Anda di halaman 1dari 65

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I

KELOMPOK IV

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang

Mekanika tanah adalah bidang ilmu yang mempelajari tentang tanah


dan permasalahannya. Dalam mekanika tanah, kita mempelajari
perubahan-perubahan pada tanah dalam menanggapi berbagai kondisi
yang biasa ditemui dalam praktek pembangunan seta memberlakukan
hukum-hukum mekanika serta hidraulika pada persoalan-persoalan yang
berhubungan dengan tanah.
Tanah dalam mekanika tanah adalah mencakup semua bahan dari
tanah lempung sampai kerikil atau batu-batu besar. Tanah didefinisikan
pula sebagai material yang terdiri dari aggregat (butiran) mineral-mineral
padat yang tidak tersendimentasi (terikat secara kimiawi) satu sama
lainnya dan dapat terbentuk dari bahan-bahan oraganik yang telah melapuk
(yang berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang mengisi
ruang kosong diantara partikel-partikel padat tanah. Masalah tanah adalah
masalah yang kompleks, karena tanah terdiri dari berbagai macam lapisan
dan mempunya sifat yang bermacam-macam.
Karena pentingnya hal-hal yang berkenaan dengan masalah tanah, ini
menjadi bagian yang tak terpisahkan dari dalam perhituangan perencanaan
suatu bangunan. Maka dari itu, mekanika tanah dipelajari sebagai mata
kuliah pada program studi Teknik Sipil dengan pembelajaran teori dan
praktikum. Untuk pembelajaran melalui praktikum, sebaiknya praktikan
memahami teori dengan baik agar dapat mengaplikasikan teori pada
kegiatan praktikum.
Proses penyelidikan atau pengumpulan data di lapangan berguna
untuk mengehatui kestabilan tanah, daya dukung tanah dan gaya geser
tanah pada suatu lokasi. Sedangkan pengujian di laboratorium bergunna
untuk mengetahui sifat fisik dan mekanik dari sampel yang diambil di
lapangan.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

1.2.Pengujian di Lapangan dan di Laboratorium


Untuk mengetahui sifat atau karakteristik tanah tersebut, maka
dilakukan pekerjaan pengujian berupa pekerjaan pengujian lapangan dan
pekerjaan pengujian laboratorium.
1. Pekerjaan pekerjaan pengujian dilapangan adalah :
a) Uji sondir, pemeriksaan sondir ini bertujuan untuk mengetahui
perlawanan penetrasi konus dan hambat lekat tanah.
b) Uji Hand Boring, pekerjaan ini dimaksudkan untuk memperoleh
contoh tanah Undistrubed yang akan dites di laboratorium.
2. Pekerjaan pengujian di laboratorium meliputi :
Uji indeks properties
a) Uji berat volume, untuk mengetahui perbandingan berat butir tanah
dengan volume butir tanah.
b) Uji kadar air, untuk mengetahui perbandingan berat air dengan
berat butir tanah.
c) Uji berat jenis, untuk mengetahui perbandingan antara berat
volume tanah berat volume air.
d) Uji batas-batas atterberg, untuk mengetahui kadar air (dinyatakan
dalam persen), dimana terjadi transisi dari keadaan padat ke
keadaan padat ke keadaan semi-padat didefinisikan sebagai batas
susut (shrinkage limit), dari keadaan semi- padat ke keadaan plastis
dinamakan batas plastis (plastic limit) dan dari keadaan plastis ke
keadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit)
e) Uji ukuran butir, untuk mengetahui penyebaran ukuran butir
(gradasi) dengan menggunakan analisa saringan dan analisa
hidrometer.
Untuk uji engineering properties :
a) Uji kuat tekan bebas, uji ini mengetahui besarnya gaya aksial
persatuan luas penampang pada saat benda uji mengalami
keruntuhan.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Penyelidikan secara menyeluruh ini penting sekali untuk


menyajikan suatu gambaran yang jelas tentang sifat, kemampuan, dan
karakteristik untuk kondisi tanah yang diteliti.
Dalam praktikum diusahakan pengujian secara maksimal untuk
mendapatkan kebenaran dari teori-teori perhitungan kekuatan/daya
dukung tanah yang telah diambil contohnya tersebut.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

1.3.Peta Lokasi

Lokasi Sondir
x =-3°44’61,56”LS y= 114°84’03,39” BT

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Lokasi Handboring
x = 3°44’60,71’’ , y = 114°84’02,40’’

1.4.Waktu Pelaksanaan Praktium

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

1. Pelaksanaan praktikum dilapangan


a) Sondir
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2016
Pukul : 17.30 – 18.40 WITA
Tempat : Belakang Lapangan Volly Fakultas Teknik
UNLAM
b) Handboring
Hari/Tanggal : Sabtu, 20 Februari 2016
Pukul : 08.00 – 17.30 WITA
Tempat : Belakang Lapangan Volly Fakultas Teknik
UNLAM

2. Pelaksanaan Praktikum Dilaboratorium


Hari / Tanggal : Senin - jumat, 22 – 26 Februari 2016
Pukul : 16.30 WITA
Tempat : Laboratorium Mekanika Tanah Fakultas Teknik
UNLAM

1.5.Praktikan
1. Rizka Dewantari H1A113032
2. Fathur Rahman H1A113050
3. Gilang Satria H1A113051
4. Hana Regina Carelia H1A113053
5. Ikhwanul Ikhsan H1A113054
6. Puspa Sari H1A113063

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB II
SONDIR
(ASTM D 3441-86)
2.1.Tujuan
a. Untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat
pada setiap kedalaman tanah
b. Untuk menentukan lekat dan kedalaman tanah keras
2.2.Teori Dasar
Percobaan ini digunakan untuk menentukan daya dukung ujung (end
bearing) dan perlawanan keliling (friction I adhesive resistance) dari tanah
untuk perencanaan pondasi dan struktur geoteknik, selain itu percobaan ini
sangat praktis untuk mengetahui dengan tepat dan cepat letak kedalaman
lapisan tanah keras bahkan dengan mengevaluasi nilai rasio gesekan
(friction ratio) dapat pula dideskripsikan dengan jenis tanah per
lapisannya, pada penggunaan friction sleeve atau adhesion jacket type
(bikonus) atau nilai konus dan hambatan lekat keduanya dapat diukur.
Hasil penyelidikan ini dinyatakan dalam benuk grafis, nilai konus
digambar dalam kg/cmdinyatakan dalam benuk grafis, nilai konus
digambar dalam kg/cm2 dan hambatan lekat (skin friction) digambar
sebagai jumlah untuk kedalaman yang bersangkutan dengan per cm
keliling, yaitu dalam kg/cm.
Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung
konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah
perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya persatuan
panjang.
Untuk menentukan letak dna banyaknya titik bor dan sondir suatu
proyek ditentukan oleh jenis dan karakteristik struktur bangunan atas yang
direncanakan, keanekaragaman struktur geologi dan kondisi topografi
daerah setempat serta lokasi atau daerah yang dianggap praktis.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

2.3.Peralatan
a. Sondir ringan (1,5 ton)
b. Seperangkat pipa sondir, lengkap dengan batang dalam, sesuai
kebutuhan. Panjang masing-masing pipa 1 meter.
c. Bikonus
d. Dua buah angkur dan ambang besi sebagai pedal.
e. Dua buah manometer, pengukur dengan tahanan masing-masing 0 – 50
kg/cm2 dan 0 – 150 kg/cm2.
f. Waterpass
g. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidrolik (Castro/ oli
SAE 10).
2.4.Prosedur Percobaan
a. Bersihkan tanah temopat percobaan dari rumput, kayu, dan materilal
lain yang menggangu. Kemudian datarkan tanah.
b. Tenamkan kedua buah angkur ke dalam tanah secara kuat dengan jarak
1 – 1,5 m satu sama lain di tempat yang akan diselidiki. Letakan mesin
sondir dan atur kedudukannya pada plat penahan sedemikian rupa
sehingga vertikal. Gunakan waterpass untuk memastikan tegak atau
tidaknya mesin.
c. Berikan oli SAE 10 ke tabung minyak hidrolik pada mesin sondir
sampai penuh, pastikan tidka ada gelembung udara tersisa dalam
tabung. Berikan lapisan putih perekat pipa pada ujung pipa agar
penutup tidak mudah lepas. Kemudian tutup dengan rapat.
d. Bikonus dipasang pada ujung pipa sondir, kemudian dipasang dengan
mesin sondir.
e. Lakukan penetrasi dengan memutar engkol pemutar sampai kedalaman
20 cm, dan titik nol sondir ditandai setiap 20 cm.
f. Dari titik tetap engkol diputar secara konstan, pada saat ujung konus
turun ke dalam tanah kira-kira 4 cm, lakukan pembacaan manometer.
Cetak sebagai pembacaan penetrasi konus (qc).

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

g. Penekanan selanjutnya akan menggerakan konus beserta selubung


sedalam 8 cm, bacalah manometer sebagai hasildari jumlah
perlawanan (dt) yaitu perlawanan penetrasi konus (qc) dan hambatan
lekat (qf).
h. Turunkan pipa sampai kedalaman berikutnya sesuai dengan yang telah
ditandai pada pipa sondir (biasanya kedalman 20 cm) lakukan
pembacaan manometer seperti prosedur percobaan di atas.
i. Percobaan dihentikan sampai ditemukannya lapisan keras (tekanan
manometer tiga kali berturut-turut melebihi 150 kg/cm2 atau
kedalaman maksimal 30 meter).
2.5.Pengolahan Data

 Untuk sondir ringan, setelah 3 kali berturut-turut tekanan ujung


konus (C) menunjukkan 150 kg/cm² atau kedalaman maksimal 30
meter.
 Hambatan lekat ( skin friction )
Dihitung dengan rumus :
𝐴
𝐹 = [(𝐶 − 𝐹) − 𝐶] × . . . . . kg/cm²
𝐵
A = Tahap pembacaan = 20 cm
 Jumlah hambatan lekat / komulatif.

𝐹 = 𝐹

i = kedalaman yang dicapai konus

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

15.0 mm. 66.5 mm.

Stang Dalam
13.5 mm.

36.0 mm.
50.5 mm.
Disambung pada
Pipa Sondir

36.0 mm.

98.0 mm.
Selubung Pengukur
Hambat Lekat

BIKONUS
32.0 mm. 100.0 mm.

4.0 mm.
60.0 30.0 mm.

36.0 mm.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Contoh perhitungan :
Misal untuk kedalaman (d) = 0,20 m
C = 40 kg/cm2
C+F = 30 kg/cm2
20
F = (40 - 30) x = 20 kg/cm
10
Misal untuk kedalaman (d) = 0,40 m
C = 20 kg/cm2
C+F = 25 kg/cm2
20
F = (25-20) x = 10 kg/cm
10
Jumlah hambat lekat :
Ftotal = 20 + 10 = 30 kg/cm
Perhitungan selanjutnya dapat dilihat ditabel 2.1.
Kedalaman C C+F F F total
(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
0 0 0 0 0
0,2 30 40 20 20
0,4 20 25 10 30
0,6 1 3 4 34
0,8 20 30 20 54
1,0 20 30 20 74
1,2 20 30 20 94
1,4 20 30 20 114
1,6 40 50 20 134
1,8 10 20 20 154
2,0 10 20 20 174
2,2 10 20 20 194
2,4 10 20 20 214
2,6 15 30 30 244
2,8 20 30 20 264
3,0 25 35 20 284

Kedalaman C C+F F F total


(m) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

3,2 30 40 20 304
3,4 15 30 30 334
3,6 20 30 20 354
3,8 30 40 20 374
4,0 20 30 20 394
4,2 20 30 20 414
4,4 15 30 30 444
4,6 20 25 10 454
4,8 20 30 20 474
5,0 20 30 20 494
5,2 25 35 20 514
5,4 15 30 30 544
5,6 15 30 30 574
5,8 20 40 40 614
6,0 15 30 30 644
6,2 15 20 10 654
6,4 10 20 20 674
6,6 15 25 20 694
6,8 15 25 20 714
7,0 15 25 20 734
7,2 15 30 30 764
7,4 20 30 20 784
7,6 20 35 30 814
7,8 25 30 10 824
8,0 25 40 30 854
8,2 30 40 20 874
8,4 35 50 30 904
8,6 45 50 10 914
8,8 30 50 40 954
9,0 20 30 20 974
9,2 30 40 20 994
9,4 30 40 20 1014
9,6 30 40 20 1034
9,8 50 70 40 1074
10,0 20 40 40 1114

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Kedalaman C C+F F F total


2 2 2
(m) (kg/cm ) (kg/cm ) (kg/cm ) (kg/cm2)
10,2 20 30 20 1134
10,4 10 30 40 1174
10,6 35 45 20 1194
10,8 20 30 20 1214
11,0 40 50 20 1234
11,2 50 60 20 1254
11,4 40 50 20 1274
11,6 40 60 40 1314
11,8 80 90 20 1334
12,0 85 100 30 1364
12,2 60 80 40 1404
12,4 70 90 40 1444
12,6 120 140 40 1484
12,8 125 140 30 1514
13,0 85 90 10 1524
13,2 115 120 10 1534
13,4 95 100 10 1544
13,6 130 150 40 1584
13,8 90 100 20 1604
14,0 100 120 40 1644
14,2 80 100 40 1684
14,4 45 100 110 1794
14,6 80 130 100 1894
14,8 110 130 40 1934
15,0 130 140 20 1954
15,2 130 170 80 2034
15,4 150 170 40 2074
15,6 150 180 60 2134
15,8 150 170 40 2174

Dari tabel 2.1, dapat dibuat grafik perbandingan Ftotal dan C terhadap
kedalaman penetrasi konus sebagai berikut

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

2.6.Kesimpulan
Dari hasil pembacaan pada Manometer yang dilakukan ternyata
sampai pada kedalaman 15.8 meter yang mendapatkan konus maksimum
yaitu sebesar 180 kg/cm2. Dari keseluruhan didapatkan jumlah hambatan
lekat tanah (F total) terbesar yaitu 2174 kg/cm yang berada pada
kedalaman 15,8 meter.

2.7.Sketsa Lokasi

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB III
HANDBORING
(ASTM D 1452-65)
3.1.Tujuan
a. Untuk mengetahui keadaan lapisan tanah dan jenis tanah tiap
kedalaman tertentu secara visual.
b. Pengambilan contoh tanah tak terganggudan terganggu pada
kedalaman tertentu untuk penyelidikan lebih lanjut di laboratorium.
3.2.Teori Dasar
Contoh tanah asli dapat diperoleh dengan menggunakan tabung
sampel (tube sampler), tabung belah (split spoon sampler), ataupun contoh
tanah berbentuk kubus (boxes sampler).
Terdapat dua cara pengambilan contoh tanah, yaitu dengan pembuatan
sumur uji (test pit) dan pemboran dangkal/ tangan (shallow/handboring).
Dalam kegiatan ini tidak termasuk pengambilan tanah melalui pemboran
dalam (deep boring) dengan menggunakan bor mesin (boring machine).
3.3.Peralatan
a. Mata bor (posthol auger) dan pipa-pipa bor dengan panjang satu meter
yang dapat disambung satu sama lain.
b. Tabung silinder (shelby) untuk pengambilan contoh/ sampel dengan
perlengkapannya.
c. Kunci inggris, kunci pipa, dan kunci lainnya.
d. Hammer/kepala babi.
e. Stang T
f. Perlengkapan lain seperti :
- Lakban kertas (paper tape)
- Formulir profil bor
- Core Box
- Lilin dan korek api

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

3.4.Prosedur Percobaan
- Boring
a. Titik pengeboran harus dekat dengan lokasi penyondiran.
b. Bersihkan lokasi dari rumput-rumputan dan drat-drat pad stang.
c. Pasang mata bor pada pipa dengan kuat.
d. Tanamkan bor pada titik pengeboran yang telah ditentukan
dengan memutar stang sambil memberi pemberat agar mata bor
masuk ke dalam tanah
e. Pengeboran dilakukan pada setiap kedalaman 20 cm atau kira-
kira mata bor sudah terisi tanah. Kemudian mata bor dicabut
dari tanah dikeluarkan untuk dideskripsikan.
f. Ulangi pengeboran sampai kedalaman maksimal yang
dikehendaki.
g. Jika menggunakan casing, casing dibenamkan tidak boleh
melebihi permukaan tanah yang telah di bor.
h. Penentuan Muka Air Tanah (MAT)
- Tanah pasir : ditentukan 30 menit setelah boring selesai
- Lanau : 24 jam setelah boring selesai
- Lempung : 24 jam setelah boring selesai
- Pengambilan Sample Tanah
a. Ambil contoh tanah asli pada kedalam yang telah ditetapkan
dengan menggunakan tabung yang telah ditetapkan dengan
menggunakan tabung yang telah disediakan dengan jalan
ditumbuk dengan hammer/kepala babi sampai tabung penuh.
Tabung diperkirakan penuh dengan medengarkan bunyinya
yang padat.
b. Tabung penuh dikeluarkan, kemudian pada kedua ujungnya
diconngkel 2 cm dan ditutup lilin agar kelembaban sampel
tidak berubah.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

c. Tabel kemudian, diberi label yang dicantumkan lokasi nomor


boring dan sebagainya.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

3.5.Pengolahan Data

Kedalaman Pengeboran
(m) Simbol Deskripsi Tanah Sampel
0,0 LANAU agak keras, warna cokelat tua sampai cokelat,
0,2 lepas
0,4 LEMPUNG KERIKILAN agak keras, cokelat kekuningan,
0,6 agak lepas
0,8 LEMPUNG KERIKILAN agak keras, cokelat kejinggan,
agak lepas
1,0 LEMPUNG KERIKILAN agak kenyal, cokelat agak
kemerahan
1,2 LEMPUNG KEPASIRAN agak kenyal, cokelat
1,4 kemerahan; masih tersisa butiran pasir saat tanah
ditambahkan air
1,6
1,8 Sampel UDS
2,0
2,2 LEMPUNG KEPASIRAN agak kenyal, merah kekuningan;
2,4 masih terasa sisa butiran pasir saat tanah ditambahkan air
2,6
2,8 Sampel UDS
3,0
LEMPUNG KEPASIRAN agak kaku, merah kekuningan,
3,2 pasir mulai tidak ditemukan, hampir seperti lempung
sesungguhnya.
3,4
3,6
Sampel UDS
3,8
4,0
4,2
4,4
Keterangan :
Sample tanah tak terganggu

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

3.6. Kesimpulan
Dari hasil pengambilan sample dengan hand boring dapat diketahui
bahwa tanah terdiri dari beberapa lapisan dengan karakter berbeda.

Dd Dl

SKETSA TABUNG PENGAMBIL SAMPLE

D ra iv e H ea d
P a lu
P ip a P em u ta r

B a ta n g P e m u t a r

B atang b or

S tic k A p p a r a n t

Iw a n A u g o r
T ab u ng C ontoh

G a m b a r 2 . P E R A L A T A N H A N D B O R IN G

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB IV
PEMERIKSAAN KADAR AIR
(ASTM D 2216-71)
4.1 Tujuan
Percobaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar air.
4.2 Teori Dasar
Yang dimaksud dengan kadar air tanah adalah perbandingan antaran berat air
yang terkandung dalam massa, terhadap berat butiran tanah (tanah kering)
dalam persen.
4.3 Peralatan
a. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai 110 ± 5 °C
b. Neraca O’hauss/timbangan dengan ketelitian 0,001 gram
c. Container
d. Pisau perata
4.4 Prosedur Percobaan
a. Ambil contoh tanah asli (undisturbed sampel) dam masukkan ke dalam tiga
buah kontainer yang telah ditimbang sebelumnya dan diberi label (contoh I,
contoh II, contoh III).
b. Masing-masing container yang telah diisi contoh tanah, ditimbang dan
dicatat.
c. Selanjutnya kontainer-kontainer tersebut dimasukan kedalam oven selama 24
jam pada temperatur lebih kurang 110° Celsius atau sampai beratnya konstan.
d. Setelah dioven selama 24 jam, container + tanah tersebut ditimbang dan
dicatat.
Beberapa hal yang harus diperhatikan selama percobaan :
1. Untuk masing-masing contoh tanah harus dipakai kontainer yang diberi label
dan tidak oleh sampai tertukar.
2. Untuk setiap benda uji diambil tiga sampel, sehingga kadar air dapat diambil
rata-rata.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

3. Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji di dalam
oven harus diatur sehingga pengeringan tidak terganggu serta saluran udara
harus terbuka.
4.5 Pengolahan Data
a. Kadar air tanah dapat dihitung sebagai berikut :
- Berat kontainer + tanah basah = W1 gram
- Berat kontainer + tanah kering = W2 gram
- Berat kontainer = W3 gram
b. Ketiga data di atas diperoleh melalui percobaan.
c. Maka kadar air dapat dihitung dengan : ω = (W1 – W2)/(W2 – W3) *
100 %

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Kadar air dapat dihitung sebagai berikut :

 Berat cawan + tanah basah = 28,07 gram.


 Berat cawan + tanah kering = 23,23 gram.
 Berat cawan = 9,91 gram.
 Berat air = 28,07 – 23,23 = 4,84 gram.
 Berat tanah kering = 13,32 gram.
,
K𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐴𝑖𝑟 = × 100% = 36,34%
,

Perhitungan selanjutnya lihat tabel.


Tabel 4.1. Hasil Pemeriksaan Kadar Air

Kedalaman Tanah 3,4 – 4,0 m


Nomor Cawan 1 2 3
Berat Cawan W1 9,91 gr 10,27 gr 9,97 gr
Berat Cawan + Tanah
Basah W2 28,07 gr 29,22 gr 29,36 gr
Berat Cawan + Tanah
Kering W3 23,23 gr 24,59 gr 24,26 gr
Berat Air Ww = W2 - W3 4,84 gr 4,63 gr 5,1 gr
Berat Tanah
Kering Ws = W3 - W1 13,32 gr 14,32 gr 14,29 gr
Kadar Air ω = Ww/Ws × 100% 36,34 % 32,33 % 35,69 %
Rata-rata Kadar
Air ω 34,79%

4.6 Kesimpulan

Hasil menujukkan bahwa kadar air tanah adalah sebesar 34,79%. Hal ini
menunjukkan bahwa tanah yang dijadikan sampel tergolong dalam Soft Clay
(Lempung Lunak).

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 4.2 Macam Tanah Berdasarkan harga kadar air

Soil Mechanic Laboratory Manual.2012

Stang Pemutar Tabung Contoh Tanah

GAMBAR ALAT EXTRUDER

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB V
BERAT VOLUME
(ASTM D 2937-83)

5.1. Tujuan
Untuk mengetahui berat isi tanah (ɣ) dalam keadaan tak terganggu
(undisturbed).

5.2. Teori Dasar


Berat isi dari suatu massa tanah adalah perbandingan antara berat total tanah
terhadap isi total tanah, dan dinyatakan dalam notasi ɣ (gram/cm3).

5.3. Peralatan
a. Ring silinder dengan berat dan volume tertentu.
b. Minyak pelumas
c. Pisau perata
d. Nearca O’hauss / timbangan dengan ketelitian 0,001 gram

5.4. Prosedur Percobaan


a. Ambil ring silinder dan bersihkan bagian dalamnya serta diberi minyak
pelumas.
b. Dengan menggunakan ekstruder, tanah undisturbed dikeluarkan dari tabung
sampel dan diisikan ke ring. Kedua permukaan tanah harus diratakan dengan
pisau.
c. Ring yang berisi tanah undisturbed tersebut ditimbang dan dicatat.
d. Contoh tanah dikeluarkan, kemudian ring ditimbang.

5.5. Pengolahan Data


- Berat tanah + ring diperoleh dari penimbangan (Wt + Wr)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

- Berat ring diperoleh dari penimbangan (Wr)


- Berat tanah Wt = (Wt + Wr) - Wr
- Volume ring (Vr) = ¼ .Lalas .d2 .t
- Volume tanah (V) = Volume ring
- Berat isi tanah 𝑊
𝛾=
𝑉
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan Berat Volume Tanah dalam keadaan (moist).
Kedalaman 3,4 – 4,0 m

Ring No. 1 2 3
1. W ring + W
wet gr 164,81 172,03 179,88
2. W ring gr 55,68 56,57 63,79
3. V wet = V
ring cmᶟ 53,79 53,79 53,79
4. W wet = (1) - (2) gr 109,13 115,46 116,09
5. ɣm = (4) / (3) gr/cmᶟ 2,03 2,15 2,16
ɣm rata-rata gr/cmᶟ 2,11

5.6. Hasil Perhitungan

Berat volume kering (d) dapat dihitung :


𝛾 2,11
𝛾 = = = 1,57 𝑔𝑟/𝑐𝑚
1 + 𝜔 1 + 0,3479
Perhitungan void ratio (e), porositas (n)
Volume ring dapat dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi tabung
1
𝑉 = ×𝐿 × 𝑑 × 𝑡 = 53,79 𝑐𝑚
4
∑𝑊 109,13 + 115,46 + 116,09
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 (𝑊 ) = = = 113,56 𝑔𝑟
3 3
Ww
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑎𝑖𝑟 (𝜔) = = 34,79 %
Ws

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Va udara Wa
V
V V air Ww W

Vs tanah Ws

𝑊 = 𝑊𝑤 + 𝑊𝑠 = 113,56 𝑔𝑟
𝑊 𝑊
𝜔= × 100% → 0,3479 =
𝑊 𝑊−𝑊
0,3479 (113,56 − 𝑊 ) = 𝑊
0,3479 (113,56 − 𝑊 ) = 𝑊
39,507524 − 0,3479𝑊 = 𝑊
39,51
𝑊 = = 29,31 𝑔𝑟
1,3479
Berat jenis air = 1 gr/cm3
𝑊 = 29,31 gr
𝑊 = 𝑊−𝑊
𝑊 = 113,56 – 29,31 = 84,25 𝑔𝑟
Karena berat jenis air = 1 gr/cm3, maka :
𝑊 84,25
𝑉 = = = 31,55 𝑐𝑚
𝐺 ×𝛾 2,67 × 1
𝑉 = 𝑉 − 𝑉 = 53,79 − 31,55 = 22,24 𝑐𝑚
Menghitung void ratio (e)
𝑉 22,24
𝑒= = = 0,413
𝑉 31,55
Menghitung porositas (n)
𝑉 22,24
𝑛= = = 0,705
𝑉 53,79
Derajat Kejenuhan

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

𝑉 𝐺 ×𝛾 ×𝜔
𝑆= × 100% = × 100%
𝑉 𝑉
2,67 × 1 × 0,3479
= × 100% = 4,17%
22,24
5.7. Kesimpulan
Hasil menunjukkan bahwa berat volume tanah dalam keadaan lembab
(moist)adalah sebesar 2,11 gr/cm3. Dan berat volume tanah dalam keadaan
kering (dry) adalah sebesar 1,57 gr/cm3. Dengan banyaknya kadar air
sebesar 34,79%. Angka pori didapat sebesar 0,413. Itu berarti ruang untuk
tanah solid masih lebih besar dibandingkan ruang untuk pori-pori tanah.
Besar Porositas adalah 0,705. Ini berarti tanah memiliki pori-pori yang besar.
Dan Besar derajat Kejenuhan adalah sebesar 4,17% dan tergolong tanah
lembab.
Tabel 5.2. Klasifikasi Tanah Berdasarkan Derajat Kejenuhan
Keadaan Tanah Derajat Kejenuhan S
Tanah kering 0
Tanah agak lembab > 0 - 0,25
Tanah lembab 0,26 - 0,50
Tanah sangat lembab 0,51 - 0,75
Tanah basah 0,76 - 0,99
Tanah Jenuh 1
Zuhri Imam.2012.Mekanika Tanah

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB VI
PEMERIKSAAN BERAT JENIS TANAH
(ASTMD 854-58)

6.1 Tujuan
Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan berat jenis tanah
yang mempunyai butiran yang lolos saringan no.4 dengan menggunakan
picnometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah
dan air suling dengan volume yang sama, pada suhu tertentu pula.

6.2 Peralatan
a) Dua buah picnometer dengan kapasitas 100 ml,
b) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110+5)ºC,
c) Neraca dengan ketelitian 0,01 gram,
d) Termometer dengan ukuran (0-50)ºC dengan ketelitian 1ºC,
e) Saringan No. 40 dan penadahnya (pan),
f) Air suling,
g) Bak perendam,
h) Tungku listrik atau pompa hampa udara (vacuum 1 - 1,5 pk),

6.3 Prosedur Kerja


 Cuci picnometer dengan air suling dan keringkan, kemudian timbang
bersama tutupnya dengan ketelitian 0,01 gram (W1)
 Masukkan benda uji kedalam picnometer sebanyak 15 gram, kemudian
ditimbang bersama tutupnya (W2)
 Tambahkan air suling hingga mencapai 2/3 tinggi picnometer untuk
bahan yang mengandung lempung, benda uji didiamkan terendam
selama + 24 jam

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

 Isi picnometer didihkan selama + 10 menit dan botol sekali-kali


dimiringkan untuk mengeluarkan udara yang terserap, serta dengan
media gliserin agar panas merata
 Dalam hal menggunakan pipa vacum, tekanan udara dalam picnometer
tidak boleh dibawah 100 mmHg. Kemudian isilah picnometer dengan air
suling dan biarkan picnometer bersama isinya mencapai suhu konstan di
dalam bejana air atau dalam kamar, sesudah suhu konstan tambahkan air
suling sepenuhnya sampai tanda batas atau sampai penuh. Tutuplah
picnometer, keringkan bagian luarnya dan timbang beratnya (W3)
 Bila isi picnometer belum diketahui tentukan isinya dengan cara sebagai
berikut.
Kosongkan picnometer tersebut dan bersihkan picnometer, kemudian
diisi dengan air suling yang suhunya sama seperti pada langkah
sebelumnya dengan ketelitian 1ºC, kemudian pasang tutupnya,
keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan
koreksi terhadap suhu.

6.4 Perhitungan
Berat jenis contoh tanah dihitung sebagai berikut.
W1  W2
Gs 
W4  W1   W3  W2 
Dimana :
W1 = Berat picnometer (gram)
W2 = Berat picnometer + tanah kering (gram)
W3 = Berat picnometer + tanah + air (gram)
W4 = Berat picnometer air (gram)
Data yang didapat dan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 6.1. Hasil Pemeriksaan dan perhitungan berat jenis tanah

Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

No. Piknometer 10 17
Berat Piknometer W1 54,83 38,76
Berat Piknometer +
W2 84,83 68,76
Tanah Kering
Berat Tanah Kering Wt = W2 - W1 30 30
Temperatur t°C 27,5 27,5
Berat Piknometer +Tanah + Air W3 157,36 183,21
Berat Piknometer + Air
W4 138,70 164,39
pada °C
Berat Jenis Pada Suhu Wt /(Wt +( W4/W3)) 2,65 2,68
Rata-rata Berat Jenis
2,66
(Gs) pada suhu t°C
Rata-rata 2,67

6.5 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan terhadap sampel tanah yang diambil, diperoleh
nilai berat jenis (specific Gravity) tanah tersebut sebesar 2,67. Hal ini
berarti tanah tergolong ke dalam tanah lempung tak organik.
Tabel 6.2. Klasifikasi tanah berdasarkan harga Gs.
Macam Tanah Berat Jenis Gs
Kerikil 2,65 - 2,68
Pasir 2,65 - 2,68
Lanau tak organik 2,62 - 2,68
Lempung organik 2,58 - 2,65
Lempung tak organik 2,68 - 2,75
Humus 1,37
Gambut 1,25 - 1,80
Zuhri Imam.2012.Mekanika Tanah

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB VII
VANE SHEAR TEST
(ASTMD 2457-69)
7.1 Tujuan Percobaan
Untuk menentukan tahanan geser tanah (Cu).

7.2 Teori Dasar


Hasil yang dapat diandalkan untuk kohesi tanah kondisi ATR
termampatkan, kekuatan geser dari tanah – tanah yang sangat plastis bila
diperolah dari uji geser vane. Alat vane geser biasanya terdiri dari empat plat baja
tipis dengan dimensi yang sama dilaskan kesebuah batang putar. Alat vene geser
di laboratorium mempunyai dimensi diameter 7,62 cm dan tinggi 25,4 cm. harga
kekuatan geser tanah kondisi termampatkan yang didapat dengan alat vane geser
juga tergantung pada kecepatan pemutaran momen torsi (T).

7.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan vane shear test ini
adalah sebagai berikut :
a. Alat vane shear test
b. Stang putar (stang torsi).

7.4 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari percobaan vane shear test ini adalah sebagai
berikut :
a. Benamkan alat vane kedalam lubang bor pada kedalaman tertentu.
Apabila lubang lebih dalam dari panjang batang vane, maka batang
pipa vane dapat disambung pipa pengeboran.
b. Pasang satng torsi pada ujung batang vane yang berada dipermukaan
tanah.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

c. Kemudian berkan gaya putaran torsi pada ujung batang tersebut


dengan memutar stang torsi secara konstan (kecepatan putar tetap).
d. Amati simpangan jarum yang ditunjukan oleh dial torsi pada batang
torsi.
e. Tentukan harga maksimum yaitu pada saat simpangan jarum berbalik.

7.5 Pengolahan Data


Dari percobaan diperoleh bacaan torsi (T). Harga tatanan geser tanah dapat
dihitung dengan persamaan:

Dimana: Cu = tananan geser undrained (kg/m)


T = bacaan torsi maksimum (kgm)
D = diameter vane (m)
H = tinggi vane (m)

Hasil Perhitungan:
Dari percobaan diperoleh harga bacaan torsi (T).
Diketahui : T = 22 kg/m
D = 0,76 m
H = 0,79 m
C
, ,
, ( , ) ( )

C
, ( , ) ( , , )

C
, ,

C
,

C . /

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

7.6 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan yaitu mengamati simpangan jarum
yang ditunjukkan oleh dial torsi pada batang torsi maka diperoleh tahanan geser
tanah Cu sebesar 23.28 kg/m3. Hal ini membuat tanh tergolong lunak.
Tabel 7.1 Konsistensi Tanah berdasarkan harga Cu.
Kuat Geser Tanah Konsistensi Deskripsi
<12 Kpa Sangat Lunak Mudah Keluar di antara jari jika diremas
12-25 Kpa Lunak Sulit Keluar di antara jari jika diremas
Dapat ditekan masuk dengan sedikit usaha
25-50 Kpa Agak Kaku oleh ibu jari
Dapat ditekan masuk dengan tekanan oleh ibu
50-100 Kpa Kaku jari
100-200 Kpa Sangat Kaku Sulit ditekan masuk dengan kuku ibu jari
200-500 Kpa Keras Sulit ditekan masuk dengan kuku ibu jari

Zuhri Imam.2012.Mekanika Tanah

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB VIII
UNCONFINED COMPRESSION TEST
(ASTMD 2166-66)

8.1 Tujuan Percobaan


a. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kekuatan tekan
bebas (tanpa ada tekanan horizontal – tekanan samping), (qu) dalam
keadaan asli maupun buatan.
b. Menentukan derajat kepekatan tanah atau sensitivity (ST).

8.2 Teori Dasar


Metode pengujian ini meliputi penentuan nilai kuat tekan bebas
(unconfined compression strength test) untuk tanah kohesif, dari benda uji
asli maupun buatan. Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas adalah
besarnya gaya aksial persatuan luas pada saat benda uji mengalami
keruntuhan (beban aksial) atau bila regangan aksial telah mencapai 1,5%.

8.3 Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan dalam percobaan berat volume ini
adalah sebagai berikut :
c. Pesawat tekan bebas (unconfined compression machine)
d. Ekstruder
e. Alat pencetak sampel berbentuk silinder, dengan tinggi 2x diameter
f. Pisau tipis atau tajam.

8.4 Prosedur Kerja


Persiapan percobaan:
a. Contoh tanah asli diambil dengan alat pelacak sampel.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

b. Kedua ujung contoh diratakan, kemudian didorong keluar dengan


piston.
Pelaksanaan percobaan:
a. Siapkan pesawat tekan bebas (unconfined compression machine).
b. Contoh tanah diletakkan pada pesawat unconfined compression
strength test dijalankan.
c. Setiap pembacaan arloji dengan kelipatan 0,70 mm dilakukan
pembacaan pada dial beban.
d. Percobaan dilakukan sampai terjadi keruntuhan pada sampel.
Selanjutnya sampel yang telah hancur tersebut dicetak lagi untuk
percobaan remoulded dengan syarat massa dan berat tanah sama
seperti diatas.
e. Percobaan a sampai d diulangi lagi untuk sampel remoulded atau
disturbed (buatan).

8.5 Pengolahan Data


Data yang dihasilkan pada pengukuran alat dan bahan dapat dilihat pada
tebel 8.1.
Tabel 8.1. Hasil Pengukuran pada alat dan bahan baik undisturbed
maupun disturbed.

Pengukuran Undisturbed Disturbed

Diameter Sampel, D˳ (cm) 4,85 4,85


Tinggi Sampel, H˳ (cm) 9,2 9,2
Luas Penampang Awal, A˳ (cm²) 18,47 18,47
Volume Sampel, V˳ (cm³) 169,966 169,966
Berat Ring Silinder (gr) 338,97 338,97
Berat Ring Silinder + tanah basah (gr) 632,92 632,92
Kalibrasi Proving Ring (kg/div) 0,3416 0,3416
Besar kadar air pada tanah setelah pengujian dapat dilihat pada tabel 8.2.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 8.2. Hasil pemeriksaan kadar air setelah pengujian

Langkah Pengujian Undisturbed Disturbed


Berat Cawan W1 9,505 9,61
Berat Cawan + Tanah
W2 42,07 43,76
Basah
Berat Cawan + Tanah
W3 35,49 36,89
Kering
Berat Air Ww = W2 - W3 6,58 6,87
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 25,99 27,28
Kadar Air ω = Ww/Ws×100% 25,32% 25,18%
Hasil Perhitungan tekanan dan besarnya regangan pada tanah undisturbed
dapat dilihat pada tabel 8.3.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 8.3. Data Perhitungan Tekanan dan Regangan pada sampel


Undisturbed

Luas
Faktor P. Ring Kuat
Terkoreksi
Regangan Koreksi Dial/n Load P Tekan
Waktu ΔL Ac =
ε (%) Area CF (1 0,01 (kg) Bebas qu
Ao/CF (kg/cm²)
- ε) (mm)
(cm²)
0,0 0 0,00% 1,0000 18,47 0 0 0
0,5 0,36 0,39% 0,9961 18,54 4 1,3664 0,0737
1,0 0,79 0,86% 0,9914 18,63 7 2,3912 0,1284
1,5 1,19 1,29% 0,9871 18,71 10 3,4160 0,1826
2,0 1,58 1,72% 0,9828 18,79 12 4,0992 0,2181
2,5 1,98 2,15% 0,9785 18,88 14,5 4,9532 0,2624
3,0 2,34 2,54% 0,9746 18,95 17 5,8072 0,3064
3,5 2,76 3,00% 0,9700 19,04 21 7,1736 0,3767
4,0 3,12 3,39% 0,9661 19,12 24,5 8,3692 0,4378
4,5 3,5 3,80% 0,9620 19,20 29 9,9064 0,5159
5,0 3,93 4,27% 0,9573 19,29 33 11,2728 0,5843
5,5 4,31 4,68% 0,9532 19,38 37 12,6392 0,6523
6,0 4,73 5,14% 0,9486 19,47 40,5 13,8348 0,7105
6,5 5,15 5,60% 0,9440 19,57 44 15,0304 0,7682
7,0 5,55 6,03% 0,9397 19,66 47,5 16,2260 0,8255
7,5 5,95 6,47% 0,9353 19,75 50 17,0800 0,8649
8,0 6,305 6,85% 0,9315 19,83 52 17,7632 0,8958
9,0 7,11 7,73% 0,9227 20,02 54 18,4464 0,9215
10,0 7,89 8,58% 0,9142 20,20 48 16,3968 0,8116
11,0 8,68 9,43% 0,9057 20,39 30 10,2480 0,5025

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Untuk tanah disturbed, Hasil Perhitungan tekanan dan regangan dapat dilihat pada
tabel 7.4.
Tabel 7.4. Data Hasil perhitungan Tekanan dan Regangan pada sampel
tanah disturbed
Luas
Faktor
Terkoreksi Kuat Tekan
Regangan Koreksi P. Ring Dial/n
Waktu ΔL Ac = Load P (kg) Bebas qu
ε (%) Area CF (1 - 0,01 (mm)
Ao/CF (kg/cm²)
ε)
(cm²)
0,0 0 0,00% 1,0000 18,47 0 0 0
0,5 0,35 0,38% 0,9962 18,54 0,1 0,0342 0,0018
1,0 0,74 0,80% 0,9920 18,62 0,2 0,0683 0,0037
1,5 1,15 1,25% 0,9875 18,70 4 1,3664 0,0731
2,0 1,52 1,65% 0,9835 18,78 6,5 2,2204 0,1182
2,5 1,97 2,14% 0,9786 18,87 10,5 3,5868 0,1900
3,0 2,36 2,57% 0,9743 18,96 13,5 4,6116 0,2433
3,5 2,77 3,01% 0,9699 19,04 17 5,8072 0,3049
4,0 3,15 3,42% 0,9658 19,12 21 7,1736 0,3751
4,5 3,56 3,87% 0,9613 19,21 25 8,5400 0,4445
5,0 3,94 4,28% 0,9572 19,30 28,5 9,7356 0,5045
5,5 4,31 4,68% 0,9532 19,38 31,5 10,7604 0,5553
6,0 4,73 5,14% 0,9486 19,47 33,5 11,4436 0,5877
6,5 5,1 5,54% 0,9446 19,55 35 11,9560 0,6114
7,0 5,51 5,99% 0,9401 19,65 37 12,6392 0,6433
7,5 5,94 6,46% 0,9354 19,74 36 12,2976 0,6228
8,0 6,33 6,88% 0,9312 19,83 34,5 11,7852 0,5942
9,0 7,12 7,74% 0,9226 20,02 32 10,9312 0,5460
10,0 7,91 8,60% 0,9140 20,21 29 9,9064 0,4902

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Grafik Hubungan antara Kuat Tekan Bebas (qu) dan regangan pada
tanah undisturbed dapat dilihat pada gambar 8.1.

Undisturbed Sample

1
0,9
0,8
0,7
qu (kg/m2)

0,6
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 2 4 6 8 10
Strain S (%)

Gambar 8.1. Grafik Hubungan Regangan dan Tekanan pada sampel tanah
Undisturbed

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Grafik Hubungan antara Kuat Tekan Bebas (qu) dan regangan pada tanah
disturbed dapat dilihat pada gambar 8.2.

Disturbed Sample
0,7

0,6

0,5

0,4
qu (kg/cm2)

0,3

0,2

0,1

0
0 2 4 6 8 10
-0,1
Strain S (%)

Gambar 8.2. Grafik Hubungan Regangan dan Tekanan pada sampel tanah
Disturbed

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Grafik Perbandingan antara kuat tekan bebas pada tanah undisturbed dengan tanah
disturbed dapat dilihat pada gambar 8.3.

Grafik Kuat Tekan Bebas Undisturbed VS


Disturbed
𝑞 max of
1 Undisturbed
Soil
0,8
𝑞 max of
0,6 Disturbed Soil
qu (kg/cm2)

0,4 Undisturbed

0,2 Disturbed

0
0 2 4 6 8 10
-0,2
Strain (%)

Gambar 7.3. Grafik Perbandingan antara qu pada sampel tanah Undisturbed


dengan tanah disturbed.
Untuk menentukan sensitivitas tanah dapat dengan cara sebagai berikut.
𝑞 0,9215
𝑆𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑦 = = = 1,432
𝑞 0,6433

8.6 Kesimpulan
Dari sampel tanah yang diamati diperoleh :
Berdasarkan hasil percobaan didapatkan kesimpulan kekuatan tekan bebas
untuk contoh tanah yang bersifat kohesif, dalam keadaan asli (undisturbed) adalah
sebesar 0,9215 kg/cm2 sedangkan dalam keadaan terganggu (disturbed) adalah
sebesar 0,6433 kg/cm2. Sehingga didapat nilai Sensitivity sebesar 1,432 , hal ini
berarti tanah termasuk dalam golongan tanah Sensitivity dengan kisaran 1 – 2
(sensitivitas rendah.) Oleh karenanya maka kekuatan tanah pada sampel
mempunyai sifat yang tidak mudah berkurang akibat adanya kerusakan structural
pada tanah tersebut.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 7.5. Klasifikasi Sensitivitas Tanah

Sensitivitas Klasifikasi
1 Tidak Sensitif
1–2 Sensitivitas rendah
2–4 Sensitivitas sedang
4–8 Sensitif
8 – 16 Sensitivitas ekstra
>16 Quick
(Hary Christady H, 2010)

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB IX
ATTERBERG LIMIT
(ASTMD 2166-80)

9.1 Tujuan Percobaan


Percobaan ini bertujuan untuk mendapatkan batas cair(liquid limit), batas
plastis(plastis limit) dan batas sudut(shrinkage limit). Pada suatu tanah
berbutir halus(lempung atau lanau) yang telah dicampur air sehingga
mencapai keadaan cair. Dari hasil tersebut maka dapat diketahui
klasifikasi jenis tanah tersebut.

Keadaan cair Keadaan plastis Keadaan semi Keadaan padat

Batas cair(Wc) Batas plastis(Wp) Batas susut(WS)

9.2 Atterberg Limit


9.2.1 Pemeriksaan Batas Cair(Liquid Limit Test)
A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan batas cair ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu
sampel tanah pada batas cair.

B. Dasar Teori
Batas cair adalah nilai kadar air dimana tanah dalam keadaan antara cair
dan plastis.

C. Peralatan
a. Alat uji batas cair standar(Casagrande)
b. Grooving tool(Alat pembuat alur)
c. Container
d. Palu karet
e. Saringan No.40
f. Plat kaca ukuran 30x30 cm2
g. Peralatan lainnya untuk pengukuran kadar air(Oven dan neraca)
h. Air suling dengan tabung airnya

D. Prosedur Percobaan
Cara biasa
 Untuk tanah permukaan ambil tanah yang kering udara(Air Dry),
remah dengan pisau karet lalu saring dengan ayakan no.40
sebanyak ±100 gram. Sedangkan untuk tanah undisturbed sampel
dari tabung langsung diuji.
 Tanah permukaan yang lolos ayakan no.40 ditumpuk di atas plat
kaca diberi air sedikit demi sedikit sehingga menjadi adonan atau

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

pasta yang lembut. Tanah undisturbed dari tabung sampel yang


telah berupa adonan ditumpuk di atas pelat kaca.
 Adonan dimasukkan ke dalam mangkuk casagrande dan ratakan
permukaannya.
 Buat alur ditengah tanh yang telah diratakan tersebut dengan
grooving tool selapis demi selapis(maksimal enam kali) sehingga
tanah menjadi terbelah dua.
 Putar handle mangkuk casagrande dengan kecepatan konstan(2
ketuk tiap detik) sambil menghitung jumlah ketukannya dan
perhatikan gerakan adonan tanah pada mangkuk sampai merapat
kira-kira ½ inchi(13mm).

 Jika jumlah ketukannya melebihi 50 kali, tambahkan air dan ulangi


langkah kerja dari(c). sebaliknya apabila jumlah ketukan kurang
dari 50 kali, keringkan adonan atau aduk terus menerus di atas plat
kaca, kemudian ulangi dari langkah kerja. Pada percobaan, banyak
ketukan yang diambil adalah 15-35.
 Diusahakan tidak menambah tanah kering pada tanah yang akan
diuji.
 Waktu pencampuran tanah 5-20 menit
 Apabila adonan merapat sekitar 13 mm sesuai dengan jumlah
ketukan yang diinginkan, contoh tanah diambil dari adonan
dimasukkan ke dalam kontainer.
 Tentukan kadar airnya

Cara satu titik


 Tentukan atau cari satu keadaan pengujian yang memenuhi ketukan
20-30 ketukan.
 Tentukan kadar airnya(Wn)
Wn = x100%
0,12
 Tentukan nilai (N/25) dari tabel.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

N = jumlah ketukan

LL = Wn . (N/25)0,12

E. Pengolahan Data
Dari Hasil percobaan diperoleh data dan hasil perhitungan kadar air
yang dimuat pada table 9.2.1 berikut.
Tabel 9.2.1. Data Hasil percobaan dan Perhitungan Kadar Air
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

Jumlah Ketukan 10 17 27 34
Nomor Cawan 59 (1) 3 (2) 4 (3) 30 (4)
Berat Cawan W1 9,49 9,81 9,42 8,93
Berat Cawan + Tanah Basah W2 29,61 30,25 35,59 31,39
Berat Cawan + Tanah Kering W3 22,94 23,9 28,21 25,52
Berat Air Ww = W2 - W3 6,67 6,35 7,38 5,87
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 13,45 14,09 18,79 16,59
ω = Ww/Ws ×
Kadar Air
100% 49,59% 45,07% 39,28% 35,38%

Dari Hasil Data tersebut diplot ke grafik untuk mencari besar kadar air pada
ketukan ke-25.
51,00%
49,59%
50,00%
49,00%
48,00%
47,00% 45,07%
46,00%
45,00%
44,00%
43,00%
42,00% 40,40%
41,00% 39,28%
40,00%
39,00%
38,00%
37,00% 35,38%
36,00%
35,00%
34,00%
33,00%
32,00%
31,00%
30,00%
10 15 20 25 30 35 40
Gambar 9.2.1. Grafik Plot Kadar Air Ketukan ke-25

Akhirnya didapatkan besarnya kadar air pada ketukan ke-25 adalah sebesar
40,40%. Jadi LL = 40,40%.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

9.2.2 Batas Plastis(Plastic Limit)


A. Tujuan Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air suatu tanah
dalam keadaan batas plastis.

B. Dasar Teori
Batas plastis adalah nilai kadar air dimana tanah dalam keadaan di
antara plastis dan semi padat. Hasil dari percobaan ini di gabung
dengan hasil pemeriksaan batas cair untuk menghitung indeks
plastisitasnya(PI). PI merupakan perbedaan antara batas cair dan batas
plastis suatu tanah, yang dirumuskan dengan:
PI=LL – PL
Dimana PI = Plastic Index
LL = Liquid Limit(Batas cair)
PL = Plastic Limit(Batas plastis)
C. Peralatan
a. Plat kaca 45x45x0,9 cm
b. Palu karet ayakan no.40(0,42 mm)
c. Kontainer
d. Rol atau alat pengukur
e. Peralatan pengukuran kadar air(Oven dan neraca)
f. Air suling dengan tabung airnya

D. Prosedur Percobaan
 Untuk tanah permukaan tanah yang telah dikeringkan dalam
keadaan kering udara(Air Dry), dihaluskan dengan palu karet,
kemudian disaring dengan ayakan no.40. Sedangkan untuk tanah
undisturbed sampel dari tabung langsung diuji.
 Tanah permukaan yang lolos dari saringan no.40 kemudian
diletakkan di atas plat kaca, diberi air, diaduk sehingga membentuk
seperti bola(±8 gram). Tanah undisturbed dari tabung sampel yang
telah berupa adonan ditumpuk di atas pelat kaca diaduk sehingga
membentuk seperti bola(±8 gram).
 Setelah itu digulung dengan gulungan 80-90 gulungan permenit(1
gulungan=1 kali gulungan ke depan + 1 kali gulungan ke belakang
atau ke posisi awal).
 Pada saat diameter gulungan sampai 1/8 inch potong-potong bagian
gulungan menjadi 6 atau 8 bagian.
 Lalu bagian-bagian tali disatukan dan dibentuk lagi menjadi
bola(elips) dan kemudian digulung lagi.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

 Proses penggulungan dapat dihentikan pada saat tanah mengalami


retak-retak(bisa jadi sebelum sampai diameter 1/8 inch).
 Gulunagn yang sudah tepat kadar airnya(retak) diambil dan
dimasukkan ke dalam kontainer lalu ditimbang.
 Kemudian masukkan ke dalam oven selama 24 jam.
 Tentukan kadar airnya

E. Pengolahan Data
Harga kadar air yang merupakan batas plastis diperoleh dengan cara
yang sama seperti percobaan kadar air yaitu:
Kadar air =
Dari Hasil percobaan diperoleh data dan hasil perhitungan kadar air yang dimuat
pada table 9.2.2. berikut.
Tabel 9.2.2. Data Hasil percobaan dan Perhitungan Kadar Air Batas
Plastis.

Langkah Pengujian Hasil Perhitungan


Nomor Cawan 6 27
Berat Cawan W1 5,5 4,5
Berat Cawan + Tanah Basah W2 8,08 7,99
Berat Cawan + Tanah Kering W3 7,61 7,35
Berat Air Ww = W2 - W3 0,47 0,64
Berat Tanah Kering Ws = W3 - W1 2,11 2,85
Kadar Air ω = Ww/Ws × 100% 22,27% 22,46%
Rata-rata Kadar Air ω 22,37%
Jadi Besar Kadar Air Batas Plastis (PL) = 22,37 %
Indeks Plastisitas (PI) dapat dihitung dengan rumus = LL – PL , sehingga
PI = LL – PL =18,03%

9.2.3 Pemeriksaan Batas susut(Shrinkage Limit Test)


A. Tujuan Percobaan
Mencari kadar air tanah(WS), terhadap berat kering tanah setelah di
oven, dimana pengurangan kadar air tidak akan menyebabkan
pengurangan volume massa tanah, tetapi penambahan kadar air tanah
akan menyebabkan penambahan volume massa tanah.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

B. Dasar Teori
Suatu tanah akan mengalami penyusutan apabila air yang dikandungnya
secara perlahan-lahan hilang dari dalam tanah. Dengan hilangnya air
secara terus menerus, tanah akan mencapai suatu tingkat keseimbangan
dimana penambahan kehilangan air tidak akan menyebabkan perubahan
volume. Kadar air dinyatakan dalam persen, dimana perubahan volume
suatu massa tanah berhenti didefinisikan sebagai batas susut(shrinkage
limit).

C. Peralatan
a. Evaporating disk, porselin
b. Spatula
c. Shrikage disk, datar dari porselin
d. Glass, cup, permukaan rata plat kaca
e. Graduate cylinder 25 ml, timbangan ketelitian 0,19
f. Persiapkan tanah yang lolos sarinagn no.40 sebanyak 30 gr
g. Air raksa
h. Air suling

D. Prosedur Percobaan
 Letakkan contoh tanah dalam cawan dan campur dengan air suling
secukupnya untuk mengisi seluruh pori-pori tanah sehingga
menyerupai pasta, sehingga mudah diisikan ke dalam cawan
penyusut tanpa membawa serta masuk gelembung udara.
Banyaknya air yang dibutuhkan supaya tanah mudah diaduk
dengan konsistensi yang diinginkan kira-kira sama atau sedikit
lebih besar dari liquit limit. Banyaknya air yang dibutuhkan untuk
memperoleh plastis soil dengan consistency yang diinginkan,
mungkin lebih besar dari WLL(kira-kira 10% lebih besar dari
WLD).
 Bagian dalam dari cawan penyusut dilapisi tipis dengan vaseline
untuk mencegah melekatnya tanah pada cawan. Contoh tanah yang
sudah dibasahi tadi, kira-kira 113 volume cawan diletakkan di
tengah-tengah cawan dan dibuat mengalur ke pinggir dengan cara
mengetuk-ngetuk cawan penyusut di atas permukaan yang kokoh
diberi bantalan beberapa lembar kertas. Kemudian setelah tanah
yang diketuk tadi menjadi padat dan semua udara yang terdapat di
dalamnya terbawa ke permukaan, tambahkan lagi 113 tanah ke
dalam cawan penyusut dan lakukan hal yang sama sampai cawan
penyusut penuh.
 Setelah diratakan dan bersihkan, ditimbang dengan segera

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Cawan penyusut + tanah basah= A gram


pasta tanah dibiarkan mengering di udara sehingga warna pasta
tanah tambah dari tua menjadi muda. Lalu dimasukkan ke dalam
oven sampai kering. Setelah kering lalu timbang
Berat cawan + tanah kering = B gram
Timbang berat cawan kosong, bersih dan kosong = C gram
 Volume cawan = volume tanah basah, diukur dengan mengisi
penuh cawan penyusut dengan air raksa sampai meluap, buang
kelebihan air raksa dengan menekan kaca kuat-kuat di atas cawan.
Kemudian ukur dengan menggunakan gelas ukur banyaknya air
raksa yang tinggal dalam cawan penyusut sehingga didapatkan isi
tanah basah = V
 Volume tanah kering diukur dengan mengeluarkan tanah kering
dari cawan penyusut lalu dicelupkan ke dalam cawan gelas yang
penuh dengan air raksa caranya sbb :
a. Cawan gelas diisi penuh dengan air raksa dan kelebihan air
raksa dibuang dengan menekan plat kaca di atas cawan gelas.
b. Air raksa yang melekat di luar cawan gelas dibersihkan dengan
benar.
c. Letakkan cawan gelas yang berisi air raksa itu ke dalam cawan
gelas yang lebih besar.
d. Letakkan tanah kering di atas air raksa pada cawan gelas
e. Tekan dengan hati-hati tanah kering itu ke dalam air raksa
dengan menggunakan plat kaca, sampai plat kaca rata dengan
bibir cawan. Perhatikan jangan sampai ada udara yang terbawa
masuk ke dalam air.
f. Air raksa yang tumpah, diukur volumenya dengam gelas ukur,
sehingga didapat volume tanah kering = Vs

E. Pengolahan Data
 Kadar Air
W= x100%

Dimana: Ww = (A-B)gram
Ws = (B-C)gram

 Shrinkage Limit
Wsl = W – x100%

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Dari Hasil percobaan diperoleh data dan hasil perhitungan kadar air serta
penentuan Batas Susut (SL) yang dimuat pada table 9.2.3. berikut.

Tabel 9.2.3.Data Hasil percobaan dan Perhitungan Kadar Air Serta Penentuan
batas Susut.
Langkah Pengujian Hasil Perhitungan

Nomor Monel Dish 1 2


Berat Monel Dish W1 39,51 37,44
Berat Monel Dish + Tanah
W2 62,16 59,6
Basah
Berat Monel Dish + Tanah
W3 54,86 51,60
Kering
Berat Air Ww = W2 - W3 7,3 8,00
Berat Tanah Kering W = W3 - W1 15,35 14,16
Berat Tanah Basah Ws = W2 - W1 22,65 22,16
Volume Tanah Basah V 196,80 200,39
Berat Monel Dish + Tanah
Vo 129,45 123,85
Kering
Kadar Air ω = Ww/Ws × 100% 47,56% 56,50%
Batas Susut
15,30% 16,75%
SL = ω - [(V - Vo) / Ws. ɣw] × 100%
SL rata-rata 16,02%

9.3 Kesimpulan
Dari 3 percobaan dapat disimpulkan bahwa batas cair tanah adalah sebesar
40,40%, Batas Plastisnya adalah 22,37%, dengan Indeks Plastisitas (PI) adalah
sebesar 18,03% dan Batas Susut yang besarnya 16,02%. Maka dapat disimpulkan
bahwa tanah termasuk zona V. Tanah tersebut juga termasuk tanah plastisitas
tinggi.
Tabel 9.3.1. Sifat tanah berdasarkan harga Indeks Plastistas
Sifat Macam tanah Kohesi
PI

0 Nonplastis Pasir Nonkohesif

< 7 Plastisitasrendah Lanau Kohesif sebagian

7 − 17 Plastisitas sedang Lempung berlanau Kohesif

> 17 Plastisitas tinggi Lempung Kohesif


Zuhri Imam.2012.Mekanika Tanah

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Inorganic clays of
I plasticity cohesionless
soil
Indeks Plastisitas
(%)

Inorganic clays of
II
medium plasticity
Hasil
Plot

Inorganic clays of high


III
plasticity

Liquid and Plastic Limit Determination


Inorganic silts of low
IV
compressibility

Inorganic silts of
V medium compressibility
& organic silts

Inorganic silts of high


VI compressibility & organic
clays

Grafik 9.3.1. Grafik Liquid and Plastic Limit Determination

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB X
ANALISA SARINGAN / SIEVE ANALYSIS
(ASTM D 2487-69)
10.1. Tujuan
a. Untuk mengetahui gradasi pembagian butiraan dari suatu contoh
tanah berbutiran kasar.
b. Untuk mengklasifikasikan tanah.
c. Untuk mengetahui koefisien keseragaman (Cu) dan koefisien gradasi
(Cc).

10.2. Teori Dasar


Pada dasarnya partikel-partikel pembentuk struktur tanah mempunyai
ukuran dan bentuk yang beraneka ragam, baik pada tanah kohesif
maupun tanah non kohesif. Sifat suatu tanah bnayak dintentukan oleh
ukuran butir dan distibusinya.
Untuk tanah yang berbutir kasar seperti kerikil dan pasir, siifatnya
tergantung kepada ukuran butirnya. Karena itu koefisien bilangan sering
digunakan untuk menggambarkan pembagian butirannya.
Koefisiennya adalah sebagai berikut :
Ukuran efektif : D10
Koefisien keseragaman :

Koefisien gradasi :
×

Sehingga dalam mekanika tanah, analisa ukuran butir banyak


dilakukan dan dipakai sebagai acuan untuk mengklasifikasikan tanah.

10.3. Peralatan
a. Satu set saringan nomor 4, 10, 20, 40, 60, 80, 100, 200, dan PAN
(tadah).
b. Sieve shaker, yaitu pengguncang saringan mekanis.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

c. Oven.
d. Neraca O’hauss / Timbangan.
e. Sikat dan kuas, untuk membersihkan saringan.
f. Palu karet, untuk memisahkan butiran tanah.
g. Air suling untuk mencuci tanah diatas No. 200.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

10.4. Prosedur Percobaan


a. Ambil contoh tanah yang telah dikeringkan selama 24 jam sebanyak
sebanyak 300 gram.
b. Tanah tersebut dicuci diatas saringan No. 200 sampai air yang keluar
dari saringan menjadi bening.
c. Setelah bening, butiran yang tertahan pada saringan No. 200
dikeringkan kembali dalam oven selama 24.
d. Setelah itu, butiran yang sudah kering tersebut diayak dengan satu
set saringan menggunakan sieve shaker selama 15 menit.
e. Timbang butiran yang tertahan pada masing-masing saringan.

10.5. Pengolahan Data


- Berat tertahan diperoleh dari hasil penimbangan tanah yang tertahan
pada masing-masing saringan.
- Jumlah berat tertahan adalah kumulatif dari berat tertahan.

- 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100%

- 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑙𝑒𝑤𝑎𝑡 = 100% − % 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛


- Persen terhadap seluruh contoh = persen lewat
- Persentase kumulatif tanah yang tertinggal pada saringan ke-n adalah
jumlah persentase tanah yang tertahan sampai pada saringan ke-n
- 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑓𝑖𝑛𝑒𝑟 = 100% − % 𝑘𝑢𝑚𝑢𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓

10.6. Perhitungan
Contoh Perhitungan : Saringan No. 4
Berat tanah kering = 300 gram
Berat tanah tertahan = 4,08 gram
4,08
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛 = × 100% = 1,36 %
300
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛 𝐿𝑜𝑙𝑜𝑠 = 100% − 1,36% = 98,64 %
Hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada grafik dan tabel.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 7.1 Tabel Analisa Saringan


Kumulatif
US Bureau of Standart Berat
Kumulatif Tertahan Lolos
Tertahan
Tertahan, dalam Saringan
Diameter Lubang Saringan
No. Ayakan C (gr) Persen (%)
Ayakan (mm) (gr)
(%)
4 4,75 4,08 4,08 1,36% 98,64%
10 2,000 9,58 13,66 4,55% 95,45%
20 0,840 8,25 21,91 7,30% 92,70%
40 0,420 8,00 29,91 9,97% 90,03%
50 0,297 6,65 36,56 12,19% 87,81%
60 0,234 28,88 65,44 21,81% 78,19%
80 0,177 38,05 103,49 34,50% 65,50%
100 0,149 8,58 112,07 37,36% 62,64%
200 0,074 10,87 122,94 40,98% 59,02%
Hasil Penggambaran Grafik dapat dilihat di bagian belakang pada grafik 10.1 dan
11.1
Klasifikasi
𝐷 = 0,1524
𝐷 = 0,00391897
𝐷 = 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
Jadi, penentuan Cu dan Cc adalah dengan menggunakan rumus GI
standart AASHTO
Klasifikasi menurut Standar GI
𝐹 = 59,02% <= lebih dari 35% lewat saringan No. 200, jadi material
ini termasuk tanah berbutri halus (fine-grained material)
Jadi langkah selanjutnya adalah menentukan Indeks Plastisitas dan Batas
Cair.
𝑃𝐼 = 8,03%
𝐿𝐿 = 40,40%

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 8.1 Klasifikasi ASSHTO untuk Tanah Berbutir Halus


Passing Liqiud Plasticity Material Subgrade
Soil Group No. 200 Sieve Limit* Index* Type Rating
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A–4 min. 36 maks. 40 min. 10 Silty Soil Fair to Poor
A–5 min. 36 min. 41 min. 10 Silty Soil Fair to Poor
A–6 min. 36 maks. 40 min. 11 Clayey Soil Fair to Poor
Min. 11
A-7-5 min. 36 min. 41 dan PI ≤ LL - Clayey Soil Fair to Poor
A– 30
7 Min. 11
A-7-6 min. 36 min. 41 dan PI > LL - Clayey Soil Fair to Poor
30
*berdasarkan butiran lolos saringan No. 40
Sumber : Soil Mechanics Laboratory Manual, Oxford.
Berdasarkan tabel, tanah termasuk soil group A – 4.

𝐺𝐼 = (𝐹 − 35)[0,2 + 0,005(𝐿𝐿 − 40)] + 0,01(𝐹 − 15)(𝑃𝐼 − 10)


𝐺𝐼 = (59,02 − 35)[0,2 + 0,005(40,40 − 40)] + 0,01(59,02
− 15)(8,03 − 10)
𝐺𝐼 = (24,02)(0,202) + 0,01(44,02)(−1,97)
𝐺𝐼 = 4,85204 − 0,867194 = 3,984846 ≈ 4,0
Jadi, tanah diklasifikasikan sebagai A – 4 (4).

10.7. Kesimpulan
Dari percobaan diatas, didapati bahwa tanah yang berada di
kedalaman 3,4 – 4,0 m yang digunakan sebagai sampel percobaan
merupakan tanah dengan gradasi dari sedang ke buruk. Karena terdiri
dari partikel yang hampir seragam, yaitu silty soil atau tanah kelanauan

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

dengan GI (group index) = 4,0. Ini dibuktikan dari banyaknya sampel


yang lolos saringan No. 200 yaitu 59,02%. Jumlah yang sangat besar
dibandingkan dengan standart tanah bergradasi baik yaitu sebesar 35%
dari sampel percobaan.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

BAB XI
HIDROMETER
11.1 Tujuan
Untuk menentukan pembagian butiran tanah yang lolos saringan No.
200 dan lengkung gradasinya.
11.2 Teori Dasar
Analisa hidrometer didasarkan pada prinsip sendimentasi
(pengendapan) butir-butir tanah dalam air. Bila suatu contoh tanah
dilarutkan dalam air, partikel-partikel tanah mengendap dengan
kecepatan yang berbeda-beda tergantung pada bentuk, ukuran ,dan
beratnya.
Peralatan
a. Hidrometer.
b. Gelas ukur kapasitas 100 ml dan 1000 ml.
c. Alat penumbuk.
d. Na2SO4.
e. Stopwatch.
f. Stopwatch.
g. Termometer 0 – 50°C dengan ketelitian 0,5°
h. Saringan No. 200 dan PAN.
i. Air Suling
j. Mixer.
10.8. Prosedur Percobaan
a. Ambil contoh tanah kering yang telah dioven, ditumbuk, dan diayak
di atas saringan No. 200.
b. Tanah yang lolos saringan nomor 200 diambil sebanyak 60 gram.
Kemudian diberi air suling hingga volumenya 100 ml. Kemudian
aduk dengan mixer selama 5 menit.
c. Siapkan gelas ukur 1000 ml dan masukan tanah ke dalam gelas ukur
dengan hati-hati.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

d. Gelas ukur yang telah berisi tanah tadi, ditambahkan dengan 115 cc
air suling + 10 cc Na2SO4 secara perlahan-lahan,
e. Goncang gelas ukur secara perlahan-lahan, jangan sampai tanah di
dalam gelas ukur mengalami suspensi. Kemudian didiamkan selama
24 jam.
f. Setelah 24 jam, tambahkan lagi air suling hingga volumenya
mencapai 1000 ml.
g. Tutup mulut gelas ukur rapat-rapat dengan telapak tangan, lalu
jungkir-balikkan gelas ukur dengan hati-hati sampai campuran
kelihatan merata, selama kurang lebih satu menit atau 60 kali bolak-
balik. Setelah merata, gerakan tersebut dihentikan.
h. Masukan hidrometer ke dalam gelas ukur secara perlahan-lahan.
i. Pengamatan dengan hidrometer dimulai setelah hidrometer tenang
didalam gelas ukur dan pada selang waktu tertentu dikalukan
pencatatan data seperti dalam tabel yang telah tersedia. Setiap setelah
pembacaan hidrometer, amati dan catat temperatur dengan
mencelupkan termometer. Dalam melakukan pengamatan harus hati-
haati, jangan sampai menimbukan goncangan pada gelas ukur
tersebut.

10.9. Pengolahan Data


- Rh adalah bacaan pada hidrometer. (R1,R2,R terkoreksi)
- Zr (digunakan di perhitungan sebagai “l”) diperoleh dengan melihat
tabel bergantung pada nilai Rh.
- Cari nilai K yang merupakan fungsi dari berat jenis dan kekentalan
dan tergantung temperatur saat dilakukan pengujian.
- D diperoleh dengan rumus K×[Zr/t]1/2
- Koreksi suhu (tm) diperoleh dari tabel yang tergantung pada
temperatur saat dilakukan pengujian.
- Tentukan faktor koreksi c terhadap berat jenis butiran dari tabel.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

- Hitung harga Rh + tm.


- Hitung harga N dengan rumus sebagai berikut :

[(𝑅ℎ + 𝑡𝑚) × 𝑐 × 100%]


𝑁=
𝑊𝑠
𝑁 × %𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 200%
𝑁 =
100
- Gambarkan kurva gradasinya.

10.10. Perhitungan
Contoh perhitungan :
𝑅 = 𝑅1 − 𝑅2 = 59,5 – (−3) = 62,5

𝑙
𝐷=𝑘×
𝑡

6,50
𝐷 = 0,01251 × = 0,0638
0,25

𝑅×𝑎 62,5
𝑃% = = = 1,04
𝑊𝑠 60,096
𝑃% 1,04
𝑁= × 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑙𝑜𝑙𝑜𝑠 𝑠𝑎𝑟𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑁𝑜. 200 = × 177,60
𝑃% 1,04
= 177,60
177,60
𝑁 %= × 100% = 59,02%
300
1,03
𝑁 = × 177,60 = 175,89
1,04
175,89
𝑁 %= × 100% = 58,63%
300
𝑁 = 𝑁 × 𝑁% = 177,60 × 59,02% = 104,50
Perhitungan selanjutnya terdapat pada tabel 10.1
Tabel 10.1 Tabel Perhitungan Hidrometer dengan tempertur 27.5°C

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Pembacaa
n
hidrometer Persen
Wakt Pembacaan Kedala
dalam berat D (mm)
u/T hidrometer man Harga
suspensi lebih K*(L/T)^ N N% N'
(menit terkoreksi Efektif, K
dan dalam kecil P 0,5
) R = R1 – R2 L (cm)
cairan (%)
R1 R2
177,6 59,02 104,5
59,5 -3 1,04 6,50 0,01251 0,0638
0,25 62,5 0 % 0
175,8 58,63 103,1
59 -3 1,03 6,55 0,01251 0,0453
0,50 62 9 % 3
174,1 58,06 101,1
58 -3 1,02 6,65 0,01251 0,0323
1 61 8 % 3
167,3 55,78
56 -3 0,98 6,85 0,01251 0,0232 93,36
2 59 5 %
158,8 52,94
53 -3 0,93 7,10 0,01251 0,0149 84,07
5 56 2 %
145,1 48,38
48,5 -3 0,85 7,85 0,01251 0,0090 70,23
15 51,5 5 %
136,6 45,54
45 -3 0,80 8,40 0,01251 0,0066 62,21
30 48 2 %
116,1 38,71
38 -3 0,68 9,60 0,01251 0,0050 44,95
60 41 2 %
21,63
20 -3 0,38 12,50 0,01251 0,0029 64,89 14,04
240 23 %
13,09
11 -3 0,23 14,00 0,01251 0,0012 39,28 5,14
1440 14 %

Hasil Penggambaran Grafik dapat dilihat di bagian belakang pada grafik 10.1 dan
11.1.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

10.11. Kesimpulan
- Standar yang digunakan adalah USCS Standard dan AAHSTO.
- Komposisi tanah.

Dari Grain Size Distribution Curve yang dibuat berdasarkan


pemeriksaan ukuran butir tanah dengan analisa saringan dan
hidrometer, diperoleh hasil sebagai berikut :
a) Kerikil (76,2 mm – 4,75 mm) = l0 %
b) Pasir (4,75 mm – 0,075 mm) = 40,98 %
c) Lanau dan lempung (< 0,075 mm) = 59,02 %
Berdasarkan persentase ukuran butir, tanah tersebut maka dapat
diketahui tanah tersebut adalah tanah pasir berlanau.
Klasifikasi
𝐷 = 0,1524
𝐷 = 0,00391897
𝐷 = 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛
Jadi, penentuan Cu dan Cc adalah dengan menggunakan rumus GI
standart AASHTO
Klasifikasi menurut Standar GI
𝐹 = 59,02% <= lebih dari 35% lewat saringan No. 200, jadi material
ini termasuk tanah berbutri halus (fine-grained material)
Jadi langkah selanjutnya adalah menentukan Indeks Plastisitas dan Batas
Cair.
𝑃𝐼 = 8,03%
𝐿𝐿 = 40,40%

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Tabel 8.1 Klasifikasi ASSHTO untuk Tanah Berbutir Halus


Passing Liqiud Plasticity Material Subgrade
Soil Group No. 200 Sieve Limit* Index* Type Rating
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
A–4 min. 36 maks. 40 min. 10 Silty Soil Fair to Poor
A–5 min. 36 min. 41 min. 10 Silty Soil Fair to Poor
A–6 min. 36 maks. 40 min. 11 Clayey Soil Fair to Poor
Min. 11
A-7-5 min. 36 min. 41 dan PI ≤ LL - Clayey Soil Fair to Poor
A– 30
7 Min. 11
A-7-6 min. 36 min. 41 dan PI > LL - Clayey Soil Fair to Poor
30
*berdasarkan butiran lolos saringan No. 40
Sumber : Soil Mechanics Laboratory Manual, Oxford.
Berdasarkan tabel, tanah termasuk soil group A – 4.

𝐺𝐼 = (𝐹 − 35)[0,2 + 0,005(𝐿𝐿 − 40)] + 0,01(𝐹 − 15)(𝑃𝐼 − 10)


𝐺𝐼 = (59,02 − 35)[0,2 + 0,005(40,40 − 40)] + 0,01(59,02
− 15)(8,03 − 10)
𝐺𝐼 = (24,02)(0,202) + 0,01(44,02)(−1,97)
𝐺𝐼 = 4,85204 − 0,867194 = 3,984846 ≈ 4,0
Jadi, tanah diklasifikasikan sebagai A – 4 (4).

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH I
KELOMPOK IV

Klasifikasi Tanah Menurut USCS


Prosedur Klasifikasi Symbol Nama Jenis Identifikasi Lab
Kerikil bergradasi baik. Kerikil

Kerikil Murni (Tanpa


Cu = D60/D10 = 1 – 4

– sedikit btir halus)


Kerikil (lebih dari 50% tertahan pada
GW bercampur sedikit pasir tanpa/tak ada
Cc = D30/D10 = 1 – 3
butiran halus
ayakan No. 4 / ∅ 4.75 mm)
Tanah Berbutir Kasar (Lebih dari 50% tertahan pada ayakan No. 200 /∅ 0.0075 mm)

Kerikil bergradasi buruk. Kerikil Tidak memnuhi syarat


GP bercampur pasir mengandung sedikit Cu maupun Cc untuk
butian halus GW

Kerikil berlanau. Kerikil mengandung Indeks plastisitas


Berbutir Halus

butiran halus)
GM
(Terdapat
sejumlah
pasir – lanau bergradasi buruk kurang dari 7
Kerikil

Kerikil berlempung. Kerikil mengandung Indeks plastisitas lebih


GC
pasir dan lempung bergradasi buruk dari 7
Pasir bergradasi baik. Pasir dengan sdikit Cu = D60/D10 ≥ 6
SW
Pasir (lebih dari 50% lolos pada ayakan No. 4 ∅ $.75 mm)

(Tanpa/sedikit
butiran halus)

pasir tanpa butiran halus Cc = D30/D10 = 1 – 3


Pasir Bersih

Tidak memnuhi syarat


Pasir bergradasi buruk. Dengan sedikit
SP Cu maupun Cc untuk
butiran halus
SW
Indeks Plastisitas lebih
dari 7
Pasir Berbutir Halus (Terdapat

Pasir berlanau. Pasir bercampur lanau


SM Ratio indeks
sejumlah butiran halus)

bergradasi buruk
plastisitas PI dan batas
cair LL < 2.25
Indeks Plastisitas lebih
dari 7
SC Pasir berlempung, campuran pasir – Ratio indeks
lempung. plastisitas PI dan batas
cair LL > 2.25

Sumber: Brockenbrough dkk, 2003.

FAKULTAS TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU

Anda mungkin juga menyukai