Anda di halaman 1dari 89

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK FURNITURE


(CHECK LIST FINAL PROJECT SITRA) STUDI PADA PT. INDO
VENEER UTAMA

Diajukan untuk Memenuhi Syarat – syarat Mencapai Gelar


Ahli Madya di Bidang Manajemen Bisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :

MAY RINA SAVITRI

F3509045

DIPLOMA III MANAJEMEN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul:

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK FURNITURE


(CHECK LIST FINAL PROJECT SITRA) COLOMADU

Surakarta, 29 Mei 2012

Telah disetujui oleh dosen Pembimbing

Dra. Anastasia Riani S, Msi

Nip. 19590330 198601 2 001

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan Judul:

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK FURNITURE

(CHECK LIST FINAL PROJECT SITRA) STUDI PADA PT. INDO

VENEER UTAMA COLOMADU

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhit

Program Studi Diploma 3 Manajemen Bisnis

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juli 2012

Tim Penguji Tugas Akhir

1. Deny Dwi Hartono,SE, MSI

NIDN. 19831210 2008121 002 Penguji

2. Dra. Anastasia Riani S, MSI ( )

NIDN. 19590330 198601 2 001 Pembimbing

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN MOTTO

v Orang – orang yang berhasil di dunia ini adalah orang – orang yang

bangkit dan mencari keadaan yang kita inginkan, dan jika

mewujudkannya, mereka akan membuatnya sendiri

(NN)

v Semangatlah untuk meraih cita – cita dan harapan kita yang kita

impikan

(Penulis)

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini aku persembahkan untuk:

· Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

· Bapak dan ibu yang telah memberikan Do’a, dukungan moral, dan

keuanganku.

· Adikku Rika makasih atas semangatnya.

· Mbakku Rike beserta suami dan anaknya makasih sudah

meminjamiku lap top.

· Pacarku yang selalu memberiku semangat dan dukungannya.

· Semua sahabatku yang selalu member semangat

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK FURNITURE

(CHECK LIST FINAL PROJECT SITRA) STUDI PADA PT. INDO VENEER

UTAMA COLOMADU “.

Tugas Akhir ini disusun dengan maksud untuk memmenuhi persyaratan

kurikulum dalam rangka mencapai gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Suraklarta.

Dengan kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu, membimbing, hingga

tersusunnya Tugas Akhir ini. Ucapan terimakasih yang tulus penulis haturkan

kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro, MSselaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Ibu Sinto Sunaryo,SE,M.Siselaku ketua Program Studi D3 Manajemen

Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Ibu Dra. Anastasia Riani S. M.Si selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan , serta petunjuk kepada penulis dalam

penyusunan Tugas Akhir.

4. Bapak Joko Mulyanto, ST. selaku kabag. HRD & GA PT. Indo Veneer

Utama COLOMADU yang telah memberikan izin untuk melaksanakan

magang. commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

5. Semua stap maupun karyawan PT. INDO VENEER UTAMA

Colomadu yang sudah memberikan waktunya, terutama ibuk Gunadi,

ibu Sumini dan mbak Yuli terimakasih banyak.

6. Orang tua, Saudaraku, Keponakanku dan Pacarku yang telah

memberikan dorongan, semangat , serta do’a dengan penuh keikhlasan

sehingga saya bisa menyelesaikan tugas ini.

7. Teman-teman seperjuangan di Manajemen Industri. Terimakasih atas

semuanya.

8. Semua pihak yang tidak mungkin disebutka satu persatu yang secara

langsung maupun tidak langsung yang telah banyak membantu penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

Penulis menyadari penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari

sempurna oleh karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis

sehingga terdapat banyak kekurangan. Namun penulis berharap karya

sederhana ini dapat bermanfaat bagi pihak – pihak lain yang

membutuhkan.

Surakarta, Juni 2012

Penulis

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAKSI .................................................................................................. ii
PERSETUJUAN............................................................................................. iii
PENGESAHAN .............................................................................................. iv
MOTTO .......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalag ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................... 4
E. Metode Penelitian ..................................................................... 5

BAB II TINJUAN PUSTAKA


A. Pengertian Kualitas.................................................................... 12
B. Faktor – factor yang Mempengaruhi Kualitas .......................... 13
C. Pengertian Pengendalian Kualitas ............................................ 14
D. Tujuan Pengendalian Kualitas .................................................. 14

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas ..................................... 15


F. Metode – metode Pengendalian Kualitas .................................. 16

BAB III PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Perusahaan ……..………………………………… 18

2. Lokasi Perusahaan ………………………………………... 19

3. Tujuan Umum idirikannya Perusahaan…………………... 20

4. Struktur Organisasi ……………………………………….. 20

5. Kebijakan Perusahaan ……………………………………. 27

6. Tata Tertib Perusahaan…………………………………… 35

7. Pemasaran………………………………………………… 36

8. Jenis Produk……………………………………………… 36

9. Departemen Produksi dan Mesin yang dimiliki …………. 37

10. Pengembangan …………………………………………. 56

11. Uraian Proses Produksi ………………………………… 56

B. Laporan Magan …………………………………………….. 64

C. Tujuan Magang Kerja …………………………………….... 65

D. Pelaksanaan Magang ………………………………………. 65

E. Kegiatan Magang Kerja …………………………………… 66

F. Analisis dan Pembahasan Masalah ………………………… 67

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 75

B. Saran..................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Bagan C-chart.............................................................................. 7

Gambar 1.2 Diagram Pareto............................................................................ 8

Gambar 1.3 Diagram Sebab-akibat (Fishbone)............................................... 9

Gambar 1.4 Kerangka Pemikiran .................................................................... 10

Gambar 1.5 Arus Order Produksi ................................................................... 59

Gambar 1.6 Diagram Chart (POM)................................................................. 70

Gambar 1.7 Diagram Pareto dari Jumlah Kerusakan ....................................... 72

Gambar 1.8 Diagaram Sebab Akibat hasil dari Kerusakan ............................ 73

commit to user

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Produksi dan Jumlah Kerusakan Per hari ......................... 68

Tabel 2.1 Jenis Kerusakan per hari pada Bulan Januari 2011 ....................... 71

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK FURNITURE (CHECK
LIST FINAL PROJECT SITRA) COLOMADU

MAY RINA SAVITRI


F3509045
Tuntutan konsumen akan kualitas barang yang dibelinya semakin tinggi dan
kecenderungan ini akan diperkuat oleh tekanan persaingan di masa yang akan datang Perusahaan
furniture Colomadu sangat memperhatikan kualitas produknya, terbukti setiap produknya selalu
dilakukan pemeriksaan dan pengawasan.
Permasalahan dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut (1) Berapakah tingkat rata-rata
kerusakan pada check list projek sitra dan apakah ada kerusakan yang out of control ? (2) Jenis
kerusakan apa saja yang sering terjadi dalam check list projek sitra? Adapun tujuan penulisan
tugas akhir ini adalah sebagai berikut (1) Untuk mengetahui rata-rata kerusakan pada check list
projek sitra dan ada tidaknya kerusakan yang out of control. (2) Untuk mengetahui jenis
kerusakan yang sering terjadi dalam check list projek sitra.
Metode pengumpulan data dalam tugas akhir ini adalah dengan metode wawancara,
metode pengamatan dan metode pembahasan yang digunakan adalah metode C-chart, diagram
pareto dan diagram sebab–akibat. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan metode C-
chart diketahui jumlah rata–rata kerusakan furniture pada tanggal 3 – 7 Januari 2011 sebesar 95
unit furniture dengan batas kendali atas (UCL) sebesar 20,27 unit sedangkan batas kendali bawah
(LCL) sebesar 0,83 unit. Berdasarkan analisis dari diagram pareto diperoleh rincian keruskan
sebagai berikut: Repair 88 atau 6,3 %, Reject 7 atau 0,5% dan dari analisis diagram sebab-akibat
kerusakan tersebut yaitu pada manusianya sendiri.
Saran Perusahaan sebaiknya lebih memperhatiakan pemeliharaan terhadap mesin – mesin
produksi dengan melakukan pemeriksaan secara rutin dan berkala agar proses produksi berjalan
lancar. Perusahaan sebaiknya melampirkan instruksi atau tata cara menggunakan mesin produksi
yang disertai dengan penjelasan secara lisan, sehingga diharapkan dengan adanya instruksi maka
pekerja dapat mengoprasikan mesin perusahaan dengan baik. Memberikan tempat duduk kepada
karyawan agar mereka tidak terlalu capek karena berdiri dalam waktu yang lama dan sebaiknya
memberikan intruksi atau pengarahan kepada karyawan baru dalam pekerjaannya itu
Kata kunci: Batas pengendalian atas (UCL), Batas pengendalian bawah (LCL), analisis C-chart,
diagram pareto, diagram sebab-akibat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan di dunia Industri saat ini semakin berkembang. Hal

ini terbukti dengan munculnya berbagai produk atau jasa yang beragam di

sektor industri. Keadaan ini menyebabkan perusahaan harus mampu

mengelola semua sumber daya yang dimiliki, mulai dari persediaan bahan

baku, proses produksi, sumber daya manusia, penerapan manajemen,

pemasaran dan pelayanan terhadap konsumen agar dapat bertahan dalam

persaingan. Apabila kualitas produk atau jasa yang dihasilkan baik,

perusahaan lebih mudah memasarkan produk yang dihasilkannya dan

semakin banyak pula konsumen yang meminatinya.

Kualitas produk atau jasadari perusahaan berperan penting dalam

meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya, sehingga keuntungan akan

semakin meningkat. Perusahaan yang mengabaikan kualitas produk

maupun jasa, maka perusahaan tersebut sama halnya menghilangkan

harapan dan masa depan perusahaan sehingga kualitas yang diharapkan

harus mampu memberikan daya tarik terhadap konsumen. Kualitas produk

adalah keadaan dari suatu produk yang menunjukkan kemampuan produk

tersebut di dalam menjalankan fungsi untuk memenuhi kebutuhan

konsumen.

commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Semakin tinggi kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan

konsumen berarti semakin berkualitas produk tersebut.Untuk

menghasilkan produk yang berkualitas dan mampu memenuhi kebutuhan

konsumen, maka perlu diadakan pengendalian kualitas. Perusahaan yang

berusaha memenuhi tuntutan konsumen akan melakukan pengendalian

kualitas untuk mempertahankan mutu atau kualitas barang yang

dihasilkan, agar sesuai dengan standart produk yang telah ditetapkan

perusahaan. Dengan pengendalian kualitas produk yang itensif maka dapat

meningkatkan kualitas suatu produk sehingga akan menciptakan kepuasan

konsumen. Dengan demikian fungsi pengendalian kualitas memegang

peranan penting bagi perusahaan dalam memperbaiki dan meningkatkan

kualitas produk agar sesuai dengan apa yang telah direncanakan

perusahaan

Pengendalian kualitas adalah suatu pendekatan usaha yang

mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan

terus menerus terhadap produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan lingkungan

(Nasution, 2003:20).

PT. INDO VENEERUTAMA merupakan perusahaan yang

bergerak di bidang teak plywood industry & furniture yang beralamat di Jl.

Adi Sucipto, Puspan, Desa Blulukan Kec. Colomadu Kab. Karanganyar.

Perusahaan ini merupakan perusahaan yang cukup besar, dalam

melaksanakan produksinya dan mengutamakan kualitas berdasarkan

pesanan konsumen. Pengendalian kualitas di perusahaan ini sudah ada

tetapi masih ada kekurangan – kekurangannya yang ada, terbukti masih


commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

adanya kerusakan / kecacatan pada produk ataupun bahan bakunya selama

waktu pemerosesan.

Dalam melaksanakan proses produksi pengendalian kualitas sangat

penting untuk menghadapi persaingan yang ada dalam pasar global pada

masa ini. Jika pengendaliaan tidak dilakukan dengan maksimal dan baik

akan terjadi kerusakan terhadap produk. Kerusakan yang tidak terkontrol

akan menjadikan masalah bagi perusahaan seperti laba yang menurun,

pemborosan pada saat proses produksi, kekecewaan pada konsumen. Dari

latar belakang di atas maka penulis mengambil judul ANALISIS

PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK FURNITURE (

CHECK LIST FINAL PROJECT SITRA ) STUDI PADA PT. INDO

VENEER UTAMA

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Berapakah tingkat rata-rata kerusakan pada check list projek sitra dan

apakah ada kerusakan yang out of control ?

2. Jenis kerusakan apa saja yang sering terjadi dalam check list projek

sitra?

commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui rata-rata kerusakan pada check list projek sitra dan

ada tidaknya kerusakan yang out of control.

2. Untuk mengetahui jenis kerusakan yang sering terjadi dalam check list

projek sitra

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi perusahaan:

Memberikan informasi dan masukan pada perusahaan mengenai

kualitas produk yang dihasilkannya agar dapat tercapai produk yang

berkualitas dengan biaya yang efisien

2. Bagi penulis:

Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang produksi

tentang pengendalian kualitas pada sebuah perusahaan

3. Bagi pihak lain:

Sebagai sumber referensi bagi pihak lain yang akan meneliti dengan

pokok permasalahan yang sama tentang pengendalian kualitas.

commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Metode Penelitian

1. Desain penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu memperoleh

jawaban dari pertanyaan tentang siapa, kapan, dimana, dan bagaimana

dari suatu topik penelitian (Sumarni dan Wahyuni, 2006:52)

Dalam penelitian ini peneliti menggumpulkan data yang terkait

penggendalian kualitas dengan metode c-chart untuk mengetahui

jumlah kerusakan produk dan penyebabnya.

2. Objek penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. INDO VENEER UTAMA yang

beralamat di Jl. Adi Sucipto, Puspan Desa Blulukan Kec. Colomadu

Kab. Karanganyar . Perusahaan tersebut salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang Teak Plywood Industry dan Furniture dengan

memproduksi Mebel Berkualitas Internasional.

3. Sumber data

a. Data primer

Yaitu data yang diperoleh dengan survei lapangan yang

menggunakan semua metode pengumpulan data original (Kuncoro,

2003:127). Data primer dalam penelitian ini berupa penyebab

kerusakan, cara penangnnya, bahan dan alat-alat yang digunakan

saat proses produksi Furniture.

b. Data Sekunder

Data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul dan

dipublikasikan pada masyarakat pengguna data (Kuncoro,


commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2003:127). Data yang digunakan berupa data tentang pengendalia

kualitas dan sejarah perusahaan.

4. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara

Metode pengumpulan data dengan cara bertanya langsung dengan

pihak-pihak yang berhubungan dan yang berwenang untuk

memberikan data yang berkaitan dengan penelitian,antara lain: data

tentang bahan baku, karyawan, dan jam kerja.

b. Observasi (pengamatan)

Pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti sehingga

diperoleh data yang akurat, antara lain adalah: data mesin yang

digunakan, data proses produksi.

c. Studi pustaka

Pengumpulan data dengan cara mengambil atau membaca dari

beberapa sumber pustaka yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti. Antara lain adalah: data sejarah perusahaan dan data

tentang pengendalian kualitas.

5. Teknik analisis data

Teknik analisis data yang diguunakan dalam penelitian ini adalah

a. Metode C-chart

Metode ini digunakan untuk mengendalikan jumlah kecacatan

perunit output. Langkah-langkah yang digunakan metode C-chart

yaitu

commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Menentukan rata-rata kerusakan

Keterangan :

= Rata-rata jumlah cacat

= Jumlah produk cacat

n = Banyaknya waktu yang diobservasi

2) Menentukan batas pengendalian

a) Batas pengendalian atas (UCL)

UCL = +3

b) Batas pengendalian bawah (LCL)

LCL = –3

UCL

CL

LCL

Bagan C-chart

Gambar 1.1

commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Diagram Pareto

Diagram pareto merupakan sebuah metode untuk mengelola

kesalahan, masalah atau kecacatan untuk membantu memusatkan

perhatian pada penyelesaian masalah (Render&Heizer,

2004:266).Langkah-langkah pengerjaan sebagai berikut

3) Menentukan prosentase untuk setiap jenis kerusakan

4) Mengurutkan jenis kerusakan yang jumlahnya paling besar ke

jumlah peling kecil dari kiri ke kanan

Prosentase Kerusakan

Jenis Kerusakan

Gambar 1.2

Diagram Pareto

commit to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Diagram sebab-akibat (fishbone)

Diagram sebab-akibat adalah teknik skematis yang digunakan

untuk menentukan lokasi yang mungkin ada pada permasalahan

kualitas (Render&Heizer, 2004:265). Diagram sebab-akibat

memiliki empat kategori yang merupakan penyebab kerusakan

yaitu material, mesin atau peralatan, manusia dan metode

Material Man

Masalah
Kualitas

Methode Machine

Diagram sebab-akibat (Fishbone)

Gambar 1.3

Pengertian Chek List Final Projek Sitra:

Check List Final Projek Sitra adalah suatu bentuk pengecekan ulang

pada produk furniture setelah produk itu jadi dan sebelum produk dikirim ke pada

konsumen, fungsinya untuk mengetahui masih ada tidaknya kerusakan atau ke

cacatan pada produk furniture yang mau dipecing untuk lalu dikirim ke

konsumen.
commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Produk akhir

Produk baik Produk cacat/rusak

1. Diagram C-chart
2. Diagram Pareto
3. Diagram
Fishbone

1. Prosentase
kecacatan/kerusakan
2. Jenis
kecacatan/kerusakan

Gambar 1.4

Kerangka pemikiran

Dalam melakukan proses produksi, perusahaan menentukan produk akhir

sebagai tolak ukur pengendalian kualitas dalam check list projek sitra.

Pengawasan dilakukan mulai dari produk akhir kemudian dipisahkan antara

produk baik dan produk rusak. Pada produk yang cacat/ rusak kemudian dianalisis

dengan menggunakan metode c-chart yaitu untuk mengetahui apakah kerusakan

masih dalam batas pengendalian atau out of control . Diagram pareto yang

berfungsi untuk membantu menemukan permasalahan yang paling penting agar

segera diselesaikan sampai dengan masalah yang tidak harus segera diselesaikan.

commit to user

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari hasil diagram pareto tersebut dihasilkan jumlah kerusakan yang tertinggi dari

kerusakanan tersebut maka dianalisis dengan diagram fishbone yang digunakan

untuk mengetahui akibat dari suatu masalah untuk diambil tindakan perbaikan.

Hasil analisis dapat dijadikan rekomendasi bagi perusahaan untuk

memperbaiki kualitas produk dan sebagai tolak ukur dalam pengendalian kualitas

selanjutnya sebagai antisipasi kerusakan dimasa yang akan datang.

commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Kualitas

Kualitas merupakan suatu hal yang sangat penting di era

modern saat ini. Karena konsumen sangat menginginkan suatu

produk yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

sehingga perusahaan dituntut untuk menciptakan suatu produk yang

berkualitas demi kelangsungan hidup perusahaan. Olehsebab itu,

perusahaan saat ini harus mengenal dan mengerti seluk beluk

pelanggan dengan memperhatikan kualitas suatu produk yang

dihasilkan. Berikut ini adalah beberapa pengertian kualitas menurut

para ahli ekonomi:

1) Kualitas adalah totalitas bentuk dan karakteristik barang atau

jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan

kebutuhan-kebutuhan yang tampak maupun tersembunyi

2) Kualitas adalah totalitas dari karakteristik suatu produk barang

atau jasa yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi

kebutuhan yang dispesifikasikan (Gaspersz, 2002:181)

commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas ialah:

1) Faktor-faktor yang secara umum mempengaruhi kualitas dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan

b) Peralatan dan perlengkapan (tools and equipment)

c) Bahan baku dan material

d) Pekerja atau staf organisasi

2) Faktor-faktor yang secara khusus mempengaruhi kualitas dapat

diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Pasar atau tingkatan persaingan.

b) Tinjauan organisasi (organization objective)

c) Testing produk (produk testing )

d) Desain produk (produk design)

e) Proses produksi

f) Kualitas input

g) Perawatan perlengkapan

h) Standart kualitas

i) Umpan balik konsumen

commit to user

13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan suatu proses yang mengukur

keluaran relatif terhadap standar dan akan melakukan keluaran yang

tidak sesuai. Berikut beberapa pengertian pengendalian kualitas,

antara lain:

1) Pengendalian kualitas adalah suatu aktivitas manajemen

perusahaan untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas

produk atau jasa perusahaan dapat dipertahankan sebagaimana

yang telah direncanakan

2) Pengendalian kualitas adalah alat yang berguna dalam membuat

produk sesuai dengan spesifikasi dari awal proses hingga akhir

proses (Yamit, 2004:33)

D. Tujuan Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas merupakan kegiatan yang penting dalam

perusahaan untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada produk,

sehingga perusahaan dapat menjaga kualitas produk yang dihasilkan

agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tujuan pengendalian kualitas adalah untuk mengendalikan kualitas

produk atau jasa yang dapat memuaskan konsumen

Menurut Handoko (2000:454) tujuan pengendalian kualitas adalah

1) Mengurangi kesalahan dan meningkatkan mutu

2) Mengilhami kerja tim yang lebih baik

3) Mendorong keterlibatan dalam tugas


commit to user

14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Meningkatkan motivasi pada karyawan

5) Menciptakan kemampuan memecahkan masalah

6) Memperbaiki komunikasi dan mengembangkan hubunga antara

manajer dengan karyawan

7) Mengembangkan kesadaran akan keamanan yang tinggi

8) Memajukan karyawan serta mengembangkan produk dengan

baik

E. Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

Ruang lingkup pengendalian kualitas sangat luas karena

menyangkut beberapa unsur yang mempengaruhi kualitas harus

dimasukkan dan dipertimbangkan. Menurut Prawirosentono (2007:77)

pengendalian kualitas secara garis besar dikelompokkaan menjadi tiga

yaitu:

a) Pengendalian kualitas bahan yaitu pengendalian kualitas yang

dilakukan sejak penerimaan bahan baku di gudang selama

penyimpanan dan waktu bahan baku yang akan dimasukkan dalam

proses produksi

b) Pengendalian kualitas dalam proses pengolahan yaitu pengendalian

kualitas yang dilakukan dengan mengawasi tiap tahap proses

produksi sehingga kesalahan yang terjadi dalam proses produksi

dapat diketahui untuk segera dilakukan perbaikan

c) Pegendalian kualitas produk akhir yaitu pengendalian kualitas yang

dilakukan dengan pengecekan kualitas terhadap produk akhir supaya

produk yang rusak atau cacat tidak sampai ke tangan konsumen.


commit to user

15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dengan mengetahui ruang lingkup pengendalian kualitas tersebut,

maka perusahaan akan lebih mudah dalam mengatasi masalah yang

terjadi terutama terhadap masalah kualitas.

F. Metode – Metode Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas dapat dilakukan dengan berbagai macam

metode. Menurut Render&Heizer (2001:122) memberikan beberapa

metode pengendalian kualitas, yaitu:

1) Control chart untuk data variable

Data variable control chart merupakan data variable

tersambung yang dapat diukur, misalnya berat, panjang,

volume, tinggi.

Data variable control chart umum digunakan ialah

a. Mean chary ( X-chart)menggunakan rata – rata

proses dari sampel. Mean dari tiap sampel

dihitung dan digambar pada grafik, titik – titik

atau pointtersebut yang merupakan mean sampel

b. Range chart (R-chart)

Range adalah perbedaan nilai terkecil dan

terbesar dalam sampel. R-chart lebih

mencerminkan variabilitas proses dari pada

kecondongan terhadap nilai mean

commit to user

16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Control chart

Bagan control ini digunakan dari pengukuran

karakteristik produk yang dievaluasi dengan suatu

pilihan diskret, misalnya baik/buruk, ya/tidak dan

sebagainya. Mean control chart untuk data atribut adalah

a. P-chart

Bagan ini menunjukkan pecahan dari kerusakan atau

kecacatan produk dalam sampel dengan berbagai

statistic sampel, misalnya per hari, per mesi

b. C-chart

Bagan ini memperlihatkan jumlah kerusakan atau

kecacatan perunit output atau hasil suatu proses,

yang di mana kerusakan ini dapat mengandung

lebih dari satu kerusakan dan untuk memonitor

proses di mana biasa terjadi sejumlah besar

kemungkinan kesalahan tetapi jumlah yang

benar–benar terjadi relative kecil. Menurut

Render&Heizer (2001:129)

commit to user

17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahan

1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. INDO VENEER UTAMA adalah sebuah

perusahaanyang bergerak di bidang furniture. Perusahaan initerdiri

dari dua line produksi yaitu Solid Door yang memproduksi pintu

yang dipasarkan lokal maupun non lokal, dan Garden Furniture

(GF) yang memproduksi meja, kursi dan produk lainnya yang biasa

digunakan di luar ruangan (outdoor). Perusahaan ini beralamatkan

di Jl. LU Adisucipto no 1 POBOX 229 Colomadu Surakarta.

Berdiri tanggal 10 November 1975 berdasarkan akte pendirian No.

37 Notaris Maria Theresia Budi Susanto oleh tiga bersaudara yaitu

Bapak Andi Sutanto, Bapak Gunawan Sutanto, dan Bapak Agus

Sutanto.

Sebelum PT. INDO VENEER UTAMA berdiri, tiga

bersaudara tersebut sebelumnya membangun perusahaan yang

bernama CV. INDO JATI pada tahun 1970 di Jl. Nusukan

Surakarta. CV. INDO JATI bergerak di bidang penggergajian kayu

dan furniture.

Karena adanya peluang besar dalam industry perkayuan

maka didirikanlah PT. INDO VENEER UTAMA dan CV. INDO

JATI yang menjadi satu lokasi, baik pabrik maupun kantor. Hal ini
commit to user
dimaksudkan agar mempermudah pengawasan kegiatan perusahaan

18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

oleh pihak atasan. Namun tidak lama kemudiaan terjadi musibah

dimana CV. INDO JATI terbakar, dan hingga sekarang ini CV ini

tidak melakukan kegiatan produksi lagi.

Pada tahun 1991, sesuai akte notaris Sugiri Kadarsiman,

SR. No. 31 tanggal 11 Juli 1994 diadakan perubahan pengurusan

menjadi Bapak Andi Sutanto, Bapak Andhy Pratiknyo, Bapak

Agus Sutanto. Setelah mengalami pergantian kepemilikan, kemudia

membangun pabrik di desa Blulukan, Kecamatan Colomadu,

Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar, Propensi Jawa Tengah

yaitu di Jl. Adisucipto No. 1 POBOX 229 yang terletak di

pinggiran kota Surakarta dengan lahan seluas 140000 m 2 dan luas

bangunan 70000 m 2 .

2. Lokasi Perusahaan

PT. INDO VENEER UTAMA terletak di desa Blulukan,

Kecamatan Colomadu, Kabupaten Daerah Tingkat II Karanganyar,

Propinsi Jawa Tengah yaitu di Jl. Adisucipto no 1 POBOX 229

yang terletak di pinggiran kota Surakarta dengan lahan seluas

140000 m 2 dan luas bangunan 7000 m 2 .

Hal–hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini

adalah:

1) Masih terbukanya kesempatan untuk memperluas area

2) Ketersediaan transportasi yang mudah dan lancar karena

commit
terletak di jalan rayato user

19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Tenaga kerja yang mudah diperoleh karena berasal dari

sekitar area pabrik

4) Dekat dengan sumber bahan baku dan derah pemasaran

5) Keberadaan pabrik dapat diterima masyarakat sekitar

6) Tersedianya fasilitas–fasilitas seperti listrik, air, dan

jaringan telepon

3. Tujuan Umum Didirikannya Perusahaan

Dalam menjalankan usahanya, PT. INDO VENEER UTAMA tidak

terlepasa dari tujuannya antara lain:

1. Membuka lapangan pekerjaan sehingga dapat mengurangi

pengangguran

2. Memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap kebutuhan

meja, kursi, pintu, dan peralatan kayu lainnya

3. Mengembangkan industri dalam usaha meningkatkan taraf

hidup masyarakat khususnya masyarakat Karanganyar

4. Untuk perusahaan sendiri agar dapat memperoleh

keuntungan yang layak bagi pemilik perusahaan guna

menunjang kelangasungan hidup perusahaan

4. Struktur Organisasi Perusahaan

Bagi perusahaan struktur organisasi perusahaan merupakan

unsur penting untuk memudahkan pembagian wewenang serta

tanggung jawab dan tugas serta anggota organisasi. Setiap


commit to user

20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perusahaan mempunyai bentuk dan model setruktur organisasi

yang berbeda sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Setiap

departemen memiliki tugas dan tanggung jawab masing–masing

dan antara bagian–bagian tersebut mempunyai hubungan yang erat

dengan yang lainnya.

Struktur organisasi di PT. INDO VENEER UTAMA adalah

struktur organisasi garis. Dalam struktur ini, kekuatan dan

tanggung jawab mengalir dalam suatu garis lurus dan bagian

puncak ke bagian terbawah dengan tanggung jawab tertinggi

dipegang oleh CEO. CEO dibantu empat orang kepala divisi yaitu :

Kepala Produksi, Kepala Logistik, Kepala Administrasi.

Struktur organisasi PT. INDO VENEER UTAMA terlampir.

Berikut penjabaran tugas dan wewenang beberapa bagian dalam

organisasi antara lin:

1. CEO

Memimpin dan bertanggung jawab secara mutlak terhadap

seluruh kegiatan operasional yang dijalankan oleh

perusahaan agar tercapai internal kontrol yang baik.

1) Tugas CEO meliputi:

a) Memimpin karyawan dan perusahaan ke arah

kemajuan yang terarah dan terpadu dengan

mengantisipsi jauh ke depan tentang prospek

perusahaan, pangsa pasar, dan sebagainya

commit to user

21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Melakukan perencanaan strategis dan

pengendalian operasional

c) Menurunkan perintah tentang kebijakan–

kebijakan yang harus dilaksanakan setelah

dikaji, diperhitungkan dan dibahas terhadap

kemungkinan kendala yang akan dihadapi jika

terjadi di lapangan kepada jenjang dibawahnya.

d) Membuat rancangan tentang rencana anggaran

pendapatan dan belanja perusahaan dengan

proyeksi satu tahun anggaran

e) Melaksanakan evaluasi kerja dengan seluruh

jenjang di bawahnya

2) Wewenang CEO meliputi

a) Menentukan segala keputusan untuk perusahaan

b) Menentukan arah dan tujuan perusahaan untuk

jangka pendek dan jangka panjang

c) Meminta dan memeriksa laporan pertanggung

jawaban dari setip kepala divisi

d) Mengangkat dan memberhentikan pengurus

peusahaan yang diputuskan dalam rapat dengan

suara tertentu

3) Tanggung jawab CEO

a) Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup

perusahaan dan karyawan


commit to user

22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Bertanggung jawab atas segala kegiatan dalam

perusahaan

c) Bertanggung jawab atas segala surat maupun

laporan pihak ekstern perusahaan

d) Bertanggung jawab atas segala kerugian yang

terjadi dalam perusahaan

2. Kepala Produksi

1) Tugas dan tanggung jawab:

a. Mengatur dan melaksanakan kebijakan

dalam bidang produksi

b. Bertanggung jawab atas laporan produksi

c. Mengatur, mengetahui dan menyetujui

semua pengeluaran uang untuk keperluan

pabrik

2) Divisi Produksi Membawai:

1. Bagian produksi

Tugas dan tanggung jawab:

a. Mengatur jalannya serta lancarnya

proses produksi

b. Bertanggung jawab atas proses

pembuatan suatu produksi

commit to user

23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Bagian elektrik

a) Mengatur dan mengawasi mesin – mesin dan

disel atau listrik yang digunakan untuk

keperluan produksi

b) Memeliharan serta memperbaiki mesin -

mesin yang rusa

3. Bagian PPIC

Tugas dan tanggung jawab:

Mengawasi dan merencanakan segala sesuatu

yang besangkutan dengan aktivitas produksi

yang bertanggung jawab di dalam pabrik

4. Bagian quality control / pengendalian kualitas

Tugas dan tanggung jawab:

1) Menjaga kualitas kayu–kayu dan material

pendukung yang akan digunakan dalam

produksi

2) Menjaga dan memelihara kualitas hasil

produksi atau produksi atau produk agar

selalu memenuhi selera konsumen

3. Kepala Marketing / Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya adalah melayani atau

menerima pesanan dari konsumen, baik untuk konsumen

domestic maupun luar negri.Divisi pemasaran salah satunya


commit to user

24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membawahi bagian eksport – impor dimana tugas dan

tanggung jawabnya antara lain:

1) Mengeksport hasil produksi ke luar negeri

2) Menampung barang jadi dari bagian produksi

3) Memasarkan produk kepada konsumen domestic atau

luar negeri

4) Mengawasi kegiatan pemasaran dan kelancaran

pemasaran produk yang dihasilkan oleh perusahaan

4. Kepala Logistik

Divisi Logistik membawahi:

1. Bagian Logistik

Tugas dan tanggung jawab:

Menerima dan melakukan pengecekan terhadap

material yang datang serta jumlah persediaan material

yang tersisa

2. Bagian pembelian

Tugas dan tanggung jawab:

1) Melaksanakan pengadaan barang atau pembelian

barang yang diperlukan perusahaan baik kayu

maupun bahan – bahan

2) Bertanggung jawab terhadap keberhasilan tugas

yang diberikan kepada bagian pembelian

3. Kepala Administrasi

Tugas dan tanggung jawab:


commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Bertanggung jawab atas kelancaran pekerjaan

rutin non produksi seperti administrasi

perkantoran dan personalia

2) Bertanggung jawab dalam ketertiban dan

ketepatan administrasi keuangan, akuntansi dan

pembuatan laporan

3) Menyediakan fasilitas – fasilitas umum kepada

karyawan sesuai dengan batas – batas wewenang

yang telah ditetapkan

Divisi administrasi membawahi:

1. Bagian Human Research andDevelopment

(HRG)

Tugas dan tanggung jawab:

a) Menyelesaikan dan melatih karyawan

baru

b) Melaksanakan kebijakan perusahaan

yang berkenaan dengan jam kerja, gaji

karyawan serta penempatan karyawan

c) Mengawasi kerja karyawan Menyusun,

merumuskan program kerja untuk

meningkatkan kesejahteraan karyawan

d) Mengadakan hubungan dengan

masyarakat, menyelenggarakan

penelitian beserta pengembangan


commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sumber daya manusia untuk kemajuan

perusahaan

2. Bagian Akuntansi Keuangan

Tugas dan tanggung jawab:

1) Mencatat, membukukan, serta

mengadakan perhitungan kekayaan dan

transaksi – transaksi perusahaan

Menjaga keseimbangan kas masuk dan

kas masuk keluar

2) Membuat laporan keuangan

perusahaan

3) Menerima setoran – setoran baik

berupa uang tunai maupun cek

4) Melakukanpembayaran, mengirimkan

uang kepada bank yang memberikan

kredit kepada perusahaan

5. Kebijakan Perusahaan

Dalam aktivitas sebagai perusahaan, PT. INDO VENEER

UTAMA melakukan beberapa kebijakan perusahaan, antara lain

kebijakan kepada:

1. Customer (Pelanggan)

1) Perusahaan menjaga pelayanan baik kualitas maupun

pelayanan terhadap pelanggan


commit to user

27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Menjalin kerja sama yang mengutamakan kepercayaan

2. Instansi

1) Bersama pemerintah menjalin kerja sama yang saling

menguntungkan

2) Bersama pengurus tinggi dan sekolah, menjalin kerja

sama dalam penelitian dan kerja praktek

3) Bersama aparat keamanan atau kepolisian setempat

menjalin dalam pengamann preventif (patrol)

3. Masyarakat

1) Perusahaan memperhatikan dinamika yang ada di

masyarakat sekitar tentang social, budaya, serta

ekonomi dan pembangunan

2) Menjalin keakraban dengan masyarakat sekitar

misalnya memberikan dana bagi pemohon dengan

mengajukan proposal, menjalin silahturahmi pada

bulan puasa

4. Karyawan

1) Memperhatikan jenjang karir kepada karyawan

2) Selain memberikan gaji juga memperhatikan

kesejahteraan karyawan, yaitu memberikan makan

siang, asuransi, THR

3) Adanya suatu kegiatan pada hari khusus misalnya 17

Agustus dengan mengadakan upacara bendera, lomba–


commit to user

28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

lomba dan pembagian hadiah bagi yang menang.

Acara ini bertujuan untuk menjalin keakraban antara

karyawan staff dan non staff

4) Adanya kegiatan rutin untuk satpam yaitu olaraga

yudo pada hari jum’at sore dan olahraga lari pada hari

selasa sore

5. Kepegawaian

1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting

dalam proses produksi, disamping bahan baku dan mesin.

Tanpa tenaga kerja, meskipun bahan baku dan mesin telah

tersedia, proses produksi tidak dapat berlangsung karena

tenaga kerja merupakan tenaga pelaksana proses produksi.

Jumlah tenaga kerja yang dimiliki PT. INDO VENEER

UTAMA adalah 400 orang yaitu 258 orang pria dan 142

orang wanita. Selain tenaga kerja tetap, perusahaan juga

mempunyai karyawan borongan yaitu karyawan yang

dipekerjakan pada pemotongan kayu log dengan line saw,

perakitan meja dan kursi pada garden furniture.

2. Penempatan Tenaga Kerja

Penempatan tenaga kerja di PT. INDO VENEER

UTAMA berdasarkan tingkat pendidikan, pengalaman

kerja, dan keahlian masing – masing karyawan. Sebelum

perekrutan tenaga kerja, maka sebelumnya diadakan


commit to user

29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

training atau pelatihan selama tiga bulan. Karyawan yang

ditempatkan harus lulus seleksi.

3. Jam Kerja

PT. INDO VENEER UTAMA menetapkan hari

kerja dari Senin sampai Sabtu (enam hari kerja). Untuk

hari Senin – Jum’at bekerja selama 8 jam yaitu dari pukul

08.00 – 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu

jam yaitu pukul 12.00 – 13.00 WIB. Sedangkan untuk hari

Sabtu bekerja selama 5 jam yaitu dari pukul 08.00 – 13.00

WIB tanpa istirahat.

Kerja lembur pada perusahaan tersebut dilakukan

jika ada order yang mendesak untuk segera diselesaikan

dan dikirim. Untuk jam lembur dapat dipastikan karena

jam kerja lembur mengikuti waktu target yang telah

ditentukan dan juga tergantung banyaknya order yang

diterima.

4. Pengupahan

Pengupahan untuk karyawan PT. INDO VENEER

UTAMA didasarkan dengan Upah Minimum Kabupaten

(UMK) Karanganyar yang dibayarkan pada karyawan

sebagai upah bulanan. Pengupahan dilakukan setiap akhir

bulan baik untuk karyawan staff (kantor) maupun non

staff (lantai produksi). Pemotongan upah dilakukan jika

karyawan tersebut, tidak masuk kerja tanpa memohon ijin


commit to user

30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dari perusahaan, masuk kerja tidak penuh pada jam kerja

yang telah ditetapkan dan besarnya pemotongan upah

ditentukan oleh kebijakan perusahaan. Jika terjadi kerja

lembur, maka karyawan juga akan mendapatkan upah

lembur sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan.

5. Sarana dan Fasilitas Bagi Tenaga Kerja

Untuk menunjang kesejahteraan karyawannya,

perusahaan memberikan beberapa sarana dan fasilitas

karyawannya antara lain:

1) Bonus tahunan (Idul Fitri) dimana besarnya bonus

satu kali gaji

2) Adanya musola bagi karyawan beragama islam

3) Dibentuk Koperasa Tunas Inti untuk membantu

karyawan yang membutukan barang ataupun

pinjaman uang dengan harga dan bunga yang

layak

4) Mendapatkan asuransi Jamsostek (Jaminan Sosial

Tenaga Kerja)

5) Diberikan mess atau rumah dinas dekat pabrik bagi

karyawan yang berasal dari luar kota.

6) Kantin bagi karyawan

7) Politeknik bagi karyawan yang luka ataupun sakit

8) Upah pada waktu sakit

commit to user

31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

9) Cuti tahunan selama 12 hari per tahun dan tidak

boleh diambil pada waktu sakit

10) Cuti hamil selama tiga bulan yang diberikan

sebelum dan sesudah melahirkan

11) Tunjangan kelahiran maupun kematian bagi

karyawan

12) Transportasi bus untuk antar jemput

6. Pemberhentian Tenaga Kerja

PT. INDO VENEER UTAMA melakukan

pemberhentian karyawan jika karyawan tersebut sering

melakukan kesalahan atau melakukan pelanggaran berat

yang tercantum dalam peraturan perusahaan dan sering

kali tidak masuk kerja tanpa memnta ijin kepada pimpinan

(mangkir). Karyawan yang diberhentikan tidak langsung

di PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) melainkan diberi

kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dan

biasanya diberikan waktu dua minggu untuk memperbaiki

hasil kerjanya. Jika karyawan tersebut tetap tidak ada

perubahan, maka atas kesepakatan bersama karyawan

tersebut dikeluarkan.

Pemberhentian juga dapat terjadi karena permintaan

karyawan itu sendiri, kesepakatan antara karyawan dengan

pemimpin dan keputusan dari pimpinan.

commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Dalam suatu industri, masalah kesehatan kerja harus

mendapat perhatian yang utama. PT. INDO VENEER

UTAMA dalam menjalankan produksinya menggunakan

mesin – mesin dan peralatan yang beresiko tinggi terhadap

keselamatan kerja.

Guna menghindari terjadinya hal – hal yang tidak

diinginkan yang menyangkut keselamatan kerja, PT.

INDO VENEER UTAMA membekali pengetahuan

mengenai keselamatan kerja kepada para karyawannya.

Alat – alat pelindung kesehatan kerja perorangan antara

lain adalah sebagai berikut :

1) Masker

2) Sarung tangan

3) Sepatu

Selain itu terdapat fasilitas kesehatan di tempat

kerja seperti tabung pemadam kebakaran karena bahaya

utama dalam industri furniture adalah bahaya kebakaran.

Perusahaan juga memberikan slogan – slogan yang

ditempel di dinding area kerja seperti: “Mulailah

keselamatan dan kesehatan kerja dari diri Anda”,

“Kebodohan dan kelalaian merupakan sebab utama

kecelakaan kerja”, dan lain – lain.

commit to user

33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain itu perusahaan juga membentuk P2K3

(Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

karena jumlah pekerja perusahaan ini lebih dari 50 orang.

8. Sasaran umum usaha Keselamatan dan Kesehatan kerja:

1) Perlindungan terhadap tenaga kerja yang ada di

tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan

kesehatannya sehingga dapat diwujudkan

peningkatan produktivitas kerja

2) Perlindungan setiap orang lainnya yang ada di

tempat kerja agar selalu dalam keadaan sehat dan

selamat

3) Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi

agar dapat dipakai secara aman dan efisiensi

9. Sasaran khusus usaha kesehatan dan keselamatan kerja:

1) Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan,

kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja

2) Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja,

bahan baku dan bahan hasil produksi

3) Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang

aman, nyaman, sehat dan penyesuian antara

pekerjaan dengan manusia

commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Tata Tertib Perusahaan

Tata tertib PT. INDO VENEER UTAMA adalah sebagai

berikut:

1) Karyawan wajib bekerja di perusahaan selama enam

hari kerja selama satu minggu

2) Karyawan wajib mengisi kartu presensi sewaktu masuk

kerja dan selesai kerja

3) Karyawan wajib menjaga peralatan, serta sarana dan

prasarana perusahaan

4) Karyawan wajib menjaga kebersiaan di lingkungan

tempat kerja

5) Karyawan wajib berkonsultasi setiap menghadapi

permasalahan dalam bekerja kepada penanggung jawab

divisi atau atasannya

6) Karyawan wajib mengajukan surat ijin apabila tidak

msuk kerja maupun akan meninggalkan pekerjaan

selama jam kerja

7) Karyawan wajib menjaga nama baik perusahaan

didalam maupun diluar lingkungan perusahaan

8) Karyawan wajib memakai seragam dan sepatu selama

berada di perusahaan

commit to user

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

7. Pemasaran

Pemasaran produk merupakan salah satu bagian

terpenting bagi perusahaan. Karena dari pemasaran,

perusahaan akan memperoleh pendapatan yang akan

digunakan perusahaan untuk membiayai kelangsungan dan

kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Jika dalam

pemasaran produk – produk, perusahaan tidak mempunyai

pasar yang luas maka hal ini juga akan menghambat kemajuan

perusahaan.

Daerah pemasaran produk PT. INDO VENEER

UTAMA diorientasikan ke luar negeri yaitu: Inggris,

Australia, Singapur, Jepang, Philipina, Hongkong, Belanda,

Italia, Arab Saudi, Jerman, Prancis. Pemasaran dilakukan

melalui bayer agent. Bayer agent berfungsi sebagai

penghubung antara perusahaan dan konsumen.

8. Jenis Produk

Jenis produk yang dihasilkan PT. INDO VENEER

UTAMA sangat bervariasi, karena perusahaan ini

memproduksi berdasarkan order (based on order). Jenis

produk yang dihasilkan antara lain:

1) Pintu (Balcony, alam sutra)

2) Bangku (Bench)

3) Meja (Table)
commit to user

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Kursi (Chair)

5) Kursi malas (Sunlounger)

6) Dipan (Daybed)

Bahan baku yang digunakan antara lain kayu merbau, kayu

meranti, kayu kamfer, kayu bangkirai, kayu jati, kayu keruing

9. Departeman – Departemen Produksi dan Mesin – Mesin yang

Dimiliki

Divisi Produksi PT. INDO VENEER UTAMA terbagi

menjadi beberapa bagian. Bagian – bagian tersebut adalah

Cutting Log (Saw Mill), Kiln Day, Pembahanan (Forming),

Joinery, Sanding, Assembly dan Finishing. Tiap – tiap bagian

tersebut mempunyai fungsi – fungsi ataupun tugas – tugas

tertentu dalam jalinan proses produksi pada bagian furniture

PT. INDO VENEER UTAMA.

A. Saw Mill

Saw mill ditujukan untuk membentuk kayu besar

yang berupa kayu gelondongan/log atau kayi kotak

(square) menjadi bentuk yang nantinya akan dikerjakan

pada lantai produksi.

Pada bagian ini terdapat beberapa mesin yang digunakan,

yaitu

commit to user

37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Band Saw

Mesin ini digunakan untuk memotong kayu

gelondongan atau log menjadi kayu – kayu dengan

ukuran dan ketebalan tertentu:

1) Band Saw 48: untuk membelah kayu log

menjadi dua bagian

2) Band Saw 44 : untuk memotong belahan kayu

log menjadi bagian – bagian yang lebih kecil

3) Band Saw 42 : untuk memotong kayu log yang

telah terbagi menjadi RST (Raw Sawn Timbel)

2. Cut Saw

Mesin ini melanjutkan proses yang sudah dilakukan

oleh mesin Band Saw yaitu memotong kayu untuk

produksi garden furniture sesuai dengan ukuran yang

diinginkan dengan batas toleransi tertentu.

B. Kiln Dry

Kiln Day adalah suatu proses pengeringan yang

menjadikan kayu tidak dapat terpengaruh oleh perubahan

cuaca. Kayu dengan kendungan air antara 70 – 80 Mc jika

dikerjakan pada cuaca dingin atau pada tingkat

kelembaban tinggi,ukuran kayunya dapat berubah pada

cuaca panas karena kandungan air di dalamnya telah

menguap akibat sambungan antar kayunya menjadi


commit to user

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

longgar sehingga produk seperti meja dan kursi dapat

menjadi goyang karena sambungan antar kayunya menjadi

kurang kuat.

Kandungan air pada kayu kering sekitar 12 MC,

padakondisi tersebut serat – seratnya sudah tidak dapat

lagi berkembang. Pada proses Kiln Dry, kayu dipotong

dalam bentuk lembaran (RST atau Raw Sawn Timber)

untuk mempercepat waktu pengeringan. Jika kayu masih

dalam bentuk gelondongan, maka proses pengeringannya

akan menjadi lebih lama. Untuk mengukur kadar MC

digunakan alat yang disebut Wagner.

Proses yang terjadi dalam Kiln dry adalah sebagai berikut:

1) penyusunan komponen ke dalam ruangan Kiln

Dry dengan sistem rak dengan jarak 2 – 3 cm, hal

ini bertujuan agar sirkulasi udara panas dalam

Kiln Dry bisa masuk dengan baik ke dalam sela -

sela kayu. Suhu awal kayu adalah 55 0 C dengan

kelembaban 89/Hg.

2) Proses pengeringan kayu dengan Kiln Dry ini

dapat diatur dengan peningkatan suhu secara

bertahap (waktu dan kenaikan suhu berdasarkan

ketebalan kayu, ketebalan kayu merbau <60 mm

dan kayu meranti 30 – 60 mm). Secara umum

commit to user

39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ketentuan suhu untuk pengeringan kayu adalah

sebagai berikut:

1. Setelah suhu mencapai 60 0 C maka suhu

tersebut akan ditahan selama 24 jam,

kemudian suhu dinaikkan 5 0 C

2. Setelah suhu mencapai 70 0 C maka akan

ditahan sampai kadar air dalam kayu

mencapai 9 – 12 MC

3. Untuk pengeringan kayu diperlukan sirkulasi

udara dalam ruangan maka setiap 6 jam akan

disemprot dengan maksud menjaga agar kayu

tetap lurus dan tidak kusut. Proses Kiln Dry

harus dilakukan perlahan – lahan supaya kayu

tidak pecah

3) Tahapan dalam proses Klin Dry:

1) Warming up

Ruang mulai diberi panas sehingga suhu

dalam ruangan mulai hangat yang dapat

merangsang keluarnya kandungan air pada

kayu

2) Heating up

Ruang Kil Dry diberi kelembaban tinggi

dengan suhu tertentu sesuai jadwal

pengeringannya.
commit to user Fase ini untuk membantu

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membuka pori – pori kayu dan meratakan MC

awal kayu yang ada dalam ruangan. Lama

tahapan 2 jam per 1 cm tebal kayu yang

dihitung setelah setting suhu dan kelembaban

tercapai. Misal ketebalan 50 mm maka waktu

heating 10 jam

3) Drying

Kayu mengalami penyusutan setelah MC

kayu ada dibawah titik jenuh serat yaitu MC

25 – 30 %

4) Conditioning

Jika MC kayu yang diinginkan telah tercapai,

maka ruangan Kiln Dry perlu diberikan

kelembaban yang cukup agar saat kayu

dikeluarkan mempunyai MC akhir yang lebih

rata dan mengurangi kemungkinan terjadinya

kerusakan kayu

5) Cooling Down

Penyesuaian suhu dalam ruangan dengan s

uhu udara lingkungan sekitar. Heating,

spray, damper ditutup. Fan harus hidup

sampai suhu dalam ruangan mencapai 40 0 C

kemudian fan dapat dimatikn dan kayu

dikeluarkan
commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. Pembahanan (Forming)

Bagian pembahanan meminta bahan baku dari

bagian logistik untuk nantinya dipotong menjadi bentuk

yang lebih kecil, penghalusan dua sisi (S2S) dan empat

sisi (S4S) serta melakukan pembentukan. Hasil dari bagian

forming ini adalah berupa bahan jadi.

Bagian pembahanan juga bertugas untuk mengecek

bahan baku yang diterima dari bagian logistik, misalnya

apakah bahan baku yang diterima dari bagian logistik

sudah sesuai dengan prmintaan pemesan (untuk pintu

Balcony adalah kayu merbau), ada tidaknya cacat pada

kayu dan sebagainya.

Jika setelah dilakukan pengecekan ditemukan hal –

hal yang tidak sesuai maka bagian pembahanan juga

bertugas melakukan afkir atau tukar pada bagian logistik.

Bahan baku yang telah diinspeksi maka disimpan di

gudang elemen.

Mesin – mesin yang digunakan adalah:

1) Mesin Moulding Enam Spindle

Mesin ini digunakan untuk menghaluskan keempat sisi

kayu atau pembentukan kayu. Mesin ini dapat langsung

membentuk keempat sisi kayu tetapi memerlukan

waktu set – up yang lama minimal 30 menit. Tetapi


commit to user

42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

umumnya kayu diproses dahulu di mesin Planner untuk

membentuk siku kayu kemudian baru menggunakan

moulding enam spindle maka kualitas kayu akan

terbaikan.

2) Mesin Gergaji Double End

Mesin ini digunakan untuk memoton dua sisi kayu.

Cara kerjanya dengan meletakkan benda pada ban

berjalan mirip dengan beltconveyor. Pada ban berjalan

ini sudah terdapat mal atau pola kayu seperti yang telah

diingnkan. Ban berjalan ini terdapat dua bagian yaitu

bagian atas dan bagian bawah. Ban bawah berjalan

kemudian dijepit ban berjalan bagian atas dan akan

dimakankan pada gergaji ganda yang berputar

mendatar dengan ketinggian tertentu sesuai mal.

3) Mesin Gergaji Double Saw

Mesin ini digunakan untuk memotong kayu dengan

menggunakan gergaji ganda dan memotong kedua sisi

kayu. Cara kerja mesin ini adalah potongan – potongan

kayu yang akan dipotong diletakkan pada tempat untuk

meletakkan benda kerja. Operator menginjak pedal

untuk menggerakkan meja kerja menuju ke gergaji

ganda sehingga sisi kiri dan sisi kanan kayu langsung

terpotong.

commit to user

43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Mesin Gergaji Arm Saw

Mesin ini dijalankan dengan menarik pegangan gergaji

untuk memotong benda kerja sesuai ukuran yang

diinginkan. Selain itu, Arm Saw juga untuk melakukan

pembentukan bentuk – bentuk yang sederhana.

5) Mesin Gergaji Line Saw

Mesin gergaji line saw mempunyai fungsi yang sama

dengan mesin – mesin gergaji lainnya yang ada di

bagian forming yaitu memotong kayu. Mesin ini

mempunyai gergaji lengkung yang terletak pada bagian

tengah mesin. Pada waktu mesin ini tidak bekerja,

gergaji yang ada pada mesin ini harus kendor supaya

mesin tidak rusak

6) Mesin Gergaji Jump Saw

Mesin ini digunakan untuk membelah benda kerja,

gergajinya berbentuk lingkaran

7) Mesin Gergaji Jump Saw

Mesin ini digunakan untuk memotong kayu sama

seperti gergaji – gergaji lain yang ada di bagian

forming. Cara kerjanya adalah kayu dipotong satu sisi

terlebih dahulu sampai bagian tengah kayu, kemudian

baru sisi yang satunya lagi dipotong. Hal ini dilakukan

untuk keselamatan kerja operator.


commit to user

44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selain itu jika mesin mati dalam artian gergaji tidak

digunakan maka gergaji harus kendor supaya mesin

tidak rusak

8) Mesin Planner dan Thicknasser

Mesin Planner dan Thicknasser merupakan mesin yang

mempunyai enam spindle yaitu membentuk keempat

sisi kayu atau membentuk kayu RST menjadi kayu

S4S. Untuk membentuk keempat sisi kayu, kayu harus

melewati mesin Thicknasser. Kayu RST pertama –

tama dikerjakan dengan mesin Planner, cara kerjanya

adalah kayu dilewtkan bagian mesin seperti meja yang

terdapat penghantar sikunya. Maka pahat terletak di

tengah bagian mendatar seperti meja yang nantinya

akan mengerjkan bagian kayu yang tidak rata. Mesin

ini dioperasikan oleh satu operator. Setelah keluar dari

mesin Planner, kayu yang masih belum benar –benar

rata kemudian dikerjakan dengan mesin Thicknsser.

Cara kerjanya adalah kayu – kayu dimasukkan ke

dalam mesin Thicknsser, baru setelah keluar dari mesin

ini kayu – kayu tersebut telah menjadi kayu S4S yang

siap dikerjakan. Bagian dalam mesin Thicknasser ini

terdapat pahat yang berbentuk seperti gergaji – gergaji.

commit to user

45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

D. Joinery

Setelah dari bagian forming berupa bahan jadi maka

dilanjutkan pada bagian joinery. Bagian ini bertugas

membuat konstruksi samping yang dapat berupa alur,

profil, lubang. Hasil dari bagian joinery adalah elemen siap

rakit.

Mesin – mesin yang termasuk pada bagian Joinery:

1) Mesin Copy Shapper

Mesin ini digunakan untuk membuat

lengkungan atau pembentukan lengkungan

sesuai mal atau Jig. Jig adalah alat khusus yang

berfungsi memegang, menahan atau diletakkan

pada benda kerja yang berfungsi untuk

menjaga prosisi benda kerja dan membantu

mengarahkan pergerakan pahat. Jig atau mal ini

biasanya dibuat sendiri oleh perusahaan sesuai

dengan pola produk pesanan.

Waktu set – up untuk mesin ini adalah tiga jam

dan disesuaikandengan tingkat kesulitan

pengerjaan. Pada mesin ini terdapat enam buah

jig yang masing–masing benda kerja yang akan

dikerjakan dijepit oleh dua buah jig sehingga

kapasitas pengerjaan untuk mesin ini adalah tiga

potong kayu dengan maksimal tebal kayu


commit to user

46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

adalah 7,2 cm. Enam buah jig ini letaknya

membentuk suatu lingkungan. Pada saat

berkerja, jig ini bergerak berputar menuju pahat

yang letaknya di bagian samping.

2) Mesin Moulding Satu Spindle

Mesin ini digunakan untuk pembentukan

lengkung, membuat profil sesuai pisau. Prinsip

kerja mesin ini adalah sebuah mata pahat

berputar diam pada suatu posisi tertentu pada

meja mendatar.

Benda kerja yang kedua bagiannya telah dijepit

pada sebuah mal atau jig dimakankan pada

pahat degan lintasan tertentu sehingga nantinya

akan membentuk profil. Sebuah mal atau jig

mempunyai empat penjepit sehingga dapat

digunakan untuk menjepit dua benda kerja.

waktu set – up mesin ini adalah sekitar lima

menit.

3) Mesin Tenoner

Mesin Tenoner dan Mortiser merupakan mesin

yang berpasangan. Mesin Tenon berfungsi

untuk membuat pen, poros atau pasak

sambungan antar komponen. Mesin Tenon ini

juga digunakan untuk membentuk bagian yang


commit to user

47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

disebut kip, kip ini ada pada elemen frama

sampaing dudukan dan frame samping

sandaran. Prinsip kerja mesin Tenoner adalah

adanya mata pahat yang berperan pada arah

tertentu.

Mesin Tenoner dibagi dua jenis yaitu Single

dan Double Tenoner:

1. Mesin Single Tenoner

Mesin ini mempunyai pahat yang

berbentuk tabung bulat yang berputar.

Prinsip kerjanya adalah setiap benda

kerja akan dijepit oleh penahan benda

kerja yang berbentuk seperti besi bulat

yang bekerja secara otomatis, kemudian

pahat akan memotong benda kerja.

Dalam sebuah mesin Tenoner terdapat

dua buah penahan benda kerja dan dua

buah pahat, sehingga pada sebuah mesin

terdapat dua orang operator.

Mekanisme kerjanya adalah operator 1

menyelesaikan sebuah sisi kemudian

langsung dioper kepada operator 2 untuk

mengerjakan sisi yang lainnya. Fungsi

dan mesin ini adalah untuk membuat


commit to user

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pen, pada mesin ini tebal dan lebar pen

dapat diatur.

2. Mesin Double Tenoner

Benda kerja diletakkan pada bagian

mesin yang mempunyai fungsi sebagai

tempat peletakan benda kerja yang akan

dikerjakan oleh mesin kemudian ada

bagian mesin yang yang berfungsi

membawa benda kerja satu persatu ke

atas untuk dipotong, benda kerja dalam

keadaan diam dan pahat bergerak

memotong dengan memutar pada arah

tertentu. Benda kerja yang telah selesai

dipotong secara otomatis bergerak pada

tempat penumpukan benda kerja yang

selesai dikerjakan. Yang membedakan

mesin Double Tenoner dengan Single

Tenoner adalah pada Double Tenoner

dapat langsung memotong kedua sisi

benda kerja dan potongan yang

dihasilkan oleh mesin ini juga lebih

pendek.

commit to user

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Mesin Mortise

Merupakan pasangan dari mesin Tenoner, jika

mesin Tenoner berfungsi untuk membuat pen

atau pasak sambungan antar komponen maka

mesin Mortise berfungsi untuk membuat lubang

yang berbentuk bulat lonjong yang nantinya

akan disambungkan dengan benda kerja hasil

dari mesin Tenoner. Gerak pemakanan pada

mesin ini adalah bolak – balik.

Sama seperti mesin Tenoner , mesin mortise

juga ada dua jenis yaitu Single Mortise dan

Multi Mortise. Multi Mortise digunakan untuk

produksi diatas 3000 set karena jika dibawah

3000 set akan rugi karena waktu setup dari

Multi Mortise bisa mencapai satu hari. Karena

itu untuk pesanan dibawah 3000 set digunakan

Single Mortise yang waktu setup nya antara 20

– 30 menit. Semakin otomatis suatu mesin maka

akan semakin lama waktu setup nya.

5) Mesin Router

Mesin ini digunakan untuk membuat alur yaitu

biasanya berupa lubang yang besar dan untuk

membuat pingul R. prinsip kerjanya adalah

benda kerja diletakkan pada bagian mesin yang


commit to user

50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

pada ujung – ujung telah diberikan penahan.

Kemudian operator menginjak pedal yang

terletak pada bagian bawah mesin sehingga

nantinya meja kerja tempat diletakkannya benda

kerja akan melakukan gerak pemakanan setelah

sampai pada pahat tersebut, operator memutar

penjepit kea rah tertentu sehingga nantinya akan

dihasilkan lubang yang cukup besar. Biasanya

mesin ini digunakan untuk pembuatan meja.

6) Mesin Bor

Mesin bor digunakan untuk membuat lubang

dengan diameter tertentu. Mata bor yang sering

digunakan oleh mesin bor ini adalah 4mm, 5mm

7mm, 8mm, 9mm, 10mm, 5mm, 20mm.

Pada bagian Joinery ini terdapat empat macam

mesin Bor yang digunakan yaitu:

1. Mesin Double Bor Horisontal

Mesin ini menggunakan dua bor yaitu

yang terletak di sisi kiri dan kanan.

Prinsip kerjanya benda kerja diletakkan

pada tempat yang digunakan untuk

meletakkan benda kerja, kemudian

penjepit akan menjepitnya sehingga

benda kerja diam dan bor yang ada di


commit to user

51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

sisi kiri dan sisi kanan bergerak maju

untuk melakukan pengeboran.

2. Mesin Multi Bor Horisontal

Mesin ini mempunyai dua fungsi yaitu

melakukan pengeboran pada bagian

bawah benda kerja. berbeda dengan

Doubel Bor Horisontal, prinsip kerja

mesin ini adalah bor berputar diam

sedangkan benda kerja bergerak menuju

bor.

3. Mesin Single Bor Vertikal

Prinsip kerja mesin ini adalah benda

kerja diletakkan pada bagian mesin yang

berbentuk seperti meja mendatar. Gerak

pemakanan oleh bor dilakukan dengan

cara menurunkan tuas. Untuk

mempermudah pengerjaan oleh operator,

maka pada tempat meletakkan benda

kerja telah terdapat mal yang

membentuk pola tertentu. Pada mal ini

terdapat garis–garis cekungan yang

nantinya diberikan stopper yang terbuat

dari triplek atau kayu. Jarak antar

commit to user

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

cekungan ini menunjukkan jarak antar

lubang bor pada benda kerja.

Stopper yang digunakan ini sebetulnya

cukup beresiko karena hanya terbuat dari

triplek. Seringkali stopper (panahan) ini

menjadi melengkung saat menahan

benda kerja yang sedang dikerjakan,

sehingga jarak antar lubang bor menjadi

tidak tepat.

4. Mesin Multi Bor Vertikal

Prinsip kerja mesin ini adalah kerja

bergerak diam, sedangkan benda kerja

bergerak menuju bor dengan cara

menekan pedal yang terletak dibawah

mesin. Mesin ini dapat digunakan untuk

melubangi beberapa benda kerja. mata

bor yang digunakan sekitar 20 buah.

7) Mesin Hand Trimer

Seperti mesin pada bagian Joinerylainnya,

Trimer juga berfungsi untuk membuat

konstruksi sampig atau radius 3mm, 5mm,

8mm, dan 10mm. Pisau atau pahat yang

digunakan dapat disesuaikan dengan keperluan.

commit to user

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Sanding

Setelah pembuatan berbagai konstruksi samping pada

bagian Joinery, maka bagian sander bertugas untuk

menghaluskan elemen – elemen jadi (siap rakit) tersbut.

Berikut iniadalahmesin – mesin yang termasuk pada

sanding ini adalah

1) Mesin Brush dan Drum Sander

Mesin ini digunakan untuk mengamplas benda kerja.

Drum Sander berbentuk seperti tabung yang berputar,

sedangkan Brush Sander hampir mirip dengan Drum

Sander hanya saja pada permukaan Brush Sander

terdapat sikat – sikat.

Urutan penggunaanya adalah elemen produk

dihaluskan dulu dengan menggunakn Drum Sander

baru kemudian elemen produk tersebut dihaluskan

lagi dengan menggunakan Brush Sander.

2) Mesin Hand Sanding

Mesin Hand Sanding biasanya digunakan untuk

meratakan atau menghaluskan kayu/elemen produk

sampai dengan 0,3mm.

3) Mesin Sanding Master

Mesin ini sama seperti mesin Sander, hanya saja pada

mesinSanding Master bisa digunakan untuk meratakan

sampai dengan max 1mm. Dalam mesin ini terdapat


commit to user

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dua macam alat penghalus yaitu yang kasar 80 –

100mm dan yang halus 180 – 240mm.

F. Assembly

Setelah elemen – elemen produk telah jadi dan siap

dirakit maka akan masuk area assembly untuk dirakit

menjadi komponen – komponen dan akan dirakit lagi

menjadi satu produk.

Mesin – mesin yang dimiliki pada area assembly antara

lain:

1. Mesin Press

Mesin press digunakan untuk mengepres pintu

dimana kekuatan press untuk masing – masing

bahan berbeda yaitu untuk merbau 125 kg/m 2

2. Msin Double Cut

Mesin ini digunakan untuk memotong panjang pintu

sebanyak 3 cm (1,5 cm untuk sisi atas dan 1,5 cm)

untuk sisi bawah

G. Finishing

Setelah produk yang terdiri dari berbagai komponen telah

dirakit menjadi satu maka produk tersebut telah dirakit

menjadi satu maka produk tersebut telah siap untuk

diproses akhir. Untuk pintu Balcony ada yang dicat warna

commit to user

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

putih, abu – abu atau tanpa cat tergantung dari pesanan.

Proses painting menggunakan spray gun.

Mesin yang digunkan untuk proses finishing pintu

(packing) adalah mesin laminating yang memerlukan

waktu setup 20 menit untuk udara panas dan 30 menit

untuk udara dingin. Dan waktu pendinginan 1 jam.

10. Pengembangan

Rencana pengembangan yang dilakukan oleh bagian

Research and Development (R&D) PT. INDO VENEER

UTAMA untuk tahun – tahun yang akan datang adalah :

1) Pengembangan dalam sistem kerja yang aplikatif

2) Desain baru untuk semua produk agar perusahaan dapat

terus bersaing di pasaran dan konsumen tidak merasa

bosan dengan desain – desain produk yang lama

3) Standarisasi material handling

4) Pemberlakuan equolabeling

11. Uraian Proses Produksi

Proses adalah cara, metode maupun ternik untuk

penyelenggaraan atau pelaksanaan dari suatu hal tertentu.

Sedangkan produksi adalah kegiatan yang dapat

menimbulkan tambahan manfaat atau penciptaan faedah baru.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa yang dimaksud


commit to user

56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dengan proses produksi adalah suatu cara, metode, maupun

teknik bagaimana kegiatan penciptaan faedah baru atau

penambahan faedah.

PT. INDO VENEER UTAMA memproduksi berbagai

macam produk antara lain door (pintu), table (meja), chair

(kursi), bench (bangku), sunlounger, trolly, daybed. PT.

INDO VENEER UTAMA dalam memproduksi tergantung

pesanan (make to order), jadi hanya ada sedikit stok untuk

produk jadi.

Pada uraian proses produksi ini yang akan di bahas

adalah pintu balcony putih.

1. Bahan Baku

PT. INDO VENEER UTAMA bergerak

dibidang industry furniture atau perkayuan, karena itu

bahan baku utama untuk produksinya adalah kayu.

Secara umum kayu ada dua jenis yaitu kayu basah dan

kayu kering. Kayu basah adalah kayu yang tingkat

kandungan airnya (moisture contain) berkisar antar 70 -

80 MC, sedangkan kayu kering tingkat kandungan

airnya berkisar antara 7 – 8 MC. Jenis kayu yang biasa

digunakan perusahaan ini sebagaian besar adalah kayu

merbau. Sedangkan jenis lain adalah kayu ranting dan

kayu kamfer. Daerah perolehan bahan baku berasal dari

luar kota yaitu Semarang, Kalimantan, Papua yang


commit to user

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

umumnya masih berbentuk gelondongan (log) ataupun

kayu balok. Pemilihan jenis kayu tersebut berdasarkan

permintaan atau pesanan konsumen sehingga tidak

menutup kemungkinan menggunakan jenis kayu

lainnya.

Secara umum spesifikasi kayu yang dipesan antara lain:

1) Tidak ada mata kayu (mata kayu adalah bekas

dahan yang dipotong dan biasanya terlihat dari

luar)

2) Bukan kayu yang berduri

3) Tidak ada doreng (alur warna gelap pada

permukaan kayu)

4) Berserat lurus memanjang

5) Tidak busuk

6) Tanpa Shothole (lubang paku)

7) Tanpa kantong dammar (kaput)

8) Tanpa pinhole (lubang jarum)

9) Tidak pecah (retak)

10) Tidak pulur (hati)

2. Proses Produksi

1) Order Flow

Order Flow adalah aliran yang menunjukkan

pesanan awal atau Order masuk dari konsumen

sampai pengantaran produk jadi ke konsumen.


commit to user

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berikut adalah gambaran sederhana dari order flow:

ORDER MASUK

MARKETING
MARKETING
TIDAK

OK

YA
MANAGEMEN

PRODUK

YA
R&D TIDAK

PPIC

PURCHASIN

PRODUCTIO
N

QUALITY
CONTROL

WAREHOUS
E

Gambar 1.5

Arus order produksi di PT. INDO VENEER UTAMA


commit to user

59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk lebih detailnya akan diuraikan seperti tahap-

tahapnya, sebagai berikut:

1. Marketing

Order produk tertentu dari konsumen, kemudian

diterima oleh marketing. Order dapat berupa pemesan

produk jadi maupun pemrofilankayu.

Setelah order masuk ke bagian marketing, maka

bagian marketing bertugas membuat Bill of Material

untuk mengetahui komponen – komponen apa saja

yang dibutuhkan untuk memproduksi satu produk dan

apakah komponen tersebut harus dibuat atau dibeli.

Order tersebut disampaikan ke bagian PPIC sebagai

PurchasingOrder (PO) in dan masuk ke bagian

manajemen.

Jika pesanan berupa produk baru maka marketing

memberikan tugas kepada bagian penelitian dan

pengembangan (R&D)untuk membuat gambar kerja

dari produk baru tersebut untuk dikonfirmasikan ke

customer.

Cost / penetapan harga ditentukan oleh:

1) Biaya material

2) Biaya tenaga kerja

commit to user

60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Biaya pengiriman (ditentukan dari hasil negosiasi

antara marketing dengan konsumen)

4) Biaya proses (berdasark dari mesin yang dipakai /

biaya masing – masing mesin dan biaya waktu

proses yang digunakan)

5) Biaya desain (ditentukan tingkat kerumitan desain

dan konstrksi, semakin rumit suatu produk

memerlukan waktu yang semakin lama untuk

proses produksi dan membutuhkan tingkat

pengerjaan yang rumit pula sehingga harga produk

tersebut juga semakin mahal)

2. PPIC (Production Planning Inventory Control)

Jika semuanya sudah disetujui semua pihak

(antara marketing dan konsumen), maka marketing

memberikan gambar kerja yang sudah selesai

dikerjakan oleh R & D kepada PPIC.

Kemudian PPIC membuat Marketing

Requiremen Planning (MRP) untuk perencanaan

kebutuhan material dalam pembuatan suatu produk,

Marketing Production Schedule (MPS) dan Surat

Perintah Kerja (SPK). Selain itu juga PPIC mengatur

penggunaan material dan ukurannya untuk membuat

produk pesanan, dan pembelian material dilakukan oleh

commit to user

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

bagian Purchasing dan pengecekan material yang

datang dilakukan oleh bagian Quality Control.

3. Purchasing

Purchasing bertugas melakukan pembelian

material untuk pembuatan produk baik material utama

maupun material pendukung.

4. Production

Setelah material tersedia maka pengerjaan

produk dapat langsung dikerjakan di lantai produksi

sesuai proses pengerjaan di tiap – tiap mesin – mesin

(baik di mesin band saw, arm saw, boring, moulding,

sander, multizer, double cut, laminating, dll)yang jadwal

produksinya sudah dibuat oleh PPIC.

5. Quality Control

Bagian Quality Control bertugas melakukan

pengendalian kualitas mulai dari bahan baku sampai

produk jadi. Bahan baku (kayu) yang telah dikerjakan

(Kiln Dry) yang telah dihaluskan di area pembahanan

kemudian diinspeksi oleh bagian quality control apakah

bahan baku tersebut layak dipakai untuk bahan dasar

pembuatan produk. Setelah produk sudah jadi, maka

diinspeksi kembali oleh bagian Quality control, apakah

ada produk yang cacat (misal kaki meja atau kursi

patah) dan apakah ukurannya sudah sesui atau belum


commit to user

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan ketebalan catnya (untuk pintu yang dicat).

Sebenarnya quality control dilakukan setiap saat pada

waktu pembuatannya di masing – masing mesin selalu

diperiksa apakah ukurannya sudah sesuai, sehingga jika

terjadi kesalahan bisa langsung diperbaiki. Jadi sangat

jarang produk cacat tapi tidak tertutup kemudian juga

pernah mengalami kesalahan ukuran atau cacat.

6. Warehouse

Produk yang sudah jadi dan sudah diinspeksi

oleh quality control, maka langsung disimpan di

warehouse dan dicatat oleh administrasi produksi untuk

sesegera mungkin dikirim ke konsumen sesuai

pengetahuan dari bagian PPIC. Juga bagian Warehouse

mengkonfirmasikan produk yang selesai tersebut ke

bagian Eksim (Ekspor – impor) untuk membuat

berbagai macam surat misl surat jalan.

7. Shipment

Untuk pengiriman ke luar negeri, produk

dimasukkan ke dalam container dan dikirim sampai ke

pelabuhan dan selanjutnya dari pelabuhan dikirimkan ke

buyer yang disebut Free on board (Perusahaan

mengirim produk jadi ke konsumen hanya sampai ke

pelabuhan di pulau jawa saja, perusahaan tidak

commit
mengirim to user
produk sampai ke pelabuhan Negara tujuan).

63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk pengiriman lokal, perusahaan menyewa truk

besar dan dikirim sampai ke tangan konsumen

Pengendalian kualitas yang selama ini sudah di

lakukan Perusahaan adalah sudah sesuai dengan

tempatnya terbukti dengan uraian diatas dari

pengecekan bahan baku yang baru datang (kayu), dari

peralatan – peralatan (mesin – mesin) pembentukan

model produk, perakitan untuk menjadi produk atau

komponen, penghalusan, pengecetan hingga waktu

pecking (pembungkusan prosuk) yang siap dikirimkan.

Mereka sudah melakukan prosedur dengan baik

B. Laporan Magang Kerja

Deskripsi Magang Kerja

Dengan berkembangnya teknologi yang semakin

canggih membawa konsekuensi pada sumber daya manusia

untuk meningkatkan kualitas, baik dalam segi teori maupun

prsktik. Bagi seorang mahasiswa ilmu teori dapat diperoleh

pada saat perkuliahan, sedangkan ilmu praktik diperoleh dari

praktik kerja nyata atau magang kerja.

Magang kerja merupakan bentuk kegiatan penunjang

diluar kampus dimana mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu

yang didapat selama dibangku perkuliahan. Dengan magang

kerja diharapkan mahasiswa dapat memperoleh media untuk


commit to user

64
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

mendapatkan pengalama sejak dini guna melatih kemampuan

atau ketrampilan sejak dini guna yang nantinya bisa digunakan

dibidang usaha industry.

C. Tujuan Magang Kerja

1) Mahasiswa dapat lebih mendalami dan menguasai meteri –

materi perkuliahan.

2) Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman langsung dan

pengetahuan tentang aktifitas dalam dunia kerja.

3) Mahasiswa diharapkan selesai lulus dia dapat lebih

mengetahui dan memahami permasalahan yang timbul serta

memberikan alternative pemecahan permasalahan tersebut

di dunia usaha.

D. Pelaksanaan Magang Kerja

1) Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang Kerja

2) Tempat pelaksanaa magang kerja adalah PT. INDO

VENEER UTAMA yang beralamat di Jl. Adi Sucipto,

Puspan Desa Blulukan Kec. Colomadu Kab. Karanganyar .

3) Waktu Magang Kerja dimulai dari tanggal 16 Januari–16

Februari 2012

4) Pelaksanaan magang kerja dimulai pukul 08.00 – 16.00

WIB

5) Mahasiswa wajb mengenakan pakaian sopan dan rapi,

selain itu mahasiswa magang kerja wajib mematuhi

commit
peraturan yang to user
berlaku pada PT. INDO VENEER UTAMA

65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

E. Kegiatan Magang Kerja

1) Minggu Pertama (tanggal 16 – 21 Januari 2012)

a. Pengenalan lingkungan perusahaan

b. Wawancara dan observasi proses pembuatan furniture

pada kepala bagian masing - masing dan karyawan

c. Melakukan pengamatan bagaimana karyawan

menghaluskan komponen – komponen atau bagian -

bagian dari produk kursi dan meja dengan cara

diamplas

2) Minggung kedua (tanggal 23 – 28 Januari 2012)

a. Mengentri data defect elemen proses mesin

b. Melakukan pengapsenan karyawan

c. Melakukan pengamplasan pada komponen – komonen

produk furniture

3) Minggu ketiga ( 30 Januari – 4 Februari 2012 )

a. Mengenti data defect elemen proses mesin

b. Melakuakan pengamatan pada bagian pembahanan

c. Membantu pacing prodak furniture yang akan dikirim

ke konsumen

4) Minggun keempat (6 - 11 Februari 2012)

a. Data merekap data akhir bulan

b. Mengapsen karyawan

c. Membersihkan bagian setting

commit to user

66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F. Analisis dan Pembahasan Masalah

1. Pembahasan

Pengendalian kualitas merupakan usaha untuk mempertahankan

kualitas produk dengan standar kualitas yang telah dietapkan oleh

perusahan dan untuk menekan produk yang rusak. Teknik yang

digunakan adalah analisis C- chart, sebagai langkah awal untuk

mengetahui ada tidaknya kerusakan produk di luar batas kendali (out of

control).

2. Analisis C-chart

Bagan pengendalian C-chart digunakan untuk mengadakan pengujian

terhadap kualitas proses produk yang mengetahui banyaknya jumlah

produk yang rusak dan untuk mengetahui apakah ada kerusakan produk

masih dalam batas kendali atau tidak. Untuk meengetahui hal tersebut

penulis mengadakan perhitungan yaitu dengan meode C-chart. Metode

tersebut digunakan untuk mengetahui tingkat kerusakan produk yng

terjadi.

commit to user

67
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Table 2.1

Jumlah produksi dan jumlah kerusakan per hari

Produk furniture dari tanggal 3 – 7 Januari 2011

NO TANGGAL TIPE PRODUK KOMONEN TOTAL KERUSAKAN

03-01-2011 DINDING CHAIR DUDUKAN 20 5


1
03-01-2011 DINDING CHAIR SANDARAN 23 3
04-01-2011 ASCOT SANDARAN 92 18
2
04-01-2011 URBAN KAKI 60 4
3 05-01-2011 ASCOT KAKI 800 30
06-01-2011 VERONA SLING KAKI 110 15
4
06-01-2011 VERONA SLING SANDARAN 60 5
07-01-2011 ASCOT DUDUKAN 60 10
5
07-012011 ASCOT SANDARAN 60 5
TOTAL 1285 95
Sumber dari Quality Control

Dari data diatas kemudian akan dilakukan penghitungan dengan

menggunakan metode c-chart yaitu dengan langkah – langkah sebagai berikut:

a. Rata – rata kerusakan

___
åc
C =
n

95
=
9

= 10,55

commit to user

68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Menentukan batas kendali atas dan batas kendali

bawah dengan menggunkan rumus dan

menggunakan 3 sigma sebagai berikut:

1. Batas kendali atas (UCL)

UCL = C + 3 C

= 10,55 + 3 10,55

= 10,55 + 9,72

= 20,27

2. Batas kendali bawah (LCL)

LCL = C - 3 C

= 10,55 - 3 10,55

= 10,55 – 9,72

= 0,83

Berdasarkan penghitungan yang dilakukan dengan menggunakan

metode c-chart, menunjukkan bahwa jumlah kerusakan komponen

furniture setiap hari yaitu dari tanggal 3 – 7 januari 2011 memiliki rata –

rata kerusakan sebanyak 10,55 unit. Sedangkan batas kendali atas (UCL)

sebanyak 20,27 unit dan batas kendali bawah (LCL) sebanyak 0,83 unit.

commit to user

69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1.6 Diagaram Chart

Dari bagan chart tersebut menunjukkna bawah pengendalian kualitas yang

dilakukan oleh perusahaan furniture tingkat kerusakan yang paling tinggi terjadi

pada tanggal 5 januari, sebanyak 30 unit,dimana jumlah kerusakan berada diatas

batas kendali atas (UCL).

3. Analisis Diagram Pareto

Diagram pareto adalh suatu bentuk grafik

menggambarkan urutan – urutan masalah mulai dari

proses tertinggi dari berbagai sumber penyebab.

Diagram ini berguna dalam mengindentifikasi sumber –

sumber masalah dihadapi perusahaan.

commit to user

70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Langkah pembuatan diagram pareto adalah :

a) Menentukan persentase kerusakan untuk setiap

jenis kerusakan, misalnya terdapat kerusakan A,

B, C, yang jumlahnya masing – masing sebesar

a%, b%, c%.

b) Membuat diagram pareto dengan mengurutkan

jenis kerusakan yang jumlahnya paling besar ke

jumlah paling kecil.

Table 2.2

Jenis kerusakan per hari pada bulan Januari 2011

NO TANGGAL TIPE PRODUK KOMONEN REPAIR REJECT

1/3/2011 DINDING CHAIR DUDUKAN 5


1
1/3/2011 DINDING CHAIR SANDARAN 3
1/4/2011 ASCOT SANDARAN 18
2
1/4/2011 URBAN KAKI 4
3 1/5/2011 ASCOT KAKI 24 6
1/6/2011 VERONA SLING KAKI 14 1
4
1/6/2011 VERONA SLING SANDARAN 5
1/7/2011 ASCOT DUDUKAN 10
5
1/7/2011 ASCOT SANDARAN 5
TOTAL 88 7
PRESENTASE 6,8% 0.5%
Sumber : bagian Quality Control

commit to user

71
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Gambar 1.7 Diagram Pareto

Dari hasil perhitungan persentase kerusakan dari

gambar diagram pareto diatas menunjukkan bahwa

kerusakan pada proses produksi komponen furniture

pada tanggal 3 – 7 januari 2012 berupa dua kerusakan.

Peresentase kerusakan yang pertama adalah repair

sebanyak 88 unit atau 6, 8% dan urutan yang kedua

adalah reject sebayak 7 unit atau 0,5%.

4. Analisi Diagram Sebab akibat

Diagaram sebab akibat adalah diagram yang

menggunakan hubungan antara masalah faktor – faktor

yang menjadi penyebabnya. Diagram ini digunaka

untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu masalah

yang disusun menggunakan suatu komponen yang


commit to user
dihasilkan pada perusahaan furniture dapat dicari dengn

72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

membaut diagram sebab akibat atau diagram tulang

ikan.

Manusia
Peralatan

Tidak adanya intruksi

SDM yang rendah Mesin yang sudah tua

Bekerja dalam keadaan berdiri

Pendidikan yang rendah Masalah


Kualitas
metode kerja yang salah

Bahan baku kayu yang kurang baik

Methode
Material

Gambar 1.8 Diagram Sebab Akiba

1. Peralatan

Faktor peralatan terutama pada mesin pembuat

furniture hanya memberikan kontribusi kecil

terhadap terjadinya komponen rusak, tetapi

perawatan terhadap mesin yang sudah tua harus

tetap dilakukan supaya mesin bisa awet dan tahan

lam seperti apa yang diharapkan perusahaan.

commit to user

73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. material

Bahan baku kayu kurang baik dan tidak semuanya

kayu didatangkan dari satu daerah yang sama akan

mengakibatkan banyak terjadi kerusakan pada

proses pembutan furniture.

3. Manusia

Faktor manusia merupkan faktor yang paling

berperan terhadap kerusakan komponen furniture.

Hal ini di sebabkan karena Sumber Daya Manusia

yang rendah, bekerja yang selalu berdiri dan tingkat

pendidikan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan

bidangnya dan tidak adanya intruksi atau

pengarahan pada karyawan baru masih kurang.

4. Metode

Metode kerja yang kadang – kadang salah lebih

banyak disebabkan oleh manusianya sendiri yaitu

jurusan pendidikan yang tidak sesuai dengan bidang

pekerjaan sehingga perlu adanya spesialisasi tenaga

kerja yang dimaksudkan agar karyawan tersebut

semakin terampil dibidangnya masing – masing.

commit to user

74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisi dan pembahasan mengenai pengendalian

kualitas produk furniture pada PT. INDO VENEER UTAMA

dengan menggunakan metode C-chart, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1) Berdasrkan data yang diperoleh dari perhitungan yang telah

dilakukan dengan jumlah komponen furniture tanggal 3 – 7

Januari 2012 sebanyak 1285 unit dan kerusakan furniture

sebanyak 95 unit. Dengan menggunakan bagan kendali C-

chart, hasil perhitungan diperoleh rata – rata kerusakan produk

akhir sebesar 10,55 unit.

2) Dengan menggunkan metode C-chart dapat diketahui kerusaan

pada komponen furniture yang berada diluar batas

pengendalian atas (UCL) pada tanggal 5 Januari 2011.

Berdasarkan analisis diagram pareto dapat diketahui juga

tingkat kerusakan yang paling besar adalah repair yaitu

sebanyak 88 unit atau 6,8 % dari total jenis kerusakan produk

dan kerusakan terkecil adalah rijek sebanyak 7 unit atau 0,5%

dari kerusakan komponen.

commit to user

75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. Saran

Berdasarkan pembahasan analisis data dan kesimpulan penelitian yang

dikemukakan diatas, maka peneliti membeikan saran yang diharapkan

dapat memberikan masukan kepada pihak perusahaan untuk

menentukan langkah lebih lanjut mengenai pengendalian kualitas.

Dengan masih adanya kerusakan produk furniture yang berada diluar

batas kendali, maka penulis memberikan saran kepada pihak

perusahaan sebagai berikut :

a) Perusahaan sebaiknya lebih memperhatiakan pemeliharaan

terhadap mesin – mesin produksi dengan melakukan

pemeriksaan secara rutin dan berkala agar proses produksi

berjalan lancar.

b) Perusahaan sebaiknya melampirkan instruksi atau tata cara

menggunakan mesin produksi yang disertai dengan penjelasan

secara lisan, sehingga diharapkan dengan adanya instruksi

maka pekerja dapat mengoprasikan mesin perusahaan dengan

baik.

c) Memberikan tempat duduk kepada karyawan agar mereka tidak

terlalu capek karena berdiri dalam waktu yang lama dan

sebaiknya memberikan intruksi atau pengarahan kepada

karyawan baru dalam pekerjaannya itu

commit to user

76

Anda mungkin juga menyukai