Anda di halaman 1dari 49

DASAR-DASAR AGRONOMI

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
PERTUMBUHAN TANAMAN

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 1
Lingkungan
Faktor Dalam (Internal Factor)
• Faktor tanaman itu sendiri, yaitu sifat yang
terdapat di dalam bahan tanam atau benih
yang digunakan dalam budidaya tanaman.
• Benih tersebut dapat berasal dari biji,
batang/cabang, akar, daun, umbi dan
sebagainya.
• Ditinjau dari asal bahan tanam, tanaman dapat
diperbanyak secara generatif (dengan biji) dan
secara vegetatif (selain biji).
• Bahan yang berasal dari biji (secara generatif)
maupun yang berasal dari organ vegetatif
mempunyai beberapa keunggulan dan
kelemahan
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 2
Lingkungan
Pertumbuhan tanaman dipengeruhi
oleh dua faktor :
• Faktor dalam (internal factor)
tanaman itu sendiri/sifat yang terdapat
dalam tanaman (benih)
• Faktor lingkungan (environmental
factor)
faktor yang ada di sekitar tanaman itu
tumbuh.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 3
Lingkungan
Kelemahan/ Cara pembiakan
Keunggulan Generatif Vegetatif
Keunggulan 1. memiliki perakaran yang kuat 1. tanaman baru umum-nya
(akar tunggang) lekas berbuah
2. berumur panjang 2. memiliki sifat sama dg
induknya
3. dlm waktu singkat dpt 3. dapat diperoleh sifat yg
diperoleh jumlah tanaman baru lebih baik dr induknya
yg lebih banyak (hasil penyambungan)
4. pada tanaman bunga-bungaan
dpt diperoleh beraneka ragam
warna bunga apabila terjadi
persilangan
Kelemahan 1. tidak lekas berbuah 1. memiliki perakaran serabut
sehingga kurang kuat
apabila tertiup angin
2. tanaman baru belum tentu sama 2. umur produksi lebih
sifatnya dg tanaman induknya, pendek
kecuali apabila biji tersebut
berasal dari tanaman homozigot
(mis. biji tanaman alpokat, sri-
kaya, sirsak, langsat, blim-bing,
pijetan, kokosan) dan biji
apomiktik (jeruk, dsb).
3. beberapa tanaman meng- 3. untuk memperoleh
hasilkan biji dormant (ber- tanaman baru dalam
istirahat) sehingga untuk jumlah banyak diper-lukan
mendapatkan tanaman baru waktu yang cukup lama.
perlu waktu lebih lama/perlu
perlakuan khusus
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 4
Lingkungan
Kriteria Benih bermutu tinggi :
• daya kecambah tinggi (lebih dari 80%)
• vigor tinggi (tumbuh serentak, sehat, cepat
tumbuh)
• sehat, bernas, tidak luka atau keriput
• murni (tidak tercampur dengan varietas lain)
• bersih (tidak tercampur dengan kotoran)
• masih baru, tidak apek (kurang dari 6 bulan).
• harus berasal dari tanaman induk yang bersifat
produksi tinggi, tahan hama/penyakit/pengganggu
lain atau tanaman induk yang bersifat unggul
(varietas unggul).
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 5
Lingkungan
Varietas unggul ada unggul lokal dan
nasional :
• Unggul lokal : hanya unggul pada suatu
daerah tertentu saja sedang di daerah lain tidak
unggul.
Contoh unggul lokal : tanaman padi Rojolele di daerah
Delanggu.
• Unggul nasional : unggul pada sebagian
besar suatu wilayah atau negara.
Contoh unggul nasional : IR-64, Cisadane, Aromatik.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 6
Lingkungan
Faktor Lingkungan (Environmental
Factor)
1. Faktor iklim (climatic factor) terdiri atas :
a. Presipitasi.
• Meliputi semua air yang jatuh dari atmosfir ke
permukaan bumi, berupa: hujan, salju, kabut dan
embun.
• Faktor hujan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman adalah jumlah/volume hujan, penyebaran/
distribusi hujan dan efektivitas hujan.
• Presipitasi merupakan fungsi linear dari evaporasi,
transpirasi, run off (aliran permukaan), dan infiltrasi
(air yang masuk kedalam tanah).

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 7
Lingkungan
Infiltrasi merupakan fungsi linear dari perkolasi,
rembesan dan kelembaban tanah.
Rumusnya adalah sebagai berikut (Whiteman, 1974)

P=E+T+R+I

di mana : P = presipitasi
E = evaporasi
T = transpiras
R = run off (aliran permukaan)
I = infiltrasi

I=U+S+A
di mana : U = perkolasi (hilang ke bawah)
S = rembesan (aliran ke samping)
A = kelembaban yg disimpan dlm
tanah
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 8
Lingkungan
Presipitasi yang didominasi oleh air hujan
setelah jatuh ke bumi akan menjadi :
– Air higroskopis : air yang terlalu kuat terikat oleh
partikel-partikel tanah dengan kekuatan 15 atm. Air ini
tidak dapat diserap tanaman karena kekuatan akar untuk
menyerap air hanya 2 atm.
– Air gravitasi : air yang mengalir ke bawah (perkolasi)
karena adanya gaya gravitasi bumi. Air ini tidak dapat
dimanfaatkan oleh tanaman karena bergerak dengan
cepat.
– Air kapiler : air yang mengisi pori-pori mikro tanah,
yang berasal dari air rembesan (lateral seepage). Air ini
tersimpan lama dalam tanah sehingga dapat
dimanfaatkan oleh tanaman untuk pertumbuhannya
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 9
Lingkungan
b. Suhu (temperatur)
– Kisaran suhu untuk pertumbuhan tanaman
pada umumnya berkisar antara 15o-40oC (59o-
140oF).
– Suhu suatu tempat ditentukan oleh altitude
(ketinggian) dan latitude (garis lintang).
– Berdasar suhu, vegetasi di dunia dibagi dalam
4 kelas, yaitu :
• megatherms (suhu tinggi sepanjang tahun)
• mesotherms (suhu tinggi & rendah bergantian)
• microtherms (suhu rendah)
• hekistotherms (suhu sangat rendah)
– Suhu atmosfer yang tinggi akan mempercepat
pertumbuhan tanaman dan respirasi
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 10
Lingkungan
• Bila kelembaban kurang memadai,
suhu atmosfer yg tinggi, dapat
menyebabkan keguguran bunga,
buah muda, maupun daun. Udara
panas dan angin yang kering akan
meningkatkan kerusakan tanaman
lebih lanjut.
• Suhu tanah dapat mempengaruhi
penyerapan air oleh tanaman
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 11
Lingkungan
Macam-macam kerusakan tanaman akibat pengaruh
suhu :
• chilling injury : kerusakan karena suhu rendah di
daerah panas
• freezing injury : kerusakan karena terjadi
pembekuan, adanya kristal es dalam jaringan/sel
• suffocation : kerusakan tanaman menjadi lemas,
akibat kekurangan oksigen
• heaving : kerusakan tanaman terangkat dari tempat
tumbuhnya (di daerah temperate)
• nach frost : suhu rendah di malam hari secara tiba-
tiba, banyak merusakkan tanaman apel, kentang
dan teh.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 12
Lingkungan
c. Kelembaban
– Kelembaban udara pada umumnya dinyatakan
dalam kelembaban relatif yang mempengaruhi
evapotranspirasi tanaman.
– Evapotranspirasi akan meningkat atau lancar
apabila kelembaban udara di sekitar tanaman
rendah.
– Transpirasi tanaman sangat erat hubungannya
dengan penyerapan unsur hara dari dalam tanah.
Apabila transpirasi cepat, penyerapan unsur hara
juga akan cepat.
– Kelembaban udara yang tinggi dapat menstimulir
pertumbuhan jamur, fungi, bakteri yang dapat
merugikan tanaman.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 13
Lingkungan
d. Cahaya matahari
– merupakan sumber utama energi yang
diperlukan dalam proses fotosintesis
tanaman.
– Cahaya matahari mempengaruhi kehidupan
tanaman karena 4 hal :
1. intensitasnya : banyaknya jumlah cahaya
(dalam foot candle) yang sampai pada tanaman
2. kualitasnya : panjang gelombang (dalam satuan
mμ) yang dapat ditangkap/disekap tanaman
3. durasi : lamanya pencahayaan
4. arah datangnya cahaya : berkaitan dengan
intensitas.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 14
Lingkungan
Intensitas cahaya
• Cahaya matahari yang sampai ke
bumi secara langsung dalam bentuk
cahaya gelombang pendek, hanya
24%.
• Tanggapan tanaman terhadap
intensitas cahaya dan asimilasi CO2,
tanaman dibedakan menjadi 3
kelompok yaitu :
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 15
Lingkungan
Tanaman C-3 : tanaman yang tidak dapat
memanfaatkan intensitas cahaya matahari
secara penuh dalam proses fotosintesisnya.
Tanaman C-4 : tanaman yg memanfaatkan
intensitas cahaya secara penuh, titik
kompensasi CO2 hampir mendekati nol.
Tanaman CAM (crassulacea acid metabolism)
tanaman yang dapat mengasimilasi CO2
dalam keadaan gelap dan dalam keadaan
cekaman, stomata membuka pada malam hari
dan menutup pada siang hari.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 16
Lingkungan
• Kualitas Cahaya.
Kualitas cahaya menunjukkan panjang gelombang yg
terkandung dalam cahaya.
– panjang gelombang yang aktif untuk fotosintesis
(Photosynthetically active wavelengths) berada antara 0,4-
0,7 μ atau 400-700 mμ; dapat ditangkap/dilihat oleh mata
manusia, yaitu :
• Ultraviolet (panjang gelombang 400-435 mμ)
• Biru (panjang gelombang 435-490 mμ)
• Hijau (panjang gelombang 490-574 mμ)
• Kunung (panjang gelombang 574-595 mμ)
• Oranye (panjang gelombang 595-626 mμ)
• Merah (panjang gelombang 626-750 mμ)
– panjang gelombang di atas yang efektif untuk fotosintesis
adalah oranye, merah, disusul violet dan biru.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 17
Lingkungan
Durasi/lama pencahayaan
(fotopepriodisme)
– Periode waktu untuk pertumbuhan aktif suatu tanaman
setiap tahun dibatasi oleh sejumlah faktor. Contoh :
pada daerah dengan garis lintang tinggi, pertumbuhan
aktif dibatasi oleh suhu rendah selama musim dingin; di
daerah tropis, kelembaban yang sesuai selama musim
kemarau lebih membatasi musim pertumbuhan
tanaman.
– Pengaruh fotoperiodisme paling nyata adalah pada
induksi pembungaan yaitu peralihan tanaman dari fase
vegetatif ke fase reproduktif

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 18
Lingkungan
Tanggapan tanaman terhadap
fotoperiodisme dikelompokkan dalam :
• Tanaman hari netral (day neutral plants) :
tanaman yang di dalam pembungaannya tidak
dipengaruhi oleh lamanya pencahayaan. Pada
tanaman ini suhu yang lebih tinggi umumnya
memacu/mempercepat pembungaan tanaman.
• Tanaman hari pendek absolut (Absolut short
day plants) : tanaman yang hanya akan berbunga
apabila lamanya pencahayaan lebih pendek dari
panjang hari spesifik atau kritis.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 19
Lingkungan
• Tanaman hari panjang absolut (Absolut
long day plants) : tanaman yang hanya akan
berbunga apabila panjang hari atau lamanya
pencahayaan lebih panjang dari panjang hari
spsifik atau kritis.
• Tanaman hari pendek kuantitatif
(Quantitative short day plants) : hari pendek
mempercepat pembungaan yaitu tanggapan
kuantitatif pada hari pendek yang ada, tidak
memerlukan adanya lama pencahayaan kritis
sebelum terjadi pembungaan. Akan tetapi
umumnya tanaman akan berbunga jika
mendapatkan lama pencahayaan yang
panjang dalam periode waktu yang cukup.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 20
Lingkungan
Arah datangnya cahaya
• Arah datangnya cahaya berkaitan dengan
jumlah cahaya yang dapat diterima tanaman.
• Cahaya yang datangnya condong akan
memberikan energi yang lebih kecil daripada
yang datangnya dari arah vertikal.
• Cahaya matahari pada pagi hari lebih baik bagi
pertumbuhan tanaman yang masih muda (pada
pembibitan dan pesemaian). Oleh karena itu
dalam membuat atap pembibitan umumnya
miring ke arah barat (atap bagian timur lebih
tinggi dari bagian barat).
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 21
Lingkungan
e. Angin
• Udara yang bergerak secara horisontal,
akibat adanya perbedaan tekanan udara
• penyedia gas CO2 yang sangat
dibutuhkan tanaman dalam proses
fotosintesis.
• Pengaruh angin terhadap pertumbuhan
tanaman dapat terjadi secara langsung
dan tidak langsung.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 22
Lingkungan
Pengaruh langsung adalah :
• kerusakan mekanis tanaman seperti daun
sobek, jaringan tanaman memar, akar
tanaman terangkat dan terempas
• tanaman rebah, misalnya pada tanaman
padi, gandum, jagung, tebu, sehingga
akan menurunkan hasil tanaman
• di daerah padang pasir menyebabkan
erosi tanah sehingga tanaman sulit
tumbuh
• mempengaruhi tipe hujan dan kelengasan
atmosfer di suatu daerah
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 23
Lingkungan
Pengaruh tidak langsung :
• mempengaruhi kecepatan transpirasi
• angin kencang yang panas merusak
pembungaan
• evaporasi sekresi stigma → bunga gugur
• keseimbangan air dalam tanaman
terganggu → pembentukan buah sedikit.
• angin juga berperan dalam : penyerbukan
bunga, penyebaran biji, buah, dan
mikroorganisme.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 24
Lingkungan
f. Gas-gas dalam atmosfer
• Karbondioksida (CO2) : sebagai sumber utama
karbon untuk berbagai senyawa organik dalam
tubuh tanaman, juga sebagai penyusun
pembuatan karbohidrat tanaman hijau dalam
proses fotosintesis.
• Oksigen (O) : setiap organisme hidup
menggantungkan pada oksigen untuk
kelangsungan hidupnya.
• Nitrogen (N) : nitrogen dalam atmosfer menjadi
tersedia dalam tanah oleh adanya kilat, hujan
dan penambatan (fiksasi) nitrogen oleh
mikroorganisme.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 25
Lingkungan
2. Faktor Tanah
a. Kelembaban tanah
– Fungsi penting air dalam
tanaman adalah :
• memberikan turgiditas tanaman
sehingga tanaman tetap tegak
• mengatur suhu dalam tubuh tanaman
• berfungsi sebagai pelarut dan
pembawa hara

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 26
Lingkungan
Keberadaan air dalam tanah membantu tanaman
dalam banyak hal :
• penyedia bahan mentah esensial untuk produksi
karbohidrat melaui proses fotosintesis
• memacu secara fisis, khemis, dan biologis
aktivitas dalam tanah
• sifat-sifat fisik tanah seperti pembentukan
struktur, plastititas, penetrabilitas, friabilitas,
kohesi dan sebagainya dirubah oleh kandungan
lengas tanah. Di samping itu konduktifitas dan
absorbsivitas juga dipengaruhi oleh kandungan
lengas tanah.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 27
Lingkungan
• bentuk dan kandungan unsur yang berbeda
dalam mineral, perubahan kimia seperti
hirolisis, hidrasi dan sebagainya, dan
konsentrasi garam-garam yang berbeda yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman
dipengaruhi oleh kandungan lengas tanah.
• mikroorganisme tanah baikyang
menguntungkan maupun merugikan
pertumbuhan tanaman dikendalikan oleh
kandungan lengas tanah.
• difusi gas dalam tanah untuk aerasi tergantung
pada kandungan lengas tanah.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 28
Lingkungan
b. Udara dalam tanah
• Aerasi tanah mutlak diperlukan untuk
absorbsi air oleh akar tanaman.
• Absobsi air oleh akar-akar tanaman terjadi
sangat cepat dalam tanah yang aerasinya
baik, sedangkan pada tanah yang padat
akan kekurangan persediaan oksigen
• Udara dalam tanah juga bermanfaat dalam
peningkatan ketersediaan hara dalam tanah
dengan cara :
– memecah mineral yang tidak larut menjadi garam-garam
yang larut
– dekomposisi sisa-sisa tanaman dan hewan
– nitrifikasi dan penambatan nitrogen oleh bakteri.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 29
Lingkungan
c. Suhu dalam tanah
• mempengaruhi proses fisis dan khemis yang
terjadi di dalam tanah
• mempengaruhi kecepatan absorbsi air dan
zat-zat yang terlarut, perkecambahan biji
dan kecepatan pertumbuhan bagian-bagian
tanaman yang ada di dalam tanah.
• Proses metabolisme tanaman dan
penyerapan air oleh akar yang maksimum
umumnya terjadi antara 20o-30o C.
• Suhu rendah di bawah 20o C menyebabkan
pengurangan absorbsi air yang cukup besar.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 30
Lingkungan
d. Bahan mineral dalam tanah
• Kandungan mineral tanah berasal dari
pelapukan batuan dan mineral dan terdiri
atas partikel-partikel dalam berbagai ukuran.
• Komponen anorganik
– Senyawa-senyawa Si, Ca, Mg, Fe, K, Na dan Al
merupakan senyawa penting penyusun tanah.
– Tanah juga mengandung sejumlah besar unsur
mineral lain seperti B, Mn, Mo, Zn, Cu, Co, J dan F
yang diketahui sebagai unsur yang diperlukan
tanaman dalam jumlah sedikit dan dinamakan
unsur mikro
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 31
Lingkungan
e. Bahan organik
• tanah mengandung bahan organik dalam jumlah
berkisar : kurang dari 1% pada tanah pasir (sandy
soils) sampai 90% (pada tanah gambut).
• Bahan organik dapat mempengaruhi sifat tanah dan
pertumbuhan tanaman.
• Bahan organik tanah sebagian besar berasal dari :
– akar-akar tanaman & organisme hidup dalam
tanah, yg telah mati
– daun-daun kering, ranting-ranting, tanaman &
hewan yg telah mati.
• Bahan organik tanah merupakan sumber hara
mineral esensial untuk pertumbuhan tanaman.
• Bahan organik juga merupakan sumber makanan
bagi organisme tanah.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 32
Lingkungan
f. Organisme tanah
• Macam/jenis organisme hidup yang terdapat
dalam tanah dapat berbentuk tanaman
(bakteri, aktinomycetes, fungi, algae, akar-
akar, rhizoid dan rhizome) dan hewan
(protozoa, nematoda, tungau, serangga
terutama semut dan kumbang, cacing tanah,
tikus dan sebagainya).
• Berbagai mokroorganisme berperan
melakukan pekerjaan/perombakan : Gula,
pati dan protein dirombak pertama kali,
kemudian selulose dan substansi lemak
(lipoid) dan terakhir lignin (zat kayu) dan
substansi berkayu.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 33
Lingkungan
• Bakteri ammonifikasi merubah protein ke
dalam ammonia.
• Bakteri nitrifikasi mengoksidasi amonia
menjadi nitrit dan nitrat.
• Sejumlah bakteri dan ganggang biru hijau
menambat nitrogen dalam tanah dalam
kondisi anaerob pada tanah yang
tergenang air, bakteri tertentu
menyebabkan denitrifikasi, melepaskan
nitrogen bebas yang hilang di udara.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 34
Lingkungan
• Banyak bakteri dan fungi patogenik
menyebabkan penyakit pada tanaman.
• Bebrapa fungi berbentuk mycorrhiza
bekerjasama dengan akar tanaman tinggi
• Organisme lain yang lebih besar seperti
cacing tanh, binatang pengerat, dan
sebagainya memperbaiki aerasi tanah.
Mereka berperan dalam pelapukan tanah
dan mineral, dan dalam pembentukan
tanah

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 35
Lingkungan
g. Reaksi tanah
• Tanah dapat bersifat netral, asam atau basa
(alkalin) tergantung pada komponen garam-
garam dasar dan asam.
• Tanah-tanah yang netral paling baik untuk
pertumbuhan sebagian besar tanaman.
• Kebasaan tanah yang tinggi (high alkanity)
juga berpengaruh kurang baik bagi
pertumbuhan tanaman. Kebasaan tanah
berpengaruh pada keberadaan kation
seperti Na, K, Ca dan Mg dalam tanah.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 36
Lingkungan
Tanah asam merusakkan pertumbuhan tanaman,
disebabkan oleh :
– keasaman yang tinggi (terutama kandungan alumunium
yang tinggi)
– keasaman yang tinggi menghambat absorbsi beberapa
hara terutama kation seperti K,Ca, dan Mg yang kadarnya
rendah di dalam tanah. Hara P terikat dalam tanah asam
– dekomposisi bahan organik oleh mikro organisme dapat
menurun
– aktivitas bakteri nitrifikasi dan penghambat nitrogen
dihambat
– jenis penyakit yang disebabkan oleh fungi tertentu seperti
penyakit kudis (potato scab) dipacu oleh tanah yang asam

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 37
Lingkungan
3. Faktor Biotik
• Faktor yang berpengaruh
menguntungkan atau merugikan
yang disebabkan oleh tanaman
lain dan hewan pada tanaman
pertanian.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 38
Lingkungan
a. Faktor tanaman/tumbuhan
• Kompetisi dan komplementer
antar tanaman
– kompetisi akan terjadi apabila antar tanaman
membutuhkan hara, air dan sinar matahari.
– Untuk mendapatkan hasil tanaman yang
maksimum diperlukan luas daun yang
maksimum untuk dapat memenfaatkan sinar
matahari, hara, dan air yang tersedia secara
maksimum.
– Jarak tanam yang sempit mengurangi hasil
pertanaman, sedangkan jarak tanam yang
lebar akan mengurangi hasil total persatuan
luas karena jumlah tanaman lebih sedikit.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 39
Lingkungan
• Kompetisi antara gulma dengan
tanaman :
– Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh dimana
mereka tidak dikehendaki baik waktu maupun
tempatnya.
– Gulma dapat menurunkan hasil tanaman karena
berkompetisi dengan tanaman dalam hal
mendapatkan air, hara dan cahaya matahari.
– Keberadaan gulma diantara tanaman menyebabkan
meningkatnya biaya tenaga untuk menyiang dan
biaya untuk peralatan, menpersulit panenan,
menurunkan kualitas dan pemasaran, menjadi
tanaman inang serangga, fungi, virus dan bakteri, dan
beberapa jenis gulma meracun manusia dan ternak.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 40
Lingkungan
• Tanaman dan parasit :
– Parasit tanaman, untuk dapat hidup ter-gantung
pada tanaman inangnya. Dalam keadaan yg
menguntungkan, parasit beru-saha untuk
mempengaruhi komunitas ta-naman. Contoh
parasit yg berupa fungi, bak-teri, virus, dsb.
menyebabkan jenis penyakit yg berbeda pada
tanaman pertanian.
– Mikroorganisme untuk memperoleh makan-
annya melalui perombakan tanaman-tanaman
yang sudah mati dan sisa-sisa hewan (saprofit)
atau dengan menyerang tanaman dan hewan
yang masih hidup (parasit).

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 41
Lingkungan
b. Simbiosis
– Hubungan timbal balik antar organisme secara biologis
dinamakan dengan simbiosis. Simbiosis antara tanaman
legume dengan rhizobia penambat nitrogen sangat
nyata dalam meningkatkan hasil tanaman.
– Kelompok bakteri yang ikut serta dalam
penangkapan/penambatan gas nitrogen dan
memanfaatkannya adalah Rhizobium sp. yang terdapat
dalam bintil akar tanaman legume dan beberapa jenis
bakteri yang hidup bebas seperti Azotobacter dan
Aerobacter yang hidup secara aerob heterotrof. Bakteri
lain yang hidup secara anaerob heterotrof adalah
Clostridium dan Derxia.
– Simbiosis dengan tanaman lain (non legume) sekarang
sudah banyak dikenal, misalnya dengan tanaman
Angiospermae (Alnus, Casuarina, Cercocarpus, Dryas,
Myrica, Comptonia, dsb.) dan Gymnospermae
(Ceratozamia, Cycas, Encephalaaros, Podocarpus,
Macrozamia, dsb).

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 42
Lingkungan
c. Binatang/hewan
• Hewan dalam tanah meliputi : protozoa, nematoda,
siput dan serangga merupakan bagian penting dari
lingkungan akar tanaman. Semua organisme ini
membantu dalam proses dekomposisi bahan organik
tanah dan digunakan untuk kepentingan hidupnya.
• Sebagian dari hewan tanah yang berupa serangga
dan nematoda dapat merusak tanaman sebagai
hama, bahkan setelah panen, biji-biji rusak karena
serangga.
• Hewan yang menguntungkan : banyak tanaman yang
dalam penyerbukannya dibantu/dilakukan oleh
serangga. Kumbang dan lebah mungkin merupakan
penyerbuk tanaman yang sangat penting. Ngengat
dan kupu-kupu juga mampu melakukan penyerbukan.
• Cacing tanah dapat memperbaiki aerasi dan drainase
tanah sehingga dapat memperbaiki pertumbuhan
tanaman.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 43
Lingkungan
4. Faktor Fisiografik
• Lapisan geologi dan topografi sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
• Lapisan geologi : macam/jenis lapisan geologik
tidak hanya mempengaruhi jenis batuan induk yang
membentuk tanah, tetapi juga mempengaruhi
macam tanaman yang dapat dibudidayakan.
• Topografi : sifat atau keadaan alam permukaan
tanah dikenal sebagai faktor topografi, meliputi :
– ketinggian tempat
– keterjalan kemiringan
– kemiringan yang terkena cahaya dan angin
– arah rentetan pegunungan
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 44
Lingkungan
Ketinggian tempat
Ketinggian tempat biasanya berhubungan
dengan : penurunan suhu, peningkatan
presipitasi, peningkatan kecepatan angin
Keterjalan kemiringan
Kemiringan yang terjal mempercepat run-
off setelah hujan → menurunkan
kandungan lengas tanah, tanah menjadi
tidak stabil, juga akan menyebabkan
terjadinya erosi. Humus tidak dpt
terakumulasi sehingga batuan gundul
akan nampak.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 45
Lingkungan
Kemiringan yang terkena cahaya dan angin
Lereng gunung mendapat/terkena intensitas cahaya
yang rendah/ lemah dan tiupan angin yang kuat,
sebagaimana halnya di lereng bagian utara di
daerah temperate dan pegunungan Himalaya,
tanaman sulit/kurang untuk mendapatkan cahaya
dan kelembaban. Hal sama juga dijumpai pada
kemiringan bagian barat daerah pegunungan Tamil
Nadu didapatkan tanaman yang rusak karena angin.
Arah deretan pegunungan
Pembagian curah hujan di seluruh negara selama
musim hujan ditentukan oleh arah rentetan
pegunungan. Pola hujan sangat mempengaruhi tipe
atau jenis tanaman yang dibudidayakan dengan
kondisi kering dan tanah yang berbeda.

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 46
Lingkungan
5. Faktor Antrofik
• Manusia telah menghasilkan banyak
perubahan tanaman di
lingkungan/sekitarnya.
• Pengaruh perbaikan oleh pemulia tanaman
telah meningkatkan hasil pertanian,
introduksi tanaman dari luar negeri sangat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
• Keberhasilan pertanian tidak hanya
tergantung pada pengetahuan fisik, kimia,
dan biologis tanah yang baik, tetapi bahan
tanah dan pengelolaannya.
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 47
Lingkungan
• Walaupun masalah pengelolaan tanah sangat
berbeda dengan keadaan alam tanah, keadaan
iklim dan jenis tanaman yang akan
dibudidayakan, masih merupakan faktor dasar
yang harus dikuasai dalam praktek pengelolaan
tanah dimanapun.
• Pengelolaan tanah yang baik harus didasarkan
pada petunjuk sbb :
– memilih tanaman yang tepat pada tanah tertentu
– memelihara tanah sehingga sesuai untuk
petumbuhan tanaman
– meningkatkan kemampuan produktivitas tanah
merekomendasikan metode pertanian yang
menguntungkan secara ekonomi
Dasar-dasar Agronomi-Faktor 48
Lingkungan
SELESAI

Dasar-dasar Agronomi-Faktor 49
Lingkungan

Anda mungkin juga menyukai