Anda di halaman 1dari 20

Perkerasan Jalan Raya

Anggota Kelompok
1. Reza Maulana Arasy (1710922047)
2. Mel Ezi Waliza (1810922016)
3. Puti Andam Suri (1810923006)
4. Rama Kencana (1810923041)
5. Almer Hafiz Yogyantoro (1810923044)
Definisi Aspal
atau aspalt bagian dari jenis material yang
sering dipilih untuk pengerjaan konstruksi pada proyek-
proyek besar, seperti landasan pacu bandara, tempat
parkir, pembangunan trotoar, jalan tol, dan jalan raya.

“Aspal terbuat dari bahan hidro karbon yang


bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan,
dan visoelastis.”

Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan


pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan
sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal
berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi.”
Sejarah Aspal
Penggunaan aspal dimulai sejak ribuan tahun
sebelum masehi oleh bangsa Sumeria dan
Mesopotamia. Mereka menggunakan aspal sebagai
lapis pengedap untuk bak mandi maupun kolam-
kolam air di istana dan kuil. Aspal yang digunakan
adalah aspal yang didapat di alam, dalam bentuk
lake asphalt (seperti dodol) dan rock asphalt
(biasanya keras, campuran dari aspal, tanah, kapur,
dan lempung).

Aspal tercatat pertama kali digunakan sebagai


bahan konstruksi jalan, terjadi di Babilonia sekitar
tahun 625 SM pada masa kekuasaan Raja
Naboppolassar seperti yang tercatat dalam prasasti
peninggalannya.
PENGGUNAAN ASPAL SECARA UMUM

Aspal digunakan umumnya dengan kombinasi material lain di banyak


bidang teknik. Beberapa contoh ditunjukkan di bawah ini:
• Pemanfaatan Untuk Industri Listrik.
Aspal kualitas tinggi digunakan dalam industri listrik untuk pencampuran
dengan tar, pitch, karet dan resin. Wadah baterai adalah contoh terbaik dari
produk yang menggunakan aspal sebagai bahan bakunya.
• Konstruksi Jalan
Aspal yang berkualitas ditandai dengan serangkaian sifat seperti: tahan
cuaca, tahan air, kapasitas mengikat yang kuat dan kemampuan untuk memberikan
permukaan yang fleksibel.Untuk kualitas aspal yang satu ini, jenisnya banyak
digunakan dalam pembangunan jalan raya baik besar maupun kecil.
Jenis Jenis Aspal
• Hot Mix Asphalt (HMA)
Hot Mix Asphalt (HMA) adalah jenis aspal yang paling banyak digunakan dalam berbagai proyek
pengerjaan jalan. Dalam produksi aspal jenis ini, pengikat dipanaskan sampai suhu tinggi untuk
mengurangi viskositasnya.

• Warm Mix Asphalt


Warm Mix Asphalt (WMA) digunakan untuk pengerjaan banyak proyek, sekitar 30% dari semua
proyek paving. Produksi WMA tidak dikerjakan pada suhu tinggi seperti HMA.

• Driveway Mix
Seperti namanya, campuran ini adalah salah satu jenis aspal yang dirancang khusus untuk
mencapai hasil optimal pengerjaan proyek paving pada area proyek seperti jalan setapak dan
tempat parkir.
• I-2 stabilized base
I-2 stabilized base digunakan pada lapisan paving yang diperlukan untuk menyediakan pondasi padat dan
tahan lama untuk trotoar. Terkadang dikenal sebagai “basis pendukung”, jenis aspal ini dapat digunakan dalam
proyek yang melibatkan lantai yang kaku dan fleksibel, namun lebih sering dipilih untuk digunakan dalam
pekerjaan dengan jenis paving fleksibel.

• I-4 MABC
Beton bituminous agregat menengah ini biasanya disebut sebagai MABC atau I-4 dan terdiri dari campuran batu
dan bahan agregat. Produk jalan dari aspal ini dikenal dengan ciri khas warna hitamnya

• 1-5 FABC
Berbagai perbaikan serta proyek perkerasan untuk landasan pacu bandara sering memakai aspal jenis ini. I-5
FABC adalah agregat bitumen halus atau I-5 FABC yang diterapkan secara berlapis-lapis untuk banyak proyek
paving, termasuk jalan, tempat parkir dan landasan pacu bandara.
Jenis Campuran Aspal Untuk Perkerasan Jalan

• Hot Rolled Asphalt


 jenis campuran bergradasi senjang

 menggunakan sedikit agregat berukuran sedang (2,36 sampai 10 mm) dan mengandung
banyak mortar, campuran agregat halus dengan bitumen serta filler yang dicampur
dengan sedikit agregat kasar.

 Sifat :
• durabilitas tinggi (tahan cuaca)
• Tahan terhadap retak
• Memberikan skid resistance yang baik
• Hot Rolled Sheet (HRS) atau LATASTON (Lapis Tipis Aspal Beton)
 Merupakan campuran yang dirancang untuk lapisan penutup dengan kadar aspal yang tinggi
agar perkerasan memiliki Gradasi yang digunakan adalah senjang.

 Dicampur dalam keadaan panas (hotmix)

 termasuk dalam lapisan yang tidak memiliki nilai struktural

Sifat :
• Tleksibilitas tinggi, awet
• Tahan terhadap kelelahan (fatique).
• Kedap air
• Asphalt Concrete (AC) atau Laston
• Lapisan ini mulai dikembangkan di Amerika Serikat, sebagai campuran yang memiliki kekakuan yang
tinggi dan perkerasan yang kuat terhadap beban berat

• Struktur AC yang lebih kaku dibandingkan HRA dan aspal mastik ini membutuhkan lapisan di
bawahnya yang lebih kuat dan stabil

• Gradasi menerus dan dicampur dalam keadaan panas

• Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC)


Asphalt Concrete -Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan
berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat menambah daya tahan
perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah masa pelayanan dari
konstruksi perkerasan.
• Asphalt Concrete – Binder Course (AC-BC)

Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing course) dan di
atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi
harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk mengurangi tegangan/regangan akibat
beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan di bawahnya yaitu base dan sub grade (tanah
dasar).

• Asphalt Concrete – Base (AC-Base)

Menurut Departemen Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas (AC- Base)
merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan
tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
Toleransi tebal untuk tiap lapisan campuran beraspal

1. Latasir tidak lebih dari 2,0 mm


2. Lataston Lapis Aus (HRS-WC) tidak lebih 3,0 mm
3. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) tidak lebih 3,0 mm
4. Laston Lapis Aus (AC-WC) tidak lebih 3,0 mm
5. Laston Lapis Antara (AC-BC) tidak lebih 4,0 mm
6. Laston Lapis Pondasi (AC-Base) tidak lebih 5,0 mm
Analisis Pengujian Aspal

• Penetrasi, yaitu angka yang menunjukkan kekerasan aspal yang diukur dari
kedalaman jarum penetrasi yang diberi beban 100 gram selama 5 detik pada suhu
ruang 25°C.
• Berat jenis, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan berat aspal dengan
berat air pada volume yang sama pada suhu ruang.
• Kelekatan aspal terhadap agregat, yaitu angka yang menunjukkan persentase
luasan permukaan agregat batu silikat yang masih terselimuti oleh aspal setelah
agergat tersebut direndam selama 24 jam.
• Titik nyala aspal, yaitu angka yang menunjukkan temperatur (suhu) aspal yang
dipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atasnya terjadi kilatan api selama
sekitar 5 detik.
• Titik bakar aspal, yaitu angka yang menyatakan besarnya suhu aspal yang
sipanaskan ketika dilewatkan nyala penguji di atas aspal terjadi kilatan api lebih
dari 5 detik.
• Titik lembek aspal (Ring and Ball test), yaitu angka yang menunjukkan suhu
(temperature) ketika aspal menyentuh plat baja.
• Kelarutan aspal dalam cairan Carbon Tetra Chlorida (CCl4), yaitu angka yang
menunjukkan jumlah aspal yang larut dalam cairan CCl4 dalam proses setelah
aspal digoncang atau dikocok selama minimal 20 menit.
• Daktilitas aspal, yaitu angka yang menunjukkan panjang aspal yang ditarik pada
suhu 25° C dengan kecepatan 5 cm/menit hingga aspal tersebut putus.
PENGUJIAN AGREGAT
Peralatan Pengujian Agregat

 Alat pembagi contoh agregat (spliter)

 Alat saringan lengkap, dengan ukuran sesuai gradasi agregat yang dipilih

 Alat untuk menguji berat jenis semu dan berat jenis bulk

 Alat pemeriksaan keausan dengan mesin abrasi

 Alat pengujian setara pasir (sand equivalent) lengkap

 Alat untuk pemeriksaan daya lekat agregat terhadap aspal (affinity)

 Alat untuk pengujian angularitas agregat halus dan kasar

 Alat untuk pemeriksaan kepipihan dan kelonjongan agregat

 Alat untuk pengujian partikel ringan dalam agregat


Pengujian Agregat

Metode Analisis Saringan

Metode Pengambilan Contoh • Untuk menentukan gradasi


pada agregat
Terbagi 2 cara:

1. Pengambilan Contoh Agregat dari


Timbunan.

2. Pengambilan Contoh Agregat dari Hot


Bin
Pengujian Agregat

Pengujian Berat Jenis Pengujian Kadar Lumpur


• Untuk menentukan kadar lumpur
Terbagi dua:
yang terdapat di dalam agregat
1. Berat Jenis Agregat Halus

2. Berat Jenis Agregat Kasar


Pengujian Agregat

Pengujian keausan Pengujian Partikel Pipih dan


Lonjong
• Untuk menentukan daya tahan
agregat terhadap keausan. • Untuk menentukan persentase nilai
agregat yang pipih dan lonjong.
Pengujian Agregat

Pemeriksaan Daya Lekat Agregat


Terhadap Aspal (affinity) Pengujian Angularitas

• Persiapkan benda uji agregat lolos Untuk menentukan persentase terhadap

saringan 3/8 dan saringan 1/4 berat agregat yang lebih besar dari 4,75
mm dengan muka bidang pecah.
• Sampel harus dalam keadaan kering
Terbagi 2:
oven
1. Angularitas Agregat Kasar

2. Angularitas Agregat Halus


Pertanyaan :

• Ahmad Alfandi : Apa itu viskoelastis


• Rafi Alhabsyi : beda Latasir lataston dan laston ,Tujuan Pengujian
CCL 4
• Rionaldi Setiawan : Jenis Standar Perkerasan jalan

Anda mungkin juga menyukai