Anda di halaman 1dari 18

PENDEKATAN PATISIPASI

DALAM PENGEMBANGAN
MASYARAKAT
Ellies Sukmawati. M.Si
Pengertian Partisipasi

Partisipasi adalah konsep sentral dan Pendekatan partisipatif berlandaskan asumsi masyarakat
prinsip dasar dari pengembangan tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan dan apa yang
masyarakat karena terkait erat dengan baik untuk mereka (Adi, 2003).
gagasan HAM, selain itu partisipasi
petugas komunitas tidak menampatkan diri sebagai orang
adalah alat sekaligus tujuan karena
yang menetapkan apa yang baik dan buruk bagi suatu
membentuk bagian dasar kultur bagi
masyarakat karena pemeran utama dalam perubahan adalah
tercapainya HAM (Ife & Tesoriero, 2008)
masyarakat itu sendiri, sementara petugas bersifat menggali
dan mengembangkan potensi masyarakat)

masyarakat diberikan kesempatan membuat analisis dan mengambil keputusan yang


berguna bagi mereka sendiri serta mereka diberi kesempatan penuh dalam penentuan cara-
cara untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan
2
Peran petugas komunitas menjadi
katalisator dan enabler
� membantu mempercepat terjadinya perubahan
masyarakat
� Menstimulus kemampuan (self determination) :
menentukan arah langkahnya sendiri
� Menstimulus kemampuan (self help) : menolangnya
dirinya sendiri (Batten (1967) dalam Adi (2003).

3
Prasyarat kondisi untuk mengoptimalkan
pendekatan partisipatif (batten, 1967) dalam Adi
(2003)
Ada sejumlah orang Orang-orang yang Mereka memiliki atau
tidak puas terhadap menyadari bahwa dapat dihubungkan
keadaan mereka dan kebutuhan tersebut dengan sumberdaya
sepakat tentang apa hanya akan yang memadai untuk
yang sebenarnya terpenuhi bila memenuhi kebutuhan
menjadi kebutuhan mereka mau tersebut
mereka berusaha untuk
memenuhi
kebutuhan diri
mereka sendiri

4
 Mempunyai cukup pengetahuan yang dapat membantu
mereka mengambil keputusan yang bijaksana mengenai apa
yang harus mereka lakukan dan bagaimana cara yang
terbaik untuk mencapainya.
 Mempunyai sumber daya yang terkait dengan pengetahuan,
keterampilan dan peralatan untuk melakukan tindakan
 Mempunyai insentif (baik intrinsic maupun ekstrinsik) yang
memadai guna menyatukan mereka dalam melaksanakan
keputusan yang telah ditetapkan bersama

5
1. Tipologi Arnstain (1969)
Citizen control Citizen Power
Delegated power
Partnership
Consultation Tokenism
Informing
Placation
Therapy Non Participation
Manipulation
� Partisipasi diartikan sebagai kekuasaan dan kontrol oleh masyarakat, dimana
jenjang teratas adalah kontrol masyarakat, sementara jenjang terbawah diisi oleh
manipulatif. (Cornwall, 2008). 6
2. Tipologi partisipasi Jules Pretty (1995)
Bentuk Partisipatif Karektaristik masing-masing jenis
Partisipasi manipulatif Partisipasi hanyalah sebuah kepura-puraan, dengan perwakilan 'rakyat' di dewan resmi, tetapi
tidak dipilih dan tidak memiliki kekuasaan
Partisipasi pasif Orang berpartisipasi dengan diberitahu apa yang telah diputuskan pengumuman sepihak oleh
administrasi atau manajemen proyek tanpa mendengarkan tanggapan orang. Informasi yang
dibagikan hanya milik profesional eksternal.
Partisipasi melalui Orang berpartisipasi, namun agen eksternal mendefinisikan masalah, mengumpulkan
konsultasi informasi, dan mengontrol analisis. Proses konsultatif pengambilan keputusan dilakukan oleh
profesional
Partisipasi untuk insentif Orang berpartisipasi dengan menyumbangkan sumber daya, misalnya, tenaga kerja, dengan
materi imbalan makanan, uang tunai, atau insentif materi lainnya. Petani dapat menyediakan ladang
dan tenaga kerja, tetapi tidak terlibat dalam eksperimen maupun proses pembelajaran.
Partisipasi fungsional Partisipasi dilihat oleh lembaga eksternal sebagai sarana untuk mencapai tujuan proyek,
terutama pengurangan biaya. Orang dapat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk
memenuhi tujuan yang telah ditentukan terkait dengan proyek. Keterlibatan tersebut mungkin
interaktif dan melibatkan pengambilan keputusan bersama, tetapi cenderung muncul hanya
setelah keputusan besar telah dibuat oleh agen eksternal. Paling buruk, masyarakat lokal
mungkin masih hanya terkooptasi untuk melayani tujuan eksternal
Partisipasi interaktif Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama, pengembangan rencana
aksi dan pembentukan institusi lokal. Partisipasi dipandang sebagai hak, bukan
hanya sarana untuk mencapai tujuan proyek. Prosesnya melibatkan metodologi
interdisipliner dengan berbagai perspektif dan memanfaatkan proses
pembelajaran yang sistematis dan terstruktur. Ketika kelompok mengambil
kendali atas keputusan lokal dan menentukan bagaimana sumber daya yang
tersedia digunakan, maka mereka memiliki kepentingan dalam
mempertahankan struktur atau praktik.
Mobilisasi diri Orang berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara independen dari
lembaga eksternal untuk mengubah sistem. Mereka mengembangkan kontak
dengan lembaga eksternal untuk sumber daya dan saran teknis yang mereka
butuhkan, tetapi tetap memegang kendali atas bagaimana sumber daya
digunakan. Mobilisasi diri dapat menyebar jika pemerintah dan LSM
menyediakan kerangka dukungan yang memungkinkan. Mobilisasi yang
diprakarsai sendiri seperti itu tidak menantang distribusi kekayaan dan
kekuasaan yang ada
8
Pengertian Tipologi Partisipasi Jules Pretty (1995)

Tipologi Pretty menjelaskan faktor Pada jenjang teratas dari tipologi ini ditempati oleh bentuk
penting partisipasi adalah motivasi dari mobilisasi : masyarakat tidak hanya mampu membuat keputusan,
mereka yang mengadopsi dan namun bergesar untuk secara mandiri menjalin kemitraan dengan
mempraktikkan pendekatan partisipatif sistem sumber dari luar komunitas mereka, agar di peroleh sumber
pada intervensi komunitas daya dan bantuan teknis. Walaupun masyarakat mendapatkan
pengembangan masyarakat bantuan dari pihak luar, namun mereka yang memegang kendali
atas sumberdaya yang ada dikomunitas, maupun yang diberikan
terlihat dari 2 bentuk partisipasi teratas,
kepada mereka.
yaitu partisipasi interaktif dan mobilisasi
diri. .

Pada bentuk partisipasi interaktif partisipatif merupakan proses pembelajaran dari kelompok
agar mampu mengambil kendali atas pembuatan keputusan, dengan tetap menguasai
sumber daya (Cornwall, 2008).
9
3. Tipologi partisipasi Sarah White (1996)
Bentuk Apa 'partisipasi' bagi lembaga Apa 'partisipasi' bagi pihak Untuk apa 'partisipasi' itu?
pelaksana penerima
Nilai Legitimasi : untuk menunjukkan Inklusi : untuk mempertahankan Menampilkan
apa yang mereka lakukan beberapa manfaat akses ke
potensi
Instrumen Efisiensi- untuk membatasi Biaya :waktu yang dihabiskan Sebagai sarana untuk
masukan penyandang dana, untuk tenaga kerja terkait proyek mencapai efektivitas biaya dan
menarik komunitas kontribusi dan kegiatan lainnya fasilitas lokal
dan membuat proyek lebih
banyak hemat biaya
Representatif Keberlanjutan : untuk Leverage : untuk mempengaruhi
Untuk memberi kemampuan
menghindari menciptakan pengelolaan proyek
orang untuk bersuara. dalam
ketergantungan pembangunan menentukan
perkembangannya sendiri
Transformatif Pemberdayaan : untuk Pemberdayaan : untuk dapat sebagai sarana dan tujuan,
memungkinkan orang membuat memutuskan dan bertindak untuk untuk mencapai keberlanjutan
keputusan sendiri, cari tahu apa diri mereka sendiri program
yang harus dilakukan dan
mengambil tindakan
10
Pengertian Tipologi partisipasi Sarah White (1996)

Bentuk partisipasi dibagi mempergunakan lebih sedikit jenjang


kedalam 5 jenjang partisipasi namun menggali informasi
Pandangan Sarah White bagaimana masyarakat maupun lembaga
(1996) berusaha pemberdaya memanfaakan partisipasi,
menyederhanakan maka dapat ditemukan pandangan dan
bentuk partisipasi pemahaman bebeda, mengapa atau
berdasarkan bagaimana partisipasi digunakan pada
pengetahuan berbagai tahap tertentu dalam proses
kepentingan yang terlibat pengembangan masyarakat, karena tujuan
pada partisipasi. yang berbeda, maka bentuk keterlibatan
juga berbeda (Cornwall, 2008). 11
Manfaat Partisipasi
 Memungkinkan diperolehnya hasil yang lebih baik dalam
keterbatasan sumber daya yang ada. Melalui pendidikan
yang diberikan oleh petugas komunitas serta dibukanya
kesempatan pada masyarakat untuk mengorganisir kegiatan
dengan menggunakan sumber daya yang ada maka
lembaga yang terkait akan dapat menggunakan sumber
daya yang mereka miliki secara efisien dan efektif. Selain itu
kesempatan mengorganisasi diri juga memungkinkan
digalinya potensi yang semula belum terlihat. 12

 membantu perkembangan masyarakat. Dengan diperolehnya
pengalaman belajar (learning by doing) maka kemampuan
masyarakat diharapkan akan dapat berkembang dan diikuti dengan
tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuan masyarakat
diharapkan akan dapat berkembang dan diikuti dengan
tumbuhnya rasa percaya diri akan kemampuan mereka mengatasi
masalah
 menumbuhkan rasa kebersamaan. Pengalaman bekerja sama
diantara sesama anggota masyarakat untuk mengatasi suatu
masalah bersama akan meningkatkan pengenalan diri diantara
mereka, yang diharapkan nantinya akan meningkatkan rasa
kebersamaan. Sehingga ketika mereka lebih memandang masalah
yang mereka hadapi sebagai masalah kami dan bukan hanya
masalah saya 13
 meskipun demikian dalam penerapannya secara realistik dan
pragmatis, situasi dan kondisi masyarakat yang berbeda juga
memerlukan pendekatan yang berbeda-beda pula. Ada masyarakat
yang lebih siap, komunitas seperti ini dapat dibina dengan
pendekatan non-direktif. Sedangkan pada masyarakat yang relatif
belum siap dapat mulai dibina dengan pendekatan yang direktif
terlebih dahulu. Asalkan dalam pemikiran agen perubahan tetap
terpola bahwa tidakan yang lebih direktif yang dilakukan hanya
tindakan sementara, karena menyadari bahwa perubahan tidak dapat
dilakukan secara mendadak.

14
 memunculkan banyak kesempatan untuk mendidik dan
mempengaruhi masyarakat. petugas komunitas mendidik
masyarakat melalui pertanyaan-pertanyaan yang dapat
memancing masyarakat untuk berpikir logis dan menentukan
solusi yang paling tepat untuk mereka pilih.
 Aplikasi dalam pendekatan ini harus disertai kesadaran bahwa
tujuan akhir dari perubahan yang dilakukan adalah untuk
memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut,
dengan bukanlah sekedar menambah (menaikkan) pendapatan
suatu kelompok masyarakat saja.

15
� Daftar mahasiswa yang berpartisipasi
didalam kelas 9 Mei 2022
� - 059 M. Raihan
� - 062 M. Dimas
� 051 Irma R

16
17
18

Anda mungkin juga menyukai