Anda di halaman 1dari 86

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM


DI SDN BOJONG RAWALUMBU IX BEKASI

SKRIPSI
Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Islam ( STAI )
Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta
untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh
MUHAMMAD ILHAM HAMZAH
NIM 201740624

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
SHALAHUDDIN AL AYYUBI JAKARTA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA
TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM
DI SDN BOJONG RAWALUMBU IX BEKASI

SKRIPSI
Oleh
MUHAMMAD ILHAM HAMZAH
NIM 201740624
Di bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H.A.Mahfudz Abduh, M.Si Drs. Syarif Hidayat, M.Pd,MM

Mengetahui :
Ketua STAISA Jakarta

Drs. H. Eno Syafrudien, M.Si

ii
PENGESAHAN PANITIA SIDANG MUNAQOSYAH

Skripsi yang berjudul : “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil


Pembelajaran Agama Islam Di SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi”, telah
diujikan dalam sidang munaqosah Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI)
Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta.
Pada tanggal :

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan Islam pada program strata satu (S1), Jurusan Pendidikan
Agama Islam.
Jakarta, November 2021

Sidang Munaqosyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Drs.H. Eno Syafrudien, M.Si

Anggota :
Penguji I Penguji II

Dr. Hj. Siti Nur Azizah,SH.,M.Hum Dr. H. Asep Habib Idrus Alawy,M.A

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. H.A.Mahfudz Abduh, M.Si Drs. Syarif Hidayat, M.Pd,MM

Mengetahui :
Ketua STAISA Jakarta

Drs. H. Eno Syafrudien, M.Si

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahrirahmanirrahim,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Muhammad Ilham Hamzah

NIM/NIMKO : 201740624

Jurusan/Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi :Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil


Pembelajaran Agama Islam Di SDN Bojong Rawalumbu
IX Bekasi
Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata (S.1) di Sekolah

Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin al-Ayyubi Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di STAISA Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain(hasil plagiasi), maka

saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di STAISA Jakarta sesuai

dengan ketentuan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 pasal 25 ayat 2

dan pasal 70.

Bekasi, Juli 2021

Muhammad Ilham Hamzah

iv
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan taufiq, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa

Terhadap Hasil Pembelajaran Agama Islam Di SDN Bojong Rawalumbu IX

Bekasi”. Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, sebagai pembawa dan para pengikutnya yang senantiasa setia

sampai akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana

Pendidikan Islam (Strata Satu) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI).Dalam menyusun skripsi ini banyak mengalami berbagai hambatan dan

kesulian, namun akhirnya semua dapat teratasi atas bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu atas bimbingan serta bantuannya, penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Drs.H. Eno Syafrudien, M.Si. Selaku Ketua STAI Shalahuddin Al Ayyubi

Jakarta.

2. Drs.H.A. Mahfudz Abduh, M.Si selaku dosen pembimbing I, yang telah

memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

3. Drs. Syarif Hidayat, M.Pd, MM, selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

v
4. Bapak Kepala SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi, yang telah

memberikan izin penelitian, dan dorongannya sehingga selesai skripsi ini.

5. Bapak – bapak dan Ibu – ibu dosen STAI Shalahuddin Al Ayyubi Jakarta

yang telah memberikan semangat kepada penulis.

6. Rekan – rekan mahasiswa dan semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya skripsi ini penulis persembahkan kepada para pembaca dan almamater,

semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih terhadap peningkatan ilmu

pengetahuan umumnya, dan Pendidikan Agama Islam khususnya.Aamiin.

Bekasi, Juli 2021

Muhammad Ilham Hamzah

vi
ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil

Pembelajaran Agama Islam Di SDN Bojong Rawalumbu IX

Bekasi”,ditulisolehMuhammad Ilham

Hamzah(201740624)dibawahbimbingan Drs.H.A Mahfudz

Abduh,M.Si.

Penelitianinidilakukandenganmenggunakanmetodepenelitiankuantitati

f menggunakan deskriptif korelasional, melalui pengumpulan data

yakni dengan

observasilangsungkelapanganuntukmendapatkandatadanfaktayangvali

d.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran

pendidikan agama Islam di SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi dan

pengaruhnya terhadap hasil pembelajaran agama islam di SDN Bojong

Rawalumbu IX Bekasi.

Berdasarkan analisa data hasil penelitian dapat diketahui bahwa

terdapat korelasi positif yang signifikan antara motivasi dalam

pembelajaran pendidikan agama Islam dengan hasil pembelajaran

siswa SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasidan korelasinya tergolong

sedang atau cukup.

vii
Kontribusi hubungan pembelajaran motivasi belajar pendidikan agama

Islam dengan hasil pembelajaransiswaSDN Bojong Rawalumbu IX

Bekasi tergolong sedang atau cukup yang berarti masih terdapat faktor

lain yang mempengaruhi hasil belajarsiswaSDN Bojong Rawalumbu IX

Bekasi.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... 0

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PANITIA SIDANG MUNAQOSYAH ....... iii

HALAMAN ORISINILITAS ........................................................................ iv

HALAMAN KATA PENGANTAR ............................................................. v

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................. 1


B. Identifikasi Masalah...................................................... 10
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................... 11
D. Tujuan dan Signifikan Penelitian.................................. 11
E. Sistematika Penulisan ................................................... 13

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN

A. Deskripsi Teori Terkait ................................................. 15


1. Motivasi Belajar............................................................ 15
a. Pengertian Motivasi ......................................... 15
b. Pengertian Belajar ............................................ 18
c. Pengertian Motivasi Belajar ............................. 18
d. Indikator Siswa Termotivasi ............................ 26
2. Hasil Belajar ................................................................. 29
a. Pengertian Hasil ............................................... 29

ix
b. Pengertian Hasil Belajar ................................... 29
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...... 29
3. Pendidikan Agama Islam .............................................. 33
a. Pengertian Pembelajaran PAI .......................... 33
b. Karakteristik Pembelajaran PAI....................... 33
c. Tujuan Pembelajaran PAI ................................ 35
d. Fungsi Pembelajaran PAI................................. 35
B. Kerangka Berfikir ......................................................... 36
C. Hipotesis ....................................................................... 37

BAB III KERANGKA METODOLOGIS

A. Metode Penelitian ......................................................... 39


B. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ......... 39
C. Instrumen Penelitian ..................................................... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................... 42
E. Teknik Analisis Data .................................................... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah / Instusi yang diteliti ........................ 52


B. Deskripsi Karakteristik Responden .............................. 52
C. Penyajian Analisis Data ................................................ 58
D. Interprestasi Data .......................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................... 65
B. Rekomendasi (saran) .................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

LAMPIRAN .................................................................................................... 71

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 73

x
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian ................................................................ 39

Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian ................................................................. 40

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar ................................................ 40

Tabel 4. Pemberian Skor pada Skala Likert .................................................... 44

Tabel 5. Kriteria Kategori Penilaian Ideal ...................................................... 48

Tabel 6. Deskriptif motivasi belajar ................................................................ 53

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa (X) .............. 53

Tabel 8. Kecenderungan Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa ............ 54

Tabel 9. Kategorisasi Mean Tiap Indikator Motivasi Belajar .......................... 55

Tabel 10. Nilai siswa pada matapelajaran Agama Islam ................................. 57

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas pada Setiap Variabel ..................................... 58

Tabel 12. Hasil Perhitungan Uji Linearitas ..................................................... 59

Tabel 13. Hasil Uji Regresi Variabel X dan Y ................................................ 60

Tabel 14. hasil Uji F Variabel Motivasi terhadap hasil belajar ....................... 61

Tabel 15. Hasil Uji Determinasi Variabel X terhadap Y ................................. 62

xi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Piramida Aktualisasi Diri dari Maslow. ......................................... 23

Gambar 2. Kerangka Berpikir. ......................................................................... 36

Gambar 3. Histogram Perhitungan Kelas Interval. .......................................... 54

Gambar 4. Histogram Variabel Motivasi Belajar. ........................................... 55

Gambar 5. Kategorisasi Mean Tiap Indikator Motivasi Belajar. ..................... 56

Gambar 6. Histogram Variabel Hasil Belajar Mata Agama Islam................... 57

Gambar 7. Ringkasan hasil .............................................................................. 64

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Instrumen Penelitian. .................................................................... 71

Lampiran 2 Butir Soal Angket Motivasi Siswa. .............................................. 72

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Hampir seluruh

dimensi kehidupan manusia terlibat dalam proses pendidikan, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Dalam proses pendidikan, ada unsur

politik, ekonomi, hukum, sosial budaya, kesehatan, dan sebagainya.

Penanganan pendidikan dengan begitu perlu mempertimbangkan dimensi-

dimensi tersebut, agar strategi yang ditempuh benar-benar mengantarkan pada

pencapaian tujuan yang selam aini diharapkan .1

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu proses untuk membantu manusia

dalam mengembangkan diri agar menjadi pribadi yang lebih baik sehingga

mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi seiring dengan

pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan

haruslah menjadi prioritas yang paling utama apabila ingin menciptakan

sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.Tujuan pendidikan di

Indonesia pada dasarnya yaitu mengantarkan siswa menuju pada perubahan

tingkah laku pada masing-masing individu baik intelektual, moral, maupun

sosial agar dapat mandiri sebagai individu dan makhluk sosial.

1
Qomar, M. (2012).Kesadaran Pendidikan: Sebuah Penentu Keberhasilan
Pendidikan. Malang: Ar-ruzz Media.

1
2

Adapun tujuan dan fungsi pendidikan tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, yakni : “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban yang martabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya

potensi siswa agar menjadi manusia berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-

Undang Republik Indonesia, 2003).2

Al-Qur‟an adalah sumber utama ajaran Islam dan merupakan pedoman hidup

bagi setiap muslim, al-Qur‟an bukan sekedar memuat petunjuk tentang

hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga mengatur hubungan

manusia dengan sesamanya, bahkan hubungan manusia dengan alam

sekitarnya. Untuk memahami ajaran islam secara sempurna (kaffah), maka

langkah pertama yang harus dilakukan adalah memahami kandungan isi al-

Qur‟an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-

sungguh dan konsisten.3

Al-Qur‟an sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi setiap muslim dalam

menghadapi berbagai macam masalah yang timbul dari zaman ke zaman,

didalam Al-Qur‟an banyak ayat yang bisa kita petik untuk menghadapi

kesulitan kehidupan manusia karna didalamnya memuat begitu banyak nilai

serta kandungannya yang luas, seperti halnya ketika al-Qur‟an menerangkan

2
Undang-Undang Republik Indonesia, 2003
3
D. Abdul Yasir, Nilai-Nilai Motivasi Belajar yang Terkandung dalam Kisah Nabi Musa
dan Khidir, (Jakarta: 2012), hal.1
3

tentang masalah sosiologi, astronomi, biologi, sejarah, dan psikologi. Hal

tersebeut hanya sebagian kecil diantara ilmu-ilmu yang disinggung dalam al-

Qur‟an,sehingga, kehadiran al-Qur‟an telah memberi pengaruh yang luar

biasa bagi lahirnya berbagai konsep yang diperlukan manusia dalam berbagai

bidang kehidupan. akan sangat amat berguna dalam setiap segi kehidupan

secara menyeluruh, berbagai persoalan yang timbul adapun itu bersifat

duniawi maupun ukhrowi jika kita mempelajari dan memahami isi kandungan

al-Qur‟an pasti akan menemukan solusi untuk menyelesaikannya.4

Demikian pula pendidikan Agama yang merupakan salah satu pendidikan

yang sangat penting untuk diberikan disekolah-sekolah, sebab pendidikan

Agama Islam ini sangat erat sekali kaitannya dengan pendidikan pada

umumnya. Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk meningkatkan

ketakwaan siswa terhadap Allah SWT, yang artinnya menghayati dan

mengamalkan ajaran Agama dalam kehidupan sehari-hari dengan baik, disisi

lain pendidikan Islam mempunyai tujuan yang sejalan dengan misi Islam

yaitu mempertinggi nilai-nilai akhlaq sehingga mencapai tingkat

akhlakulkarimah. Dan sebagai faktor kunci dalam menentukan keberhasilan

pendidikan yang menurut pandangan Islam berfungsi menyiapkan manusia-

manusia yang mampu menata kehidupan baik di dunia maupun di akhirat.

Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan

perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh

4
Taufik Adnan Amal. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, (Jakarta; Pustaka Alvabet, 2005),
Cet. 1, hal. 2
4

energi, terarah dan bertahan lama .5Di dalam pendidikan, pada hakekatnya

seorang gurubertugas mencerdaskan bangsa dalam suatu bentuk dalam

pendidikan formal. Setiap usaha yang dilaksanakan tidak terlepas dari faktor

penghambat dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Guru merupakan faktor

dominan dalam menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Seorang

guru bukan hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator, akantetapi juga

dituntut untuk dapat berperan sebagai motivator yang dapat membangkitkan

semangat dan dorongan siswa dalam belajar dengan menggunakan berbagai

keterampilan mengajar guruyang sesuai serta menunjang pembentukan

kompetensi dasar siswa yang lebih baik dari segi pengetahuan, keterampilan

maupun sikapnya.

Motivasi merupakan salah satu faktor yang turut menentukan keefektifan dan

keberhasilan pembelajaran, karena siswa akan belajar dengan sungguh-

sungguh apabila memiliki motivasi yang lebih tinggi. Dengan demikian,

seorang siswa akan belajar dengan baik apabila ada faktor pendorong

(motivasi), baik yang datang dari dalam maupun yang datang dari luar.

Dalam perspektiktif Islam para penganutnya sangat dianjurkan untuk

mimiliki motivasi belajar yang tinggi, sehingga dengan adanya motivasi

belajar yang tinggi, ilmu pengetahuan akan mudah didapat oleh penganutnya.

Dalam menuntut ilmu, Islam tidak membedakan antara laki-laki dan

perempuan, sebagai mana Hadits Rasulullah SAW : “Menuntut ilmu adalah

kewajiban bagi setiap muslim” (HR. Baihaqi). Dari hadits di atas jelaslah,

5
Santrock.(2010). Psikologi Pendidikan.Jakarta : kencana.
5

Islam ingin menekankan kepada umatnya bahwa memiliki semangat belajar

yang tinggi sangat baik dan harus dilakukan. Di hadits yang lain Rasulullah

SAW bersabda : “Apabila manusia telah mati, maka putuslah pahala amalnya

selain dari tiga yaitu : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang

sholeh yang mendoakan” (HR. Muslim). Dari Hadits ini dapat dipahami

bahwa seorang muslim yang berilmu pengetahuan dan mampu memfaatkan

ilmunya sesuai dengan tuntunan agama Islam, maka dia akan mendapat

reward dunia dan akhirat, dimana di dunia akan mendapat segala kemudahan

dalam urusan dunia dan di akhirat mendapat amal yang mengalir dari orang

lain yang telah mendapatkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat darinya.

Sebagai seorang muslim yang baik sudah selayaknya untuk selalu memiliki

semangat belajar yang tinggi dan penuh perhatian dalam menggali dan

mencari ilmu pengetahuan yang berkuantitas dan berkualitas tinggi.6

Dalam petunjuk dan ajaran Islam sangat mengutamakan dan memuliakan

orang-orang yang melakukan aktivitas belajar dengan tujuan akan

meningkatkan dan menambah ilmu pengetahuannya sehingga hal di

berpertegas di dalam Al qur’an bahwa orang-orang yang berilmu akan

ditinggikan dan dimuliakan beberapa derajat disisi Allah SWT, Sebagai mana

firman Allah dalam al qur’an Surat Al Mujadilah : 11 yang artinya “...Allah

akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang

yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui

apa yang kamu kerjakan”. Dapat dipahami bahwa sebagai orang yang

6
Maslow, Abraham H (1993),Motivasi dan Kepribadian, Teori Motivasi dengan
Pedekatan Hirarki Kebutuhan Manusia, Pustaka Binaman, Pressindo
6

beragama Islam mesti memiliki semangat dan motivasi yang tinggi untuk

selalu melakukan aktivitas belajar dalam meningkatkan kualitas diri baik itu

berhubungan dengan ilmu agama maupun ilmu umum.

Motivasi belajar merupakan yang sangat diperhatikan dan perlu dalam

pandang Islam. Dalam hal ini meningkatkan ilmu pengetahuan umat atau

hamba Allah sangat dianjurkan dan diperintahkan oleh Rasulullah

Muhammad SAW, karena dengan berilmu pengetahuan Islam akan menjadi

kuat dan bermartabat baik di dunia maupun di akhirat. Sebagai mana

SabbdaRasulullah Muhammad SAW, yang artinya “Kelebihan orang yang

berilmu dari orang yang beribadah (yang bodoh) bagaikan kelebihan bulan

pada malam purnama dan semua bintang-bintang yang lain.” (Diriwayatkan

oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu Darda).7

Semangat belajar atau yang dikenal dengan motivasi belajar sudah di kenal

sejak lama dalam Islam hal ini dapat dilihat dalam kisah nabi Musa

alaihissalam, para nabi juga memiliki semangat yang luar biasa dalam belajar

atau menuntut ilmu, Nabi Musa, alaihissalam. Beliau menutut ilmu pada

Khidzir alaihissalam, sebagaimana Allah kisahkan dalam surat al Kahfi ayat

60-82. Dari firman Allah SWT

7
Hatta Ahmad (2009) Tafsir Qur’an Perkata, Magfirah Pustaka, Jakarta
7

Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: “Aku tidak akan

berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku

akan berjalan sampai bertahun-tahun”.

Sampai perkataan Khidhzir,

“Bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. Demikian itu

adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar

terhadapnya”8. (QS Al Kahfi: 82)

Dapat dipahami dari kisah di atas bahwa para nabi pun menuntut ilmu dan

memiliki motivasi yang tinggi dalam melakukan aktivitas belajar. jangan

sampai kita merasa sombong dan tidak mau menuntut ilmu pada orang yang

dibawah kita kalau memang mereka memiliki ilmu lebih dari pada kita.

Dalam kisah ini Nabi Musa lebih mulia karena beliau termasuk seorang Nabi

ulil azmi, sedang Khidir masih diperselisihkan kenabiaanya, tetapi beliau

tetap mau mendatanginya dengan penuh semangat dan motivasi belajar yang

tinggi untuk belajar dan menuntut ilmu.

Pada kisah yang lain para malaikat dan hewan pun memulai orang-orang yang

menuntut ilmu dan berilmu tinggi sebagai hadits Rasulullah SAW, yang

Artinya: “Sesungguhnya para malaikat membentangkan sayapnya kerena

ridho dengan orang yang menuntut ilmu”. Di hadits yang lain Rasulullah

bersabda bahwa semua makhluk dibumi memohon ampun bagi orang-orang

8
Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta, 2020)
8

yang berilmu, yang artinya. “Segala makhluk di bumi memohon ampun bagi

orang yang mempunyai ilmu, hingga ikan yang ada di lautan”.

Berdasarkan pernyataan tersebut, menunjukan betapa pentingnya ilmu

pengetahuan sehingga semua orang wajib untuk menuntutnya.Untuk itu

seorang peserta didik harus mempunyai motivasi untuk belajar.Motivasi

adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar

siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar.

Motivasi yang ada dalam diri siswa berbeda-bedaada yang motivasinya

kuat dan ada yang motivasinya rendah, ada siswa yang semangat mengikuti

mata pelajaran dan ada juga siswa yang kurang memperhatikan mata

pelajaran hal ini dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intrinsic dan faktor

ekstrinsik, faktor intrinsic yaitu berasal dari diri siswa yaitu minat atau

kemauan, sikap, alasan atau dorongan, tujuan, hasrat atau tekad, dan aktivitas.

Sedangkan faktor ekstrinsik yaitu munculnya dorongan karena dari luar diri

siswa. Faktor ekstrinsik ini dipengaruhi oleh guru, teman, orang tua dan

keluarga, lingkugan masyarakat, serta fasilitas belajar.9

Oleh karena itu diwajibkan kepada orang tua agar memberikan dorongan

maupun motivasi kepada anak agar anak memiliki semangat dan pendirian

yang kuat untuk melakukan proses belajar disekolah, serta orang tua

mendidik dan memberikan nutrisi yang bagus untuk perkembangan fisik dan

otak anak, dalam hal ini yang dimaksud adalah orang tua membantu anak

untuk belajar misalnya mencarikan guru les pribadi maupun selagi orang tua

9
Hamdu Gholum dan Lisa Oktaviana.(2011), Faktor faktor yang mempengarui motivasi belajar
mahasiswa studi kasus pada perguruan tinggi bunda mulia.
9

bisa membantu anak dalam mengerjakan tugas itu akan lebihbaik, orang tua

juga harus memberikan fasilitas seperti buku pelajaran yang serta peralatan

apapun yang membuat anaknya manuntuk belajar. Disamping itu lingkungan

yang berada didalam sekolah antara lain guru, teman dan staf-staf yang ada

disekolah tersebut harus bisa memberikan dorongan kepada siswa untuk

mendapatkan motivasi belajar dengan baik, serta memilih teman yang dapat

mengarah kan untuk belajar dengan baik.

Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang

berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar

yang baik. Prestasi belajar merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai

siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah

ditentukan bersama. Belajar yang tidak memperoleh dukungan baik dalam

individu maupun dari luar individu maka belajar akan mengalami hambatan,

tentunya akan mempengaruhi hasil prestasi seseorang.

Semua siswa, orang tua dan guru sebagai pengajar menginginkan

tercapainya prestasi belajar yang tinggi, karena prestasi belajar yang tinggi

merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar. Namun

kenyataannya tidak semua siswa mendapatkan prestasi belajar yang tinggi

dan terdapat siswa yang mendapatkan prestasi belajar yang rendah.

Ada banyak anak-anak yang kurang memperhatikan ketika proses KBM,

dalam hal ini tentunya ada kausalitas (sebabakibat) mengapa anak tersebut

tidak memperhatikan materi yang diajarkan diduga kuat hal tersebut karena di

pengaruhi faktor motivasi. Untuk dapat memperoleh prestasi yang bagus para
10

siswa seharusnya memiliki motivasi belajar yang kuat, tetapi senyatanya

masih banyak siswa yang kurang memiliki prestasi belajar yang kuat

sehingga menyebab kanprestasi belajar mereka menurun dan mereka kurang

bergembira dalam proses belajar yang terjadI.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis anakn melaksanakan

penelitian dan membahas skripsi yang berjudul : “Pengaruh Motivasi Belajar

Siswa Terhadap Hasil Pembelajaran Agama Islam Di SDN Bojong

Rawalumbu IX Bekasi” penulis memilih judul tersebut di atas dengan alasan

sebagai berikut :

1. Karena Motivasi belajar dalam Pendidikan Agama Islam sangat

dibutuhkan oleh setiap umat Islam dan bermanfaat dalam menuntut ilmu.

2. Pelaksanaan pembelajaranAgama Islam di sekolah tersebut masih belum

maksimal karena motivasi siswa yang masih kurang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan pendidikan ?

2. Bagaimanakah tujuan pendidikan di Indonesia ?

3. Bagaimanakah pendidikan di Indonesia ?

4. Apakah pembelajaran agama islam itu ?

5. Apakah tujuan pembelajaran agama islam ?


11

6. Apakah pengaruh pembelajaran agama islam yang berkelanjutan ?

7. Bagaimanakah pengaruh motivasisiswa dalam pembelajaran agama

islam ?

8. Bagaimanakah pembelajaran agama islam dikatakan baik ?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang yang ada, maka peneliti

mefokuskan dan membatasi masalah yang akan peneliti lakukan dalam

penelitiannya yaitu tentang motivasi belajarsiswa dalam pembelajaran agama

islamdi SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi.

Berdasarkan fokus dan pembatasan masalah di atas maka dapat diketahui

bahwa permasalahan yang timbul pastinya akan banyak dan hal itu tidaklah

mungkin dapat diteliti seluruhnya. Oleh karena, itu rumusan masalah dalam

penelitian ini bagaimana motivasi belajar siswa dalam mempelajari pelajaran

agama islam?

D. Tujuan dan Signifikasi Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini untuk

mengetahui sejauh mana hasil dari belajar siswa dengan motivasi siswa dalam

mempelajari pelajaran agama islam .

Secara garis besar signifikasi penelitian terdiri atas :

a. Kegunaan teoritis :
12

Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk

penelitian lanjutan dan juga sebagai bahan bacaan untuk menambah

informasi dan pengetahuan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

b. Kegunaan praktis :

Secara praktis, penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh :

a. Siswa

Bagi siswa, untuk dapat tetap melaksanakan pembelajaran dari

rumah dengan menggunakan aplikasi belajar secara online yang

telah tersedia dan selalu berkembang seiring kemajuan tekhnologi.

b. Guru

Bagi guru, masukan dan juga pertimbangan informasi agar guru

dapat mengembangkan model mengajar agar tetap dapat dilakukan

meski tanpa bertemu langsung.

c. Sekolah

Bagi sekolah, sebagai bahan perbaikan dalam pembelajaran dan

mampu menerapkan pembelajaran berbasis internet untuk kegiatan

belajar mengajar.

d. Penulis

Bagi penulis, penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan

untuk mengetahui respon siswa yang belajar matematika dari jarak

jauh menggunakan google classroom.

e. Program Studi
13

Bagi program studi, hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat dalam rangka perbaikan sistem pembelajaran.

f. Fakultas

Bagi fakultas, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bahan masukan dalam mempersiapkan calon guru yang

berkualitas dan kompetitif yang mampu mengatasi masalah dimasa

yang akan datang dan sebagai pengembangan keilmuan khususnya

dalam masalah pembelajaran matematika.

g. Pemerintah

Bagi pemerintah, untuk meningkatkan mutu pendidikan agar

kualitas pendidikan lebih baik.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembaca dalam menelaah tulisan ini, maka penulis


berusaha untuk menyusun tulisan ini dalam sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bagian ini terdiri atas latar belakang, identifikasimasalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan signifikasi
penelitian,dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI PENELITIAN
Bagian ini terdiri atas deskripsi teori terkait, kerangka
berfikir, hipotesis.
BAB III : KERANGKA METODOLOGIS
Bagian ini terdiri atas metode penelitian, populasi, sampel,
teknik penarikan sampel, intrumen penelitian, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
14

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam bab ini menjelaskan tentang deskripsi daerah atau
instasi yang diteliti, deskripsi karakteristik responden,
penyajian analisis data dan interprestasi data.
BAB V : PENUTUP
Berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendari
atas saran peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II

LANDASAN TEORI PENELITIAN

A. Deskripsi Teori Terkait

1. Motivasi Belajar

a. Motivasi

Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni

movere, yang berarti “menggerakkan” (to move). Motivasi pada

dasarnya merupakan kebutuhan internal yang tak terpuaskan

sehingga menciptakan tegangan-tegangan yang merangsang

dorongan-dorongan dari dalam diri individu. Motivasi sendiri

menurut Stephen P. Robbins (2001 : 166) didefinisikan sebagai

kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk

tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan

upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.10 Motivasi

juga didefinisikan sebagai dorongan dari dalam diri individu

berdasarkan mana dari berperilaku dengan cara tertentu untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhanya. Adapun pemotivasian

dapat diartikan sebagai pemberian motif-motif sebagai pendorong

10
Robbins, Stephen P. 1998. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.

15
16

agar orang bertindak, berusaha untuk mencapai tujuan

organisasional 11(Silalahi, 2002 : 341).

Motivasi merupakan hal yang sangat mudah dijumpai dalam

organisasi, terutama berkenaan dengan orang-orang yang ada

didalamnya. Hal ini terkait dengan salah satu fungsi dari

manajemen, POMCE (planning, organizing, motivating, controling

and evaluating). Pemotivasian adalah pekerjaan manajemen yang

sederhana, namun rumit dalam pelaksanaannya.12 Motivasi

merupakan akibat dari interaksi individu dan situasi, baik situasi

internal maupun situasi eksternal.

Menurut RA. Supriyono, motivasi adalah kemampuan untuk

berbuat sesuatu sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan,

dorongan untuk berbuat sesuatu. Motivasi seseorang di pengaruhi

oleh stimuli kekuatan, intrinsik yang ada pada individu yang

bersangkutan. Stimuli eksternal mungkin dapat pula

mempengaruhi motivasi tetapi motivasi itu sendiri mencerminkan

reaksi individu terhadap stimuli tersebut(Supriyono, 2003:329 ). 13

Motivasi dalam Winardi (2001 : 2) merupakan hasil sejumlah

proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang

11
Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman Praktis Asas-AsasManajemen.Bandung : CV. Mandar Maju.
12
Dessler, Garry (Terjemahan: Agus Dharma). 1997. Manajemen Personalia. Jakarta : Erlangga.
13
Supriyono, RA. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen,
edisi I buku I. Yogyakarta: BPFE.
17

individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan

persistensi dalammelaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu.14

Motivasi dimaknai sebagai dorongan yang didasari

kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Sedangkan

pemotivasian dimaknai sebagai upaya untuk mendorong seseorang

dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Seseorang akan termotivasi

untuk berperilaku sedemikian rupa dikarenakan memiliki tujuan

( kebutuhan, keinginan, harapan, dan lainnya). Motivasi sendiri

akan tercipta bila ada kemauan, kemampuan dan kesempatan.

Dalam proses motivasi, dorongan dalam diri seseorang

menghasilkan upaya untuk melakukan sesuatu. Upaya itu

dilakukan bila seseorang merasa mampu dan begitu tujuan

tercapai, maka motivasi akan menurun. Bila ada rintangan atau

hambatan atas upaya pencapaian tujuan, terjadi 2 (dua)

kemungkinan, yakni: seseorang akan makin terdorong dan

berupaya untuk meraih tujuan atau seseorang akan berputus asa

karena tidak mampu menghadapi halangan dan dorongan maupun

upaya tidak timbul lagi.

Dari beberapa definisi diatas, maka motivasi dimaknai sebagai

dorongan yang didasari kemampuan seseorang dalam memenuhi

kebutuhannya. Sedangkan pemotivasian dimaknai sebagai upaya

untuk mendorong seseorang dalam memenuhi kebutuhan tersebut.

14
Winardi, J. 2002. Motivasi dan Pemotivasian DalamManajemen. Jakarta: PT.
RajaGrafindoPersada.
18

b. Belajar

Belajar dalam arti luas merupakan suatu proses yang

memungkinkan timbulnya atau berubahnya suatu tingkah laku baru

yang bukan disebabkan oleh kematangan dan sesuatu hal yang

bersifat sementara sebagai hasil dari terbentuknya repons utama. 15

Belajar merupakan aktivitas, baik fisik maupun psikis yang

menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru pada diri individu

yang belajar dalam bentuk kemampuan yang relatif konstan dan

bukan disebabkan oleh kematangan atau sesuatu yang bersifat

sementara.

c. Motivasi Belajar

Motivasi memiliki akar kata dari bahasa latin movere,

yang berarti gerak atau dorongan untuk bergerak. Dengan

begitu, memberikan motivasi bisa diartiakan dengan

memberikan daya dorong sehingga sesuatu yang dimotivasi

tersebut dapat bergerak.untuk memberikan pemahaman yang jelas

mengenai motivasi, berikut ini dikemukakan beberapa pendapat

para ahli.

Menurut Atkinson, motivasi dijelaskan sebagai suatu

tendensi seseorang untuk berbuat yang mengingat guna

menghasilkan satu hasil atau lebih pengaruh. A.W

Bernardmemberikan pengertian motivasi sebagai fenomena

15
Noehi Nasution, dkk., Materi Pokok Psikologi Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan
kelembagaan Agama Islam Dep. Agama dan Universitas Terbuka, 1991, h.4
19

yang dilibatkan dalam perangsangan tindakan kearah tujuan -

tujuan tertentu yang sebelumnya kecil atau tidak ada gerakan

sama sekali kearah tujuan - tujuan tertentu. Motivasi

merupakan usaha memperbesar atau mengadakan gerakan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Banyak sekali, bahkan sudah umum orang menyebut

dengan motif untuk menunjuk mengapa seseorang itu berbuat

sesuatu. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang

mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat

diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam

subjek untk melakukan aktifitas - aktifitas tertentu demi

mencapaisuatu tujuan. Berawal dari kata motif itu, maka

motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang sudah

menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat - saat tertentu,

terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat

dirasakan mendesak.16

Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan arah pada

kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan

belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar

itu dapat tercapai.

16
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru,(Jogjakarta:Ar_R
uzz Media,2013), hal. 319
20

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling

mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara

relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari

praktik atau pengetahuan yang dilandasi tujuan untuk mencapai

tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor

intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan

dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita - cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adannya penghargaan,

lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang

menarik.17

Perlu diketahuai bahwa dalam kegiatan sehari - hari

kita banyak dipengaruhi ataupun didorong oleh motivasi

ekstrisik, tetapi banyak pulayang didorong oleh motivasi

intrinsik, ataupun oleh keduanya tersebut meski demikian, yang

paling baik terutama dalam hal belajar ialah motivasi intrinsik.

Sehingga dalam suatu proses pembeljaran seorang guru diharapkan

Mampu membangkitkan semangat belajar peserta didik dengan

menggunakan motivasi intrinsik, karena dengan motivasi

intrinsik siswa / peserta didik itu aktif sendiri, bekerja sendiri

tanpa suruhan atau paksaan orang lain.

Memotivasi belajar penting artinya dalam sebuah

pembelajaran, karena motivasi sendiri berfungsi sebagai


17
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta:PT Bumi Aksara, 2012), hal. 23
21

pendorong, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar.

Karena itu, prinsip - prinsip penggerakan motivasi belajar

sangat erat kaitannya dengan prinsip - prinsip belajar itu

sendiri.18 Dalam kegiatan belajar, anak memerlukan motivasi.

Misalnya seorang anak yang mengikuti ujian, membutuhkan suatu

informasi atau ilmu untuk mempertahankan dirinya dalam ujian,

agar memperoleh hasil yang baik. Jika dalam ujian nanti anak

tidak dapat menjawab, maka akan muncul motif anak akan

mencontek karena ingin mempertahankan dirinya, agar tidak

dimarahi oleh orangtuanya dikarenakan memperoleh nilai yang

buruk dalam ujian tersebut.

Motivasi dapat juga dikatakan sebagai serangkaian

usaha untuk menyediakan kondisi - kondisi tertentu, sehingga

seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak

suka, maka ia akan berusaha untukmeniadakan atau

mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi itu dapat

dirangsang oleh rangsangan dari luar, tetapi motivasi itu tu

mbuh dari dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar,

motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang

menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang

18
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta,
PTBumi Aksara, 2009), hal. 156
22

memberikan pada arah kegiatan belajar, sehingga tujuan yang

dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Dalam Psikologi dikenal ada beberapa teori motivasi, salah

satunya adalah teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh

beberapa ahli sebagai berikut.19

1) Teori Motivasi Fisiologis

Teori ini dikembangkan oleh morgan dengan sebutan

central motive state (CMS) atau keadaan motif sentral.

Teori ini bertumpu pada proses fisiologis yang

dipandang sebagai dasar dari perilaku manusia atau pusat

dari semua kegiatan manusia. Untuk mendukung

pendapat pendapat itu, morgan telah melakukan

beberapa eksperimen untuk membuktikan teori CMS.

Ciri - ciri dari CMS adalah bersifat tetap, tahan

lama bahwa motif sentral itu ada secara terus menerus

tanpa bisa dipengaruhi oleh faktor luar maupun dalam

dari individu yang bersangkutan.

2) Teori Aktualisasi Diri dari Maslow

Abraham Maslow adalah psikolog humanis yang

berpendapat bahwa manusia dapat bekerja ke arah

kehidupan yang lebih baik. Untuk menyokong pendapat

itu, maslow menggunakan pendekatan yang berbeda

19
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan, h.331
23

dengan paham behaviorisme dan psikoanalisis. Maslow

menguji secara kritis pendapat tradisional tentang

pendekatan hedonistis dan reduksi dorongan sebagai

sumber dorongan tingkah laku manusia. Secara umum,

Maslow menggambarkan hierarki kebutuhan manusia

dalam bentuk piramida sebagai berikut:

Gambar 1 . Piramida Aktualisasi Diri dari Maslow

Keterangan:

1. Kebutuhan Fisiologis

2. Ketenteraman (keamanaan)

3. Kebersamaan (belonging)

4. Penonjolan Diri (self-esteem)

5. Aktualisasi Diri

Maslow menekankan kepada kepada pentingnya

motivasi kerja berakar pada pemenuhan berbagai

kebutuhan. Penejelasan dari masing-masing kebutuhan


24

yang diilustrasikan dalam piramida buatan maslow

dikemukakan dibawah ini:

Pertama, kebutuhan fisiologis yang digambarkan

pada bagan diatas terletak pada bagian paling bawah,

sebenarnya kebutuhan fisiologis merupakan sumber dari

kehidupan, termasuk dari sumber aktualisasi diri.

Apabila kebutuhan fisiologis individu

terganggu,misalnya mengalami kekurangan, kebutuhan-

kebutuhan yang lain menjadi gagal.

Kedua, kebutuhan ketentraman (keamanan) dalam

piramida terletak diatas kebutuhan fisiologis. Kebutuhan

ketentraman umumnya akan meningkat tatkala kebutuhan

fisiologis manusia telah terpenuhi dengan baik.maslow

mengungkapkan yang dimaksudkan ketentraman adalah

kebutuhan manusia berupa keinginan untuk

dapat mempertahankan ketertiban dan keamanan diri.

Ketiga, kebutuhan kebersamaan (belonging) dan

cinta dibuktikan dengan adanya jalinan cinta kasih atau

hubungan-hubungan yang akrab dengan orang lain, baik

hal itu dilakukan dengan individu maupun dengan

kelompok. Kebutuhan dalam hal kebersamaan dengan

orang lain sering sulit didapatkan di kota-kota

besar atau kota metropolitan. Di kota-kota besar


25

individu-individu sibuk sendiri-sendiri sehingga tidak

mempunyai banyak waktu untuk saling membina

kebersamaan dengan orang lain di lingkungan sekitarnya.

Kempat, kebutuhan terkenal (tersohor, diakui orang

lain), baik terkenal akan dirinya, namanya, hartanya,

prestasi maupun hubungan dengan orang lain.

Kebutuhan akan terkenal ini oleh maslow di bagi

menjadi dua. Pertama, semua berkaitan dengan harga diri,

kehormatan seseorang atau kelompok. Kedua,

berhubungan dengan respek dari pihak lain sebagai status,

reputasi, kesuksesan, dan kegagalan sosial.

Kelima, kebutuhan aktualisasi diri merupakan

kebutuhan yang tertinggi tingkatannya dalam hierarki

kebutuhan. Jika kebutuhan ini dapat terpenuhi dengan

baik, seorang dapat melaksanakan kodratnya dalam

semua aspek kehidupan sehingga menjadi figur

tertentu. Menurut maslow orang yang bisa

mengaktualisasikan diri dengan baik adalah merekayang

dapat menerima dirinya sendiri dengan orang lain.

Adapun teori motivasi belajar yang digunakan dalam

penelitian ini adalah tori belajar yang dikemukakan

oleh Hamzah B. Uno yang menyatakan bahwa motivasi

belajar dibedakan atas dua kelompok, yakni Motivasi


26

Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik. Adapun ciri-ciri dari

masing - masing kelompok motivasi ini adalah:

a) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil,

b) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

c) Adanya harapan dan cita-cita masa depan,

d) Adanya penghargaan dalam belajar,

e) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

dan ,

f) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Tiga indikator yang pertama masuk dalam motivasi

intrinsik, sedangkan tiga indikator yang terakhir termasuk

dalam motivasi ekstrinsik.20

d. Indikator Siswa Termotivasi

Unsur-unsur motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono

ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu :21

1) Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama,

bahkan sepanjanghayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi

seseorang” akan memperkuat semangat belajar dan

mengarahkan pelaku belajar. Citacita akan memperkuat

motivasibelajar intrinsik maupun ektrinsik sebab

20
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya........, hal. 23
21
Dimyati dan Mudjiono. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
27

tercapainya suatu cita-cita akanmewujudkan aktualisasi

diri.

2) Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.

Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang

terdapat dalam diri siswa. Misalnya pengamatan, perhatian,

ingatan, daya pikir dan fantasi. Di dalam kemampuan

belajar ini, sehingga perkembangan berfikir siswa menjadi

ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya konkrit

(nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara

operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan

dengan kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang

mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih

termotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih

sering memperoleh sukses oleh karena kesuksesan

memperkuat motivasinya.

3) Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa

Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan

psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi

belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan kondisi

psikologis, tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi

fisik, karenalebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada

kondisi psikologis. Misalnyasiswa yang kelihatan lesu,


28

mengantuk mungkin juga karena malam harinya bergadang

atau juga sakit.

4) Kondisi Lingkungan Kelas

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang

datangnya dari luar diri siswa. Lingkungan siswa

sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya ada

tiga yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat

kondisi lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut.

Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan cara guru harus

berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar

yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik

dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam belajar.

5) Unsur – unsur Dinamis Belajar

Unsur – unsur dinamis dalam belajar adalah unsur –

unsur yang keberadaanya dalam proses belajar yang tidak

stabil, kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali.

6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru

mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari

penguasaan materi, cara menyampaikan, menarik perhatian

siswa.
29

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil

Hasil adalah (Outcome) hasil merupakan sesuatu yang

didapatkan setelah kita melakukan sesuatu, hasil dapat pula

dikatakan sebagai proses akhir yang didapat.

b. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara

keseluruhan bukanhanya salah satu aspek potensi kemanusiaan

saja.Artinya, hasil pembelajaranyang dikategorikan oleh para

pakar pendidikan tidak dilihat secara fragmentaris atau

terpisah, melainkan komprehensif. 22 Senada dengan hal tersebut

Nana Sudjana mengatakan bahwa hasil belajar pada hakikat

nyaadalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku itu sendiri

sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup ranah

kognitif, afektif, dan psikomotor.23

Oemar Hamalik menjelaskan bahwa hasil belajar tampak

sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,

yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat

22
Agus Suprijono,Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:Pustaka
Pelajar, 2009, hlm. 7-6
23
Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo,2011,
hlm. 49
30

diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih

baik dibandingkan dengan sebelumnya.24

Dimyati dan Mudjiono menjelaskanhasil belajar adalah

hasil darisuatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses hasil

evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan

berakhirnya batas dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk

sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan

pengajaran. Pada bagian lain merupakan peningkatan

kemampuan mental siswa. Hasilbelajar tersebut dibedakan

menjadi dampak pengajaran dan dampak pengiring. Dampak

pengajaran adalah hasil dapat diukur, seperti tertuang dalam

angka raport dan dampak pengiring adalah terapan

pengetahuan dan kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa

hasil belajar adalah perubahan prilaku siswa akibat belajar.

Perubahan prilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan

atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar

mengajar. Pencapaian tersebut diketahui dari tes yang dilakukan

setelah proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

dilaksanakan yang berbentuk skor atau nilai.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajaran

24
Oemar Hamalik,Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:Bumi
Aksara, 2008, hlm. 155
31

Aunurrahman menjelaskan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi

oleh dua faktor utama yakni faktor internal dan faktor

eksternal. Adapun Faktor internal yang mempengaruhi hasil

belajar siswa adalah:

1) Ciri khas / Karakteristik siswa

2) Sikap terhadap belajar

3) Motivasi belajar

4) Konsentrasi belajar

5) Mengolah bahan ajar

6) Menggali hasil belajar

7) Rasa percaya diri

8) Kebiasaan belajar

Faktor eksternal adalah segala faktor yang ada diluar diri

siswa yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas dan hasil

belajar yang dicapai siswa. Faktor - faktor tersebut adalah :

1) Faktor Guru, dalam ruang lingkupnya guru dituntut

untuk memilikisejumlah keterampilan terkait dengan

tugas-tugas yang dilaksanakannya.

Keterampilan tersebut adalah:

a) Memahami peserta didik

b) Merancang pembelajaran

c) Melaksanakan Pembelajaran
32

d) Merancang dan melaksanakan evaluasi

pembelajaran

e) Mengembangkan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang

dimilikinya.

2) Faktor Lingkungan (termasuk teman sebaya),

lingkungan sosial dapatmemberikan pengaruh positif

dandapat pula memberikan pengaruhnegatif terhadap

hasil belajar siswa.

3) Kurikulum Sekolah, dalam rangkaian proses

pembelajaran disekolah,kurikulum merupakan panduan

yang dijadikan sebagai kerangka acuanuntuk

mengembangkan proses pembelajaran, dengan tujuan

Untukmeningkatkan hasil belajar siswa.

4) Sarana dan prasarana,saranadan prasaranapembelajaran

merupakanfaktor yang turut memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar siswa.Keadaan gedung sekolah dan

ruang kelas yang tertata dengan baik, ruangperpustakaan

yang teratur, tersedianya fasilitas kelas dan

laboratorium,tersedianya buku-buku pelajaran, media/alat

bantu belajar merupakankomponen-komponen penting

yang dapat mendukung terwujudnyakegiatan-kegiatan

belajar siswa.
33

Berdasarkan uraian di atas, dapatdisimpulkan bahwa hasil

belajar yang diperoleh oleh siswa dipengaruhi oleh faktor

internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar

diri siswa). Dari dalam diri siswa berupa kemampuan siswa itu

sendiri. Sedangkan yang mempengaruhi hasil belajar dari

lingkungan adalah kualitas pembelajaran seperti pendekatan,

metode dan strategi yang digunakan.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam (PAI) merupakan usaha sadar dan

terencana untuk menyiapkan siswa dalam menyakini,

memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan agama

Islam yang hakikatnya sebuah proses dalampengembangnnya

juga dimasksud sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan

disekolah maupun perguruan tinggi. Dengan demikian, pendidikan

agama Islam (PAI) dapat dimaknai dalam dua pengertian:

1) Sebagai sebuah proses penanaman ajaran agama Islam

2) Sebagai bahan kajian yang menjadi materi dari proses

penanaman / pendidikan itu sendiri.

b. Karakteristik Matapelajaran Pendidikan Agama Islam


34

Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik

tertentu yang dapat membedakan dengan mata pelajaran

lainnya, tidak terkecuali mata pelajaran pendidikan agama

Islam (PAI). Karakteristik pendidikan Agama Islam adalah

sebagai berikut:25

1) PAI merupakan rumpun mata pelajaran yang

dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok atau dasar yang

terdapat dalam ajaran Islam.

2) Tujuan PAI adalah untuk terbentuknya peserta didik

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi

pekerti luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan

yang luas dan mendalam tentang Islamsehingga memadai

baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk

melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi.

3) PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang

agama Islam, tetapi juga untukdiamalkan dalam kehidupan

sehari-hari.

4) Pembelajaran PAI tidak hanya menekankan

penguasaaan kompetensi kognitif saja, tetapi juga afektif

dan juga psikomotoriknya.

25
Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, (Jogjakarta: TERAS, 2007) hal. 13-14
35

5) Isi mata pelajaran PAI didasarkan dan dikembangkan

dari ketentuan-ketentuan yang ada dari dua sumber pokok

ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadist.

6) Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar

ajaran Islam, yaitu aqidah, syari’ah dan akhlak.

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam pada sekolah umum bertujuan

untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan

pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga

menjadi manusia muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT.26

d. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam, baik sebagai proses penanaman

keimanan maupun sebagai materi (bahan ajar) memiliki fungsi

yang jelas. Fungsi pendidikan Agama Islam dimaksud adalah

sebagai berikut:

1) Pengembangan

2) Penyaluran

3) Perbaikan

4) Pencegahan

5) Penyesuaian

6) Sumber Nilai

26
Nazarudin, Manajemen Pembelajaran.....,hal 16.
36

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir peneliti tentang korelasi antara motivasi belajar

dengan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 2

merupakan bagan alur kerangka konseptual peneliti:

Gambar 2. Kerangka Berpikir

Motivasi Belajar
Hasil Belajar
Intrinsik
Mata Pelajaran
Motivasi Belajar
Pendidikan

Motivasi Belajar Agama Islam


Ekstrinsik

Dari gambar kerangka konseptual diatas dapat dengan mudah kita

pahami bahwa motivasi belajar intrinsik dan ekstrinsik memiliki

hubungan yang sangat erat, bahkan dapat memberikan efek atau pengaruh

yang sangat besar terhadap prestasi belajar siswa.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa

sehingga menimbulkan kegiatan belajar sesuai dengan kehendak subyek

yang ingin dicapai. Suatu motivasi dapat dimanifestasikan melalui

partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki motivasi terhadap

obyak tetentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar


37

terhadap obyek itu. Seseorang yang mempunyai motivasi belajar yang

tinggi, maka akan belajar lebih giat sehingga dapat dipastikan prestasi

belajar yang baik akan dapat dicapai.

Apabila seorang siswa mempunyai motivasi belajar yang baik, maka dia

akan belajar dengan tekun dan timbul keinginan untuk menjadi lebih baik

dari temannya-temannya, maka hasil belajarnya pun menjadi lebih baik.

Semakin termotivasi siswa dalam belajar maka hasil belajar yang akan

diraihpun semakin tinggi. Dari kajian tersebut dapat dilihat bahwa motivasi

belajar siswa merupakan faktor-faktor yang saling berkaitan satu sama lain

dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.

C. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan kebenaran sementara yang masih perlu

dibuktikan. Dalam penelitian ini penulis kemukakan hipotesa sebagai berikut:

H1 = Ada Pengaruh Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam terhadap

Hasil Pembelajaran Agama Islam diSDN Bojong Rawalumbu IX

Bekasi.

H2 = Tidak ada Pengaruh Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

terhadap Hasil Pembelajaran Agama Islam diSDN Bojong

Rawalumbu IX Bekasi.
BAB III

KERANGKA METODOLOGIS

A. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian expost facto.

Penelitian expost facto adalah penelitian dimanavariable-variabel bebas

telah terjadi ketika mulai dengan pengamatan variable-variabel terkait dalam

suatu penelitian. Penelitian expost facto dipilih karena penulis bermaksud

mencari pengaruh variable bebas terhadap variable terikat. Penelitian ini

dilakukan untuk mencari Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap hasil Belajar

kelas VI di SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi pada Tahun Pelajaran 2020

/ 2021.Desain penelitian yang akan digunakan ialah desain kuantitatif.

Kuantitatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data

berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan

dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmia dibalik angka-angka

tersebut.27

B. Popolasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

1. Popolasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari

manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan dan peristiwa. Sebagai sumber

27
Saifuddun Azwar. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

38
39

data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa/siswi kelas VIdi SDN

Bojong Rawalumbu IX Bekasi pada Tahun Pelajaran 2020 / 2021, yang

berjumlah 80 orang. Populasi siswa kelas IV disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 1. Jumlah Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah

1 VI . A 27

2 VI. B 27

3 VI. C 26

Jumlah 80 Siswa

2. Sample

Sampel adalah, sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan

karakteristik yang sama, sehingga betul-betul mewakili populasi. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 55 siswa, yaitu 70% dari seluruh siswa.

Penulis menjadikan siswa kelas VI sebagai sampel.

3. Tekhnik Penarikan Sample

Sampel dari populasi penelitian ditentukan berdasarkan teknik

samplingProportional Random Sampling. Pengambilan sampel secara

proporsi dilakukan dengan mengambil subyek dari setiap kelas ditentukan

seimbang dengan banyaknya subyek dalam masing-masing kelas.28

Berikut ini merupakan tabel jabaran sampel dalam penelitian ini:

28
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
40

Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian

No Kelas Perhitungan Jumlah

1 VI . A 13

2 VI. B 13

3 VI. C 14

Jumlah 55 Siswa

C. Instrumen Penelitian

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Motivasi Belajar

No Aspek Indikator No Butir Jumlah Butir

1 Cita-cita / Aspirasi Siswa 1,2,3 3

2 Kemampuan Belajar 4,5,6 3

3 Kondisi Jasmani dan 7,8,9 3

Rohani Siswa

4 Kondisi Lingkungan Kelas 10,11,12,13 4

5 Unsur-unsur Dinamis 14,15,16 3

Belajar

6 Upaya Guru 17,18,19,20 4

Membelajarkan Siswa

Total 20
41

Kisi-kisi instrumen ini bersumber dari kajian teori motivasi belajar di

Bab2 yang variabel X dan Y didapatkan definisi operasional dan indikator

variabelnya untuk dijadikan kisi-kisi instrumen. Instrumen penelitian berupa

lembar angket online digunakan untuk memperoleh informasi mengenai

variabel penelitian Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar siswa

Kleas VI pada Mata Pelajaran Agama Islam. Instrumen yang digunakan

adalah angket tertutup. Angket tertutup yaitu angket yang dilengkapi dengan

alternatif jawaban dan responden tinggal memilih. Untuk hasil belajar data

diperoleh dengan dokumentasi dari nilai ulangan harian yang didapat dari

siswa kelas VII pada mata pelajaran Agama Islam.

Sebelum instrument ini digunakan untuk penelitian, intrumen ini akan

diujicobakan terlebih dahulu. Setelah diuji coba instrument akan diuji

dengan uji validitas dan reliabilitas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling pokok dalam

sebuah penelitian, karena salah satu indikator terpenting dari penelitian

adalah data penlitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah menggunakan kuesioner (angket).

1. Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis


42

29
kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012: 199). Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan

pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden.

Peneliti memilih menggunakan kuesioner karena teknik pengumpulan

data lebih efisien, praktis, dan sangat memungkinkan jika digunakan untuk

responden yang cukup besar. Dalam pengumpulan informasi tentang

persepsi guru, peneliti menggunakan kuesioner dengan bentuk kuesioner

tertutup. Kuesioner tertutup merupakan kuesioner dimana pernyataan yang

disajikan mempunyai alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh

responden. Kuesioner dengan item tertutup ini pada prinsipnya sangat

efektif bila dilihat dari kepentingan peneliti, karena dengan hanya

memberikan beberapa alternatif jawaban, mereka lebih dapat membawa

jawaban responden sesuai dengan tujuan penelitian yang ada (Sukardi,

2011:77).30

Penggunaan kuesioner dengan bentuk tertutup dilakukan oleh peneliti

dengan cara memberikan pernyataan atau pertanyaan kepada responden.

Responden akan memilih salah satu jawaban terhadap pertanyaan atau

pernyataan dengan cara memberi tanda check (√) pada nomor jawaban

yang tersedia. Untuk melengkapi datayang diperoleh dari kuesioner

tertutup, peneliti juga menambahkan kuesioner terbuka, yaitu dengan

29
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
30
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
43

memberikan beberapa pernyataan atau pertanyaan yang akan dikomentari

dan dijawab oleh responden. Kuesioner terbuka memberi kesempatan

kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri31

Kuesioner terbuka memberi keleluasaan kepada responden untuk

mengemukakan apa saja yang mereka pandang perlu untuk dikemukakan.

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian menggunakan

kuesioner ini adalah model skala Likert. Skala Likert digunkana untuk

mengukur sikap dalam suatu penelitian. Dengan penggunaan skala

pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen dapat

dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien, dan
32
komunikatif. Menurut Sukardi (2011: 146), skala Likert telah banyak

digunakan oleh para peneliti guna mengukur persepsi atau sikap

seseorang.

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala

Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau

pertanyaan.33

31
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
32
Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: PT. Bumi Aksara
33
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
44

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk

menskor skala kategori Likert, jawaban diberi bobot atau disamakan dengan

nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1, untuk empat pilihanpernyataan positif,. Berikut ini

merupakan pemberian skor pada skala Likert.

Tabel 4. Pemberian Skor pada Skala Likert

Kategori Jawaban Keterangan Skor

Selalu 4
SL

Sering 3
SR

Kadang-kadang 2
K

Tidak Pernah 1
TP

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang hasil

belajar mata pelajaran Agama Islam. Pengambilan data dengan cara

mengumpulkan data nilai-nilai mata pelajaran Agama Islam pada hasil Tes

siswa.

E. Teknik Analisis Data

A. Statistika Deskriptif
45

a. Motivasi Belajar Siswa

Dalam teknik analisis data variabel motivasi siswa di kelas VI

meliputi beberapa indikator yaitu citacita/aspirasi siswa,

kemampuan belajar, kondisi jasmani dan rohani siswa, kondisi

lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya guru

membelajarkan siswa.

b. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan hasil nilai mata pelajaran Agama Islam

Kebanyakan siswa kelas VI pada mata pelajaran tersebut

memperoleh nilai melebihi kriteria ketuntasan minimal (KKM)

diatas nilai 75.

B. Distribusi Frekuensi Kelompok

a. Menentukan kelas Interval

Jumlah kelas interval dapat dihitung dengan rumus Sturges,

antara lain :

K = 1 + 3,3 Log n

Dimana :

K = Jumlah kelas interval

n = Jumlah data observasi

log = Logaritma

b. Menghitung rentang dengan rumus :

Rentang data = nilai maksimum – nilai minimum

c. Menentukan Panjang Kelas


46

Distribusi Frekuensi tunggal adalah distribusi yang tidak

menggunakan interval didalam penyusunan tabel distribusi

frekuensi.

I = Interval

R = Rentang

K = Kelas Interval

d. Mean, Modus, dan Median

Menghitung mean dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

M = Mean (nilai rata-rata) yang sedang di cari.

=Jumlah dari nilai pelaksanaan shalat fardhu siswa.

N =Number of Cases.

Menghitung modus dapat menggunakan rumus sebagai

berikut:

Menghitung median dapat menggunakan rumus sebagai berikut:


47

e. Standar Deviasi (Simpangan Baku)

Menghitung Standar Deviasi dapat menggunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

s2 = varian

s = standar deviasi (simpangan baku)

xi = nilai x ke-i

x = rata-rata

n = ukuran sampel

f. Tabel Kecenderungan Variabel

Penelitian ini menggunakan tiga kategori variabel.

Pengkategorian dilaksanakan berdasarkan Mean Ideal (M1) dan

Standar Deviasi Ideal (SD1) yang diperoleh dengan rumus sebagai

berikut :

Mi = mean ideal = ( X maksimum + X minimum)

Si = Standar deviasi ideal = (X maksimum – X minimum)


48

Pengkategorian variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 5 . Kriteria Kategori Penilaian Ideal

No Interval Nilai Interpetasi

1 X ≥ Mi + 1 Sbi Sangat Tinggi

2 Mi + 1 SBi >X ≥Mi Tinggi

3 Mi >X ≥ Mi - 1 Sbi Sedang

4 X >Mi - 1Sbi Rendah

Dengan keterangan :

X : Skor responden

Mi : Mean ideal

Sbi : Simpangan baku ideal

Perhitungan Skor Penilaian Motivasi Belajar

Jumlah butir pertanyaan =20

Skor tertinggi ideal =65

Skor terendah ideal =24

Mi =44,5

Sbi =6,833

C. Uji Persyaratan Analisis

Dalam uji persyaratan analisis, penelitian ini menggunakan uju

normalitas data, uji linieritas, dan uji multikolinieritas.

a. Uji Normalitas Data


49

Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah

data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan analisis

data regresi dapat dilaksanakan (Husaini, 2008: 109). Data dalam

penelitian ini berskala interval maka dalam uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S), kriteria yang

digunakan adalah apabila p >0,05 maka sebaran data dikatakan

normal. Uji normalitas data dalam penelitian ini menggunakan

program bantu SPSS 17.0 for Windows

b. Uji Linieritas

Uji liniearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji

ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi

atau regresi linear. Dalam penelitian ini menggunakan bantuan

program SPSS 17.0 for Windows. Pengujian pada SPSS V. 17.0

for Windows dengan menggunakan FLinearity→ p<0,05 pada taraf

signifikansi nilai F 5%. Duavariabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linear bila signifikansi(Linearity) lebih dari 0,05.

FLinearity→ p < 0,05

Fdeviation from linearity p > 0,05

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis ini menggunakan uji F untuk mengetahui

sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat. Persamaan

garis regresi tunggal untuk memprediksikan seberapa jauh nilai


50

variabel terikat bila variabel bebas dinaikkan-diturunkan.

Persamaan regresi sebagai berikut : Y = a + bX

Dimana:

Y = kriterium

a = bilangan konstan

bX = Koefisen prediktor X

Analisis regresis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mencari Nilai Koefisien Determinasi (R²) pada intinya

mengukur seberapa jauhkemampuan model dalam

memvariasi variabel dependen. Nilai koefisiendeterminasi

adalah di antara nol dan satu. Nilai (R²) yang kecil berarti

kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabeldependen sangant terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabelindependen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan

untukmemprediksi variabel dependen.

2) Uji Signifikansi dengan Uji F

Uji F dilakukan untuk menguji signifikansi koefisiensi

regresi majemuk dengan rumus sebagai berikut :

Freg =
keterangan :

Freg = harga F garis regresi


51

N = cacah kasus

m = cacah predictor

= koefisien korelasi antara kriterium dengan prdeiktor

Uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh

antar variabel.Bila Fhitung > Ftabel pada taraf signifikansi

5% maka signifikan. Sebaliknya bila Fhitung < Ftabel,

maka pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

tidak signifikan.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi.

Subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas VI tahun ajaran 2020/2021

sebanyak 40 siswa. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan dari bulan

Juli sampai dengan Oktober 2021. Dalam penelitian ini dibahas dua

variabel yang terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat.

Variabel bebas yaitu Motivasi Belajar Siswa (X) sedangkan variabel

terikatnya yaitu Hasil Belajar Mata Pelajaran Agama Islam (Y).

B. Deskripsi Karakteristik Responden

Berdasarkan analisa deskriptif yang diolah dengan menggunakan

bantuan SPSS versi 17 for windows, untuk variabel Motivasi Belajar

Siswa (X) dapat diketahui rerata (Mean) yaitu 43,93 median (Me) yaitu 43

dan standar deviasi yaitu 11,012 . Berdasarkan angket Motivasi Belajar

yang disebar dapat diketahui pula skor maksimal untuk variabel Motivasi

Belajar yaitu 65 dan skor minimal yaitu 24 ( hasil perhitungan lengkap

dapat dilihat di lampiran).

52
53

Tabel 6. Deskriptif motivasi belajar

Std.
N Range Minimum Maximum Mean Median
Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic

Motivasi 55 41 24 65 43,93 11,012 43

Valid N
55
(listwise)

Dari hasil deskriptif setiap variabel ke peneliti membuat distribusi

frekuensi variabel motivasi belajar menjadi 7 kelas interval.

Berikut tabel distribusi frekuensi untuk variabel Motivasi Belajar Siswa

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa (X)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Valid

24 – 29 4 7,3 7,3
7,3
30 – 35 14 25,5 25,5
32,7
36 – 41 9 16,4 16,4
49,1
42 – 47 2 3,6 3,6
52,7
48 – 53 15 27,3 27,3
80,0
54 – 59 6 10,9 10,9
90,0
60 – 65 5 9,1 9,1
100,0
Total 55 100,0 100,0
54

Berdasarkan distribusi frekuensi diatas digambarkan histogram

sebagai berikut:

Gambar 3. Histogram Perhitungan Kelas Interval

Berikut tabel kategori kecenderungan frekuensi untuk variabel

Motivasi siswa kelas VI pada mata pelajaran agama islam.

Tabel 8. Kecenderungan Frekuensi Variabel Motivasi Belajar Siswa

Frekuensi
No Kategori Interval Frekuensi
Relatif (%)

1 Sangat Tinggi X ≥ 73.333 19 34,545

2 Tinggi 73.333 >X ≥62.5 7 17,727

3 Sedang 62.5>X ≥ 51.667 7 17,727

4 Rendah X > 51.667 22 40

Total 55 100
55

Gambar 4. Histogram Variabel Motivasi Belajar

Setelah mengkategorikan setiap pernyataan tentang Motivasi Belajar

kemudian dikelompokkan dan dirata-rata untuk mengkategorikan setiap

indikator motivasi belajar siswa.

Tabel 9. Kategorisasi Mean Tiap Indikator Motivasi Belajar

No Indikator Mean

1 Cita-cita/Aspirasi Siswa 2,13

2 Kemampuan Siswa 2,35

3 Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa 2,19

4 Kondisi Lingkungan Kelas 2,29

5 Unsur-unsur Dinamis Belajar 2,07

6 Upaya Guru Membelajarkan Siswa 2,14

Rata- rata 2,19


56

Gambar 5.

Diagram Batang Kategori Mean Tiap Indikator Motivasi Belajar

Berdasarkan kategorisasi tiap indikator dari variabel motivasi belajar

di tabel diatas diketahui beberapa indikator yang nilainya dibawah rata-

rata keseluruhan sebesar 2,19 masuk dalam kategori kadang-kadang antara

lain:

1) Citacita/Aspirasi siswa dengan rerata sebesar 2,13

2) Kemampuan Siswa sebesar 2,35

3) Kondisi Jasmani dan rohani Siswa sebesar 2,19

4) Kondisi Lingkungan Kelas sebesar 2,29

5) Unsur-unsur Dinamis Belajar sebesar 2,07

6) Upaya Guru Membelajarkan Siswa sebesar 2,14

a) Hasil Belajar Matapelajaran Agama Islam


57

Tabel 10. Nilai siswa pada matapelajaran Agama Islam

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Valid
10,9
75 – 76 6 10,9
16,4 10,9
77 – 78 9 16,4
25,5 27,3
79 – 80 14 25,5
20,0 52,7
81 – 82 11 20,0
16,4 72,7
83 – 84 9 16,4
7,3 89,1
85 – 86 4 7,3
3,6 96,4
87 – 88 2 3,6
100,0 100,0
Total 55 100,0

Gambar 6 . Histogram Variabel Hasil Belajar Mata Agama Islam


58

Berdasarkan hasil rata-rata nilai ulangan mata pelajaran agama islam

di tabel diatas diketahui adanya nilai pada mata pelajaran agama islam di

dikelas VI dengan rata-rata 80 Sehingga banyak siswa kelas VI yang

mendapatkan nilai melebihi kriteria ketuntasan Minimal (KKM) diatas

nilai 75.

C. Penyajian Analisis Data

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan analisis Kolmogorof-

Smimov (K-S) dengan menggunakan program bantu SPSS V.17 For

windows dan hasilnya dapat dilihat pada tabel.

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas pada Setiap Variabel

No Variabel Asymp. Sign (2-tailed) Kesimpulan

1 X 0,191 Normal

2 Y 0,407 Normal

Dari hasil tabel diatas menunjukkan uji normalitas data X terhadapY,

yang sudah diuji dengan program SPPS v17 for Windows. Hasil uji

signifikan jika normalitas diperoleh > 0,05. Dari hasil tabel didapatkan

bahwa variabel X diperoleh nilai signifikansi p = 0,191 , maka variabel X

berdistribusi normal sehingga statistik inferensial parametik didapat

digunakan .

2. Uji Liniearitas
59

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui model yang digunakan

linear atau tidak. Berdasarkan output SPSS Statistic 17.0 for Windows

hasil perhitungan uji linearitas .

Tabel 12. Hasil Perhitungan Uji Linearitas

Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square

(combined) 320,579 25 12,823 1,813 ,062


Between Groups

Linearity 54,791 1 54,791 7,745 ,009


Hasil_Belajar

*motivasi

Deviation 265,787 24 11,074 1,565 ,124

from

Linearity

Within Groups 205,167 29 7,075

Total 525,745 54

Tabel diatas menunjukkan nilai signifikansi pengaruh Motivasi belajar

terhadap hasil belajar mata pelajaran agama islam sebesar 0,09 . Nilai

signifikansi (P) tersebut lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 (5%)

sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat bersifat linear.

3. Uji Hipotesis

a. Hipotesis

Analisis Regresi Linier Sederhana


60

Ho : Motivasi belajar tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Agama Islam

Ha : Motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Agama Islam

Tabel 13.

Hasil Uji Regresi Variabel Motivasi Belajar Terhadap Hasil

Belajar Agama Islam.

Unstandardize Standardized

d Coefficients Coefficients
model
Std.
B Beta t Sig.
Eror

1 76,473 1,667 45,868 .000

(Constant) ,091 ,037 ,323 2,483 .016

Motivasi

1) Koefisien Regresi

Berdasarkan table diatas, maka didapatkan nilai

koefisien regresi konstan sebesar 76,473 dengan koefisien

regresi X adalah 0,091 Maka didapatkan persamaan regresi

sebagai berikut:

Y = 76,473 + 0,091x

Persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :


61

a) Nilai 76,473 adalah nilai konstanta yang artinya ketika

variabel X dianggap konstan maka besarnya variabel Y

adalah sebesar 76,473.

b) Nilai 0,091 pada variabel X artinya bila X dinaikkan 1

point maka Y akan naik sebesar 0,091

2) Uji Signifikasi Parameter Regresi dengan Uji F

Tabel 14.

Hasil Uji F Variabel Motivasi terhadap hasil belajar

Model Sum of Df Mean F Sig.

Squares Square

1 Regression 54,791 1 54,791 6,166 .016

Residual 470,954 53 8,886

Total 525,745 54

Data dinyatakan signifikan apabila hasil Fhitung >

Ftabel. Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat bahwa nilai

Fhitung untuk variabel X sebesar 6,166 sedangkan nilai

Ftabel sebesar 1,94 sehingga variabel Motivasi Belajar

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Hasil

Belajar Mata Pelajaran Menggambar Bangunan.

b. Koefisien Determinasi (R²)


62

Tabel 15.

Hasil Uji Determinasi Variabel Motivasi Belajar terhadap Hasil

Belajar Agama Islam

Std. Error
Adjusted R
Model R R Square of the
Square
Estimate

1 .323² .104 ,087 2,981

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa nilai secara

statistik dapat diartikan bahwa sebesar 10,4% variabel motivasi

belajar mempengaruhi variabel hasil belajar siswa. Sedangkan

sisanya sebesar 89,6% dijelaskan oleh faktor yang tidak

dimasukkan ke dalam model. Berdasarkan hasil uji hipotesis

tersebut, dapat diketahui bahwa Hipotesis yang menyatakan

motivasi belajar berpengaruh yang signifikan terhadap Hasil

Belajar Mata Pelajaran menggambar bangunan maka, Ho diterima.

D. Interpretasi Data

1. Motivasi Belajar (X)

Hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi belajar siswa kelas VI

disekolah ini, masuk dalam kategori baik. Hasil analisis menggunakan

SPSS versi 17 for windows diperoleh rerata (Mean) yaitu 43,93 median

(Me) yaitu 43 dan standar deviasi yaitu 11,012. Hasil kategorisasi tiap
63

indikator didapatkan dibawah rata-rata keseluruhan sebesar 2,19 antara

lain:

a. Cita-cita/Aspirasi siswa dengan rerata sebesar 2,13

b. Kemampuan Siswansebesar 2,35

c. Kondisi Jasmani dan rohani Siswa Sebesar 2,19

d. Kondisi Lingkungkan Kelas. Sebesar 2,29

e. Unsur-unsur Dinamis Belajar sebesar 2,07

f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa sebesar.2,19.

2. Hasil Belajar Mata Pelajaran Agama Islam (Y)

Berdasarkan hasil rata-rata nilai ulangan mata pelajaran agama islam

ditabel diatas diketahui adanya nilai pada mata pelajaran agama islam di

dikelas VI dengan rata-rata 80

Dari hasil kategorisasi indikator terhadap instrument hasil belajar

matapelajaran agama islam kelas VI. Berdasarkan tabel dan gambar dapat

diketahui hasil belajar mata pelajaran agama islam masuk kategori Selalu.

Sehingga banyak siswa kelas VI memperoleh nilai melebihi Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) diatas nilai 75.

3. Hipotesis Motivasi Belajar (X) terhadap hasil belajar matapelajaran agama

islam (Y)

Perkembangan Hasil Belajar Mata Pelajaran agama islam yang

dicapai oleh siswa kelas VI Tahun Ajaran 2020/2021 secara umum

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dalam penelitian ini bertujuan

mengetahui pengaruh. Hasil tersebut dapat dilihat pada gambar berikut:


64

Gambar 7. Ringkasan Hasil

bxy = 6,166 X Y

R²y = 0,104

Keterangan :

X = Motivasi Belajar

Y = Prestasi Hasil Belajar Mata Pelajaran Paket Keahlian

 = Pengaruh variabel (X) secara terhadap variabel terikat (Y)

bXY = Uji F variabel X terhadap Variabel Y

R²y = Koefisien korelasi variabel X terhadap Y

Dari Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer

program SPSS versi 17.0 for window bahwa Nilai dari uji signifikan (F)

pada variabel motivasi belajar sebesar 6,166 lebih besar dari nilai ttabel

pada taraf signifikansi 5% . Data dinyatakan signifikan apabila hasil

thitung > ttabel. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa nilai thitung

sebesar 6,166 sedangkan nilai ttabel sebesar 2,660 sehingga variabel

Motivasi Belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

hasil belajar mata pelajaran agama islam maka, Ho diterima memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Agama

Islam pada siswa kelas VI Di SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi, tahun

ajaran 2020/2021.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian

tentang pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar mata pelajaran

Agama Islam Di SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi, tahun 2020/2021,

maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan kategori tiap indikator dari variabel motivasi dapat di

simpulkan motivasi belajar masih dalam katagori sedang, termasuk dalam

kadang-kadang siswa termotivasi dalam mata pelajaran agama islam

dengan di tandai hasil mean dari beberapa indikator yaitu:

1).Cita-cita/Aspirasi siswa dengan rerata sebesar 2,13

2) Kemampuan Siswa sebesar 2,35

3) Kondisi Jasmani dan rohani Siswa. Sebesar 2,13

4)Kondisi Lingkungkan Kelas. Sebesar 2,29

5). Unsur-unsur Dinamis Belajar sebesar 2,07

6). Upaya Guru Membelajarkan Siswa sebesar.2,14

Dari hasil dokumentasi ulangan siswa, 5 siswa mendapatkan nilai 75-

76 dengan presentase 10,9%, 9 siswa mendapatkan nilai 77-78 dengan

65
66

presentase 16,4%, 14 siswa mendapatkan nilai 79-80 dengan presentase

25,5, 11 siswa mendapatkan nilai 81-82 dengan presentase 20% , 9 siswa

mendapatkan nilai 83-84 dengan presentase 16,4%, 4 siswa mendapatkan

nilai 85-86 dengan presentase 7,3% dan 2 siswa mendapatkan nilai 87-88

dengan presentase 3,6% dari hasil belajar ini siswa kelas VI , pada mata

pelajaran agama islam sesuai dengan nilai melebihi Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) diatas nilai 75. Dengan rata-rata nilai 80.

Terdapat pengaruh motivasi belajar yang signifikan terhadap hasil

dari pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar mata pelajaran

Agama Islam Di SDN Bojong Rawalumbu IX Bekasi, tahun

2020/2021dibuktikan dengan Ry= 0,104; dan Fhitung =6,166 > Ftabel =

1,94.dan diperolehanya nilai motivasi belajar sama dengan hasil belajar

yaitu masuk kategori sedang dengan hasil belajar sesuai dengan nilai

melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) diatas nilai 75. Dengan rata

siswa mendapatkan nilai 80.

Motivasi merupakan aspek yang paling terpenting dalam kegiatan

pemebelajaran termasuk pada mata pelajaran agama islam dikelas,karena

sangat berpengaruh terhadap nilai-nilai yang dihasilkan siswa sebagai guru

yang bertindak sebagai key person memiliki pengaruh yang sangat besar

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran menggambar bangunan,

oleh karena itu seorang guru harus berusaha untuk memotivasi siswa

dalam belajar dan selama pelajaran berlangsung, tidak hanya guru yang

berpengaruh untuk menumbuhkan motivasi siswa, lingkungan sekolah,


67

kondisi kelas, kesehatan jasmani dan rohani siswa, dan juga unsur-unsur

dinamis belajar juga berpengaruh terhadap motivasi siswa dalam belajar,

untuk menciptakan dan memelihara lingkungan belajar di kelas juga

dibutuhkan dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga dapat

membentuk kedisiplinan dan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran menggambar bangunan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka

dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

1) Dengan adanya fasilitas yang terbatas dan pentingnya hal tersebut

maka diharapkan panambahan fasilitas, terutama peralatan praktek.

2) Bagi guru pada mata pelajaran ini disarankan untuk sering memotivasi

siswa agar siswa selalu termotivasi terhadap mata pelajaran agama

islam.

3) Penelitian ini dapat dilakukan bukan hanya pada bidang keahlian

tertentu melainkan pada semua bidang keahlian lainnya.

4) Bagi siswa disarankan hendaknya meningkatkan kesadaran dan

usahanya dalam rangka memperoleh informasi non formal sehingga

pengetahuan mereka dapat lebih bertambah wawasannya, seperti

mencari informasi lewat internet, membaca koran/ buku selain buku

referensi. Diharapkan siswa selalu melatih dirinya untuk berani tampil

dalam mengungkapkan pendapatnya di depan umum.


68

5) Bagi siswa disarankan untuk lebih meningkatkan motivasi belajar,

karena dengan mempunyai motivasi belajar yang tinggi siswa menjadi

mudah menyelesaikan suatu masalah, sehingga siswa akan lebih siap

untuk meningkatkan hasil belajarnya.

6) Bagi penelitian berikutnya hendaknya memperhatikan variabel lain

yang dapat mempengaruhi kesiapan siswa, karena pada dasarnya

masih terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

siswa. Beberapa indikator lain yang dapat mempengaruhi motivasi

belajar diantaranya citacita/aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi

jasmani dan rohani siswa, lingkungan kelas, unsur-unsur dinamis

belajar dan upaya guru dalam membelajarkan siswa . Untuk itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut tentang variabel yang mempengaruhi

Motivasi belajar siswa.


DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM,


Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009.

D. Abdul Yasir, Nilai-Nilai Motivasi Belajar yang Terkandung dalam Kisah Nabi
Musa dan Khidir, (Jakarta: 2012),

Departemen Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta, 2020)

Dessler, Garry. Manajemen Personalia. Jakarta : Erlangga. 1997.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud

Hamdu Gholum dan Lisa Oktaviana.(2011), Faktor faktor yang mempengarui


motivasi belajar mahasiswa studi kasus pada perguruan tinggi bunda mulia.

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya,(Jakarta:PT Bumi Aksara,


2012),

Hatta Ahmad (2009) Tafsir Qur’an Perkata, Magfirah Pustaka, Jakarta

Maslow, Abraham H (1993),Motivasi dan Kepribadian, Teori Motivasi dengan


Pedekatan Hirarki Kebutuhan Manusia, Pustaka Binaman, Pressindo

Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, (Jogjakarta: TERAS, 2007).

Nana Sudjana,Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru


Algesindo,2011,

Noehi Nasution, dkk., Materi Pokok Psikologi Pendidikan, Jakarta: Direktorat


Jendral Pembinaan kelembagaan Agama Islam Dep. Agama dan Universitas
Terbuka, 1991.

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,


(Jakarta, PTBumi Aksara, 2009).

69
70

Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif


Baru,(Jogjakarta:Ar_Ruzz Media,2013).

Qomar, M. (2012).Kesadaran Pendidikan: Sebuah Penentu Keberhasilan


Pendidikan. Malang: Ar-ruzz Media.

Robbins, Stephen P. 1998. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenhallindo.

Saifuddun Azwar. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santrock.(2010). Psikologi Pendidikan.Jakarta : kencana.

Silalahi, Ulber. 2002. Pemahaman Praktis Asas-Asas Manajemen.Bandung : CV.


Mandar Maju.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan


Praktiknya.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Supriyono, RA. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen,edisi I buku I.


Yogyakarta: BPFE.

Taufik Adnan Amal. Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, (Jakarta; Pustaka Alvabet,


2005),Cet. 1

Undang -Undang Republik Indonesia, 2003

Winardi, J. 2002. Motivasi dan Pemotivasian DalamManajemen. Jakarta:


PT.RajaGrafindoPersada.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1 : Instrumen Penelitian

71
72

Lampiran 2 :
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Ilham Hamzah


Tempat & Tanggal Lahir : Bekasi , 21 Mei 1999
Umur : 21 Tahun
Pendidikan Akhir : SMKN Jurusan Tekhnik Grafika
Alamat : Jl.Dalang NO.50 Rt 009/Rw 001, Kel.Bojong
Rawalumbu, Kec.Rawalumbu, Bekasi, 17116
No HP : 0896 0106 0975
E-mail : hamzahilham99@gmail.com

73

Anda mungkin juga menyukai