SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Oleh :
LAILA NAYYIRU
2016.4.4.1.00547
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2022
OPTIMALISASI PERKEMBANGAN NILAI AGAMA
DAN MORALMELALUI PROGRAM TAHFIDZ
KELOMPOK B1
TK TAHFIDZ GRAHA QURAN KUNINGAN
Oleh :
LAILA NAYYIRU
2016.4.4.1.00547
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Cirebon,
Yang membuat pernyataan
Materai 10.000
LAILA NAYYIRU
NIM. 2016.4.4.1.00547
NOTA DINAS
Kepada Yth.
Ketua Jurusan Tarbiyah
IAI Bunga Bangsa Cirebon
Di
Cirebon
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Pembimbing I Pembimbing II
Cirebon, 2022
Penulis
ABSTRAK
LAILA NAYYIRU, NIM. 2016.4.4.1.00547 : OPTIMALISASI
PERKEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI
PROGRAM TAHFIDZ KELOMPOK B1 TK TAHFIDZ GRAHA QURAN
KUNINGAN.
Kata kunci : Nilai agama dan moral, program tahfidz, anak usia dini.
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
“
Wahai anakkku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia)
berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang munkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk perkara yang penting.” (Q.S Luqman : 17) .
(Agama, 2021)
Nilai agama dan moral merupakan suatu benteng utama yang
harus di pegang oleh setiap individu, hal ini akan berkaitan langsung
dengan kehidupan sehari-hari, berperilaku sopan dan santun dan
4
berakhlakul karimah.
Di dalam suatu pendidikan khususnya pendidikan anak usia
dini, nilai agama dan moral merupakan salah satu langkah awal untuk
anak memulai berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap
perkembangannya. Seperti yang dikemukakan ayat diatas di jelaskan
bahwa ajaklah anak untuk melaksanakan shalat dan menyuruh berbuat
yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar yang akan
mencelakainya. Hal ini menegaskan kepada orang tua dalam
mendidik anak nya menjadi pribadi yang berakhlakul karimah dan
berbudi luhur.
Melihat dari observasi awal di Tk Tahfidz Graha Quran
Kuningan, aspek nilai agama dan moral anak kelompok B1 terkesan
masih rendah. Hal ini di tandai dengan anak belum bisa mengucapkan
salam ketika masuk kelas, belum ada kesadaran diri untuk murajaah
ketika di dalam kelas, ada anak yang belum mau melakukan kegiatan
beribadah sehari-hari, dan masih ada anak yang belum mau buang
sampah pada tempat nya.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
nilai agama dan moral pada program PAUD merupakan pondasi yang
kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah
tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal
tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa
untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih dalam lagi bagaimana peningkatan aspek nilai agama
dan moral di Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan. Sehingga hasil
penelitian dapat menjadi rekomendasi bagi lembaga sendiri dan juga
bagi lembaga yang ada di sekitar sekolah untuk mengambil tindakan
yang lebih baik dari yang ada dalam program lembaga saat ini.
Melihat permasalahan yang di kemukakan di atas, penulis tertarik
menganalisa lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul : “Optimalisasi
Perkembangan Nilai Agama Dan Moral Melalui Program
Tahfidz Kelompok B1 TK Tahfidz Graha Quran Kuningan”
B. Fokus Penelitian
Melihat latar belakang masalah yang ada maka dalam
penelitian kali ini dibatasi pada :
1. Aspek yang diteliti adalah nilai agama dan moral
2. Upaya peningkatan aspek nilai agama dan moral melalui program
tahfidz
3. Subjek penelitiannya adalah anak kelompok B1 Tk Tahfidz Graha
Quran Kuningan.
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan aspek nilai agama dan moral
anak kelompok B1 di Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan
2. Untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan aspek nilai
agama dan moral anak kelompok B1 melalui program tahfidz di
Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan
3. Untuk mengetahui hasil program tahfidz dalam peningkatan aspek
nilai agama dan moral anak kelompok B1 di Tk Tahfidz Graha
Quran Kuningan.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik
dari segi teori maupun praktisi.
1. Manfaat Teoritis
Secara teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan keilmuan terutama dalam hal peningkatan aspek
nilai agama dan moral melalui program tahfidz.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru manfaat penelitian ini adalah untuk
memanfaatkan kegiatan yang dapat meningkatkan aspek
nilai agama dan moral bagi anak melalui program tahfidz.
b. Bagi anak manfaat penelitian ini adalah untuk
meningkatkan nilai agama dan moral yang di butuhkan
pada tahap pendidikan selanjutnya.
c. Bagi orang tua manfaat penelitian ini adalah untuk
mengetahui bahwa dengan melakukan pembiasaan
6
A. Deskripsi Teoretik
1. Anak Usia Dini
a. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah tahapan dalam masa emas yang
memerlukan pelayanan lebih, secara khusus dan langsung bila
dibandingkan jenjang pendidikan lain. Anak usia dini
merupakan masa emas (golden age) yang hanya ada sekali
periode dalam kehidupannya dan tidak dapat diulang kembali
(Suhendro, 2020). Yuliani (Nurani, 2019) mengungkapkan
bahwa Anak usia dini adalah sekelompok individu yang berusia
antara 0-8 tahun (Unesco) atau lahir -6 tahun (undang-undang
di Indonesia) yang sedang berada dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan baik fisik maupun psikis. Usia masa kanak-
kanak awal ini merupakan masa-masa yang tepat bagi anak-
anak untuk sedini mungkin memperoleh pendidikan, supaya
pada saat nanti berkemungkinan besar untuk memiliki
kecerdasan yang baik.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang
usia sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Pada usia ini anak-
anak perlu sekali memperoleh perhatian dalam tumbuh
kembangnya yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada
jalur formal, non formal dan informal (Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014).
Mansur (2005) mengungkapkan bahwa anak usia dini
adalah anak usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar.
Anak usia dini merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis
dalam tahap kehidupan yang akan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk
meletakkan dasar-dasar pengembangan maupun fisik, bahasa,
sosial-emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai
agama. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang
usia 0 sampai 6 tahun. Anak usia dini dipandang memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya,
sehingga pendidikannya dipandang perlu untuk dikhususkan
(Atin Risnawati & Dian Eka Priyantoro, 2021). Usia dini
7
8
e. Hambatan
Hambatan yang dihadapi dalam implementasi program
tahfidz salah satunya adalah terkadang terdapat sebagian
pendidik yang kurang fasih dalam membaca huruf hijaiyah,
13
1970).
Persamaan dari jurnal diatas adalah meneliti tentang
pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an. Perbedaan dengan penelitian dari
Zulfitria dimana subjek penelitiannya adalah siswa sekolah dasar,
sedangkan pada penelitian kali ini subjeknya adalah anak usia dini.
Melihat perbedaan tersebut maka penelitian ini layak untuk
diperdalam.
C. Kerangka Berpikir
Konsep kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut :
Persiapan
1. Koordinasi dengan
sekolah
Analisa Masalah 2. Persiapan materi dan
media
Akhir Pelaksanaan
1. Analisis Masalah
Permasalahan yang terjadi pada anak Kelompok B1 TK
TAHFIDZ Graha Quran Kuningan yaitu kurangnya strategi
program tahfidz dalam meningkatkan aspek nilai agama dan
moral.
2. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan koordinasi dengan kepala
sekolah terkait adanya kegiatan tersebut. kemudian
mempersiapkan materi pembelajaran.
3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran meliputi penyampaian materi
tahfidz Al-qur’an.
16
4. Tahap Akhir
Setelah program terlaksana, dilanjutkan pelaksanaan evaluasi
bersama dan pelaksanaan dirangkum menjadi sebuah laporan
dan hasil kegiatan didokumentasikan.
Program tafidz merupakan aktifitas menghafal Al-Qur'an
yang memungkinkan pembentukan keterampilan, pengetahuan, dan
sikap secara maksimal dalam menghafal Al-Qur'an. Kompetensi
mencerminkan pengetahuan,keterampilan dan sikap yang dapat
diperlihatkan oleh seseorang setelah menempuh proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi sekolah
dalam meningkatkan perkembangan aspek nilai agama dan moral
anak Kelompok B1 di TK TAHFIDZ Graha Qur’an Kuningan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
18
3. Desain Penelitian
Desain penelitian kualitatif tidak memiliki pola baku,
karena; (1) instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti,
sehingga masing-masing orang bisa memiliki model desain sesuai
selera, (2) proses penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga
sulit untuk dirumuskan format yang baku, dan (3) umumnya
penelitian kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu,
sehingga sulit untuk dirumuskan format desain.
Pada penelitian ini penelitian disajikan lengsung kepada
kegiatan lapangan. Sepanjang pelaksanaan penelitian, ternyata
penyempurnaan tidak hanya menyangkut pusat perhatian
penelitian, melainkan juga pada metode penelitiannya.
Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan
bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang
dapat memberikan informasi berkualitas dan terpercaya mengenai
unsur-unsur pusat perhatian penelitian. Pemilihan informan
mengikuti pola bola salju (snow ball sampling). Bila pengenalan
dan interaksi sosial dengan responden berhasil maka ditanyakan
kepada orang tersebut siapa-siapa lagi yang dikenal atau disebut
secara tidak langsung olehnya. (Yusuf, 2017)
Dalam menentukan jumlah dan waktu berinteraksi dengan
sumber data, peneliti menggunakan konsep sampling yang
dianjurkan oleh (Adiba, 2019), yaitu maximum variation sampling
to document unique variations. Peneliti akan menghentikan
pengumpulan data apabila dari sumber data sudah tidak
ditemukan lagi ragam baru. Dengan konsep ini, jumlah sumber
data bukan merupakan kepedulian utama, melainkan ketuntasan
perolehan informasi dengan keragaman yang ada.
Pengamatan dilakukan dalam suasana alamiah yang wajar.
Pada tahap awal, pengamatan lebih bersifat tersamar (Sugiyono,
2013). Teknik ini seringkali memaksa peneliti melakukan
penyamaran. Misalnya: untuk mengamati aspek-aspek yang
berhubungan dengan nilai agama dan moral, peneliti mengamati
kegiatan yang dilakukan peserta didik selama disekolah.
Dengan wawancara, peneliti berupaya mendapatkan
informasi dengan bertatap muka secara fisik dan bertanya-jawab
dengan informan. Dengan teknik ini, peneliti berperan sekaligus
sebagai piranti pengumpul data. Selama wawancara, peneliti juga
mencermati perilaku gestural informan dalam menjawab
pertanyaan. Untuk menghindari kekakuan suasana wawancara,
tidak digunakan teknik wawancara terstruktur. Bahkan
wawancara dalam penelitian ini seringkali dilakukan secara
spontan, yakni tidak melalui suatu perjanjian waktu dan tempat
terlebih dahulu dengan informan. Dengan ini peneliti selalu
19
data tertulis dibagi atas sumber data dari buku, majalah ilmiah,
arsip, maupun dokumentasi
C. Pengumpulan Data
Teknik Pengeumpulan data yang akan diperoleh dapat di
ambil dari berbagai sumber informasi. Metode perimer menggunakan
teknik wawancara. Adapun metode sekunder menggunakan
observasi, dan metode pelekap berupa dokumentasi. Sesuai dengan
apa yang telah dijelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif tentunya
menekankan pada pentingnya kedekatan dengan guru-guru dan situasi
penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas
dan kondisi di sekolah dan di luar sekolah maka peneliti melakukan
pendekatan terlebih dahulu kepada subjek untuk memperoleh data
yang valid.
1. Wawancara
Menurut Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas
(2016), Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tanya jawab secara langsung antara peneliti dan
narasumber atau sumber data.
Wawancara yang digunakan untuk memperoleh data pada
penelitian ini adalah wawancara tanya jawab antara peneliti dan
guru, dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sederhana untuk menggali informasi tentang kemampuan aspek
nilai agama dan moral anak kelompok B1 TK Tahfidz Qur’an
Kuningan, hingga memperoleh data yang valid. Wawancara ini
dilakukan oleh peneliti kepada informan.
2. Observasi
Menurut Suryana (2010) menyatakan bahwa, observasi adalah
upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Dalam penelitian ini observasi
digunakan untuk mengumpulkan data tentang peserta didik dalam
optimalisasi perkembangan nilai agama dan moral. Observasi ini
dilakukan di dalam kelas saat guru mulai mengajar. Dalam
metode ini juga dibantu dengan dokumentasi, untuk mengamati
kemampuan aspek nilai agama dan moral anak kelompok B1 TK
Tahfidz Qur’an Kuningan.
3. Dokumentasi
Menurut Zainal Aqib (2017) Dokumentasi adalah proses
pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apa pun, baik itu
yang berupa tulisan, lisan, gambaran atau arkeologis. Dalam
penelitian ini dokumentasi yang dapat dikumpulkan adalah profil
B1 TK Tahfidz Qur’an Kuningan, Rencana Pelaksanaan
21
informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan
hukum.
Jadi, pada penelitian ini peneliti akan mewawancarai dua guru
yaitu guru kelas dan guru yang menjalankan program tahfidz serta
melihat secara lansgung proses kegiatan di sekolah, agar data yang di
kumpulkan bisa valid antara yang di bicarakan dengan yang
dilakukan, selain itu peneliti juga akan mewawancarai satu orang tua
murid selaku perwakilan yang diambil dari komite sekolah.
E. Analisis Data
Menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2013) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Langkah-
langkah dalam analisis data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
:
1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat
penelitian, dan pada saat akhir penelitian. Pada awal penelitian
kualitatif, umumnya penelitian melakukan studi pendahuluan
yang berfungsi untuk verifikasi dan buktian awal bahwa
fenomena yang diteliti benar. Studi pendahuluan tersebut sudah
termasuk dalam proses pengumpulan data. Pada hasil dari
aktivitas tersebut adalah data. Ketika peneliti melakukan
wawancara, membuat catatan lapangan, dan peneliti berinteraksi
dengan lingkungan sosial, itu semua merupakan proses
pengumpulan data yang hasilnya adalah data yang akan diolah.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyamaan
persepsi segala bentuk data yang di peroleh menjadi bentuk
tulisan yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil
observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tuliasan
sesyai dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman
wawancara akan di format menjadi bentuk verbatim wawancara.
Hasil observasi dan temuan lapangan diformat menjadi tabel hasil
observasi sesuai metode observasi yang digunakan, hasil studi
dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen. Perlu
diingat bahwa inti dari reduksi data adalah mengubah data
menjadi bentuk tulisan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti
untuk melihat gambaran hubungan secara keseluruhan atau
bagian-bagin tertentu pada peranan guru dalam meningkatkan
23
A. Hasil Penelitian
24
25
Setoran √ √ √ √ -
Murajaah √ √ √ √ √
B. Pembahasan
Pondasi utama anak dalam membentuk karakter adalah nilai
agama dan moral. Hal ini menjadi acuan anak dalam berperilaku
sehingga anak dapat menjadi seorang manusia yang beradab.
Relevan dengan pendapat Zulfitria yang menyatakan bahwa
pembentukan karakter melalui pendekatan pendidikan Al-Quran
selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak mulia,
diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan
derajat dan martabat peserta didik sebagai anak bangsa (Umj, 2017).
Salah satu karakter anak usia dini adalah peniru yang hebat, maka
sebagai pendidik atau orangtua berkewajiban memberi teladan yang
baik, dimana anak akan menirukan hal-hal baik yang di lakukan oleh
pendidik saat berada di lingkungan sekolah dan orangtua saat mereka
berada di lingkungan rumah. Hal ini sangat berpengaruh untuk
perkembangan anak dan proses pembelajarannya, apabila pendidik
dan orangtua tidak dapat memberi contoh yang baik, maka akan
berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.
Perkembangan nilai agama dan moral dapat ditingkatkan
melalui kegiatan program tahfidz qur’an. Program tahfidz qur’an
adalah kegiatan menghafal Al-quran untuk menanamkan karakter
religius seperti yang telah dilaksanakan di TK Tahfidz Graha Qur’an
Kuningan, dengan adanya karakter religius nilai keagamaan secara
otomatis tertanam dalam diri peserta didik. Penanaman nilai agama
31
dan moral sangat dibutuhkan untuk mendidik. Nilai agama atau religi
sangat penting dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, dengan
menghafal Al-quran, anak didik selalu diberikan pengarahan betapa
pentingnya peranan agama supaya hidup menjadi berarti dan
mempunyai makna melalui penanaman nilai religius. Karakter
religius sendiri termasuk dalam 18 karakter bangsa yang dicanangkan
oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Kemendiknas mengartikan
karakter religius sebagai sebuah sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan agama lain
(Latifah, 2018).
Para ustadz dan ustadzah di TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan
selalu memotivasi peserta didik dengan cara memberitahukan
kelebihan menghafal Al-quran, orang yang menghafal harus
bisa menjauhkan dirinya dari sifat sombong, iri hati, dengki, berzina
dan sifat-sifat buruk. Dengan demikian peserta didik mudah untuk
menghafal Al-quran karena membaca Al-quran merupakan ibadah.
Peserta didik selalu dididik dengan nilai-nilai agama, dengan
mengetahui kelebihan menghafal Al- quran aspek nilai agama dan
moral akan terbentuk melalui kebiasaan yang positif. Nurani
menyatakan bahwa Penanaman nilai-nilai agama tersebut disesuaikan
dengan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang dimiliki
oleh setiap anak. Islam mengajarkan nilai-nilai keislaman dengan
cara pembiasaan ibadah contohnya sholat lima waktu, puasa, dan lain-
lain (Nurani, 2019).
Menghafal Al-quran harus didasari dengan niat yang kuat
dengan cara menghindari perbuatan yang buruk hal seperti ini selalu
ditekankan oleh ustadz dan usatdzah untuk membuat nilai
penanaman nilai religius dalam diri peserta didik, refleksi peserta
didik selalu berlaku sopan, baik sesama teman bahkan dengan
ustadz/ustadzah, berbagai metode yang digunakan untuk menghafal
Al-quran salah satunya dengan metode pembiasaan. Pembiasaan diri
adalah sesuatu pekerjaan yang selalu rutin dikerjakan, kegiatan rutin
adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun
di sekolah (Arief, 2020).
Sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter
religius ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi
perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini peserta didik
diharapkan mampu memiliki dan berperilaku, dengan ukuran baik
dan buruk yang di dasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama
(Shobirin & Pd, 2018). Penanaman nilai agama dan moral ini tentu
dapat dilakukan jika seluruh komponen stake holders pendidikan
32
dapat berpartisipasi dan berperan serta, termasuk orang tua dan guru.
Berdasarkan pengamalan yang berkaitan dengan akibat dari
ajaran-ajaran agama yang dianutnya yang diaplikasikan melalui sikap
dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sikap yang diajarkan di
TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan adalah sikap membaca Al-quran
yang baik dengan pembiasaan yakni siswa diajarkan untuk
menghafal Al-quran.
Dampak dari Tahfid Qur’an itu sesuatu yang dapat dirasakan
akan tetapi tidak dapat dilihat karena keutamaan Al-quran itu sendiri
sangatlah luas, diantaranya barokah. Barokah atau keberkahan yang
lebih baik, juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan
secara realita kita tidak sadar bahwa dari hal kecil apa yang telah kita
lakukan dalam mempelajari Al-quran yaitu ilmu agama dan
pembelajaran seperti Al-quran Hadits dan hafalan-hafalan yang
justru semakin meningkat.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kemajuan yang di terjadi pada
peserta didik di TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan. Kemajuan
tersebut terjadi karena program Tahfidz Qur’an. Dampak lain yang
akan muncul dan bisa diperlihatkan dari peserta didik, yaitu sifat dan
kelakuannya ketika seorang guru dalam proses belajar mengajar
dimana pserta didik akan mkenunjukan sifat identiknya yaitu ramah
tamah, sopan dan penurut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada
pembahasan sebelumnya yang terkait dengan aspek nilai agama dan
moral di TK Tahfidz Graha Qur’an, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perkembangan nilai agama dan moral anak Kelompok B sudah
sesuai dengan standar pencapaian yang tertuang dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
2. Strategi yang di lakukan oleh pendidik dalam penigkatan nilai
agama dan moral di TK Tahfidz Graha Qur’an adalah dengan cara
melakukan pembiasaan, teori dan praktek. Dalam berlangsungnya
pelaksanaan penerapan guru dengan telaten dan sabar untuk
mengatasi anak yang belum mampu atau yang masih malu-malu.
3. Hasil dari prorgram tahfidz melalui pengajaran yang diterima
peserta didik dalam peningkatan aspek nilai agama dan moral
cukup baik, anak mampu melakukan hafalan, murajaah dan
setoran serta anak mampu melakukanya di lingkungan rumah,
tentunya dengan kerja sama antara orang tua serta guru di
sekolah.
B. Saran
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan
aspek nilai agama dan moral di TK Tahfidz Graha Qur’an dari
kesimpulan di atas, yaitu:
1. Bagi sekolah
Fasilitas di sekolah sebaiknya di perbaharui agar proses belajar dan
pembelajaran tetap berjalan dengan nyaman.
2. Bagi orang tua
Kerja sama sangat di perlukan bagi proses pendidikan siswa, agar terjalin
kerja sama yang efektif maka di sarankan rapat pertemuan wali murid
secara rutin
3. Guru Tahfidz
Metode yang digunakan dalam menjalankan program tahfidz dapat
ditambahkan agar anak-anak merasa bahwa menghafal Al- qur’an itu
menyenangkan
4. Peneliti Selanjutnya
33
34
Menjadi acuan bagi peneliti lain yang meneliti ruang lingkup yang
sama agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
35
36
LAMPIRAN
Tabel 4.1 Reduksi Wawancara
dibiasakan
sejak usia
dini, sehingga
anak mampu
mengambil
sikap yang
baik/positif
Siapa A. staff dan Penanggung
penanggung guru jawab mulai dari
jawab B. kepala kepala sekolah,
perkembanga sekolah, guru, guru, staff dan
n nilai agama orangtua orang tua murid
dan moral C. semua
peserta didik staff dan guru
di TK Graha
Qur’an
Kuningan?
Kapan A. dimulai Pelaksanaan
dilaksanakan pada saat perkembangan
kegiatan MPLS ajaran nilai agama dan
untuk baru moral dimulai
perkembanga B. setiap hari dari awal
n nilai agama mulai masuk kegiatan masuk
dan moral sekolah sekolahs sampai
peserta didik sampai selesai
di TK Graha selesai
Qur’an kegiatan
Kuningan? C. melakukan
pembiasaan
dari awal
masuk
sekolah
Bentuk A. seperti Bentuk
kegiatannya kegiatan kegiatannya
seperti apa? mengaji, adalah praktek
sholat dhuha sholat, mengaji,
dan murojaah dan pembiasaan
B. bersikap santun
pembiasaan seperti
untuk mengucap dan
berdo’a, menjawab salam
beribadah
seperti sholat
dhuha dan
40
dhuhur,
mengucap
dan
menjawab
salam,
berkata
santun,
meminta
maafa dan
berterima
kasih, salling
menolong
C.
pembiasaan
seperti
mengucap
dan
menjawab
salam
Bagaimana A. standar Standar
standar penapaian pencapaian
pencapaian sesuai dengan perkembangan
perkembanga kurikulum nilai agama dan
n nilai agama yang moral dapat
dan moral digunakan dilihat ketika
peserta didik B. anak dapat anak mampu
di TK Graha mengucapkan menunjukan apa
Qur’an salam ketika yang sudah
Kuningan? bertemu dipelajari di
orang yang sekolah dan
lebih tua, melafalkan
mampu bacaan qur’an
melakukan dengan baik
gerakan
ibadah sholat
dengan benar,
berkata sopan
dan berkata
santun,
melafalkan
sura pendek
do’a dan
hadist
C. anak sudah
41
mampu
melakukan
pembiasaan
disekolah
dengan
berbagai
aspek
Apa manfaat A. Manfaat
perkembanga menjadikan perkembangan
n nilai agama anak pribadi nilai agama dan
dan moral yang sopan moral bagi
bagi peserta dan berbudi peserta didik
didik di TK luhur adalah
Graha B. akan membentuk
Qur’an membentuk pribadi yang
Kuningan? karakter anak sopan dan
yang baik, positif sehingga
santun dan terbentuk
islami karakter islami
C.
menanamkan
nilai-nilai
positif baik
dari segi nilai
agama
maupun
moral,
mencegah
anak untuk
melakukan
hal negatif
Bagaimana A. melakukan Perkembangan
perkembanga pembiasaan nilai agama dan
n nilai agama sederhana moral di TK
dan moral di seperti Graha Kuningan
TK Graha mengucapkan dilakukan
Qur’an salam melalui
Kuningan? B. pembiasaan
alhamdulillah beribadah dan
, peserta didik bimbingan
yang kami sehingga anak
bimbing terpantau sesuai
dapat tujuan
mengikuti pencapaian
42
tahun 2019 di
kuningan
Apa bentuk A. Tahsin, Bentuk
kegiatan tahfidz, kegiatannya
program murojaah yaitu tahsin,
tahfidz di TK B. tahfidz, tasmi’,
Graha pengenalan murojaah dan
Qur’an keagamaan, pembiasaan
Kuningan? pembiasaan beribadah
ibadah,
hafalan surat,
hadist dan
do’a
C. tahsin,
tahfidz,
tasmi’,
setoran,
murojaah,
emnegnal
do’a dan
hadits
Bagaimana A. Anak Standar
standar mampu keberhasilannya
keberhasilan mengenal adalah anak
program surat-surat mampumenghaf
tahfidz di TK pendek dalam al 1 juz yaitu juz
Graha juz 30 30 dengan tartil
Qur’an B. 1 juz beserta
Kuningan dengan tajwidnya
seperi apa? bacaan yang
tartil
C. anak-anak
sudah mampu
mengenal
huruf hijaiyah
dengan benar
Apa manfaat A. Manfaat
program menjadikan / program tahfidz
tahfidz bagi menciptakan bagi peserta
peserta didik generasi didik adalah
di TK Graha qur’ani mengenalkan
Qur’an B. bacaan alqur’an
Kuningan? mengenalkan sehingga anak
kepada anak terbiasa
46
Qur’an peraga,
Kuningan? murojaah
untuk
penguatan
konsep
C. Ada
Adakah A. ada Terdapat reward
reward atau B. reward setiap akhir
punishment setiap satu tahun sesuai
untuk anak tahun sekali target
yang sudah mengadakan hafalannya
atau belum wisuda
tercapai tahfidz TK
hafalannya? graha yang
dilaksanakn
sesuai target
hafalannya
C. Ada
Kode :
A = Elis Suherlis, A. md (Kepala Sekolah)
B = Syarifah Hidayati, S. Pd (Guru Kelas)
C = Imas Nurjanah (Guru Program Tahfidz)
b. Misi
1. Membiasakan berakhlak islami dalam
kehidupan sehari-hari sejak usia dini
2. Membentuk kemandirian anak melalui kegiatan lifeskill
3. Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi
anak- anak untuk belajar dengan proses
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan
untuk menstimulus kecerdasan anak
4. Menyelenggarakan pendidikan anak usia dini secara
terpadu dengan memadukan pendidikan umum
dankeagamaan
5. Membiasakan anak untuk cinta qur’an sejak usia dini
6. Menyelenggarakan pendidikan reguler dan full day.
51
c. Tujuan
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
terhadap TuhanYang Maha Esa
2. Meningkatkan kualitas belajar agar
mampu bersaing kejenjang yang lebih
tinggi
3. Mampu bersosialisasi dengan masyarakat
4. Mandiri dalam menempuh kehidupan.
KEPALA SEKOLAH
Elis Suherlis, A. md
Outdoor Indoor
Nama Jumlah Nama Jumlah
Barang Barang
Halaman 1 Speaker 1
Tangga 1 Microfon 2
bermain
Perosotan 1 Buku panduan 20
do’a
Ayunan 1 Buku Tashili 20
Tempat 1 Meja 8
Cuci
Tangan
TempatSampah 3 Kursi 60
Kamar Mandi 2
54
Dokumentasi
SURAT KETERANGAN
Nomor : 006/G.4/TK-GQ/VII/2022
Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah TK Tahfidz Graha Qur’an
Kabupaten Kuningan menerangkan bahwa :
Nama : Laila Nayyiru
NIM : 2016.4.4.1.00547
Program Studi : PIAUD
Jenjang Program : Strata Satu (S1)
Adalah benar melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi atau karya
tulis dengan judul:
“Peningkatan Perkembangan Nilai Agama dan Moral Melalui Program Tahfidz
Kelompok B1 di TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan Jawa Barat”
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.