Anda di halaman 1dari 89

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI

WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI


PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG
KEC. SECANG KAB. MAGELANG
TAHUN 2012

SKRIPSI

Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Disusun Oleh :

WAFIROTU SYA’DIYAH
NIM 11410141

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2012
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Lamp : 4 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi Saudari Wafirotu Sya’diyah

Kepada Yth.
Ketua STAIN Salatiga
di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini
kami kirimkan naskah skripsi saudari:
Nama : Wafirotu Sya’diyah
NIM : 11410141
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI
WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA
SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC.
SECANG KAB. MAGELANG TAHUN 2012
Dengan ini kami mohon skripsi saudari tersebut di atas supaya segera
dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Salatiga, 12 September 2012


Pembimbing,

Hj.Maslikhah, S.Ag., M.Si.


NIP. 19700529
2000 03 201
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
administrasi@stainsalatiga.ac.id

SKRIPSI
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU

MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SD

NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB. MAGELANGTAHUN 2012

DISUSUN OLEH
WAFIROTU SYA’DIYAH
NIM : 11410141

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah,


Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 8
September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Pendidikan Agama Islam.

Susunan Panitia Penguji


Ketua Penguji : Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag.

Sekretaris Penguji : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Penguji I : Drs. A. Bahruddin, M.Ag.

Penguji II : Siti Rukhayati, M.Ag.

Penguji III : Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Salatiga, 22 November 2012


Ketua STAIN Salatiga
Dr. Imam Sutomo, M.Ag
NIP. 19580827 198303 1 002

DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721
Website: www.stainsalatiga.ac.id. E-mail
administrasi@stainsalatiga.ac.id

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Wafirotu Sya’diyah
NIM : 11410141
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.

Salatiga, 12 September 2012


Yang Menyatakan,

Wafirotu Sya’diyah
MOTTO

Artinya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan
menyukai orang-orang yang menyucikan diri”. (Q.S Al-Baqoroh, 2:222)
PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, kupersembahkan karya

sederhana ini kepada:

Suamiku yang sangat aku hormati dan sayangi (Bapak Zaeni), dengan

dukungan dan doa agar aku bisa bertahan untuk menjadi lebih baik lagi.

Untuk anak-anakku (Fendi, Dewi dan Lisa) yang aku sayang, selalu

memberikan semangat dan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa kepada teman-teman seperjuanganku PAI 2010 yang telah

memberikan semangat dan dukungan.


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, penyusun ucapkan sebagai raya syukur


kehadirat Allah SwT. karena pertolongan-Nya penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, nabi akhiruz zaman yang senantiasa
kita nantikan syafa’atnya kelak di yaumul qiyamah.

Penyusunan skripsi dengan judul “PENINGKATAN PRESTASI


BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE DEMONSTRASI
PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB.
MAGELANG TAHUN 2012” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Agama Islam di Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Salatiga.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun
menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga
2. Drs. Djoko Sutopo, selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam
STAIN Salatiga
3. Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan saran, arahan dan bimbingan serta keikhlasan dan kebijakan
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini.
4. Segenap bapak dan ibu dosen serta staf karyawan di lingkungan program
studi Pendidikan Agama Islam.
5. Ariyati, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pucang, Kec Secang, Kab.
Magelang yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di SD yang beliau pimpin.
6. Bapak dan ibu karyawan SD Negeri Pucang, Kec Secang, Kab. Magelang
yang telah membantu peneliti selama melakukan penelitian di SD tersebut.
7. Murid-murid kelas II SD Negeri Pucang Kec Secang, Kab Magelang yang
telah mendukung dan membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
8. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

Salatiga, 12 September 2012


Peneliti,

Wafirotu Sya’diyah
NIM. 11410141
ABSTRAK

Sya’diyah, Wafirotu. 2012. Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Wudhu


Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas II SD Negeri Pucang
Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012. Skripsi Jurusan Tarbiyah.
Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Hj. Maslikhah, S.Ag., M.Si.

Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah


satunya adalah metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar. Pada
kenyataannya, dalam belajar guru menggunakan metode klasik yaitu ceramah,
sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan prestasi belajar kurang
memuaskan, oleh karena itu perlu dilakukan penggunaan metode yang lain untuk
meningkatkan prestasi belajar. Penelitian ini untuk mengetahui apakah metode
demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi wudhu pada
siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD
Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang Tahun 2012.
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode demonstrasi dengan
cara memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi
yang sedang dipelajari sehingga proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam. Penelitian ini merupakan PTK dengan 3 siklus
melalui 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Penelitian dilakukan di SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang dengan
bantuan 3 kolaborator (Asyiah, Mahmudah, Ratna Barooh). Subyek penelitian ini
sebanyak 32 siswa. Hipotesis yang diajukan adalah jika metode demonstrasi
dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata
pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang Kab. Magelang
Tahun 2012. Indikator keberhasilan 75% dengan KKM sebesar 75. Teknik
pengumpulan data dengan observasi.teknik analisis data dengan rumus untuk
mengetahui nilai rata-rata dan presentase.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Prestasi belajar pada siklus I sebesar
44% atau 14 siswa dengan KKM 75, siklus II sebesar 56% atau 18 siswa dengan
KKM 75 dan pada siklus III sebesar 81% atau 26 siswa untuk materi rukun wudhu
dan sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk materi sunah wudhu dengan KKM 75.
Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 12% dengan
KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan materi rukun
wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .............................................................. iv
MOTTO .................................................................................................................. v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI .......................................................................................................... x
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR....................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .................................. 6
E. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 6
F. Definisi Operasional ............................................................................. 7
G. Metode Penelitian ................................................................................. 8
H. Sistematika Penelitian .......................................................................... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 17


A. Peranan Wudhu..................................................................................... 17
B. Prestasi Belajar...................................................................................... 17
C. Metode Demonstrasi ............................................................................ 29
D. Materi Praktek Wudhu ......................................................................... 32

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ............................................................ 37


A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I............................................................. 37
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II............................................................ 40
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III........................................................... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 46


A. Hasil Penelitian..................................................................................... 46
B. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 66

BAB V PENUTUP ................................................................................................. 68


A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran ..................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 70


LAMPIRAN-LAMPIRAN
BIOGRAFI PENELITI
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 4.1. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus I ................. 48


Tabel 4.2. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus
I (Rukum Wudhu) ......................................................................... 49
Tabel 4.3. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ................................ 51
Tabel 4.4. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi
Rukun Wudhu pada Siklus I ......................................................... 51
Tabel 4.5. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus II ............... 54
Tabel 4.6. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada Siklus
II (Sunah Wudhu) ........................................................................... 55
Tabel 4.7. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa ................................... 57
Tabel 4.8. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran Materi
Sunah Wudhu pada Siklus II ........................................................... 57
Tabel 4.9. Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru Siklus III .................. 60
Tabel 4.10. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus III (Rukun Wudhu) ................................................................. 61
Tabel 4.11. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa .................................... 63
Tabel 4.12. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus III (Sunah Wudhu) .............................................................. 63
Tabel 4.13. Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa .................................... 65
Tabel 4.14. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III .................. 66
Gambar 1.1. Siklus Penelitian ............................................................................... 12
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus I


Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus II
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Siklus III
Lampiran 4. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus I
Lampiran 5. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus II
Lampiran 6. Hasil pengamatan terhadap pembelajaran guru pada siklus III
Lampiran 7. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus I (Rukun Wudhu)
Lampiran 8. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus II (Sunah Wudhu)
Lampiran 9. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus III (Rukun Wudhu)
Lampiran 10. Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa
pada Siklus III (Sunah Wudhu)
Lampiran 11. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus I
Lampiran 12. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus II
Lampiran 13. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus III
Lampiran 14. Daftar Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa siklus III
Lampiran 15. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Rukun Wudhu pada Siklus I.
Lampiran 16. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Sunah Wudhu pada Siklus II.
Lampiran 17. Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana yang sangat strategis

dalam melestarikan sistem nilai yang berkembang dalam

kehidupan. Sistem nilai tersebut meliputi ranah

pengetahuan, kebudayaan maupun nilai keagamaan.

Proses pendidikan tidak hanya memberikan pengetahuan

dan pemahaman kepada peserta didik, namun lebih

diarahkan pada pembentukan sikap, perilaku, dan

kepribadian anak. Penyampaian proses pembelajarannya

dikemas menjadi proses yang membangun pengalaman

baru berdasar pengetahuan awal, membangkitkan

semangat kerjasama, menantang dan menyenangkan

(Sabiq, 2006:47).

Tugas pendidik dalam konteks ini membantu

mengkondisikan peserta didik pada sikap, perilaku atau

kepribadian yang benar agar mampu berkembang dan

berguna bagi dirinya sendiri, lingkungan dan masyarakat.


Pelaksanaan pembelajaran harus mampu membantu

peserta didik agar menjadi manusia yang berbudaya

tinggi dan bermoral tinggi. Untuk mewujudkan capaian

tersebut salah satu cara yang bisa dilakukan oleh seorang

guru adalah dengan melaksanakan pembelajaran yang

inovatif. Selama ini proses pembelajaran yang

dilaksanakan oleh peneliti dinilai masih monoton. Hal ini

terlihat pada pemilihan metode, alat peraga maupun model


pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh peserta didik masih rendah.

Metode demonstrasi adalah cara mengajar di mana seorang guru menunjukkan,

memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati,

mendengar bahkan mungkin meraba dan merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru

(Roestiyah, 1995:83). Materi praktek wudhu tidak mungkin hanya dengan ceramah

menyebabkan siswa kurang memahami materi tersebut, maka dipilih model yang bervariasi

seperti metode demonstrasi, diharapkan dengan metode demonstrasi peserta didik dapat

memahami sekaligus mempraktikkannya secara langsung. Dengan metode menggunakan

demonstrasi peserta didik akan merasa tertantang lagi untuk mencoba atau mempraktikkan

sehingga mereka akan lebih bersungguh-sungguh dan serius dalam mengikuti pembelajaran

sehingga diharapkan akan lebih meningkatkan prestasi belajar itu sendiri.

Menurut Tohirin (2008:151) “Prestasi Belajar diperoleh dari apa yang

telah dicapai oleh siswa setelah siswa melakukan kegiatan belajar”. Prestasi

belajar berkaitan dengan nilai yang diberikan guru untuk mengetahui hasil

akhir dalam waktu tertentu. Prestasi belajar juga merupakan pengukuran


kemampuan siswa dalam mata pelajaran tertentu yang biasanya ditunjukkan

dalam bentuk nilai atau huruf oleh guru yang bersangkutan. Menurut Oemar

Hamalik (2004:30) “Prestasi Belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

pada orang tersebut, misal dari tidak tahu menjadi tahu dan tidak mengerti

menjadi mengerti”. Prestasi belajar yang dicapai masing-masing siswa

berbeda-beda tergantung dari kondisi siswa selama mengikuti proses

pembelajaran.

Ada dua aspek penilaian dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu aspek

teori dan aspek praktik. Kedua aspek tersebut memiliki bobot nilai yang sama. Bahkan

menurut penulis aspek kemampuan praktik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

sangat penting daripada teori. Pendapat ini berdasarkan alasan bahwa kemampuan praktik

akan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya wudhu.

Wudhu merupakan perbuatan yang disyaratkan dengan tegas berdasarkan beberapa dalil

1), yaitu sebagai berikut : Dalil pertama , kitab suci Alqur’an. Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,


maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu
junub maka mandilah, dan jika kamu sakit(403) atau dalam perjalanan atau
kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh(404) perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”.(Al-
Ma’idah: 6).
Keterangan:
(403) : Maksudnya sakit yang tidak boleh kena air.
(404) : Artinya: menyentuh. Menurut Jumhur ialah: menyentuh sedang
sebagian Mufassirin ialah: menyetubuhi.

Dalil kedua, sunah dari Abu Hurairoh r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :

" Allah tidak menerima sholat yang dikerjakan salah seorang


diantaramu bila ia berhadats, sehingga berwudhu terlebih dahulu."
Al-Hadist: HSR (Hadist Sahih Riwayat) Bukhary-Fathul Baary, I:206;
Muslim, no. 225).

Dalil ketiga, ijma', kaum muslimin sepakat bahwa

memang wudhu memang telah disyaratkan agar

dilaksanakan, semenjak zaman Rasolulloh SAW hingga

sekarang ini. Tiada seorang pun yang menyangkal bahwa

wudhu merupakan salah satu ketentuan yang berasal dari

agama.

Kondisi peserta didik di SD Negeri Pucang kelas dua

sekarang ini memiliki kemampuan praktik wudhu yang

masih rendah. Dahulu menggunakan metode klasik yaitu


metode ceramah. Selama proses pembelajaran 10% siswa

dari 32 anak bermain sendiri, 30% siswa mengantuk,

30% siswa kurang memperhatikan dan 30% siswa kurang

aktif. Berdasarkan fenomena tersebut, penggunaan

metode ceramah perlu dilakukan variasi dengan

menggunakan metode lain antara lain dengan metode

demonstrasi. Dalam kompetensi dasar tentang praktik

wudhu ini peneliti sengaja menggunakan dua kriteria

keberhasilan yaitu berhasil baik dan belum berhasil.

Pengambilan kebijakan seperti ini didasarkan alasan

bahwa kemampuan praktik wudhu merupakan kunci

utama untuk ibadah selanjutnya yaitu sholat, baik sholat

wajib maupun sunat. Ada beberapa faktor yang

menyebabkan rendahnya kompetensi ini antara lain;

alokasi waktu yang sedikit, fasilitas paraktik wudhu yang

kurang, penyampaian pembelajaran yang kurang variatif,

metode pembelajaran yang kurang inovatif.

Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran

materi wudhu dengan menggunakan metode demonstrasi


untuk meningkatkan prestasi belajar perlu dilakukan

melalui Penelitian Tindakan Kelas, peneliti menentukan

judul:
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU MELALUI METODE

DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PUCANG KEC. SECANG KAB.

MAGELANG TAHUN 2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti telah

disampaikan di atas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam penelitian ini yaitu: apakah metode

demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec.


Secang Kab. Magelang Tahun 2012?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode

demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

dengan materi wudhu pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec.


Secang Kab. Magelang Tahun 2012.

D. Hipotesis Tindakan Dan Indikator Keberhasilan


1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis dalam penelitian ini adalah jika

metode demonstrasi dapat digunakan dengan baik dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa mata pelajaran PAI pada siswa kelas II SD Negeri Pucang Kec. Secang

Kab. Magelang Tahun 2012.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan metode demonstrasi dikatakan efektif apabila indikator yang

diharapkan tercapai. Adapun dikatakan berhasil adalah apabila ada peningkatan

mencapai 75% siswa mampu mendemonstrasikan dengan benar dan mencapai KKM

sebesar 75.

E. Kegunaan Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas ini diharapkan akan berguna bagi

berbagai pihak yang terkait dengan kegiatan pembelajaran khususnya mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, diantara yang memperoleh manfaat itu :

1. Guru.

a. Guru dapat menciptakan perbaikan pembelajaran sehingga siswa termotivasi untuk

belajar.

b. Guru lebih percaya diri, karena mampu menganalisis terhadap kinerjanya di kelas

sehingga menemukan kelemahan dan kekuatannya kemudian mengembangkan

alternatif untuk mengatasi kelemahannya.

c. Melalui penelitian ini guru berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan sendiri karena bertindak sebagai perancang dan pelaku perbaikan

tersebut.

2. Siswa.

a. Siswa termotivasi untuk belajar karena proses pembelajarannya secara individual.

b. Siswa akan menguasai guru untuk selalu mengadakan analisis terhadap hasil

kerja/hasil belajarnya dan mengadakan perbaikan dalam praktik wudhu.


3. Sekolah.

Sekolah memiliki guru yang kompeten yaitu guru yang mau melaksanakan tugas

dengan penuh pengabdian dan berinovasi demi kemajuan pendidikan.

F. Definisi Operasional
Untuk memberikan gmabaran sekaligus memperjelas pengertian dan pemahaman serta

agar tidak terjadi kesalahan pemahaman terhadap judul di atas maka penulis memperjelas

istilah-istilah yang terdapat dalam judul:

1. Prestasi Belajar :

Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie. Dalam bahasa

Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha” kata prestasi banyak digunakan

dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga dan

pendidikan, khususnya pengajaran (Arifin, 1990:3).

2. Metode Demonstrasi :

a. Metode

Metode adalah cara yang telah teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai

suatu maksud (di ilmu pengetahuan dsb) (Poerwadarminta, 2006: 767). Maksudnya

yaitu suatu cara yang digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa.

b. Demonstrasi

Demonstrasi adalah Tindakan bersama berupa peragaan dsb untuk

menyatakan proses (Poerwadarminta, 2006:278). Maksudnya adalah siswa

mengikuti pelajaran dengan cara mempraktikan materi yang disampaikan guru untuk

mencapai materi yang diajarkan.

G. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Prosedur dan langkah-

langkah penelitian mengikuti prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam PTK merupakan
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah

kelas (Aqib, 2006:13).

Adapun tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah

a. Peningkatan dan perbaikan praktik pembelajaran.

b. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan

pembelajaran di sekolah

c. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam kelas.

d. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan

e. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah

sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan (sustainable).

Selain itu, tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) juga dapat

digolongkan atas dua jenis, tujuan utama dan tujuan sertaan.

Tujuan_tujuan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tujuan utama pertama, melakukan perbaikan dan peningkatan

layanan profesional Guru dalam menangani proses pembelajaran.

b. Tujuan utama kedua, melakukan pengembangan keteranpilan Guru

yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi berbagai

persoalan aktual yang dihadapinya terkait dengan pembelajaran.

c. Tujuan sertaan, menumbuh kembangkan budaya meneliti di

kalangan Guru.

Tahapan-tahapan dalam perencanaan penelitian tindakan kelas adalah sebagai

berikut :
a. Mengidentifikasi data dan menganalisis masalah yaitu secara jelas dapat dimengerti

masalah yang akan diteliti.

b. Menerapkan alasan mengapa penelitian dilakukan.

c. Merumuskan masalah secara jelas.

d. Menerapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa rumusan

hipotesis tindakan.

e. Menemukan cara untuk menguji hipotesis tindakan.

f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.

2. Langkah-langkah penelitian

Tahap-tahap dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat tahapan

penting, meliputi ; (1) planning (perencanaan), (2) Action (tindakan), (3) Observation

(pengamatan) dan (4) Reflection (refleksi) (Arikunto, 2006:20). Lebih jelasnya sebagai

berikut :

a. Tahap Perencanaan (planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh

rangkaian kegiatan dilakukan. Kegiatan yang dilakukan adalah

1) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ).

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlakukan saat proses

pembelajaran berlangsung.

3) Menyusun soal test.

4) Membuat lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

5) Membuat simulasi perbaikan

b. Tahap Tindakan (action)

1) Guru membuat skenario atau konsep pembelajaran yang kreatif dan

menyenangkan.

2) Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat

c. Tahap Pengamatan (observation)


Pada tahap ini segala aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran

diamati, dicatat dan danilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan balik.

Aktivitas guru antara lain: pemberian motivasi belajar, kejelasan dan sistematika

penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran, kejelasan suara, penguasaan bahan,

tuntutan pencapaian/ketercapaian kopetensi siswa, memberikan evaluasi, ketetapan

strategi pembelajaran. Sedangkan aktivitas siswa antara lain: memperhatikan

penjelasan guru, bertanya mengenai materi yang belum jelas, rasa ingin tau siswa

meningkat, mengerjakan soal evaluasi, kerjasama dengan kelompok, keaktifan

dalam kelompok.

d. Tahap Analisis dan Refleksi (reflection)

Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan penelitian. Tahap

refleksi (reflection), meliputi :

1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

2) Evaluasi hasil observasi.

3) Analisis hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I pada siklus II dan

siklus III.

Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah

dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki kinerja guru

pada tahap selanjutnya, yaitu siklus II dan seterusnya.

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut di atas adalah unsur

untuk membentuk siklus, yaitu satu putaran beruntun yang kembali kelangkah

semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai dengan

refleksi.

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

dalam bagan yang berbeda namun secara garis besar tahapan diatas yang lazim

dilalui, tahap-tahap itu meliputi 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Pengamatan,

4. Revleksi. Dalam hal ini dapat digambarkan dengan model dan rancangan

tindakan dalam gambar berikut :


Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan


Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS III
Gambar 1.1
Siklus Penelitian (Arikunto, 2006: 16)

3. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten

Magelang. Pada siswa kelas II yang berjumlah 32 siswa.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang dipakai untuk mendapatkan data masalah adalah

sebagai berikut:

a) Test

Kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru untuk mengukur keberhasilan

program pengajaran dan untuk mengukur prestasi peserta didik tentang mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya pada pada pokok bahasan Praktik

Wudhu. Test praktek wudhu tentang cara bersuci tentang rukun dan sunah wudhu

secara urut dan tertib yaitu rukun wudhu (niat, membasuh muka, membasuh kedua

tangan hingga siku, menyapu kepala, membasuh kedua kaki) dan sunah wudhu

(membasuh tangan, berkumur, membasuh lubang hidung, mengusap kedua telinga,

mendahulukan yang kanan, membaca doa sesudah wudhu). Dalam proses


penilaian praktek tentang rukun dan sunah wudhu peneliti dibantu oleh kolaborator

(Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).

b) Lembar Pengamatan

Sebuah lembar untuk mengamati guru dan siswa pada waktu pembelajaran

berlangsung. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan kolaborator (Ibu Mahmudah,

Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah).

5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dan Observasi. Observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang

perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung di SD Negeri Pucang,

Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Peneliti dibantu oleh kolaborator (Ibu

Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu Asyiah) untuk melakukan observasi secara

langsung kepada setiap subyek penelitian tentang rukun dan sunah wudhu dengan

menggunakan air suci dan mensucikan di mushola sekolah.

6. Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu

dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan statistik

sederhana yaitu:

a) Untuk menilai ulangan atau tes formatif peneliti melakukan penjumlahan nilai yang

diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas

tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif, dapat dirumuskan sebagai berikut:

M=
Keterangan :

M = nilai rata-rata

∑X = jumlah semua nilai siswa


N = jumlah siswa

(Djamarah, 2000:264)

b) Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus

sebagai berikut:

P= x 100%

Keterangan :

P = jumlah nilai dalam persen

F = frekuensi

N = jumlah kegiatan keseluruhan

(Djamarah, 2000: 226)

H. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan penelitian tindakan kelas yang akan penulis ajukan meliputi tiga

bagian pokok yaitu bagian awal, isi dan bagian akhir, dan lima bab yang secara rinci akan

diuraikan sebagai berikut:

1. Bagian Awal
Merupakan bagian yang tidak termasuk dalam penulisan skripsi namun harus

ada sebagai bagaian formalitas dari sebuah skripsi. Meliputi : halaman sampul, lembar

berlogo, halaman judul, persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, pernyataan

keaslian karya, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel,

daftar gambar dan daftar lampiran.

2. Bagian Inti

Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi

operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.


Bab II Kajian Pustaka, pada bab ini penulis mengemukakan landasan teori dari tiap-

tiap variabel penelitian.

Bab III Pelaksanaan Penelitian, yang berisi tentang Gambaran umum SD Negeri

Pucang, Kec Secang, Kab Magelang dan Pelaksanaan Penelitian.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian meliputi diskripsi

persiklus dan pembahasan.

Bab V Kesimpulan dan Saran

3. Bagian Akhir

Pada bagian akhir ini berisi Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Peranan Wudhu

Peranan wudhu adalah penting karena orang yang hendak

melaksanakan sholat, wajib berwudhu terlebih dahulu, dikarenakan wudhu

adalah menjadi syarat sahnya sholat.

B. Prestasi Belajar

1. Prestasi

Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” sedang dalam

kamus Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”

(Arifin, 2002:2). Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah

dikerjakan atau dilakukan (Depdiknas, 2007:895).

Kehadiran prestasi belajar dalam kehidupan manusia pada tingkat dan

jenis tertentu dapat memberikan kepuasan tertentu pada manusia.

Khususnya bagi mereka yang masih berada dibangku sekolah sangat

mengharapkan yang namanya prestasi.

2. Belajar

a. Pengertian Belajar

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, belajar memiliki arti berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu. Belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 1991:2).


Menurut Syah (1995:89) Belajar adalah kegiatan yang berproses dan

merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan. Menurut James O Whittaker, yang dikutip

oleh Ahmadi (2004:126), belajar dapat didefinisikan sebagai proses di

mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui atau pengalaman.

Berdasarkan pendapat di atas penulis menyimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi

(hubungan) dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut (Slameto, 1991:3-4) ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam

pengertian belajar adalah sebagai berikut:

1) Perubahan yang terjadi secara sadar

Seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu

atau seseorang merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan

dalam dirinya.

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri

seseorang akan berlangsung secara terus-menerus dan tidak statis.

Suatu perubahan yang terjadi dalam diri seseorang akan

menyebabkan perubahan berikutnya dan perubahan tersebut akan

berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya.


3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan tersebut

senantiasa bertambah dan bertujuan untuk memperoleh suatu yang

lebih baik dari sebelumnya.

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara

Perubahan yang terjadi karena proses belajar yang bersifat

menetap atau permanen. Hal ini berarti bahwa tingkah laku yang

terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah

Hal ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena

ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar terarah kepada

perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.

6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Perubahan yang dicapai seseorang setelah melalui proses belajar

meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar

sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku

secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dsb.

c. Prinsip-prinsip Belajar

Prinsip belajar adalah konsep-konsep yang harus diterapkan di dalam

proses belajar mengajar. Beberapa prinsip tersebut diantaranya yaitu:

(Hardianti, tutut. 2010. http://educassi.kompasiana.com.proses-da-

prinsip-dalam-belajar. Diakses 19.00. tanggal 10/6/2012)


1) Prinsip kesiapan, proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang

dimaksud dengan kesiapan ialah kondisi individu yang

memungkinkan ia dapat belajar.

2) Prinsip motivasi adalah kondisi dari pelajar untuk memprakarsai

kegiatan, mengatur arah kegiatan dan memelihara kesungguhan.

3) Prinsip tujuan, tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan

diterima oleh para pelajar pada saat proses belajar terjadi.

4) Proses belajar afektif, seseorang menentukan bagaimana ia

menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru. Belajar afektif

mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap.

5) Proses belajar psikomotor, dalam proses ini individu menentukan

bagaimana ia mampu mengendalikan aktifitas ragawinya.

6) Prinsip evaluasi, jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat

mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya.

7) Prinsip transfer dan retensi, belajar dianggap bermanfaat bila

seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam

situasi baru.

d. Tujuan belajar

Pada intinya tujuan belajar adalah untuk mendapatkan pengetahuan

dan ketrampilan, penanaman kecakapan, serta pembentukan sikap dan

perbuatan (Ngalim Purwanto,2007:5).

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Menurut Burhanudin (2007:19-20) faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar adalah sebagai berikut:


1) Faktor internal

a) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan

kondisi fisik individu.

(1) Keadaan sehat jasmani

Keadaan sehat jasmani pada umumnya sangat

mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik

yang sehat dan bugar akan memberikan pengaryh positif

terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya kondisi fisik

yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil

belajar yang maksimal.

(2) Keadaan fungsi jasmani

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi

jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil

belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi

dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan

baik pula.

b) Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang

yang dapat mempengaruhi proses belajar.

(1) Kecerdasan/intelegensi siswa

Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-

fisik dalam reaksi rangsangan atau menyesuaikan diri


dengan lingkungannya melalui cara yang tepat. Kecerdasan

merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam

proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar

siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu,

semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses

dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

inteligensi individu, semakin sulit individu itu mencapai

kesuksesan belajar.

(2) Motivasi

Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi

keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang

mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para

ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di

dalam individu yang aktif, mendorong, memberikan arahan

dan menjaga perilaku setiap saat.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat

besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar. Karena jika

seseorang tidak memiliki minat untuk belajar, ia akan tidak

bersemangat atau bahkan tidak belajar.


(4) Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat

mempengaruhi keberhasilan dalam proses belajarnya. Sikap

adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa

kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

yang relatif tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

(5) Bakat

Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi

salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar

seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang

yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung

proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan

berhasil.

2) Faktor eksternal

a) Lingkungan sosial

(1) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar

seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya

dapat menjadikan motivasi bagi siswa untuk belajar lebih

baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi

teladan seorang guru atau administrasi dapat mendorong

siswa untuk belajar.


(2) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan

masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi siswa.

Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan

anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktifitas belajar

siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan

teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang

kebetulan belum dimilikinya.

(3) Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat

mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-

sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah),

pengelolaan keluarga, dapat memberi dampak terhadap

aktifitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga,

orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan

membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

b) Lingkungan non sosial

(1) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak

panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau atau

kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan

tenang. Lingkungan keluarga alamiah tersebut merupakan

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar

siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak

mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

(2) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat

digolongkan dua macam. Pertama hardware, seperti gedung


sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah

raga dan lain sebagainya. Kedua software, seperti

kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku

panduan, silabus dan sebagainya.

(3)Faktor materi pelajaran (yang diajarkan siswa). Faktor ini

hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa,

karena itu guru dapat memberikan konstribusi yang positif

terhadap aktivitas belajar siswa. Maka guru harus

menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar

yang dapat diterapkan sesuai kondisi siswa.

3. Prestasi Belajar

a. Fungsi Prestasi Belajar

Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan

karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain :

(http:/id.shvoong.com/social-scienses/education/fungsi-utama-prestasi-

belajar. Diakses 10.00 WIB. Tanggal 9/6/2012).

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai oleh anak didik.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

Asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini

sebagai tendensi keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum

pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu

program pendidikan.
3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidik.

Asumsinya adalah bahwa prestasi belajar dapat dijadikan

pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam

meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ektern dari suatu

institusi pendidikan. Indikator intern dalam hal ini bahwa dalam

prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktifitas suatu

institusi pendidikan. Asumsinya kurikulum yang digunakan relevan

dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern

dalam arti tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan

indikator kesuksesan anak didik di masyarakat.

5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap

(kecerdasan) anak didik. Dalam proses belajar mengajar anak didik

merupakan masalah yang utama dan pertama karena anak didiklah

yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran yang

telah diprogramkan dalam kurikulum.

b. Tujuan Prestasi Belajar

Tujuan prestasi belajar adalah menurut Sugihartono (2007:76)

1) Membantu siswa mengukur tingkat keberhasilan atau ketidak

berhasilan dalam usaha belajarnya.

2) Sebagai tolak ukur bagi guru untuk manilai ukuran tingkat

keberhasilan program pengajaran yang telah dipilihnya. Tolak ukur


untuk menentukan kenaikan atau kelanjutan dan perbaikan

pelajaran.

c. Kegunaan Prestasi Belajar

Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, tergantung kepada

ahli dan fersinya masing-masing. Namun diantaranya adalah

1) Sebagai umpan balik bagi pendidik dalam mengajar

2) Untuk memperluas diagnostik

3) Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan

4) Untuk keperluan seleksi

5) Untuk keperluan penempatan atau penjurusan

6) Untuk menentukan isi kurikulum

7) Untuk menentukan kebijaksanaan kurikulum

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Ahmadi (2004:138) faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (internal)

maupun dari luar diri (eksternal) individu.

1) Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmani (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas:


(1) Faktor intelektif yang meliputi faktor potensial yaitu

kecerdasan dan bakat serta kecakapan nyata yaitu prestasi

yang telah dimiliki.

(2) Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi

dan penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor eksternal terdiri dari:

a) Faktor sosial yang terdiri atas:

(1) Lingkungan keluarga

(2) Lingkungan sekolah

(3) Lingkungan masyarakat

(4) Lingkungan kelompok

b) Faktor budaya: adat istiadat, pengetahuan, teknologi, kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik: fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

C. Metode Demonstrasi

1. Definisi Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (1997:102-103) metode demonstrasi adalah cara

penyajian bahan pembelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan

kepada siswa suatu proses, situasi, atau benda tertentu yang sedang

dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan

penjelasan lisan. Dengan metode demonstrasi, proses penerimaan siswa


terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga

membentuk pengertian dengan baik dan sempurna. Juga siswa dapat

mengamati dan memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran

berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran

yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses

mengatur sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau

menggunakannya, komponen-komponen yang membentuk sesuatu,

membandingkan suatu cara dengan cara yang lain, dan untuk mengetahui

atau melihat kebenaran sesuatu.

2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi antara lain:

a. Menentukan tujuan demonstrasi yang akan dilakukan

b. Menentukan materi yang akan didemonstrasikan

c. Menyiapkan fasilitas penunjang demostrasi seperti peralatan, tempat dan

mungkin juga biaya yang dibutuhkan

d. Penataan peralatan dan kelas pada posisi yang baik

e. Mempertimbangkan jumlah siswa dihubungkan dengan hal yang akan

didemonstrasikan agar siswa dapat melihat dengan jelas

f. Membuat garis besar atau pokok-pokok yang akan didemonstrasikan

secara beruntun dan tertulis dipapan tulis atau pada kertas lembar, agar

dapat dibaca siswa dan guru secara keseluruhan

g. Untuk menghindarkan kegagalan dalam pelaksanaan, sebaiknya

demonstrasi yang direncanakan dicoba terlebih dahulu.


3. Pelaksanaan Demonstrasi

Setelah segala sesuatu direncanakan dan dipersiapkan, langkah

berikutnya adalah mulai melaksanakan demontrasi. Beberapa hal yang

perlu diperhatikan antara lain :

a. Sebelum memulai, periksalah sekali lagi kesiapan peralatan yang akan

didemontrasikan, tempat dan pokok-pokok yang akan didemonstrasikan.

b. Siapkanlah siswa, barang kali ada beberapa hal yang perlu dicatat.

c. Mulailah demonstrasi dengan menarik perhatikan siswa, ingat pokok-

pokok materi yang akan didemonstrasikan agar dapat mencapai sasaran.

d. Ingatlah pokok-pokok materi yang akan disampaikan agar demontrasi

mencapai sasaran.

e. Pada waktu berjalannya demonstrasi, sekali-kali perhatikan keadaan

siswa apakah semua mengikuti dengan baik.

f. Untuk menghindari ketegangan ciptakan suasana yang harmonis.

g. Berikanlah kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan

lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengar.

4. Tindak Lanjut dan Evaluasi

Sebagai tindak lanjut setelah dilaksanakan, suatu demontrasi sering

diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini dapat

berupa pemberian tugas tertentu, misal tugas membuat laporan, tugas

menjawab pertanyaan atau masalah dan mengadakan latihan atau

percobaan lebih lanjut yang mungkin diselesaikan siswa.


5. Kekurangan Metode Demonstrasi

Menurut Djamarah (1997:104) kekurangan metode demonstrasi adalah

a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa

ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif

b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu

tersedia dengan baik

c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang

disamping memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin

terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.

6. Kelebihan Metode Demonstrasi

a. Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret,

sehingga menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau

kalimat)

b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari

c. Proses pengajaran lebih menarik

d. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori

dengan kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

D. Materi Praktek Wudhu

Menurut NH Rifai (2000:15) wudhu adalah bersuci untuk menghilangkan

hadast kecil dengan menggunakan air suci lagi dapat mensucikan pada

anggota tubuh yang telah ditentukan. Sebagaimana ibadah lain, wudhupun

ada rukun (fardhu) dan sunah-sunahnya. Rukun atau fardhu adalah tindakan

yang wajib dilaksanakan. Apabila rukun atau fardhu tidak dilaksanakan maka

wudhunya tidak sah. Adapun rukun atau fardhu wudhu adalah:


1. Rukun Wudhu

a. Niat. Maksudnya ialah kemampuan yang tertuju untuk melakukan suatu

perbuatan, demi mengharap keridhaan Allah dan mematuhi peraturannya.

Pengucapan niat tidak dianjurkan hukum syara’. Dalil wajib niat adalah

hadis Umar r. a.,

“Rasulullah pernah bersabda, sesungguhnya sah atau tidak suatu amal itu

tergantung dari niatnya. Dan yang teranggap bagi setiap orang apa yang

ia niatkan. Maka siapa berhijrah (mengungsi dari daerah kafir ke daerah

islam) semata-mata karena taat kepada Allah dan Rasulullah, maka hijrah

itu diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang hijrah karena

keuntungan dunia yang dikejar, atau karena perempuan yang akan

dikawin, maka hijrahnya terhenti pada apa yang niat hijrah kepadaNya.”

(HR Buchary Muslim, Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah

Riadhus Shalihin. Hal 11, Bandung: PT. Alma’arif)


b. Membasuh muka satu kali. Maksudnya mengalirkan air ke bagian muka

karena arti membasuh itu ialah mengalirkan. Batas panjang muka ialah

dari puncak kening hingga dagu, sedangkan lebarnya adalah dari pinggir

telinga hingga ke pinggir telinga yang sebelah lagi.

c. Membasuh kedua tangan hingga kedua siku. Siku adalah sendi yang

menghubungkan tangan dengan lengan. Kedua siku adalah wajib karena

yang demikian itu senantiasa dilakukan oleh Nabi, dan tidak pernah ada

keterangan lain bahwa nabi pernah meninggalkannya.

d. Menyapu kepala. Menyapu maksudnya adalah melapkan sesuatu hingga

basah. Perbuatan menyapu tidak akan terwujud tanpa adanya gerakan

dari salah satu anggota badan yang menyapu.

e. Membasuh kedua kaki serta ruas jari. Inilah keterangan yang jelas dan

berdasarkan hadist mutawatir dari perbuatan serta perkataan Rasulullah

saw. Ibnu Umar ra. Mengatakan :

“pada suatu perjalanan, Rasulullah saw. sengaja melambatkan kakinya.

Kemudian beliau sempat menyusul kami lagi sedangkan waktu ‘ashar

sudah sempit. Kami pun segera berwudhu dan membasuh kaki.

Rasulullah saw pun berseru sekeras suaranya, “celakalah ruas-ruas jari


yang tidak sempurna dicuci, karena ia akan dijilat api neraka” Rasulullah

mengulangi perkataan itu sebanyak dua kalimat atau tiga kali”.

Abdurrahman bin Abulaela mengatakan:”para sahabat Rasulullah saw

sepakat bahwa wajib membasuh kedua ruas jari”. (Sayyid Sabiq,

2006:50-51). Semua fardhu yang tersebut di atas tercantum dalam firman

Allah Ta’ala “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak

mengerjakan sholat maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai kedua

siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua

mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau

dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau

menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka

bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan

tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi

Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya

bagimu, supaya kamu bersyukur.” (Al.Maidah 5:6)

f. Tertib dan berurutan karena Allah Ta’ala menyebutkan dalam ayat

tersebut fardhu-fardhu wudhu secara berurutan dengan memisahkan

kedua kaki dari kedua tangan.keduanya sama-sama wajib dibasuh kepala

yang wajib di sapu. Sedangkan sunah-sunah wudhu antara lain:

2. Sunah Wudhu

a. Membaca basmalah. Terdapat beberapa hadist dhaif yang memerintahkan

agar membaca basmalah menjelang berwudhu, tetapi semuanya adalah

dhaif. Meskipun demikian jika seluruh keterangan digabungkan maka

hukumnya sama dengan hadist yang kuat dan boleh dijadikan landasan
hukum, disamping bacaan basmalah sendiri baik dan pada umumnya

disyariatkan.

b. Menggosok gigi atau siwak. Siwak dapat diartikan kayu yang biasa

dipakai untuk menggosok gigi dan dapat diartikan menggosok gigi.

Seperti biasanya tanpa harus menggunakan siwak. Dengan kata lain

setiap benda yang kesat yang dapat dipakai untuk menggosok gigi.

c. Mencuci kedua telapak tangan. Untuk mencuci kedua telapak tangan

sewaktu hendak memulai wudhu.

d. Berkumur-kumur sebanyak tiga kali.

e. Memasukkan air kehidung dan mengeluarkannya sebanyak tiga kali.

f. Menyelang-nyelangi jenggot.

g. Menyelang-nyelangi anak jari-jari.

h. Membasuh anggota wudhu sebanyak tiga kali. Ini merupakan perbuatan

disunahkan. Akan tetapi, terdapat keterangan yang bertentangan.

i. Anjuran ini yang hanya menerangkan hukum boleh meninggalkan

anjuran tersebut, bukan untuk ditinggalkan selama-lamanya.

j. Tayamum artinya mendahulukan basuhan yang sebelah kanan, lalu

bagian yang kiri, baik kedua tangan maupun kedua kaki.

k. Menggosok maksudnya melewatkan tangan ke atas anggota wudhu

disertai dengan siraman air secara bersamaan atau setelahnya.

l. Muwalat, artinya berturut-turut membasuh anggota wudhu kepada

anggota lainnya. Seseorang yang sedang berwudhu tidak boleh

melakukan pekrjaan lain, karena ia sudah dianggap tidak melaksanakan

wudhu lagi.
m. Menyapu kedua telinga. Cara menyapu kedua telinga menurut sunnah

adalah menyapu bagian dalam dengan kedua telunjuk dan bagian luar

dengan kedua ibu jari. Disamping itu, menyapukan untuk bagian kepala

karena ia termasuk bagian darinya.

n. Memanjangkan cahaya, baik di bagian depan maupun bagian anggota

lain. Memanjangkan bagian depan adalah dengan jalan membasuh depan

kepala melebihi yang fardhu sewaktu membasuh muka. Sedangkan

mengenai batas anggota-anggota lain adalah dengan membasuh lengan di

atas siku serta betis di sebelah atas mata kaki.

o. Hemat tidak boros memakai air.

p. Berdoa tatkala berwudhu.

q. Berdoa selesai berwudhu.


BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

Siklus ini direncanakan pada tanggal 18 Juni 2012, secara garis

besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

1. Perencana

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat

wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang

rukun wudhu.

c. Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi

kegiatan peserta didik guna untuk mengetahui perubahan dan

perkembangan.

2. Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 18 Juni 2012. Peneliti siklus

I ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang dilakukan

adalah:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai

pelajaran

2) Memperkenalkan diri, menanyakan keadaan siswa,

menyiapkan buku PAI

3) Melaksanakan apersepsi

b. Kegiatan inti
1) Guru mengajak siswa untuk membaca bersama-sama doa

berwudhu. Dengan tujuan untuk memusatkan perhatian siswa

dan mengarahkan minat siswa untuk mengikuti pembelajaran.

2) Guru menjelaskan materi tentang gerakan rukun wudhu dan

tata cara melakukan rukun wudhu.

3) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang

disampaikan guru

4) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 orang dan diminta memperhatikan contoh-contoh

gerakan rukun wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh

guru untuk didiskusikan.

5) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun

wudhu

6) Guru melakukan tanya jawab tentang materi rukun wudhu.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

2) Guru memberikan test tentang mendemonstrasikan rukun

wudhu.

3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

3. Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti dalam mengamati siswa pada waktu terjadi

proses belajar mengajar berlangsung. Maka dari itu peneliti mengamati


bahwa proses belajar mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan

RPP, pemberian motivasi belajar siswa, kejelasan dan sistematika

penyampaian materi, pengelolaan pembelajaran dan memberikan

evaluasi bagi siswa tentang rukun wudhu. Siswa juga diaktifkan untuk

bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran.

4. Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi

antara lain:

a. Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

b. Ada beberapa kelompok yang kurang aktif.

c. Siswa masih belum paham tentang materi yang disampaikan oleh

guru tentang demonstrasi rukun wudhu.

d. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru

menyampaikan materi

e. Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan

rukun wudhu

f. Prestasi belajar siswa dalam belum memenuhi KKM sebesar 75.

Kelemahan-kelemahan ini merupakan salah satu komponen

yang menjadi indikator keberhasilan belum terpenuhi. Apabila hal ini

terjadi, maka akan dilanjutkan pada siklus II. Kelemahan-kelemahan ini

akan diperbaiki pada siklus II.

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II


Siklus ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2012, secara garis

besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

1. Perencana

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang

sunah wudhu.

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat

wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang

sunah wudhu.

c. Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi

kegiatan peserta didik guna untuk mengetahui perubahan dan

perkembangan

d. Penilaian melalui observasi sebagai sarana untuk mengetahui

kemampuan siswa tentang praktek sunah wudhu.

2. Pelaksanaan

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2012. Peneliti

siklus II ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang

dilakukan adalah:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai

pelajaran tentang praktek sunah wudhu.

2) Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

3) Melaksanakan apersepsi
4) Guru mengajukan beberapa pertanyaan mengenai gerakan

sunah wudhu.

b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata

cara melaksanakan sunah wudhu

2) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang

disampaikan guru

3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 orang dan diminta memperhatikan contoh-contoh

gerakan sunah wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh

guru untuk didiskusikan.

4) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan sunah

wudhu

5) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa-siswa setelah

mempraktekkan sunah wudhu.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

2) Guru memberikan penilaian melalui observasi tentang sunah

wudhu.

3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

3. Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus II dilakukan untuk

memperbaiki dari tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus


I. Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar

mengajar. Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar

mengajar adalah guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian

motivasi belajar siswa, kejelasan dan sistematika penyampaian materi,

pengelolaan pembelajaran dan memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa

juga diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima

pelajaran.

4. Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi

antara lain:

a. Siswa bermain sendiri pada waktu pelajaran berlangsung

b. Ada beberapa kelompok yang kurang aktif

c. Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru

menyampaikan materi

d. Ada siswa yang masih malu-malu dalam mempraktikkan gerakan

sunah wudhu

e. Prestasi belajar siswa belum memenuhi KKM sebesar 75

Kelemahan-kelemahan ini merupakan salah satu komponen

yang menjadi indikator keberhasilan belum terpenuhi, meskipun lebih

baik pelaksanaan pembelajaran dibandingkan siklus I. Hal ini

menyebabkan alasan peneliti untuk melanjutkan pada siklus III.

Kelemahan-kelemahan yang ada akan diperbaiki pada siklus III.


C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus III

Siklus ini direncanakan pada tanggal 20 Juni 2012, secara garis

besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan secara berikut:

1. Perencana

a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat

wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang

rukun dan sunah wudhu.

c. Membuat lembar observasi kegiatan guru, lembar observasi

kegiatan peserta didik guna untuk mengetahui perubahan dan

perkembangan

d. Guru mengajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui

kemampuan siswa tentang praktek rukun dan sunah wudhu.

2. Pelaksanaan

Siklus III direncanakan pada tanggal 20 Juni 2012. Peneliti

siklus III ini menggunakan metode demonstrasi. Tahap-tahap yang

dilakukan adalah:

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam, membaca doa sebelum memulai

pelajaran

2) Menanyakan keadaan siswa, menyiapkan buku PAI

3) Melaksanakan apersepsi tentang rukun dan sunah wudhu.


b. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan kembali materi tentang gerakan wudhu dan

tata cara mendemonstrasikan rukun dan sunah wudhu.

2) Setiap siswa diminta untuk memperhatikan apa yang

disampaikan guru

3) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 orang dan diminta memperhatikan contoh-contoh

gerakan wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh guru

untuk didiskusikan dan disuruh untuk mencoba mempraktekan

gerakan tentang rukun dan sunah wudhu.

4) Perwakilan kelompok disuruh memperagakan gerakan rukun

dan sunah wudhu.

5) Guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan

melakukan evaluasi tentang praktek rukun dan sunah wudhu.

c. Kegiatan akhir

1) Guru dan siswa menyimpulkan materi tentang wudhu

2) Guru memberikan test melalui demonstrasi tentang rukun dan

sunah wudhu.

3) Guru mengucapkan salam penutup kepada siswa.

3. Observasi

Kegiatan pengamatan pada siklus III dilakukan untuk

memperbaiki dari tindakan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II.

Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan yang dilakukan


oleh peneliti untuk mengamati siswa dalam proses belajar mengajar.

Maka dari itu peneliti mengamati bahwa proses belajar mengajar adalah

guru sudah siap sesuai dengan RPP, pemberian motivasi belajar siswa,

kejelasan dan sistematika penyampaian materi, pengelolaan

pembelajaran dan memberikan evaluasi bagi siswa. Siswa juga

diaktifkan untuk bertanya, supaya siswa lebih bisa menerima pelajaran.

4. Refleksi

Peneliti merumuskan kelemahan-kelemahan yang dihadapi

antara lain:

a. Tidak ada siswa yang bermain sendiri pada waktu pelajaran

berlangsung

b. Semua siswa memperhatikan saat guru menyampaikan materi

c. Siswa sudah tidak malu-malu dalam mempraktikkan gerakan

wudhu

d. Siswa sudah mempraktekkan wudhu dengan baik dan benar

e. Prestasi belajar siswa sudah memenuhi KKM sebesar 75

Melihat refleksi yang sudah dipaparkan di atas sudah

menunjukkan keberhasilan yang signifikan dibandingkan dengan siklus

II. Apabila indikator keberhasilan belajar telah terpenuhi sebesar 75%,

siswa mampu mempraktekkan rukun dan sunah wudhu dengan baik dan

benar dari nilai KKM 75, maka siklus dihentikan.


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Siklus I

a. Perencanaan

1) Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai

pedoman dalam pembelajaran.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti tempat

wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi tentang

rukun wudhu. Gambar cara berwudhu dimaksudkan agar siswa

memperhatikan sehingga dapat mempraktekkan rukun wudhu.

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar

observasi kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk

mengetahui perkembangan peserta didik dalam pembelajaran

praktek wudhu.

b. Pelaksanaan

1) Guru mengajak siswa untuk membaca doa berwudhu secara

bersama-sama. Tujuannya agar siswa dapat memusatkan

perhatian dan mengarah minat siswa untuk mengikuti

pembelajaran tentang rukun wudhu.

2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 orang dan diminta untuk memperhatikan contoh-contoh

gerakan rukun wudhu pada gambar yang diperlihatkan oleh


guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1 siswa

pada setiap kelompok untuk mempraktekkan rukun wudhu.

Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswa-siswa

tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka siswa yang

lain dapat membetulkan gerakan rukun wudhu tersebut.

3) Guru melakukan tanya jawab tentang rukun wudhu.

Tujuannnya untuk mengetahui siswa-siswa yang

memperhatikan dan yang tidak memperhatikan selama proses

pembelajaran berlangsung.

c. Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti dan 3

kolaborator yaitu Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan Ibu

Asyiah untuk melakukan pengamatan atau observasi. Hal-hal yang

diamati yakni:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.1.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus I
No. Aspek yang dinilai Penilaian

`1 2 3 4

1 Pemberian motivasi belajar √

2 Kejelasan dan sistematika √


penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √

4 Kejelasan suara √

5 Penguasaan bahan √
6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian √
kompetensi siswa
7 Memberikan evaluasi √

8 Ketepatan strategi pembelajaran √

Keterangan:

1 : kurang/rendah

2 : cukup/sedang

3: baik/tinggi

4: sangat baik/sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya

aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 1 (kurang/rendah)

yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi,

pengelolaan pembelajaran, penguasaan bahan, tuntutan

pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa, memberikan

evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran. Hasil

pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas guru yang mendapat

nilai 2 (cukup/sedang) yaitu pemberian motivasi belajar dan

kejelasan suara.

Pada siklus I dapat disimpulkan bahwa kemampuan

guru dalam mengelola kelas masih buruk dilihat dari

banyaknya aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai

kurang dan perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek

rukun wudhu.
Tabel 4.2.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus I (Rukun Wudhu)
No. Nama Niat Membasuh Membasuh Mengusap Membasuh Tertib Jumlah
muka kedua kepala kedua kaki
tangan serta ruas
sampai siku jari
20 15 15 20 15 15 100

1. Agus 6 6 7 10 7 6 62
Setiawan
2. Anisa Wulan 15 13 12 16 11 10 77

3 Dina Saputri 7 7 7 11 7 7 46

4 Satrio Adi 7 8 8 9 8 8 48

5 Ahmad 9 13 12 17 13 13 77
Ridho
6 Adi Firya 10 13 13 17 14 14 78
Fandi
7 Ahmad 6 9 9 12 9 8 53
Ravid
8 Aji Priyo 8 10 10 13 9 9 60
Wibowo
9 Aufalakh 8 14 13 16 14 13 78

10 Aldi Aidil 9 14 13 16 13 14 79
Fitria
11 Anang 8 7 8 12 9 9 53
Saefudin
12 Andika 9 9 9 11 9 9 56
Rahmadani
13 Anisa 15 13 13 16 10 12 79
Saputri
14 Aris 6 7 8 9 8 8 46
Setiawan
15 Aryojali 11 14 14 15 12 13 75

16 Desi Aryani 8 14 13 16 13 13 77

17 Desiana 7 8 9 10 7 8 49

18 Dyah 8 8 9 11 8 8 52
19 Dimas 8 8 8 11 8 8 51

20 Erma 11 13 12 17 12 11 76

21 Hari 9 14 13 16 14 13 79
Gunawan
22 Jihaan 8 8 9 12 8 8 51

23 Lusiana 8 10 10 13 8 8 65

24 Fahmi 9 13 13 18 14 14 81

25 Satriyo 9 14 13 18 14 14 82

26 Eruanda 7 10 11 10 8 8 54

27 Marlinda 8 9 11 10 8 8 54

28 M. Fuadi 9 14 14 17 14 14 82

29 M. Zidan 10 9 9 14 9 9 60

30 Natania 11 9 10 15 8 10 63

31 Rendi 10 10 10 15 10 10 65

32 Siti Fauziah 11 14 13 17 14 13 82

Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56%

dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai

75 atau lebih (tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua

siswa kelas II. Pada siklus I ini dapat disimpulkan bahwa

kemampuan siswa dalam mempraktekkan rukun wudhu masih


rendah, maka perlu dilakukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.3.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
No. Nilai Jumlah Presentase Keterangan

1. < 75 18 56% Tidak Tuntas

2. ≥ 75 14 44% Tuntas

Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus I

ditemukan 18 siswa (56%) tidak tuntas, 14 siswa (44%) tuntas

dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan belajar

ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75

tidak terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan pada

siklus II.

d. Refleksi

Tabel 4.4.
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Rukun Wudhu pada Siklus I.
No. Nama Kurang Bermain Tidak Malu- Kurang
Aktif sendiri memper malu paham/
hatikan dalam bingung
memprak
tekkan
1. Agus √ - √ √ √
Setiawan
2. Anisa Wulan √ - - √ -
3 Dina Saputri √ √ √ √ √

4 Satrio Adi √ √ √ √ √

5 Ahmad - √ - √ √
Ridho
6 Adi Firya - - - √ -
Fandi
7 Ahmad √ √ √ √ √
Ravid
8 Aji Priyo √ √ √ √ √
Wibowo
9 Aufalakh √ - - √ -

10 Aldi Aidil - - - √ -
Fitria
11 Anang √ √ √ √ √
Saefudin
12 Andika √ √ √ √ √
Rahmadani

13 Anisa √ - - - -
Saputri
14 Aris √ √ √ √ √
Setiawan
15 Aryojali √ - √ √ -

16 Desi Aryani √ - - √ √

17 Desiana √ √ √ √ √

18 Dyah √ √ √ √ √

19 Dimas √ √ √ √ √

20 Erma - - - √ -

21 Hari - - - - -
Gunawan
22 Jihaan √ √ √ √ √

23 Lusiana √ - √ √ √

24 Fahmi √ - - - -

25 Satriyo - - - - -
26 Eruanda √ - √ √ √

27 Marlinda √ √ √ √ √

28 M. Fuadi - - - - -

29 M. Zidan √ - √ √ √

30 Natania √ √ √ √ √

31 Rendi √ - √ √ √

32 Siti Fauziah - - - - -

Pada siklus I hasil pengamatan kondisi siswa selama proses

pembelajaran terlihat bahwa siswa yang kurang aktif sebanyak 24

anak atau sebesar 75%. Siswa yang bermain sendiri sebanyak 14

anak atau sebesar 44%. Siswa yang tidak memperhatikan saat

proses pembelajaran sebanyak 19 anak atau sebesar 59%. Siswa

yang masih malu-malu dalam mempraktekkan rukun wudhu

sebanyak 26 anak atau sebesar 81%. Siswa yang kurang paham

materi rukun wudhu sebanyak 20 anak atau sebesar 62%.

Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa

kondisi siswa kurang baik dalam mengikuti proses pembelajaran,

maka perlu ada perbaikan pada siklus berikutnya.

2. Deskripsi Siklus II

a. Perencanaan

1) Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai

pedoman dalam pembelajaran.


2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti

tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi

tentang sunah wudhu. Gambar cara berwudhu dimaksudkan

agar siswa memperhatikan sehingga dapat mempraktekkan

sunah wudhu.

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar

observasi kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk

mengetahui perkembangan peserta didik dalam pembelajaran

praktek sunah wudhu.

b. Pelaksanaan

1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata

cara melaksanakan sunah wudhu.

2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 orang dan diminta untuk memperhatikan contoh-

contoh gerakan sunah wudhu pada gambar yang diperlihatkan

oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru menunjuk 1

siswa pada setiap kelompok untuk mempraktekkan sunah

wudhu. Siswa yang lain memperhatikan gerakan dari siswa-

siswa tersebut dan apabila ada gerakan yang salah, maka

siswa yang lain dapat membetulkan gerakan sunah wudhu

tersebut.

3) Guru melakukan evaluasi tentang sunah wudhu. Tujuannnya

untuk mengetahui siswa-siswa yang memperhatikan dan yang


tidak memperhatikan selama proses pembelajaran

berlangsung.

c. Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan

pengamatan atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.5.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus II
No. Aspek yang dinilai Penilaian

`1 2 3 4

1 Pemberian motivasi belajar √

2 Kejelasan dan sistematika √


penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √

4 Kejelasan suara √

5 Penguasaan bahan √

6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian √
kompetensi siswa
7 Memberikan evaluasi √

8 Ketepatan strategi pembelajaran √

Keterangan:

1 : kurang/rendah

2 : cukup/sedang

3: baik/tinggi

4: sangat baik/sangat tinggi


Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya

aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 1 (kurang/rendah)

yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi,

pengelolaan pembelajaran, tuntutan pencapaian/ketercapaian

kompetensi siswa. Hasil pengamatan selanjutnya terhadap

aktifitas guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu

kejelasan suara, penguasaan bahan,memberikan evaluasi dan

ketepatan strategi pembelajaran. Hasil pengamatan guru yang

mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu pemberian motivasi

belajar.

Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan

guru dalam mengelola kelas cukup baik dilihat dari banyaknya

aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai cukup dan

perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi

praktek sunah wudhu.

Tabel 4.6.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus II (SunahWudhu)
No. Nama Sebelum wudhu Ketika wudhu
Sesudah jumlah
wudhu
Mencuci berkumur Membasuh Mengusap dahulukan Doa
telapak lubang kedua yang setelah
tangan hidung telinga kanan wudhu
15 15 15 15 10 30 100
1. Agus 7 9 10 10 7 15 71
Setiawan
2. Anisa 15 13 12 13 9 20 82
Wulan
3 Dina 11 13 13 13 8 20 78
Saputri
4 Satrio Adi 7 8 8 9 8 15 55

5 Ahmad 13 13 12 13 8 16 76
Ridho
6 Adi Firya 13 13 13 13 8 20 77
Fandi
7 Ahmad 7 9 9 12 9 12 58
Ravid
8 Aji Priyo 8 10 10 13 9 11 62
Wibowo
9 Aufalakh 10 14 13 14 9 20 80

10 Aldi Aidil 9 14 13 14 9 23 80
Fitria
11 Anang 8 9 9 12 9 16 63
Saefudin
12 Andika 12 13 9 13 9 18 75
Rahmadani
13 Anisa 15 13 13 12 10 16 79
Saputri
14 Aris 6 7 8 9 8 15 53
Setiawan
15 Aryojali 11 14 14 13 9 23 78

16 Desi 12 14 13 13 9 22 83
Aryani
17 Desiana 9 8 9 10 7 12 55

18 Dyah 8 8 9 11 8 14 58

19 Dimas 9 8 8 12 9 14 60

20 Erma 12 13 13 13 9 20 81

21 Hari 13 14 13 14 9 25 87
Gunawan
22 Jihaan 8 8 9 12 8 15 58

23 Lusiana 8 10 10 13 8 15 72

24 Fahmi 12 13 13 14 9 22 81

25 Satriyo 13 14 13 14 9 20 83
26 Eruanda 10 13 12 12 8 23 77

27 Marlinda 8 9 11 10 8 14 60

28 M. Fuadi 14 14 14 14 9 18 82

29 M. Zidan 10 13 13 14 9 20 79

30 Natania 11 9 10 13 8 15 66

31 Rendi 10 10 10 13 10 16 69

32 Siti 14 14 14 14 9 18 82
Fauziah

Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 14 siswa atau 44%

dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai

75 atau lebih (tuntas) sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua

siswa kelas II. Pada siklus II ini dapat disimpulkan bahwa

kemampuan siswa dalam mempraktekkan sunah wudhu sudah

cukup baik, namun perlu dilakukan perbaikan pada siklus

berikutnya.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.7.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
No. Nilai Jumlah Presentase Keterangan

1. < 75 14 44% Tidak Tuntas


2. ≥ 75 18 56% Tuntas

Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus II

ditemukan 14 siswa (44%) tidak tuntas, 18 siswa (56%) tuntas

dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan belajar

ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75

tidak terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini dilanjutkan pada

siklus III.

d. Refleksi

Tabel 4.8.
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Sunah Wudhu pada Siklus II.
No. Nama Kurang Bermain Tidak Malu-malu Kurang
Aktif sendiri memperhatikan dalam paham/
mempraktekkan bingung

1. Agus √ - - √ √
Setiawan
2. Anisa √ - - - -
Wulan
3 Dina - - - √ -
Saputri
4 Satrio Adi √ √ √ √ √

5 Ahmad √ - √ √ √
Ridho
6 Adi Firya - - √ √ -
Fandi
7 Ahmad √ √ √ √ √
Ravid
8 Aji Priyo √ - √ √ √
Wibowo
9 Aufalakh - √ √ - -

10 Aldi Aidil - - - √ -
Fitria
11 Anang √ √ √ √ √
Saefudin
12 Andika - √ √ - √
Rahmadani
13 Anisa - - - - -
Saputri
14 Aris √ √ √ √ √
Setiawan
15 Aryojali - √ - - -

16 Desi √ - - - -
Aryani
17 Desiana √ √ √ √ √

18 Dyah √ √ √ √ √

19 Dimas √ - √ √ √

20 Erma - - - - -

21 Hari - - - - -
Gunawan
22 Jihaan √ - √ √ √

23 Lusiana √ - √ - √

24 Fahmi - - - - -

25 Satriyo - √ - √ -

26 Eruanda - - - √ -

27 Marlinda √ - √ √ √

28 M. Fuadi - √ - - -

29 M. Zidan √ - - - -

30 Natania √ √ √ √ √

31 Rendi - √ √ - √

32 Siti - - - - -
Fauziah

Pada siklus II hasil pengamatan kondisi siswa selama

proses pembelajaran terlihat bahwa siswa yang kurang aktif


sebanyak 17 anak atau sebesar 53%. Siswa yang bermain sendiri

sebanyak 13 anak atau sebesar 41%. Siswa yang tidak

memperhatikan saat proses pembelajaran sebanyak 17 anak atau

sebesar 53%. Siswa yang masih malu-malu dalam mempraktekkan

sunah wudhu sebanyak 18 anak atau sebesar 56%. Siswa yang

kurang paham materi sunah wudhu sebanyak 16 anak atau sebesar

50%. Berdasarkan pengamatan tersebut dapat disimpulkan bahwa

kondisi siswa kurang baik dimana siswa yang masih malu-malu

dalam mempraktekkan sunah wudhu masih tinggi, sehingga perlu

perbaikan pada siklus III.

3. Deskripsi Siklus III

a. Perencanaan

1) Dalam perencanaan ini peneliti menyusun RPP sebagai

pedoman dalam pembelajaran.

2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung seperti

tempat wudhu dan gambar cara berwudhu untuk demonstrasi

tentang rukun dan sunah wudhu. Gambar cara berwudhu

dimaksudkan agar siswa memperhatikan sehingga dapat

mempraktekkan rukun dan sunah wudhu.

3) Menyiapkan lembar observasi kegiatan guru dan lembar

observasi kegiatan peserta didik. Lembar observasi ini untuk

mengetahui perkembangan peserta didik dalam pembelajaran

praktek tentang rukun dan sunah wudhu.


b. Pelaksanaan

1) Guru menjelaskan materi tentang gerakan wudhu dan tata

cara melaksanakan rukun dan sunah wudhu.

2) Guru membagi menjadi 8 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 4 orang dan diminta untuk memperhatikan contoh-

contoh gerakan rukun dan sunah wudhu pada gambar yang

diperlihatkan oleh guru untuk didiskusikan. Setelah itu guru

menunjuk 1 siswa pada setiap kelompok untuk

mempraktekkan rukun dan sunah wudhu. Siswa yang lain

memperhatikan gerakan dari siswa-siswa tersebut dan apabila

ada gerakan yang salah, maka siswa yang lain dapat

membetulkan gerakan rukun dan sunah wudhu tersebut.

3) Guru melakukan evaluasi tentang rukun dan sunah wudhu.

Tujuannnya untuk mengetahui siswa-siswa yang

memperhatikan dan yang tidak memperhatikan selama proses

pembelajaran berlangsung.

c. Observasi

Dengan instrumen yang telah disiapkan peneliti melakukan

pengamatan atau observasi. Hal-hal yang diamati yakni:

1) Lembar observasi kegiatan guru

Tabel 4.9.
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus III
No. Aspek yang dinilai Penilaian
`1 2 3 4

1 Pemberian motivasi belajar √

2 Kejelasan dan sistematika √


penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √

4 Kejelasan suara √

5 Penguasaan bahan √

6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian √
kompetensi siswa
7 Memberikan evaluasi √

8 Ketepatan strategi pembelajaran √

Keterangan:

1 : kurang/rendah

2 : cukup/sedang

3: baik/tinggi

4: sangat baik/sangat tinggi

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat banyaknya

aktifitas mengajar guru yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang)

yaitu pengelolaan pembelajaran. Hasil pengamatan selanjutnya

terhadap aktifitas guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi)

yaitu kejelasan dan sistematika penyampaian materi, kejelasan

suara, penguasaan bahan, tuntutan pencapaian/ketercapaian,

memberikan evaluasi dan ketepatan strategi pembelajaran.


Hasil pengamatan guru yang mendapat nilai 4 (sangat

baik/sangat tinggi) yaitu pemberian motivasi belajar.

Pada siklus III dapat disimpulkan bahwa kemampuan

guru dalam mengelola kelas sudah baik dilihat dari banyaknya

aktifitas mengajar guru yang mendapatkan nilai baik.

2) Lembar observasi kegiatan peserta didik dengan materi praktek

rukun dan sunah wudhu.

Tabel 4.10.
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus III (Rukun Wudhu)
No. Nama Niat Membasuh Membasuh Mengusap Membasuh Tertib Jumlah
muka kedua kepala kedua kaki
tangan serta ruas
sampai siku jari
20 15 15 20 15 15 100

1. Agus 16 10 11 13 14 12 76
Setiawan
2. Anisa Wulan 15 13 13 16 11 12 80

3 Dina Saputri 15 13 12 13 12 12 77

4 Satrio Adi 14 10 12 15 13 12 76

5 Ahmad 12 13 12 17 13 13 80
Ridho
6 Adi Firya 16 13 13 17 14 14 84
Fandi
7 Ahmad 14 9 13 16 9 14 75
Ravid
8 Aji Priyo 10 10 10 15 10 9 65
Wibowo
9 Aufalakh 12 14 13 16 14 13 82

10 Aldi Aidil 13 14 13 16 13 14 83
Fitria
11 Anang 15 13 12 15 11 12 78
Saefudin
12 Andika 9 9 9 11 9 9 56
Rahmadani
13 Anisa 15 13 13 16 10 12 79
Saputri
14 Aris 14 12 12 14 14 12 77
Setiawan
15 Aryojali 11 14 14 15 12 13 75

16 Desi Aryani 8 14 13 16 13 13 77

17 Desiana 16 13 11 15 10 13 78

18 Dyah 8 8 9 11 8 8 52

19 Dimas 8 8 8 11 8 8 51

20 Erma 11 13 12 17 12 11 76

21 Hari 9 14 13 16 14 13 79
Gunawan
22 Jihaan 15 13 13 15 14 12 82

23 Lusiana 16 12 12 17 12 13 82

24 Fahmi 9 13 13 18 14 14 81

25 Satriyo 9 14 13 18 14 14 82

26 Eruanda 15 13 12 16 12 13 81

27 Marlinda 14 14 12 15 11 12 78

28 M. Fuadi 9 14 14 17 14 14 82

29 M. Zidan 11 12 13 15 12 12 75

30 Natania 11 9 10 15 8 10 63

31 Rendi 10 10 10 15 10 10 65

32 Siti Fauziah 11 14 13 17 14 13 82

Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas
Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 6 siswa atau 19%

dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai

75 atau lebih (tuntas) sebanyak 26 siswa atau 81% dari semua

siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan bahwa

kemampuan siswa dalam mempraktekkan rukun wudhu sudah

baik.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel

berikut:

Tabel 4.11.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
No. Nilai Jumlah Presentase Keterangan

1. < 75 6 19% Tidak Tuntas

2. ≥ 75 26 81% Tuntas

Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus

III ditemukan 6 siswa (19%) tidak tuntas, 26 siswa (81%)

tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan

belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar

75 sudah terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 6 siswa

(19%) yang tidak tuntas belajar dilakukan remidi secara

individual di luar jam yang dijadwalkan.

Tabel 4.12
Hasil Pengamatan terhadap Kegiatan Pembelajaran Siswa pada
Siklus III (Sunah Wudhu)
No. Nama Sebelum wudhu Ketika wudhu Sesudah jumlah
wudhu
Mencuci berkumur Membasuh Mengusap dahulukan Doa
telapak lubang kedua yang setelah
tangan hidung telinga kanan wudhu
15 15 15 15 10 30 100
1. Agus 10 13 12 13 9 20 77
Setiawan
2. Anisa 15 13 12 13 9 20 82
Wulan
3 Dina 11 13 13 13 8 20 78
Saputri
4 Satrio Adi 12 12 12 13 8 19 76

5 Ahmad 13 13 12 13 8 16 76
Ridho
6 Adi Firya 13 13 13 13 8 20 77
Fandi
7 Ahmad 12 13 13 12 9 21 80
Ravid
8 Aji Priyo 8 10 10 13 9 11 62
Wibowo
9 Aufalakh 10 14 13 14 9 20 80

10 Aldi Aidil 9 14 13 14 9 23 80
Fitria
11 Anang 11 13 14 13 9 21 81
Saefudin
12 Andika 12 13 10 13 9 18 76
Rahmadani
13 Anisa 15 13 13 12 10 16 79
Saputri
14 Aris 14 13 12 12 9 17 77
Setiawan
15 Aryojali 11 14 14 13 9 23 78

16 Desi 12 14 13 13 9 22 83
Aryani
17 Desiana 13 14 12 12 8 17 76

18 Dyah 14 14 13 12 9 19 81

19 Dimas 9 8 8 12 9 14 60

20 Erma 12 13 13 13 9 20 81
21 Hari 13 14 13 14 9 25 87
Gunawan
22 Jihaan 8 8 9 12 8 15 58

23 Lusiana 12 11 12 13 9 15 80

24 Fahmi 12 13 13 14 9 22 81

25 Satriyo 133 14 13 14 9 20 83

26 Eruanda 10 13 12 12 8 23 77

27 Marlinda 12 14 13 12 8 20 79

28 M. Fuadi 14 14 14 14 9 18 82

29 M. Zidan 10 13 13 14 9 20 79

30 Natania 11 9 10 13 8 15 66

31 Rendi 13 13 14 13 10 16 79

32 Siti 14 14 14 14 9 18 82
Fauziah

Keterangan:

10-70 = tidak tuntas

75-100 = tuntas

Dari tabel di atas dapat dilihat siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak 4 siswa atau 12,5%

dari semua siswa kelas II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai

75 atau lebih (tuntas) sebanyak 28 siswa atau 87,5% dari

semua siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat disimpulkan

bahwa kemampuan siswa dalam mempraktekkan sunah wudhu

sudah baik.

Berdasarkan data di atas dapat ditampilkan dalam tabel

berikut:
Tabel 4.13.
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa
No. Nilai Jumlah Presentase Keterangan

1. < 75 4 12,5% Tidak Tuntas

2. ≥ 75 28 87,5% Tuntas

Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi belajar pada siklus

III ditemukan 4 siswa (12,5%) tidak tuntas, 28 siswa (87,5%)

tuntas dalam belajar. Dengan demikian, indikator keberhasilan

belajar ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai KKM sebesar

75 sudah terpenuhi, jadi siklus dihentikan. Sebanyak 4 siswa

(12,5%) yang tidak tuntas belajar dilakukan remidi secara

individual di luar jam yang sudah dijadwalkan.

d. Refleksi

Tabel 4.14.
Hasil Pengamatan Kondisi Siswa selama Proses Pembelajaran
Materi Rukun Wudhu dan Sunah Wudhu pada Siklus III.
No. Nama Tidak Memperhati Tidak Malu-
Bermain kan materi malu dalam
sendiri mempraktek
kan

1. Agus √ √ √
Setiawan
2. Anisa Wulan √ √ √

3 Dina Saputri √ √ √

4 Satrio Adi √ √ √

5 Ahmad √ √ √
Ridho
6 Adi Firya √ √ √
Fandi
7 Ahmad √ √ √
Ravid
8 Aji Priyo √ √ √
Wibowo
9 Aufalakh √ √ √

10 Aldi Aidil √ √ √
Fitria
11 Anang √ √ √
Saefudin
12 Andika √ √ √
Rahmadani
13 Anisa √ √ √
Saputri
14 Aris √ √ √
Setiawan
15 Aryojali √ √ √

16 Desi Aryani √ √ √

17 Desiana √ √ √

18 Dyah √ √ √

19 Dimas √ √ √

20 Erma √ √ √

21 Hari √ √ √
Gunawan
22 Jihaan √ √ √

23 Lusiana √ √ √

24 Fahmi √ √ √

25 Satriyo √ √ √

26 Eruanda √ √ √

27 Marlinda √ √ √

28 M. Fuadi √ √ √

29 M. Zidan √ √ √

30 Natania √ √ √
31 Rendi √ √ √

32 Siti Fauziah √ √ √

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut bahwa kondisi

siswa dalam mengikuti proses pembelajaran rukun dan sunah

wudhu sudah sangat baik dengan ditunjukkan semua siswa sudah

tidak bermain sendiri, memperhatikan materi yang disampaikan

guru dan sudah tidak malu-malu untuk mempraktekkan rukun dan

sunah wudhu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada

peningkatan kondisi siswa selama proses pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan metode demonstrasi.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Penggunaan metode demonstrasi pada mata pelajaran PAI sangat

membantu dalam pemahaman siswa khususnya materi rukun dan sunah

wudhu. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode

demonstrasi, guru menjelaskan materi dengan menunjukkan contoh

gerakan-gerakan rukun dan sunah wudhu pada gambar, sehingga siswa akan

lebih melekat dan memahami. Pembelajaran PAI tidak hanya hafalan tetapi

harus benar-benar memahami materi yang diajarkan. Kegiatan selanjutnya

guru melakukan tanya jawab kepada siswa sehingga memungkinkan siswa

untuk memperbaiki pemahaman yang salah tentang materi rukun dan sunah

wudhu. Selain itu, metode ini juga membuat pembelajaran lebih jelas dan

bervariasi. Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode


demonstrasi ternyata membuahkan hasil dan akibat yang baik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.

Berdasarkan pada siklus I jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak

14 anak, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar

sebanyak 18 anak. Pada siklus III untuk materi rukun wudhu jumlah siswa

yang tuntas belajar sebanyak 26 anak, sedangkan untuk materi sunah wudhu

siswa yang tuntas belajar sebanyak 28 anak. Hal ini menunjukkan bahwa

dari siklus I sampai dengan siklus III ketuntasan dalam belajar selalu

meningkat. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan

menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran PAI.


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode demonstrasi pada pembelajaran PAI dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang,

Kabupaten Magelang Tahun 2012. Prestasi belajar pada siklus I sebesar 44%

atau 14 siswa dengan KKM 75, siklus II sebesar 56% atau 18 siswa dengan

KKM 75 dan pada siklus III sebesar 81% atau 26 siswa untuk materi rukun

wudhu dan sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk materi sunah wudhu dengan

KKM 75.

Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar

12% dengan KKM 75, peningkatan prestasi pada siklus II ke siklus III dengan

materi rukun wudhu sebesar 25% dan pada materi sunah wudhu sebesar

31,5%.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang diperoleh maka

terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Dalam pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran PAI selain

menggunakan metode ceramah atau penugasan sebaiknya juga dapat

menggunakan metode demonstrasi terutama menyangkut materi yang

membutuhkan metode ini agar prestasi belajar siswa dapat meningkat.


2. Bagi Siswa

Dalam proses pembelajaran sebaiknya siswa tidak malu untuk

bertanya tentang materi yang belum jelas dan siswa juga tidak malu

untuk mempraktekkan materi rukun dan sunah wudhu, sehingga siswa

dapat memperoleh hasil yang maksimal.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya menyiapkan fasilitas untuk para guru yang akan

melakukan penelitian tindakan kelas agar terwujud sekolah yang bermutu

dan berkualitas dalam menghadapi kemajuan di dunia pendidikan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arifin, Zaenal. 2000. Evaluasi Instruksional. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bahreisj, Salim. 1986. Cetakan ke 9 Tarjamah Riadhus Shalihin. Bandung: PT.


Alma’arif.

Burhanudin. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas.2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Djamarah, Syaiful Bahri. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Purwanto, Ngalim. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya

Poerwardarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Departemen


Pendidikan Nasional Edisi III Cet 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Rifa’i, NH. 2002. Bimbingan Ibadah. Jombang: Lintas Media

Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sabiq. 2006. Fiqh Sunah. Jakarta: Pundi Aksara.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka


Cipta.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Syah, Muhaibin. 1995. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.

Tohirin. 2008. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Irama Widya.


(http://educassi.kompasiana.com.proses-da-prinsip-dalam-belajar. Diakses 19.00.
tanggal 10/6/2012)

(http:/id.shvoong.com/social-scienses/education/fungsi-utama-prestasi-belajar.
Diakses 10.00 WIB. Tanggal 9/6/2012).
BIOGRAFI PENELITI

Berikut ini adalah biografi dari peneliti:


Nama : Wafirotu Sya’diyah
Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 10 Maret 1958
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Kawin
Alamat :Pare Baru RT/RW 03/03, Pare, Kranggan,
Temanggung, Jawa Tengah 56271
Riwayat Pendidikan : 1965-1971 SD Negeri Mendut
1972-1975 PGAN 4 Tahun Borobudur
1976-1977 PGAL 6 Tahun Borobudur
1996-1997 DII Guru Pendidikan Agama Islam
IAIN Walisongo Semarang
2010-2012 Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga
Pengalaman Kerja : 1982-1987 SD Negeri Sawitan
1987-sekarang SD Negeri Pucang
Demikian biografi ini kami buat dengan sebenar-benarnya.

Peneliti,

Wafirotu Sya’diyah
PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG
DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
Sekolah Dasar Negeri Pucang Kecamatan Secang
Alamat: Jl. Pucang Menowo, Pucang, Secang, Magelang

SURAT KETERANGAN
Nomor:

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ariyati, M.Pd.
NIP : 19650412 198405 2 001
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja :SD Negeri Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten
Magelang

Menerangkan bahwa:
Nama : Wafirotu Sya’diyah
NIM : 19580310 198201 2 005
Fakultas : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Nama tersebut di atas benar-benar telah melakukan penelitian Mata Pelajaran PAI
pada siswa kelas II SD Negeri Pucang.
Demikian surat keterangan ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Pucang, 10 Agustus 2012
Kepala Sekolah SDN Pucang,

Ariyati, M.Pd.
NIP. 19650412 198405 2 001

Anda mungkin juga menyukai