Control “Pengendalian Mutu
Proses Pembuatan Minyak Atsiri Cengkeh” ini adalah :
1. Mengetahui proses pembuatan minyak atsiri daun cengkeh
2. Membuat konsep pengendalian mutu minyak atsiri daun cengkeh.
3. Mengetahui variabel mutu di setiap bahan baku, proses produksi, dan
produk akhir minyak atsiri daun cengkeh.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Minyak Atsiri
Minyak yang terdapat di alam dibagi menjadi tiga golongan besar,
yaitu: minyak mineral (mineral oil), minyak yang dapat dimakan (edible fat)
dan minyak atsiri (essential oil). Di Indonesia banyak dibuat jenis-jenis
minyak atsiri, seperti minyak nilam, minyak cengkeh, minyak pala, minyak
lada, minyak sereh, dan lain-lain. Minyak atsiri dikenal juga dengan nama
minyak teris atau minyak terbang (volatile oil) yang dihasilkan oleh tanaman.
Minyak tersebut mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami
dekomposisi, mempunyai rasa getir (pungent teste), berbau wangi sesuai
dengan bau tanaman penghasilnya (Guenther, 1987).
Umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut air. Minyak atsiri
ini merupakan salah satu dalam hasil sisa dari proses metabolisme dalam
tanaman yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan kimia
dengan adanya air. Minyak tersebut disintesa dalam sel glandular pada
jaringan tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin,
misalnya minyak terpentin dari pohon pinus. (Ketaren, 1981).
Tanaman penghasil minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150-200
spesies tanaman yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae,
Lauraceae, Myrtaceae dan Umbelliferaceae. Minyak atsiri dapat bersumber
pada setiap bagian tanaman, yaitu, dari daun, bunga, buah, biji, batang atau
kulit dan akar atau rizhome. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman,
dapat juga bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau terdapat dibuat secara
sintetis (Richards, 1944).
B. Bunga Cengkeh
CengkEh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam
bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari
commit toadalah
keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh user tanaman asli Indonesia, banyak
4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
C. Daun Cengkeh
Daun cengkeh tidak termasuk daun lengkap karena memiliki tangkai
daun, helaian daun, namun tidak memiliki upih/pelepah daun. Daunnya
berbentuk lonjong dan berbunga pada bagian ujungnya. Termasuk daun
majemuk karena dalam satu ibu tangkai ada lebih dari satu daun. Bangun
daunnya adalah lanset, ujungnya adalah runcing pangkalnya adalah
meruncing, susunan tulang daunnya adalah menyirip penninervis, tepi
daunnya adalah rata dan daging daunnya adalah seperti kertas, tipis tetapi
cukup tegar.
D. Proses Produksi
Minyak daun cengkeh biasa diperoleh dari daun cengkeh yang sudah
gugur. Komposisi minyak yang dihasilkan bervariasi tergantung dari keadaan
daun serta cara destilasinya, minyak yang dihasilkan biasanya mengandung
eugenol antara 80 - 88 % dengan kadar eugenol asetat yang rendah tetapi
kadar caryophyllene yang tinggi. Penyulingan daun dengan kadar air sekitar 7
- 12% yang dilakukan dalam tangki stainless steel volume 100 selama delapan
jam, menghasilkan minyak dengan rendemen 3,5% dan total eugenol 76,8%
(Nurdjannah et al., 1993).
Di Indonesia dikenal 3 macam sistem penyulingan, yaitu:
1) Penyulingan dengan air
didih tinggi dan bersifat larut air tidak dapat menguap secara sempurna
sehingga komponen minyak yang dihasilkan tidak lengkap.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
12
E. Pengendalian Mutu
Mutu diputuskan konsumen berdasarkan pengalaman mengenai
kesesuaikan harapan konsumen terhadap produk dengan aktualisasi produk
yang diterima konsumen. Mutu berdasarkan sifat produk dapat ditinjau dari
dua sisi konsumen dan sisi produsen. Konsumen mendefinisikan mutu dengan
sangat subyektif dan abstrak, akibatnya penilaian mutu antara satu konsumen
dengan konsumen lain berbeda. Penilain mutu dari segi produsen diamati
berdasarkan klasifikasi produk secara fisik maupun kimia berdasarkan standar
mutu produk tertentu (Ibrahim 2000).
Pentingnya mutu dapat dijelaskan dari dua sudut, yaitu dari sudut
manajemen operasional dan manajemen pemasaran. Dilihat dari sudut
manajemen operasional, mutu produk merupakan salah satu kebijaksanaan
penting dalam meningkatkan daya saing produk yang harus memberi kepuasan
kepada konsumen melebihi atau paling tidak sama dengan mutu produk dari
pesaing. Dilihat dari sudut manajemen pemasaran, mutu produk merupakan
salah satu unsur utama dalam bauran pemasaran (marketing-mix), yaitu
produk, harga, promosi, dan saluran distribusi yang dapat meningkatkan
volume penjualan dan memperluas pangsa pasar perusahaan (Nasution, 2005).
Ada empat langkah dalam melakukan Quality Control, yaitu sebagai
berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
14
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
method man
Waktu Kurang
penyulingan terampil
Suhu penyulingan
Kurang cermat Kualitas
minyak
atsiri daun
Kesalahan cengkeh
Kerusakan penggunaan alat
alat
Kesalahan
pengujian alat
machine
Gambar II.6 Fishbone warna tak sempurna pada minyak daun cengkeh
F. Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah proses pengukuran atau penilaian resiko serta
pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi yang dapat diambil antara
lain adalah memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari resiko,
mengurangi efek negatif resiko, dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi resiko tertentu. Manajemen resiko tradisional terfokus pada
resiko-resiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal seperti bencana alam
atau kebakaran, kematian serta tuntutan hukum (Anonimb, 2011).
Beberapa resiko lebih penting dibandingkan resiko lainnya. Baik
penting maupun tidak sebuah resiko tertentu bergantung pada sifat resiko
tersebut, pengaruhnya pada aktifitas tertentu dan kekritisan aktifitas tersebut.
Aktifitas beresiko tinggi pada jalur kritis pengembangan biasanya merupakan
penyebabnya. Untuk mengurangi bahaya tersebut maka harus ada jaminan
untuk meminimalkan resiko atau paling tidak mendistribusikannya selama
pengembangan tersebut dan idealnya resiko tersebut dihapus dari aktifitas
yang mempunyai jalur yang kritis (Anonimc, 2011).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
17
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III
TATA LAKSANA PELAKSANAAN
A. Pelaksana
Nama : Hermawati Dian Jayanti
NIM : H 3108011
Program studi : D3 Teknologi Hasil Pertanian
18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
20
21
· Cara kerja :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
· Cara kerja :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
· Cara kerja :
24
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
27
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
29
2. Air
Air pada pembuatan minyak daun cengkeh befungsi dalam pelarut
dan pendingin pada kondensor. Persediaan air bersih di lokasi UKM
minyak atsiri daun cengkeh sangat melimpah sehingga memudahkan
dalam proses produksi. Air yang dipergunakan dalam UKM minyak atsiri
daun cengkeh berasal dari air sungai dan PAM (Perusahaan Air Minum).
Air menjadi berbahaya jika tidak bersih atau sudah tercemar kotoran,
apalagi bila air sudah tercemar oleh mikroba patogen maupun oleh logam
berat. Pengendalian mutu yang dilakukan terhadap bahan pembantu air ini
sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas produk minyak daun cengkeh
yang dihasilkan.
Pada proses pendinginan air yang digunakan dalam bak
penampung yang diatur sirkulasi airnya. Sirkulasi air dijaga agar air dalam
kondensor selalu dingin. Air ini dipergunakan untuk mengubah uap
menjadi cair yang berupa minyak. Air kolam pendingin ini berasal dari
sungai yang terletak didekat lokasi penyulingan. Kolam pendingin yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Daun cengkeh
Didistilasi
Kondensasi
32
33
3. Proses penyulingan
Setelah ketel terisi penuh pemanasan akan segera dilakukan. Proses
penyulingan minyak daun cengkeh berlangsung selama 5-7 jam. Proses
pemanasan dapat menggunakan bahan bakar berupa limbah daun yang
disuling sebelumnya dan ban bekas. Satu kali proses pemasakan
membutuhkan ban bekas sebanyak 50 buah. Pengapian ini dijaga terus
agar panas tetap stabil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
air
Bahan
baku air
air
api
35
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37
38
D. Randemen
Rendemen dan mutu dari minyak yang dihasilkan dipengaruhi oleh
asal tanaman, varietas, mutu bahan, penanganan bahan sebelum penyulingan,
metode penyulingan serta penanganan minyak yang dihasilkan. (Nurdjannah
et al., 1993). Kandungan utama dari minyak cengkeh adalah eugenol, eugenol
asetat dan caryophyllen.
Randemen yang dihasilkan di UKM ini masih sangat rendah yaitu
1,6 %. Faktor-faktor yang mempengaruhi randemen minyak daun cengkeh:
1. Daun cengkeh
Ketersediaan bahan baku untuk daun cengkeh bersifat musiman.
Bahan baku utama yang digunakan pada minyak daun cengkeh adalah daun
commit
cengkeh kering yang sudah gugur.to Ini
usermenyebabkan usaha minyak daun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
40
akhir yang sesuai dengan standar mutu produk yang berlaku dan produk yang
seragam.
Hal yang perlu diperhatikan dari proses penanganan produk akhir
adalah proses penyimpanan minyak daun cengkeh disimpan didalam tangki
penampung minyak yang tertutup rapat dan tidak terkena matahari secara
langsung. Hal ini bertujuan agar minyak yang dihasilkan tidak terhidrolisis
dan mutu minyak dapat tetap terjaga.
Tabel IV.1 Kualitas produk akhir minyak daun cengkeh
No Jenis uji satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Warna - Kuning
1.2 Bau - Khas minyak cengkeh
2 Bobot jenis 20°C/20°C - 1,031
3 Indeks bias (nD20) - 1,526
4 Kelarutan dalam etanol 70% - 1 : 2 jernih
5 Eugenol total %, v/v 75,64
6 Beta caryophillene % 21,03
1. Warna
Warna merupakan komponen penting dalam minyak atsiri daun
cengkeh, karena warna akan mempengaruhi bau, indeks bias, kelarutan
dalam etanol, eugenol total, dan beta caryophillene. Hasil warna minyak
atsiri daun cengkeh berwarna kuning.
2. Bau
Bau merupakan komponen penting dalam minyak atsiri daun
cengkeh. Hasil penyulingan minyak daun cengkeh ini mempunyai bau khas
minyak daun cengkeh yang telah sesuai dengan SNI.
3. Bobot jenis
Metode ini didasarkan pada perbandingan antara berat minyak pada
suhu yang ditentukan dengan berat air pada volum yang sama dengan volum
minyak pada suhu tertentu. Hasil menunjukkan bahwa berat jenis minyak
daun cengkeh telah sesuai. Bobot jenis minyak atsiri daun cengkeh sebesar
1,031. Berdasarkan standar mutu minyak daun cengkeh dari SNI 06-2387-
commit
2008, nilai tersebut telah sesuai to user
dengan standar yaitu 1,025 sampai 1,049.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41
4. Indeks bias
Indeks bias merupakan perbandingan antara kecepatan cahaya
dalam ruang hampa udara. Bila seberkas sinar mengenai sebuah bidang
batas dari 2 zat yang transparan maka cahaya tersebut sebagian akan
dipantulkan, diabsorbsi dan diteruskan. Tergantung pada besarnya sudut
jatuh maka sinar yang diteruskan mungkin searah dengan sinar jatuh atau
ditentukan dengan arah yang dibelokkan/dibiaskan. Indeks bias minyak daun
cengkeh yang dihasilkan ini sebesar 1,526, hal ini menunjukkan tidak ada
perbedaan dengan pustaka. Indeks bias minyak daun cengkeh dapat
menyimpang (menurun) jika terdapat pemalsuan karena eugenol dapat
menghasilkan indeks bias cahaya yang tinggi dengan demikian semakin
tinggi eugenol maka makin tinggi indeks biasnya.
5. Kelarutan dalam alkohol
Kelarutan minyak dalam alkohol berdasarkan hasil analisis
menunjukkan larut dalam segala perbandingan, hal ini dikarena kandungan
eugenol yang tinggi dan eugenol merupakan suatu senyawa kelompok
alkohol.
6. Eugenol total
Kualitas minyak daun cengkeh ditentukan oleh kandungan eugenol
di dalamnya. Semakin tinggi kadar eugenolnya maka semakin baik
kualitasnya dan nilai jualnya juga semakin tinggi. Penambahan pelarut ke
dalam campuran reaksi dapat meningkatkan pengambilan eugenol dari
minyak cengkeh. Setelah didiamkan akan terbentuk 2 fase yaitu : fase air
yang mengandung Na eugenol dan fase kariofolin, kedua fase dipisahkan
kemudian fase air di asamkan dengan HCl untuk memperoleh kembali
eugenol.
Eugenol rektif terhadap basa kuat khusunya NaOH dan KOH sifat
ini dimanfaatkan untuk mengambil eugenol dari minyak daun cengkeh,
eugenol berupa zat cair berbentuk minyak tidak berwarna atau sedikit
kekuning-kuningan larut dalam alkohol, kloroform, eter dan sedikit larut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42
dalam air berbau tajam minyak cengkeh, berasa membakar dan panas
dikulit.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak daun
cengkeh ternyata cukup baik karena mengandung eugenol sebesar 76,5%.
Akan tetapi hasil pengujian mengunakan kromatografi gas (GCMS)
menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu sebesar 74,78%. Namun, nilai
tersebut tidak sesuai dengan standar SNI. Hal ini disebabkan oleh proses
penyulingan yang masih menggunakan alat yang sederhana dan waktu
penyulingan yang relatif singkat. Belcher (1965) menyatakan bahwa
kandungan eugenol dari minyak tergantung dari waktu destilasi. Waktu
destilasi yang singkat (cepat) menghasilkan minyak dengan kandungan
eugenol yang jauh lebih tinggi daripada yang biasa dilakukan dengan waktu
yang lebih lama.
7. Beta caryophillen
Spesifikasi minyak cengkeh sebagai sumber rasa dan aroma tidak
hanya ditentukan oleh kandungan eugenol saja, tapi oleh komponen lain
seperti eugenol asetat dan caryophyllen. Analisis penyusun-penyusun bukan
fenolat dengan cara kromatografi gas dan spektroskopi massa menghasilkan
8 komponen (Hardjono, 1981). Enam diantaranya diidentifikasi sebagai :
αkubena, α kopaen, β karyofillen, humulen, kadina 1,3,5-trien dan δ
kadinen. Penyusun utama dari fraksi bukan fenolat adalah β karyofillen.
Dari hasil uji, minyak daun cengkeh ini memiliki kadar β karyofillen
sebesar 21,03 %. Hasil ini tidak sesuai dengan standar SNI yaitu maksimal
17%. Minyak daun cengkeh biasa diperoleh dari daun cengkeh yang sudah
gugur. Komposisi minyak yang dihasilkan bervariasi tergantung dari keadaan
daun serta cara destilasinya, minyak yang dihasilkan biasanya mengandung
eugenol antara 80 - 88 % dengan kadar eugenol asetat yang rendah tetapi
kadar coryophyllene yang tinggi (Nurdjannah et al., 1993).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44
G. Limbah Produksi
Usaha pengolahan minyak daun cengkeh menghasilkan limbah cair
yang tidak berbahaya dan dapat ditoleransi lingkungan. Limbah cair tersebut
adalah air sisa penyulingan. Jika proses pemisahan air dan minyak daun
cengkeh berlangsung dengan sempurna, maka air yang tersisa tidak
berdampak buruk pada lingkungan. Limbah padat yang lain adalah abu daun
kering sisa pembakaran yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk. Limbah daun
dari proses penyulingan dimanfaatkan untuk bahan pembakaran dalam proses
penyulingan. Secara umum, usaha penyulingan minyak daun cengkeh ini
termasuk usaha yang ramah lingkungan.
H. Manajemen Resiko
Resiko merupakan sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan
atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu
contoh adalah mutu minyak daun cengkeh, apabila mutu minyak daun
cengkeh yang dinilai dari kadar eugenolnya, maka usaha penyulingan tersebut
akan menderita kerugian. Kemungkinan yang lain adalah tidak terjadi nilai
kadar eugenol dibawah standar.
Pelaksanaan manajemen resiko adalah untuk mengurangi resiko
yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai
jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, dan
organisasi. Di sisi lain pelaksanaan manajemen resiko melibatkan segala cara
yang tersedia bagi manusia.
Sesuatu yang tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungkan
atau merugikan. Ketidakpastian yang menimbulkan kemungkinan
menguntungkan dikenal dengan istilah peluang (Opportunity, sedangkan
ketidak pastian yang menimbulkan akibat yang merugikan dikenal dengan
istilah risiko (Risk). Untuk mengurangi bahaya tersebut maka harus ada
jaminan untuk meminimalkan resiko atau paling tidak mendistribusikannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45
46
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan di atas adalah sebagai
berikut:
1. Penyulingan minyak daun cengkeh menggunakan penyulingan uap dan
air.
2. Tahap penyulingan minyak daun cengkeh terdiri dari persiapan ketel
daun, pemasukan daun ke ketel daun, proses penyulingan, pemisahan
minyak dan air, penampungan, dan penyimpanan
3. Pada hasil pengujian warna telah sesuai dengan SNI 06-2387-2008 yaitu
kuning.
4. Pada hasil pengujian aroma telah sesuai dengan SNI 06-2387-2008 yaitu
khas minyak daun cengkeh.
5. Pada hasil pengujian berat jenis telah sesuai dengan SNI 06-2387-2008
yaitu 1,031.
6. Pada hasil pengujian kelarutan alkohol telah sesuai dengan SNI 06-2387-
2008 yaitu 1 : 2 jernih.
7. Pada hasil pengujian indeks bias telah sesuai dengan SNI 06-2387-2008
yaitu1,526.
8. Pada hasil pengujian eugenol minyak daun cengkeh memiliki nilai
sebesar 75,64%, hal ini tidak sesuai dengan SNI 06-2387-2008 yaitu
minimum 78%.
9. Standar daun cengkeh yang ditetapkan antara lain daun telah gugur dari
pohonnya, daun berwarna coklat sampai kuning, daun tidak busuk, dan
daun utuh.
10. Proses penanganan produk akhir adalah proses penyimpanan minyak
daun cengkeh disimpan didalam tangki penampung minyak yang
commitmatahari
tertutup rapat dan tidak terkena to user secara langsung.
47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48
11. Pengolahan minyak daun cengkeh menghasilkan limbah cair yang tidak
berbahaya dan dapat ditoleransi lingkungan, dan limbah padat yang
digunakan untuk bahan bakar penyulingan.
B. Saran
Cara yang lebih baik meningkakan mutu dan rendemen ialah
menggunakan ketel dan kolom pendingin dari besi tahan karat dan
kondensasinya berlangsung dengan pengaliran air. Waktu destilasi yang
digunakan untuk mengambil minyak daun cengkeh ini adalah 7-8 jam
digunakan secara optimal. Perlu proses pemurnian minyak daun cengkeh di
home industry tersebut. Penyimpanan minyak hasil penyulingan sebaiknya
ditempatkan pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
commit to user