Anda di halaman 1dari 68

DIKLAT PENGELOLAAN FASILITAS AIR

LIMBAH RUMAH TANGGA (TINGKAT


MENENGAH)

Disusun oleh:
Ir. SON MAGENDA ARDIWINATA, MM
(WIDYAISWARA MADYA)

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
DATA PRIBADI
Nama : Ir.Son Magenda Ardiwinata,MM.

Tempat/tgl. Lahir : Banjarmasin, 4 Agustus 1951

Pangkat/Gol. : Pembina Utama Muda / IVc

NIP. : 110021839

Jabatan : Widyaiswara Madya

Alamat Kantor : Balai Diklat Wil.IV, Jln Gayung


Kebonsari no.48F Surabaya

Telepon Kantor : 031-8291040

Alamat Rumah : Jln.Ngagel Kebon sari I/6, Surabaya

Telepon : 031-5046243 / HP 081 838 3277


Son.M-Doc
Riwayat Pekerjaan
Tahun Jabatan
1976 ~ 1983 Staf Dit. Jen Cipta Karya, Dep PU JKT.
1983 ~ 1985 Pimpro PLP. DKI Jkt. & JSSP
1985 ~ 1989 Pimpro PLP. Sumut & MUDP
1989 ~ 1997 Pimpro PLP. Jawa Timur & SUDP.
1997 ~ 2000 Kasi Bipran Dinas CK Jatim
2000 ~ 2001 Ka Dinas Kebersihan Kota Malang
2001 ~ 2002 Ka Dinas Kimpraswil Kota Malang
2002 ~ 2003 Ka Bapedalda Kota Malang
2003 ~ 2007 Ka Dinas Pariwisata, & Infokom Kota Malang
2007 ~ Sekarang Widyaiswara Madya Dep. PU. JKT.

DOK. S MAGENDA A
ISU-ISU STRATEGIS DAN
PERMASALAHAN SANITASI NASIONAL

DOK. S MAGENDA A
Air yang telah digunakan oleh manusia
dalam berbagai aktifitasnya sehari-hari
dan telah mengalami perubahan
kualitas, baik fisik, kimia, dan
bakteriologis dibandingkan terhadap
kualitas semula (Air Bersih)
DOK. S MAGENDA A
Son.M-Doc
Untuk pencegahan & pengendalian
vektor penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan manusia dan
pencemaran lingkungan, seperti:

DOK. S MAGENDA A
Son.M-Doc
Seperti:
1. Terjadinya penurunan kualitas lingkungan

2. Gangguan thdp. tingkat produktifitas manusia

3. Tingginya angka kesakitan dan kematian bayi

4. Menurunnya tingkat kesehatan lingkungan

5. Rendahnya angka harapan hidup

6. Terjadinya pencemaran thdp. Sumber daya air

7. Terganggunya nilai estetika & kenyaman hidup

DOK. S MAGENDA A
PENTINGNYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

1. Pembangunan sarana dan prasarana yang melibatkan


masyarakat memiliki effektifitas dan keberlanjutan

2. Pengelolaan sarana dan prasarana yang melibatkan


seluruh masyarakat pengguna dalam kelembagaan
menghasilkan partisipasi masyarakat yang lebih besar
pada pelaksanaan pembangunan;

3. Keterlibatan yang aktif dari perempuan, masyarakat


miskin dan kaya secara seimbang dalam pengambilan
keputusan pada proses pembangunan, menghasilkan
effektifitas dan keberlanjutan penggunaan sarana dan
prasarana
PENTINGNYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

4. Partisipasi masyarakat pada seluruh tahapan proyek Pengentasan


Kemiskinan maupun pembangunan sarana dan prasarana menjadi
lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat,

5. Partisipasi masyarakat merupakan salah satu elemen dari


pembangunan yang berbasis masyarakat ,

6. Dalam pembangunan yang berbasis masyarakat proses


pengawasan dan pengambilan keputusan diserahkan pada pria ,
wanita, miskin , kaya.

7. Dibutuhkan aturan permainan yang jelas , transparan dan dapat


dipertanggungjawabkan sehingga mencegah terjadinya korupsi
serta penguasaan sumber daya oleh golongan tertentu .
Keseluruhan upaya ini tentunya perlu ditunjang oleh kebijakan
Kerjasama Masyarakat dan Lembaga

Sistem kerjasama antara masyarakat dan lembaga dalam pengelolaan sistem PSS
sanitasi
POLA PENDEKATAN PERAN SERTA
MASYARAKAT

PENDEKATAN
INSTITUSI / HUKUM

PENDEKATAN TOKOH

KOTA KECIL, HOMOGEN METROPOLITAN, HETEROGEN


UKURAN KOTA
SEDERHANA KOMPLEK

11
DEFINISI, TIPE DAN CIRI – CIRI PERAN SERTA
MASYARAKAT

Tipe Peran Serta Masyarakat


• Partisipasi Teknis
Peran serta adalah keterlibatan masyarakat dalam
pengidentifikasian masalah, pengumpulan data, analisis
data, dan pelaksanaan kegiatan.

• Peran serta Politis (Partisipasi Politis)


Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat di dalam
proses perubahan dengan melakukan refleksi kritis dan
aksi yang meliputi dimensi politis, ekonomis , ilmiah, dan
ideologis , secra bersamaam
• Peran serta Semu
Partisipasi politis yang digunakan orang luar
atau kelompok dominan (elite masyarakat)
untuk kepentingannya sendiri , sedangkan
masyarakat hanya sekedar obyek.
Tingkat atau Derajat Partisipasi

Jenis Peran serta Pola hubungan kekuasaan Perlakuan terhadap


(kontrol) antara pihak luar masyarakat
dengan masyarakat
Peran serta semu Penindasan (domestikasi)  Manipulasi
Kontrol sepenuhnya oleh orang luar dan  Pemberian terapi
kelompok dominan (eleite masyarakat)  Pemberian informasi
untuk kepentingan mereka, bisa saja
prosesnya partisipatif atau menggunakan
partisipasi teknis.
Asistensi (paternalisme)  Konsultasi
Esensi sama dengan diatas  Menenangkan
Peran serta asli (partisipasi politis) Kerjasama  Kemitraan
Masyarakat terlibat dalam keseluruhan  Kekuasaan (kontrol)
proses program yang bersifat bottom – up ; diwakilkan (partisipasi
kontrol dibagi antara orang luar dengan belum menjadi budaya di
masyarakat ; manfaat program untuk tingkat komunitas)
masyarakat  Kontrol diberikan kepada
Pemberdayaan masyarakat
Masyarakt sebagai pengelola program
sepenuhnya ; muncul kesadaran kritis;
demokratisasi; solidaritas dan
kepemimpinan masyarakat; partisipasi
komunitas berkembang
• Manipulasi/rekayasa sosial
Yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai
obyek pembangunan dan dimanipulasi agar sesuai dengan
harapan/program yang telah dirumuskan

• Terapi
Yaitu pendekatan yang mendudukkan masyarakat sebagai
pihak yang tidak tahu apa – apa (orang sakit) dan harus
dipercaya terhadap apa yang diputuskan oleh pemerintah.

• Informasi
yaitu pendekatan pembangunan dengan pemberian
informasi akan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah
seperti pemasyarakatan program , dll
• Konsultasi
Yaitu pendekatan pembangunan dengan memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk berkonsultasi mengenai apa yang akan dilakukan oleh
pemerintah di lokasi yang bersangkutan.

• Penentraman
Yaitu pendekatan pembangunan dengan misalnya merekrut tokoh – tokoh
masyarakat untuk dalam panitia pembangunan sebagai upaya
menentramkan masyarakat tetapi keputusan tetap di tangan pemerintah

• Kerjasama
Pendekatan pembangunan yang mendudukkan masyarakat sebagai mitra
pembangunan yang setara sehingga keputusan dimusyawarahkan dan
diputuskan bersama.
• Pendelegasian
Yaitu pendekatan pembangunan yang memberikan
kewenangan penuh kepada masyarakat untuk mengambil
keputusan yang langsung menyangkut kehidupan mereka.

• Kontrol Sosial
Yaitu pendekatan pembangunan dimana keputusan tertinggi
dan pengendalian ada di tangan masyarakat, Artinya
partisipasi baru benar – benar terjadi bila ada kadar
kedaulatan rakyat yang cukup dan kadar kedaulatan rakyat
tertinggi adalah terjadinya kontrol sosial
Tahapan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam
Pembangunan
Tahap A Pemberdayaan Masyarakat , Jender dan
Kemiskinan (PMJK)
Persiapan
Proses - Desk review pengumpulan data sekunder - Identifikasi Dinas/Instansi /Layanan yang sudah
- Forum Rapat Kerja Nasional melakukan PMJK
- Surat Minat dari Walikota/Bupat - Memasukkan aspek PMJK ke dalam materi
- Pertemuan dengan walikota/Bupati/DPRD presentasi
Penggalangan komitmen
- Komitmen Pimpinan Daerah - Dinas /instansi yang melaksanakan PMJK
- Kesepakatan awal untuk rencana tindak lanjut berpartispasi memunculkan ide – ide awal tentang
kegiatan PMJK di Kota
Penyadaran Sanitasi
- Penilaian singkat - Daftar pertanyaan terkait PMJK
- Advokasi stakeholders
- Advokasi media massa
Pembentukan Pokja Sanitasi Kota
- Identifikasi stakeholder - Isu PMJK yang telah disetujui dan ditetapkan oleh
- Pertemuan pembentukan Pokja sanitasi kota stakeholder dimasukkan ke dalam peran dan
- Legalisasi Pokja Sanitasi Kota tanggung jawab Pokja sanitasi kota
- LSM dan organisasi berbasis masyarakat dijadikan
naeasumber dan/atau anggota Pokja Sanitasi Kota
Workshop
- Tahapan perencanaan pembangunan sanitasi perkotaan - Modul orientasi PMJK
- Peran, tanggung jawab dan pembagian tugas - Sesi tentang PMJK
- Penyusunan rencana kerja untuk waktu satu tahun
Pemberdayaan Masyarakat dalam Penilaian Situasi Sanitasi
Tahap B Pemberdayaan Masyarakat ,
Proses Jender dan Kemiskinan
Pertemuan Perdana - Pembentukan Tim Pengkajian
pemberdayaan masyarakat , jender &
kemiskinan di Tingkat kota
- Penetapan kriteria pemberdayaan
masyarakat , jender & kemiskinan
- Pengumpulan data sekunder - Pengumpulan informasi : pendekatan
- Pemetaan awal: manajemen dan operasi sistem sanitasi lokal & pengalaman
- Identifikasi area potensial untuk diteliti
Pengumpulan data lanjutan:
- Umum - Penyusunan daftar panjang
- Teknis dan Kesehatan Lingkungan - Pengembangan kriteria seleksi
- Kelembagaan & SDM - Penyusunan daftar pendek
- Peraturan & Perundangan - Studi lapangan
- Keuangan & ekonomi
- Komunikasi dan media
Penilaian Pemetaan Cepat sanitasi Kota - Analisa kompetensi
- Rapat Konsultasi – 1
 Tim Pengarah dan Tim Teknis Konsensus untuk replikasi
- Rapat Konsultasi – 2
 Camat dan Lurah
- Studi
Environmental Health Risk Assessment (EHRA)
- Penilaian pemetaan kondisi sanitasi
 Berdasarkan studi EHRA & data lainnya
Penetapan Pelatihan modul untuk Pokja Sanitasi
 Kelurahan berisiko sanitasi Kota dan Kader Pokja (bila perlu)
 Penyebab permaslahan sanitasi
Penyusunan Draft Buku Putih Survey PMJK (bila perlu)
Empat Indikator Kunci untuk Proyek dan Layanan Sanitasi
Berbasis Masyarakat dengan Pelibatan Jender dan Kemiskinan

Layanan Sanitasi Berhasil Masyarakat Kurangnya Pelibatan PMJK Adanya Pelibatan PMJK

Perencanaan dan penentuan proyek serta Laki – laki kaya menyusun agenda lokal dan Perempuan dan laki – laki termasuk
layanan menentukan tipe proyek (sanitasi atau Masyarakat Berpenghasilan Rendah
lainnya) serta manajemen pelayanan ( MBR) dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan dalam perencanaan lokal

Akses ke program dan layanan higienis Keluarga MBR tidak punya atau kurang Semua rumah tangga punya akses ke
punya akses ke layanan dan/atau membayar program/layanan dan membayar dalam
lebih. Contoh tarif yang dipikul rata – rata , hubungan yang menguntungkan laki – laki
sedangkan mereka menghasilkan air limbah dan perempuan berpartisipasi dalam
lebih sedikit. program promosi higiene masyarakat
Laki – laki /keluarga MBR juga tidak punya
akses ke promosi higiene

Organisasi Berbasis Masyarakat Hanya laki – laki atau laki – laki dan Komposisi dan partisipasi dalam pertemuan
perempuan kaya yang akan membentuk komite sanitasi akan mewakili kepentingan
manajemen organisasi lokal. Mereka secara semua kelompok masyarakat
personal punya kepentingan menentukan
keputusan untuk mereka sendiri.

Pertanggungan jawaban untuk manajemen Manajemen lokal tidak bertanggungjawab Manajemen lokal bertanggung jawab untuk
pada pengelolaan layanan dan keuangan . pengelolaan layanan dan keuangan kepada
Seringkali hanya mengurusi masyarakat semua pasangan rumah tangga pemakai
tingkat atas dan administrasi kota sarana.
Sistim Air Limbah

Air Limbah Sistim Air Limbah Sistim


Terpusat (Off Site) Setempat (On Site)

Keutungan: Keutungan:
1. Memberikan pelayanan yang terbaik; 1. Teknologi sederahana (Tepat Guna);
2. Sesuai dgn. Daerah dengan tingkat 2. Biaya Rendah;
kepadatan tinggi; 3. Dapat dilakukan oleh Masyarakati;
3. Pencemaran thd air tanah dpt dihindari; 4. O&P oleh Masyarakat;
4. Memiliki Masa guna lebih lama; 5. Manfaat lansung dirasakan masyakat.
5. Dapat menampung semua air limbah
Kerugian:
Kerugian: 1. Tidak dapat dilakukan disemua tempat;
1. Biaya invesatasi, dan pemeliharan mahal 2. Fungsinya Terbatas hanya Limbah Manusia;
2. Teknologi tinggi; 3. Dpt dilakukan perorangan;
3. Tdk dpt dilakukan perorangan; 4. O&P Sulit dikontrol.
4. Perencanaan yang matang
5. Memerlukan kelembagaan yang baik
DOK. S MAGENDA A
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Akses Penyediaan Sarana dan Prasarana
(PSS) Sanitasi

Fokus Akses
PSS Sanitasi

• Dana pemerintah • 94% Skala Rumah


terbatas Tangga dan
• Potensi Lingkungan
masyarakat besar • Skala kota

DOK. S MAGENDA A
PRIORITAS PERTAMA:

• Pengembangan prasarana dan sarana


AIR LIMBAH KOMUNAL berbasis
masyarakat.

• Salah satu modul membutuhkan dana


pembangunan fisik sekitar Rp.300 juta
dengan 3 alternatif utama:

DOK. S MAGENDA A
Modul A
• Modul ini dibangun untuk rumah yang
berkelompok dengan lahan terbatas

• Berupa unit TANGKI SEPTIK KOMUNAL


yang masing.-masing unit tangki septik
dimanfaatkan oleh 4 atau 5 rumah.

DOK. S MAGENDA A
CONTOH MODUL A

KELEBIHAN:
• Sesuai untuk rumah yang
berkelompok
• Butuh lahan sedikit karena
dibangun dibawah tanah
• Biaya konstruksi kecil
• Pengoperasian dan perawatan
mudah dan murah

KEKURANGAN:
• Efisiensi pengolahan rendah
• Perlu pengolahan tambahan
• Memerlukan pengurasan yang
sering

DOK. S MAGENDA A
Modul B

Berupa 1 unit MCK Plus++ yang dapat


dimanfaatkan oleh 100-200 jiwa (25-100 KK)
terdiri dari kamar mandi, sarana cuci, dan unit
pengolahan air limbahnya

DOK. S MAGENDA A
CONTOH MODUL B

KELEBIHAN:
• Sistem sarana dasar
sanitasi terpusat
• Nyaman untuk
pemukiman padat
• Memungkinkan untuk
meningkatkan sistem

KEKURANGAN:
• Memerlukan
pengawasan konstruksi
• Pengoperasian dan
perawatan oleh
kelompok masyarakat
dan penyedia jasa
swasta yang mampu

DOK. S MAGENDA A
Modul C

Berupa sistem jaringan perpipaan air limbah


skala lingkungan 100-200 jiwa (25-100 KK).
(Modul ini merupakan modul yang disarankan,
sepanjang kondisi lapangan memenuhi
persyaratan.)

DOK. S MAGENDA A
CONTOH MODUL C
(sistem jaringan perpipaan air limbah)

KELEBIHAN:
• Lebih hemat daripada sistem
pembuangan air limbah konvensional
• Masyarakat dapat berperan dalam
proses perencanaan dan konstruksi
• Nyaman untuk pengguna, air limbah
dijauhkan dari area pemukiman

KEKURANGAN:
• Memperlukan proses perencanaan
matang
• Perawatan yang tidak rutin,
menyebabkan kegagalan sistem
secara total
DOK. S MAGENDA A
AIR LIMBAH KOMUNAL

Program Sanimas di Ponpes Darul Jihad, Pamekasan

Sumber : Joni Hermana


Salah Satu Penerapan Penyediaan Unit ABR

Bak Penampung II
(Penampung air bersih)

Biofilter

ABR, 4 Kompartemen

Bak Penangkap Lemak

Bak Penampung I
(Penampung greywater)

Pembangunan reaktor sistem


Sumber : Joni Hermana
PRIORITAS KEDUA:
Apabila prioritas pertama sudah dipenuhi
(tidak ada BAB sembarangan)

Pengembangan fasilitas pengurangan sampah


dengan pola 3R (reduce, reuse dan recycle) yaitu
mengurangi (reduce), mengguna ulang (reuse) dan
mendaur ulang (recycle) sampah.

1 modul pengelolaan sampah pada 3R membutuhkan


dana pembangunan dan pelatihan sekitar Rp.300 juta

DOK. S MAGENDA A
KOMPOSTER RUMAH TANGGA

DOK. S MAGENDA A
PRIORITAS KETIGA:
• Pengembangan prasarana dan sarana
DRAINASE MANDIRI yang berwawasan
lingkungan berbasis masyarakat adalah
penyelengaraan prasarana drainase yang
menunjang kegiatan KONSERVASI DAN
KESEIMBANGAN LINGKUNGAN.

• Untuk prasarana drainase ini membutuhkan


dana pembangunan fisik sekitar Rp.300
juta/Ha.

DOK. S MAGENDA A
Sistem drainase mandiri dengan kolam tampungan di samping
saluran yang bermuara di badan air/sungai

Kelengkapan Dasar:
a.Kolam tampungan/kolam retensi/kolam tandon
b.Sistem drainase internal kawasan
c.Pengatur debit: DOK. S MAGENDA A
Sumur Resapan
(SK SNI T-06-1990-F)

DOK. S MAGENDA A
SUMUR RESAPAN

DOK. S MAGENDA A Sumber : Leaflet Dept. P U


MANFAAT RESAPAN

- Sebagai cadangan air tanah


- Menampung air hujan agar tidak menggenang
- Mengurangi debit puncak banjir
- Mengatasi kesulitan air di musim kemarau

Syarat resapan :
- Lokasi cukup jauh dari tempat sampah dan tangki septik
- Dasar sumur resapan berjarak >2meter dari m. air tanah

DOK. S MAGENDA A
Tahapan Pelaksanaan (Bagan alir Pelaksanaan DAK)

Penyusunan
Petunjuk Pelaksanaan Sanitasi Sosialisasi Kpd.
Lingkungan Berbasis Masyarakat Pemerintah Propinsi/Kab./Kota

Persiapan
PENYIAPAN TFL
(Seleksi, Pelaihan)

SELAKSI LOKASI
(longlist, Shortlist) LOKASI TERPILIH

Penyiapan Masyarakat
Oleh TFL
• PEMBENTUKAN KSM PENYUSUNAN RKM
• PELATIHAN KSM Organisasi, Pilihan Teknologi dan DOKUMEN RKM.
• PELAIHAN MANDOR Sarana, DED, RAB, dan Jadwal
• PELATIHAN TUKANG Kegiatan

Pelelangan material

•PELATIHAN OPERATOR KONSTRUKSI


Pelaksanaan dan Pengawasan/ SARANA SIAP DIGUNAKAN Pelaksanaan
•SOSIALISASI PENGGUNA Pengendalian oleh Masyarakat Fisik

• Air Limbah Komunal Berbasis


Masyarakat;
• Sampah Pola 3-R berbasis O&M Pendampingan
Operasi dan Pemeliharaan O&M
Masyarakat
• Drainase mandiri Brwawasan Lingk.
Berbasis masyarakat
PENYUSUNAN RKM
(Rencana Kegiatan Masyarakat)

TUJUAN RKM SECARA UMUM adalah:


Teridentifikasinya kebutuhan masyarakat, baik laki-laki
dan perempuan, maupun kelompok kaya-miskin untuk
memecahkan masalah sanitasi yang ada berdasarkan
kemampuan masyarakat itu sendiri.

DOK. S MAGENDA A
TUJUAN RKM SECARA KHUSUS adalah:

• MENGUMPULKAN INFORMASI sanitasi secara kwantitatif-


sistematis;

• TERIDENTIFIKASINYA MEKANISME untuk mengenal sejumlah


indikator untuk kesinambungan pelayanan sanitasi;

• TERIDENTIFIKASINYA INFORMASI tentang kesetaraan akses


pada pelayanan yang ada, partisipasi dalam pengambilan
keputusan, kebutuhan dan kepuasan pengguna, kualitas pelayanan
dan pengelolaan oleh masyarakat;

• TERIDENTIFIKASINYA KEBUTUHAN PELATIHAN;

• TERIDENTIFIKASINYA KEBUTUHAN DAN RENCANA


MASYARAKAT untuk memecahkan masalah sanitasi.

DOK. S MAGENDA A
KEGIATAN DALAM TAHAP PENYUSUNAN REMCANA KEGIATAN
MASYARAKAT (RKM)

Rencana Kerja
Masyarakat (RKM)
Difinalisasikan (DED,
RAB, Rencana
pendanaan dan
Pelatihan, rencana
Monitoring dan OP)

DOK. S MAGENDA A
Dokumen Rencana Pembangunan

Merupakan dokumen resmi perencanaan perbaikan


Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM). Berisi
tentang:
1.Profil lokasi;
2.Ketersediaan Lahan;
3.Penentuan Calon Pengguna;
4.Pemilihan Teknologi SLBM;
5.Perencanaan Teknis Rinci (Detail Engineering
Design/DED) dan Rencana Anggaran Biaya
(RAB)

DOK. S MAGENDA A
6. Kelembagaan SLBM.
7. Mekanisme Pendanaan SLBM, dan Mekanisme
Pencairan Dana;
8. Pengelolaan Keuangan SLBM, Rekening SLBM,
Administrasi pembukuan dana SLBM, Mekanisme
pembelanjaan dan Laporan keuangan)
9. Rencana Kerja Masyarakat
a) Rencana Konstruksi
b) Rencana Kontribusi Masyarakat
c) Rencana Pelatihan
d) Rencana Operasi dan Pemeliharaan.

DOK. S MAGENDA A
DOKUMEN PERENCANAAN

Dokumen Perencanaan Sanitasi


Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM)
diusulkan dan disahkan dalam forum
musyawarah di lokasi pelaksanaan.

DOK. S MAGENDA A
PROSES PELAKSANAAN
A. Pelaksanaan Kegiatan DenganPartisipasi
Masyarakat (Swakelola)

Setelah Surat Kontrak ditandatangani oleh


kedua belah pihak, maka pihak kedua (KSM)
berhak untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut dalam RKM. Dalam hal ini KSM akan
berfungsi sebagai Kontraktor/Pemasok.

DOK. S MAGENDA A
Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan Konstruksi secara garis besar adalah:
• Penjelasan teknis konstruksi dilakukan kepada KSM, tukang,
mandor dan masyarakat pengguna sarana yang berminat
• Pekerjaan konstruksi dilakukan oleh tukang yang dipekerjakan oleh
KSM, sedangkan supervisi dilakukan oleh KSM bersama-sama
dengan TFL dan Dinas PU kabupaten/Kota
• Pekerjaan Perencanaan sarana Sanitasi Lingkungan Berbasis
Masyarakat (SLBM) dan Rencana Konstruksi diperlihatkan kepada
calon masyarakat pengguna
• Wakil dari KSM dan Mandor melakukan pengawasan setiap hari di
lokasi
• Masyarakat ikut melakukan gotong-royong sesuai jadwal

DOK. S MAGENDA A
ORGANISASI KSM

• Pembentukan KSM Kelompok Swadaya Masyarakat


(KSM) adalah organisasi pengelola berdasarkan
pendekatan budaya dan kebutuhan masyarakat dan
ditetapkan/disahkan dalam berita acara yang
ditandatangani minimal 2/3 peserta atau ditetapkan
melalui surat keputusan pejabat yang berwenang.
Bagan Organisasi Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM)

Keterangan : = Garis wewenang = Garis pengawasan = Garis Pelayanan


DOK. S MAGENDA A
• KELOMPOK PEMBANGUNAN terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara, Seksi Kontribusi, Seksi Tenaga
Kerja, dan Seksi Logistik.

• KELOMPOK PENGELOLA terdiri dari Ketua, Sekretaris,


Bendahara, Seksi Kontribusi, Seksi Operasi dan
Pemeliharaan, Seksi Kampanye Kesehatan.
MEKANISME KERJA
• Mekanisme kerja KSM tercantum dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) yang
disepakati oleh pengurus KSM dan seluruh calon
pengguna/penerima manfaat.

• Status pembentukan KSM disahkan dengan Surat


Keputusan (SK) Lurah yang diketahui oleh Camat
setempat. Untuk daerah tertentu, pembentukan KSM ini
perlu legalitas notaris untuk kepentingan pembukaan
rekening masyarakat.
Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan
Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan kegiatan dapat dilakukan
dengan cara melakukan pelatihan yang dilakukan oleh
TFL masyarakat, Konsultan Kabupaten/Kota ataupun
Pihak ketiga.

Materi Pelatihan yang diberikan antara lain:


1. Cara membaca gambar teknis;
2. Pengetahuan tentang spesifikasi teknis dan
batasan-batasannya;
3. Tata cara pengawasan pekerjaan (quality control) dan
cara menghitung kemajuan kegiatan (progress fisik)
4. Administrasi dan keuangan

DOK. S MAGENDA A
Etika Pelaksanaan
Baik penyedia barang/jasa (KSM dan Subkontraktor /Pemasok)
maupun pengguna barang (KSM dan Dinas PU Kabupaten/Kota)
harus memenuhi ETIKA pelaksanaan pengadaan Barang/pekerjaan
konstruksi sebagai berikut:

1. Bekerja secara TERTIB,


2. Bekerja secara PROPESIONAL, mandiri atas DASAR
KEJUJURAN
3. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan dalam
rapat lapangan sesuai kesepakatan dengan pihak terkait
4. Menghindari dan mencegah terjadinya PEMBOROSAN
5. Penyalahgunaan wewenang, dengan tujuan keuntungan pribadi
atau golongan, atau pihak lain yang secara langsung atau tidak
langsung merugikan Negara
6. Mencegah terjadinya pertentangan;
7. Tidak menawarkan dan atau tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah/imbalan
DOK. S MAGENDA A
B. Pelaksanaan Kegiatan Dengan
Subkontraktor/ Pemasok

Pelaksanaan pekerjaan yang dianggap oleh


masyarakat tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat
sendiri karena memerlukan keahlian khusus atau
pekerjaan yang memerlukan modal yang besar,
setelah dievaluasi secara bersama-sama dengan
pihak TFL masyarakat, maka pihak kedua (KSM)
diperbolehkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan
disubkontrakkan melalui pihak ketiga.

DOK. S MAGENDA A
BADAN PENGELOLAN SLBM

DOK. S MAGENDA A
OPERASI DAN PEMELIHARAAN

Untuk operasional dan pemeliharaan diperlukan


organisasi (BADAN PENGELOLA) untuk mengelola
sarana sanitasi setelah masa pelaksanaan konstruksi.

BADAN PENGELOLA harus memiliki aturan-aturan


organisasi dan operasional prasarana dan sarana, yang
disusun dan diputuskan bersama-sama secara
musyawarah antar anggota badan pengelola dengan
masyarakat agar semua pihak dapat mengetahui dan
mematuhinya.

DOK. S MAGENDA A
Tugas-tugas pokok BADAN PENGELOLAN
(pascakonstruksi) adalah
MENGORGANISASIKAN:

Iuran Pengguna :
 Membicarakan tentang besarnya iuran pemanfaatan sarana
 Mengumpulkan iuran, membuat perencanaan belanja,
membukukan dan melaporkan secara rutin.

Pengoperasian & Pemeliharaan


 Mengoperasikan dan memelihara sarana fisik Sanitasi
Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM)
 Mengontrol semua saluran pemipaan secara rutin
 Mengembangkan mutu pelayanan & jumlah sarana pengguna

Penyuluhan Kesehatan
Melakukan kampanye tentang kesehatan rumah tangga dan
lingkungan.

DOK. S MAGENDA A
PERAWATAN SEPTIK TANK KOMUNAL

DOK. S MAGENDA A
Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota

• Sesuai dengan definisi pelestarian sebelumnya,


Pemerintah Daerah sebagai PEMBINA atau
FASILITATOR kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis
Masyarakat (SLBM) diharapkan dapat meneruskan
bantuannya PADA TAHAP PELESTARIAN.

• Bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan dapat


berupa bantuan teknis dan/atau bantuan pendanaan.

DOK. S MAGENDA A
PEMBIAYAAN

Sumber Pembiayaan Pembiayaan kegiatan


DAK Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
(SLBM) ini berasal dari berbagai sumber, yaitu:
Pemerintah Pusat (APBN), Pemerintah
Kabupaten/Kota (DAK dan APBD), swadaya
masyarakat dan swasta/donor.

DOK. S MAGENDA A
SUMBER PEMBIAYAAN

DOK. S MAGENDA A
Rencana Pembiayaan

Biaya Konstruksi dibiayai oleh:


a. Pemerintah Daerah (DAK dan APBD) untuk biaya material
dan upah.
b. Swadaya Masyarakat berupa dana tunai (on cash) serta
kontribusi dalam bentuk barang (in kind) berupa lahan, tenaga
kerja, material dan lain-lain.
c. Dana pihak swasta yang dapat dikumpulkan melalui berbagai
upaya lain yang saling menguntungkan.

DOK. S MAGENDA A
BLU
(amanat UU No.1 Tahun 2004) tentang
Perbendaharaan Negara.

BLU bukan merupakan sebuah bentuk kelembagaan


baru dalam struktur kelembagaan pemerintah (hanya
merupakan sistem/mekanisme pengelolaan
keuangan)

65
PP No.23Tahun 2005 mengatur pola pengelolaan keuangan
BLU dengan memberikan keluasaan yang sangat besar:

• Menerapkan prinsip ekonomi dan produktivitas;


• Menerapkan praktek bisnis yang sehat;
• Pengelolaan barang dan jasa dengan prinsip efisiensi dan
ekonomis;
• Boleh investasi jangka panjang atas persetujuan
Menteri/Gubernur/Bupati/Walikota;
• Menggunakan langsung penerimaan;
• Dapat memberikan remunerisasi berdasarkan tingkat
tanggung jawab dan profesionalitas

66
ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT

1. Memudahkan teknis operasional dan menurunkan


biaya pengelolaan

2. Diperlukan suatu progam untuk meningkatkannya


secara terpadu, teratur, dan terus menerus serta
bekerja sama dengan organisasi masyarakat meliputi:

 Penerangan tentang pentingnya pengelolaan


sampah, yang berdampak pada kesehatan
 Peran serta masyarakat & organisasi masyarakat
dalam pengelolaan sampah

67
Sruktur Organisasi BLU Propinsi Bali

68
DOK. S MAGENDA A

Anda mungkin juga menyukai