Disusun oleh:
Ir. SON MAGENDA ARDIWINATA, MM
(WIDYAISWARA MADYA)
NIP. : 110021839
DOK. S MAGENDA A
ISU-ISU STRATEGIS DAN
PERMASALAHAN SANITASI NASIONAL
DOK. S MAGENDA A
Air yang telah digunakan oleh manusia
dalam berbagai aktifitasnya sehari-hari
dan telah mengalami perubahan
kualitas, baik fisik, kimia, dan
bakteriologis dibandingkan terhadap
kualitas semula (Air Bersih)
DOK. S MAGENDA A
Son.M-Doc
Untuk pencegahan & pengendalian
vektor penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan manusia dan
pencemaran lingkungan, seperti:
DOK. S MAGENDA A
Son.M-Doc
Seperti:
1. Terjadinya penurunan kualitas lingkungan
DOK. S MAGENDA A
PENTINGNYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Sistem kerjasama antara masyarakat dan lembaga dalam pengelolaan sistem PSS
sanitasi
POLA PENDEKATAN PERAN SERTA
MASYARAKAT
PENDEKATAN
INSTITUSI / HUKUM
PENDEKATAN TOKOH
11
DEFINISI, TIPE DAN CIRI – CIRI PERAN SERTA
MASYARAKAT
• Terapi
Yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai
pihak yang tidak tahu apa – apa (orang sakit) dan harus
dipercaya terhadap apa yang diputuskan oleh pemerintah.
• Informasi
yaitu pendekatan pembangunan dengan pemberian
informasi akan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah
seperti pemasyarakatan program , dll
• Konsultasi
Yaitu pendekatan pembangunan dengan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk berkonsultasi mengenai apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah di lokasi yang bersangkutan.
• Penentraman
Yaitu pendekatan pembangunan dengan misalnya merekrut tokoh – tokoh
masyarakat untuk dalam panitia pembangunan sebagai upaya
menentramkan masyarakat tetapi keputusan tetap di tangan pemerintah
• Kerjasama
Pendekatan pembangunan yang mendudukkan masyarakat sebagai mitra
pembangunan yang setara sehingga keputusan dimusyawarahkan dan
diputuskan bersama.
• Pendelegasian
Yaitu pendekatan pembangunan yang memberikan
kewenangan penuh kepada masyarakat untuk mengambil
keputusan yang langsung menyangkut kehidupan mereka.
• Kontrol Sosial
Yaitu pendekatan pembangunan dimana keputusan tertinggi
dan pengendalian ada di tangan masyarakat, Artinya
partisipasi baru benar – benar terjadi bila ada kadar
kedaulatan rakyat yang cukup dan kadar kedaulatan rakyat
tertinggi adalah terjadinya kontrol sosial
Tahapan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pembangunan
Tahap A Pemberdayaan Masyarakat , Jender dan
Kemiskinan (PMJK)
Persiapan
Proses - Desk review pengumpulan data sekunder - Identifikasi Dinas/Instansi /Layanan yang sudah
- Forum Rapat Kerja Nasional melakukan PMJK
- Surat Minat dari Walikota/Bupat - Memasukkan aspek PMJK ke dalam materi
- Pertemuan dengan walikota/Bupati/DPRD presentasi
Penggalangan komitmen
- Komitmen Pimpinan Daerah - Dinas /instansi yang melaksanakan PMJK
- Kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut berpartispasi memunculkan ide – ide awal tentang
kegiatan PMJK di Kota
Penyadaran Sanitasi
- Penilaian singkat - Daftar pertanyaan terkait PMJK
- Advokasi stakeholders
- Advokasi media massa
Pembentukan Pokja Sanitasi Kota
- Identifikasi stakeholder - Isu PMJK yang telah disetujui dan ditetapkan oleh
- Pertemuan pembentukan Pokja sanitasi kota stakeholder dimasukkan ke dalam peran dan
- Legalisasi Pokja Sanitasi Kota tanggung jawab Pokja sanitasi kota
- LSM dan organisasi berbasis masyarakat dijadikan
naeasumber dan/atau anggota Pokja Sanitasi Kota
Workshop
- Tahapan perencanaan pembangunan sanitasi perkotaan - Modul orientasi PMJK
- Peran, tanggung jawab dan pembagian tugas - Sesi tentang PMJK
- Penyusunan rencana kerja untuk waktu satu tahun
Pemberdayaan Masyarakat dalam Penilaian Situasi Sanitasi
Tahap B Pemberdayaan Masyarakat ,
Proses Jender dan Kemiskinan
Pertemuan Perdana - Pembentukan Tim Pengkajian
pemberdayaan masyarakat , jender &
kemiskinan di Tingkat kota
- Penetapan kriteria pemberdayaan
masyarakat , jender & kemiskinan
- Pengumpulan data sekunder - Pengumpulan informasi : pendekatan
- Pemetaan awal: manajemen dan operasi sistem sanitasi lokal & pengalaman
- Identifikasi area potensial untuk diteliti
Pengumpulan data lanjutan:
- Umum - Penyusunan daftar panjang
- Teknis dan Kesehatan Lingkungan - Pengembangan kriteria seleksi
- Kelembagaan & SDM - Penyusunan daftar pendek
- Peraturan & Perundangan - Studi lapangan
- Keuangan & ekonomi
- Komunikasi dan media
Penilaian Pemetaan Cepat sanitasi Kota - Analisa kompetensi
- Rapat Konsultasi – 1
Tim Pengarah dan Tim Teknis Konsensus untuk replikasi
- Rapat Konsultasi – 2
Camat dan Lurah
- Studi
Environmental Health Risk Assessment (EHRA)
- Penilaian pemetaan kondisi sanitasi
Berdasarkan studi EHRA & data lainnya
Penetapan Pelatihan modul untuk Pokja Sanitasi
Kelurahan berisiko sanitasi Kota dan Kader Pokja (bila perlu)
Penyebab permaslahan sanitasi
Penyusunan Draft Buku Putih Survey PMJK (bila perlu)
Empat Indikator Kunci untuk Proyek dan Layanan Sanitasi
Berbasis Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan
Layanan Sanitasi Berhasil Masyarakat Kurangnya Pelibatan PMJK Adanya Pelibatan PMJK
Perencanaan dan penentuan proyek serta Laki – laki kaya menyusun agenda lokal dan Perempuan dan laki – laki termasuk
layanan menentukan tipe proyek (sanitasi atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah
lainnya) serta manajemen pelayanan ( MBR) dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam perencanaan lokal
Akses ke program dan layanan higienis Keluarga MBR tidak punya atau kurang Semua rumah tangga punya akses ke
punya akses ke layanan dan/atau membayar program/layanan dan membayar dalam
lebih. Contoh tarif yang dipikul rata – rata , hubungan yang menguntungkan laki – laki
sedangkan mereka menghasilkan air limbah dan perempuan berpartisipasi dalam
lebih sedikit. program promosi higiene masyarakat
Laki – laki /keluarga MBR juga tidak punya
akses ke promosi higiene
Organisasi Berbasis Masyarakat Hanya laki – laki atau laki – laki dan Komposisi dan partisipasi dalam pertemuan
perempuan kaya yang akan membentuk komite sanitasi akan mewakili kepentingan
manajemen organisasi lokal. Mereka secara semua kelompok masyarakat
personal punya kepentingan menentukan
keputusan untuk mereka sendiri.
Pertanggungan jawaban untuk manajemen Manajemen lokal tidak bertanggungjawab Manajemen lokal bertanggung jawab untuk
pada pengelolaan layanan dan keuangan . pengelolaan layanan dan keuangan kepada
Seringkali hanya mengurusi masyarakat semua pasangan rumah tangga pemakai
tingkat atas dan administrasi kota sarana.
Sistim Air Limbah
Keutungan: Keutungan:
1. Memberikan pelayanan yang terbaik; 1. Teknologi sederahana (Tepat Guna);
2. Sesuai dgn. Daerah dengan tingkat 2. Biaya Rendah;
kepadatan tinggi; 3. Dapat dilakukan oleh Masyarakati;
3. Pencemaran thd air tanah dpt dihindari; 4. O&P oleh Masyarakat;
4. Memiliki Masa guna lebih lama; 5. Manfaat lansung dirasakan masyakat.
5. Dapat menampung semua air limbah
Kerugian:
Kerugian: 1. Tidak dapat dilakukan disemua tempat;
1. Biaya invesatasi, dan pemeliharan mahal 2. Fungsinya Terbatas hanya Limbah Manusia;
2. Teknologi tinggi; 3. Dpt dilakukan perorangan;
3. Tdk dpt dilakukan perorangan; 4. O&P Sulit dikontrol.
4. Perencanaan yang matang
5. Memerlukan kelembagaan yang baik
DOK. S MAGENDA A
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Akses Penyediaan Sarana dan Prasarana
(PSS) Sanitasi
Fokus Akses
PSS Sanitasi
DOK. S MAGENDA A
PRIORITAS PERTAMA:
DOK. S MAGENDA A
Modul A
• Modul ini dibangun untuk rumah yang
berkelompok dengan lahan terbatas
DOK. S MAGENDA A
CONTOH MODUL A
KELEBIHAN:
• Sesuai untuk rumah yang
berkelompok
• Butuh lahan sedikit karena
dibangun dibawah tanah
• Biaya konstruksi kecil
• Pengoperasian dan perawatan
mudah dan murah
KEKURANGAN:
• Efisiensi pengolahan rendah
• Perlu pengolahan tambahan
• Memerlukan pengurasan yang
sering
DOK. S MAGENDA A
Modul B
DOK. S MAGENDA A
CONTOH MODUL B
KELEBIHAN:
• Sistem sarana dasar
sanitasi terpusat
• Nyaman untuk
pemukiman padat
• Memungkinkan untuk
meningkatkan sistem
KEKURANGAN:
• Memerlukan
pengawasan konstruksi
• Pengoperasian dan
perawatan oleh
kelompok masyarakat
dan penyedia jasa
swasta yang mampu
DOK. S MAGENDA A
Modul C
DOK. S MAGENDA A
CONTOH MODUL C
(sistem jaringan perpipaan air limbah)
KELEBIHAN:
• Lebih hemat daripada sistem
pembuangan air limbah konvensional
• Masyarakat dapat berperan dalam
proses perencanaan dan konstruksi
• Nyaman untuk pengguna, air limbah
dijauhkan dari area pemukiman
KEKURANGAN:
• Memperlukan proses perencanaan
matang
• Perawatan yang tidak rutin,
menyebabkan kegagalan sistem
secara total
DOK. S MAGENDA A
AIR LIMBAH KOMUNAL
Bak Penampung II
(Penampung air bersih)
Biofilter
ABR, 4 Kompartemen
Bak Penampung I
(Penampung greywater)
DOK. S MAGENDA A
KOMPOSTER RUMAH TANGGA
DOK. S MAGENDA A
PRIORITAS KETIGA:
• Pengembangan prasarana dan sarana
DRAINASE MANDIRI yang berwawasan
lingkungan berbasis masyarakat adalah
penyelengaraan prasarana drainase yang
menunjang kegiatan KONSERVASI DAN
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN.
DOK. S MAGENDA A
Sistem drainase mandiri dengan kolam tampungan di samping
saluran yang bermuara di badan air/sungai
Kelengkapan Dasar:
a.Kolam tampungan/kolam retensi/kolam tandon
b.Sistem drainase internal kawasan
c.Pengatur debit: DOK. S MAGENDA A
Sumur Resapan
(SK SNI T-06-1990-F)
DOK. S MAGENDA A
SUMUR RESAPAN
Syarat resapan :
- Lokasi cukup jauh dari tempat sampah dan tangki septik
- Dasar sumur resapan berjarak >2meter dari m. air tanah
DOK. S MAGENDA A
Tahapan Pelaksanaan (Bagan alir Pelaksanaan DAK)
Penyusunan
Petunjuk Pelaksanaan Sanitasi Sosialisasi Kpd.
Lingkungan Berbasis Masyarakat Pemerintah Propinsi/Kab./Kota
Persiapan
PENYIAPAN TFL
(Seleksi, Pelaihan)
SELAKSI LOKASI
(longlist, Shortlist) LOKASI TERPILIH
Penyiapan Masyarakat
Oleh TFL
• PEMBENTUKAN KSM PENYUSUNAN RKM
• PELATIHAN KSM Organisasi, Pilihan Teknologi dan DOKUMEN RKM.
• PELAIHAN MANDOR Sarana, DED, RAB, dan Jadwal
• PELATIHAN TUKANG Kegiatan
Pelelangan material
DOK. S MAGENDA A
TUJUAN RKM SECARA KHUSUS adalah:
DOK. S MAGENDA A
KEGIATAN DALAM TAHAP PENYUSUNAN REMCANA KEGIATAN
MASYARAKAT (RKM)
Rencana Kerja
Masyarakat (RKM)
Difinalisasikan (DED,
RAB, Rencana
pendanaan dan
Pelatihan, rencana
Monitoring dan OP)
DOK. S MAGENDA A
Dokumen Rencana Pembangunan
DOK. S MAGENDA A
6. Kelembagaan SLBM.
7. Mekanisme Pendanaan SLBM, dan Mekanisme
Pencairan Dana;
8. Pengelolaan Keuangan SLBM, Rekening SLBM,
Administrasi pembukuan dana SLBM, Mekanisme
pembelanjaan dan Laporan keuangan)
9. Rencana Kerja Masyarakat
a) Rencana Konstruksi
b) Rencana Kontribusi Masyarakat
c) Rencana Pelatihan
d) Rencana Operasi dan Pemeliharaan.
DOK. S MAGENDA A
DOKUMEN PERENCANAAN
DOK. S MAGENDA A
PROSES PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan DenganPartisipasi
Masyarakat (Swakelola)
DOK. S MAGENDA A
Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi secara garis besar adalah:
• Penjelasan teknis konstruksi dilakukan kepada KSM, tukang,
mandor dan masyarakat pengguna sarana yang berminat
• Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh tukang yang dipekerjakan oleh
KSM, sedangkan supervisi dilakukan oleh KSM bersama-sama
dengan TFL dan Dinas PU kabupaten/Kota
• Pekerjaan Perencanaan sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis
Masyarakat (SLBM) dan Rencana Konstruksi diperlihatkan kepada
calon masyarakat pengguna
• Wakil dari KSM dan Mandor melakukan pengawasan setiap hari di
lokasi
• Masyarakat ikut melakukan gotong-royong sesuai jadwal
DOK. S MAGENDA A
ORGANISASI KSM
DOK. S MAGENDA A
Etika Pelaksanaan
Baik penyedia barang/jasa (KSM dan Subkontraktor /Pemasok)
maupun pengguna barang (KSM dan Dinas PU Kabupaten/Kota)
harus memenuhi ETIKA pelaksanaan pengadaan Barang/pekerjaan
konstruksi sebagai berikut:
DOK. S MAGENDA A
BADAN PENGELOLAN SLBM
DOK. S MAGENDA A
OPERASI DAN PEMELIHARAAN
DOK. S MAGENDA A
Tugas-tugas pokok BADAN PENGELOLAN
(pascakonstruksi) adalah
MENGORGANISASIKAN:
Iuran Pengguna :
Membicarakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana
Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan belanja,
membukukan dan melaporkan secara rutin.
Penyuluhan Kesehatan
Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan
lingkungan.
DOK. S MAGENDA A
PERAWATAN SEPTIK TANK KOMUNAL
DOK. S MAGENDA A
Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota
DOK. S MAGENDA A
PEMBIAYAAN
DOK. S MAGENDA A
SUMBER PEMBIAYAAN
DOK. S MAGENDA A
Rencana Pembiayaan
DOK. S MAGENDA A
BLU
(amanat UU No.1 Tahun 2004) tentang
Perbendaharaan Negara.
65
PP No.23Tahun 2005 mengatur pola pengelolaan keuangan
BLU dengan memberikan keluasaan yang sangat besar:
66
ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT
67
Sruktur Organisasi BLU Propinsi Bali
68
DOK. S MAGENDA A