Anda di halaman 1dari 76

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI

PADA DEPARTEMEN SEWING BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340

PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar


Ahli Madya Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis

Oleh:

SANTY YUNITASARI
F3509064

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012
commit to user

i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN SETUJUAN

Tugas Akhir dengan judul :

ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN

SEWING BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PT. ALDINO WIJAYA

GARMEN SUKOHARJO

Surakarta, 2 Mei 2012

Telah disetujui oleh Dosen Pembimbing

Drs. Sunarjanto, MM

NIP. 19560327 198503 1 004

commit to user

ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas akhir dengan judul :

“ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN

SEWING BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PT. ALDINO WIJAYA

GARMEN SUKOHARJO”

Telah disahkan oleh penguji Tugas Akhir program studi diploma 3

Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Juni 2012

Tim Penguji Tugas Akhir :

1. Yeni Fajaryanti, SE.MSi ( )

NIP. 19740112 200012 2 004 Penguji

2. Drs. Sunarjanto, MM ( )

NIP. 19560327 198503 1 004 Pembimbing

commit to user

iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

ü Tak ada kata tak mungkin, untuk sebuah usaha dan kerja keras

ü Masa depan kita ditangan kita sendiri, jadi jangan sia-siakan disetiap

kesempatan yang ada.

ü Setiap detik,menit,jam adalah waktu yang berharga dan sangat sayang untuk

tidak kita gunakan dan hanya diam

ü Cobaan adalah ujian untuk menuju keberhasilan

ü Dibalik kesedihan pasti akan ada kebahagiaan

ü Jangan menyerah dengan keadaan, karna keadaan dapat kita ubah menjadi

lebih baik bila ada tekat dan kemauan untuk mengubahnya.

Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk:

Kedua orang tuaku tercinta

Adikku lela tersayang

Nanda yudi basthary

Sahabat-sahabatku

Almamater

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Karunia – Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas

Akhir. Dalam penyusunan Tugas Akhir ini Penulis memilih judul “ANALISIS

LAYOUT FASILITAS PRODUKSI PADA DEPARTEMEN SEWING BAJU

BREAK DOWN STYLE NL 340 PT. ALDINO WIJAYA GARMENT

SUKOHARJO”.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan,

bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Wisnu Untoro MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu. Sinto Sunaryo, SE, M.Si. Selaku Ketua Program Studi Diploma III

Manajemen Bisnis, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Muh. Juan Suam Toro, SE,M.Si. Selaku Pembimbing Akademik, yang

telah menyediakan waktu untuk membimbing penulis selama menjadi

mahasiswa.

4. Drs. Sunarjanto.,MM selaku Pembimbing Tugas Akhir yang tidak pernah

berhenti memberikan saran saran serta kesabaran dalam membimbing penulis.

5. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

6. Ibu Yovitasari selaku Personalia PT. Aldino Wijaya Garment, yang telah

memberikan kami kesempatan untuk melaksanakan magang kerja dan

penelitian di PT. Aldino Wijaya Garment

7. Seluruh karyawan PT. Aldino Wijaya Garment yang sudah membantu penulis

dalam pencarian data.

8. Bapak, ibu, dan adikku. Terima kasih atas doa dan dan supportnya selama ini.

9. Nanda yudi basthary, yang sudah menjadi semangat aku, dan banyak

membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Sahabat – sahabatku, Yeny, Rahmany, Rizky, Radhitya, Ana, yang sudah

menjadi bagian dari hidupku dalam susah maupun senang.

11. Teman-teman Manajemen Bisnis’09 terima kasih atas kebersamaannya

selama ini.

12. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak

kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan demi keutuhan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi kita.

Surakarta, Juni 2012

Penulis
commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................……………………………..... i

HALAMAN PERSETUJUAN .........................……………………………..... ii

HALAMAN PENGESAHAN.......................……………………………........ iii

ABSTRAK..................................................……………………………............ iv

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.…………………………...... v

KATA PENGANTAR……….....................…………………………………... vi

DAFTAR ISI………….....................…………………………………………. viii

DAFTAR TABEL…………………......................………………………….… xi

DAFTAR GAMBAR…………………………….......................……………... xii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN……………………………………...…...…......... 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………...…………… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………………....……….... 3

C. Tujuan Penelitian……………………………………………...….……….. 3

D. Manfaat Penelitian……………………………………………....………… 3

E. Metode Penelitian……………………………………………....………… 4

F. Kerangka Pemikiran……………………………………………....……..... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....……………………... ............................ 12

A. Layout Fasilitas Produksi……………………………………………..…. 12


commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1. Pengertian Layout............................... …………………………….... 12

2. Tujuan Layout .................................……………………………........ 13

3. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan layout……….... 14

4. Jenis Layout ............................................ …………………………… 14

B. Kesembangan Lini (Line Balancing)......……………………...……..….... 20

C. Efisiensi...................……………......…………………...………….…….. 24

BAB III. PEMBAHASAN………………………………...............…………. 25

A. Gambaran Obyek Penelitian.......……………..…………...…………........ 25

B. Laporan Magang Kerja..................................….................................…..... 44

C. Pembahasan Masalah..................................................................................... 48

BAB IV. PENUTUP....................................................…………................… 61

A. Kesimpulan................................. .…………...……………..……............. 61

B. Saran........................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Fasilitas dan mesin proses produksi................................…......... 38

Tabel 3.2 Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian produksi baju

Break down style NL 340..............................….…...................... 49

Tabel 3.3 Penugasan elemen – elemen kerja di PT. Aldino Wijaya Garment

...................................................................................................... 52

Tabel 3.4 Perhitungan total waktu kerja, siklus kerja dan waktu menganggur

Pada cycle time 4,5 menit............................................……........ 54

Tabel 3.5 Perhitungan total waktu kerja, siklus kerja dan waktu menganggur

Pada cycle time 2,7 menit ………….....………………….......... 55

Tabel 3.6 Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja

terlama LOT (longest operation time )....................................... 57

Tabel 3.7 Urutan pekerjaan, waktu penyelesaian, penugasan elemen-elemen,

total waktu menganggur, efisiensi, efektifitas, dan tingkat

penundaan ................................................................................. 60

commit to user

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran……….......…………………………............ 10

Gambar 3.1 Layout Perusahaan…………………………………....…………. 27

Gambar 3.2 Proses Produksi di PT. Aldino Wijaya Garment........................... 41

Gambar 3.3 Layout Departemen Sewing………………………....…………... 47

Gambar 3.4 Jaringan Kerja Produksi Baju Break down style NL 340....……... 50

Gambar 3.5 Pembagian stasiun kerja produksi baju break down style NL 340.. 51

commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 2. Gambar produksi baju break down style NL 340 dan hasil produksi

Lampiran 3. Rekomendasi layout fasilitas produksi pada departemen sewing

Lampiran 4. Surat Pernyataan

Lampiran 5. Surat Keterangan Magang Kerja

Lampiran 6. Nilai Magang kerja

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

ANALISIS LAYOUT FASILITAS PRODUKSI


PADA DEPARTEMEN SEWING BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340
PT.ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO

SANTY YUNITASARI
F3509064

PT. Aldino Wijaya Garment adalah perusahaan manufaktur yang bergerak


dibidang garmen, mulai dari proses cutting, sewing, dan finishing. Dalam
kesempatan inipenulis mengadakan penelitian dengan maksud untuk mengetahui
pengelompokan elemen pekerjaan serta tingkat efisiensi dari layout fasilitas
produksi yang efisien.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan produksi baju
break down style NL 340 di PT. Aldino Wijaya Garment, dengan terlebih dahulu
mengumpulkan data – data yang diperlukan melalui observasi dan wawancara.
Data tersebut untuk mengetahui layout produksi yang diterapkan di PT.Aldino
Wijaya Garment, serta untuk mengetahui tingkat efisien dan efektifitas layout
fasilitas produksi baju break down style NL 340 di PT. Aldino Wijaya Garment.
Dari analisis yang dilakukan pada proses produksi baju break down style
NL 340 di PT. Aldino Wijaya Garment dengan menggunakan layout produk
stasiun kerja dapat dikelompokkan menjadi 10 stasiun kerja. Dari hasil analisis
pada proses produksi baju break down style NL 340 di PT. Aldino Wijaya
Garment, dengan menggunakan siklus kerja 4,5 menit, penundaan 17,82%,
efisiensi 82,17 %, output perhari yang dicapai 120 baju dan efektifitas 60 %.
Sedangkan menggunakan siklus kerja 2,7 menit, penundaan 3,7%, efisiensi
96,3%, output perhari yang dicapai 200 baju dan efektifitas 100%.
Dengan melihat hasil perhitungan dari metode yang telah digunakan
diatas, saran yang dapat disampaikan adalah hendaknya perusahaan untuk slalu
memantau setiap kinerja, agar proses produksi tetap berjalan lancar. Serta
menggunakan siklus kerja yang terkecil agar efisiensi dan efektifitas dapat
tercapai serta mengevaluasi kembali tiap stasiun kerja.

Kata kunci : layout fasilitas produksi

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACT

A LAYOUT ANALYSIS ON PRODUCTION FACILITY IN BREAK


DOWN STYLE NL 340 CLOTHING SEWING DEPARTMENT OF
PT. ALDINO WIJAYA GARMENT OF SUKOHARJO

SANTY YUNITASARI
F350964

PT. Aldino Wijaya Garment is a manufacturing company operating in


garment sector, from cutting, sewing, to finishing. In this occasion, the writer
conducts a research aiming to find out the characterization of work element as
well as efficiency level of efficient production facility layout.
The objective of research is to find out the clothing production sequence of
break down style NL 340 in PT. Aldino Wijaya Garment, by collecting the
necessary data first through observation and interview. The data was to find out
the production layout applied in PT. Aldino Wijaya Garment, as well as to find
out the efficiency and effectiveness level of break down style NL 340 clothing
production facility layout in PT. Aldino Wijaya Garment.
From the analysis conducted in the break down style NL 340 clothing
production process in PT. Aldino Wijaya Garment using the product layout it
could be found that the work station was categorized into 10 work stations. From
the result of analysis on the break down style NL 340 clothing production process
in PT. Aldino Wijaya Garment using work cycle of 4.5 minutes provided delay of
17.82%, efficiency of 82.17%, daily output of 120 clothes, and effectiveness of
60%. Meanwhile, the production process using work cycle of 2.7 minutes
provided delay of 3.7%, efficiency of 96.3%, daily output of 200 clothes, and
effectiveness of 100%.
Considering the result of calculation using the method above, the
recommendation given was that the company should always monitor every
performance, in order to make the production process running smoothly. It should
also use the smallest work cycle to achieve the efficiency and effectiveness and
reevaluate each work station.

Keywords: production facility layout.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perekonomian industri saat ini semakin meningkat dan banyak

pesaing. Sehingga kita harus cermat dalam menyikapi persaingan ini.

Perusahaan juga harus pintar dalam menyikapinya. Salah satunya yang

sebaiknya dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan efisiensi dan

efektifitas di semua sektor perusahaan. Cara itu perlu dilakukan karna dalam

melakukan proses produksi dapat menghemat waktu, tenaga kerja dan

material proses.

Untuk kelancaran berjalannya produksi, perusahaan memerlukan

adanya perencanaan dan pengawasan. Perencanaan produksi dapat

memberikan kemudahan informasi dan pencapaian target perusahaan yang

diharapkan. Seperti halnya tenaga kerja yang dibutuhkan, penggunaan

mesin, serta kualitas dan kuantitas produk. Begitu juga pengawasan, kualitas

dan kuantitas produksi merupakan perhatian serius sehingga memerlukan

perencanaan dan pengawasan yang baik.

Didalam perusahaan penempatan layout sangat penting. Dengan

penempatan layout yang baik diharapkan produksi perusahaan akan menjadi

lebih lancar dan produktivitas perusahaan dapat dicapai sesuai dengan yang

diinginkan. Maka langkah yang harus dilakukan perusahaan adalah

melakukan rancangan kapasitas produksi dan penataan fasilitas-fasilitas


commit to user

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

layout produksi yang digunakan di PT.Aldino Wijaya Garment. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi pada layout

fasilitas produksi yang telah digunakan di PT.Aldino Wijaya Garment.

Perencanaan layout merupakan pemilihan secara optimum

penempatan mesin-mesin peralatan pabrik, tempat kerja, tempat

penyimpanan dan fasilitas servis, bersama-sama dengan penentuan bentuk

gedung pabrikny ( Gitosudarmo, 2002 :185 ). Layout sangat perlu

direncanakan dan diatur dengan baik sesuai dengan pelaksanaan produksi

yang ada dalam perencanaan perusahaan. Dengan penempatan dan tata letak

dalam perusahaan, hal ini dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan

kelancaran aliran produksi guna menunjang efisiensi produksi yang

dilakukan oleh perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dan didasari hasil pengamatan pada waktu

magang kerja di departemen sewing PT.Aldino Wijaya Garment, penulis

mencoba untuk menganalisis layoutPT.Aldino Wijaya Garment,dan

membuat laporan dengan judul“ANALISIS LAYOUT FASILITAS

PRODUKSI PADA DEPARTEMEN SEWING BAJU BREAK DOWN

STYLE NL 340 PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO”

commit to user

2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana layout fasilitas produksi baju break down style NL 340 pada

departemen sewing di PT. Aldino Wijaya Garment?

2. Bagaimana urutan produksi baju break down style NL 340 pada

departemen sewing di PT. Aldino Wijaya Garment?

3. Bagaimana tingkat efisiensi layout fasilitas produksi baju break down

style NL 340 pada departemen sewing di PT. Aldino Wijaya Garment?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui layout fasilitas produksi baju break down style NL

340 pada departemen sewing di PT.Aldino Wijaya Garment.

2. Untuk mengetahui urutan produksi baju break down style NL 340 pada

departemen sewing di PT.Aldino Wijaya Garment.

3. Untuk mengetahui tingkat efisiensi layout fasilitas produksi baju break

down style NL 340 pada departemen sewing di PT.Aldino Wijaya

Garment.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Perusahaan

a. Dapat digunakan sebagai evaluasi mengenai layout fasilitas yang

diterapkan perusahaan selama ini .

commit to user

3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Hasil dari penelitian dapat digunakan perusahaan sebagai salah satu

dasar dalam pengambilan keputusan dimasa yang akan datang,

khususnya keputusan yang berkaitan dengan penataan fasilitasdan

mesinproses produksi dalam perusahaan.

2. Bagi Penulis

a. Dapat membandingkan antara kajian teori tentang layout fasilitas

dengan keadaan sebenarnya.

b. Sebagai penerapan teori – teori yang diperoleh dari bangku kuliah

kedalam perusahaan yang sesungguhnya.

3. Bagi Pembaca

a. Sebagai sumber informasi bagi pembaca

b. Diharapkan berguna untuk menambah pengetahuan dan perbandingan

dalam penelitian lain yang sama.

E. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain penelitian deskriptif mengenai analisis layoutfasilitas produksi

departemen sewingPT. Aldino Wijaya Garment Sukoharjo.

2. Objek Penelitian

Penelitian tentang produksi dengan analisis layoutini dilakukuan

pada PT. Aldino Wijaya Garment yang berlokasi di Jl. Mawar No.10

Baki, Sukoharjo.
commit to user

4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Sumber Data

Menurut Kuncoro ( 2006 : 127 ) ada 2 jenis sumber data yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan survei lapangan

yang menggunakan pengumpulan data original.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

1) Urutan kegiatan kerja produksi baju break down style NL 340

2) Waktu penyelesaian setiap pekerjaan.

3) Rincian kegiatan kerja produksi baju break down style NL 340.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh

lembaga pengumpulan data dan dipublikasikan kepada masyarakat

pengguna data.

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

1) Sejarah berdirinya PT. Aldino Wijaya Garment

2) Tujuan perusahaan PT. Aldino Wijaya Garment

3) Struktur Organisasi PT. Aldino Wijaya Garment

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam membantu menyelesikan penelitian ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data. Adapun teknik-teknik

pengumpulan data tersebut antara lain :

commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Teknik Interview atau Wawancara

Menurut Jogiyanto (2005:671) Wawancara yaitu mengumpulkan

data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarai,

antara lain dengan kepala bagian atau karyawan bagian produksi

untuk mengetahui kegiatan kerja proses produksi.

b. Teknik Observasi

Menurut Jogiyanto ( 2005 : 623 ) Observasi yaitu Pengamatan

langsungsuatu kegiatan yang sedang dilakukan, antara lain rincian

kegiatan proses produksi.

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data

arsip yang dibutuhkan oleh peneliti, berupa data produksi, struktur

organisasi, tujuan perusahaan dan sejarah perusahaan.

5. Teknik Analisis Data

a. Inventarisasi kegiatan yang ada

Mencatat semua jenis kegiatan yang ada dalam proses produksi

dengan cara membuat tabel yang berisikan jenis kegiatan– kegiatan

yang mendahului dan berurutan serta waktu penyelesaian kegiatan,

dengan tujuan mempermudah penelitian dalam hal analisis data .

b. Menggambar jaringan kerja dan stasiun kerja

Setelah melakukan inventarisasi kerja, maka buatlah suatu

jaringan kerja untuk mempermudah dalam menentukan jumlah stasiun

kerja yang efisien.


commit to user

6
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Melakukan analisis keseimbangan lini

Analisis Keseimbangan lini(line balancing)dapat dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

1) Menentukan cycle time yang dikehendaki

Cycle time adalah selang waktu yang terjadi pada saat produk

yang sudah selesai dikerjakan meninggalkan garis produksi atau

waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian – bagian proses

produksi yang harus dilalui suatu produk .

Rumus :

Keterangan :

C = Cycletime atau waktu daur

t = Waktu kerja perhari

D = Permintaan perhari

Sedangkan untuk memperoleh kapasitas yang memadai yaitu

dengan rumus :

( Render dan Heizer , 2001: 357)

commit to user

7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2) Pentingnya untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil

Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil dibutuhkan

untuk mendapatkan tugas atau pekerjaan yang akan dilaksanakan

untuk produksi :

Rumus =

Keterangan :

N = Stasiun kerja yang dibuat

D = Permintaan perhari

T = Waktu proses total

t = Waktu Kerja perhari

( Render dan Heizer , 2001:357)

3) Melakukan penugasan dari elemen – elemen penugasan kestasiun

kerja dengan aturan LOT ( Longest operation time )

Yaitu melakukan penugasan elemen tugas – tugas berikutnya

dengan tetap memperhatikan urutan proses penundaan (balancing

delay) dipakai dengan ukuran tentang bagaimana baiknya alokasi

penugasan beban kerja pada stasiun kerja yang merupakan suatu

indikator efisien. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah waktu

menganggur yang disebabkan tidak sempurnanya penugasan

elemen pekerjaan di antara stasiun kerja yang ada .

commit to user

8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Untuk mengetahui penundaan dapat dicari dengan rumus :

Keterangan :

Total waktu menganggur = jumlah stasiun kerja × Cycletime

total waktu elemen pekerjaan

Total waktu kerja = jumlah stasiun kerja cycletime

Tingkat efisiensi = 100% - penundaan

( Subagyo . 2000 : 98 )

4) Menentukan efektifitas

Efektifitas dapat diukur dengan rumus :

( Subagyo . 2000 : 98 )

commit to user

9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

F. KERANGKA PEMIKIRAN

Layout Fasilitas
Produksi

Analisis Keseimbangan
Lini

In Efisiensi dan Efisien dan Efektif


In Efektif

Relayout Layout optimal

Gambar 3.1 : Bagan Kerangka Pemikiran

Dengan adanya layout fasilitas produksi, maka perusahaan

memerlukan alat atau metode yang digunakan untuk mengetahui efisiensi

agar tidak terjadi pemborosan (waste) yang dapat merugikan perusahaan.

Dengan menggunakan metode keseimbangan lini (line balancing), elemen

pekerjaan dibagi atau disusun secara urut (start-finish) kemudian

dikelompokan kedalam stasiun kerja yang telah dibuat, sehingga dapat

dihitung efisiensinya. Setelah dihitung dengan metode keseimbangan lini

(line balancing) diketahui apakah layout yang digunakan perusahaanin

efisensi dan in efektif atau sudah efisien dan efektif. Dari tingkat efisiensi
commit to user

10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

dan efektifitas dapat dibuat kesimpulan apakah layout yang ada sudah

optimal agar dipertahankan. Apabila belum optimal perlu adanya relayout

supaya optimal.

commit to user

11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LAYOUT FASILITAS PRODUKSI

1. Pengertian Layout

Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang

menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata

letak memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan

daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibelitas, dan

biaya, serta mutu kehidupan kerja. (Render dan Heizer , 2001 : 272)

Layoutmerupakan pemilihan secara optimum penempatan mesin-

mesin, peralatan-peralatan pabrik, tempat kerja,tempat penyimpanan dan

fasilitas servis, bersama-sama dengan penentuan bentuk gedung

pabriknya. (Gitosudarmo , 2002 : 185 )

Layout pabrik adalah tata letak atau tata ruang. Artinya cara

penempatan fasilitas – fasilitas yang digunakan didalam pabrik. Fasilitas–

fasilitas itu misalnya mesin–mesin, alat– alat produksi, alat pengangkutan

barang, tempat pembuangan sampah, kamar kecil, jam, dan alat-alat

pengawasan.( Subagyo, 2000: 79 )

commit to user

12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tujuan Layout

Tujuan pengaturan layout fasilitas yang baik menurut Gitosudarmo

(2002:186) adalah sebagai berikut :

a. Memaksimalkan pemanfaatan peralatan pabrik

b. Meminimumkan kebutuhan tenaga kerja

c. Mengusahakan agar aliran bahan dan produk itu benar

d. Meminimumkan hambartan pada kesehatan

e. Meminimumkan usaha membawa bahan

f. Memaksimumkan pemanfaatan ruang yang tersedia

g. Memaksimumakan keluwesan, menghindari hambatan-hambatan

operasi tempat yang terlalu padat.

h. Memberikan kesempatan berkomunikasi bagi para karyawan dengan

penempatan mesin dan proses secara benar.

i. Memaksimumkan hasil produksi

j. Meminimumkan kebutuhan akan pengawasan dan pengendalian

denagn penempaan mesin,lorong / gang dan fasilitas penunjang agar

diperoleh komunikasi mudah dan siap.

commit to user

13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Faktor-faktor yang diperhatikan dalam perencanaan layout

Untuk memperoleh layout pabrik yang efisien ada kriteria

pengukurannya. Kriteria ini merupakan tujuan yang harus dicapai

didalam menyusun layoutpabrik.(Gitosudarmo, 2002: 186-187)

Kriteria tersebut adalah :

a. Jarak angkut yang minimum

b. Aliran material yang baik

c. Penggunaan ruang yang efektif

d. Luwes

e. Keselamatan barang-barang yang diangkut

f. Kemungkinan-kemungkinan perluasan dimasa dapan

g. Biaya efektifitas yang maksimum faktor-faktor diatas perlu

diusahankan dengan biaya yang rendah.

4. Jenis Layout

Didalam perencanaan layout fasilitas, hal yang harus diperhatikan

adalah jenis layout fasilitas serta mengetahui kelebihan dan

kekurangannya. Menurut Subagyo ( 2000 : 79 ) layout dibagi menjadi 4

macam:

a. Layout garis / layout produk

Layout garis / layout produk yaitu pengaturan letak mesin –mesin atau

fasilitas produksi suatu produk yang berdasarkan atas urutan– urutan

proses produksi dalam membuat suatu barang

commit to user

14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Sifat – Sifat Layout Garis

a) Macam produk yang dihasilkan dalam jumlah setiap macam

banyak.

b) Mesin yang digunakan biasanya mesin khusus yang hanya dapat

mengerjakan satu macam pekerjaan sesuai dengan kebutuhan

pada urutan penempatan mesin itu.

c) Perencanaan layout biasanya didasarkan pada routing. Jadi

routing dibuat dahulu sebagai perencanaan.

d) Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja khusus, yang

sesuai dengan kebutuhan mesin yang dilayani.

e) Kualitas barang hasil produksi lebih banyak dibentuk oleh

mesin demi keahlian karyawan .

f) Memiliki keseimbangan kapasitas mesin suatu produk dengan

yang lain harus sama.

2) Kebaikan – kebaikan Layout Garis

a) Biaya produksi lebih murah

Biaya produksi lebih murah sebab barag yang dikeluarkan selalu

sama sehingga biaya memulai produksi ( setup) rendah.

b) Pengawasan lebih mudah

Pengawasan lebih mudah melaksanakan karena proses produksi

dan jalan yang ditempuh selalu sama.

commit to user

15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Kelemahan – Kelemahan Layout Garis

a) Apabila terjadi kemacetan pada stsiun kerja menyebabkan

kemacetan seluruh kegiatan pabrik .

b) Nilai investasi malah karena mesin yang digunakan banyak.

c) Kurang fleksibel karena suatu layout karena hanya akan dapat

membuat satu macam barang saja dalam jangka waktu tidak

berganti .

d) Untuk dapat bekerja secara efisien proses produksi harus banyak

sehingga penggunaan layout untuk produksi beberapa macam

saja.

b. Layout fungsional / Layout proses

Layout fungsional / layout proses adalah pengaturan letak

fasilitas produksi didalam pabrik yang didasarkan atas fungsi

bekerjanya setiap mesin / fasilitas produksi yang ada. Mesin / fasilitas

yang dimiliki kegunaan yang sama dikelompokkan dan dibentukkan

pada ruangan atau ruang yang sama.

1. Sifat – sifat Layout Fungsional

a) Macam barang yang dibuat banyak, selalu berubah – ubah dan

jumlah yang dibuat setiap macam sedikit.

b) Mesin yang digunakan biasanya bersifat serbaguna.

c) Routing atau penentuan urutan proses pembuatan biasanya

selalu berubah – ubah .

commit to user

16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

d) keahlian tenaga kerja yang mengerjakan biasanya bersifat

fleksibel. Artinya karyawan bekerja dapat mengerjakan

beberapa macam barang sesuai dengan kebutuhan .

e) banyak memerlukan instruksi kerja serta instruksi kerja harus

jelas.

f) Kualiatas barang hasil produksi sangat tergantung kepada

keahlian karyawan yang mengerjakan .

2. Kebaikan – kebaikan Layout fungsional

a) Fleksibel, dapat digunakan untuk mengerjakan berbagai macam

barang .

b) Investasi pada mesin – mesin dari fasilitas produk yang lain

lebih murah dari pada layout garis sebab menggunakan mesin

serba guna.

3. Kelemahan – kelemahanLayout fungsional

a) Biaya produksi setiap barang lebih mahal karena macam barang

yang dikerjakan selalu berganti – ganti

b) Pekerjaan perencanaan dan pengawasan produksi yang

dilakukan karena maacam barangyang sering dikerjakan

barganti – ganti dan urutan prosesnya berubah – ubah.

c) Pengangkutan didalam pabrik lebih sulit.

d) Tidak terjadi keseimbangan kerja setiap mesin .

commit to user

17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Layout kelompok

Layout kelompokadalah pengaturan letak, fasilitas suatu pabrik

berdasarkan atau kelompk barang yang dikerjakan. Biasanya pabrik

yang menggunakan layout kelompok memeliki produk yang

bermacam – macam tetapi garis besar urutan prosesnya dapat dibagi

dalam beberapa kelompok yang sama.

1) Sifat – sifatLayout kelompok

a) Barang hasil produksi dapat dikelompokkan dalam beberapa

macam kelompok yang memiliki guna besar urutan proses yang

sama.

b) Mesin yang digunakan bersifat fleksibel

Artinya dapat disesuaikan dengan ukuran serta model barang

yang dikerjakan .

2) Kebaikan – kebaikan Layout kelompok

a) Bersifat fkeksibel sehingga dapat menghasilkan beberapa

macam barang.

b) Meskipun barang yang dikerjakan bermacam – macam, siur

barang tidak terlalu siur.

c) Meskipun perusahaan mengerjakan berbagai macam produk,

biaya produksi lebih murah dibandingkan produk lain .

3) Kelemahan – Kelemahan Layout kelompok

a) Untuk dapat menggunakan layout semacam ini maka kelompom

produk yang memiliki kesamaan urutan proses harus jelas.


commit to user

18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b) Instruksi kerja harus jelas.

c) Memerlukana pengawasan yang cermat .

d. Layout posisi tetap

Layout posisi tetap adalah pengaturan fasilitas produksi dalam

membuat barang dengan letak barang yang tetap atau sedikit

dipindah– pindah.

1) Sifat – sifat Layout posisi tetap

a) Barang yang dikerjakan biasanya berat atau tidak mungkin

dipindah – pindahkan.

b) Volume pekerjaan biasanya besar

c) Besarnya pekerjaan berupa proyek yang harus selesai pada

waktu yang telah direncanakan

d) Fasilitas produksi yang digunakan biasany mudah di pindah –

pindahkan

e) Komponen produk yang tidak mungkin dikerjakan dlokas

biasanya dikerjakan didalam pabrik atau ditempat lain.

2) Kebaikan – kebaikan Layoutposisi tetap

a) Fleksibel dapat ditetapkan pada sekitar pekerjaan yang berbeda–

beda .

b) Dapat diletakkan dimana saja sesuai kebutuhan

c) Tidak memerlukan bangunan pabrik.

commit to user

19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Kelemahan – kelemahan Layout posisi tetap

a) Tidak ada standart atau pedoman yang jelas untuk

merencanakan layout – nya.

b) Kegiatan pengawasan harus sering dilaksanakan dan relatif sulit.

c) Biasanya keamanan barang haru dijaga dengan baik karena

ancaman pencuri.

B. KESEIMBANGAN LINI( Line Balancing )

1. Pengertian dan Tujuan Keseimbangan Lini

Keseimbangan lini perakitan berhubungan erat denga produksi

massal sejumlah pekerjaan perakitan dikelompokan kedalam beberapa

pusat kerja, yang untuk selanjutnya disebut stasiun kerja. Waktu yang

diijinkan untuk menyelesaikan elemen pekerjaan itu ditentukan oleh

kecepatan lintas perakitan. Semua stasiun kerja sedapat mungkin harus

memiliki waktu siklus yang sama. Bila suatu stasiun kerja memiliki

waktu dibawah waktu siklus idealnya, maka stasiun kerja tersebut akan

memiliki waktu menganggur. Tujuan akhir dari keseimbangan lini adalah

meminimasi waktu menganggur ditiap stasiun kerja, sehingga dicapai

efisiensi kerja yang tinggi pada setiap stasiun kerja. Nasution(2003: 149)

2. Penerapan Keseimbangan Lini

Apabila proses produksi pada suatu perusahaan mengalami

hambatan– hambatan, salah satu kemungkinan penyebabnya adalah

ketidaksesuaiaan antara model layout yang diterapkan dengan kebutuhan


commit to user

20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

proses produksi. Apabila hal ini terjadi pada perusahaan, maka harus

segala dilakukan peninjauan ulang terhadap layout yang diterapkan

diperusahaan tersebut. Pengaturan kembali layout yang ada hendaknya

dilakukan agar tercapai keseimbangan antara stasiun kerja yang ada.

Kriteria umum yang digunakan dalam suatu keseimbangan lintasan

produksi adalah:

a. Meminimasi waktu menganggur ( idle delay )

b. Meminimasi keseimbangan waktu tenggang ( balance delay )

c. Meminimasi efisiensi ( line efesiensi )

Untuk mencapai keseimbangan kapasitas yang baik maka hal – hal

yang perlu diperhatikan antara lain waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan keseluruhan proses produksi, urutan teknis dari pekerjaan dan

kapasitas output yang digunakan. Penentuan besarnya tingkat

keseimbangan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Analisis Keseimbangan lini(line balancing)dapat dilakukan dengan

cara sebagai berikut :

a. Menentukan cycle time yang dikehendaki

Cycle time adalah selang waktu yang terjadi pada saat produk

yang sudah selesai dikerjakan meninggalkan garis produksi atau

waktu terpanjang yang diperlukan antara bagian – bagian proses

produksi yang harus dilalui suatu produk .

Rumus :

commit to user

21
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :

C = Cycletime atau waktu daur

t = Waktu kerja perhari

D = Permintaan perhari

Sedangkan untuk memperoleh kapasitas yang memadai yaitu

dengan rumus :

( Render dan Heizer. 2001 : 357 )

b. Pentingnya untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil

Perhitungan untuk mendapatkan stasiun kerja terkecil yang

dibutuhkan untuk mendapatkan tugas atau pekerjaan yang ada. akan

dilaksanakan untuk produksi :

Rumus =

Keterangan :

N = Stasiun kerja yang dibuat

T = Waktu proses total

t = Waktu Kerja perhari

( Render dan Heizer . 2001: 357 )

commit to user

22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

c. Melakukan penugasan dari elemen – elemen penugasan kestasiun

kerja dengan aturan LOT ( Longest operation time )

Yaitu melakukan penugasan elemen tugas – tugas berikutnya

dengan tetap memperhatikan urutan proses penundaan (balancing

delay) dipakai dengan ukuran tentang bagaimana baiknya alokasi

penugasan beban kerja pada stasiun kerja yang merupakan suatu

indikator efisien. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah waktu

menganggur yang disebabkan tidak sempurnanya penugasan elemen

pekerjaan di antara stasiun kerja yang ada .

Untuk mengetahui penundaan dapat dicari dengan rumus :

Dimana :

Total waktu menganggur = jumlah stasiun kerja × Cycletime total

waktu elemen pekerjaan

Total waktu kerja = jumlah stasiun kerja cycletime

Tingkat efisiensi = 100% - balancing delay

( Subagyo . 2000: 98)

d. Menentukan efektifitas

Efektifitas dapat diukur dengan rumus :

( Subagyo. 2000: 98) commit to user

23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. EFISIENSI

1. Pengertian efisiensi

Efisiensi adalah tingkat produktivitas yang paling optimal dalam

suatu pekerjaan. Menurut Subagyo ( 2000: 79) Efesiensi dapat dicapai

dengan menekan jumlah biaya – biaya produksi dan transportasi selama

dalam pabrik.

2. Efisiensi dalam keseimbangan lini

Keseimbangan yang efisien adalah keeimbangan yang

menyelesaikan perakitan yang dibutuhkan, mengikuti urutan yang telah

dispesifikasi, dan menjaga agar waktu kosong setiap stasiun kerja berada

pada tingkat minimal. Efisiensi keseimbangan lini dapat dilihat dari

jumlah waktu menganggur dari suatu bagian. Usaha untuk mengurangi

waktu menganggur adalah menentukan kembali tugas atau pekerjaan

yang akan dilaksanakan pada setiap stasiun kerja.

Efisien = 100% - Penundaan

commit to user

24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT. Aldino Wijaya Garment adalah perusahaan manufaktur yang

bergerak dibidang garmen, mulai dari proses cutting, sewing dan

finishing. PT.Aldino Wijaya Garment didirikan pada tanggal 20

Desember 2011 oleh Bapak Wiyono Catur Noviardi dengan lahan seluas

800 yang berlokasi di Jl. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.

PT. Aldino Wijaya Garment merupakan anak dari PT. Putra Utama

yang bergerak dibidang properties, antara lain dealer, perumahan, gas

dan proyek pembangunan yang terletak di Sukoharjo.

Kegiatan yang dilakukan oleh PT. Aldino Wijaya Garment adalah

mengolah kain menjadi baju, kemeja, T-shirt, dress, dan baju batik.

Selain mengolah kain menjadi baju, perusahaan juga bekerja sama

dengan perusahaan garment lain yang overload (kelebihan pesanan) dan

menerima jahitan (kemeja, T-shirt, blouse, dress dan baju batik), packing

dan treming.

Dengan pendirian perusahaan tersebut diharapkan akan mampu

mensuplay kebutuhan pakaian jadi, disamping itu untuk mendapatkan

laba yang optimal.

commit to user

25
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Lokasi

PT. Aldino Wijaya Garment terletak di Jl. Mawar No.10 Baki,

Sukoharjo. Ada beberapa alasan mengapa daerah ini dipilih sebagai

lokasi perusahaan, antara lain :

a. Segi Ekonomis

1) Mempermudah dalam pendistribusian barang, baik bahan baku

maupun barang jadi yang akan didistribusikan kepada pelangaan.

2) Mudah dalam hal memasarkan hasil produksi karena dekat dengan

jalan raya.

b. Segi Sosial

1) Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar

perusahaan.

2) Membantu pemerintah dalam mensukseskan kampanye pemakaian

produk dalam negeri.

c. Segi Geografis

Daerah sekitar perusahaan sangat strategis yaitu terletak dekat dengan

jalan raya dan dekat dengan lokasi pasar sehingga mempermudah

pemasarannya.

d. Segi Teknis

Secara teknis daerah Sukoharjo khususnya di daerah Baki dapat

didirikan suatu perusahaan dan kemungkinan besar untuk memperluas

perusahaan dapat dilakukan karena daerah sekitar perusahaan masih

banyak terdapat lahan kosong.


commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Layout Perusahaan

19
18

17
16

15

13
14
12

11

9 10

7 8

Sumber : dataprimer yang di olah

Gambar 3.1

LayoutPT.commit
Aldinoto user Garment
Wijaya

27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :

1. Kantin

2. Tempat Parkir

3. Satpam

4. Ruang Pimpinan

5. Ruang Personalia

6. Ruang Serba Guna

7. Line 1

8. Line 2

9. Line 3

10. Line 4

11. Gudang

12. Mushola

13. Kamar mandi

14. Packing (produk cacat)

15. Mesin Boyler

16. Setrika + Packing

17. Packing Produk jadi

18. Cutting

19. Kamar Mandi

commit to user

28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3. Tujuan Perusahaan

Disamping untuk memenuhi pakaian jadi, tujuan lain perusahaan

ini adalah :

a. Menciptakan lapangan kerja baru

Diharapkan dengan berdirinya perusahaan tersebut akan dapat

mengurangi pengangguran di Indonesia pada umumnya dan Sukoharjo

pada khususnya.

b. Adanya relasi bisnis

Relasi bisnis yang dimiliki oleh para pendiri sangat luas, yang

merupakan kekayaan perusahaan yang sangat berharga dalam

menunjang pemasaran hasil produksi..

c. Mendapatkan keuntungan

Seperti layaknya bidang usaha yang lain, perusahaan ini

bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang optimal dari penjualan

pakaian jadi.

d. Meningkatkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembangdalamdunia

usaha.

Dapat terus berkembang hingga menjadi perusahaan yang lebih besar.

commit to user

29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang ada pada PT. Aldino Wijaya Garment ini

adalah struktur organisasi garis yaitu pembagian wewenang dan

tanggung jawab masing-masing bagian dilaksanakan dari puncak

pimpinan sampai bawahan/karyawan. Untuk lebih jelasnya struktur

organisasi PT. Aldino Wijaya Garment adalah sebagai berikut:

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah

sebagai berikut :

a. Direktur Utama

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Mengawasi jalannya perusahaan serta membuat keputusan

keputusan penting bagi perusahaan,selain itu juga bertanggung

jawab menjalin hubungan dengan pihak ekstern.

2) Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan berdasarkan

kebijaksanaan yang telah ditentukan .

3) Mendelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang kepada

kepala bagian sesuai dengan bidang masing-masing.

b. Manajer Operasional

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Mengontrol kerja line.

2) Mengawasi kinerja karyawan.

c. Personalia

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :


commit to user

30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Mengkoordinir bagian kepegawaian dan kesejahteraan.

2) Menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh atasan.

3) Mengawasi penyelenggaraan administrasi, prosentase peneriamaan

pegawai, pemberhentian, dan peraturan perusahaan.

d. MD / PPIC

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Merencanakan kegiatan produksi.

2) Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengontrolan proses dan

hasil produksi.

e. Pembelian

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Membelanjakan kebutuhan perusahaan.

2) Menyediakan kebutuhan perusahaan, agar tidak kehabisan bahan

baku.

f. Keuangan / Accounting

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan

perusahaan termasuk rencana dan pelaksanaan kegiatan

perusahaan.

2) Melakukan perencanaan, penyediaan dan pengeluaran dana yang

berhubungan dengan kegiatan perusahaan.

g. Security

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :


commit to user

31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Menjaga keamanan perusahaan.

h. Kepala Produksi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Memimpin dan mengawasi pada proses produksi.

2) Merencanakan kebutuhan bahan untuk proses produksi.

i. Supervisor QC

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Mengontrol kembali barang yang sudah siap di order, dan sudah

melewati tahap pengecekan operator QC Sewing dan operator QC

Final.

j. Supervisor Cutting

Tugas dan tanggung jawabnya aadalah :

1) Mengawasi proses pemotongan kain dari pola desain sampai

pemotongan.

2) Mengontrol apakah pemotongan kain sudah sesuai dengan pola

yang sudah ditentukan .

k. Supervisor Line 1,2,3,4

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Memotivasi anak buah.

2) Membuat sampel order.

3) Menghendel kerja line.

l. Supervisor Finishing

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :


commit to user

32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Mengontrol pakaian yang sudah jadi, dan siap di packing.

2) Mengawasi pekerjaan packing.

m. Operator QC Sewing

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Melakukan pengecekan barang yang sudah jadi pada departemen

sewing.

2) Mengontrol barang apabila ada barang yang cacat dan tidak layak

pakai.

n. Operator QC Final

Tugas dan tanggung jawabnya adalah :

1) Melakukan pengecekan barang yang sudah siap packing.

o. Operator Sewing

Tugas dan tanggung jawabnya :

1) Mengoprasikan mesin jahit.

5. SDM dan Penggajian

a. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah salah satu sumber penting dalam

perusahaan untuk menjalankan roda produksi. Jika tenaga kerja tidak

ada maka perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat besar

karena tidak bisa menjalankan roda produksinya. PT. Aldino Wijaya

Garment memiliki jumah tenaga kerja sebanyak 104 karyawan.

Mayoritas berasal dari daerah Sukoharjo.

commit to user

33
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

b. Hak dan Kewajiban

Setiap karyawan dalam perusahaan mempunyai hak dan

kewajiban, antara lain sebagai berikut :

1) Hak karyawan

a) Mendapat upah sesuai dengan pekerjaannya.

b) Menjadi anggota PT. Aldino Wijaya Garment.

c) Mendapatkan perilaku adil dalam perusahaan.

d) Mendapatkan fasilitas dan kesejahteraan.

2) Kewajiban karyawan

a) Melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan

dengan penuh tanggung jawab.

b) Mematuhi tata tertib yang ada di perusahaan.

c) Menjunjung tinggi nama baik perusahaan dan tidak

membocorkan rahasia perusahaan.

c. Sistem Kerja

Perusahaan memberlakukan jam kerja 9 jam sehari dan 6 hari

kerja, yaitu senin sampai sabtu.

Karyawan mempunyai jam kerja sebagai berikut :

1) Senin – kamis pukul 08.00 – 17.00 dengan istirahat 1 jam.

2) Jumat pukul 08.00 – 17.00 dengan istirahat 1.5 jam.

3) Sabtu pukul 08.00 – 13.00 tanpa jam istirahat.

d. Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan memberikan kesejahteraan kepada karyawaan berupa :


commit to user

34
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Penggajian

Dilakukan setiap awal bulan kepada seluruh karyawan.

2) Jaminan Sosial

Diberikan kepada karyawaan untuk memberikan rangsangan

kepada karyawan untuk meningkatkan prestasi mereka, selain itu

jaminan sosial sangat mempengaruhi kelancaraan kerja dalam

perusahaan.

Jaminan sosial yang diberikan antara lain :

a) Jaminan kesejahteraan karyawan.

b) Jaminan hari libur dan cuti.

c) Tunjangan hari raya.

6. Pemasaran

a. Daerah pemasaran

Produk yang dihasilkan perusahaan berupa baju. Daerah

pemasarannya masih lokal yaitu di Pulau Jawa.

b. Saluran Distribusi

Untuk mempermudah dan menghemat biaya distribusi maka

perusahaan menerapkan sistem pendistribusian dengan melayani

pelanggan dengan mengirim langsung pesanan kepada pelanggan

tanpa melalui perantara dan menggunakan alat transportasi berupa

mobil box.

7. Aspek keuangan

a. Sumber Dana Perusahaan


commit to user

35
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Sumber dana yang penting bagi perusahaan berasal dari induk

perusahaan yaitu PT.Putra Utama dan aktivitas opersional perusahaan.

Dari laba yang dihasilkan melalui aktivitas tersebut maka akan

diperoleh kas perusahaan, modal kerja yang digunakan untuk

membiayai aktivitas operasional berasal dari transaksi penjualannya.

Sumber dana perusahaan juga berasal dari modal pribadi dan

penjualan tunai.

b. Penggunaan Dana

Dana yang dimiliki perusahaan digunakan untuk memperlancar

kegiatan operasional. Tanpa adanya sumber dana yang cukup maka

kegiatan operasional perusahaan akan terganggu, maka dari itu

PT.Aldino Wijaya Garment berusaha untuk mengelola penggunaan

dana seefisien mungkin. Penggunaan dana meliputi pembayaran kas,

pembelian bahan baku, bahan penunjang, serta peralatan lainnya.

Selain untuk pembayaran operasional pnggunaan dana juga digunakan

untuk pembayaran usaha seperti gaji karyawan, biaya listrik, dan

biaya telepon.

8. Aspek produksi

PT.Aldino Wijaya Garment merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang pakaian jadi. Pakaian jadi dihasilkan diproduksi

berdasarkan pesanan dari pembeli. Jenis pakaian jadi yang dihasilkan

PT.Aldino Wijaya Garment antara lainkemeja, T-Shirt, blus, dres, baju

batik.
commit to user

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

a. Bahan baku untuk produksi

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah kain. Kain

merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan

baju.

b. Bahan pembantu

Bahan pembantu utama yang digunakan untuk mendukung proses

produksi baju antara lain: benang, jarum, aksesoris, dan kapur jahit.

c. Mesin produksi

Mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi antara lain

sebagai berikut:

commit to user

37
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.1

Fasilitas dan mesin proses produksi

PT. Aldino Wijaya Garment

No Fasilitas atau Mesin Jumlah


1 Mesin Jahit Juki 80
2 Mesin Karet Kansain 2
3 Mesin Jarum 2 5
4 Mesin Make up 1
5 Mesin Obras Benang 5 6
6 Mesin Lubang dan Pasang Kancing 2
7 Mesin Overdex 1
8 Mesin Bartex 1
9 Mesin Potong 1
10 Mesin En catter 1
11 Meja Gosok 8
12 Gosokan Silver Star 8
13 Mesin Cones Benang 1
Jumlah 117
Sumber : Data primer yang diperoleh

commit to user

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Fungsi fasilitas dan mesin tersebut ialah :

1. Mesin Jahit Juki

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dengan jahitan

biasa.

2. Mesin Karet Kansain

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju yang memakai

karet baju / biasanya kerutan di bagian pinggang.

3. Mesin Jarum 2

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dengan jahitan

biasa.

4. Mesin Make Up

Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dibagian

samping.

5. Mesin Obras Benang 5

Mesin yang digunakan untuk mengobras baju dan juga

membuat jahitan rantai.

6. Mesin Lubang dan pasang Kancing

Mesin yang digunakan untuk membuat lubang kancing dan

untuk memasang kancing pada baju.pada baju.

7. Mesin Overdex

Mesin yang digunakan untuk menjahit kaos.

commit to user

39
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

8. Mesin Bartex

Mesin yang digunakan untuk mematikan jahitan, agar

jahitan menjadi kuat.

9. Mesin Potong

Mesin yang digunakan untuk memotong kain

10. Mesin En Catter

Mesin yang digunakan untuk memotong kain yang masih

gulungan menjadi kain yang sudah siap untuk dibuat

menjadi sebuah pola.

11. Meja Gosok

Meja yang digunakan untuk menyetrika baju.

12. Mesin Gosok Silver Star

Mesin yang digunakan untuk menyetrika baju,dengan

menggunakan uap.

13. Mesin Cones Benang

Mesin yang digunkan untuk memecah benang kedalam

cones-cones kecil.

d. Kegiatan perusahaan

PT. Aldino Wijaya Garment adalah perusahaan yang bergerak

dibidang garmen. Kegiatan produksinya tidak jauh beda dengan

perusahaan garment lainnya, baik dari pemilihan bahan baku, mesin,

maupun sampai proses pembuatan pakaiannya. Pakaian yang

dihasilkan antara lain: kemeja, T-shirt, blouse, dress dan baju batik.
commit to user

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

e. Proses produksi

Produksi baju break down style NL 340 melalui tahapan sebagai

berikut:

Pola desain

Penjahitan Aksesoris

QC

Steam / Gosok

Packing

Sumber : data primer yang di olah

Gambar3.2

Produksi baju break down style NL 340PT. Aldino Wijaya Garment

commit to user

41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

1) Pola desain

Pola dibuat sesuai dengan bentuk pakaian jadi yang

diinginkan. Pola dibuat dalam komputer dan diprint dengan printer

khusus pada kertas marker.

2) Penjahitan(sewing )

Penjahitan sudah dapat dimulai ketika potongan kain yang

dibutuhkan sudah siap produksi. Satu hal yang tidak dapat

dipisahkan dari kesiapan proses penjahitan adalah kelengkapan

aksesorisnya. Aksesoris yaitu material-material tambahan yang

digunakan dalam membuat pakaian jadi tertentu. Aksesoris

meliputi benang, kancing, zipper dan lain sebagainya. Penjahitan

dimulai pada line sewing yang sudah ditentukan sebelumnya. Satu

line biasanya terdiri dari kurang lebih 20 operator jahit. Mesin

jahit pada setiap line juga beragam, misalnya mesin jahit dan obras.

3) Quality Control

Proses inspeksi atau QC dilakukan sebanyak 3 kali yaitu:

a) QC line yang dilakukan pada masing-masing line sebelum

proses penjahitan terakhir

b) QC final yang dilakukan sebelum proses steaming

c) QC buyer yang dilakukan oleh wakil pembeli yang akan

memberikan keputusan benar atau salahnya pembuatan pakaian

yang dilakukan

commit to user

42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4) Steam/gosok

Untuk mendapatkan kondisi pakaian yang lebih rapi dan

bagus, maka dilakukan proses steaming atau setrika dengan

menggunakan setrika uap.

5) Packing

Packing merupakan proses akhir dimana dalam proses ini

dilakukan pengepakan atas pakaian yang sudah jadi. Ketika

packing sudah selesai dilakukan, maka garment yang diproduksi

sudah siap dikirim/shipment.

B. LAPORAN MAGANG KERJA

1. Pengertian magang kerja

Magang kerja adalah praktek yang dilakukan untuk

membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah dengan kenyataan

yang terjadi di lapangan. Magang wajib dilakukan oleh mahasiswa

Diploma Tiga jurusan Manajemen Industri semester akhir. Lamanya

pelaksanaan magang selama satu bulan, tapi tergantung keputusan

kebijakan dari perusahaan. Perusahaan yang menjadi tujuan magang

yaitu perusahaan yang bersifat produksi. Dengan adanya magang

diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang telah didapat pada

perusahaan.

commit to user

43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Tujuan magang kerja

a. Mahasiswa dapat mengamati permasalahan yang ada didunia kerja.

b. Mahasiswa dapat belajar dan memperoleh pengalaman secara

langsung dilapangan tentang berbagai persoalan yang dihadapi

perusahaan /instansi tempat magang kerja.

c. Mahasiswa dapat melakukan adaptasi sebelum memasuki dunia usaha/

dunia kerja sesungguhnya, sehingga dapat menciptakan tenaga

terampil yang siap kerja serta mampu mengembangkan diri secara

professional sesuai dengan bidangnya.

3. Manfaat Magang Kerja

a. Bagi Mahasiswa

1) Dapat mengetahui secara jelas bagaimana proses produksi /

kegiatan yang terjadi pada objek penelitian.

2) Dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi masyarakat

umum dan masyarakat indutri dan mencoba mencapai solusinya.

3) Dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan

khususnya dalam dunia usaha.

b. Bagi Perusahaan

1) Menjalin suatu hubungan kerja sama yang baik antara dunia kerja

dengan dunia pendidikan.

2) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang profesional.

commit to user

44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

3) Membantu meningkatkan mutu pendidikan.

c. Bagi Perguruan Tinggi

1) Terjadinya hubungan kerja sama yang lebih baik dengan

perusahaan yang ditempati untuk melaksanakan magang kerja.

2) Sebagai bahan evaluasi dibidang akademis.

4. Pelaksanaan magang kerja

Pelaksanaan magang kerja dilakukan pada perusahaan garmen.

Bentuk kegiatan magang kerja antara lain pengamatan proses produksi,

pengamatan data, pencatatan data, dan wawancara dengan karyawan dan

staff perusahaan.

a. Tempat dan pelaksanaan magang kerja

1) Tempat : PT. Aldino Wijaya Garment.

2) Alamat : Jln. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.

3) Waktu : Senin s/d Jum’at mulai pukul 08.00 - 16.00.

b. Kegiatan magang kerja

Magang kerja dilakukan disemua bagian produksi mulai dari

bagian penerimaan yaitu gudang (ware house) sampai bagian terakhir

(packing). Kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai tanggal 24

Januari 2012 sampai 24 Februari 2012. Kegiatan magang kerja sesuai

dengan jam kerja perusahaan. Pada saat magang kerja mahasiswa

tidak diwajibkan memakai seragam. Apabila akan izin keluar harus

minta izin kepada satpam.

commit to user

45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berikut ini adalah rincian selama proses magang kerja di

PT.Aldino Wijaya Garment.

1) Minggu I

a) Perkenalan staff , pembimbing , dan karyawan.

b) Penjelasan yang berkaitan dengan perusahaan.

c) Penempatan tempat magang dan peraturan.

d) Mengamati lokasi dan lingkungan perusahaan.

2) Minggu II

a) Mengamati proses produksi disetiap departemen.

3) Minggu III

a) Pengamatan dibagian sewing.

b) Wawancara dan membantu karyawan.

c) Mencari data tentang layout.

4) Minggu IV

a) Mencari data tentang perusahaan.

b) Pengamatan tentang produktivitas kerja.

5) Minggu V

a) Pengecekan data.

b) Konsultasi dengan DPL

c) Berpamitan.

commit to user

46
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

C. PEMBAHASAN MASALAH

Layout produksi baju break down style NL 340 departemen sewing

PT.Aldino Wijaya Garment

9. neci 9.Neci 10. obras samping


Obras samping
11. jahit samping +
8.. haming bawah 14.
pasang care label 11.
Haming bawah
Jahit samping
7. plaket depan 7. 12. jahit samping +
Plaket depan pasang care label 12.
Jahit samping
6. plaket depan 6.
Plaket depan 13. jahit samping +
Meja pasang care label
5. piping corong5. 1213. Jahit samping
Piping corong Tengah
14. haming bawah
4. pasang mail label
Pasang main lebel 15. pasang lengan

3. Sambung bahu
16. obras lengan 16.
Obras lengan
2.Smock 17. lubang kancing
17. Lubang kancing

1. Cupnut 18. pasang lengan


18. Pasang kancing

19.19.Treming 19199

Sumber : data primer yang di olah

Gambar 3.3

Layout departemen sewing


commit to user

47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berdasarkan proses produksi yang dilakukan untuk PT.Aldino

Wijaya Garment. Layout yang digunakan perusahaan adalah layout

produk / garis. Hal ini disebabkan proses produksi yang ada saling

berurutan.

Untuk mengetahui urutan pekerjaan dan waktu yang diperlukan,

penulis melakukan pengamatan terhadap proses produksi baju break

down style NL 340 Pada PT. Aldino Wijaya Garment, pada saat jam

kerja.

1. Inventarisasi kegiatan yang ada

Mencatat semua jenis kegiatan yang ada dalam proses produksi

dengan cara membuat tabel yang berisikan jenis kegiatan-kegiatan

yang mendahulai dan berurutan serta waktu penyelesaiaan kegiatan.

commit to user

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.2

Urutan pekerjaan dan waktu penyelesaian proses produksi baju Break

down style NL 340 pada PT. Aldino Wijaya Garment

Pekerjaan Waktu
No Pekerjaan Simbol yang proses
mendahului ( menit )

1 Cupnat A - 1.5
2 Smock B A 1
3 Sambung Bahu C B 1
4 Pasang main Lebel D C 1
5 Piping Corong E D 1
6 Placket Depan F E 1,5
7 Placket Depan G E 1,5
8 Pasang Lengan H F,G 2,5
9 Neci I H 1
10 Obras Lengan J I 1,5
11 Jahit Samping+Pasang care label K J 1,5
12 Jahit Samping+Pasang care label L J 1,5
13 Jahit Samping+Pasang care label M J 1,5
14 Obras Samping N K,L,M 1
15 Haming Bawah O N 2
16 Haming Bawah P N 1,5
17 Lubang Kancing Q O,P 1
18 Pasang Kancing R Q 1
19 Treming S R 1,5
Jumlah 26
Sumber : Data primer yang di peroleh tahun 2012

commit to user

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2. Menggambar jaringan kerja dan membuat stasiun kerja

Setelah melakukan inventarisasi kerja, maka dibuat suatu jaringan

kerja untuk mempermudah dalam menentukan jumlah stasiun kerja

yang efisien.

D
S
F
E
H
I
G
K
O

J
L N Q

M R

Gambar 3.4

Jaringan Kerja Produksi Baju Break down style NL 340

Untuk menentukan banyaknya stasiun kerja yang ada dalam proses

pekerjaan ini, maka dapat digunakan rumus sebagai berikut

Rumus =

commit to user

50
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Keterangan :

N = Stasiun kerja yang dibuat

T = Waktu proses total

t = Waktu Kerja perhari

Perusahaan telah menetapkan untuk menargetkan produksi baju

break down style NL 340 sebanyak 200 perhari. Informasi ini diperoleh

dari pernyataan bagian produksi serta diperkuat dengan perhitungan

waktu penyelesaian proses produksi di PT. Aldino Wijaya Garment.

( Dibulatkan menjadi 10 stasiun kerja )

Langkah selanjutnya adalah pengelompokan elemen pekerjaan yang ada

kedalam 10 stasiun kerja. Untuk lebih jelasnya urutan dari proses dari

stasiun kerja dapat dilihat pada gambar berikut :

Stasiun

Kerja : I II III IV V VI VII VIII IX X

Urutan A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S

Pekerjaan :

Gambar 3.5

Pembagian stasiun kerja produksi baju break down style NL 340


commit to user

51
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Berikut tabel yang menggambarkan penugasan elemen – elemen ke dalam

stasiun kerja beserta jumlah waktu komulatif dari tiap stasiun.

Tabel 3.3

Penugasan elemen – elemen kerja di PT. Aldino Wijaya Garment

Waktu Jumlah
No Pekerjaan proses Stasiun waktu
( menit ) kerja ( menit )
1 Cupnat 1.5 I
2 Smock 1 I 2,5
3 Sambung Bahu 1 II
4 Pasang Main Label 1 II
3
5 Piping Corong Leher 1 II
6 Plaket Depan 1,5 III
7 Plaket Depan 1,5 III 3

8 Pasang Lengan 2.5 IV


9 Neci 1 IV 3,5

10 Obras Lengan 1.5 V 1,5


11 Jahit Samping+Pasang care label 1.5 VI
12 Jahit Samping+Pasang care label 1,5 VI
4,5
13 Jahit Samping+Pasang care label 1,5 VI
14 Obras Samping 1 VII 1
15 Haming Bawah 2 VIII
16 Haming Bawah 1,5 VIII 2,5

17 Lubang Kancing 1 IX
18 Pasang Kancing 1 IX 2

19 Treming 1.5 X 1,5


Jumlah 26
Sumber : data primer yang diolah

commit to user

52
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Selanjutnya diketahui bahwa perusahaan menggunakan elemen

proses terlama sebagai dasar waktu siklus atau cycle time yaitu pada

stasiun kerja ke Enam yang membutuhkan waktu 4,5 menit. Untuk

mengetahui apakah perusahaan telah bekerja dan kapasitas maksimum

atau belum dapat diketahui dan perhitungan sebagai berikut :

Menghitung Cycle time yang diijinkan :

Penentuan elemen pekerjaan pada setiap stasiun kerja beserta

perhitungan waktu menganggur atau lide time dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

commit to user

53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.4

Perhitungan total waktu kerja, siklus kerja dan waktu menganggur

Pada cycle time 4,5 menit:

Total
Stasiun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu
Kerja (menit)
Waktu
Komulatif 2,5 3 3 3,5 1,5 4,5 1 3,5 2 1,5 26
Siklus
Kerja 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 45
Waktu
Menganggur 2 1,5 1 1 3 0 0,5 1 2,5 3 19

Dari tabel diatas dapat dihitung berapa besarnya waktu penundaan :

Tingkat penundaan :

Tingkat Efisiensi

Perhitungan diatas adalah siklus kerja 4,5 menit. Kemudian kita

bandingkan dengan perhitungan siklus kerja yang diijinkan dengan

menggunakan waktu siklus kerja 2,7 menit sebagai sebagai berikut :


commit to user

54
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 3.5

Perhitungan total waktu kerja, siklus kerja dan waktu menganggur

Pada cycle time 2,7 menit:

Total
Stasiun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Waktu
Kerja (menit)
Waktu
komulatif 2,5 3 3 3,5 1,5 4,5 1 3,5 2 1,5 26
Siklus
Kerja 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 2,7 27
Waktu
Menganggur 0,2 -0,3 -0,3 -0,8 1,2 -1,8 1,7 -0,8 0,7 0,2 1

Dari tabel diatas dapat dihitung berapa besarnya waktu penundaan :

Tingkat penundaan :

Tingkat Efisiensi

commit to user

55
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Menghitung Efektifitas

Efektifitas lininya ialah tingkat kapasitas yang diinginkan dan dapat

dicapai oleh kemampuan perusahaan yaitu dengan siklus kerja 2,7 , total

output perhari yang bisa dicapai adalah :

Efektifitas dapat diukur dengan :

Jika dibandingkan dengan perhitungan output perhari yang dicapai

menggunakan siklus kerja 4,5menit, maka akan diperoleh jumlah output

perhari sebagai berikut:

commit to user

56
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Efektifitas dapat diukur dengan :

Maka dari keseluruhan perhitungan diatas dapat dirangkumkan

kedalam tabel sebagai berikut :

Tabel 3.6

Hasil analisis keseimbangan lini berdasarkan aturan siklus kerja terlama LOT

(longest operation time )

Analisis kerja Analisis kerja


Keterangan Perbedaan
( siklus kerja ( siklus kerja
( selisih )
2,7 menit ) 4,5 menit )
Total waktu
Menganggur 1 menit 19menit 18menit
Efisiensi 96,3 % 82,17% 14,13%
Efektifitas 100 % 60 % 40%
Tingkat
Penundaan 3,7 % 17,82 % 14,12%

commit to user

57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Dari tabel diatas dapat dibandingkan antara penerapan kebijakan

siklus kerja 2,7 menit lebih menguntungkan dari pada penerapan siklus

kerja 4,5 menit. Sehingga apabila siklus kerja 2,7 menit dapat

diaplikasikan dengan benar, maka keseimbangan lini dapat diterapkan

lebih baik. Hal ini akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Apabila

perusahaan menggunakan waktu siklus kerja 4,5menit menghasilan

waktu menganggur cukup besar yaitu 19 menit, tingkat efisiensi dan

efektifitas yang lebih rendah yaitu 82,17% dan 60 %, serta tingkat

penundaan yang besar yakni 17,83 %. Ini berarti layout yang digunakan

perusahaan jika menggunakan waktu siklus (cycle time ) 4,5menit pada

penerapan keseimbangan lini belum efektif dan efisien.

Sebaliknya apabila diterapkan dengan siklus kerja terkecil yang

diijinkan yakni 2,7 menit, yang mana dari hasil analisis terlihat lebih baik

karena menghasilkan waktu menganggur yang kecil yaitu 1 menit tingkat

efisiensi dan efektifitasnya lebih tinggi yakni 96,3 % dan 100 %, serta

tingkat penundaan yang rendah yakni 3,7 %. Sehingga apabila

perusahaan dapat menerapkan siklus kerja terkecil yang diijinkan yaitu

2,7 menit dengan baik, maka efisiensi dan efektifitas layout akan mudah

tercapai.

Layout produksi yang diterapkan oleh PT.Aldino Wijaya Garment,

apabila menggunakan waktu siklus 2,7 menit keefektifan sudah efektif,

karena hasil perhitungan menunjukkan 100 %, sedangkan apabila

commit to user

58
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

menggunakan waktu terlama 4,5 menit keefektifan layout baru

menunjukkan 60 %.

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, layout yang

diterapkan oleh perusahan masih kurang efisien. Karena dalam

keefesienan layout, bisa dikatakan efisien apabila hasil perhitungan

tersebut 100%. Sedangkan dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan

menggunakan waktu siklus 2,7 menit hasilnya 96,3% dan menggunakan

waktu terlama 4,5 menit hasilnya 82,17 %.

Apabila perusahaan menggunakan siklus kerja 2,7 menit

keefesienan layout perusahaan hampir mendekati efisien 100% yaitu

96,3%.

commit to user

59
Tabel 3.7
Urutan pekerjaan, waktu penyelesaian, penugasan elemen-elemen, total waktu menganggur, efisiensi, efektifitas, dan tingkat penundaan

Siklus kerja yang diijinkan perusahaan Siklus kerja dari waktu terlama
Waktu Waktu Stasiun Jumlah ( 2,7 menit ) ( 4,5 menit )
No Pekerjaan simbol yang proses kerja waktu Total Efisiens Efektivi Tingkat Total Efisiens Efektivi Tingkat
mendahu (menit) (menit) waktu i tas penunda waktu i tas penunda
lui mengan (%) (%) an mengan (%) (%) an
ggur ggur
1 Cupnut A - 1,5 I
2 Smock B A 1 I 2,5 1 96,3% 100% 3,7% 19 82,17% 60 % 17,83%
menit menit
3 Sambung bahu C B 1 II
4 Pasang lebel D C 1 II 3
5 Piping corong E D 1 II
6 Placket depan F E 1,5 III
7 Placket depan G E 1,5 III 3
8 Pasang lengan H F,G 2,5 IV
9 Neci I H 1 IV 3,5
10 Obras lengan J I 1,5 V 1,5
11 Jahit samping+ K J 1,5 VI
pasang care label
12 Jahit samping+ L J 1,5 VI
pasang care label 4,5
13 Jahit samping+ M J 1,5 VI
pasang care label
14 Obras samping N K,L,M 1 VII 1
15 Haming bawah O N 2 VIII
16 Haming bawah P N 1,5 VIII 3,5
17 Lubang kancing Q O,P 1 IX
18 Pasang kancing R Q 1 IX 2
19 Treming S R 1,5 X 1,5 60
Jumlah 26 26
60
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis serta perhitungan terhadap data – data dan informasi yang

diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Layout yang diterapkan di PT. Aldino Wijaya Garment adalah layout produk

karena proses produksinya dilakukan secara berurutan.

2. Perusahaan menggunakan 10 stasiun kerja dalam pengelompokkan elemen

pekerjaaan yang ada.

3. Dengan siklus kerja 4,5 menit, output perhari yang dicapai adalah 120 proses

perhari, tingkat penundaan sebesar 17,83%, efisiensi produk sebesar 82,17%, dan

efektifitas sebesar 60 %.

4. Sedangkan dengan siklus kerja yang diijinkan 2,7 menit, output perhari yang

dicapai adalah 200 proses perhari, tingkat penundaan sebesar 3,7 %, efisiensi

produk 96,3 %, dan efektifitas sebesar 100%.

5. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin kecil siklus kerja maka efisiensi dan

efektifitasnya semakin tinggi.

commit to user

61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

B. SARAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan, penulis mencoba memberikan saran yang terkait

dengan hasil yang diperoleh. Dengan harapan, dapat dijadikan bahan referensi

pertimbangan atau kebijakan manajemen untuk proses produksi baju break down style

NL 340.

1. Siklus kerja yang digunakan hendaknya adalah siklus kerja 2,7 menit dan bukan

4,5 menit. Sehingga perusahaan mendapat tingkat efisiensi yang optimal.

2. Untuk dapat menggunakan siklus kerja tersebut, perlu dilakukan evaluasi pada

tiap stasiun kerja, sehingga diketahui kegiatan apa saja yang ditiadakan dan

diadakan atau diperbaiki dari kondisi sebelumnya. Hal ini ditunjukkan agar dapat

mengoptimalkan tingkat produksi dan meminimalkan permasalahan yang ada

pada proses produksi.

3. Memperhatikan produktivitas karyawan dan kondisi peralatan yang ada,

hendaknya selalu dieveluasi secara berkala. Agar efisiensi dan efektifitas produksi

dapat meningkat dan terkontrol dengan baik .

commit to user

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR PUSTAKA

Gitosudarmo, Indriyo.2002. Manajemen Operasi. Edisi kedua. Yogyakarta : BPFE


Jogiyanto, 2005. Analisis dan Desain. Edisi ketiga. Yogyakarta : Andi Offset

Kuncoro, Mudrajat.2006. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga

Nasution, Arman Hakim .2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi Pertama.
Surabaya : Guna Widya
Render, Barry dan Jay Heizer. 2009. Prinsip – prinsip Manajemen Operasi. Edisi Tujuh .
Jakarta : Salemba Empat
________________________. 2001. Prinsip – prinsip Manajemen Operasi. Edisi Tujuh .
Jakarta : Salemba Empat
Subagyo, Pangestu. 2000. Manajemen Operasi. Edisi pertama. Yogyakarta BPFE

commit to user

63

Anda mungkin juga menyukai