SKRIPSI
OLEH :
Vira Septina
NIM : TRA 162035
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
starata satu (S1) dalam pendidikan Islam Anak Usia Dini
Fakultas Tarbiyah dan keguruan
OLEH :
Vira Septina
NIM : TRA 162035
Skripsi ini di persembahkan kepada kedua orang tua Bapak M.Taufik dan Ibu Ramziana,
adik-adikku Isfana Salsabila dan Alif Alfarizi, serta sahabat-sahabat seperjuangan dan orang-
orang yang mencintai ilmu pengetahuan
v
MOTTO
Artinya:Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan
terhadap suatu kaum, amak tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.(Q.S Ar- ra’ad :11)
vi
KATA PENGANTAR
Alhmdulillah puji syukur Allah SWT, Tuhan yang Maha’Alim yang kita tidak
mengetahui kecuali apa yang diajarkan Nya , atas iradahnya sehingga skripsi ini dapat
dirampungkan. Shalawat dan salam atas Nabi SAW pembawa risalah pencerah bagi manusia.
Penulis skripi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat akademik guna
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
Penulis menyadari sepenuhnya penyelesaian skripsi ini tidak banyak melibatkan pihak
yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu melalui kolom ini
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :
1. Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari,MA, Ph.D Selaku Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Dr. Hj. Fadlillah, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
3. Ridwan S,Psi, M.Psi.Psikolog dan Amirul Mukminin Al Anwari, M.Pd.I Selaku Kaprodi
dan Sekprodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).
4. Dra. Rts. Magdalena, M.Pd.I Selaku dosen pembimbing I dan Ibu Siti Maria Ulfa,
M.Pd.I Pembimbing II
5. Ibu Rasini, S.Pd, Aud Selaku Kepala Sekolah yang telah memberi kemudahan kepada
penulis dalam memperoleh data dilapangan.
6. Kedua Orang Tua Tercinta Beserta Keluargaku yang telah memberikan motivasi tiada
henti hingga menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Sahabat-sahabat seperjuanaganku“ Dwi Wulan dari, Nanda Sartika, Ninda Rahilda,
Nisrina zihni, Nurzalina,Nila Dia Rahma, Ricka Alfitri, Safitri Bahran, M.Satria
Budi,Mela novebriana, Indah Dwi Lestary, Putri Hidyatul Aisyah, Seren Monica Putri.
8. Kepada semua Pihak yang telah banyak memberikan dukungannya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini.
Semoga bantuan dan bimbingan yang mereka berikan dengan penuh ke ikhlasan
mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT, AAMIIN Ya Rabbal Alamin.
Penulis,
Vira Septina
NIM: TRA.162035
vii
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang upaya guru dalam meningkatkan kemampuan literasi
anak usia dini di TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk
memberi bantuan kepada guru dalam meningkatan kemampuan literasi anak di TK Islam
Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelas B4 TK Islam
Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi sebanyak 9 anak 7 anak laki-laki dan 2 anak perempuan.
Skripsi ini bersifat kualitatif dengan menggunakan sumber data primer dan sekunder. Untuk
memperoleh data tersebut peneliti menggunakan metode observasi, dokumentasi, wawancara,
triangulangi, pengujian keabsahan data dengan menggunakan beberapa variabael atau skripsi
yang relevan saling berkaitan sehingga dapat memperkuat data yang di dapat dalam
penelitian. Selanjutnya dalam pengujian keabsahan data, peneliti memahami terlebih dahulu
penelitian lain yang berkaitan dengan masalah ini yang sudah diteliti oleh orang lain
ditempatkan untuk memperkuat isi dari skripsi yang bermutu.
Penelitian menemukan bahwa bentuk kesulitan dalam literasi ( bahasa ) pada anak
yaitu kurang lancarnya anak dalam menyampaikan pendapat seperti belum bisa dalam
merangakai kata-kata yang baik dan benar. Penyebab sulitnya anak dalam kemampuan
berbahasa ini disebabkan karena faktor lingkungan dan faktor orang tua. Kendala guru dalam
mengatasi kesulitan berbahasa anak adalah anak kurang memperhatikan guru ketika kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya guru dalam mengatasi kesulitan
berbahasa adalah anak telah dapat meningkatkan kemampuan bahasanya dengan berani
berbicara di depan umum. Upaya guru dalam mengatasi kesulitan berbahasa anak adalah
dengan melaksanakan kegiatan karyawisat
viii
ABSTRACT
This thesis discusses the efforts of teachers in improving the ability of early
childhood literacy in Mutiara Hati Integrated Islamic Kindergarten in Jambi City. This study
aims to provide assistance to teachers in improving children's literacy skills in the Integrated
Islamic Kindergarten Mutiara Hati Jambi City. The subjects of this study were 9 children of
B4 Integrated Islamic Kindergarten in Mutiara Hati, Jambi City, 9 children, 7 boys and 2
girls. This thesis is qualitative by using primary and secondary data sources. To obtain these
data the researcher uses the method of observation, documentation, interviews, triangulang,
testing the validity of the data by using several relevant variables or theses that are
interrelated so as to strengthen the data obtained in the study. Furthermore, in testing the
validity of the data, the researcher first understands other research related to this problem that
has been investigated by others placed to strengthen the content of a quality thesis.
The study found that the form of difficulty in literacy (language) in children is the
lack of fluency in children expressing opinions such as not being able to use good and right
words. The cause of children's difficulty in language skills is due to environmental factors
and parental factors. The obstacle of the teacher in overcoming the language difficulties of
children is that children pay less attention to the teacher when learning activities take place.
The results showed that teachers' efforts to overcome language difficulties are that
children have been able to improve their language skills by speaking in public. The teacher's
effort in overcoming child language difficulties is by carrying out field trip activities
ix
DAFTAR ISI
PENGESAHAN ....................................................................................................... i
NOTA DINAS........................................................................................................... ii
PERSEMBAHAN .................................................................................................... v
MOTTO .................................................................................................................... vi
ABSRTRACK ............................................................................................................ ix
DAFTAR ISI............................................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
x
b.Perkembangan Bahasa Anak ................................................................ 25
c. Teori-Teori Perkembangan Bahasa Anak ........................................... 27
6.Metode Karyawisata ................................................................................. 28
A. Temuan Umum
1. Histori dan geografis TKIT mutiara Hati Kota Jambi ....................... 45
a. Historis ................................................................................... 45
b. Letak geografis....................................................................... 46
c. Identitas sekolah..................................................................... 46
2. Struktur organisasi ............................................................................. 48
3. Keadaan tenaga pendidikan dan anak ............................................... 49
4. Sarana dan prasarana.......................................................................... 50
B. Temuan khusus dan pembahasan ............................................................ 52
1. Tingkat kemamapuan anak dalam kemampuan literasi anak
di TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi ................................. 52
2. Kendala guru dalam meningkatkan kemapuan berbahasa
anak diTK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi ......................... 56
3. Upaya guru dalam meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak usia
dini kelompok B4 di TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi ... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 60
B. Saran........................................................................................................ 60
DAFTAR PUSTAKA
xi
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pendidikan yang dimulai sejak dini akan berbeda, karena dengan pendidikan
atau pembiasaan akan lebih meransang otak anak untuk enerima pendidikan-pendidikan
selanjutnya. Melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal atau diakui
masyarakat. Hendaknya pendidikan juga memperhatikan lingkungan disekitarnya,
sehingga tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Setiap
anak membutuhkan ransangan pendidikan untuk mengoptimalkan potensinya. Melalui
pendidikan anak juga diperkenalkan dengan lingkungannya agar dia dapat
menyesuaikan diri ilingkungannya. (Mukhtar Latif, dkk, 2013, )
Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan
perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu. Perkembangan
anak yang dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman nilai-nilai agama dan moral,
fisik, kognitif, bahasa dan sosial emosional. Pertumbuhan anak yang mencakup
pemantauan kondisi kesehatan dan gizi mengacu pada panduan kartu menuju sehat
(KMS) dan deteksi tumbuh kembang anak. Perkembangan anak berlangsung secara
berkesinambungan, yang berarti bahwa tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu
tahap diharapkan meningkat baik secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap
selanjutnya. Walaupun setiap anak adalah unik, karena perkembangan anak berbeda
satu sama lain yang dipengaruhi oleh factor internal dan eksternal, namun demikian,
perkembangan anak tetap mengikuti pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat
perkembangan yang optimal, dibutuhkan keterlibatan orangtua dan orang dewasa untuk
memberikan ransangan yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan,
pengasuhan, kesehatan, gizi dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui
pembiasaan.(Permen Diknas No. 58 Tahun 2009)
Bentuk kerja sama dengan orangtua dan orang dewasa ini sangat penting
dilakukan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui
enam aspek perkembangan yang meliputi aspek moral dan agama, fisik motorik,
kognitif, bahasa, seni, dan sosial-emosional. Maka dari itu, pendidik dituntut kreatif
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di PAUD, terutama dalam meningkatkan
kecerdasan bahasa pada anak.
3
Kemampuan literasi adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting untuk
dimiliki setiap orang. Literasi adalah proses membaca, menulis, berbicara,
mendengarkan, melihat dan berpendapat (Kuder & Hasit, 2002). Literasi secara umum
didefinisikan sebagai kemampuan membaca dan menulis serta menggunakan bahasa
lisan. Perkembangan literasi pada anak prasekolah berada pada tahap literasi dasar.
Anak-anak prasekolah sering kali terlihat mencorat-coret kertas atau bahkan dinding
dengan huruf-huruf atau angka namun masih kurang jelas dan kurang tertata.
Era literasi,memang sudah ada dari dulu sejak zaman pra-sejarah, bahkan sudah
hadir sejak zaman Nabi Adam yang hidup selama 930 tahun (sekitar 3760-2830 SM)
sejak awal penciptaan yang ada di dalam islam disebut penciptaan nur muhammad
(cahaya yang terpuji) oleh Allah SWT. Sedangkan dalam teori modern disebut bigbang
atau ledakan besar yang menjadi awal kehidupan. Dalam surah Al-Baqarah (2):31, telah
dijelaskan Adam dididik langsung oleh Allah SWT dengan baca tulis.
“Dan (Allah) mengajarkan kepada adam nama-nama (benda-
benda)seluruhnya,kemudian,mengemukakannya kepada para malaikat,lalu berfirman:
4
“sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar.” (Q.S, Al-
Baqarah ayat 31).
Dari penjelasan di atas, Nabi Adam dikenalkan dengan nama-nama makhluk
selain dirinya sendiri. Di sini, Literasi sebenarnya sudah dimulai dan di situlah sejarah
dan episode literasi mulai diputa. Pesan ayat di atas,menyimpan makna bahwa “ Yang
Maha Literasi” adalah Allah SWT, bukan manusia.
Allah Swt secara tegas di Al-qur’an menyuruh manusia untuk berpikir atau
menggunakan akal. Peranti akal itu menjadi salah satu wahana untuk melakukan
kegiatan literasi yang komprehensif. Lietrasi tidak hanya sekadar kemampuan membaca
saja,namun lengkap,dan universal dan bahkan sakral. Kemudian, Nabi Muhammad
Saw, sebagai rasul terakhir diperintah Allah untuk berliterasi melalui perintah iqra’
dalam surat Al-alaq ayat 1-5
Jika diruntut lebih lanjut, Literasi harus diakui sudah ada sejak dulu,dan kini
warga dunia termasuk indonesia baru sadar, bahwa kegiatan literasi sangat penting
untuk kepentingan ilmu pengetahuan, dan untuk kelangsungan hidup manusia. Tidak
hanya sekadar karena alasan ilmu pengetahuan,namun juga berkaitan dengan trinitas
sejarah,yaitu masa lalu,masa sekarang dan masa depan.
Kuder & Hasit (2002) menjelaskan bahwa pertama kali anak-anak memegang
sebuah buku atau pensil melihat orang dewasa membaca atau menulis, atau melihat
papan nama rumah makan, maka anak tersebut sedang belajar sesuatu tentang literasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku anakanak tersebut telah menunjukkan
adanya tahap literasi dasar. Anak-anak yang memperlihatkan kemampuan membaca
yang baik akan menunjukkan sikap yang lebih positif dibandingkan dengan anak-anak
yang memiliki masalah dalam kegiatan membacanya (Mullis, dalam Hayat & Yusuf
2010). Namun, minat membaca di Indonesia masih rendah. Hal ini diketahui dari
beberapa hasil penelitian bertaraf internasional yang telah diikuti oleh Indonesia untuk
dapat mengetahui kondisi bangsa Indonesia jika disejajarkan dengan negera-negara lain
di dunia
Pemaparan hasil penelitian tersebut menunjukkan pentingnya meningkatkan
kemampuan baca tulis anak. Keterlibatan orang tua adalah salah satu faktor yang dapat
mengoptimalkan kemampuan literasi anak. Oleh karena itu, kesadaran para orang tua
untuk dapat ikut terlibat dalam mendidik anak-anaknya sejak dini terutama mengenai
literasi merupakan hal yang sangat diperlukan.
Sesuai dengan perkembangan anak prasekolah, maka persepsi tentang
pengembangan literasi dasar anak mengarah pada emergent literacy. Umumnya, anak
memiliki kesiapan membaca pada usia enam tahun (Adhim, 2004). Teori kesiapan ini
sejalan dengan pendapat klasik Havigurst (dalam Adhim, 2004), bahwa mengajar
haruslah pada saat anak berada dalam kondisi teachable moment (saat tepat untuk
belajar). Pandangan inilah yang menjadi dasar anak-anak yang masih berada di Taman
Kanak-kanak dilarang untuk diberikan pelajaran membaca.
Namun, pandangan ini tidak sepenuhnya salah dan tidak pula sepenuhnya benar.
Kesiapan membaca tidak harus ditunggu secara pasif, sesuai dengan pendapat Burns
6
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Peneliti sangat memerlukan landasan berpikir. Untuk itu, bagaian ini akan
dikemukakan teori dari sejumlah ahli untuk mengkaji masalah yang ada di lapangan,
teori yang digunakan adalah:
1. Upaya Guru
a. Pengertian Upaya Guru
Dalam KBBI upaya adalah usaha, ikhtiar ( untuk mencapai suatu
maksud, memecahkan persoalan,mencari jalan keluar dan sebagainya).
Upaya adalah usaha,ikhtiar untuk mencapai suatu apa yang hendak di
capai untuk diinginkan (Pius A Partanto,1994:770). Upaya merupakan usaha
sadar yang dilakukan seseorang untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini
adalah upaya guru dalam meningkatkan kemampuan Literasi Anak Usia Dini.
Guru adalah orang yang memberi ilmu pengetahuan kepada anak didik.
Guru adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu
seperti sekolah,madrasah,masjid,rumah dan lain sebagainya (Syaiful Bahri
Djamarah, 2000:31). Guru adalah tenaga pendidik yang memberikan sejumlah
ilmu pengetahuan kepada anak didik di sekolah atau madrasah. Guru adalah
orang yang berpengalaman dalam bidang profesinya. Dengan keilmuan yang
dimilikinya, dia dapat menjadikan anak didik menjadi orang yang cerdas
(Syaiful Bahri Djamarah,2000:126).
Guru adalah seseorang yang memberikan pengetahuan kepada seseorang
(dalam hal ini siswa) secara sadar dan terencana untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapakan.
Guru sebagai pengajar atau peserta didik merupakan salah satu faktor
yang menjadi penen tu keberhasilan setiap usaha pendidikan. Oleh karena itu,
upaya guru dalam peningkatan proses pembelajaran adalah suatu hal yang amat
9
10
anak. Tidak sepatutnya guru memiliki kebekuan pemikiran dalam hal ini, guru
juga bersifat dinamisator dengan melakukan tindakan efektif dalam mengajar
dengan lebih memahami sisi individu seorang anak baik psokologis, sosiologis
maupun fisiknya. Ini tentu memrerlukan kerja keras dari pendidik sendiri dalam
mengikuti pertumbuhan dan perkembangan anak selalu berubah setiap
waktunya.
Aktivitas belajar setiap individu tidak selamnya dapat berlangsung secara
wajar. Siswa terkadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang lambat.
Pada waktu tertentu terkadang terasa amat sulit untuk menangkap apa yang
dipelajari. Setiap individu tidak ada yang sama. Perbedaan individu itulah yang
menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Keadaan di
mana anak diidk tidak dapat belajar sebagaimana mestinya maka anak didik
tersebut telah mengalami kesulitan belajar.
Dalam proses pembelajaran guru melakukan tindakan mendidik seperti
memberi hadiah,memuji,menegur,menghukum atau memberi nasehat. Tindakan
guru tersebut berarti menguatkan motivasi instrinsik; tindakan guru tersebut juga
berati mendorong siswa belajar,suatu penguatan minat belajar. Siswa tertarik
belajar karena ingin memperoleh hadiah. Meskipun hadiah memiliki fungsi yang
tepat untuk membangkitkan minat siswa, namun guru memperhatikan waktu
penggunaanya, sehungga hadiah memiliki fungsi sebagai motivasi belajar saat
digunakan dalam pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran merupakan suatu interaksi anara guru dan siswa
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Tujuan yang
ingin dicapai dari interaksi itu pada dasarnya adalah bertambahnya pengalaman
siswa baik teori maupun praktek dan perubahan tingkah laku siswa. Proses
pembelajaran membutuhkan adanya kegiatan komunikasi.
Komunikasi tersebut timbul karena adanya hubungan timbal balik antara
guru dan siswa yang tujuan hubungan itu akan mempengaruhi perubahan intelek,
watak serta sosial dan hubungan tersebut didasarkan pada hubungan yang
bersifat mendidik. Dalam proses pembelajaran, diperlukan adanya aksi dan
13
reaksi yang menjadi interaksi antara guru dan siswa mempunyai fungsi berbeda,
yaitu guru berfungsi sebagai pengajar dan siswa berfungsi sebagaai pelajar.
Dalam proses pembelajaran,siswa sering dihadapkan dengan berbagai hambatan
dalam menerima pelajaran yang di ajarkan. Untuk itu diperlukan adanya binaan
dari guru.
2. Definisi Literasi Anak Usia Dini
Literasi yang dalam bahasa Inggrisnya Literacy berasal dari bahasa
Latin littera (huruf) yang pengertiannya melibatkan penguasaan sistem-sistem
tulisan dan konvensi-konvensi yang menyertainya. Kendatipun demikian, literasi
utamanya berhubungan dengan bahasa dan bagaimana bahasa itu digunakan.
Lebih lanjut Literasi merupakan kemampuan yang terkait dengan kemampuan
membaca, menulis, menyimak dan berbicara. Sependapat yang disampaikan oleh
Laurie & Whitehead (2004) mengemukakan bahwa literasi anak merupakan
kemampuan yang berkaitan dengan, membaca, menulis, menyimak dan berbica.
Literasi menurut kemendikbud (2016:2) adalah kemampuan
mengakses,memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai
aktivitas,antara lain membaca,melihat,menyimak,menulis dan berbicara.
Secara sederhana, literasi berarti kemampuan membaca dan menulis, atau
melek aksara (Resmini, 2013). Dalam konteks sekarang, literasi memiliki arti
yang sangat luas. Literasi dapat berarti melek teknologi, politik, berpikiran kritis,
dan peka terhadap lingkungan sekitar. Widayati (2011) mendefinisikan literasi
kontemporer sebagai kemampuan seseorang dalam menggunakan informasi
tertulis atau cetak untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga mendatangkan
manfaat bagi masyarakat. Lebih jauh, seorang baru dapat dikatakan literat jika ia
sudah dapat memahami sesuatu karena membaca dan melakukan sesuatu
berdasarkan pemahaman bacaannya.
Menurut hemat Justice dan Kaderavek (2002) mengatakan bahwa periode
literasi anak mulai dari lahir sampai dengan usia enam tahun. Pada periode
tersebut anak-anak memperoleh pengetahuan tentang membaca dan menulis tidak
melalui pengajaran, tetapi melalui perilaku yang sederhana dengan mengamati
14
dan berpartisipasi pada aktivitas yang berkaitan dengan literasi. Pengajaran formal
tidak selalu diperlukan untuk mengembangkan literasi emergen. Dengan
mengamati orang yang melakukan aktivitas literasi dan berpartisipasi dengan
aktivitas tersebut maka anak akan memperoleh kemampuan yang merupakan
prasyarat penting untuk mengembangkan membaca konvensional.
Menurut Nutbrown & Claugh (2015) mengemukakan bahwa pengenalan
literasi bagi anak anak mulai dikembangakan terlebih di Inggris sejak tahun 1980-
an karena para guru dan peneliti melihat jika pentingnya mengenalkan atau
membelajarkan literasi membaca dan menulis bagi anak usia dini. Senada yang
disampaikan oleh Chomsky (Subyantoro, 2012) pemerolehan literasi anak pada
dasarnya ia akan menginternalisasikan sistem kaidah yang berhubungan dengan
bunyi dan makna secara khusus dan anak memperoleh kemampuan lietrasi dengan
cara yang sangat menakjubkan.
Lebih lanjut Montessori dan Maturationis (Moriison, 2013) mengemukakan
bahwa, penguasaan bahasa adalah pembawaan lahir pada semua anak tanpa
memandang budaya dan agamnya. Artinya bahwa sejak lahir sampai dengan usia
6 tahun anak usia dini sudah mempunyai kemampuan dalam literasi, meskipun
tidak belajar secara khusus tetapi anak belajar bahasa memlalui interaksi dengan
lingkungan dimana anak tinggal.
Anak memiliki Pengalaman literasi sebelum mereka pergi ke sekolah dan
apa yang mereka ketahui tentang keaksaraan sangat penting bagi perkembangan
mereka. Anak belajar aksaraan pertama kali didapat dari rumah mereka masing-
masing melalui interaksi dengan orang tua dan dengan cara yang menyenangkan
tanpa adanya intimidasi (Makin 1L, & Whitehead M, 2004). Gambaran
lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah yang kondusif menstimulasi
kemampuan literasi anak mengenai kemampuan mambaca dan menulis Nutbrown
& Claugh (2015). Kemampuan literasi awal anak adalah suatu proses kemampuan
yang dimulai pada saat lahir dan terus berkembangn selama masa hidup. Anak-
anak mempelajari literasi dengan cara yang sangat menakjubkan. Menurut
15
praktik dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berati pula melatih
keterampilan berfikir.Farid ahmadi dkk (2019:24).
Adapun keterampilan berbahasa itu sendiri meliputi:
a. Menyimak dan berbicara
Menurut kamus besar bahasa indonesia, menyimak adalah
mendengarkan(memperhatikan ) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca
orang. Sedangkan berbicara berkata,bercakap,berbahasa. Menyimak dan
berbicara merupakan kegiatan komunikasi tatap muka atau face to face
communication ( Farid ahmadi dkk 2019:24).
Antara berbicara dan menyimak terdapat hubungan yang erat,hubungan
ini terdapat pada hal-hal berikut:
1. Ujaran (speech) biasanya dipelajari melalui menyimak dan meniru
(imitation). Oleh karena itu, model atau contoh yang disimak serta direkam
oleh sang anak sangat penting dalam penguasaan serta kecakapan berbicara.
2. Ujaran sang anak mencerminkan pemkaian bahasa di rumah dan dalam
masyarakat tempatnya hidup. Hal ini terlihat dalam ucapan,intonasi
kosakata, penggunaan kata-kata pola-pola kalimatnya.
3. Meningkatnya sebuah keterampilan menyimak berarti pula membantu
meningkatkan kualitas berbicara seseorang.
4. Bunyi suara merupakan suatu faktor penting dalam peningkatan cara
pemakaian kata-kata sang anak. Oleh karena itu, sang anak akan tergolong
kalau dia mendengar serta menyimak ujaran-ujaran yang baik dan benar dari
para guru,rekaman-rekaman yang bermutu,cerita-cerita yang bernilai tinggi
dan lain-lain.
b. Menyimak dan membaca
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia membac adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis,menjaga atau melafalkan apa yang tertulis.
Menyimak dan membaca mempunyai persamaan,kedua-duanya bersifat
reseptif,bersifat menerima (Brook,1964:134), perbedaanya menyimak
21
menguasai bahsa ibu mereka tanpa terlebih dahulu diajarkan secara khusus dan
tanpa penguatan yang jelas.
Menurut Vygosky,ada tiga tahapan perkembangan bahsa anak yang
menentukan tingkat perekambangan berpikir,yaitu tahap
eksternal,egosentris,dan internal. Pertama tahap eksternal yaitu tahap berfikir
dengan sumber berpikir anak berasal dari luar dirinya. Sumber eksternal
tersebut terutama dari orang dewasa yang memberi pengarahan kepada anak
dengan cara tertentu. Kedua tahap egosentris, yaitu tahap ketika pembicaraan
orang deawasa tidak lagi menjadi persyaratan dengan suara khas,anak akan
berbicara seperti jalan pikirannya. Ketiga tahap internal,yaitu tahap ketika anak
dapat menghayati proses berpikir.(Elisabet Hurlock,1978:11)
Perkembangan bahasa anak melalui cara-cara yang sistematis dan
berkembangan secara bersama-sama. Anak melewati tahapan yang
sama,meskipun dengan waktu yang berbeda,tergantung pada latar belakang
kehidupan anak. Sekalipun berbeda komponen-komponen dalam bahasa tidak
berubah,komponen tersebut diorganisasikan dalam lima sistem aturan:
a. Fonologi adalah sistem dari suatu bahasa, termasuk suara-suara yang
digunakan dan bagaimana suara-suara tersebut dikombinasikan. Berkenaan
dengan adanya pertumbuhan dan produksi sistem bunyi dalam bahasa;
b. Morfologi brkenaan dengan pertumbuhan dan produksi arti bahasa;
c. Sintaksis meliputi bagaimana kata-kata dikombinasikan sehingga
membentuk frasa-frasa dan kalimat-kalimat yang dapat dimengerti;
d. Semantik mengacu pada makna kata dan kalimat;
e. Pragmatik adalah penggunaan bahasa yang tepat dalam konteks-konteks
yang berbeda.
Secara naluriah,anak memiliki potensi untuk berkomunikasi dengan
lingkungan yang telah di wujudkan sejak lahir. Beriku ini beberapa faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan bahsa anak:
27
Karena proses belajar anak usia dini lebih ditekankan pada “Berbuat”
dari pada mendeganrkan ceramah, maka mengajar anak usia dini itu lebih
merupakan pemberian bahan dan aktivitas sedemikian rupa sehingga anak
belajar menurut pengalamannya sendiri dan membuat kesimpulan dengan
pikirannya sendiri. Ini berarti bahwa melalui karyawisata diharapkan anak
mendapatkan kesempatan yang luas untuk melakukan kegiatan dan
dihadapkan dengan berbagai macam bahan yang dapat menarik perhatiannya,
memenuhi kebutuhan rasa ingin tahunya, dan mengadakan kajian terhadap
fakta yang dihadapi secara langsung. Karyawisata memberi kesempatan anak
untuk melihat, mendengar, membau,mengecap, dan meraba tentang benda-
benda yang sesuai dengan memperoleh bermacam pengalaman dari tangan
pertama tersebut hal-hal yang menarik perhatiannya akan mendorong anak
ingin mengetahui dan mengkaji lebih lanjut semua hal yang
dipersepsikannya.(Moeslichatoen R 2004:70).
b. Manfaat Karyawisata bagi anak TK
Karyawisata bagi anak TK dapat dipergunakan merangsang minat
mereka terhadap sesuatu,memperluas informasi yang telah di peroleh di kelas,
memberikan pengalaman mengenai kenyataan yang ada dan dapat menambah
wawasan (Moeslichatoen R 2004: 71).
Melalui karyawisata anak TK mendapat kesempatan untuk
menumbuhkan minat tentang sesuatu hal, misalnya untuk mengembangkan
minat tentang dunia hewan anak dibawa ke kebun bintanatang. Mereka
mendapat kesempatan untuk mengamati tingkah laku binatang yang ada di
situ. Dengan mengamati berbagai macam binatang maka tumbuh minat untuk
mengamati lebih lanjut binatang yang menarik perhatiannya. Minat tersebut
menimbulkan dorongan untuk memperoleh informasi lebih lanjut seperti
informasi tentang kehidupannya, asalnya, makanannya, cara berkembang
biaknya, tempat tinggalnya, cara mengasuh anaknya, dan sebagainnya.
Sebagai bekal karyawisata anak perlu lebih dahulu memperoleh informsi
di kelas mengenai beberapa hal (binatang, tumbuh-tumbuhan, dan
32
2. Meta Novtrya Sari. 2014. Yang berjudul “Meningkatkan kemampuan bahasa anak
melalui metode bercerita di kelompok B TK yasporbi kota bengkulu”. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa anak melalui metode
bercerita. Persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama meneliti
tentang kemampuan bahasa anak. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian ini
meneliti di TK yasporbi kota bengkulu melalui metode bercerita sedangkan
peneliti melalui metode karyawisata di TKIT Mutiara Hati Kota Jambi.
3. Mar’ah Rizkiyana. Yang berjudul “Meningkatkan perkembangan bahsasa anak
usia dini melalui media kartu bergambar kelompok A di TK AISYIAH
BUSTANUL ATHFAL WATES GADINGREJO PRINGSEWU” Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak melalui media kartu
bergambar. Persamaan penelitian ini dengan peneliti adalah sama-sama meneliti
tentang perkembangan bahasa anak. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian
ini melalui media kertu bergambar di TK Aisyiah bustanul athfal sedangkan
peneliti melalui kegiatan karyawisata di TKIT Mutiara hati kota jambi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
36
b) Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2020 yang dimulai dari bulan
Januari 2020 sampai dengan bulan Maret 2020
c) Subjek penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak dikenal konsep “keterwakilan”
contoh sampel dalam rangka generarisasi yang berlaku bagi populasi.
(Sanapiah Faisal, 1990 hlm.38).
Mengenai penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana memilih
informasi atau sosial yang dapat memberikan informasi yang mantap dan
terpecaya mengenai elemen-elemen yang ada (karakteristik elemen-elemen yang
tercakup dalam penelitian). (Sanapiah Faisal, 1990 hlm 38), Terdapat tiga tahap
yang biasanya dilakukan dalam pemilihan sampel/cuplikan pada penelitian yaitu:
d. Pemilihan sample awal, apakah informasi (untuk di wawancara) ataukah suatu
situasi sosial (untuk di observasi).
e. Pemilihan sample lanjutan guna memperluas informasi dan melacak segenap
variasi informasi yang mungkin ada.
f. Menghentikan pemilihan sample lanjutan sekiranya sudah tidak muncul lagi
informasi-informasi baru yang bervariasi dengan informasi-informasi yang
telah diperoleh sebelumnya.
Subjek penelitian adalah anak murid TKIT Mutiara Hatii, yang ditetapkan
dengan teknik Purpossivee sampling, yaitu teknik yang didasarkan pada ciri-ciri
tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat
yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Berdasarkan teknik ini, maka sebagai key iinforman dalam penelitian ini
ditetapkan guru TKIT Mutiara Hati, dan sebagai responden di tetapkan kepada
anak murid. Sedangkan sebagai informann tambahan ditetapkan sebagai guru
TKIT Mutiara Hati yang diperoleh berdasarkan observasi dan mengamati secara
langsung pada proses kegiatan karyawisata di TKIT Mutiara Hati.
37
38
Verifikasi/
Reduksi Data Penarikan
Kesimpulan
2)Meningkatkan Ketekunan
Meningkatkan ketekunan bearti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan pristiwa
akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal peneliti untuk
meningkatkkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku
maupun hasil penelitian atau dokumentasi-dokumentasi yang terkait dengan temuan
yang diteliti.
3)Tringulasi
Tringulasi mencari dengan cepat pengujian data yang sudah ada dalam
memperkuat tafsir dan meningkatkan kebijakan, serta program yang berbasis pada
bukti yang telah tersedia. Tringulasi adalah suatu pendekatan analisa data yang
mensintesa data dari berbagai sumber (Bachri, 2010, hlm. 55). Tringulasi sebagai
teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara memanfaatkan sesuatu yang lain
diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat tringulasi
sumber , teknik, dan waktu (Imam Gunawan, 2015, hlm. 219).
a)Tringulasi Sumber
Tringulasi sumber adalah menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai sumber memperoleh data. Dalam tringulasi dengan perbedaan-
perbedaan tersebut. Sebuah strategi kunci harus menggolongkan masing-masing
kelompok bahwa peneliti sedang “mengevaluasi” kemudian yakin pada
sejumlah orang untuk dibandingkan dari masing-masing kelompok dalam
evaluasi tersebut. Dengan demikian, tringulasi sumber bearti membandingkan
(pengecekanulang) informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara
membandingkan dengan apa yang dikatakan secarapribadi, membandingkan
hasil wawancara dengan dokumen (Rahardjo, 2010, hlm. 219)
b)Tringulasi Teknik
Tringulasi teknik adalah upaya pengecekan data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Teknik dilakukan pengecekan data dengan
44
teknik yang berbeda untuk menarik kesimpulan yang mantap, diperlukan tidak
hanya satu cara pandang (Imam Gunawan, 2015, hlm. 222). Tringiulasi teknik
untuk menguji kredebilitas data dilakukan dengan cara pengecekan data kepada
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda, misalnya data diperoleh
dengan wawancara , lalu dicek dengan observasi , dokumentasi atau kuesioner.
Bila dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut menghasilkan data
yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada
sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana
yang dianggap benar. Atau mungkin semua benar, karena sudut pandangnya
berbeda-beda (Sugiono, 2014, hlm. 127)
c)Tringulasi Waktu
Tringulasi waktu adalah pengecekan data dengan cara pengumpulan
data melalui observasi dan wawancara pada waktu yang berbeda. Perbedaan
waktu dalam melakukan pengumpulan data dapat memberikan hasil berbeda
terhadap sumber yang sama dapat berbeda dengan wawancara yang dilakukan
siang atau sore hari. Perbedaan ini dapat dipengaruhi oleh kesegaran fisik.
Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi atau teklnik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.
45
1 Pengajuan Judul √
2 Penyusunan Proposal √
3 Bimbingan Proposal √
4 Seminar Proposal √
5 Pengajuan Riset √
6 Pelaksanaan riset √
7 Penyusunan Data √
8 Penulisan Skripsi √
9 Perbaikan Skripsi √
10 Munaqasah
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Historis dan Geografis TKIT Mutiara Hati Kecamatan Kota Baru Kota
Jambi
a. Historis
Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Mutiara Hati berdiri pada
tanggal 19 April 2003 dibawah naungan Yayasan Shohwah Jambi Di bawah
pimpinan yayasan Zaenal Ekarosa,S.Pd.
Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT) Mutiara Hati merupakan
satuan PAUD yang melayani kelompok usia 4-6 tahun yang dikelola dengan
management berbasis masyarakat dibawah naungan Yayasan Shohwah jambi di
bawah pimpinan yayasan Zaenal Ekarosa,S.Pd, telah memiliki izin opersional
dengan nomor 420/ 0070/BPMPTSP/2018 , nomor NPSN 69905108.
Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi terletak di
Jalan Sunan Kalijaga RT.16 No.79 Kelurahan Simpang Tiga Sipin Kecamatan
Kota Baru Kota jambi 36126.
Adapun Visi didirikannya Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Mutiara
Hati Kota jambi “ Membentuk Generasi Yang Cerdas,Religius Dan
Berkarakter”.
Misi yang digunakan Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Mutiara hati
Kota Jambi adalah :
1. Menumbuhkan nilai-nilai keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
2. Menanamkan Nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan,
inovatif,kreatif,modern,terpadu dan religius
Tujuan yang digunakan Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Kota Jambi
adalah :
46
a. Mendidik,mengasuh dan mengasah anak-anak agar mempunyai tingkat
kecerdasan (IQ) yang seimbang dengan tinngkat emosional (EQ) serta
kemampuan spritual (SQ).
b. Mendidik anak agar mempunyai dasar-dasar akhlaq islami.
c. Mendidik anak agar mempunyai dasar-dasar akhlaq islami.
d. Mendidik anak agar mempunyai karakter yang islami.
b. Letak Geografis
Lokasi Taman Kanak-Kanak islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi
merupakan lokasi yang sangat baik untuk kegiatan pembelajaran, karena letaknya yang
cukup jauh dari keramaian. Sehingga kelihatannya dampak positif dari anak-anak dalam
mengikuti proses pembelajaran tidak terlalu bising dari suara kendaraan adapun letak
geografis Taman Kanak-kanak Islam Terpadu Mutiara hati Kota Jambi sebagai berikut
a. Sebelah barat berbatasan dengan rumah peenduduk
b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan sunan kalijaga.
c. Sebelah timur berbatasan dengan rumah penduduk
d. Sebelah utara berbatsan dengan rumah penduduk
c. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : TK Islam Terpadu Mutiara Hati
NPSN/NSS :69905108 :
Alamat Sekolah :Jl.Sunan Kalijaga No. 79 Rt.16 Kelurahan Simpang III
Sipin
Kecamatan : Kota Baru
Provinsi : Jambi
Status Sekolah : Swasta
Waktu Belajar : Pagi
Tahun Berdiri : 19 April 2003
2. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan tolak ukur dalam suatu lembaga organisasi baik
lembaga pendidikan maupun lembaga lainnya. Organisasi yang baik dapat
menunjukkan kegiatan yang baik dan juga merupakan pendukung dalam pelaksanaan
segala program kerja organisasi tersebut. TK Islam Terpadu Mutiara hati Kota Jambi
telah mempunyai struktur organisasi sekolah, sama halnya dengan sekolah lainnya.
Secara operasional struktur organisasi ini sudah mempunyai tugas dan wewenang
masing-masing dalam menjalankan tugas sehari-hari. TK Islam Terpadu Mutiara hati
Kota Jambi dipimpin oleh Kepala sekolah,dibantu oleh Guru-Guru dan beberapa staf
lainnya. (Dokumentasi, 10 February 2020).
Untuk lebih jelas mengenai struktur organisasi TK islam Terpadu Mutiara Hati
Kota Jambi dapat dilihat pada struktur berikut :
STRUKTUR ORGANISASI TAMAN KANAK KANAK ISLAM TERPADU
MUTIARA HATI KOTA JAMBI
Ketua Yayasan
Rasini, S.Pd
Tenaga Administrasi
Nita, S.Ei
TENAGA PENDIDIK
Samidah, S.Ei
PESERTA DIDIK
1 B1 15 Tarminah,S.Pd
2 B2 14 Sitti Hajrah,S.Pd.AUD
3 B3 9 Runikarina WH,SP
4 B4 9 Nur Zahada,Amd
A 16 Yesi Gumala Sari,S.Pd
5 KB 5 Linda Rahmawati,S.Pt
6 TPA 12 Septi Pratiwi
Tabel 4.3 Keadaan Sarana TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota jambi
No Jenis Sarana Jumlah Satuan Kondisi
1. Meja/Kursi kepala sekolah 1 Set Baik
sekolah
2. M 1 Set Baik
eja/Kursi Tamu
3. Permadani/Karpet 10 Buah Baik
4. Meja Siswa 20 Buah Baik
5. Kursi Siswa 4 Buah Baik
6. Meja Komputer 1 Buah Baik
7. Rak/Lemari 1 Buah Baik
8 Meja TU 1 Buah Baik
9 Papan Tulis/White Board 9 Buah Baik
10 Papan Data kantor 2 Buah Baik
11 Mading 1 Unit Baik
Sumber Data : (Dokumentasi, 28 February 2020)
2.Prasarana
Di samping sarana terdapat pula prasarana yang merupakan fasilitas yang
mendukung dan membantu proses pembelajaran di TK Islam Terpadu Mutiara Hati
Kota Jambi yaitu dapat dilihat pada tabel berikut. ( Dokumentasi 28 February 2020).
Tabel 4.4 Keadaan Prasarana TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota
jambi
No Prasarana Jumlah Kondisi
1 Luas Tanah 382 m2 Baik
2 Ruang kelas 6 Baik
3 Ruang kantor/Adm 1 Baik
4 Tempat Bermain Outdoor 1 Baik
5 WC 2 Baik
6 Gudang 1 Baik
7 Buku Lks 50 Baik
8 Buku khibar 40 Baik
9 Buku Cerita Bergambar 100 Baik
10 Perangkat komputer 1 Baik
11 Printer 1 Baik
12 Infokus 1 Baik
13 Layar Infokus 1 Baik
14 DVD Player 1 Baik
15 Sound System 1 Baik
16 TOA 1 Baik
B.Saran
Sebelum mengakhiri tulisan ini tak lupa peneliti menyampaikan beberapa saran
yang dirasakan berguna dan bermanfaat sebagai masukan dalam mengatasi sulitnya
kemapuan bahasa anak di TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi. Adapun saran
dari peneliti sebagai berikut:
1. Kepada kepala sekolah untuk terus berupaya meningkatkan jumlah sumber
yang ada, hal ini mengingat pentingnya kemampuan bahasa anak di TK
Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi sudah lumayan bagus, dengan
kegiatan karyawisata diharapkan kemampuan bahasa anak terus meningkat.
61
2. Kepada guru kelas B4 di TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi agar
dapat melakukan inovasi baru dalam peningkatan belajar siswa,kemudian
teruslah berupaya untuk membuat pembelajaran yang di senangi anak
sehingga anak lebih mudah dalam memahami setiap pembelajaran yang di
berikan oleh guru.
3. Kepada anak-anak di TK Mutiara Hati Kota Jambi lebih mematuhi perintah
guru dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, mengikuti pembelajaran
dengan tertib dan mematuhi peraturan sekolah serta peraturan yang
ditetapkan oleh guru agar menjadi siswa yang pandai dalam berbahasa yang
baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Mukhtar Latif, dkk,Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini, Jakarta: Kencana
Prenada media Group,2013
63
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D Bandung: Alfabeta;2017
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D Bandung: Alfabeta;2012
SKRIPSI Astika Leni, Upaya Guru Agama Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar
Membaca Al-Qur’an Pada Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Muara
Tabir, Jambi 2016
http://blogspotrahm.blogspot.com/2014/05/meningkatkan-kemampuan-bahasa
anak.html
DAFTAR RESPONDEN
NO NAMA KETERANGAN
No Nama Keterangan
5 Azizah Siswa
6 Abbiyu Siswa
7 Rayyan Siswa
8 Raihan Siswa
9 Iif Siswa
10 Gita Siswa
11 Zikri Siswa
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA (IPD)
Judul Skripsi :Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Literasi Pada Anak
Usia Dini Melalui Kegiatan Karyawisata di TK Islam Terpadu Mutiara
Hati Kota Jambi.
A. Dokumentasi
1. Histori TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi.
2. Geografis TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi.
3. Struktur organisasi TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi.
4. Keadaan guru dan siswa TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi.
5. Sarana dan prasarana TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi.
B. Metode Observasi
4. Mengamati Kemampuan Anak Dalam Kemampuan Literasi anak Di TK
Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi.
5. Mengamati Upaya Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Pada
Anak Usia Dini Kelompok B4 di Tk Islam Terpadu Mutiara Hati Kota
Jambi.
6. Mengamati Kendala Guru Dalam Meningkatkan Kemampuan berbahasa
anak di TK Islam Terpadu Mutiara Hati Kota Jambi.
C. Metode wawancara
Metode ini Digunakan untuk wawancara :
Pekerjaan :Mahasiswa
No kontack :085266649000
Pengalaman pendidikan
Pendidikan Formal
Motto Hidup: