Anda di halaman 1dari 84

PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ARAFAH


SUNGAI PENUH – JAMBI

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan( S.Pd )

DISUSUN OLEH
HABIB AL-KAUTSAR

NIM: 18.22.02.072
Program Studi: Pendidikan Agama Islami (P A I )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
TARBIYATUN NISA SENTUL – BOGOR
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi dengan judul :


”PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK
SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN ARAFAH
SUNGAI PENUH – JAMBI”

Oleh :
Habib Al-Kautsar
18.22.02.072

Telah dinyatakan layak untuk diujikan yang akan dilaksanakan pada tanggal 05
Juni 2022 dan dinyatakan sah sebagai salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
(STIT) Tarbiyatun Nisa Sentul-Bogor.

Bogor, Juni 2022


Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Aries Setiawan, SE,MM Saeful Bahri, S.Pd, MM

i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Habib Al-kautsar
Nim : 18.22.02.072
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul : PERAN PONDOK PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN
AKHLAK SANTRI DI PONDOK PESANTREN MODERN
ARAFAH SUNGAI PENUH – JAMBI
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah karya saya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan
duplikat atau tiruan maka saya bertanggung jawab atas karya saya.

Sungai Penuh, 25 Mei 2022


Penulis

Habib Al-Kautsar
18.22.02.072

ii
MOTTO
       
       
Artinya: dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ( Q.S. Al-
Imron: 104 )

PERSEMBAHAN
dengan kerendahan hati dan rasa syukur kepada Allah AWT, penulis
mempersembahkan skripsi ini kepada :

iii
1. Ayahanda dan ibunda, yang selalu memberikan do’a serta dukungan setiap
saat sekaligus menjadi sumber motivasi dalam kehidupan penulis untuk
mampu menyelasaikan skripsi ini dengan baik, terma kasih untuk semua
nasihat yang tiada henti diberikan demi kebaikan dan kemajuan penulis,
terima kasih juga atas kasih sayang yang selama ini terus tercurahkan untk
kehidupan penulis.
2. Abang Al yang menemani dan membantu penulis dalam menyusun skripsi,
terima kasih untuk do’a, dukungan dan semangat yang setiap hari diberikan
kepada penulis.
3. Adek penulis Dzakwan, dengan selesainya skripsi ini penulis bisa menjadi
contoh dan memberi semangat, sehingga kelal dia bisa menjadi pribadi yang
lebih baik.
4. Zia Al Faraq yang memberikan saran, masukan dan hal-hal yang berkaitan
dengan skripsi, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
5. Ustadz-ustadz pondok pesantren modern arafah yang membantu penulis
dalam menyelasaikan skripsi, baik itu berupa penelitian, computer dan lain
sebagainya.
6. Sahabat dan teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan
dukungan setiap harinya.

ABSTRAK

iv
Alkautsar, Habib.2022 Peran Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Santri
Di Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh – Jambi, Program Studi
Pendidikan Agama Islam, STIT Tarbiyatun nisa sentul-bogor
Kata kunci: Peran, Pondok Pesantren, Akhlak, Santri
Akhlak memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia, tanpa
akhlak manusia dalam kehidupannya dapat menuju kearah martabat yang rendah,
baik di hadapan Allah SWT atau manusia karena tidak mengenal perbedaan
perbuatan baik dan perbuatan buruk.Selaras dengan tujuan pendidikan islam yaitu
untuk mewujudkan manusia seutuhnya, sedangkan tujuan pendidikan agama islam
adalah membimbing akhlak agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh,
beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat agama dan
negara.
Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman dan penemuan.
Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang
berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu fenomena social dan masalah
manusia.Sedangkan teknik yang digunanakan adalah teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini berupa peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak
santri yaitu untuk menanamkan nilai-nilai keislaman dengan menjalankan apa yang
diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya , menjaga santri dari berbagai pengaruh
buruk yang ada ditengah lingkungan masyarakat sehingga dengan demikian santri
lebih diarahkan untuk membentuk akhlakul-kariimah, adapun faktor yang
mendukung pembentukan akhlak ini adalah seluruh elemen yang ada dalam pondok
pesantren modern Arafah, dan faktor penghambat dalam pembentukan akhlak santri
adalah banyaknya pengaruh dari luar pesantren seperti internet, dan berbagai sosial
media yang sekarang banyak disalah gunakan oleh kalangan masyarakat.

Daftar Isi

v
Pernyataan Keaslian Skripsi...................................................................................i
Lembar Persetujuan................................................................................................ii
Motto.........................................................................................................................iii
Persembahan............................................................................................................iv
Abstrak .....................................................................................................................v
Daftar Isi...................................................................................................................vi
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang.........................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................4
Tujuan Penelitian.....................................................................................................5
Manfaat Penelitian...................................................................................................5
Penelitian Relevan....................................................................................................5
BAB II Kajian Teori
A. Pembentukan Akhlak.......................................................................................7
1. Pengertan Akhlak....................................................................................7
2. Macam-macam akhlak............................................................................9
3. Faktor yang memperngaruhi akhlak........................................................13
4. Manfaat akhlak mulia..............................................................................14
5. Tujuan pembentukan akhlak...................................................................16
B. Peran Pondok Pesantren..................................................................................17
1. Pengertan pondok pesantren...................................................................17
2. Karakteristik Pondok Pesantren..............................................................18
3. Peran dan Fungsi Pondok Pesantren.......................................................20
4. Tujuan terbentuknya Pondok Pesantren..................................................22
BAB III Metodologi Penelitian
A. Jenis Penelitian..................................................................................................24
B. Latar Penelitian.................................................................................................25
C. Subjek Penelitian...............................................................................................26
D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................27

vi
E. Teknik Analisis Data.........................................................................................29
BAB IV Hasil dan Pembehasan
A. Profil Sekolah....................................................................................................31
1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Modern Arafah...........................31
2. Visi..........................................................................................................32
3. Misi.........................................................................................................32
4. Program Terpadu.....................................................................................33
5. Strategi ...................................................................................................33
6. Tenaga Pendidik......................................................................................34
7. Kurikulum...............................................................................................34
8. Kegiatan Harian......................................................................................35
9. Sarana dan Prasarana...............................................................................36
B. Hasil dan Pembahasan
1. Peran Pondok Pesantren Dalam Pembentukan Akhlak Santri Dipondok
Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh-Jambi.....................................37
2. Faktor Pendukung Dalam Pembentukan Akhlak Santri Dipondok
Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh-Jambi.....................................47
3. Faktor Penghambat Dalam Pembentukan Akhlak Santri Dipondok
Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh-Jambi.....................................50
BAB V Kesimpulan
A. Kesimpulan .......................................................................................................53
B. Saran .................................................................................................................55
Daftar Pustaka..........................................................................................................56
Lampiran..................................................................................................................58

vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Akhlak memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia,
tanpa akhlak manusia dalam kehidupannya dapat menuju kearah martabat
yang rendah, baik di hadapan Allah SWT atau manusia karena tidak
mengenal perbedaan perbuatan baik dan perbuatan buruk.
Selaras dengan tujuan pendidikan islam yaitu untuk mewujudkan
manusia seutuhnya, sedangkan tujuan pendidikan agama islam adalah
membimbing akhlak agar mereka menjadi muslim sejati, beriman teguh,
beramal sholeh dan berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat agama
dan negara.
Salah satu dari tujuan tersebut adalah masalah akhlak, dimana akhlak
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting
sekali, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, akhlak
adalah pokok-pokok kehidupan yang esensial, yang diharuskan agama.
sebagai Agama yang sempurna, menjadi satu-satunya Agama yang
diridhoi oleh Allah SWT, kesempurnaan Agama Islam ini tercermin pada
firman Allah dalam ayat berikut:
      
     
Artinya :“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu,
dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu
jadi agama bagimu. (Q.S Al-Maidah 3: 3.).1
Menurut ayat di atas bahwasannya, Allah ta’ala telah menetapkan
agama yang mulia ini sebagai agama yang di ridhoi dan sebagai penutup
seluruh agama yang pernah Dia turunkan, maka Allah ta’ala
menyempurnakan agama ini, sehingga tidak mengandung kekurangan sedikit
pun, serta sangat cocok dan sesuai bagi seluruh umat manusia dari seluruh
1
Q.S Al-Maidah 3: 3

1
bangsa mana pun dan di zaman apa pun sampai hari kiamat, karena apa pun
yang dibutuhkan seorang hamba untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan
akhirat dan sabda Rasullulah SAW yang tidak pernah bertentangan dengan
kebenaran, norma kesusilaan, dan ilmu pengetahuan.
Dalam Agama Islam akhlak menepati kedudukan yang istimewa, hal
ini berdasarkan kaidah bahwa Rasulullah SAW menepatkan penyempurnaan
akhlak sebagai misi pokok risalah Islam. Seperti dalam hadits Rasulullah,
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

‫إمنا بعثت ألمتم مكارم األخالق‬


Artinya : “Sesugguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”
(Hr. Baihaqi).2
Berdasarkan hadits di atas dapat dipahami bahwa untuk mencapai
kesempurnaan akhlak (akhlakkul karimah) dibutuhkan adanya pembentukan
akhlak. Selain dikeluarga dalam diri seorang anak juga diperlukan. Sebab,
akhlak merupakan hasil usaha mendidik dan melatih dengan sungguh-
sungguh terhadap potensi rohani yang terdapat dalam diri manusia. Jika
program pembentukan akhlak itu dirancang dengan baik, maka akan
menghasilkan orang-orang yang berakhlakul karimah, disinilah letak peran
dan fungsi Pondok Pesantren.
Pondok Pesantren berperan penting sebagai lembaga pendidikan
keagamaan yang keberadaannya dituntut untuk dapat meningkatkan
partisipasinya dalam mewarnai pola kehidupan dilingkup pesantren. Jika
pendidikan dipandang sebagai proses, maka proses tersebut akan berakhir
pada pencapaian tujuan yang hendak dicapai. Adapun tujuan yang hendak
dicapai dengan adanya Pondok Pesantren secara umum adalah adanya
perubahan tingkah laku atau perubahan akhlakkul karimahdan tujuan secara
khususnya adalah tazkiyatun Nafs (menyucikan hati), pendekatan diri kepada

2
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi, (Jakarta: Amzah, 2002), Cet: I, h. 34.

2
Allah melalui mujahadah. pada hakikatnya adalah suatu perwujudan dari
nilai-nilai ideal yang terbentuk dalam peribadi seseorang.3
Hal tersebut senada dengan Pondok Pesantren Modern Arafah yang
berperan sebagai lembaga pendidikan Islam, dan menjalankan fungsinya
untuk melaksanakan pembentukan akhlak terhadap semua santri Pondok
Pesantren, adapun visi Pondok Pesantren Modern Arafah untuk mencetak
lulusan santri sebagai Insan yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia dan
berpengetahuan luas serta mengikuti ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW.
Sejauh ini pondok pesantren sudah berperan cukup baik dalam pembentukan
akhlak santri melalui kegiatan mujahadah, khitobah, pramuka, olahraga dan
shalat berjamaah.
Kenyataanya yang terjadi peneliti menemukan perilaku yang kurang
sesuai dengan visi tersebut, di Pondok Pesantren Modern Arafah masih
terdapat santri yang kurang menerapkan sifat berakhlakhul karimah, seperti
yang dijelaskan oleh bapak pengurus pondok melalui wawancara pada
tanggal 20 Mei 2022 bahwasanya:
Kegiatan yang diadakan Pondok Pesantren Modern Arafah seperti:
tahfizh, muhadharah, pramuka, olahraga dan shalat berjamaah, kegiatan
tersebut melibatkan semua santri putra dan putri di Pondok Pesantren Modern
Arafah . Namun, dengan berbagai kegiatan tersebut masih ada sebagaian
santri yang tidak mengikuti kegiatan atau membolos, dalam bimbingan
hikmah sudah diajarkan untuk bersikap berahlakul karimah, tapi masih
banyak santri mengambil barang yang bukan miliknya, sering berkata kasar,
kurang menghargai yang lebih tua, dan memiliki sifat iri,bahkan masih ada
yang memiliki sifat thama yaitu bersifat rakus yang sangat berlebihan
terhadap keduniawian, sehingga tidak mempertimbangkan apakah cara-cara
yang ditempuh untuk memperoreh keduniawian itu hukumnya halal dan
haram, yang penting memperoleh kemewahan hidup di dunia.4
3
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h.233.
4
Ustadz Muchtarom, pengurus dan pengajar (ustadz) di Pondok Pesantren Modern
Arafah ,

3
Seorang hamba yang ingin mendekatkan diri kepada Allah hendaknya
terlebih dahulu mengosongkan dirinya dari akhlak yang tercela (Takhollil).
Dengan demikian perlu adanya pembentukan akhlak agar senantiasa memiliki
adab yang baik. Adapun manfaat dari penyucian jiwa dari penyakit hati
tersebut adalah: pertama mahabah kepada Allah adalah berupa pelaksanaan
hak-hakNya termasuk di dalamnya adalah jihad di jalanNya. kedua kepada
Rosul yaitu menjalankan sunah-sunah yang di contohkan kepada Nabi
Muhammad SAW untuk lebih dekat kepada Allah. ketiga kepada manusia
yaitu hablum`minanas yang baik.
Berangkat dari fenomena yang ada di Pondok Pesantren Modern
Arafah , yang melatar belakangi dan mendorong peneliti untuk melakukan
penelitian berkenaan dengan Peran Pondok Pesantren dalam pembentuksn
akhlak santri di Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi.

B. Rumusan Masalah
Setelah menyimak dan memperhatikan latar belakang masalah
sebagaimana terungkap di atas, maka pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak santri di
Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi?
2. Apa saja faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri di Pondok
Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi?
3. Apa saja faktor yang menghambat dalam pembentukan akhlak santri di
Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak
santri di Pondok Pesantren Modern Arafah di Sungai Penuh Jambi.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri di
Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi
3. Untuk mengetahui faktor yang menghambat dalam pembentukan akhlak
santri di Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi

4
D. Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini merupakan sumbangsih pemikiran bagi Pondok Pesantren
dalam meningkatkan akhlak anak dipesantren.
2. Dengan adanya penelitian ini diharapkan santri Pondok Pesantren Modern
Arafah mahabah kepada Allah.
3. Dengan adaya penelitian ini diharapkan santri Pondok Pesantren Modern
Arafah bisa menjalankan sunah-sunah Rosulullah, dan hablum mi`nanas
kepada masyarakat.

E. Penelitian Relevan
Dalam penelitian ini peneliti memperkuat hasil penelitiannya dengan
memperjelas dan memberikan perbedaan dengan penelitian yang telah ada
sebelumnya. Berdasarkan pengamatan peneliti, ditemukan karya yang
memuat tentang peran pondok pesantren dan Akhlak, yaitu:
Pertama, skripsi yang berjudul “Peranan Kegiatan Pondok Pesantren
Terhadap Perubahan Akhlak Masyarakat Di Pondok Pesantren Wali Songo
Di Kampung Sukajadi Kecamatan Bumi Ratu Nuban Lampung Tengah”.
Yang menjelaskan bahwasanya di Pondok Pesantren Wali Songo
memfokuskan pada pengembangan dan inovasi-inovasi program di berbagai
aspek yang bertujuan untuk memberikan pelayanan dan sumbangsih yang
bermanfaat bagi masyarakat.5
Penelitian di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang akan dilaksanakan. Meski sama- sama membahas peran
pondok dalam pembentukan akhlak, tapi dalam penelitiannya berbeda di
pondok Wali songo pesantren memfokuskan pada pengembangan dan
inovasi-inovasi program di berbagai aspek yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan dan sumbangsih yang bermanfaat bagi masyarakat, sedangkan
yang akan peneliti lakukan di Pondok Pesantren Modern Arafah

5
Wiwik Oktaviana, Peranan Kegiatan Pondok Pesantren Terhadap Perubahan Akhlak
Masyarakat (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Wali Songo Di Kampung Sukajadi Kecamatan
Bumi Ratau Nuban Kabupaten Lampung Tengah),(Metro: koleksi Perpus IAIN, 2013), h.42-43.

5
memfokuskan pada pembentukan akhlak santri melalui tahfizh, pramuka,
bimbingan hikmah atau tazkiyatu Nafsi (menyucikan hati) agar dapat
mahabah kepada Allah dan hablum`minannas.

BAB II
KERANGKA TEORI
A. PembentukanAkhlak
1. Pengertian Akhlak

6
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendefinisikan
akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), dan dan pendekatan
terminologik (peristilahan).Menurut bahasa (etimologi) “kata akhlak
berasal dari kata khalaqh yang kata asalnya khuluqun yang berarti:
perangai, tabiat, adat. Atau khuluqun yang berarti kejadian, buatan,
ciptaan”.6
Pendapat lain mendefinisikan akhlaq atau khuluq adalah keadaan
gerak jiwa tersebut memiliki dua hal. Alamiah dan bertolak watak, seperti
adanya orang yang mudah marah hanya masalah yang sangat sepele, atau
tertawa berlebihan hanya karena suatu hal yang biasa saja, atau sedih
berlebihan hanya karena mendengar berita yang tidak terlalu
memperihatinkan.7
Akhlak tercipta melalui kebiasaan atau latihan. Pada awalnya
keadaan tersebut terjadi karena dipertimbangkan dan dipikirkan, namun
kemudian menjadi karakter yang melekat tanpa dipertimbangkan dan
dipikirkan masak-masak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa akhlak
merupakan maninfestasi iman, Islam, dan ihsan yang merupakan refeksi
jiwa secara sepontan pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan
perilaku secara konsisten dan tidak tergantung. Sifat dan jiwa yang
melekat pada jiwa diri seseorang menjadi pribadi yang utuh dan menyatu
dalam diri orang tersebut sehingga akhirnya tercermin melalui tingkah
laku dalam kehidupan sehari-hari bahkan menjadi adat kebiasaan.8

Jadi secara etimologi akhlak berarti perangai, adat, tabiat atau sistem
perilaku, kebiasaan yang lazim dalam peribadi seseorang tanpa ada paksaan
yang terjadi karena dirinya sendiri.

6
Abu Ahmadi, Nor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), h. 198.
7
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), Cet 11, h.1.
8
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Penerbit Ombak, 2013), h. 6-7.

7
Sedangkan menurut istilah (termonologi) “akhlak ialah suatu kondisi
atau sifat yang meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian”. 9 Pendapat lain
meyatakan bahwa “akhlak ialah ilmu yang mengajarkan manusia berbuat baik
dan mencegah perbuatan jahat dalam pergaulannya dengan Tuhan, manusia,
dan makhluk sekelilingnya.”10
Untuk memperjelas pengertian akhlak dari segi istilah pendapat para
pakar dibidangnya, dan darinya kita dapat lima ciri dalam perbuatan akhlak
yaitu: pertama perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang,
telah menjadi kepribadiannya. Kedua perbuatan yang dilakukan dengan
mudah tanpa pikiran. Ketiga perbuatan yang timbul dalam diri orang yang
mengerjakannya, tanpa ada paksaan dari luar. Keempat perbuatan yang
sesungguhnya, bukan main-main atau bersandiwara. Kelima (khusus akhlak
yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata
karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapat
pujian.11
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengertian akhlak adalah tabiat atau kebiasaan manusia yang timbul sukarela
tanpa ada paksaan dari luar yang dibentuk melalui kebiasaan yang memiliki
sumber dari kebenaran wahyu, akhlak juga ialah nilai-nilai dan sifat-sifat
yang tertanam dalam jiwa dengan sorotannya seseorang dapat menilai baik
atau buruknya perbuatan untuk kemudian memilih untuk melakukannya atau
tidak.

2. Macam-macam Akhlak
a. Akhlak Terpuji (Akhlak Al-Karimah)
Semua manusia mempunyai potensi untuk berakhlak al-karimah,
karena pada dasarnya manusia dilahirkan dalam keadaan yang suci

9
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al’quran, (Jakarta: Amzah, 2007),
h.4
10
Asmara AS, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 1
11
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf., h. 4-6.

8
(fitrah). Akhlak terpuji merupakan terjemahan dari ungakapan yang
berasal dari bahasa Arab akhla`q mahmudah.
Mahmudah merupakan bentuk maf`ul dari kata hamidah yang
berarti “dipuji”. akhlak terpuji disebut pula dengan akhla`q al-
munjiyiat (akhlak yang menyelamatkan pelakunya dari perbuatan
buruk) atau makarim al-akhlaq (akhalak mulia).12 Pendapat lain
menyatakan bahwa Akhlak al-karimah adalah segala tingkah laku
yang baik atau terpuji (mahmudah) juga bisa dinamakan fadhilah
(kelebihan).
Adapun macam-macam akhlakul karimah diantaranya adalah:
1) Sabar, adalah kemampuan seseorang menanggung derita atas
musibah dan ketidaksanggupan seseorang tekun dalam suatu
kewajiban.
2) Benar, memberitahukan (menyatakan) sesuatu yang sesuai
dengan kenyataan.
3) Amanah, secara bahasa adalah kesetiaan, ketulusan atau
kepercayaan.
4) Adil, yakni memberi hak kepada yang mempunyai hak.
5) Kasih sayang atau belas kasih.
6) Hemat, menggunakan segala sesuatu yang tersadia berupa
harta benda, waktu dan tenaga menurut ukuran keperlua,
mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebihan.
7) Berani, (berani membela kebenaran.)
8) Kuat.
9) Malu.
10) Memelihara kesucian diri.
11) Menepati janji.13
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa Akhlakul
karimah atau Akhlaq mahmudah adalah akhlak terpuji yang lahir dari
12
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h. 87.
13
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam PerspektifAl’quran, (Jakarta: Amzah, 2007),
h.44-46.

9
jiwa yang baik dan benar, jika dilakukan akan berakibat baik bagi
pelaku, baik di dunia dan di akhirat.
b. Akhlak Tercela (Akhlak Madzmumah)
Kata madzmumah berasal darai bahasa Arab yang artinya
tercela. Akhlak tercela merupakan tingkah laku yang tercela, yang
dapat merusak keimanan seseorang dan menjatuhkan martabatnya
sebagai manusia. Bentuk-bentuk akhlak madzmumah bisa berkaitan
dengan Allah SWT, Rasullah SAW, dirinya, keluarganya, masyarakat
dan alam sekitarnya.14 Pendapat lain mengukapkan Akhlak
madzmumah ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin dari
tutur kata, tingkah laku, dan sikap yang tidak baik pada diri manusia,
cenderung melekat dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang
lain.
Firman Allah SWT.

     


    
    
Artinya: “telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)”. (Q,S Ar-Ruum:41)15
perbuatan-perbuatan yang termasuk sifat-sifat
tercela (akhlakul madzmumah) adalah:
1) Syrik
Syrik secara bahasa adalah menyamakan dua hal, sedangkan
menurut istilah, terdiri atas definisi umum dan definisi
khusus.Definisi umum adalah menyamakan sesuatau dengan
Allah dalam hal-hal yang secara khusus dimiliki Allah.
14
Rosihon Anwar, Akhalak Tasawuf., h. 121.
15
QS. Ar-Ruum (30): 41.

10
Berdasarkan definisi khusus tersebut ada tiga macam syrik
yaitu:
a) Asy-Syrik fi Ar-Rububiyyah yaitu menyamakan allah
SWT. Dengan mahluk-Nya. Mengenai pemeliharaan
alam.
b) Asy-Syrik Al-Asma`wal Ash-Shifat yaitu menyamakan
allah SWT. Dengan mahluk-Nya. Mengenai nama dan
sifat.
c) Asy-Syrik fi Al-Uluhiyah yaitu menyamakan allah
SWT. Dengan mahluk-Nya. Mengenai ketuhanan.
Adapun definisi syrik secara khusus adalah menjadikan sekutu
selain Allah SWT.MenyekutukanNya dengan seperti Allh SWT.
2) Kufur
Kufur dalam bahasa berarti menutupi. Kufur merupakan kata
sifat dari kafir.Menurut syara`, kufur adalah tidak beriman
kepada Allah SWT dan Rosul-Nya.
3) Nifak dan Fasik
Secara bahasa nifak berarti lubang tempat keluarnya
yarbu(binatang sejenis tikus) dari sarangya. Jika ia dicari dari
lubang satu ia keluar dari lubang lain. Secara syara`yaitu
menampakkan islamanya dan kebaikan tetapi
menyembunyikan kekufuran dan kejahatan.
4) Takabur dan Ujub
Takabur dibagi menjadi dua yaitu batin dan lahir.Takabur
batin adalah perilaku dan akhlak diri, sedangkan takabur batin
adalah perbuatan-perbuatan anggota tubuh yang muncul dari
batin.
5) Dengki
Dalam bahasa Arab dengki disebut hasad yaitu perasaan yang
timbul dalam diri seseorang setelah memandang sesuatu yang
tidak dimiliki olehnya, tetapi dimiliki oleh orang lain,

11
kemudian menyebarkan berita bahwa harta yang diperoleh
oleh orang tersebut dengan tidak sewajarnya.
6) Gibah (mengumpat) adalah membicarakan aib orang lain dan
tidak ada keperluan dalam penyebutanya. Pendapat lain
meyatakan gibah adalah membicarakan keburukan orang lain
yang tidak pada tempatnya walaupun keburukan itu memang
ada padanya.
7) Riya`
Kata riya` diambil dari kata masdar Ar-ru`yah artinya
memancing perhatian orang lain agar dinilai orang baik. Riya`
adalah melihatkan diri kepada orang lain, maksudnya beramal,
beribadah bukan karena Allah SWT tetapi karena manusia.16
Semua perbuatan buruk dapat dilihat dari akhlaknya (tingkah
laku), perbuatan tersebut merupakan murka Allah dan tidak ada
untungnya. Akhlak tercela dapat merugikan diri dan orang lain, dapat
menimbulkan permusuhan, pertikaian dan menuju jalan kesesatan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa akhlak
madzmumah atau akhlak tercela berkaitan dengan Allah SWT,
Rasullah SAW, dirinya, keluarganya, masyarakat dan alam sekitarnya
secara tingkah laku, tutur kata yang tidak baik darinya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Akhlak
Kehidupan muslim dapat menyempurnakan akhlaknya sesuai
dengan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Akhlak yang baik dilandasi
oleh ilmu, amal, dan takwa. Ia merupakan kunci bagi seseorang untuk
melahirkan perbuatan dalam kehidupan yang diatur oleh Agama, seperti
sholat, puasa, berbuat baik semua manusia, dan kalangan kalangan lain
yang merupakan interaksi sosial. Sebaliknya tanpa ilmu, amal, dan takwa
seseorang dapat berperilaku yang tidak sesuai dengan akhalakul karimah ,
sebab ia lupa pada Allah yang telah menciptakannya.

16
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf., h. 122-137

12
Keadaan demikian menujukkan perilaku adanya pembangunan
iman untuk meningkatkan akhlak seseorang. Adapun yang dapat
mempengaruhi akhlak seseorang adalah sebagi berikut:
a. Tingkah laku manusia yaitu sikap seseorang menginvestasikan dalam
perbuatan.
b. Insting dan naluri, yaitu secara bahasa berarti kemampuan berbuat
pada satu tujuan yang dibawa sejak lahir, merupakan pemuasan nafsu
dan dorongan psikologis.
c. Pola dasar bawaan, yaitu manusia memiliki rasa ingin tahu, karena ia
datang kedunia ini dengan serba tidak tahu.
d. Nafsu, yaitu keinginan hati yang kuat.
e. Adat dan kebiasaan.
f. Lingkungan, ialah ruang lingkup luar yang berintraksi dengan insan
yang dapat berwujud benda.
g. Kehendak dan takdir, yaitu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu
yang merupakan dari dalam hati, bertautan dengan fikiran dan
perasaan.17
Berdasarkan beberapa teori di atas, peneliti memfokuskan salah
satu faktor penting yang mepengaruhi seorang yaitu dari faktor kebiasaan
dan lingkungan, lingkungan yang peneliti maksudkan adalah lingkungan
yang berada di lingkup Pondok Pesantren Modern Arafah
4. Manfaat Akhlak Mulia (Ahlakul Karimah)
Akhlak mulia akan membawa kebahagiaan bagi individu, juga
sekaligus membawa kebahagiaan bagi masyarakat pada umumnya.
Dengan kata lain bahwa akhlak utama yang ditampilkan seseorang,
manfaatnya adalah untuk orang yang bersangkutan. Al-Qur`an dan Al-
Hadis banyak sekali memberikan informasi tentang akhlak mulia itu. Allah
berfirman:

17
Yatimin Abdullah ,Studi Akhlak., h.75-92.

13
        
     
    
Artinya: Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan
Kami berikan kepadanya kehidupan yang baikdan Sesungguhnya akan
Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa
yang telah mereka kerjakan.18
Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam
Islam mendapat pahala yang sama dan bahwa amal saleh harus disertai
iman.
         
       
      
Artinya:Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, Maka Dia tidak
akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. dan Barangsiapa
mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia
dalam Keadaan beriman, Maka mereka akan masuk surga, mereka diberi
rezki di dalamnya tanpa hisab.19
Ayat-ayat di atas tersebut dengan jelas menggambarkan manfaat
dari akhlak mulia dalam hal ini beriman dan beramal soleh. Mereka itu
akan memperoleh kehidupan yang baik, mendapatkan rezeki yang
melimpah ruah mendapatkan pahala yang berlipat ganda dan di akhirat
masuknya kesurga. Hal ini menggambarkan bahwa manfaat dari akhlak
mulia adalah keberutungan hidup di dunia dan akhirat.
Selanjutnya didalam hadits juga banyak dijumpai keterangan
tentang datangnya keberuntungan dari akhlak. Keberuntungan tersebut di
antaranya adalah:

18
QS. Al-Nahl (16): 97.

19
QS. Al-Mu`Min: 40

14
a) Memperkuat dan menyempurnakan agama
b) Mempermudah perhitungan amal di akhirat
c) Menghilangkan kesulitan
d) Selamat hidup di dunia dan di akhirat
Uraian tesebut baru sebagian kecil dari manfaat atau
keberuntungan yang dihasilkan sebagai akibat akhlak mulia yang
dikerjakan. Orang yang baik akhlaknya pasti disukai oleh masyarakatnya.20
Setiap orang dalam hidupnya bercita-cita memperoleh
kebahagiaan. Salah satu dari kebahagiaan adalah orang yang menyucikan
dirinya, yaitu suci dari sifat yang buruk, suci lahir dan batin. Sebaliknya
jiwa yang kotor dan tercela membawa kesengsaraan di dunia dan di
akhirat.
Latihan untuk selalu melaksanakan yang baik dan meningalkan
yang buruk secara bertahap, merupakan usaha pembinaan akhlak al-
karimah. Selanjutnya hasil yang dicapai adalah sikap pribadi yang baik,
menjadi anggota masyarakat dan warga negara yang baik. Ini sejalan
dengan isi sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab.21
Jadi manfaat akhlakul karimah ialah membawa kebahagiaan bagi
setiap manusia dan bisa membuat kehidupan lebih tenang dan nyaman.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menfokuskan manfaat peranan
pendidikan Pondok Pesantren dalam pembentukan akhlak santri di Pondok
Pesantren Modern Arafah .
5. Tujuan Pembentukan Akhlak
Berbicara masalah pembentukan akhlak sama dengan berbicara
tentang tujuan pendidikan, karena banyak sekali dijumpai pendapat para
ahli yang mengatakan bahwa tujuan pendidikan adalah pembentukan
akhlak. Proses pembentukan akhlak bertujuan untuk melahirkan manusia
yang berakhlak mulia. akhlak mulia merupakan tujuan pokok
pembentukan akhlak islam ini. akhlak seseorang akan dianggap mulia jika

20
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h. 171-176
21
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak., h. 17.

15
perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-
qur’an.22
Berdasarkan penjelasan di atas tujuan pembentukan akhlak untuk
mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang menjalani kehidupannya
sesuai dengan ajaran islam, melaksanakan apa yang diperintahkan agama
dengan meninggalkan apa yang diharamkan, menikamati hal-hal yang baik
dan dibolehkan serta menjauhi segala sesuatu yang dilarang oleh ajaran
islam.

B. Peran Pondok Pesantren


1. Pengertian Pondok Pesantren
Pondok Pesantren menurut Istilah (etimologi) kata pesantren
berasal dari kata santri, dengan awalan pe- dan akhiran –an.Yang berarti
tempat tinggal santri. Pendapat lain menjelaskan bahwa pesantren adalah
pe-santri-an, yang berarti tempat “tempat santri” yang belajar dari
pemimpin pesantren (kyai) dan para guru (ulama atau astadz). pelajaran
mencakup berbagai bidang tentang pengetahuan Islam. pendapat lain
menyatakan bahwa Pesantren asal katanya adalah santri, yaitu seorang
yang belajar agama Islam, sehingga dengan demikian Pesantren
mempunyai arti tempat orang yang berkumpul untuk belajar agama
Islam.23 Pesantren sendiri menurut pengertianya adalah “tempat belajar
para santri”.Sedangkan Pondok berarti rumah atau tempat tinggal
sederhana yang terbuat dari bambu.24
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa Pondok
Pesantren menurut istilah (etimologi) adalah berasal dari kata santri (orang
22
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, h.155.

23
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional Di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2012), h. 19.
24
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2001), h. 138.

16
yang mencari ilmu agama Islam) dengan mendapat awalan Pe dan akhiran
– an sehingga berubah arti menjadi tempat untuk menuntut ilmu agama
yang bersumber dari kitab-kitab kuning, penghafalan terhadap Al-qu`an
dan Al- hadis atau pendidikan Agama Islam.
Sedangkan Pondok Pesantren menurut terminologi yaitu: “asrama
atau tempat tinggal bagi para santri atau orang yang sedang menuntut
ilmu”.25 Sementara itu dalam pendapat lain mengemukakan bahwa
“Pondok Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang di dalamnya
terdapat seorang kyai yang mengajar dan mendidik para santri dengan
sarana masjid yang digunakan untuk menyelengarakan pendidikan
tersebut, serta adanya pemondokan atau asrama sebagai tempat tinggal
santri”.26
Berdasarkan uraian di atas Pondok Pesantren adalah tempat tinggal
santri yang sedang menuntut ilmu atau belajar Agama Islam, untuk lebih
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Karakteristik Pondok Pesantren
Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang
bertujuan untuk membuat insan yang mulia dan berakhlak baik serta
memahami ajaran-ajaran islam, pondok pesantren berbeda dengan
lembaga lainya baik dari aspek sistem pendidikan maupun unsur
pendidikan yang dimilikinya.27
Ada beberapa ciri yang secara umum dimiliki oleh Pondok
Pesantren sebagai lembaga pendidikan sekaligus sebagai lembaga sosial
yang secara informal itu terlibat dalam pengembangan masyarakat pada
umumnya. Adanya Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan apabila
memenuhi elemen-elemen pokok Pesantren itu adalah : masjid, pondok,
santri, kyai, pelajaran kitab-kitab kuning.
a. Masjid

25
Yasmadi, Modernisasi Pesantren, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 61-62.
26
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 234.
27
M. Bahri Gozali,Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta: Pedoman
Ilmu Jaya, 2001), h. 24.

17
Masjid pada hakekatnya merupakan sentral kegiatan muslimin baik
dalam dimensi ukhrowi maupun duniawi dalam ajaran Islam,
maknawi masjid merupakan indikasi sebagai kemampuan seorang
abdi dalam mengabdi kepada Allah yang disimbolkan sebagai
adanya masjid (tempat sujud). Di dunia pesantren, masjid dijadikan
ajang atau sentral kegiatan pendidikan Islam baik dalam pengertian
modern maupun tradisional.pedapat lain menyatakan bahwa masjid
diartikan secara harfiah adalah tempat sujud, karena ditempat inilah
setidak-tidaknya seorang muslim sehari semalam limakali
malaksanakan sholat. Fungsi masjid bukan hanya sebagai sarana
sholat, tatapi memiliki fungsi lain seperti pendidikan, sarana
Dak`wah dan lain sebagainya.
b. Pondok
Istilah Pondok berasal dari bahasa Arab funduq berarti hotel,
penginapan, asrama. Pondok mengandung makna sebagai tempat
tinggal. Pondok dalam pesantren pada dasarnya merupakan dua
kata yang sering penyebutanya tidak dipisahkn menjadi “Pondok
Pesantren”, yang berarti keadaan Pondok dalam pesantren
merupakan wadah pengembelengan, pembinaan dan pendidikan
serta pengajaran ilmu pengetahuan .28
c. Kyai
Kyai pada hakekatnya adalah gelar yang diberikan kepada seorang
yang mempunyai ilmu dibidang Agama Islam , kyai di dalam dunia
pesantren sebagai penggerak dalam mengemban dan
mengembangkan pesantren sesuai pola yang dihendaki.
d. Santri
Santri yaitu peserta didik yang haus akan ilmu pengetahuan yang
dimiliki oleh seorang kyai yang memimpin sebuah pesantren. Di
dalam proses belajar mengajar ada dua tipologi santri :
1) Santri mukim

28
Gozali, M. Bahri, Pendidikan Pesantren, h. 21

18
Santri mukim yaitu santri yang menetap, tinggal bersama
kyai dan secara aktif menuntut ilmu dari seorang kyai
2) Santri kalong
Santri kalong pada dasarnya adalah seorang murid yang
berasal dari desa sekitar Pondok Pesantren yang pola
belajarnya tidak dengan jalan menetap di dalam Pondok
Pesantren.
e. Pengajaran Kitab-kitab Islam Klasik
Kitab-kitab Islam klasik biasanya dikenal dengan istilah kuning
yang terpengaruh oleh warna kertas. Kitab-kitab itu ditulis oleh
ulama zaman dulu yang berisikan tentang ilmu keislaman seperti:
fiqih, hadits, tafsir, akhlaq. serta pengembangan masyarakat
sekitarnya tentang pemahaman keagamaan (Islam) lebih jauh
mengarah kepada nilai-nilai normatif, edukatif, perogretif.29
3. Peran dan Fungsi Pondok Pesantren
Dengan kondisi pesantren yang sedemikian rupa, maka Pondok
Pesantren memiliki fungsi:
a. Pesantren sebagai Lembaga Pendidikan islam
Pemahaman fungsi Pondok Pesantren sebagi lembaga
pendidikan islam terletak pada kesiapan pesantren dalam
menyiapkan diri untuk ikut serta dalam pembangunan dibidang
pendidikan dengan jalan adanya perubahan sistem pendidikan
sesuai dengan arus pengembangan jamaah dan erat tehnologi
secara global. Oleh karenaitu kedudukan pesantren sebagai patner
yang intensif dalam pengembangan pendidikan. Dalam pendidikan
pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan
sistem yang diterapkan dalam lembaga pendidikan pada umumnya,
yaitu:

29
Gozali, M. Bahri, Pendidikan Pesantren, h. 28.

19
1) Memakai sistem tradisional, yang memiliki kebebasan
penuh dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga
terjadi hubungan 2 arah antara kiai dan santri.
2) Kehidupan dipesantren menampakkan semangat demokrasi,
karena mereka praktis bekerjasama mengatasi problem non
kurikuler mereka sendiri.
3) Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu
perolehan gelar dan ijazah, karena sebagian besar pesantren
tidak mengeluarkan ijazah, sedangkan santri dengan
ketulusan hatinya masuk pesantren tanpa adanya ijazah
tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka hanya ingin
mencari keridhoan Allah SWT semata.
4) Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan,
idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri, dan
keberanian hidup.30
b. Pondok Pesantren sebagai Lembaga Da’wah
Keberadaan pesantren merupakan suatu lembaga yang
bertujuan mengakat kalimat Allah dalam arti penyebaran ajaran
Agama Islam agar pemeluknya memahami dengan sebenarnya.
Oleh karena itu kehadiran pesantren sebenarnya dalam rangka
da’wah Islamiyah.31 Mengajak manusia menuju agama Allah
merupakan salah satu ibadah yang agung, manfaatnya menyangkut
orang lain. Bahkandakwah menuju agama Allah merupakan
perkataan yang paling baik. Allah Azza wa Jalla berfirman:
        
    
Artinya: “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang
yang menyeru menuju Allah, mengerjakan amal yang shalih dan

30
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, h.236.
31
Gozali,M. Bahri, Pendidikan Pesantren, h. 37-39.

20
berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri”.32
Jadi dakwah islamiyah dapat diartikan sebagai penyebaran
atau penyiaran ajaran dan pengetahuan agama islam yang
dilakukan secara islami, baik itu berupa ajakan atau seruan untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan maupun berupa uswah
hasanah (contoh yang baik). Dakwah Islamiyah yang dilakukan
Pondok Pesantren yang bersifat seruan atau ajakan secara lisan
dapat dipahami sebuah dakwah untuk meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT senantiasa ada dan cukup relevan
dengan apa yang terjadi dewasa ini.
Berdasarkan kedua fungsi di atas dapat dipahami bahwa
keadaan Pondok Pesantren beserta kaitan-kaitanya dapat
berpartisipasi dalam mewarnai pola kehidupan para santri. Dan
yang menjadi fokus penelitian disini adalah Pondok Pesantren
sebagai lembaga penddikan islam dalam pembentukan akhlak
santri.
4. Tujuan Terbentuknya Pondok Pesantren
Tujuan dari adanya pondok pesantren yaitu;
a. Tujuan umum untuk membimbing anak didik untuk menjadi
manusia yang berkepribadian islam, yang dengan ilmu agamanya
ia sanggup menjadi mubalig islam dalam penerapan dikehidupan
sehari-hari melalui ilmu dan amalnya,
b. Tujuan khusus untuk mempersiapkan para santri untuk menjadi
orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang
bersangkutan serta dalam mengamalkan dan mendakwahkannya
dalam kehidupan sehari-hari.33
Jadi tujuan pesantren pada dasarnya adalah lembaga pendidikan
islam yang mengajarkan banyak ilmu-ilmu agama yang bertujuan

32
Q.S Fussilat: 33
33
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, h.235.

21
membentuk manusia bertaqwa, mampu untuk hidup mamndiri, ikhlas
dalam melakukan suatu perbuatan, berijtihad membela kebenaran
islam, berakhlak mulia dapat bermanfaat dikehidupan sehari-hari
sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad (mengikuti sunah nabi),
mampu berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam kepribadian
menyebarkan agama atau menegakan islam dan kejayaan umat serta
mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan kepribadian manusia.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dimana
penelitian kualitatif sebagai metode ilmiah sering digunakan dan
dilaksanakan oleh sekelompok peneliti dalam bidang ilmu social, termasuk
juga ilmu pendidikan. Sejumlah alasan juga dikemukakan yang intinya bahwa
penelitian kualitatif memperkaya hasil penelitian kuantitaif. Penelitian
kualitatif dilaksanakan untuk membangun pengetahuan melalui pemahaman
dan penemuan. Pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian
dan pemahaman yang berdasarkan pada metode yang menyelidiki suatu
fenomena social dan masalah manusia. Pada penelitian ini peneliti membuat
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandagan
responden dan melakukan studi pada situasi yang alami.34
Hakikat penelitian kualitatif adalah mengamati orang dalam
lingkungan hidupnya berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya, mendekati atau
berinteraksi dengan orang-orang yang berhubungan dengan focus penelitian

34
Iskandar, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: Gaung Persada, 2009) cet.1 h. 11

22
dengan tujuan mencoba memahami, menggali pandangan dan pengalaman
mereka untuk mendapat informasi atau data yang diperlukan.35
Penelitian kualitatif dimana peran peneliti adalah sebagai instrument
kunci dalam mengumpulkan data, dan menafsirkan data. Alat pengumpulan
data biasanya menggunakan pengamatan langsung, wawancara, studi
dokumen. Sedangkan kesahihan dan keterandalan data menggunakan
triangulasi dengan menggunakan metode induktif, hasil penelitian kualitatif
lebih menkankan pada makna daripada generalisasi.
Selain itu seperti yang dinyatakan oleh moleong, metode kualitatif
dilakukan dengan beberapa pertimbangan, pertama menyesuaikan metode
kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda; kedua,
metode ini menyajikan secara langsung hubungan antara peneliti dengan
responden; ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri
dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai
yang dihadapi.36
Bogdan dan Taylor menjelaskan bahwa metodologi penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa katakata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati.37Dalam penelitian kualitatif seorang peneliti berbicara langsung dan
mengobservasi beberapa orang, dan melakukan interaksi selama beberapa
bulan untuk mempelajari latar, kebiasaan, perilaku dan cirri-ciri fisik dan
mental orang yangditeliti. Bogdan dan Biklen mengemukakan bahwa
karakteristik dari penelitian kualitatif adalah: (1) alamiah, (2) data bersifat
deskriptif bukan angka-angka, (3) analisis data dengan induktif, dan (4)
makna sangat penting dalam penelitian kualitatif.38

B. Latar Penelitian

35
Ibid., h.51
36
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2000) cet. 18, h.5
37
Ibid
38
Robert C. Bogdan and sari Knop Biklen, Qualitative Reseach for Eduication (London:
Allyn & Bacon, Inc, 1982) h. 28

23
Penelitian ini bertujuan untuk mendapat gambaran dan informasi yang
lebih jelas, lengkap, serta memungkinkan dan mudah bagi peneliti untuk
melakukan penelitian observasi. Oleh karena itu penulis menetapkan
penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Modern Arafah yang berlokasi
di Jl. Pancasila no.05 Sungai Penuh Jambi. Adapun sejarah singkat berdirinya
Pondok Pesantren Modern Arafah akan dijelaskan pada temuan umum
penelitian.
C. Subjek Penelitian
Menurut Lofland dan Lofland sebagaimana yang telah dikutip oleh
Lexy. J. Moleong dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian
Kualitatif, mengemukakan bahwa sumber data utama dalam penelitian
kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya berupa data tambahan
seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jelas
datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan
statistic.39
Sedangkan yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila menggunakan wawancara
dalam mengumpulkan datanya maka sumber datanya disebut informan, yaitu
orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan baik secara
tertulis maupun lisan. Apabila menggunakan observasi maka sumber datanya
adalah berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. Apabila menggunakan
dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya.40
Dalam pendekatan kualitatif, ada beberapa istilah yang digunakan
untuk menunjuk subjek penelitian. Ada yang mengistilahkan informant karna
informant memberikan informasi tentang suatu kelompok atau entitas
tertentu, dan informan bukan diharapkan menjadi representasi dari kelompok
atau entitas tersebut. Istilah lain adalah participant. Partisipan digunakan,
terutama apabila subjek mewakili suatu kelompok tertentu, dan hubungan

39
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), hlm, 112
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), hlm. 107.

24
antara peneliti dengan subjek penelitian dianggap bermakna bagi
subjek.Istilah informan dan partisipan tersebut secara substansial dipandang
sebagai instrument utama dalam penelitian kualitatif.41

D. Teknik Pengumpulan Data


Dalam suatu penelitian diperlukan adanya suatu data sebagai hasil
akhir dari penelitian. Untuk pengumpulan data yang konkrit peneliti
melaksanakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dapat diartikan sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematis, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek, terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.Observasi ini
menggunakan observasi partisipasi, di mana peneliti terlibat langsung
dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang
digunakan sebagai sumber data penelitian. 42 Dalam observasi secara
langsung ini, peneliti selain berlaku sebagai pengamat penuh yang dapat
melakukan pengamatan terhadap gejala atau proses yang terjadi di dalam
situasi yang sebenarnya yang langsung diamati oleh observer, juga
sebagai pemeran serta atau partisipan yang ikut melaksanakan proses
belajar mengajar dan kegiatan sehari-hari dalam menggunakan bahasa
arab di pondok pesantren modern arafah sungai penuh jambi, baik di
dalam maupun di luar kelas. Observasi langsung ini dilakukan peneliti
untuk mengoptimalkan data mengenai pelaksanaan penggunaan bahasa
arab antar sesama siswa, interaksi guru dan siswa menggunakan bahasa
arab, dan melihat bagaimana rangkaian kegiatan antara siswa kelas biasa
dan kelas tahfidz.
2. Wawancara

41
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Pustaka Setia, 2009) cet.1, h.88
42
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dan
R&D , (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 310.

25
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan.43 Dalam hal ini, peneliti
menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara
menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan
ketat.44 Dalam melaksanakan teknik wawancara (interview),
pewawancara harus mampu menciptakan hubungan yang baik sehingga
informan bersedia bekerja sama, dan merasa bebas berbicara dan dapat
memberikan informasi yang sebenarnya. Teknik wawancara yang
peneliti gunakan adalah secara terstruktur (tertulis) yaitu dengan
menyusun terlebih dahulu beberapa pertanyaan yang akan disampaikan
kepada informan. Hal ini dimaksudkan agar pembicaraan dalam
wawancara lebih terarah dan fokus pada tujuan yang dimaksud dan
menghindari pembicaraan yang terlalu melebar selain itu juga digunakan
sebagai patokan umum dan dapat dikembangkan peneliti melalui
pertanyaan yang muncul ketika kegiatan wawancara berlangsung.45
Metode wawancara peneliti gunakan untuk menggali data terkait
peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak santri di Pondok
Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi. Adapun informannya
antara lain:
a. Pimpinan Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh
Jambi
b. Bagian KMI Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh
Jambi
c. pengasuhan di pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh
Jambi
43
Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000), hlm. 135.
44
Ibid, hlm 138
45
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2002, Cet.XII), hlm. 203.

26
d. Staff pengajar Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh
Jambi
3. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen yang artinya barang-barang
tertulis.Dalam pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki
benda-benda tertulisseperti buku-buku, majalah, dokumen,
peraturanperaturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya. 46
Melalui metode dokumentasi, peneliti gunakan untuk menggali data
berupa dokumen terkait pembelajaran agama Islam, di antaranya: silabus,
RPP, dokumen penilaian, buku acuan pembelajaran agama Islam, jadwal
kegiatan pembelajaran, daftar nama penyandang tuna netra, sarana dan
prasarana, foto-foto dokumenter, dan sebagainya.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu
mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan
bukan angka.Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan,
dokuman, dan sebagainya, kemudian dideskripsikan sehingga dapat
memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realitas. 47Analisis data dalam
penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di
lapangan dan setelah selesai di lapangan.
Analisis data versi Miles dan Huberman, bahwa ada tiga alur kegiatan,
yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan atau
verifikasi.48
1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan
data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema,
46
Ibid, hlm 149
47
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hlm.
66.
48
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2009), hlm. 85-89.

27
menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data
atau informasi yang tidak relevan, kemudian data tersebut diverifikasi.
2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun
yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk
teks naratif, dengan tujuan dirancang guna menggabungkan informasi
yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan akhir
penelitian kualitatif. Peneliti harus sampai padakesimpulan dan
melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran
kesimpulan yang disepakati oleh tempat penelitian itu dilaksanakan.
Makna yang dirumuskan peneliti dari data harus diuji kebenaran,
kecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam
mencari makna, ia harus menggunakan pendekatan emik, yaitu dari
kacamata key information, dan bukan penafsiran makna menurut
pandangan peneliti (pandangan etik).

28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil sekolah
1. Sejarah Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi
Pondok Pesantren Modern Arafah adalah bagian dari proses
pendidikan dan pengajaran yang ada dalam lingkungan Pondok Pesantren
Modern Arafah Sungai Penuh Jambi. Berawal dari besarnya minat
masyarakat Kerinci yang ingin menyekolahkan putra-putrinya kelembaga-
lembaga pendidikan Islam, terutama sekali ke pesantren-pesantren baik
yang ada di sumatera maupun ke pulau jawa, Maka H. Armen Arafah
sebagai Alumni Gontor dengan beberapa Alumni Gontor lainnya yang
berdomisili dalam Kabupaten Kerinci bertekad mendirikan sebuah
lembaga Pendidikan Islam. Maka dengan bermottokan Ridho Allah SWT
pada tanggal 15 Juli 2007 Rumah Sakit Yayasan Bundo dibawah
Kepemimpinan H. Armen Arafah dirubah statusnya menjadi sebuah
Lembaga Pendidikan Islam yang diberinama Pondok Pesantren Modern
Arafah dibawah nauangan Yayasan Bundo Pada tanggal 4 Agustus 2007
bertepatan dengan tanggal 20 Rajab 1428 Pondok Pesantren Modern
Arafah memulai aktivitas belajar mengajar dengan Pendidikan Formalnya
Pondok Pesantren, sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Kantor

29
Wilayah Departemen Agama Provinsi Jambi, Nomor :
Kw.05.4/4/PP.03.2/2790/2009.
Pondok Pesantren Modern Arafah berdiri diatas lahan ± 2 Ha milik
Yayasan Bundo Sungai Penuh dengan Akte Notaris Nomor 06/ 1996/ PN-
SPN, telah mempunyai gedung belajar serta sarana dan prasarana yang
memadai termasuk sarana pendukung, dimana gedung tersebut
sebelumnya berfungsi sebagai Rumah Sakit Yayasan Bundo dan sekarang
dimanfaatkan untuk gedung asrama dan sekolah seluas lebih kurang 3.200
meter persegi.

2. Visi
Terwujud nya siswa/santri yang beriman, berkualitas, berakhlak mulia atas
Ridha Allah.
Untuk tercapainya visi Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh
tersebut diatas,maka :
a. Seluruh santri/siswa diwajibkan berada dalam kampus/asrama Pondok
Pesantren Modern Arafah dan mematuhi disiplin dan tata tertib yang
telah ditetapkan, Dengan demikian seluruh siswa/santri selalu dalam
pengasuhan dan bimbingan.
b. Seluruh santri diwajibkan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
telah ditetapkan. Diantaranya; Latihan Pidato, Pramuka , Serta
kegiatan seni dan keterampilan lainnya.
c. Tenaga pendidik adalah teladan bagi seluruh santri/siswa, sehingga
segala sikap dan prilaku mereka adalah dalam rangka pencapaian Visi
Pondok Pesantren Modern Arafah.
d. Sebagai wujud dari peningkatan keimanan dan ketaqwaan Santri/siswa,
maka pelaksanaan shalat lima waktu sehari semalam dilaksanakan
secara berjamaah.
e. Interaksisosial yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren Modern
Arafah adalah miniature sebuah masyarakat, maka nilai-nilai

30
kebersamaan dan kepemimpinan yang diterapkan adalah dalam upaya
mendidik seluruh santri untuk siap terjun kemasyarakat, Siap
memimpin dan siap pula dipimpin.
3. Misi
Mendidik dan mempersiapkan santri mencapai manusia seutuhnya yang
bercirikan :
a. Beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa
b. Menciptakan pendidikan yang berkualitas dan berskala Nasional dan
Internasional
c. Memiliki Integritas Wawasan umum & agama yang luas
d. Memiliki skill dan profesionalitas dalam menghadapi tantangan zaman
e. Menguasai Bahasa Arab dan Inggris (lisan-tulisan)
f. Melahirkan kader yang mempunyai Iptek dan Imtak
4. Program Terpadu
Program Pendidikan Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai
Penuh Jambi adalah mengembangkan paradigm pendidikan terpadu yang
menyeimbangkan IQ, EQ, SQ dan membekali santri dengan IPTEK dan
IMTAQ serta berbagai keterampilan sehingga santri nantinya dengan
bekal yang di bawa dari Pondok Pesantren Modern Arafah dapat
mengembangkan serta mengamalkan ilmunya di tengah-tengah
masyarakat nantinya dan dapat berkiprah di dunia Nasional maupun
Internasional.
5. Strategi
a. Mendidik para Siswa/santri mempunyai akhlak yang mulia sesuai
dengan ajaran Islam, memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi.
b. Membina dan mendidik Siswa/santri menguasai dasar-dasar ilmu
agama Islam dan pengetahuan umum sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan pada perguruan tinggi atau mengembangkan diri secara
otodidak setelah selesai menempuh pendidikan di Pondok Pesantren
Modern Arafah.

31
c. Membina dan mendidik Siswa/santri menguasai Bahasa Arab, baik
Muhadatsah, Imla` dan Muthola`ah beserta pemahamannya, sehingga
diharapkan mampu menggali ilmu dan menerapkan syari`at Islam dari
sumber aslinya, Alqur`an dan Sunnah.
d. Membina dan mendidik Siswa/santri menguasai Bahasa Inggris agar
dapat berkomunikasi aktif dan mampu mengikuti perkembangan ilmu
dan teknologi
e. Membekali Siswa/santri dengan berbagai keterampilan sehingga
mereka dapat mendiri dan dapat menciptakan lapangan kerja sendiri
f. Menanamkan semangat beragama, berbangsa dan bernegara sehingga
mereka dapat melaksanakan kewajiban dan bertanggung jawab
terhadap agama, nusa dan bangsa.
6. Tenaga Pendidik
Pendidik merupakan figure dan contoh teladan bagi Siswa/santri
dan masyarakat, maka pendidik harus tampil sebagai pembimbing dalam
mengembangkan kreatifitas dan mendorong tercapainya tujuan pendidikan
dan pengajaran di Pondok Pesantren Modern Arafah. Adapun tenaga
pendidik dan pengasuh yang menetap di Pondok Pesantren Modern Arafah
saat ini berjumlah 18 Orang yang berasal dari Pondok Modern Gontor
JawaTimur, Pondok PesantrenUlumul Qur’an Bogor dan Pondok
Pesantren Nurul Haramain Lombok Nusa Tenggara Barat serta dibantu
beberapa orang tenaga pengajar lain yang mengajarkan pelajaran-pelajaran
umum.
7. Kurikulum
Kurikulum yang di gunakan di Pondok Pesantren Modern Arafah,
perpaduan antara kurikulum Pondok Modern Gontor (kuliyatul
Mu`allimin-Al Islamiyah/KMI) dengan kurikulum MTS – MA. Perpaduan
tersebut akan terus dievaluasi sehingga tercapai profil santri yang :
Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas, dan berfikiran bebas.
Agar dapat mencapai target maka kurikulum yang di berikan :
a. Program Umum

32
Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Sosiologi, Biologi, Matematika, Fisika,
Kimia, Sejarah, Tauhid, Tafsir, Hadist, Baca Alqur`an danTajwid,
Muthola`ah, Fiqh, Usul Fiqh, Faroid, Bahasa Indonesia, PPKN,
Penjaskes, Tata Negara, Ekonomi dan Geografi.
b. Program Penunjang
Nahwu, Shorf, Balagoh, Mufrodat, Imla`, Khotdan Grammar.
c. Program Khusus
Tahsin dan seni baca alqur`an hafalan juz amma atau Alqur`an dan
pembinaan kaligrafi Islam, Kepanduan, Kesenian, Pidato, Komputer,
seni bela diri dan olahraga.
d. Program Bahasa
Bahasa merupakan kunci ilmu pengetahuan, dengan bahasa kita dapat
membuka cakrawala dunia, Bahasa Arab dan Inggris adalah bahasa
resmi Pondok Pesantren Modern Arafah. Maka setiap saat santri
dibekali Mufrodat atau kosa kata. Dan secara berangsur mereka di
wajibkan untuk berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Bahasa
Inggris. Untuk membuka program ini maka di tetapkan disiplin
berbahasa dan kegiatan penunjang lainnya :
1) Bagi santri atau sisiwa baru hanya diperbolehkan berbahasa
Indonesia selama 6 Bulan pertama dan selanjutnya diwajibkan
berbahasa resmi, Bahasa Arab dan Inggris.
2) Sanksi bagi santri yang berbahasa daerah
3) Muhadatsah setiap Jum`at pagi dan Selasa
4) Memberikosa kata pagi dan mengulang pada malam hari
5) IslahulLughoh atau perbaikan bahasa
6) Pidato :
- Pidato Bahasa Inggris pada hari Senin malam
- Pidato Bahasa Arab pada hari Kamis pagi
- Pidato Bahasa Indonesia pada hari Kamis malam
8. Kegiatan Harian
03.00 – 04.00 Shalat tahajjud dan bimbingan tahfidz

33
04.00 – 04.45 Ilqa’ mufradat dan belajar mandiri
04.45 – 05.15 Shalat Subuh
05.15 – 06.30 Mandi dan sarapan pagi
06.30 – 11.15 Kegiatan belajar mengajar
11.15 – 12.00 Istirahat
12.00 – 13.00 Shalat zuhur
13.00 – 13.30 Makan siang
13.30 – 15.00 Kegiatan belajar mengajar
15.00 – 16.00 Istirahat dan shalat Ashar
16.00 – 17.00 Olahraga dan kegiatan ekstrakulikuler lainnya
17.00 – 17.30 Mandi dan persiapan ke masjid
17.30 – 18.30 Bimbingan tahfidz dan shalat Maghrib
18.30 – 19.30 Makan malam
19.30 – 20.00 Shalat Isya
20.00 – 20.45 Belajar mandiri
20.45 – 03.00 Istirahat tidur
Catatan:
1. Muhadharah Bahasa Arab 10.00 – 11.30 (Kamis)
2. Latihan Pramuka 13.30 -15.15 (Kamis)
3. Muhadharah Bhs. Indonesia 20.15 – 21.45 (Kamis)
4. Muhadharah Bhs. Inggris 03.30 – 04.30 (Ahad)
9. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang telah dimiliki oleh Pondok Pesantren Modern
Arafah adalah :
a. Masjid (Kapasitas 800 Orang)
b. Asrama Santri (Kapasitas 250 Orang)
c. Ruang/ Lokal belajar
d. Ruang Perpustakaan
e. Ruang Serba Guna
f. Dapur dan Ruang makan
g. Lapangan Olah Raga

34
h. Kantin dan Koperasi Pondok Pesantren Modern Arafah
i. Dua Unit Kendaraan Operasional (Colt T 120 SS)
j. Satu buah Bus Operasional
k. Ruang Kantor

B. Peran Pondok pesantren dalam pembentukan akhlak


1. peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak santri di Pondok
Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi.
Berdasarkan hasil observasi disini peneliti melihat bahwa
Pesantren adalah pendidikan asli Indonesia, santri adalah aktor penting
dalam terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Maka tidak diragukan lagi
bahwa pesantren berperan penting dalam pembentukan akhlak. Pesantren
membentuk akhlak dengan cara meneladani sifat dan karakter tokoh islam
dan yang paling utama adalah akhlak Rasulullah SAW. Apalagi santri
tinggal di pesantren selama 24 jam sehingga kita mengetahui apa yang
harus diajarkan selama santri tersebut melakukan kegiatan sehari-hari.
Yang menjadi kelebihan pesantren dalam pembentukan akhlak
dibandingkan sekolah luar adalah pengawasan santri selama 24 jam oleh
ustadz-ustadznya dengan cara yang islami. Ditambah lagi dengan situasi
kenakalan anak-anak sekarang yang semakin merajalela dimulai dari
pengaruh internet, game, makanan dan minuman terlarang yang bisa
dengan mudah didapat membuat pesantren menjadi tempat yang tepat
untuk menjaga mereka dari perbuatan tersebut. Itu dikarenakan peraturan
pesantren yang menjaga anak-anak dari pengaruh dari gadget, internet,
game dan lain sebagainya.
Hal ini juga didukung dengan pernyataan bapak pimpinan pondok
pesantren Modern Arafah yang mengatakan:
“Tujuan dari didirikannya pondok pesantren yang
pertama untuk menenamkan nilai-nilai keislaman, yang
kedua menanamkan keilmuan, yang ketiga untuk
menanamkan nilai-nilai kemasyarakatan. Yang mana

35
akhlak adalah nilai-nilai universal yang sudah
diajarkan jauh sebelum adanya pondok pesantren,
maka kerena keislaman, keilmuan dan kemasyarakatan
itu dibutuhkan akhlak, maka pesantren pada intinya
juga menanamkan nilai-nilai itu dan mendidik santri-
santrinya.
Dalam bahasa agama yaitu akhlak, tapi dalam
bahasa yang sering digunakan yaitu karakter. Karakter
pada umumnya ada dua macam, yang pertama karakter
moral, yang kedua karakter kinerja. Contoh Karakter
moral seperti jujur, sedangkan contoh karakter kinerja
seperti tangguh, kreatifitas, kesungguhan , dan lain
sebagainya. Maka kita tidak ingin santri-santri yang
belajar di sini karakternya jujur tapi malas, ataupun dia
bekerja keras tapi tidak jujur. Tapi yang kita ajarkan di
sini adalah kedua-duanya dan saling melengkapi satu
sama lain.”49
Pernyataan bapak pimpinan tersebut juga diperkuat oleh bagian
KMI, bagian pengasuhan, dan staff pengajar di pondok Pesantren Modern
Arafah yang menyebutkan:
“Lembaga pondok pesantren merupakan lembaga
boarding school yang di dalamnya memadukan
kurikulum umumdengan kurikulum keagamaan,
sehingga di dalam lembaga yang bersifat boarding
school apalagi pesantren memang akhlak adalah
tombak karena cerminan dari ilmu yang didapatkan
oleh semua santri itu tergambar di dalam akhlak dan
karakternya sehari-hari.
Maka bagaimana peran pondok dalam
pembentukan akhlak tersebut, maka di dalam hal ini

49
Wawancara bapak pimpinan pondok pesantren modern Arafah, 16 mei 2022

36
seluruh personil terutama mulai dari unsur
kepemimpinan dan unsur guru harus menjadi uswah
dan teladan di dalam kesehariannya karena akhlak itu
bukan hanya didakwahi tapi bagaimana akhlak itu
terbentuk dengan adda’wah bilhal, teladan dan uswah
yang tercermin di dalam figur-figur kepemimpinan,
figure-figur asatidz dan ustadzahnya yang tidak hanya
mengedepankan lisan karena dalam sebuah ungkapan
yang kita pelajari lisanul hal afshah min lisanil maqal
artinya memberikan teladan dan contoh akhlak yang
baik itu lebih baik ketimbang mengatakan sesuatu yang
baik tanpa ada implementasinya di dalam kehidupan.
Maka ada semboyan di dalam pesantren “apa yang
dilihat, apa yang didengar dan apa yang dirasakan itu
cerminan dari pada proses pendidikan yang ada di
dalam pesantren. Demikianlah cara pesantren
membentuk karakter dan akhlak santri dan
santriwatinya.”50
“Pondok pesantren memiliki peran yang
signifikan terhadap pembentukan akhlak santri, hal ini
didasari atas 2 hal. Yang pertama sisi intrinsik atau
dalam jiwa, santri ditempa jiwanya untuk hidup
sederhana, berdikari, disiplin dan saling menghormati.
Di sisi lain internalnya diisi dengan nilai qur’ani dan
sunnah serta moral, etika dan norma-norma masyarakat
yang berlaku. Yang kedua dari sisi ekstrinsik yaitu luar
atau lingkungan, dengan dihadirkan lingkungan yang
islami dan disiplin menjadikan faktor eksternal

50
Wawancara Bagian KMI pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022

37
mempengaruhi perilaku dan kebiasaan santri yang
nantinya menempa akhlaknya.”51
“Pondok pesantren berperan penting dalam
pembentukan akhlak para santri melalui pendidikan
dan ilmu agama. Santri dididik untuk berakhlak baik
kepada Allah dengan tidak menyekutukan Allah,
mengerjakan segala perintah dan meninggalkan apa-
apa yang dilarang oleh Allah. Begitu juga akhlak
terhadap sesama manusia, santri diajarkan untuk
berbakti kepada orang tua serta guru, menghormati
yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda”52
Berdasrkan hasil observasi dan wawancara diatas disini peneliti
menyimpulkan bahwa peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak
santri di Pondok Pesantren Modern Arafah adalah untuk menanamkan
nilai-nilai keislaman dengan menjalankan apa yang diperintahkanNya dan
menjauhi laranganNya , menjaga santri dari berbagai pengaruh buruk yang
ada ditengah lingkungan masyarakat sehingga dengan demikian santri
lebih diarahkan untuk membentuk akhlakul-kariimah. Sesuai dengan hadis
rasulullah sallallahu alaih wasallam yakni:

‫إمنا بعثت ألمتم مكارم األخالق‬


Artinya : Sesugguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak (Hr.
Baihaqi).
Untuk mencapai tujuan dari peran pondok pesantren dalam
pembetukan akhlak tentunya juga didorang dari berbagai kegiatan dan
pelajaran yang menunjang pembentukan akhlak santri. Dilihat dari segi
kegiatan disini peneliti melihat diantara kegiatan yang mempengaruhi
pembentukan akhlak di antara lain adalah satu, pramuka yang melatih
ketangkasan, kebersamaan dan kreatifitas. Dua, muhadharah atau pidato

51
Wawancara Pengasuhan Pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022
52
Wawancara staff pengajar Pondok Pesantren Modern Arafah, 18 mei 2022

38
yang melatih mental santri untuk berbicara di depan orang banyak, belajar
bertutur kata, dan mendengar nasihat-nasihat dari temannya yang sedang
berpidato. Tiga, olahraga yang melatih sportifitas dan menghargai sesama.
Empat, lomba-lomba yang dilaksanakan di pesantren seperti lomba adzan,
pidato, tahfizh qur’an, cerdas cermat dan sebagainya.
Hal ini juga didukung dengan hasil wawancara dengan bapak
pimpinan, bagian KMI, pengasuhan, dan staff pengajar di pondok
pesantren modern Arafah yakni:
“Meskipun di pesantren ditanamkan akhlak tapi
tidak serta merta berhenti sampai di sana, akan tetapi
juga diajarkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di
pesantren. Maka sering kita dengar istilah di dalam
banyak hal di pesantren bahwasannya pesantren lebih
mendahulukan pendidikan dari pada pengajaran.
Karena pengajaran hanya mentransfer ilmu
pengetahuan saja sedangkan pendidikan lebih jauh dari
pada itu, nukan hanya mentransfer imu tetapi juga
mendidik sisi-sisi kehidupan, maka dalam istilah
pesantren itu adalah mendidik kehidupan.
Jadi apapun kehidupan yang ditemui santri ini di
masyarakat, semuanya akan dididik di pondok
pesantren. Salah satunya adalah pendidikan akhlak
yang akan mereka bawa nanti ketika sampai di
masyarakat mereka masing-masing. Di antara kegiatan
yang bersifat religius adalah kegiatan shalat berjamaah
di masjid, kemudian ada juga kegiatan-kegiatan
kesenian, olahraga, kepramukaan yang mendidik
karakter ketangkasan, kerja keras,kesungguhan, dan
kekompakan. Lalu ada juga kegiatan muhadharah atau
pidato yang menanamkan karakter keberanian, siap
memimpin dan siap dipimpin dan siap tampil di depan

39
orang banyak. Ada juga kegiatan pentas seni yang di
pondok pesantren modern arafah disebut gemilang
ASSA (apresiasi seni santri arafah) yang mana salah
satu tujuan dari kegiatan ini adalah mendidik
ketangkasan, kebersamaan, organisasi, pengaturan,
sistem, manajemen dan sebagainya.
Adapun tujuan lain dari kegiatan-kegiatan di
pondok pesantren modern arafah ini adalah disiplin
waktu yang dimulai dari bangun pada pukul 03.30
WIB dimulai dengan kegiatan tahfizh, shalat
berjamaah, masuk kelas, makan dan tidur pada
waktunya, semua itu adalah kegiatan-kegiatan yang
mendidik karakter disiplin waktu.” 53
“Pesantren tidak luput dari pada kegiatan dan
aktivitas karena kalau peasantren tanpa ada kegiatan
dan aktivitas maka santrinya banyak melamun dan
mengerjakan sesuatu yang bisa mngakibatkan dan
mengarah kepada sesuatu yang negative, maka
disitulah pesantren harus memprogramkan seluruh
kegiatannya yang terintergrasi dengan karakter dan
akhlak yang mendukung semua program tersebut yang
diisi dengan nilai-nilai yang dapat merubah karakter,
kepribadian, dan kemandirian siswa di dalam hal-hal
yang berkenaan dengan akhlak.
Contoh kegiatan yang ada di pondok pesantren
modern arafah banyak sekali, ada ekstrakulikuler wajib
dan ekstrakulikuler yang tidak wajib. Dan di dalam
ekskul ini ada penanggung jawabnya masing-masing
baik itu dari kalangan asatidz yang bertanggung jawab
untuk menghandle seluruh kegiatan tersebut seperti

53
Wawancara bapak pimpinan pondok pesantren modern Arafah, 16 mei 2022

40
kegiatan kepramukaan salah satunya. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa kepramukaan di luar hanya
tertuju kepada siswa-siswa yang mau saja, tapi kalau di
dalam pesantren semua santri wajib mengikuti kegiatan
kepramukaan tersebut. Karena di dalam pramuka
terdapat nilai-nilai, karakter-karakter yang juga akan
membentuk karakter mahasiswa itu sendiri. Seperti
yang tergambar di dalam dasa dharmanya tentang
ketuhanan, sudah pasti santri dan santriwati harus kuat
aqidahnya terlepas dari pada sikap-sikap yang
menyetukan Allah SWT.
Inti dari kegiatan kepramukaan adalah bagaimana
menerapkan nilai-nilai dasa dharma di dalam kegiatan
tersebut, dan tentu titik akhirnya adalah akhlak dan
karakter itu sendiri.” 54
“Kegiatan yang mempengaruhi akhlak santri
seperti tadarrus al-qur’an, makan bersama, cuci
bersama, dan hal-hal kebersamaan lainnya ini
merupakan kegiatan secara tidak langsung membentuk
akhlak para santri bagaimana mereka bisa toleran
kepada sesamanya, menghormati guru-gurunya serta
kakak kelasnya dan juga tata krama yang diajarkan
langsung oleh kiyai dan ustadz mengenai tata krama
bertutur kata dan sebagainya.” 55
“Semua kegiatan di pesantren akan berpengaruh
terhadap pembentukan akhlak santri karena santri
selalu dibimbing dan diingatkan untuk selalu
mengikuti Sunnah dan bergaul dg cara yang baik serta
tidak melakukan hal-hal yang tidak baik” 56
54
Wawancara Bagian KMI pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022
55
Wawancara Pengasuhan Pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022
56
Wawancara staff pengajar Pondok Pesantren Modern Arafah, 18 mei 2022

41
Dilihat dari segi pelajaran yang mempengaruhi akhlak santri disini
peneliti melihat beberapa pelajaran yang sangat berpengaruh terhadap
aklak santri. Rasulullah SAW sebagai suri tauladan adalah pelajaran
terbaik yang bisa mempengaruhi pembentukan akhlak santri, maka dari itu
pelajaran yang bisa mempengruhi akhlak santri adalah tafsir yang
merupakan penjelasan ayat al-‘quran dan digunakan sebagai pedoman
hidup, dan hadits-hadits pilihan yangmengandung tentang akhlak dan
langsung dicontohkan oleh rasulullah SAW langsung beserta kisah-kisah
perjalanan hidup beliau. Lalu pelajaran tauhid yang membuat hati semakn
yakin dengan adanya Allah sehingga santri semakin hati-hati dalam
melakukan sesuatu karena dia tau ada yang sedang mengawasinya.
Dan banyak pelajaran pondok lainnya yang dapat mempengaruhi
santri seperti mahfuzhat, tarbiyah, fiqh. Muthala’ah yang diajarkan
menggunakan bahasa Arab langsung. Karena penggunaan bahasa Arab
juga dapat mempengaruhi akhlak karena ketika santri menggunakan
bahasa Arab dalam komunikasi akan tertanam dalam hatinya bahwa ini
adalah bahasa al-qur’an sehingga mereka semakin hati-hati dalam bertutur
kata.
Hasil pengamatan peneliti tersebut juga didorong dengan hasil
wawancara dengan bapak pimpinan, bagian KMI, pengasuhan di pondok
pesantren modern Arafah yakni:
“di pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu akan
tetapi ada filosofinya. Misalnya pelajaran fiqh dimulai
dari kelas 1 lalu kelas 2 di sana diajarkan fiqh
madzhabi yang mana itu menanamkan yang pertama
kita harus ikut menjadi muttabi’. Jadi kita mengikuti
satu madzhab yaitu fiqh syafi’i. Kemudian pelajaran
fiqh selanjutanya menggunakan kitab bulughul maram
dan bidayatul mujtahid yang mana kita diajarkan
kebebasan dan dikenalkan dengan pemahaman atau
aliran madzhab lalu santri itu diajarkan untuk memilih

42
mana yang lebih layak untuk digunakan. Dan juga
diajarkan untuk tidak fanatik pada suatu aliran atau
madzhab.
Lalu ada pelajaran bahasa Arab yang diajarkan
dengan metode mubasyir atau langsung, jadi tidak
hanya sekedar belajar menerjemahkan tetapi langsung
praktik yang membuat pembentukan karakter
ketangkasan, kreatifitas dan lain sebagainya. Dan juga
pelajaran tafsir, hadits, dan mahfuzhat pilihan yang
diajarkan pada kelas satu dan dua, filosofinya adalah
untuk menguatkan filsafat hidup atau meneguhkan
keyakinan dan akhlak untuk memantapkan jiwanya.
Lalu pada kelas selanjutnya mulai meningkat kepada
pemahaman ayat per ayat dan surat per surat itu
diajarkan salah satunya untuk pembentukan akhlak
kebebasan dan bisa memilih tetapi tidak fanatik pada
suatu ajaran.” 57
“Sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah
sekarang dengan menerapkan K13 tentu pembelajaran
itu bukan hanya fokus kepada ilmu dan
pengetahuannya saja tapi lebih dari itu adalah
pengamalan dari ilmu ataupun nilai-nilai yang ada di
dalam pembelajaran itu. Sangat naïf kalau seorang
santri ilmunya bagus tapi akhlaknya rusak, akan tetapi
bagaimana akhlak yang dimiliki oleh semua santri itu
adalah menggambarkan ilmu yang dia miliki. Maka
seluruh pembelajaran harus megedepankan efektifnya
dalam artian akhlak dan tingkah lakunya yang menjadi
pusat karena sebagaimana yang kita temukan dalam
ilmu pendidikan bahwa salah satu dari tujuan

57
Wawancara bapak pimpinan pondok pesantren modern Arafah, 16 mei 2022

43
pendidikan itu adalah merubah akhlak dan tingkah laku
dari pada siswa.” 58
“Pokok pelajaran yang sangat mempengaruhi
akhlak santri yaitu mempelajari al-qur’an lalu
pelajaran-pelajaran lainnya yang memang khusus di
bidang penempaan akhlak seperti pelajaran tauhid dan
juga pelajaran secara praktis, yaitu mereka melihat
bagaimana seorang ustadz itu sendiri mengajarkan
dengan uswah yang dipraktikkan dan itu menjadi
gambaran bagi santri, karena motto di pesantren itu
adalah apa yang kau lihat, apa yang kau dengar, dan
apa yang kau rasakan itu adalah pendidikan yang tiada
lain untuk membentuk dari pada akhlak dan karakter
seorang santri itu sendiri.” 59
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas disini peneliti
menarik kesimpulan bahwa pondok pesantren sangat berperan dalam
pembentukan akhlak santri sehingga peran tersebut tidak akan tercapai
tanpa adanya kegiatan dan pelajaran yang mempengaruhi akhlak santri.
Dilhat dari segi kegiatan peneliti marik kesimpulan bahwa seluruh
kegiatan yang ada dipondok pesantren modern Arafah sangat berpengaruh
terhadap pembentukan akhlak santri dimulai dari bangun tidur hingga tidur
kembali seperti bangun jam 03.30 pagi untuk kegiatan tahfidz, makan
bersama, sholat berjamaah, belajar bersama, membaca Al-quran, kegiatan
kepramukaan, muhadoroh, dan kegiatan lainnya.
Dilihat dari segi pelajaran peneliti menarik kesimpulan bahwa
seluruh pelajaran yang berkenaan dengan Al-quran, hadits dan tauhid yang
dapat membantu pembentukan akhlak santri, pelajaran fiqh yang menjadi
unsur-unsur dalam ibadah santri, kemudian seluruh pelajaran pondok yang
berbahasa Arab karena bahasa arab sendiri adalah bahasa Al-Quran, dan

58
Wawancara Bagian KMI pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022
59
Wawancara Pengasuhan Pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022

44
yang terakhir guru yang mengajarkan pelajaran tersebut juga harus
menjadi contoh dalam pembentukan akhlak santri.

2. faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren


Modern Arafah Sungai Penuh Jambi.
Berdasarkan pengamatan disini penulis melihat beberapa faktor
yang mendukung pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Modern
Arafah yakni Faktor utama dalam pembentukan akhlak di pesantren adalah
tinggalnya santri di dalam pesantren di bawah pengawasan selama 24 jam
sehingga para penddik tahu kekurangan dan kelebihan santri secara
langsung dan bisa memperbaikinya sesuai dengan karakter santri itu
sendiri.
Faktor lainnya adalah sarana prasana yang cukup, sehingga santri
mampu mengembangkan kemampuan dan skillnya yang dapat
mempengaruhi pembentukan akhlak dan moralnya. Hal ini jg didukung
dengan hasil wawancara dengan bapak pimpinan Pondok Pesantren
Modern Arafah yang mengatakan bahwa:
“Dikarenakan sistem belajar di pesantren berbeda
dengan sistem pendidikan di luar, maka salah satu
pendukung yang bisa menanamkan akhlak di sini
adalah sistem asrama 24 jam. Di dalam asrama
terdapat sosok figur yang bisa menjadi suri tauladan
atau contoh bagi santri-santrinya sehingga santri-santri
menjadi termotinasi untuk bisa berakhlak dan tidak
melanggar syariat-syariat islam.
Berbeda dengan sistem pendidikan di luar yang
belajarnya dari pagi sampai siang, setelah keluar dari
sekolah maka tidak ada sentral figurnya, suri
tauladannya, dan tidak ada lagi saling kenal mengenal.
Tetapi di pondok sistem pendukungnya adalah
keteladanan dan tinggal d asrama 24 jam maka

45
kurikulum kita dididik mulai dari bangun tidur sampai
tidur lagi. Bahkan dikatakan mimpi santripun dididik
oleh supaya tidak salah langkah dan arah.” 60
Pernyataan bapak pimpinan tersebut juga diperkuat oleh bagian
KMI, bagian pengasuhan, dan staff pengajar di pondok Pesantren Modern
Arafah yang menyebutkan:
“Semua personil yang ada di dalam pondok
menjadi faktor pendukung, siapapun yang ada di dalam
pondok pesantren itu menjadi faktor pendukung baik
itu dari pimpinan, tenaga pengajar atau pendidik,
bahkan ibu-ibu yang masak di dapur pun juga
merupakan pendukung, bagaimana berperan sebagai
pelayan dan mengayomi santri dan santriwati di dalam
memberikan menu makanan setiap harinya. Jadi semua
komponen yang ada di dalam pesantren merupakan
pendukung dalam pembentukan akhlak santri.” 61
“Faktor pendukung dilihat dari 2 sisi, yaitu dari
sisi manusia dan nonmanusia. Kalau dari sisi manusia
tentulah santri itu sendiri, ustadznya, kiyainya yang
menjadi uswah dan contoh yang mereka lihat secara
langsung. Sedangkan dari sisi nonmanusianya tentunya
adalah faktor lingkungan dan fasilitas yang memadai
seperti tempat wudhu, masjid, pakaian, dan sebagainya
yang mendukung pembentukan akhlak santri.” 62
“Faktor pendukung yang paling utama adalah
contoh teladan yang diberikan oleh ustadz dan
pengurus, adanya taujihat rutin yang selalu

60
Wawancara bapak pimpinan pondok pesantren modern Arafah, 16 mei 2022
61
Wawancara Bagian KMI pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022
62
Wawancara Pengasuhan Pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022

46
mengingatkan dan mengarahkan santri untuk
memperbaiki dan membentuk akhlak” 63
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dapat
menyimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pembentukan akhlak
santri di Pondok Pesantren Modern Arafah terdapat beberapa factor yakni
adanya uswah hasanah atau adanya suri tauladan yang menjadi panutan
bagi meraka dan faktor berikutnya adalah dengan diterapkannya sistem
asrama sehingga para santri selalu terikat sistem pendidikan selama 24
jam yang dalam 24 jam tersebut santri selalu diikat dengan kegiatan-
kegiatan seperti sholat berjamaah, membaca al-quran, belajar, dan
berbagai hal lainnya ang mengandung hal positif.

3. faktor penghambat dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren


Modern Arafah Sungai Penuh Jambi.
Bersadarkan observasi peneliti disini peneliti melihat ada beberapa
hal yang menghambat pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren
Modern Arafah yaitu pengaruh dari luar kerap menjadi faktor utama
terhambatnya pembentukan akhlak, baik itu pengunjung yang masuk ke
dalam pondok, maupun santri baru yang masuk ke dalam pondok. Karena
santri yang masuk ke pesantren terbagi menjadi dua karakter, karakter
terdidik dan karakter tidak terdidik. Santri yang tidak terdidik membawa
pengaruh buruk dari kebiasaannya di rumah bagi santri yang sudah dididik
oleh orang tuanya di rumah. Apalagi hal buruk sangat cepat menyebarnya
dibandingkan dengan hal yang baik.
Contohnya adalah santri baru yang tidak merokok dipengaruhi oleh
temannya yang terbiasa merokok, sehingga santri lain jadi ikut-ikutan
merokok. Ataupun santri yang awalnya rajin dirayu oleh temannya untuk
malas-malasan. Dan juga pengaruh setelah liburan, sebagian santri ketika
berlibur suka menghabiskan waktunya dengan memuaskan hatinya dengan

63
Wawancara staff pengajar Pondok Pesantren Modern Arafah, 18 mei 2022

47
bermain gadget, motor-motoran dikarenakan di pondok tidak bisa
melakukan hal itu. Maka ini adalah penghambat terbentuknya akhlak
santri.
Pernyataan diatas juga dibantu dengan wawancara dengan bapak
pimpinan yang mengatakan:
“Kita harus meyakini bahwa di setiap lembaga
institusi pendidikan berusaha untuk menjadi sempurna,
akan tetapi tidak ada lembaga yang sempurna, yang
ada sistem yang sesuai dengan keadaan atau
mencocokkan dengan suasana keadaaan yang ada di
setiap tempat. Di antara kendala yang kita temui adalah
kurangnya kesadaran dari santri-santri yang padahal
sudah diajarkan dan disampaikan tentang akhlak
banyak dari mereka yang tidak menghiraukan, karena
setiap manusia berbeda pemikiran, pendapat dan
tujuan.
Faktor penghambat lainnya adalah sarana
prasarana yang belum cukup, pengaruh dari luar yang
masuk ke dalam, dan tidak adanya batasan antara
santri-santri yang masih di dalam dengan alumni yang
sudah diluar yang ditakutkan alumni di luar membawa
sifat, aliran ataupun kebiasaan yang tidak baik lalu
ditiru oleh santri yang masih berada di pondok
pesantren ini.” 64
Pernyataan bapak pimpinan tersebut juga diperkuat oleh bagian
KMI, bagian pengasuhan, dan staff pengajar di pondok Pesantren Modern
Arafah yang menyebutkan:
“Yang menjadi kendala atau penghambat dalam
pembentukan akhlak santri salah satunya adalah santri
yang memiliki background keluarganya sebelumya

64
Wawancara bapak pimpinan pondok pesantren modern Arafah, 16 mei 2022

48
rusak atau broken home, sehingga masuk ke pesantren
dan itu akan menularkan pada teman-temannya yang
lain. Inilah yang menjadi permasalahan, maka disinilah
peran pondok terhadap santri dan santriwati yang
memiliki masalah dengan mengadakan pendekatan
tersendiri agar akhlak-akhlak yang tercela itu tidak
tertular karna dalam pepatah Arab disebutkan “su’ul
khuluqi yu’di “ akhlak yang rusak itu akan cepat
menular kepada yang lain. Maka di antara faktor
penghambat yang kita temukan ialah background dari
santri itu sendiri yang sebelum masuk pondok sudah
terpengaruh dengan karakter-karakter yang tidak baik
sehingga masuk ke pondok namun masih terbiasa
dengan perbuatan yang tidak baik tersebut.” 65
“adapun faktor penghambatnya adalah
kekurangan fasilitas yaitu nonmanusianya. Sedangakan
dari manusianya yaitu asatidznya yang kurang
berkompeten dalam beberapa sisi serta dari faktor
eksternal karena tidak bisa dipungkiri beberapa
pengaruh dari luar sedikit banyaknya pasti akan
mempengaruhi pesantren, makanya pesantren suatu
kebijakan dengan membatasi kunjungan-kunjungan itu
tidak lain untuk menjaga dari pada kontaminasi dari
hal-hal yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai
pesantren.” 66
“Faktor penghambat adalah pengaruh dari alat
elektronik serta media sosial yang mereka lihat ketika
berlibur dirumah yang akhirnya terbawa kepesantren

65
Wawancara Bagian KMI pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022
66
Wawancara Pengasuhan Pondok Pesantren Modern Arafah, 17 mei 2022

49
berupa bahasa-bahasa serta perilaku-perilaku yang
tidak baik.” 67
Dilihat dari hasil observasi peneliti dan wawancara dapat
disimpulkan bahwa faktor penghambat dalam pembentukan akhlak santri
di Pondok Pesantren Modern Arafah yaitu bisa dilihat dari beberapa faktor
yakni dari segi internal adanya beberapa pengajar yang kurang kompeten
dari berbagi sisi dan faktor yang paling menghambat pembentukan akhlak
santri ialah pengaruh eksternal yakni pengaruh-pengaruh buruk yang
masuk ke lingkungan pondok pesantren modern Arafah seperti ketika
kunjungan adanya wali santri yang merokok dan faktor eksternal lainnya
seperti pengaruh sosial media, elektronik yang sekarang lebih banyak
disalah gunakan oleh anak muda bahkan orang tua.

67
Wawancara staff pengajar Pondok Pesantren Modern Arafah, 18 mei 2022

50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak santri di Pondok
Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh Jambi.
Berdasrkan hasil observasi dan wawancara diatas disini peneliti
menyimpulkan bahwa peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak
santri di Pondok Pesantren Modern Arafah adalah untuk menanamkan
nilai-nilai keislaman dengan menjalankan apa yang diperintahkanNya dan
menjauhi laranganNya , menjaga santri dari berbagai pengaruh buruk yang
ada ditengah lingkungan masyarakat sehingga dengan demikian santri
lebih diarahkan untuk membentuk akhlakul-kariimah. Sesuai dengan hadis
rasulullah sallallahu alaih wasallam yakni:

‫إمنا بعثت ألمتم مكارم األخالق‬


Artinya : Sesugguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
(Hr. Baihaqi).
Untuk mencapai mebantu peran pondok pesantren dalam
pembetukan akhlak tentunya juga didorang dari berbagai kegiatan dan
pelajaran yang menunjang pembentukan akhlak santri.

51
Dilhat dari segi kegiatan peneliti marik kesimpulan bahwa seluruh
kegiatan yang ada dipondok pesantren modern Arafah sangat berpengaruh
terhadap pembentukan akhlak santri dimulai dari bangun tidur hingga tidur
kembali seperti bangun jam 03.30 pagi untuk kegiatan tahfidz, makan
bersama, sholat berjamaah, belajar bersama, membaca Al-quran, kegiatan
kepramukaan, muhadoroh, dan kegiatan lainnya.
Dilihat dari segi pelajaran peneliti menarik kesimpulan bahwa
seluruh pelajaran yang berkenaan dengan Al-quran, hadits dan tauhid yang
dapat membantu pembentukan akhlak santri, pelajaran fiqh yang menjadi
unsur-unsur dalam ibadah santri, kemudian seluruh pelajaran pondok yang
berbahasa Arab karena bahasa arab sendiri adalah bahasa Al-Quran, dan
yang terakhir guru yang mengajarkan pelajaran tersebut juga harus
menjadi contoh dalam pembentukan akhlak santri.
2. faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren
Modern Arafah Sungai Penuh Jambi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dapat
menyimpulkan bahwa faktor pendukung dalam pembentukan akhlak santri
di Pondok Pesantren Modern Arafah terdapat beberapa factor yakni
adanya uswah hasanah atau adanya suri tauladan yang menjadi panutan
bagi meraka dan faktor berikutnya adalah dengan diterapkannya sistem
asrama sehingga para santri selalu terikat sistem pendidikan selama 24 jam
yang dalam 24 jam tersebut santri selalu diikat dengan kegiatan-kegiatan
seperti sholat berjamaah, membaca al-quran, belajar, dan berbagai hal
lainnya ang mengandung hal positif.
Hal lainya yang jadi faktor pendukung dalam pembentukan akhlak
santri di Pondok Pesantren Modern Arafah ialah dari berbagai kegiatan
dan pelajaran yang menjadi acuan atau berperan penting dalam
pembentukan akhlak santri.
3. faktor penghambat dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren
Modern Arafah Sungai Penuh Jambi.

52
Dilihat dari hasil observasi peneliti dan wawancara dapat
disimpulkan bahwa faktor penghambat dalam pembentukan akhlak santri
di Pondok Pesantren Modern Arafah yaitu bisa dilihat dari beberapa faktor
yakni dari segi internal adanya beberapa pengajar yang kurang kompeten
dari berbagi sisi dan faktor yang paling menghambat pembentukan akhlak
santri ialah pengaruh eksternal yakni pengaruh-pengaruh buruk yang
masuk ke lingkungan pondok pesantren modern Arafah seperti ketika
kunjungan adanya wali santri yang merokok dan faktor eksternal lainnya
seperti pengaruh sosial media, elektronik yang sekarang lebih banyak
disalah gunakan oleh anak muda bahkan orang tua.

B. Saran
Sebagai lembaga pendidikan yang berbasis pendidikan islam,
hendaknya menanamkan norma-norma al-qur’an dan mencontoh keteladanan
Rasulullah SAW. Dan hal ini tidak akan bisa terwujud kalau tidak dimulai
dari tenaga pendidik itu sendiri karena santri menjadikan ustdaz atau
seniornya sebagai teladannya.
Jika pondok pesantren tidak menanamkan hal ini, maka santri menjadi
baik akhlaknya hanya di pesantren atau selama dalam pengawasan ustadznya
bukan karena Allah SWT. Dan ketika santri pulang ke rumahnya, kebiasaan
buruknya yang lama kembali lagi. sehingga ketika sampai di pesantren harus
diperbaiki kembali kebiasaan tersebut.
Walaupun sarana prasarana tercukupi tetapi tenaga pendidik tidak
memberi contoh yang disebut dengan akhlaq alkarimah maka peran pondok
pesantren sebagai pencetak generasi islami hanyalah angan-angan belaka.

53
Daftar Pustaka
Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010.
Abu Ahmadi, Nor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012.
Asmara AS, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.
Bukhari Umar, Hadis Tarbawi,Jakarta: Amzah, 2002.
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Komunikasi,Ekonomi, Dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainya, Kencana Prenada
Media Grup, 2013.
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian: Aplikasi Praktis, Jakarta: Ramayana Press,
2008.
Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional Di
Indonesia, Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2012.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2001.
Lexi J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009.

54
M. Bahri Gozali, Pendidikan Pesantren Berwawasan Lingkungan, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 2001.
Marzuki, Prinsip Dasar Akhlak Mulia, Yogyakarta: Debut Wahana, 2009.
Mustaka Syarif, Administrasi Pesantren, Jakarta: Bayu Barkah, 2001.
Nasution, Metodologi Research: Penelitian Ilmiah, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Nur Hidayat, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Penerbit Ombak, 2013.
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&B, (Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.

W. Gulo, Metodologi Penelitian, Jakarta: Grafindo, 2003. Yasmadi, Modernisasi


Pesantren, Jakarta: Ciputat Press, 2002.
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al’quran, Jakarta: Amzah,
2007.
Zuhairi, et.al, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Jakarta: Rajawali Press, 2016.

55
Lampiran
Instrument wawancara
Nama : Drs. Bustami,MA
Jabatan : Pimpinan pondok pesantren modern Arafah
Tanggal : 16 Mei 2022

Apa peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak?


Tujuan dari didirikannya pondok pesantren yang pertama untuk
menenamkan nilai-nilai keislaman, yang kedua menanamkan keilmuan, yang
ketiga untuk menanamkan nilai-nilai kemasyarakatan. Yang mana akhlak adalah
nilai-nilai universal yang sudah diajarkan jauh sebelum adanya pondok pesantren,
maka kerena keislama, keilmuan dan kemasyarakatan itu dibutuhkan akhlak,
maka pesantren pada intinya juga menanamkan nilai-nilai itu dan mendidik santri-
santrinya.
Dalam bahasa agama yaitu akhlak, tapi dalam bahasa yang sering digunakan
yaitu karakter. Karakter pada umumnya ada dua macam, yang pertama karakter
moral, yang kedua karakter kinerja. Contoh Karakter moral seperti jujur,
sedangkan contoh karakter kinerja seperti tangguh, kreatifitas, kesungguhan , dan
lain sebagainya. Maka kita tidak ingin santri-santri yang belajar di sini

56
karakternya jujur tapi malas, ataupun dia bekera keras tapi tidak jujur. Tapi yang
kita ajarkan di sini adalah kedua-duanya dan saling melengkapi satu sama lain.

Kegiatan apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren


modern arafah?
Meskipun di pesantren ditanamkan akhlak tapi tidak serta merta berhenti
sampai di sana, akan tetapi juga diajarkan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di
pesantren. Maka sering kita dengar istilah di dalam banyak hal di pesantren
bahwasannya pesantren lebih mendahulukan pendidikan dari pada pengajaran.
Karena pengajaran hanya mentransfer ilmu pengetahuan saja sedangkan
pendidikan lebih jauh dari pada itu, nukan hanya mentransfer imu tetapi juga
mendidik sisi-sisi kehidupan, maka dalam istilah pesantren itu adalah mendidik
kehidupan.
Jadi apapun kehidupan yang ditemui santri ini di masyarakat, semuanya
akan dididik di pondok pesantren. Salah satunya adalah pendidikan akhlak yang
akan mereka bawa nanti ketika sampai di masyarakat mereka masing-masing. Di
antara kegiatan yang bersifat religius adalah kegiatan shalat berjamaah di masjid,
kemudian ada juga kegiatan-kegiatan kesenian, olahraga, kepramukaan yang
mendidik karakter ketangkasan, kerja keras,kesungguhan, dan kekompakan. Lalu
ada juga kegiatan muhadharah atau pidato yang menanamkan karakter
keberanian, siap memimpin dan siap dipimpin dan siap tampil di depan orang
banyak. Ada juga kegiatan pentas seni yang di pondok pesantren modern arafah
disebut gemilang ASSA (apresiasi seni santri arafah) yang mana salah satu tujuan
dari kegiatan ini adalah mendidik ketangkasan, kebersamaan, organisasi,
pengaturan, sistem, manajemen dan sebagainya.
Adapun tujuan lain dari kegiatan-kegiatan di pondok pesantren modern
arafah ini adalah disiplin waktu yang dimulai dari bangun pada pukul 03.30 WIB
dimulai dengan kegiatan tahfizh, shalat berjamaah, masuk kelas, makan dan tidur
pada waktunya, semua itu adalah kegiatan-kegiatan yang mendidik karakter
disiplin waktu.

57
pelajaran apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren
modern arafah?
di pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu akan tetapi ada filosofinya.
Misalnya pelajaran fiqh dimulai dari kelas 1 lalu kelas 2 di sana diajarkan fiqh
madzhabi yang mana itu menanamkan yang pertama kita harus ikut menjadi
muttabi’. Jadi kita mengikuti satu madzhab yaitu fiqh syafi’i. Kemudian pelajaran
fiqh selanjutanya menggunakan kitab bulughul maram dan bidayatul mujtahid
yang mana kita diajarkan kebebasan dan dikenalkan dengan pemahaman atau
aliran madzhab lalu santri itu diajarkan untuk memilih mana yang lebih layak
untuk digunakan. Dan juga diajarkan untuk tidak fanatik pada suatu aliran atau
madzhab.
Lalu ada pelajaran bahasa Arab yang diajarkan dengan metode mubasyir
atau langsung, jadi tidak hanya sekedar belajar menerjemahkan tetapi langsung
praktik yang membuat pembentukan karakter ketangkasan, kreatifitas dan lain
sebagainya. Dan juga pelajaran tafsir, hadits, dan mahfuzhat pilihan yang
diajarkan pada kelas satu dan dua, filosofinya adalah untuk menguatkan filsafat
hidup atau meneguhkan keyakinan dan akhlak untuk memantapkan jiwanya. Lalu
pada kelas selanjutnya mulai meningkat kepada pemahaman ayat per ayat dan
surat per surat itu diajarkan salah satunya untuk pembentukan akhlak kebebasan
dan bisa memilih tetapi tidak fanatik pada suatu ajaran.

Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi akhlak santri di pondok


pesantren modern arafah?
Dikarenakan sistem belajar di pesantren berbeda dengan sistem pendidikan
di luar, maka salah satu pendukung yang bisa menanamkan akhlak di sini adalah
sistem asrama 24 jam. Di dalam asrama terdapat sosok figur yang bisa menjadi
suri tauladan atau contoh bagi santri-santrinya sehingga santri-santri menjadi
termotinasi untuk bisa berakhlak dan tidak melanggar syariat-syariat islam.
Berbeda dengan sistem pendidikan di luar yang belajarnya dari pagi sampai
siang, setelah keluar dari sekolah maka tidak ada sentral figurnya, suri

58
tauladannya, dan tidak ada lagi saling kenal mengenal. Tetapi di pondok sistem
pendukungnya adalah keteladanan dan tinggal d asrama 24 jam maka kurikulum
kita dididik mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi. Bahkan dikatakan mimpi
santripun dididik oleh supaya tidak salah langkah dan arah.

Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi akhlak santri di pondok


pesantren modern arafah?
Kita harus meyakini bahwa di setiap lembaga institusi pendidikan berusaha
untuk menjadi sempurna, akan tetapi tidak ada lembaga yang sempurna, yang ada
sistem yang sesuai dengan keadaan atau mencocokkan dengan suasana keadaaan
yang ada di setiap tempat. Di antara kendala yang kita temui adalah kurangnya
kesadaran dari santri-santri yang padahal sudah diajarkan dan disampaikan
tentang akhlak banyak dari mereka yang tidak menghiraukan, karena setiap
manusia berbeda pemikiran, pendapat dan tujuan.
Faktor penghambat lainnya adalah sarana prasarana yang belum cukup,
pengaruh dari luar yang masuk ke dalam, dan tidak adanya batasan antara santri-
santri yang masih di dalam dengan alumni yang sudah diluar yang ditakutkan
alumni di luar membawa sifat, aliran ataupun kebiasaan yang tidak baik lalu ditiru
oleh santri yang masih berada di pondok pesantren ini.

59
Instrument wawancara
Nama : Erizon, M.Pd
Jabatan : Bagian KMI pondok pesantren modern Arafah
Tanggal : 17 Mei 2022
Apa peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak?
Lembaga pondok pesantren merupakan lembaga boarding school yang di
dalamnya memadukan kurikulum umumdengan kurikulum keagamaan, sehingga
di dalam lembaga yang bersifat boarding school apalagi pesantren memang akhlak
adalah tombak karena cerminan dari ilmu yang didapatkan oleh semua santri itu
tergambar di dalam akhlak dan karakternya sehari-hari.
Maka bagaimana peran pondok dalam pembentukan akhlak tersebut, maka di
dalam hal ini seluruh personilterutama mulai dari unsure kepemimpinan dan unsur
guru harus menjadi uswah dan teladan di dalam kesehariannya karena akhlak itu
bukan hanya didakwahi tapi bagaimana akhlak itu terbentuk dengan adda’wah
bilhal, teladan dan uswah yang tercermin di dalam figur-figur kepemimpinan,
figure-figur asatidz dan ustadzahnya yang tidak hanya mengedepankan lisan
karena dalam sebuah ungkapan yang kita pelajari lisanul hal afshah min lisanil
maqal artinya memberikan teladan dan contoh akhlak yang baik itu lebih baik

60
ketimbang mengatakan sesuatu yang baik tanpa ada implementasinya di dalam
kehidupan.
Maka ada semboyan di dalam pesantren “apa yang dilihat, apa yang didengar
dan apa yang dirasakan itu cerminan dari pada proses pendidikan yang ada di
dalam pesantren. Demikianlah cara pesantren membentukkarakter dan akhlak
santri dan santriwatinya.

Kegiatan apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren


modern arafah?
Pesantren tidak luput daripada kegiatan dan aktivitas karena kalau
peasantrentanpa ada kegiatan dan aktivitas maka santrinya banyak melamun dan
mengerjakan sesuatu yang bisa mngakibatkan dan mengarah kepada sesuatu yang
negative, maka disitulah pesantren harus memprogramkan seluruh kegiatannya
yang terintergrasi dengan karakter dan akhlak yang mendukung semua program
tersebut yang diisi dengan nilai-nilai yang dapat merubah karakter, kepribadian,
dan kemandirian siswa di dalam hal-hal yang berkenaan dengan akhlak.
Contoh kegiatan yang ada di pondok pesantren modern arafah banyak sekali,
ada ekstrakulikuler wajib dan ekstrakulikuler yang tidak wajib. Dan di dalam
ekskul ini ada penanggung jawabnya masing-masing baik itu dari kalangan
asatidz yang bertanggung jawab untuk menghandle seluruh kegiatan tersebut
seperti kegiatan kepramukaan salah satunya. Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa kepramukaan di luar hanya tertuju kepada siswa-siswa yang mau saja, tapi
kalau di dalam pesantren semua santri wajib mengikuti kegiatan kepramukaan
tersebut. Karena di dalam pramuka terdapat nilai-nilai, karakter-karakter yang
juga akan membentuk karakter mahasiswa itu sendiri. Seperti yang tergambar di
dalam dasa dharmanya tentang ketuhanan, sudah pasti santri dan santriwati harus
kuat aqidahnya terlepas dari pada sikap-sikap yang menyetukan Allah SWT.

61
Inti dari kegiatan kepramukaan adalah bagaimana menerapkan nilai-nilai dasa
dharma di dalam kegiatan tersebut, dan tentu titik akhirnya adalah akhlak dan
karakter itu sendiri.

pelajaran apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren


modern arafah?
Sebagaimana yang dicanangkan oleh pemerintah sekarang dengan
menerapkan K13 tentu pembelajaran itu bukan hanya fokus kepada ilmu dan
pengetahuannya saja tapi lebih dari itu adalah pengamalan dari ilmu ataupun nilai-
nilai yang ada di dalam pembelajaran itu. Sangat naïf kalau seorang santri ilmunya
bagus tapi akhlaknya rusak, akan tetapi bagaimana akhlak yang dimiliki oleh
semua santri itu adalah menggambarkan ilmu yang dia miliki. Maka seluruh
pembelajaran harus megedepankan efektifnya dalam artian akhlak dan tingkah
lakunya yang menjadi pusat karena sebagaimana yang kita temukan dalamilmu
pendidikan bahwa salah satu dari tujuan pendidikan itu adalah merubah akhlak
dan tingkah laku dari pada siswa.

Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi akhlak santri di pondok


pesantren modern arafah?
Semua personil yang ada di dalam pondok menjadi faktor pendukung,
siapapun yang ada di dalam pondok pesantren itu menjadi faktor pendukung baik
itu dari pimpinan, tenaga pengajar atau pendidik, bahkan ibu-ibu yang masak di
dapur pun juga merupakan pendukung, bagaimana berperan sebagai pelayan dan
mengayomi santri dan santriwati di dalam memberikan menu makanan setiap
harinya. Jadi semua komponen yang ada di dalam pesantren merupakan
pendukung dalam pembentukan akhlak santri.

Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi akhlak santri di pondok


pesantren modern arafah?
Yang menjadi kendala atau penghambat dalam pembentukan akhlak santri
salah satunya adalah santri yang memiliki background keluarganya sebelumya

62
rusak atau broken home, sehingga masuk ke pesantren dan itu akan menularkan
pada teman-temannya yang lain. Inilah yang menjadi permasalahan, maka
disinilah peran pondok terhadap santri dan santriwati yang memiliki masalah
dengan mengadakan pendekatan tersendiri agar akhlak-akhlak yang tercela itu
tidak tertular karna dalam pepatah Arab disebutkan “su’ul khuluqi yu’di “ akhlak
yang rusak itu akan cepat menular kepada yang lain. Maka di antara faktor
penghambat yang kita temukan ialah background dari santri itu sendiri yang
sebelum masuk pondok sudah terpengaruh dengan karakter-karakter yang tidak
baik sehingga masuk ke pondok namun masih terbiasa dengan perbuatan yang
tidak baik tersebut.

Instrument wawancara

Nama : M Zia Alfaroq, S.H


Jabatan : Pengasuhan pondok pesantren modern Arafah
Tanggal : 17 Mei 2022

Apa peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak?


Pondok pesantren memiliki peran yang signifikan terhadap pembentukan
akhlak santri, hal ini didasari atas 2 hal. Yang pertama sisi intrinsik atau dalam
jiwa, santri ditempa jiwanya untuk hidup sederhana, berdikari, disiplin dan saling
menghormati. Di sisi lain internalnya diisi dengan nilai qur’ani dan sunnah serta
moral, etika dan norma-norma masyarakat yang berlaku. Yang kedua dari sisi
ekstrinsik yaitu luar atau lingkungan, dengar dihadirkan lingkungan yang islami
dan disiplin menjadikan faktor eksternal mempengaruhi perilaku dan kebiasaan
santri yang nantinya menempa akhlaknya.

63
Kegiatan apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren
modern arafah?
Kegiatan yang mempengaruhi akhlak santri seperti tadarrus al-qur’an,
makan bersama, cuci bersama, dan hal-hal kebersamaan lainnya ini merupakan
kegiatan secara tidak langsung membentuk akhlak para santri bagaimana mereka
bisa toleran kepada sesamanya, menghormati guru-gurunya serta kakak kelasnya
dan juga tata krama yang diajarkan langsung oleh kiyai dan ustadz mengenai tata
krama bertutur kata dan sebagainya.

pelajaran apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren


modern arafah?
Pokok pelajaran yang sangat mempengaruhi akhlak santri yaitu mempelajari
al-qur’an lalu pelajaran-pelajaran lainnya yang memang khusus di bidang
penempaan akhlak seperti pelajaran tauhid dan juga pelajaran secara praktis, yaitu
mereka melihat bagaimana seorang ustadz itu sendiri mengajarkan dengan uswah
yang dipraktikkan dan itu menjadi gambaran bagi santri, karena motto di
pesantren itu adalah apa yang kau lihat, apa yang kau dengar, dan apa yang kau
rasakan itu adalah pendidikan yang tiada lain untuk membentuk dari pada akhlak
dan karakter seorang santri itu sendiri.

Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi akhlak santri di pondok


pesantren modern arafah?
Faktor pendukung dilihat dari 2 sisi, yaitu dari sisi manusia dan
nonmanusia. Kalau dari sisi manusia tentulah santri itu sendiri, ustadznya,
kiyainya yang menjadi uswah dan contoh yang mereka lihat secara langsung.
Sedangkan dari sisi nonmanusianya tentunya adalah faktor lingkungan dan
fasilitas yang memadai seperti tempat wudhu, masjid, pakaian, dan sebagainya
yang mendukung pembentukan akhlak santri.

64
Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi akhlak santri di pondok
pesantren modern arafah?
adapun faktor penghambatnya adalah kekurangan fasilitas yaitu
nonmanusianya. Sedangakan dari manusianya yaitu asatidznya yang kurang
berkompeten dalam beberapa sisi serta dari faktor eksternal karena tidak bisa
dipungkiri beberapa pengaruh dari luar sedikit banyaknya pasti akan
mempengaruhi pesantren, makanya pesantren suatu kebijakan dengan membatasi
kunjungan-kunjungan itu tidak lain untuk menjaga dari pada kontaminasi dari hal-
hal yang mungkin tidak sesuai dengan nilai-nilai pesantren.

Instrument wawancara

Nama : Ahmad firdaus, S.H


Jabatan : staff pengajar pondok pesantren modern Arafah
Tanggal : 18 Mei 2022

Apa peran pondok pesantren dalam pembentukan akhlak?


Pondok pesantren berperan penting dalam pembentukan akhlak para santri melalui
pendidikan dan ilmu agama. Santri dididik untuk berakhlak baik kepada Allah
dengan tidak menyekutukan Allah, mengerjakan segala perintah dan
meninggalkan apa2 yang dilarang oleh Allah. Begitu juga akhlak terhadap sesama
manusia, santri diajarkan untuk berbakti kepada orang tua serta guru,
menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.

65
Kegiatan apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren
modern arafah?
Semua kegiatan di pesantren akan berpengaruh terhadap pembentukan akhlak
santri karena santri selalu dibimbing dan diingatkan untuk selalu mengikuti
Sunnah dan bergaul dg cara yang baik serta tidak melakukan hal-hal yang tidak
baik

pelajaran apa saja yang mempengaruhi akhlak santri di pondok pesantren


modern arafah?
Tafsir, hadits, tauhid, fiqh Mahfudzot, muthola'ah tarikh Islam

Apa saja faktor pendukung yang mempengaruhi akhlak santri di pondok


pesantren modern arafah?
Faktor pendukung yang paling utama adalah contoh teladan yang diberikan oleh
ustadz dan pengurus, adanya taujihat rutin yang selalu mengingatkan dan
mengarahkan santri untuk memperbaiki dan membentuk akhlak.

Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi akhlak santri di pondok


pesantren modern arafah?
Faktor penghambat adalah pengaruh dari alat elektronik serta media sosial yang
mereka lihat ketika berlibur dirumah yang akhirnya terbawa kepesantren berupa
bahasa-bahasa serta perilaku-perilaku yang tidak baik.

66
Foto-foto kegiatan

67
68
69
70
71
Buku-buku yang digunakan

72
73
74
BIODATA PENULIS

75
Nama : Habib Al-Kautsar
TTL : Sungai Penuh, 01 Desember 1999
Alamat : jl.Pancasila no.05 kecamatan Pondok Tinggi kota Sungai Penuh
Nama ayah : Bustami
Nama ibu : Siti Rahmidani
Nomor hp : 081282566315
Email : habibalkautsar18@gmail.com

Riwayat Pendidikan :
 SD Muhammadiyah Sungai Penuh : 2005 - 2008
 SD Negeri 025 Desa Gedang : 2008 - 2011
 Pondok Pesantren Modern Arafah Sungai Penuh : 2011 - 2017

76

Anda mungkin juga menyukai