Anda di halaman 1dari 12

TUGAS INDIVIDU

REKAYASA IRIGASI II
“STABILITAS TERHADAP REMBESAN (EROSI BAWAH TANAH / PIPING)”

OLEH:
FATHUR RAHMAN
H1A115050

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK SIPIL
BANJARBARU
2018
A. Stabilitas terhadap erosi bawah tanah (piping)

Bangunan-bangunan utama seperti bendung dan bendung gerak harus dicek stabilitasnya
terhadap erosi bawah tanah dan bahaya runtuh akibat naiknya dasar galian (heave) atau rekahnya
pangkal hilir bangunan. Bahaya terjadinya erosi bawah tanah dapat dianjurkan dicek dengan
jalan membuat jaringan aliran/flownet (lihat pasal 6.4.2). Dalam hal ditemui kesulitan berupa
keterbatasan waktu pengerjaan dan tidak tersedianya perangkat lunak untuk menganalisa
jaringan aliran, maka perhitungan dengan beberapa metode empiris dapat diterapkan, seperti:
- Metode Bligh
- Metode Lane
- Metode Koshia.

Metode Lane, disebut metode angka rembesan Lane (weighted creep ratio method),
adalah yang dianjurkan untuk mencek bangunanbangunan utama untuk mengetahui adanya erosi
bawah tanah. Metode ini memberikan hasil yang aman dan mudah dipakai. Untuk
bangunanbangunan yang relatif kecil, metode-metode lain mungkin dapat memberikan hasil-
hasil yang lebih baik, tetapi penggunaannya lebih sulit. Metode Lane diilustrasikan pada Gambar
Berikut :
Dengan memanfaatkan Tabel Berikut :

Tabel. Harga Minimum Angka Rembesan Lane (CL)

Rembesan (C)
Material
Lane
Pasir sangat halus atau lanau 8,5
Pasir halus 7
Pasir sedang 6
Pasir kasar 5
Kerikil halus 4
Kerikil sedang 3,5
Kerikil kasar termasuk berangkal 3
Bongkah dengan sedikit berangkal dan kerikil 2,5
Lempung lunak 3
Lempung sedang 2
Lempung keras 1,8
Lempung sangat keras 1,6

Metode ini membandingkan panjang jalur rembesan di bawah bangunan di sepanjang


bidang kontak bangunan/pondasi dengan beda tinggi muka air antara kedua sisi bangunan.
Angka-angka rembesan pada Tabel 6.5 di atas sebaiknya dipakai:
a. 100% jika tidak dipakai pembuang, tidak dibuat jaringan aliran dan tidak dilakukan
penyelidikan dengan model;
b. 80% kalau ada pembuangan air, tapi tidak ada penyelidikan maupun jaringan aliran;
c. 70% bila semua bagian tercakup.
Menurut Creagen, Justin dan Hinds, hal ini menunjukkan diperlukannya keamanan yang
lebih besar jika telah dilakukan penyelidikan detail. Untuk mengatasi erosi bawah tanah elevasi
dasar hilir harus diasumsikan pada pangkal koperan hilir. Untuk menghitung gaya tekan ke atas,
dasar hilir diasumsikan di bagian atas ambang ujung. Keamanan terhadap rekah bagian hilir
bangunan bisa dicek dengan rumus berikut:
Tekanan air pada titik C dapat ditemukan dari jaringan aliran atau garis angka rembesan
Lane.Rumus di atas mengandaikan bahwa volume tanah di bawah air dapat diambil 1 (τw=τs =1).
Berat volume bahan lindung di bawah air adalah Harga keamanan S sekurang-kurangnya 2.

(SUMBER : KP – 02 )
B. Jaringan Flow Net

Jaringan Flow Net Adalah penggambaran hukum kontinuitas aliran air didalam tanah,
umumnya digunakan untuk tanah dengan batasan tertentu. Misalnya pada kasus bendung pada
gambar dibawah ini, bila kita telah mengetahui beda gradient hidrolik total dari bagian hulu dan
hilir bendungan, maka kita dapat menggambarkan jaringan aliran yang terjadi didalam pasir
(homogeneous sand).

Flownet merupakan metode grafis yang awalnya dikembangkan oleh Philipp Forchheimer
seorang Insinyur Austria dan disempurnakan oleh Arthur CAsagrande, seorang insinyur Amerika
yang merupakan salah satu dari pengembang pertama bidang keilmuan mekanika tanah. (sumber
: wiki)

Mengapa kita memerlukan jaring aliran? Sebelum beberapa dekade terakhir, belum ada
perangkat lunak komersial yang dapat dengan mudah mengkalkulasi kecepatan aliran air didalam
tanah. Oleh karena itu pada saat itu metode grafis jaring aliran merupakan metode yang
sangat powerful untuk mengkalkulasi kecepatan rembesan air.

Di perkuliahan seringkali kita hanya diajarkan bagaimana membuat jaringan aliran dan
menghitung kecepatan aliran dar jaringan aliran-aliran yang telah dibuat tanpa mengetahui
mengapa kita bias merepresentasikan rembesan tersebut dengan jaringan aliran. Jaring aliran
yang dibahas disini merupakan representasi grafis dari persamaan kontinuitas. Persamaan
kontinuitas yang dimaksud disini adalah hukum kekekalan massa.

Rumus kekekalan massa :


Rumus diatas dapat disederhanakan menjadi :

Persamaan terakhir ini mengatakan bahwa bila fluida bersifat inkompresibel, maka kekekalan
massa akan tercapai bila setiap volume elementer tanah memenuhi persyaratan persamaan diatas.
Kita juga dapat menuliskan persamaan tersebut sbb:

Kontinuitas aliran rembesan pada fluida inkompresibel. Dari hukum Darcy klasik, kita ketahui
kecepatan aliran rembesan didefinisikan sbb:

Dengan:

Dengan definisi kecepatan aliran rembesan dari hukum Darcy diatas, maka persamaan
kontinuitas dari bagian sebelumnya dapat kita tuliskan menjadi:

Karena gradien hidrolik didefinisikan sebagai beda tekanan hidrolik disepanjang arah aliran
rembesan, maka:

Sehingga

Persamaan kontinuitas pada fluida inkompresibel dan tanah isotrop. Pada tanah isotrop, besarnya
konduktivitas hidrolik sama besarnya sama semua arah, dimana

Sehingga:
Ini merupakan bentuk persamaan harmonik yang dikenal dengan nama persamaan Laplace
Pada kasus 2D, persamaan Laplace diatas dapat disederhanakan menjadi:

Persamaan inilah yang menggambarkan kontinuitas tinggi hidrolik aliran. Dari formulasi ini, kita
dapat menggambarkan garis ekuipotensial, yang mana garis ini menyatakan titik-titik di gambar
yang memiliki tinggi hidrolik yang sama (equivalent potential).
Dua garis ekuipotensial tentu saja membentuk apa yang dikenal sebagai beda potensial ,
sehingga bila kita ketahui jarak antar garis ekuipotensial maka kita akan peroleh gradien
hidroliknya .
Bila kita ingat formulasi hukum Darcy yang menyatakan bahwa aliran air terjadi akibat beda
gradien hidrolik, maka garis yang tegak lurus garis ekuipotensial otomatis merupakan garis
aliran (stream line).
Hal inilah yang menyebabkan perpotongan antara garis ekuipotensial dan garis aliran harus tegak
lurus.

Bendungan dengan garis alirannya (sumber)

Bendungan dengan garis aliran dan garis ekuipotensial (sumber)

Kombinasi dari beberapa garis aliran dan garis ekipotensial dinamakan aliran (flow net),
jaringan ini dibuat untuk menghitung aliran air tanah. Dalam pembuatan jaringan aliran, garis-
garis aliran dan ekipotensial digambar sedemikian rupa sehingga :

1. Garis ekipotensial memotong tegak lurus garis aliran


2. Elemen-elemen aliran dibuat kira-kira mendekati bentuk bujur sangkar
Gambar diatas adalah contoh dari jaringan aliran yang lengkap dalam lapisan tanah tembus
air yang isotropic. Penggambaran suatu jaringan aliran biasanya harus dicoba berkali-kali.
Selama menggambar jaringan aliran, harus selalu diingat kondisi-kondisi batasnya. Untuk
jaringan aliran yang ditunjukkan dalam gambar, keadaan batas yang dipakai adalah sebagai
berikut :

- Permukaan lapisan tembus air pada bagian hulu dan hilir sungai (garis a-b dan d-e)
adalah garis-garis ekipotensial (equipotential lines).
- Karena a-b dan d-e adalah garis-garis ekiporensial, semua garis-garis airan (flow lines)
memotongnya tegak lurus.
- Batasan lapisan kedap air, yaitu f-g; begitu juga permukaan turap kedap air, yaitu garis a-
c-d adalah garis-garis aliran (flow lines).
- Garis-garis ekipotensial memotong a-c-d dan f-g tegak lurus.
Perhitungan Rembesan dari suatu Flow Net

Di dalam flow net, daerah-daerah diantara dua flow line (garis aliran) yang saling berdekatan
dinamakan saluran aliran (flow channel). Gambar beriut menunjukkansuatu flow channel dengan
equipotential line yang membentuk elemen-elemen berbentuk persegi.

Apabila h1, h2, h3 ,h4, …, hn adalah muka pizometrik yang bersesuaian dengan equipotential
line, apabila ini tidak ada aliran yang memotong flow line, maka kecepatan rembesan yang
melalui flow channel persatuan lebar (tegak lurus terhadap bidang gambar) dapat dihitung
dengan cara sbb :

Dari hukum Darcy, jumlah air yang mengair persatuan waktu adalah : k i A

Jadi persamaan Δq1 = Δq2 = Δq3 = … = Δq dapa tditulis lagi sebagai berikut :

Persamaan diatas menunjukkan bahwa, apabila elemen-elemen aliran dibuat dengna bentuk
mendekati bujur sangkar, penurunan muka pizometrik antara dua equipotential line yang
berdekatan adalah sama. Hal ini dinamakan penurunan energy potensial (potential drop), jadi :
Dimana : H = perbedaan tinggi muka air pada bagian hulu dan bagian hilir

Nd = banyaknya bidang bagi kehilangan energy potensial

Dari gambar di atas terlihat untuk satu flow channel terlihat perbedaan tinggi muka air H= H1 –
H2, jumlah bidang kehilangan energy potensial dalam satu flow channel Nd = 6, Jumlah flow
channel dalam satu flow net Nf = 4. Apabila banyaknya flow channel di dalam flow net = Nf,
maka banyaknya air yang mengalir melalui semua saluran (channel) per satuan lebar didapat :

Didalam menggambar flow net, semua elemennya tidak harus dibuat bujur sangkar. Bentuk
empat persegi panjang seperti gambar berikut juga dapat dilakukan

Perlu diingat agar perhitungan dapat mudah dilakukan, akan lebih baik kalau perbandingan
antara lebar dan panjang dari elemen-elemen empat persegi panjang dalam flow net tersebut
dibuat sama, sehingga persamaan (4) dapat dimodifikasi menjadi :
Apabila b1/l1 = b2/l2 = b3=l3 = … = n, persamaan (5) dan (6) dapat dimodifikasi menjadi :

Flow channel no.1 dan no.2 mempunyai elemen-elemen bujur sangkar, sehingga jumlah air yang
mengalir melalui dua flow channel tersebut persatuan waktu dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (5) :

Flow channel no.3 mempunyai elemen-elemen dengan bentuk empat persegi panjang dengan
perbandingan lebar dan panjang sebesar 0,38, sehingga jumlah air yang mengalir melalui flow
channel no.3 :

Jadi jumlah rembesan total persatuan waktu adalah :

Contoh soal. :

Suatu flow net dari aliran air di sekitar sebuah jajaran turap di dalam lapisan tembus air diketahui
koefisien rembesan kx= kz= k =5x 10-3 cm/dt, seperti ditunjukkan dalam gambar berikut
Tentukan :

a. Berapa tinggi air (di atas permukaan tanah) akan naik apabila piezometer diletakkan pada
titik a, b, c, dan d
b. Jumlah rembesan air yang melalui saluran air II per satuan lebar (tegak lurus bidang
gambar) per satuan waktu.
c. Jumlah rembesan total yang melalui lapisan tembus air per satuan lebar.

Penyelesaian :

Dari gambar didapat jumlah flow channel Nf = 3 dan banyaknya bidang kehilangan energy
potensial per satu flow channel Nd = 6

Perbedaan tinggi energy antara bagian hulu dan hilir sungai = (15-5) ft = 10ft

Jadi kehilangan tinggi energy antara dua garis ekipotensial = H/Nd = 10/6 = 1,667 ft

Titik a terletak pada garis ekipotensial l yang berarti bahwa penurunan energy potensial
(potential drop) dari titik a adalah 1 x 1,667 ft

Jadi, tinggi air di dalam piezometer yang diletakkan di titik a akan naik setinggi (15-1,667) =
13,333 ft dari permukaan tanah

Tinggi air di dalam piezometer yang terletak pada titik b, c dan d adalah :

b = (15-2 x 1,667) = 11,67 ft dari atas muka tanah


c = (15-5 x 1,667) = 6,67 ft dari atas muka tanah
d = (15-5 x 1,667) = 6,67 ft dari atas muka tanah

jumlah rembesan air yang melalui saluran air II per satuan lebar (tegak lurus bidang gambar) per
satuan waktu adalah :

Jumlah rembesan total yang melalui lapsan tembus air per satuan lebar :

Anda mungkin juga menyukai