Anda di halaman 1dari 24

PARTISIPASI MASYARAKAT

DALAM PERENCANAAN WILAYAH


PARTISIPASI…?

Tindakan ikut mengambil bagian, keikutsertaan atau ikut serta


Keterlibatan setiap warga negara yang mempunyai hak dalam pembuatan
keputusan
Kebebasan dalam berbicara dan berpartisipasi secara konstruktif
Proses di mana stakeholder mempengaruhi dan membagi kewenangan
dalam inisiatif pembangunan, pengambilan keputusan, dan
penggunaan sumberdaya yang mempengaruhi mereka
PERENCANAAN PARTISIPATIF

Perencanaan yang prosesnya dilaksanakan secara partisipatif


Perencanaan yang melibatkan masyarakat atau berbagai stakeholder di
dalam prosesnya
LADDER OF PARTICIPATION #1
8 Kontrol warga
Sherry Arnstein (1969)
Kekuasaan
memperkenalkan tangga partisipasi 7 Delegasi kekuasaan
Warga
warga (citizen participation)  konteks 6 Kemitraan
negara maju
5 Penghormatan
Tingkatan di mana masyarakat bawah 4 Konsultasi
Tokenisme
(have-not) dapat mempengaruhi (Simbolisme)
3 Informasi
pengambilan keputusan
2 Terapi
Non-partipasi
1 Manipulasi
LADDER OF PARTICIPATION #2
8 Pemberdayaan
Marisa Choguill (1996) memperkenalkan
tangga partisipasi masyarakat (community 7 Kemitraan Dukungan
participation) untuk konteks negara
6 Konsiliasi
berkembang
5 Disimulasi (pura-pura)
Konteks: Bagaimana memiliki akses yang lebih
baik kepada prasarana dan hunian 4 Diplomasi Manipulasi

3 Informasi

2 Konspirasi Penolakan

1 Pengelolaan sendiri Pengabaian


LADDER OF PARTICIPATION #3
Elizabeth Rocha (1997),
mengembangkan kerangka hubungan
antara individual dan masyarakat dalam
proses pemberdayaan
Proses pemberdayaan bisa berbeda dalam
locus, tujuan, proses dan ‘pembagian’
kekuasaan (power experience)
Atomistic Embedded Socio-
individual Mediated Political
individual political

locus

tujuan

proses

power
experience
LADDER OF PARTICIPATION #4
Tingkat partisipasi Peran masyarakat Peran Pihak Luar
Tidak ada Tidak ada
Surrogate (Pengganti)
Tidak langsung Tidak ada
Konsultasi Kelompok kepentingan Advokat
Kontrol bersama Pemangku (stakeholder) Pemangku
Kontrol penuh Principal Resource

Sumber: Goethert (1998)


LADDER OF PARTICIPATION #5

Pendidikan Masukan Interaksi Kemitraan


Publisitas
Masyarakat Masyarakat Masyarakat Masyarakat

Pembangunan Pembangunan Pengamanan


Diseminasi Pengumpulan
dukungan komunikasi saran dan
informasi informasi
masyarakat dua arah persetujuan

KETERLIBATAN KETERLIBATAN
PASIF AKTIF
(Sumber: Dirjen Penataan Ruang, 2003)
PENDEKATAN PARTISIPASI
Empat pendekatan (Abbot, 1996)
Pengembangan masyarakat (community development)

Pemberdayaan (empowerment)

Pengelolaan masyarakat (community management)

Partisipasi masyarakat (negotiated development)

Setiap model pendekatan mempunyai konteks dan sejarah yang berbeda


Empat pendekatan mencerminkan adanya perubahan paradigma (paradigm shift) dalam partisipasi
masyarakat
Empat pendekatan tersebut juga mencerminkan sebuah kontinum keruangan/problematika  dari
desa-kota
KARAKTERISTIK PENDEKATAN PARTISIPASI
Pengelolaan dan
Pengembangan
Karakteristik Pemberdayaan Partisipasi
Masyarakat
Masyarakat
Peran pemerintah Terbuka Tertutup Terbuka

Hakekat Sosial/ekonomi Politik/ekonomi Ekonomi/teknis/sosial


pengambilan Program skala kecil, Program dengan target Tujuan ganda, program
keputusan keluaran jelas tunggal, keluaran jelas multi-sektoral
Dinamika Terfokus, melalui seleksi Terfokus, melalui kekuatan
Tersebar dan heterogen
masyarakat proyek dari kebutuhan kelompok
Terbatas, terpusat pada
Terpusat pada ‘wilayah Manajemen terpadu, ada
Tujuan utama proses masyarakat, dikelola tanpa
antara’ masyarakat dan interaksi dengan
partisipatif rujukan lingkungan yang
pemerintah lingkungan yang lebih luas
lebih luas
Peran aktor Terpadu antara pendidikan
Fokus pada pelatihan Fokus kepada pendidikan
eksternal dan latihan
BIAYA DAN RESIKO PARTISIPASI
Partisipasi sebagai beban yang tidak adil
Khususnya pada masyarakat bawah yang kurang terlayani prasarana dengan baik
Partisipasi sebagai gangguan yang tidak perlu
Khususnya bagi lembaga pemerintah yang merasa sudah ‘mapan’
Banyak kendala yang bisa mengganggu proses partisipatif:
Aspek legal/hukum
Standar teknis
Metode perencanaan
Prosedur manajemen proyek
Tiadanya model yang aplikatif
CAKUPAN PARTISIPASI DALAM
SIKLUS PEMBANGUNAN
Formulasi kebijakan
Perumusan tujuan dan sasaran
Perencanaan jangka panjang
Penentuan kriteria permintaan (demand)
Program investasi jangka menengah
Mobilisasi sumberdaya (pembiayaan) alternatif
Implementasi pembangunan
Masyarakat sebagai pemakai dan produsen
Operasi dan pemeliharaan
Kesadaran dan sikap masyarakat
Monitoring dan evaluasi
Sistem komunikasi dengan masyarakat (interface)
STRATEGI PARTISIPASI DALAM
PEMBANGUNAN
Strategi dukungan - community-based
Partisipasi berkaitan dengan kegiatan berbasis masyarakat untuk
mengembangkan/memperbaiki sistem lokal
Strategi pelibatan - area-based
Lebih kepada aktivitas yang dikelola pemerintah pada kawasan tertentu
Strategi kolaborasi - functionally-based
Model kemitraan pemerintah-swasta (public-private partnership – PPP)
Strategi desentralisasi - process-based
Aktivitas dikelola oleh pemerintah dalam cakupan luas (perkotaan) dengan model
desentralisasi ke lembaga-lembaga lokal
KARAKTERISTIK STRATEGI PARTISIPASI
Community-based Area-based Functionally-based Process-based
Kelompok sosial atau
Basis strategis masyarakat
Kawasan permukiman Fungsi penyediaan jasa Proses manajemen

Dukungan & pemampuan Melibatkan pemakai dalam Kerjasama dengan pemakai Desentralisasi fungsi
pengeolaan dan program pengembangan PP dan masya-rakat manajemen supaya lebih
Sasaran partisipasi pengembangan PP oleh oleh pemerintah untuk pe- berdasarkan pembagian responsif terhadap demand;
masyarakat ningkatan efektivitas tugas dan tanggung jawab privatisasi
Terkoordinasi, masing- Input pemakai dan warga
Orientasi Input pemerintah (dan LSM) Input pemakai kepada
masing stakeholder punya terhadap proses manajemen
kemitraan (PPP) kepada masyarakat pemerintah
fungsi sendiri pemerintah dalam PP
- Perumusan kebijakan
- Perencanaan - Perencanaan
- Pemrograman
Cakupan fungsi - Pemrograman - Pemrograman
- Implementasi - Implementasi
manajemen - O dan P
- Implementasi - Implementasi
- O dan P - O dan P
- M dan E
KEBUTUHAN YANG MENDASARI PERLUNYA PERAN
SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Kebutuhan fungsi control (watchdog)  kendali pemanfaatan ruang dari


kelompok-kelompok dominan (pemerintah dan swasta).
Prasyarat untuk watchdog yang efektif:
1) Akses masyarakat yang luas terhadap informasi tata ruang.
2) Kesadaran masyarakat yang tinggi tentang pentingnya untuk berperan serta.
3) Kemampuan memahami obyek permasalahan.

Kebutuhan informasi dan data sosial.


PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

Partisipasi dalam penyusunan rencana tata ruang.


Partisipasi dalam pemanfaatan ruang.
Partisipasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang.
KEGUNAAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Menuju masyarakat yang lebih bertanggung jawab.
Meningkatkan proses belajar.
Mengeliminir perasaan terasing.
Menimbulkan dukungan dan penerimaan dari rencana pemerintah.
Menciptakan kesadaran politik.
Keputusan dari hasil peran serta mencerminkan kebutuhan dan keinginan
masyarakat.
Menjadi sumber dari informasi yang berguna.
Merupakan komitmen sistem demokrasi.
Sumber: Muta’ali, 2013.
TUJUAN PERAN SERTA MASYARAKAT
DALAM PENATAAN RUANG

Meningkatkan mutu proses dan produk penataan ruang.


Meningkatkan kesadaran masyarakat agar dapat memahami pentingnya
pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam lainnya demi terciptanya tertib ruang.
Menciptakan mekanisme transparansi kebijakan penataan ruang.
Menumbuhkembangkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat dalam
penataan ruang, terutama membantu memberikan informasi tentang
pelanggaran pemanfaatan ruang.
Menjamin pelibatan secara aktif masyarakat dalam kegiatan penataan ruang.

Sumber: Muta’ali, 2013.


PERUBAHAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN
DAN PENATAAN RUANG
Aspek Dulu Ke Depan
Kewenangan Pemerintah menyiapkan, melaksanakan, Pemerintah dan Masyarakat menyiapkan, melaksanakan
dan Tanggung mengendalikan. dan mengendalikan.
Jawab
Publikasi dan Kebijakan tata ruang tertutup, diketahui Masyarakat mempunyai hak yang sama untuk
Transparansi sekelompok orang, Pemda pasif. mengetahui RTRW, dipublikasikan, Pemda aktif.
Keterlibatan Konsep RTRW disiapkan Pemda, kemudian Konsep RTRW disiapkan Pemda dengan
Masyarakat masyarakat menanggapi/public involvement mengikutsertakan masyarakat/public participation
(Partisipasi Semu). (Partisipasi Nyata).
Proses Pemda menyiapkan RTRW dan Masyarakat Pemda aktif melakukan sosialisasi dan pemberdayaan
Pendidikan menerima. masyarakat.

Sumber: Muta’ali, 2013.


HAK MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
Mengetahui rencana tata ruang.
Menikmati pertambahan nilai ruang sebagai akibat penataan ruang.
Memperoleh penggantian yang layak atas kerugian akibat pelaksanaan pembangunan
yang sesuai rencana tata ruang.
Mengajukan keberatan terhadap pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata
ruang.
Mengajukan tuntutan pembatalan izin dan penghentian pembangunan yang tidak sesuai
dengan rencana tata ruang.
Mengajukan gugatan ganti kerugian kepada pemerintah atau pemegang izin apabila
kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang menimbulkan
kerugian.
Sumber: UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007.
KEWAJIBAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN
RUANG

Menaati rencana tata ruang yang telah ditetapkan.


Memanfaatkan ruang sesuai dengan izin pemanfaatan ruang dari pejabat
yang berwenang.
Mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam persyaratan izin pemanfaatan
ruang.
Memberikan akses terhadap kawasan yang oleh peraturan perundang-
undangan dinyatakan sebagai milik umum.

Sumber: UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007.


SANKSI BAGI MASYARAKAT YANG TIDAK MENJALANKAN
KEWAJIBAN DALAM PENATAAN RUANG

Peringatan tertulis.
Penghentian sementara kegiatan.
Penghentian sementara pelayanan umum.
Penutupan lokasi.
Pencabutan izin.
Pembatalan izin.
Pembongkaran bangunan.
Pemulihan fungsi ruang.
Denda administratif.
Sumber: UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007.
BAHAN BACAAN
Abbot, J. (1996). Sharing the City: Community Participation in Urban Management.
London: Earthscan.
Schubeler, P. (1996). Participation and Partnership in Urban Infrastructure Management.
Washington: the World Bank.
Arnstein, S. (1969). A ladder of citizen participation, Journal of American Planner Association,
July 1969.
Choguill, M.B.G. (1996). A ladder of community participation for underdeveloped countries,
Habitat International, 20 (3), pp. 431 – 444
The World Bank (1996). The World Bank Participation Sourcebook. Washington: the World
Bank.
Imparato, I. dan J. Ruster (2003) Slum Upgrading and Participation: Lessons from Latin
America. Washington: the World Bank.
Van Dijk, M.P. et. al (eds) (2002) Governing Cities: New Institutional Forms in Developing
Countries and Transitional Economies. London: ITDG Publishing.

Anda mungkin juga menyukai