Anda di halaman 1dari 70

OPTIMALISASI PERKEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL

MELALUI PROGRAM TAHFIDZ KELOMPOK B1


TK TAHFIDZ GRAHA QURAN KUNINGAN

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh :
LAILA NAYYIRU
2016.4.4.1.00547

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
BUNGA BANGSA CIREBON
TAHUN 2022
OPTIMALISASI PERKEMBANGAN NILAI AGAMA
DAN MORALMELALUI PROGRAM TAHFIDZ
KELOMPOK B1
TK TAHFIDZ GRAHA QURAN KUNINGAN

Oleh :
LAILA NAYYIRU
2016.4.4.1.00547

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Nilamsari Kusumawati Putri, M.Pd Nakhma 'Ussolikhah, M.Pd.


NIDN. NIDN. 2122079201
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Laila Nayyiru
NIM : 2016.4.4.1.00547
Prodi : Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD)
Saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul : “Optimalisasi Perkembangan
Nilai Agama Dan Moral Melalui Program Tahfidz Kelompok B1 Tk
Tahfidz Graha Quran Kuningan” beserta isinya adalah benar-benar karya saya
sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara
yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
akademik.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi apapun
yang dijatuhkan kepada saya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila
kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan, atau ada
klaim terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon,
Yang membuat pernyataan

Materai 10.000

LAILA NAYYIRU
NIM. 2016.4.4.1.00547
NOTA DINAS
Kepada Yth.
Ketua Jurusan Tarbiyah
IAI Bunga Bangsa Cirebon
Di
Cirebon

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah melakukan bimbingan, tela’ah. Arahan dan koreksi terhadap penulisan


skripsi dari LAILA NAYYIRU Nomor Induk Mahasiswa 2016.4.4.1.00547
dengan judul “Optimalisasi Perkembangan Nilai Agama Dan Moral Melalui
Program Tahfidz Kelompok B1 Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan” bahwa
Skripsi Tersebut sudah dapat diajukan kepada Ketua Jurusan Tarbiyah untuk
Sidang Munaqosah.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing I Pembimbing II

Nilamsari Kusumawati Putri, M.Pd Nakhma 'Ussolikhah, M.Pd


NIDN. NIDN. 2122079201
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada jungjungan Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan kita
selaku umatnya.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
pada Fakultas Tarbiyah Jurusan PIAUD IAI BUNGA BANGSA Cirebon.
Terselesaikannya skripsi ini, tidak lepas dari bimbingan dan motivasi
dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis mengucapkan syukur dan terima
kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Bapak Dr. H. Oman Fathurohman, M.A., Rektor IAI Bunga Bangsa
Cirebon.
2. Bapak Drs. Sulaiman, M.MPd., Dekan Fakultas Tarbiyah IAI Bunga
Bangsa Cirebon.
3. Ibu Suzanna, M.Pd, Ketua Prodi PIAUD IAI Bunga Bangsa Cirebon.
4. Ibu Nilamsari Kusumawati Putri, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing I.
5. Ibu Nakhma 'Ussolikhah, M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing II.
6. Kepala dan semua guru TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan
7. Suami dan keluargaku yang selalu mendukung.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya. Dan semoga ilmu yang telah penulis peroleh
di kampus ini dapat bermanfaat. Amin.

Cirebon, 2022

Penulis
ABSTRAK
LAILA NAYYIRU, NIM. 2016.4.4.1.00547 : OPTIMALISASI
PERKEMBANGAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI
PROGRAM TAHFIDZ KELOMPOK B1 TK TAHFIDZ GRAHA QURAN
KUNINGAN.

Skripsi ini membahas optimalisasi perkembangan nilai agama dan moral


anak melalui program tahfidz di TK Tahfidz Graha Qur’an Kunigan. Di dalam
suatu pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini perkembangan nilai
agama dan moral merupakan pondasi awal untuk anak memulai berkembang
secara bertahap sesuai dengan tahap perkembanganya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data tentang
perkembangan nilai agama dan moral anak melalui program tahfidz di TK
Tahfidz Graha Qur’an Kunigan.
Strategi dalam optimalisasi perkembangan nilai agmaa dan moral adalah
dengan pembiasaan, praktek, dan kerjasama dengan orangtua murid. Melihat
karaktersitik anak usia dini sebagai peniru yang hebat, maka guru juga
memberikan contoh yang baik kepada anak-anak mengenai perilaku santun dan
islami.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.
Denzin dan Lincoln dalam Moleong mengartikan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan melibatkan berbagai metode
yang ada. Jadi penelitian kualitatif adalah penelitian terhadap suatu objek yang
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata bukan angka dengan
melihat kejadian atau fenomena yang ada.
Berdasarkan Hasil yang diperoleh memperlihatkan pembelajaran yang
di terimah oleh peserta didik dalam optimalisasi perkembangan nilai agama dan
moral m e l a lu i p r o g r a m t a h f i d z c u k u p baik, anak mampu mengingat
apa yang sudah dipelajari di sekolah dan anak mampu melakukanya di rumah,
tentunya dengan kerja sama antara orang tua serta guru di sekolah.

Kata kunci : Nilai agama dan moral, program tahfidz, anak usia dini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1


A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Fokus Penelitian .................................................................................... 4
C. Rumusan Masalah Penelitian ............................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 7
A. Deskripsi Teoretik ................................................................................. 7
B. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................ 14
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 18
A. Pendekatan, Jenis, dan Desain Penelitian ........................................... 18
1. Pendekatan Penelitian ..................................................................... 18
2. Jenis Penelitian ................................................................................ 18
B. Data dan Sumber Data Penelitian ....................................................... 20
C. Pengumpulan Data .............................................................................. 21
D. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................. 22
E. Analisis Data ....................................................................................... 23
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 25
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 25
1. Perkembangan Nilai Agama dan Moral anak Kelompok B1 di TK
Tahfidz Graha Qur’an ............................................................................. 25
2. Strategi Guru dalam Meningkatkan Aspek Nilai Agama dan Moral
pada Anak Kelompok B1 di TK Tahfidz Graha Qur’an ......................... 39
3. Hasil program tahfidz aspek nilai agama dan moral kelompok B1 di
Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan ........................................................ 41
B. Pembahasan......................................................................................... 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 50
ii
A. Kesimpulan ......................................................................................... 50
B. Saran ................................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 51
LAMPIRAN ................................................................................................... 53

iii
DAFTAR TABEL

Table 2.1 Standar Tingkat Pencapaian Anak.................................................. 10

Table 4.1 Reduksi Wawancara ....................................................................... 26

Table 4.2 Reduksi Wawancara Kepala Sekolah ............................................. 36

Table 4.3 Reduksi Wawancara Guru Kelas .................................................... 38

Table 4.4 Reduksi Wawancara Guru Tahfidz .............................................. 410

Table 4.5 Jadwal Kegiatan ............................................................................. 47

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk
pembentukkan anak demi menunjang perannya di masa yang akan
datang. Oleh karena itu, pendidikan merupakan proses budaya yang
mengangkat harkat dan martabat manusia sepanjang hayat. Dengan
demikian pendidikan memegang peranan penting yang menentukan
eksistensi dan perkembangan manusia. Setiap usaha maupun kegiatan
yang dilakukan dalam mencapai suatu tujuan harus mempunyai dasar
dan landasan tempat berpijak yang kuat dan kokoh.
Proses perkembangan manusia secara utuh telah dimulai sejak
janin dalam kandungan ibunya dan memasuki masa emas (the golden
age) sampai usia enam tahun. Usi 0 – 6 tahun, merupakan masa peka
bagi anak sehingga para ahli menyebutnya The golden age karena
perkembangan kecerdasannya mengalami peningkatan yang sangat
signifikan. Mengingat masa ini merupakan masa emas, maka perlu
ditulis dengan tinta emas, dengan tulisan-tulisan yang dapat
menghasilkan emas di masa mendatang. Ini penting, karena pada
masa ini terjadi pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang siap
merespon stimulasi yang datang dari lingkungannya (Damayanti,
2019).
Salah satu aspek perkembangan anak usia dini yaitu nilai
agama dan moral yang menjadi salah satu landasan utama yang harus
di perhatikan dalam perkembangan anak usia dini. Hal ini bertujuan
untuk membekali anak menjadi pribadi yang berakhlakul karimah dan
berbudi luhur. Melihat dari pergaulan zaman sekarang, banyak anak
yang tidak mencerminkan akhlakul karimah dan berbudi luhur.
Seperti banyak kasus bullying, tawuran antar pelajar bahkan sampai
ikut geng motor. Hal ini bisa di sebabkan karena kurang nya
pendidikan moral agama pada satuan pendidikan anak usia dini.
Oleh karena itu, pendidikan moral dan agama sangat perlu di
tanamkan pada anak sedini mungkin. Karena hal ini akan berpengaruh
pada perilaku dan sikap anak ketika mereka dewasa. Selain
pendidikan moral dan agama pada satuan pendidikan anak usia dini,
adanya kerjasama antara guru dan orang tua agar tujuan pendidikan
moral agama yang sudah di sampaikan di sekolah bisa di terapkan
orang tua pada anak. Karena keberhasilan suatu pendidikan tidak akan
terlaksana jika tidak adanya kerjasama antara guru dan orang tua.

1
2

Anak usia dini merupakan individu yang berbeda, unik, dan


memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Pada
masa ini stimulasi seluruh aspek perkembangan memiliki peran
penting untuk tugas perkembangan selanjutnya. Sel-sel tubuh anak
usia dini tumbuh dan berkembang sangat pesat, pertumbuhan otak pun
sedang mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, demikian
halnya dengan pertumbuhan dan perkembangan fisiknya (Mulyasa,
2014).
Selain pertumbuhan dan perkembangan fisik dan motorik,
perkembangan spiritual, moral, sosial, emosional, intelektual dan
bahasa juga berlangsung amat pesat. Oleh karena itu, jika ingin
mengembangkan bangsa yang cerdas, beriman dan bertakwa, serta
berbudi luhur harus dimulai sejak dini. Itulah sebabnya nengara-
negara maju sangat serius mengembangkan dan menangani
manajemen PAUD, tidak dianggap sebagai pelengkap,tetapi sama
pentingnya dengan pendidikan dasar, menengah maupun pendidikan
tinggi. Dalam hal ini, pendidikan anak usia dini ditujukan untuk
membimbing dan mengembangkan potensi setiap anak agar dapat
berkembang secara optimal sesuai tipe kecerdasannya (Khadijah,
2016).
Setiap aspek perkembangan kecerdasan anak, baik motoric
kasar, motoric halus, kemampuan nonfisik maupun kemampuan
spiritualnya dapat berkembang secara pesat apabila memperoleh
stimulasi lingkungan yang memadai. Hal ini penting, karena
perkembangan yang terjadi pada masa ini sangat berpengaruh
terhadap perkembangan selanjutnya. Oleh karena itu, pendidikan anak
usia dini dituntut untuk meningkatkan perhatiannya terhadap anak-
anak, bukan sekedar tuntutan masyarakat atau orang tua. Kurikulum
dan pembelajaran harus dikembangkan sedemikian rupa sehinhha
sesuai dengan perkembangan anak. Demikian halnya para pendidik
harus memiliki mindset yang luas tentang anak-anak dan dunianya,
serta memahami berbagai keunikan anak (Mulyasa, 2014).
Pendidikan anak usia dini merupakan peletak dasar pertama
dan utama dalam pengembangan pribadi anak; baik berkaitan dengan
karakter, kemampuan fisik, kognitif, bahasa, seni, sosial emosional,
spiritual, disiplin diri, konsep diri, maupun kemandirian. Oleh karena
itu, dalam memberikan pelayanan pendidikan, perlu dipahami
karakteristik perkembangan serta cara-cara anak belajar dan bermain.
Untuk kepentingan tersebut, para orang tua dan guru di samping perlu
memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang psikologi perndidikan
juga dituntut untuk memahami psikologi perkembangan anak dan
psikologi belajar. Priskologi dimaksud adalah ilmu yang mempelajari
tentang perilaku anak usia dini dalam konteks pendidikan, belajar dan
perkembangan (Mulyasa, 2014).
3

Aliran filsafat pendidikan perenialisme mengatakan bahwa


pendidikan harus mempunyai landasan yang jelas dan terarah.
Landasan tersebut sebagai acuan atau pedoman dalam proses
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam konteks institusi pendidikan
sekolah maupun luar sekolah.
Landasan yang jelas dan terarah yang dimaksud adalah
pendidikan harus berprinsip pada pengembangan nilai-nilai agama
dan moral, di samping aspek-aspek lain yang berkaitan dengan
bidang-bidang pengembangan. Hal ini sangat diperlukan sebagai
upaya untuk mengantarkan anak didik menuju kedewasaan berpikir,
bersikap, dan berperilaku secara terpuji (akhlakul karimah). Upaya
tersebut bisa dilakukan oleh para pendidik (guru dan orang tua) sejak
usia dini, yakni ketika masa kanak-kanak.
Ide perlunya pengembangan nilai agama dan moral sejak kecil
yang dimulai pada anak usia dini pada dasarnya diilhami oleh sebuah
keprihatinan atas realitas anak didik bahkan output pendidikan di
Indonesia dewasa ini yang belum sepenuhnya mencerminkan
kepribadian yang bermoral (akhlakul karimah), yakni santun dalam
bersikap dan berperilaku. Hal ini menunjukkan bahwa ada sesuatu
yang perlu di perbaiki dalam system pendidikan kita, khususnya pada
jenjang pendidikan yang paling dasar (pra sekolah). Oleh karenanya,
sebagai upaya awal perbaikan terhadap system pendidikan di
Indonesia maka sangat diperlukan adanya pengembangan nilai agama
dan moral sejak dini sebagai upaya penngokohan mental-spiritual
anak.
Pendidikan agama dan moral tidak hanya di jelaskan dalam
lingkup keseharian secara umum, akan tetapi sudah di jelaskan dalam
ajaran agama islam. Penanaman nilai agama dan moral sejak dini
menjadi sebuah kewajiban orang tua dalam mendidik anak nya. Hal
ini selaras dengan firman Allah SWT dalam AlQuran surat Luqman
ayat 17 yang berbunyi :


Wahai anakkku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia)
berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang munkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang
demikian itu termasuk perkara yang penting.” (Q.S Luqman : 17) .
(Agama, 2021)
Nilai agama dan moral merupakan suatu benteng utama yang
harus di pegang oleh setiap individu, hal ini akan berkaitan langsung
dengan kehidupan sehari-hari, berperilaku sopan dan santun dan
4

berakhlakul karimah.
Di dalam suatu pendidikan khususnya pendidikan anak usia
dini, nilai agama dan moral merupakan salah satu langkah awal untuk
anak memulai berkembang secara bertahap sesuai dengan tahap
perkembangannya. Seperti yang dikemukakan ayat diatas di jelaskan
bahwa ajaklah anak untuk melaksanakan shalat dan menyuruh berbuat
yang makruf dan mencegah dari perbuatan yang munkar yang akan
mencelakainya. Hal ini menegaskan kepada orang tua dalam
mendidik anak nya menjadi pribadi yang berakhlakul karimah dan
berbudi luhur.
Melihat dari observasi awal di Tk Tahfidz Graha Quran
Kuningan, aspek nilai agama dan moral anak kelompok B1 terkesan
masih rendah. Hal ini di tandai dengan anak belum bisa mengucapkan
salam ketika masuk kelas, belum ada kesadaran diri untuk murajaah
ketika di dalam kelas, ada anak yang belum mau melakukan kegiatan
beribadah sehari-hari, dan masih ada anak yang belum mau buang
sampah pada tempat nya.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
nilai agama dan moral pada program PAUD merupakan pondasi yang
kokoh dan sangat penting keberadaannya, dan jika hal itu telah
tertanam serta terpatri dengan baik dalam setiap insan sejak dini, hal
tersebut merupakan awal yang baik bagi pendidikan anak bangsa
untuk menjalani pendidikan selanjutnya. Sehingga perlu dilakukan
penelitian lebih dalam lagi bagaimana peningkatan aspek nilai agama
dan moral di Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan. Sehingga hasil
penelitian dapat menjadi rekomendasi bagi lembaga sendiri dan juga
bagi lembaga yang ada di sekitar sekolah untuk mengambil tindakan
yang lebih baik dari yang ada dalam program lembaga saat ini.
Melihat permasalahan yang di kemukakan di atas, penulis tertarik
menganalisa lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul : “Optimalisasi
Perkembangan Nilai Agama Dan Moral Melalui Program
Tahfidz Kelompok B1 TK Tahfidz Graha Quran Kuningan”

B. Fokus Penelitian
Melihat latar belakang masalah yang ada maka dalam
penelitian kali ini dibatasi pada :
1. Aspek yang diteliti adalah nilai agama dan moral
2. Upaya peningkatan aspek nilai agama dan moral melalui program
tahfidz
3. Subjek penelitiannya adalah anak kelompok B1 Tk Tahfidz Graha
Quran Kuningan.
5

C. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan fokus penelitian yang telah dikemukakan di atas,
penulis merumuskan permasalahan dalam beberapa pertanyaan
sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan aspek nilai agama dan moral anak
kelompok B1 di Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan?
2. Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan aspek nilai agama
dan moral anak kelompok B1 melalui program tahfidz di Tk
Tahfidz Graha Quran Kuningan?
3. Bagaimana hasil program tahfidz dalam peningkatan aspek nilai
agama dan moral anak kelompok B1 di Tk Tahfidz Graha Quran
Kuningan?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui perkembangan aspek nilai agama dan moral
anak kelompok B1 di Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan
2. Untuk mengetahui strategi guru dalam meningkatkan aspek nilai
agama dan moral anak kelompok B1 melalui program tahfidz di
Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan
3. Untuk mengetahui hasil program tahfidz dalam peningkatan aspek
nilai agama dan moral anak kelompok B1 di Tk Tahfidz Graha
Quran Kuningan.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat, baik
dari segi teori maupun praktisi.
1. Manfaat Teoritis
Secara teori penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan keilmuan terutama dalam hal peningkatan aspek
nilai agama dan moral melalui program tahfidz.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru manfaat penelitian ini adalah untuk
memanfaatkan kegiatan yang dapat meningkatkan aspek
nilai agama dan moral bagi anak melalui program tahfidz.
b. Bagi anak manfaat penelitian ini adalah untuk
meningkatkan nilai agama dan moral yang di butuhkan
pada tahap pendidikan selanjutnya.
c. Bagi orang tua manfaat penelitian ini adalah untuk
mengetahui bahwa dengan melakukan pembiasaan
6

murajaah tahfidz dapat meningkatkan aspek nilai agama


dan moral anak.
d. Bagi sekolah manfaat penelitian ini adalah untuk bahan
referensi dan pertimbangan untuk peningkatan nilai
agama dan moral anak melalui program tahfidz.
e. Bagi peneliti manfaat penelitian ini adalah sebagai
sumbangan pemikiran dalam peningkatan nilai agama dan
moral.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoretik
1. Anak Usia Dini
a. Pengertian Anak Usia Dini
Anak usia dini adalah tahapan dalam masa emas yang
memerlukan pelayanan lebih, secara khusus dan langsung bila
dibandingkan jenjang pendidikan lain. Anak usia dini
merupakan masa emas (golden age) yang hanya ada sekali
periode dalam kehidupannya dan tidak dapat diulang kembali
(Suhendro, 2020). Yuliani (Nurani, 2019) mengungkapkan
bahwa Anak usia dini adalah sekelompok individu yang berusia
antara 0-8 tahun (Unesco) atau lahir -6 tahun (undang-undang
di Indonesia) yang sedang berada dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan baik fisik maupun psikis. Usia masa kanak-
kanak awal ini merupakan masa-masa yang tepat bagi anak-
anak untuk sedini mungkin memperoleh pendidikan, supaya
pada saat nanti berkemungkinan besar untuk memiliki
kecerdasan yang baik.
Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang
usia sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Pada usia ini anak-
anak perlu sekali memperoleh perhatian dalam tumbuh
kembangnya yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan
jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan pada
jalur formal, non formal dan informal (Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014).
Mansur (2005) mengungkapkan bahwa anak usia dini
adalah anak usia lahir sampai memasuki pendidikan dasar.
Anak usia dini merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis
dalam tahap kehidupan yang akan menentukan perkembangan
anak selanjutnya. Masa ini merupakan masa yang tepat untuk
meletakkan dasar-dasar pengembangan maupun fisik, bahasa,
sosial-emosional, konsep diri, seni, moral, dan nilai-nilai
agama. Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang
usia 0 sampai 6 tahun. Anak usia dini dipandang memiliki
karakteristik yang berbeda dengan anak usia di atasnya,
sehingga pendidikannya dipandang perlu untuk dikhususkan
(Atin Risnawati & Dian Eka Priyantoro, 2021). Usia dini

7
8

merupakan usia yang tepat bagi anak-anak untuk


mengembangkan potensi diri. Pengembangan potensi pada diri
anak perlu dikembangkan sesuai dengan tahapan dan
karakteristik anak sehingga potensi anak berkembang dengan
optimal.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat
didefinisikan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada
dalam rentang usia 0-6 tahun. Anak usia dini berada pada masa
keemasan yang tepat untuk pemberian rangsangan pendidikan,
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkambangan
anak. pemberian rangsangan pendidikan perlu memperhatikan
karakteristik anak, sehingga potensi anak dapat berkembang
secara optimal.
b. Karakteristik Anak Usia Dini
Karakteristik anak usia dini merupakan fase pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga memerlukan
rangsangan yang tepat dan diberikan secara rutin. Karakteristik
anak usia dini akan mengalami perubahan dan perkembangan
sesuai usianya. Secara biologis perkembangan anak-anak dapat
dibagi menjadi 6 fase perkembangan, mulai dari usia 0 sampai 6
bulan, 7 sampai 12 bulan, 13 sampai 24 bulan, 3 sampai 4
bulan, 5 tahun, dan sampai 8 tahun. Karakteristik anak usia dini,
khususnya usia anak-anak TK adalah mulai dari usia 4 sampai 6
tahun. Karakteristik perkembangan anak yaitu sudah dapat
berkomunikasi dengan baik, dan mulai belajar mengemukakan
pendapat. Anak juga sudah mulai melakukan aktivitas
permainan secara bersama- sama, dan mulai mengembangkan
keterampilan bahasanya baik secara lisan ataupun tertulis.
Karakteristik anak memang menarik baik dari sisi
perkembangan maupun pencapaian. Cucu Eliyawati (Ananda,
n.d.) mengidentifikasi karakteristik anak usia dini menjadi 7
karakter. Karakteristik anak bersifat unik, anak berekspresi
relatif spontan, anak bersifat egosentris, memiliki rasa ingin
tahu dan antusias yang besar, kaya fantasi, dan merupakan
pembelajar yang potensial.
Karakteristik anak memang berbeda sehingga guru perlu
mengetahui karakteristik anak dan dapat menghadapi dengan
sikap yang tepat. Richard (Riyadi, 2016) mengemukakan bahwa
karakteristik anak adalah bersifat egosentris, memiliki rasa
ingin tahu yang besar, merupakan makhluk sosial, bersifat unik,
kaya dengan fantasi, daya konsentrasi yang dimiliki pendek,
dan merupakan masa belajar yang paling potensial.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat ditegaskan
bahwa karakteristik anak usia dini berada pada fase usia 0-6
9

tahun. Karakteristik anak-anak bersifat unik, egosentris,


memiliki rasa ingin tahu yang besar, kaya dengan fantasi, dan
merupakan pembelajar yang potensial.

2. Aspek Nilai Agama dan Moral


Peraturan terbaru megenai struktur kurikulum pendidikan
anak usia dini meliputi program-program pengembangan yang
mencakup nilai agama dan moral, nilai pancasila, fisik motorik,
kognitif, bahasa, dan sosial emosional (Presiden Indonesia, 2022).
Program pengembangan nilai agama dan moral sebagaimana
dimaksud merupakan perwujudan pembelajaran untuk
berkembangnya perilaku baik yang bersumber dari nilai agama
dan moral serta bersumber dari kehidupan bermasyarakat dalam
konteks bermain (Nuh, 2014). Pencapaian perkembangan nilai
agama dan moral untuk anak usia 4 sampai 6 tahun menurut
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai
berikut : (Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan RepublikIndonesia, 2014)

Tabel 2.1 Standar Tingkat Pencapaian Anak

Lingkup Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak


Perkembangan
Usia 4 – 5 Tahun Usia 5 – 6 Tahun

Nilai Agama Mengetahui agama Mengenal agama yang


dan Moral yang dianutnya dianut

Meniru gerakan Mengerjakan ibadah


beribadah dengan
urutan yang benar

Mengucapkan doa Berperilaku jujur,


sebelum dan atau penolong, sopan,
sesudah melakukan hormat, sportif
sesuatu

Mengenal perilaku Menjaga kebersihan


baik/sopan dan buruk diri dan lingkungan
10

Membiasakan diri Mengetahui hari besar


berperilaku baik agama

Mengucapkan salam Menghormati


dan membalas salam (toleransi) agama
orang lain

3. Program Tahfidz Al-qur’an


a. Pengertian Tahfidz Al-qur’an
Tahfidz Qur’an terdiri dari dua suku kata, yaitu Tahfidz
dan Qur’an, yang mana keduanya mempunyai arti yang
berbeda. yaitu tahfidz yang berarti menghafal. Menghafal dari
kata dasar hafal yang dari bahasa arab hafidza-yahfadzu-
hifdzan, yaitu lawan dari lupa, yaitu selalu ingat dan sedikit
lupa (Almaany, 2022). Pengalaman yang berharga menghafal
al-Qur’an adalah ketika memahami makna al-Qur’an, selalu
memiliki rasa ingin lebih baik dan memperbaiki diri agar
sesuai dengan al-Qur’an. Menurut Cece (Abdulwaly, 2020)
tahfidz qur’an adalah proses memasukkan ayat-ayat Al-
Qur’an ke dalam ingatan, kemudian melafadzkan kembali
tanpa melihat tulisan, disertai usaha untuk meresapkannya ke
dalam pikiran agar dapat selalu diingat kapan pun dan di
mana pun. Tahfidz juga memiliki arti memelihara, menjaga
dan menghafal dalam konteks kali ini yaitu Al-qur’an (Umj,
1970). Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas adalah
tahfidz qur’an merupakan proses mengingat dan melafalkan
kembali dengan niat untuk beribadah dan memperbaiki diri.
Umat Islam pada dasarnya tetap berkewajiban untuk
secara riil dan konsekuen berusaha memeliharanya, karena
pemeliharaan terbatas sesuai dengan sunnatullah yang telah
ditetapkannya tidak menutup kemungkinan kemurnian ayat-
ayat al-Qur’an. Menghafal al-Qur’an adalah simbol bagi umat
Islam dan duri bagi masuknya musuh-musuh Islam. Al-qur’an
merupakan kitab yang paling mudah dihafal. Istilah tahfidzul
qur’an dapat diartikan sebagai proses mempelajari al-Qur’an
dengan cara menghafal agar selalu ingat dan dapat
mengucapkannya di luar kepala tanpa melihat mushaf.
Menghafal al-Qur’an telah dilaukan sejak al-Qur’an itu
diturunkan.
b. Tujuan Program Tahfidz
Tujuan dari program tahfidz adalah memfasilitasi peserta
11

didik untuk mencapai kompetensi atau pembelajaran.


Kompetensi menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang dapat diperlihatkan setelah melalui proses
pembelajaran. Selain itu program ini bertujuan mengantarkan
peserta didik memilki kemampuan membaca Al Quran
dengan tartil sesuai kaidah ilmu tajwid. Agar pembelajaran
berjalan optimal maka perlu adanya desain pembelajaran yang
memiliki ciri khas berbeda. Secara garis besar desain
pembelajaran meliputi :
1) Fokus pada peserta didik
2) Pendekatan menggunakan tingkatan atau level
3) Moving Class
4) Klasikal baca simak
5) Talaqqi Musyafahah
6) Muroja’ah terpimpin. (BIDANG PEMBINAAN, 2007)
c. Cara Menghafal Al-qur’an
Cara yang digunakan harus disesuaikan dengan tahapan
usia anak usia dini. Tips dalam menghafal adalah terus
mengulang-ulang hafalan tersebut. Sehingga semakin lekat
dan kuat dalam hati dan ingatan. Psikologi anak umur 6-12
tahun ini dalam masa-masa pertumbuhan dan perkembangan
dari masa-masa sebelum dan sesudahnya.
Berikut dijelaskan metode paling efektif dalam menghafal
Al-qur’an :
1) Bacalah ayat pertama sebanyak 20 kali
2) Bacalah ayat kedua sebanyak 20 kali
3) Bacalah ayat ketiga sebanyak 20 kali
4) Bacalah ayat keempat sebanyak 20 kali
5) Bacalah keempat ayat ini dari awal sampai akhir sebanyak
20 kali untuk mengikat keempat ayat tersebut
6) Bacalah ayat kelima sebanyak 20 kali
7) Bacalah ayat keenam sebanyak 20 kali
8) Bacalah ayat ketujuh sebanyak 20 kali
9) Bacalah ayat kedelapan sebanyak 20 kali
10) Bacalah ayat kelima sampai ayat kedelepan sebanyak 20
kali untuk mengikat keempat ayat tersebut
11) Bacalah ayat pertama sampai ayat kedelepan sebanyak 20
kali untuk menguatkan hafalan halaman ini. (Abdurrahim,
2022)
12

Pendapat Dave Meier (Helmiati, 2012) menyatakan


bahwa untuk memudahkan anak mengingat dapat dilakukan
dengan gaya belajar SAVI (Somatic, Auditory, Visual,
Intelectual) sebagai berikut :
1) Somatis adalah gerakan tubuh atau belajar dengan
melakukan secara langsung
2) Auditory atau mendengarkan yaitu belajar dengan
kegiatan mendengarkan, berbicara, presentasi,
argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi.
3) Visual atau melihat/menggunakan indra mata yaitu belajar
melalui mengamati, memperhatikan, menggambar,
mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media, dan
alat peraga.
4) Intelektual yaitu bagaimana cara berfikir atau belajar
dengan aktivitas memikirkan, mengidentifikasi,
menemukan, menyelidiki, bernalar, merumuskan,
mencipta, mengkonstruksi, dan memecahkan masalah.
Gaya belajar yang telah dijelaskan diatas dapat dilakukan
lebih maksimal dengan menggunakan media pembelajaran
yang tepat. Sebagai contoh gaya auditory akan lebih optimal
jika dibantu menggunakan media speaker atau media player
untuk mendengarkan rekaman murotal sebelum aktivitas
pembelajaran. Gaya belajar visual dapat menggunakan video
pembelajaran yang menarik perhatian anak.

d. Keunggulan Program Tahfidz


Menghafal Al-qur’an merupakan salah satu cara dalam
menguasai ilmu. Islam memerintahkan untuk mengambil ilmu
yang paling penting, paling wajib, dan paling banyak
manfaatnya dari setiap ilmu. Hafalkanlah ringkasan pada
setiap disiplin ilmu (Abdurrahim, 2022). Beberapa manfaat
program tahfidz Qur’an pada masa kanak-kanak adalah
meluruskan lidah, membaca huruf dengan benar, dan
mengucapkannya sesuai dengan makhraj hurufnya, sehingga
anak mampu melafalkan Al-Qur’an dengan fasih. Dengan
menghafal Al-Qur’an dan membacanya dengan baik sejak
kecil, membuat lidah kami menjadi lembut (Al-quran, 2011).

e. Hambatan
Hambatan yang dihadapi dalam implementasi program
tahfidz salah satunya adalah terkadang terdapat sebagian
pendidik yang kurang fasih dalam membaca huruf hijaiyah,
13

kurang faham kapan harus menebalkan huruf dan kapan


ditipiskan. Program tahfidz Qur’an tentu memiliki hambatan
dalam proses menghafalkan Al-Qur’an. Berikut ini adalah
garis besar hambatan yang sering terjadi bagi para penghafal
Al-Qur’an (Al-quran, 2011) :
1) Malas, tidak sabar, dan berputus asa
Malas adalah hambatan yang umum dan sering terjadi
bagi para penghafal Al-Qur’an. Karena setiap hari harus
menjalani rutinitas yang sama. Munculnya perasaan bosan
akan menimbulkan kemalasan dalam diri untuk menghafal
dan murojaah Al-Qur’an.
2) Tidak dapat mengatur waktu
Seorang penghafal Al-Qur’an dituntut untuk lebih lihai
dalam mengatur waktu serta menggunakannya, baik untuk
urusan duniawi dan maupun rohani.
3) Sering lupa
Hal ini dapat terjadi pada siapa pun dan kapan pun yang
terpenting adalah bagaimana kita terus berusaha dan
menjaga hafalan tersebut, yaitu dengan cara murajaah.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Jurnal pertama oleh Muhammad Shobirin, M.Pd dengan judul
Pembelajaran Tahfidz Al-qur’an dalam penanaman karakter islami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah
pendidikan karakter melalui program Tahfidz Al Qur’an SD I Nurul
Qur’an Semarang, untuk mengidentifikasi karakter Islami siswa SD I
Nurul Qur’an Semarang melalui program Tahfidz Al Qur’an.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriftif kualitatif
dengan teknik analisis triagulasi data. Untuk mendapatkan informasi
peneliti menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi
dengan subjek guru dan kepala sekolah. Berdasarkan hasil
didapatkan: Langkah-langkah pendidikan karakter Islami melalui
pembelajaran Tahfidz Al Qur’an SD I Nurul Qur’an Semarang; SD I
Nurul Qur’an Semarang telah memberikan salah satu bentuk dan pola
pendidikan karakter Islami dalam pembelajaran Tahfidz Al Qur’an
yang memasukan 5 karakter yaitu: Religius, bersih, istiqomah,
disiplin, dan sabar dalam pembelajaranya.Tujuan penelitian ini adalah
1.Untuk mengetahui langkah-langkah pendidikan karakter Islami
dalam pembelajaran Tahfidz Al Qur’an. 2. Untuk mengetahui
implementasi pendidikan karakter Islami dalam pembelajaran Tahfidz
Al Qur’an (Shobirin & Pd, 2018).
Persamaan dari jurnal diatas adalah meneliti tentang
14

pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an. Perbedaan dengan penelitian dari


Zulfitria dimana subjek penelitiannya adalah siswa sekolah dasar,
sedangkan pada penelitian kali ini subjeknya adalah anak usia dini.
Jurnal kedua oleh Atin Risnati dan Dian Eka Priyantoro
dengan judul Pentingnya Penanaman Nilai-nilai Agama pada
Pendidikan Anak Usia Dini dalam Perspektif Al-qur’an. Sebagai
seorang pendidik berkewajiban untuk dapat menciptakan generasi
yang shalih dan shalihah sesuai dengan nilai-nilai keagamaan sesuai
dengan. Pendidikan anak usia dini tidak hanya pada jalur formal saja,
akan tetapi keluarga dan lingkungan sekitar pun turut menjadi
pendikan bagi seorang anak. Dalam pengembangan ilmu Pendidikan
Islam Anak Usia Dini, Islam memiliki Al-Quran sebagai sumber
hukum dan keilmuan. Selain itu, Al-Quran juga berfungsi sebagai
pedoman hidup dalam pengasuhan anak. Oleh karena itu, Al-Quran
menjadi panduan penting dalam proses pembelajaran kepada anak
usia dini dalam rangka mencetak generasi Islam yang unggul di
tengah persaingan global. Dalam hal ini penulis berusaha untuk
menjelaskan Pentingnya Penanaman nilai-nilai keagamaan perspektif
Al-Quran dalam pendidikan anak usia dini. Karena usia dini adalah
usia yang paling awal dan mudah untuk pembentukan karakter anak
dibanding ketika anak sudah menginjak usia remaja. Metode yang
digunakan penulis adalah Penelitian Pustaka (library research) yang
menjelaskan teori tentang pendidikan anak, dan cara penanaman nilai-
nilai Al-Quran sejak usia dini.(Atin Risnawati & Dian Eka
Priyantoro, 2021)
Persamaan dari jurnal diatas adalah meneliti tentang
pentingnya penanaman nilai-nilai agama pada anak usia dini.
Perbedaan dengan penelitian dari Atin Risnati adalah metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian pustaka sedangakan pada
penelitian kali ini menggunakan penelitian kualitatif.
Jurnal ketiga oleh Zulfitria dengan judul Peranan
Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an dalam Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar. Pendidikan adalah sebuah proses yang tidak
berkesudahan yang sangat menentukan karakter bangsa pada masa
kini dan masa datang. Apakah suatu bangsa akan muncul sebagai
bangsa yang berkarakter baik atau bangsa berkarakter buruk, sangat
tergantung pada kualitas pendidikan yang dapat membentuk karakter
anak bangsa tersebut. Pembentukan karakter melalui pendekatan
pendidikan Al-Quran selain menjadi bagian dari proses pembentukan
akhlak mulia, diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam
meningkatkan derajat dan martabat peserta didik sebagai anak bangsa.
Pembentukan kepribadian manusia (character building) yang
seimbang, sehat dan kuat, sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama
dan internalisasi nilai keagamaan dalam diri peserta didik (Umj,
15

1970).
Persamaan dari jurnal diatas adalah meneliti tentang
pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an. Perbedaan dengan penelitian dari
Zulfitria dimana subjek penelitiannya adalah siswa sekolah dasar,
sedangkan pada penelitian kali ini subjeknya adalah anak usia dini.
Melihat perbedaan tersebut maka penelitian ini layak untuk
diperdalam.

C. Kerangka Berpikir
Konsep kerangka berfikirnya adalah sebagai berikut :

Persiapan

1. Koordinasi dengan
sekolah
Analisa Masalah 2. Persiapan materi dan
media

Akhir Pelaksanaan

1. Evaluasi 1. Program Tahfidz


2. Pembuatan 2. Strategi Peningkatan
laporan Aspek NAM
3. Dokumentasi

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Teoritik

1. Analisis Masalah
Permasalahan yang terjadi pada anak Kelompok B1 TK
TAHFIDZ Graha Quran Kuningan yaitu kurangnya strategi
program tahfidz dalam meningkatkan aspek nilai agama dan
moral.
2. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dimulai dengan koordinasi dengan kepala
sekolah terkait adanya kegiatan tersebut. kemudian
mempersiapkan materi pembelajaran.
3. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran meliputi penyampaian materi
tahfidz Al-qur’an.
16

4. Tahap Akhir
Setelah program terlaksana, dilanjutkan pelaksanaan evaluasi
bersama dan pelaksanaan dirangkum menjadi sebuah laporan
dan hasil kegiatan didokumentasikan.
Program tafidz merupakan aktifitas menghafal Al-Qur'an
yang memungkinkan pembentukan keterampilan, pengetahuan, dan
sikap secara maksimal dalam menghafal Al-Qur'an. Kompetensi
mencerminkan pengetahuan,keterampilan dan sikap yang dapat
diperlihatkan oleh seseorang setelah menempuh proses pembelajaran.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana strategi sekolah
dalam meningkatkan perkembangan aspek nilai agama dan moral
anak Kelompok B1 di TK TAHFIDZ Graha Qur’an Kuningan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan, Jenis, dan Desain Penelitian


1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati (Samsu, 2017). Menurut (Nursapiah,
2020) Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dimana peneliti
merupakan instrumen kunci. Pendekatan kualitatif dapat
digunakan untuk melihat dan mengungkapkan suatu objek dalam
konteksnya; menemukan makna atau pemahaman yang mendalam
tentang suatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk
data kualitatif, baik berupa gambar, kata, maupun kejadian serta
dalam “natural setting” (Yusuf, 2017). Dari beberapa pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti suatu objek yang
tampak dan dideskripsikan dengan narasi tertulis.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah jenis
penelitian deskriptif rinci. Deskriptif rinci (tick description)
merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan memahami dan
memaknai subyek serta “memberikan” semua gejala yang tampak
dan memaknai apa yang ada dibalik gejala (noumena). Dengan
kata lain, menggambarkan secara rinci apa, siapa, dimana, kapan,
bagaimana, mengapa, dan sejenisnya tentang subjek yang diteliti
(Nursapiah, 2020). Penelitian deskriptif menurut Sukiati (sukiati,
2017) adalah penelitian yang berupaya mengungkapkan suatu
masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan
fakta-fakta yang ada walaupun terkadang diberikan interpretasi
atau analisis.
Definisi lain menyatakan bahwa metode penelitian
deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
perkembangan sarana fisik tertentu atau frekuensi terjadinya
sesuatu aspek fenomena sosial tertentu secara terperinci (Suryana,
2010). Penelitian ini biasanya tanpa menggunakan hipotesis yang
dirumuskan secara ketat, tetapi adakalanya ada yang
menggunakan hipotesis tetapi bukan untuk diuji secara statistik.

17
18

3. Desain Penelitian
Desain penelitian kualitatif tidak memiliki pola baku,
karena; (1) instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti,
sehingga masing-masing orang bisa memiliki model desain sesuai
selera, (2) proses penelitian kualitatif bersifat siklus, sehingga
sulit untuk dirumuskan format yang baku, dan (3) umumnya
penelitian kualitatif berangkat dari kasus atau fenomena tertentu,
sehingga sulit untuk dirumuskan format desain.
Pada penelitian ini penelitian disajikan lengsung kepada
kegiatan lapangan. Sepanjang pelaksanaan penelitian, ternyata
penyempurnaan tidak hanya menyangkut pusat perhatian
penelitian, melainkan juga pada metode penelitiannya.
Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan
bagaimana memilih informan atau situasi sosial tertentu yang
dapat memberikan informasi berkualitas dan terpercaya mengenai
unsur-unsur pusat perhatian penelitian. Pemilihan informan
mengikuti pola bola salju (snow ball sampling). Bila pengenalan
dan interaksi sosial dengan responden berhasil maka ditanyakan
kepada orang tersebut siapa-siapa lagi yang dikenal atau disebut
secara tidak langsung olehnya. (Yusuf, 2017)
Dalam menentukan jumlah dan waktu berinteraksi dengan
sumber data, peneliti menggunakan konsep sampling yang
dianjurkan oleh (Adiba, 2019), yaitu maximum variation sampling
to document unique variations. Peneliti akan menghentikan
pengumpulan data apabila dari sumber data sudah tidak
ditemukan lagi ragam baru. Dengan konsep ini, jumlah sumber
data bukan merupakan kepedulian utama, melainkan ketuntasan
perolehan informasi dengan keragaman yang ada.
Pengamatan dilakukan dalam suasana alamiah yang wajar.
Pada tahap awal, pengamatan lebih bersifat tersamar (Sugiyono,
2013). Teknik ini seringkali memaksa peneliti melakukan
penyamaran. Misalnya: untuk mengamati aspek-aspek yang
berhubungan dengan nilai agama dan moral, peneliti mengamati
kegiatan yang dilakukan peserta didik selama disekolah.
Dengan wawancara, peneliti berupaya mendapatkan
informasi dengan bertatap muka secara fisik dan bertanya-jawab
dengan informan. Dengan teknik ini, peneliti berperan sekaligus
sebagai piranti pengumpul data. Selama wawancara, peneliti juga
mencermati perilaku gestural informan dalam menjawab
pertanyaan. Untuk menghindari kekakuan suasana wawancara,
tidak digunakan teknik wawancara terstruktur. Bahkan
wawancara dalam penelitian ini seringkali dilakukan secara
spontan, yakni tidak melalui suatu perjanjian waktu dan tempat
terlebih dahulu dengan informan. Dengan ini peneliti selalu
19

berupaya memanfaatkan kesempatan dan tempat-tempat yang


paling tepat untuk melakukan wawancara. Pada dasarnya
wawancara dilaksanakan secara simultan dengan pengamatan.
Wawancara merupakan tindak-lanjut dari pengamatan.
Penelaahan dokumentasi dilakukan khususnya untuk
mendapatkan data konteks. Kajian dokumentasi di lakukan
terhadap catatan-catatan, arsip- arsip, dan sejenisnya termasuk
laporan-laporan yang bersangkut paut dengan permasalahan
penelitian.

B. Data dan Sumber Data Penelitian


Sumber data utama dalam penelitian kualitatif yaitu kata-kata
dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen dan
lain-lainya yang berkaitan dengan permasalahn yang di teliti.
Berkaitan dengan hal tersebut maka jenis sumber data yang
dimanfaatkan dalam penelitian ini meliputi :
1. Sumber Data Utama (Primer)
Data primer adalah data yang dikumpulkan diolah dan
disajikan oleh peneliti dari sumber pertama. (Sugiyono, 2013)
Data primer yang di peroleh dan dikumpulkan secara
langsung dari informan melalui pengamatan, catatan lapangan, dan
interview. Data primer juga merupakan data yang diambil peneliti
melalui wawancara dan observasi seperti kata-kata dan tindakan
sumber data utama di catat melalui catatan tulis dan melihat dari
lembar cekclist peserta didk. Pencatatan sumber data utama
melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan
hasil usaha penggabungan dari kegiatan melihat dan bertanya.
Interview yanng dilaukan oleh interviewer adalah untuk mengorek
keterangan dari informan-informan di lokasi penelitian secara
langsung. Sumber data tersebut meliputi :
a. Kepala Sekolah TK Tahfidz Qur’an Kuningan (wawancara).
Kepala sekolah merupakan orang yang paling berpengaruh
dalam mengoptimalkan perkembangan nilai agama dan moral
melalui program tahfidz di TK Tahfidz Qur’an.
b. Guru (wawancara). Dengan melalui wawancara kepada guru
kelas agar peneliti dapat mengetahui sejauh mana
optimalisasi perkembangan nilai agama dan moral melalui
program tahfidz di TK Tahfidz Qur’an.
2. Sumber Data Tambahan (sekunder)
Data sekunder adalah data yang sudah diolah berbentuk
naskah tertulis atau dokumen (Nursapiah, 2020). Sumber data
tambahan atau sekunder merupakan sumber data yang diperoleh
di luar kata-kata dan tindakan yakni sumber data tertulis, sumber
20

data tertulis dibagi atas sumber data dari buku, majalah ilmiah,
arsip, maupun dokumentasi

C. Pengumpulan Data
Teknik Pengeumpulan data yang akan diperoleh dapat di
ambil dari berbagai sumber informasi. Metode perimer menggunakan
teknik wawancara. Adapun metode sekunder menggunakan
observasi, dan metode pelekap berupa dokumentasi. Sesuai dengan
apa yang telah dijelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif tentunya
menekankan pada pentingnya kedekatan dengan guru-guru dan situasi
penelitian, agar peneliti memperoleh pemahaman jelas tentang realitas
dan kondisi di sekolah dan di luar sekolah maka peneliti melakukan
pendekatan terlebih dahulu kepada subjek untuk memperoleh data
yang valid.
1. Wawancara
Menurut Agung Widhi Kurniawan dan Zarah Puspitaningtyas
(2016), Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui tanya jawab secara langsung antara peneliti dan
narasumber atau sumber data.
Wawancara yang digunakan untuk memperoleh data pada
penelitian ini adalah wawancara tanya jawab antara peneliti dan
guru, dimana peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sederhana untuk menggali informasi tentang kemampuan aspek
nilai agama dan moral anak kelompok B1 TK Tahfidz Qur’an
Kuningan, hingga memperoleh data yang valid. Wawancara ini
dilakukan oleh peneliti kepada informan.
2. Observasi
Menurut Suryana (2010) menyatakan bahwa, observasi adalah
upaya mengamati dan mendokumentasikan hal-hal yang terjadi
selama tindakan berlangsung. Dalam penelitian ini observasi
digunakan untuk mengumpulkan data tentang peserta didik dalam
optimalisasi perkembangan nilai agama dan moral. Observasi ini
dilakukan di dalam kelas saat guru mulai mengajar. Dalam
metode ini juga dibantu dengan dokumentasi, untuk mengamati
kemampuan aspek nilai agama dan moral anak kelompok B1 TK
Tahfidz Qur’an Kuningan.
3. Dokumentasi
Menurut Zainal Aqib (2017) Dokumentasi adalah proses
pembuktian yang didasarkan atas jenis sumber apa pun, baik itu
yang berupa tulisan, lisan, gambaran atau arkeologis. Dalam
penelitian ini dokumentasi yang dapat dikumpulkan adalah profil
B1 TK Tahfidz Qur’an Kuningan, Rencana Pelaksanaan
21

Pembelajaran Harian (RPPH), foto kegiatan program tahfidz dan


data-data lain yang berkaitan dengan penelitian.

D. Pemeriksaan Keabsahan Data


Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui uji kredibilitas
(credibility), uji transferabilitas (tranferability) untuk menentukan
mungkinkah hasil penelitian dapat ditransfer ke wilayah lain, uji
dependibilitas (dependability) untuk mengetahui reliabilitas dapat
dilakukan dan untuk mengetahui apakah hasil penelitian (produk)
benar dapat pula dikaji ulang kesesuaian antara proses dan produk
melalui uji komformitas (comformity) (Yusuf, 2017). Kemudian
rincian kegiatan dilakukan dengan teknik: (1) perpanjangan
keikutsertaan, (2) ketekunan pengamatan, (3) triangulasi, (4)
pemeriksaan sejawat dan (5) kecukupan referensial.
Perpanjangan keikutsertaan dilakukan dengan menggali lebih
lama di lapangan sampai mencapai kepuasan dalam pengumpulan
data. Perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan perpanjangan
keikutsertaan peneliti. untuk membangun kepercayaan para subjek
terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri (Adiba,
2019).
Ketekunan pengamantan dimaksudkan untuk menemukan ciri-
ciri dan unsur dalam situasi yang sangat sesuai dengan permasalahan
yang sedang dicari kemudian memfokuskan diri pada hal tersebut
secara detail. Jika perpanjangan keikutserataan menyediakan lingkup,
maka ketekunan pengamatam menyediakan kedalaman.
Triangulasi dilakukan untuk melihat gejala dari berbagai sudut
dan melakukan pengujian temuan dengan menggunakan berbagai
sumber informasi dan menggunakan berbagai teknik pengumpulan
data secara gabungan/simultan (Sugiyono, 2013). Triangulasi yang
peneliti lakukan yaitu menarik kecocokan antara data yang yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan dokumen yang ada tentang
program tahfidz.
Pemeriksaan sejawat dilakukan dengan cara mengetengahkan (to
expose) hasil penelitian, baik yang bersifat sementara maupun hasil
akhir, dalam bentuk diskusi analitik dengan rekan-rekan sejawat.
Dengan cara ini peneliti berusaha mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran, dan mencari peluang untuk menjajaki dan menguji
hipotesis yang muncul dari peneliti (pemikiran peneliti).
Penelitian ini menempatkan teori referensi lebih mengikuti
anjuran Bogdan (Sugiyono, 2013) yang menyatakan tujuan penelitian
kualitatif memang bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih
pada pemaharnan subyek terhadap dunia sekitarnya. Dalarn
memahami dunia sekitarnya, mungkin apa yang dikemukakan
22

informan salah, karena tidak sesuai dengan teori, tidak sesuai dengan
hukum.
Jadi, pada penelitian ini peneliti akan mewawancarai dua guru
yaitu guru kelas dan guru yang menjalankan program tahfidz serta
melihat secara lansgung proses kegiatan di sekolah, agar data yang di
kumpulkan bisa valid antara yang di bicarakan dengan yang
dilakukan, selain itu peneliti juga akan mewawancarai satu orang tua
murid selaku perwakilan yang diambil dari komite sekolah.

E. Analisis Data
Menurut Miles and Huberman (Sugiyono, 2013) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Langkah-
langkah dalam analisis data dilakukan melalui tahapan sebagai berikut
:
1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat
penelitian, dan pada saat akhir penelitian. Pada awal penelitian
kualitatif, umumnya penelitian melakukan studi pendahuluan
yang berfungsi untuk verifikasi dan buktian awal bahwa
fenomena yang diteliti benar. Studi pendahuluan tersebut sudah
termasuk dalam proses pengumpulan data. Pada hasil dari
aktivitas tersebut adalah data. Ketika peneliti melakukan
wawancara, membuat catatan lapangan, dan peneliti berinteraksi
dengan lingkungan sosial, itu semua merupakan proses
pengumpulan data yang hasilnya adalah data yang akan diolah.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyamaan
persepsi segala bentuk data yang di peroleh menjadi bentuk
tulisan yang akan dianalisis. Hasil dari wawancara, hasil
observasi, hasil studi dokumentasi diubah menjadi bentuk tuliasan
sesyai dengan formatnya masing-masing. Hasil dari rekaman
wawancara akan di format menjadi bentuk verbatim wawancara.
Hasil observasi dan temuan lapangan diformat menjadi tabel hasil
observasi sesuai metode observasi yang digunakan, hasil studi
dokumentasi diformat menjadi skrip analisis dokumen. Perlu
diingat bahwa inti dari reduksi data adalah mengubah data
menjadi bentuk tulisan.
3. Penyajian Data
Penyajian data dimaksudkan agar memudahkan bagi peneliti
untuk melihat gambaran hubungan secara keseluruhan atau
bagian-bagin tertentu pada peranan guru dalam meningkatkan
23

aspek nilai agama dan moral.


4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan atau verifikasi merupakan tahap akhir dalam
rangkaian analisi data kualitatif, kesimpulan yang digunakan
dalam penelitian kualitatif lebih menjurus kepada apa dan siapa
dari temuan penelitian tersebut. Kesimpulan dalam rangkaian
analisi data kualitatif berisi tentang uraian dari seluruh sub
kategori yang telah dibahas sebelumnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Perkembangan Nilai Agama dan Moral anak Kelompok B1 di


TK Tahfidz Graha Qur’an
a. Nilai Agama dan Moral
Moral adalah sekelompok prinsip moralitas, perilaku dan
emosi, yang harus dimiliki umat islam sejak usia dini
(Wahyuni, 2018), sedangkan agama menurut kamus besar
bahasa indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan/
kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha kuasa
serta kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia
dan manusia lainnya (Indonesia, n.d.). Dari pengertian
tersebut maka nilai agama dan moral adalah sesuatu yang
menyempurnakan manusia sesuai dengan hakikatnya terhadap
kepercayaan kepada tuhan sehingga mampu berperilaku
sesuai dengan nilai yang terkandung didalam ajaran agama.
Kemajuan era teknologi yang menuntut manusia untuk
berusaha tahu banyak (knowing much), berbuat banyak (doing
much), mencapai keunggulan (being exellence), menjalin
hubungan dan kerja sama dengan orang lain (being sociable),
serta berusaha memegang teguh nilai-nilai moral (being
morally) (Muhith, 2017). Nilai agama menjadi pondasi untuk
anak usia dini dalam berperilaku sehingga tidak terbawa arus
negatif akibat kemajuan zaman.
Hasil penelitian dilapangan diketahui bahwa nilai agama
dan moral anak kelompok B1 Tk Tahfidz Qur’an cukup baik
hal ini dapat terlihat dari capaian indikator yaitu anak sudah
mengenal dan melakukan kegiatan ibadah sehari-hari,
menunjukkan perilaku baik dan santun sebagai cerminan
akhlak mulia, serta dapat menghargai diri sendiri, orang lain,
dan lingkungan sekitar sebagai rasa syukur kepada Allah
(Khadijah, 2016).
b. Perkembangan nilai agama dan moral anak kelompok B1 TK
Tahfidz Qur’an
Perkembangan nilai agama dan moral anak kelompok B di
TK Tahfidz Graha Qur’an sesuai dengan standar pencapaian
kurikulum tingkat satuan pendidikan yaitu mewujudkan
pembelajaran untuk berkembangnya perilaku baik yang

24
25

bersumber dari nilai agama dan moral serta bersumber dari


kehidupan bermasyarakat dalam konteks bermain.
Berpijak dari karakter dasar manusia, yang bersumber dari
nilai agama dan moral untuk membentuk karakter yang lebih
baik. Beberapa indikator aspek perkembangan nilai agama
dan moral anak antara lain cinta kepada Allah SWT, tanggung
jawab, jujur, hormat dan santun, kasih sayang, peduli,
kerjasama, percaya diri, kreatif, rendah hati, toleransi cinta
damai dan persatuan. Sejalan dengan pemahamaan Dirjen
Pendidiakn Agama Islam, Kementrian Agama Republik
Indonesia mengemukakan bahwa karakter adalah totalitas ciri
pribadi yang melekat dan dapat diidentifikasi pada perilaku
individu yang bersifat unik yang membedakan anatra satu
individu dengan individu lainnya (Sudibyo, 2015).
Nilai agama dan moral bukan suatu pembelajaran yang
hanya disampaikan lewat metode klasikal seperti ceramah,
akan tetapi perlu adanya praktek langsung dengan bimbingan.
Proses yang telah berlangsung untuk meningkatkan
perkembangan nilai agama dan moral di TK Tahfidz Graha
Qur’an salah satunya adalah program tahfidz.
Berdasarkan hasil wawancara dijabarkan bahwa
perkembangan nilai agama dan moral merupakan
kemampuan anak untuk bersikap dan bertingkah laku sesuai
ajaran agama dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Perkembangan nilai agama dan moral dianggap penting karena
dapat mengajarkan nilai-nilai positif yang dapat dijadikan
dasar bagi peserta didik, hal ini selaras dengan pendapat (Ida
Windi Wahyuni, 2018) yang mengemukakan bahwa nilai-nilai
agama dan moral untuk anak usia dini sangat penting untuk
diterapkan sedini mungkin sebagai pondasi yang paling dasar
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seluruh potensi
yang dimilikinya.

2. Strategi Guru dalam Meningkatkan Aspek Nilai Agama dan


Moral pada Anak Kelompok B1 di TK Tahfidz Graha Qur’an
Program tahfidz tidak hanya di ajarkan kepada orang
dewasa, salah satu lembaga pendidikan yaitu TK Tahfidz Graha
Qur’an yang berada di daerah kuningan mampu menerapkan
program tahfidz untuk anak didiknya. Sekolah ini manjalankan
program tahfidz dengan menerapkan pembiasaan dengan arahan
dan bimbingan melalui praktek ibadah sehari-hari untuk anak
didik secara rutin dan telaten.
26

Program tahfidz kepada anak tidak harus dibantu dengan


alat bantu ajar yang lengkap, cukup dengan intruksi atau arahan
dan pembiasaan setiap hari. Selain itu kerja sama antara orang tua
dan guru sangatlah membantu untuk meningkatan aspek nilai
agama dan moral anak di TK Tahfidz Graha Qur’an, karena
sebagian waktu anak ada di rumah, maka kerjasama guru dan
orangtua sangat diperlukan, untuk membantu pembelajaran
yang sudah diterapkan di sekolah akan di lakukan di rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dijelaskan bahwa standar
pencapaian anak dalam perkembangan nilai agama dan moral
indikatornya adalah dapat mengucapkan salam ketika bertemu
orang yang lebih tua, mampu melakukan gerakan ibadah sholat
dengan benar, berkata sopan dan berkata santun, melafalkan surat
pendek, do’a dan hadist dengan bacaan yang benar atau tartil.
Dengan begitu manfaat yang diperoleh adalah membentuk
karakter anak yang religius. Religius merupakan sikap dan
perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Zulfitria, 2017).
Beberapa strategi yang diterapkan dalam program tahfidz di TK
Tahfidz Graha Qur’an. Adapun strategi yang di gunakan oleh
guru untuk menerapkan program tahfidz yaitu:
a. Pembiasaan
Menurut Masganti Sit (Sit, 2012) Pembiasaan adalah metode
yang harus dilakukan di lingkungan keluarga. Kebiasaan
terbentuk dengan selalu melakukannya sehingga menjadi
kebiasaan yang permanen. Kebiasaan dapat terjadi melalui
pengulangan-pengulangan tindakan yang konsisten.
Pembiasaan dalam bertatakrama dan nilai-nilai yang harus di
patuhi anak. Pembiasaan akan membawa kepada
pembentukan pribadi diri, apakah baik atau tidak baik.
Rosullah bersabda, “tiap anak dilahirkan dalam keadaan suci
atau fitra, yang menjadikanya yahudi atau nasrani adalah
kedua orang tuanya". Secara tidak langsung, anak akan
menjadi baik apabila orang tua mengajarkan sang anak
kebaikan, namun sebaliknya anak akan mengenal yang tidak
baik juga tidak terlepas dari apa yang di ajarkan oleh orang
tua apakah di sadari atau tidak, dengan demikian peran orang
tua sangat menentukan pembentukan pribadi diri, dilihat dari
segi bagaimana langkah yang baik diambil untuk
membesarkan anak-anaknya. Pembiasaan yang baik dan terus
menerus di lakukan orang tua secara alamiah sebagi bentuk
pendidikan terhadap anak-anaknya. Adapun pembiasaan yang
dilakukan yaitu :
27

1) Melakukan sholat dhuha berjama’ah


2) Setelah selesai melaksanakan sholat dhuha berjama’ah di
masjid, peserta didik memasuki ruang kelas masing-
masing untuk mengikuti kegiatan KBM
3) Sebelum KBM dimulai guru membuka pembelajaran
dengan salam kemudian membaca do’a
4) Di setiap kali petemuan guru mewajibkan peserta didik
untuk melakukan setoran hafalan Al-quran
5) Setiap kali selesai KBM siswa dan guru selalu membaca
do’a Penutup secara bersama-sama.
b. Praktek Murojaah
Metode muraja'ah merupakan suatu cara yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan cara
mengulang kembali hafalan yang sudah pernah dihafalkan
untuk menjaga dari lupa dan salah(Ilyas, 2020). Pendapat lain
mengatakan bahwa murajaah hafalan Al-qur’an adalah upaya
untuk kembali mengulang-ulang dan mengecek apa yang
sudah dihafalkan sebelumnya, agaran hafalan menjadi
semakin kuat dan terjaga (Abdulwaly, 2020). Praktek
murojaah adalah sebuah pembelajaran di mana peserta didik
melaksanakan kegiatan latihan secara langsung atau praktek
agar memiliki ketegasan atau hafalan yang lebih tinggi dari
materi yang telah di hafalkan. Praktek juga dapat
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan
pengetahuan dan ketrampilan yang di perolehnya. Praktek
murojaah merupakan upaya untuk memberi kesempatan pada
peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung.
Praktek yang dilakukan dalam hal ini adalah :
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam tahap ini guru tahfidz telah melakukan pembiasaan
terhadap peserta didik untuk senantiasa berdo’a bersama
di dalam kelas dengan peserta didik, sebelum
melaksanakan sebuah proses pembelajaran. Setelah itu,
mengabsen kehadiran peserta didik, kemudian memotivasi
peserta didik untuk menghafal Al-quran dan setelah itu
muroja’ah bersama-sama surat-surat pendek dalam Al-
quran dari hafalan 10 ayat yang lalu, dilakukan 3 sampai 5
kali 15 menit sebelum kegiatan belajar mengajar setiap
hari mulai dari hari senin sampai kamis. Kemudian anak-
anak akan setor hafalan dan baca tashil.
2) Kegiatan Inti
Dalam tahap ini guru tahfidz melakukan serangkaian
aktivitas pembelajaran dengan membimbing peserta didik
28

untuk menghafal Al-quran. Setiap peserta didik di tes


bacaan IQRO sebelum peserta didik mulai menghafal
untuk menentukan kelas mana yang akan di masuki oleh
siswa tersebut. Setelah itu peserta didik dibagi kedalam
beberapa kelompok, kemudian peserta didik akan
diajarkan cara membaca Al-quran yang baik benar sesuai
kemampuan siswa tersebut.
3) Kegiatan Penutup
Dalam tahap ini guru tahfidz menyuruh peserta didik
untuk muroja’ah lagi terhadap ayat yang tadi sudah
dihafal. Kemudian guru menyuruh peserta didik yang
belum setoran hafalan, untuk menghafal sepulang sekolah.
Setelah itu guru menutup pembelajaran dengan membaca
Shodaqaallahul Adzim dan berdo’a bersama-sama.

c. Kerjasama guru dan orang tua


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kerjasama
(Kolaborasi) adalah interaksi yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, karena manusia adalah makhluk sosial
yang saling membutuhkan. Selain orang tua, peran sekolah
dalam membesarkan dan mensosialisasikan anak juga
merupakan hal penting. Jika terjalin kerjasama yang baik
antara guru dan orang tua, otomatis akan meningkatkan
hubungan yang positif antara guru dan siswa. Jika orang tua
dan guru memiliki sikap yang sama tentang pembelajaran
anak, hal ini akan memberikan kepada anak teladan yang
baik. Orang tua dan guru yang selalu mengomunikasikan
sikap dan reaksi anak akan membuat anak merasa didukung
dan menunjukan reaksi yang jelas, terdorong untuk
meningkatkan hafalan.

3. Hasil program tahfidz aspek nilai agama dan moral kelompok


B1 di Tk Tahfidz Graha Quran Kuningan
Hasil penelitian ditemukan bahwa program tahfidz yang di
lakukan oleh pendidik TK Tahfidz Graha Qur’an sudah berjalan
cukup baik. Hal ini dilihat dari perilaku anak-anak yang mampu
praktek ibadah seperti sholat dan melafalkan bacaan qur’an
dengan benar baik itu disekolah maupun dirumah. Untuk
selanjutnya kita dapat mengetahaui bagaimana perilaku,
tanggapan atau reaksi anak dalam penerapan nilai agama dan
moral yang di lakukan di TK Tahfidz Graha Qur’an, sesuai
dengan hasil pengamatan di lapangan, peniliti menanyakan
kepada wali kelas dan guru tahfidz.
29

Pada hari Selasa Tanggal 12 Juli 2022 bertemempat di ruang


kelas, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Syarifah
Hidayati selaku wali kelas Kelompok B2, beliau mengatakan
bahwa :
"Alhamdulillah walaupun awalnya terasa sulit karena ada
beberapa anak yang belum mengenal huruf hijaiyah, dengan
adanya program tahfidz ini anak-anak sudah mampu melakukan
gerakan sholat beserta bacaannya dengan baik, mampu
melafalkan bacaan dengan tartil beserta tajwidnya ".
Berdasarkan hasil wawancara dideskripsikan bahwa program
tahfidz merupakan proses menghafal, memelihara dan menjaga
bacaan Al-qur'an. Sependapat dengan yang menyatakan bahwa
Tahfidz Qur'an dapat diartikan sebagai proses mempelajari Al-
quran dengan cara menghafalnya agar selalu diingat dan dapat
mengucapkannya di luar kepala tanpa melihat mushaf (Siti
Rohmah, 2019). Bentuk kegiatan program tahfidz qur'an di TK
Graha Qur'an Kuningan adalah tahsin, tahfidz, tasmi', setoran
hafalan dan murajaah. Ibu Syarifah menjelaskan bahwa ada
perubahan yang dialami anak-anak yang belum mengenal huruf
hijaiyah dan praktek sholat.
Peneliti juga mewawancara kepala sekolah yaitu ibu Elis
Suherlis untuk mengetahui program tahfidz dalam meningkatkan
aspek nilai agama dan moral di TK Tahfidz Graha Qur’an.
Pada hari Kamis Tanggal 7 Juli 2022 bertempat di ruang
kantor, peneliti melakukan wawancara dengan Ibu Elis Suherlis
selaku kepala sekolah, beliau mengatakan bahwa :
"Guru-guru disini melakukan pembiasaan sesuai dengan
standar pencapaian kurikulum yang kami gunakan. Dalam
penerapannya alhamdulillah sudah terlihat anak-anak mampu
melakukan praktek ibadah seperti sholat dhuha dan sholat dhuhur
beserta bacaannya dengan baik. Saya berharap anak-anak juga
mampu melakukan hal tersebut di rumah, tentu hal ini butuh
kerjasama antara guru dan orangtua/wali murid ”.
Berikut adalah hasil peningkatan aspek nilai agama dan moral
anak :
a. Anak dapat membaca bacaan Al-qur’an dengan tartil beserta
tajwidnya
Materi bacaan yang dibaca adalah surat-surat pendek juz 30
mulai dari Surat An-Nas sampai surat An-Naba, bacaan sholat
dan do’a. Rincian jadwal kegiatannya adalah sebagai berikut :
30

Tabel 4.5 Jadwal Kegiatan


Jadwal Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at

Setoran √ √ √ √ -

Murajaah √ √ √ √ √

*Hasil peserta didik terlampir.


b. Anak dapat melakukan praktek ibadah dengan baik
Praktek ibadah yang dilakukan adalah praktek sholat dhuha,
sholat duhur, berdzikir dan bersholawat.
c. Anak dapat menghafal bacaan Al-Qur’an dengan baik
Materi hafalan anak diberikan secara bertahap sesuai dengan
kemampuan anak sehingga hafalan tersebut dapa melekat dan
tidak mudah lupa.
d. Anak dapat melakukan apa yang telah di pelajari di sekolah
dapat dilakukan di lingkungan rumah
Guru selalu berkomunikasi dengan orangtua murid untuk
mengetahui dan memantau apakah peserta didik
mempraktekkan apa yang sudah dipelajari di rumah.

B. Pembahasan
Pondasi utama anak dalam membentuk karakter adalah nilai
agama dan moral. Hal ini menjadi acuan anak dalam berperilaku
sehingga anak dapat menjadi seorang manusia yang beradab.
Relevan dengan pendapat Zulfitria yang menyatakan bahwa
pembentukan karakter melalui pendekatan pendidikan Al-Quran
selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak mulia,
diharapkan mampu menjadi pondasi utama dalam meningkatkan
derajat dan martabat peserta didik sebagai anak bangsa (Umj, 2017).
Salah satu karakter anak usia dini adalah peniru yang hebat, maka
sebagai pendidik atau orangtua berkewajiban memberi teladan yang
baik, dimana anak akan menirukan hal-hal baik yang di lakukan oleh
pendidik saat berada di lingkungan sekolah dan orangtua saat mereka
berada di lingkungan rumah. Hal ini sangat berpengaruh untuk
perkembangan anak dan proses pembelajarannya, apabila pendidik
dan orangtua tidak dapat memberi contoh yang baik, maka akan
berpengaruh pada perkembangan selanjutnya.
Perkembangan nilai agama dan moral dapat ditingkatkan
melalui kegiatan program tahfidz qur’an. Program tahfidz qur’an
adalah kegiatan menghafal Al-quran untuk menanamkan karakter
religius seperti yang telah dilaksanakan di TK Tahfidz Graha Qur’an
Kuningan, dengan adanya karakter religius nilai keagamaan secara
otomatis tertanam dalam diri peserta didik. Penanaman nilai agama
31

dan moral sangat dibutuhkan untuk mendidik. Nilai agama atau religi
sangat penting dan relevan dengan kehidupan sehari-hari, dengan
menghafal Al-quran, anak didik selalu diberikan pengarahan betapa
pentingnya peranan agama supaya hidup menjadi berarti dan
mempunyai makna melalui penanaman nilai religius. Karakter
religius sendiri termasuk dalam 18 karakter bangsa yang dicanangkan
oleh Kementrian Pendidikan Nasional. Kemendiknas mengartikan
karakter religius sebagai sebuah sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleransi terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan agama lain
(Latifah, 2018).
Para ustadz dan ustadzah di TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan
selalu memotivasi peserta didik dengan cara memberitahukan
kelebihan menghafal Al-quran, orang yang menghafal harus
bisa menjauhkan dirinya dari sifat sombong, iri hati, dengki, berzina
dan sifat-sifat buruk. Dengan demikian peserta didik mudah untuk
menghafal Al-quran karena membaca Al-quran merupakan ibadah.
Peserta didik selalu dididik dengan nilai-nilai agama, dengan
mengetahui kelebihan menghafal Al- quran aspek nilai agama dan
moral akan terbentuk melalui kebiasaan yang positif. Nurani
menyatakan bahwa Penanaman nilai-nilai agama tersebut disesuaikan
dengan tahapan perkembangan anak serta keunikan yang dimiliki
oleh setiap anak. Islam mengajarkan nilai-nilai keislaman dengan
cara pembiasaan ibadah contohnya sholat lima waktu, puasa, dan lain-
lain (Nurani, 2019).
Menghafal Al-quran harus didasari dengan niat yang kuat
dengan cara menghindari perbuatan yang buruk hal seperti ini selalu
ditekankan oleh ustadz dan usatdzah untuk membuat nilai
penanaman nilai religius dalam diri peserta didik, refleksi peserta
didik selalu berlaku sopan, baik sesama teman bahkan dengan
ustadz/ustadzah, berbagai metode yang digunakan untuk menghafal
Al-quran salah satunya dengan metode pembiasaan. Pembiasaan diri
adalah sesuatu pekerjaan yang selalu rutin dikerjakan, kegiatan rutin
adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun
di sekolah (Arief, 2020).
Sebagai sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah
agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain. Karakter
religius ini sangat dibutuhkan oleh peserta didik dalam menghadapi
perubahan zaman dan degradasi moral, dalam hal ini peserta didik
diharapkan mampu memiliki dan berperilaku, dengan ukuran baik
dan buruk yang di dasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama
(Shobirin & Pd, 2018). Penanaman nilai agama dan moral ini tentu
dapat dilakukan jika seluruh komponen stake holders pendidikan
32

dapat berpartisipasi dan berperan serta, termasuk orang tua dan guru.
Berdasarkan pengamalan yang berkaitan dengan akibat dari
ajaran-ajaran agama yang dianutnya yang diaplikasikan melalui sikap
dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, sikap yang diajarkan di
TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan adalah sikap membaca Al-quran
yang baik dengan pembiasaan yakni siswa diajarkan untuk
menghafal Al-quran.
Dampak dari Tahfid Qur’an itu sesuatu yang dapat dirasakan
akan tetapi tidak dapat dilihat karena keutamaan Al-quran itu sendiri
sangatlah luas, diantaranya barokah. Barokah atau keberkahan yang
lebih baik, juga dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan
secara realita kita tidak sadar bahwa dari hal kecil apa yang telah kita
lakukan dalam mempelajari Al-quran yaitu ilmu agama dan
pembelajaran seperti Al-quran Hadits dan hafalan-hafalan yang
justru semakin meningkat.
Hal ini dapat dibuktikan dengan kemajuan yang di terjadi pada
peserta didik di TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan. Kemajuan
tersebut terjadi karena program Tahfidz Qur’an. Dampak lain yang
akan muncul dan bisa diperlihatkan dari peserta didik, yaitu sifat dan
kelakuannya ketika seorang guru dalam proses belajar mengajar
dimana pserta didik akan mkenunjukan sifat identiknya yaitu ramah
tamah, sopan dan penurut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada
pembahasan sebelumnya yang terkait dengan aspek nilai agama dan
moral di TK Tahfidz Graha Qur’an, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perkembangan nilai agama dan moral anak Kelompok B sudah
sesuai dengan standar pencapaian yang tertuang dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan.
2. Strategi yang di lakukan oleh pendidik dalam penigkatan nilai
agama dan moral di TK Tahfidz Graha Qur’an adalah dengan cara
melakukan pembiasaan, teori dan praktek. Dalam berlangsungnya
pelaksanaan penerapan guru dengan telaten dan sabar untuk
mengatasi anak yang belum mampu atau yang masih malu-malu.
3. Hasil dari prorgram tahfidz melalui pengajaran yang diterima
peserta didik dalam peningkatan aspek nilai agama dan moral
cukup baik, anak mampu melakukan hafalan, murajaah dan
setoran serta anak mampu melakukanya di lingkungan rumah,
tentunya dengan kerja sama antara orang tua serta guru di
sekolah.

B. Saran
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam peningkatan
aspek nilai agama dan moral di TK Tahfidz Graha Qur’an dari
kesimpulan di atas, yaitu:
1. Bagi sekolah
Fasilitas di sekolah sebaiknya di perbaharui agar proses belajar dan
pembelajaran tetap berjalan dengan nyaman.
2. Bagi orang tua
Kerja sama sangat di perlukan bagi proses pendidikan siswa, agar terjalin
kerja sama yang efektif maka di sarankan rapat pertemuan wali murid
secara rutin
3. Guru Tahfidz
Metode yang digunakan dalam menjalankan program tahfidz dapat
ditambahkan agar anak-anak merasa bahwa menghafal Al- qur’an itu
menyenangkan
4. Peneliti Selanjutnya

33
34

Menjadi acuan bagi peneliti lain yang meneliti ruang lingkup yang
sama agar dapat memperbaiki kekurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Abdulwaly, C. (2020). Pedoman Murajaah Al-Qur’an (F. Jamilah (ed.)).


FARHA Pustaka.
Abdurrahim, abu ubaidillah. (2022). Cara Menghafal Al-Qur’an dan Matan
Ilmiah. Mufid (Arabic Learning Centre).
Adiba, U. (2019). Bagaimana Menganalisis Data Kualitatif. Pusaka Media.
Agama, K. (2021). QUR’AN KEMENAG. https://quran.kemenag.go.id/
Al-quran, P. L. T. (2011). KEMURNIAN AL-QUR AN (M. Shohib & B. Y.
Surur (eds.)). Lajnah Pentashihan Mushaf Al-qur’an.
Ananda, R. (n.d.). Manajemen Sarana Dan Prasarana Pendidikan.
Arief, Mi. (2020). Pendidikan Pengembangan Diri Melalui Pembiasaan. CV.
Literasi Nusantara Abadi.
Atin Risnawati, & Dian Eka Priyantoro. (2021). Pentingnya Penanaman
Nilai-Nilai Agama Pada Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Perspektif
Al-Quran | As-Sibyan: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. As-Sibyan,
6(1), 1–16.
http://jurnal.uinbanten.ac.id/index.php/assibyan/article/view/2928
BIDANG PEMBINAAN, Q. D. H. (PQH) L. T. B. Z. (2007). Kurikulum
Tahsin & Tahfidz Al Quran.
Damayanti, E. (2019). Meningkatkan Kemandirian Anak melalui
Pembelajaran Metode Montessori. Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 4(1), 463. https://doi.org/10.31004/obsesi.v4i1.333
Ilyas, M. (2020). Metode Muraja’ah dalam Menjaga Hafalan Al-Qur’an. AL-
LIQO: Jurnal Pendidikan Islam, 5(01), 1–24.
https://doi.org/10.46963/alliqo.v5i01.140
Indonesia, K. B. B. (n.d.). Kamus Besar Bahasa Indonesia.
https://kbbi.web.id/
Khadijah. (2016). Konsep Dasar Prasekolah. In Lembaga Peduli Perdana
Publising.
Latifah, I. (2018). Implementasi metode pembiasaan keagamaan dalam
membentuk karakter religius. 18(2), 132–146.
https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v18i2.363
Maskur, A. (2018). Pembelajaran Tahfidz Alquran pada Anak Usia Dini. IQ
(Ilmu Al-Qur’an): Jurnal Pendidikan Islam, 1(02), 188–198.
https://doi.org/10.37542/iq.v1i02.15
Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia 13 (2014).
Muhith, abdul. (2017). Dasar-Dasar Manajemen Mutu Terpadu Dalam
Pendidikan. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53,
Issue 9).
Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja
Rosdakarya.

35
36

Permendikbud No 146 Tahun 2014, Pub. L. No. 146, 8 Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan 37 (2014).
http://paud.kemdikbud.go.id/wp-
content/uploads/2016/04/Permendikbud-146-Tahun-2014.pdf
Nurani, Y. (2019). Perspektif Baru Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia
Dini. Jakarta Barat:Cv. Campataka, 144.
Nursapiah. (2020). Penelitian Kualitatif (H. Sazali (ed.); 1st ed.). Wal Ashri
Publishing.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4, 1 (2022).
Riyadi, E. N. (2016). Tingkat Kemandirian Anak Taman Kanak- Kanak Islam
Terpadu Mutiara Insani Brosot Galur Kulon Progo. Skripsi, Jurusan Pe,
Universitas Negeri Yogyakarta.
Samsu. (2017). Metode penelitian: teori dan aplikasi penelitian kualitatif,
kuantitatif, mixed methods, serta research & development. In Rusmini
(Ed.), Diterbitkan oleh: Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan
(PUSAKA). Pusat Studi Agama dan Kemasyarakatan (PUSAKA).
Shobirin, M., & Pd, M. (2018). Pembelajaran Tahfidz Al Qur ’ an dalam
Penanaman Karakter Islami IAIN Kudus , Kudus , Indonesia. Quality, 6,
16–30.
Sit, M. (2012). Perkembangan Peserta Didik. In Dirjen Dikti: Jakarta.
PERDANA PUBLISHING.
Sudibyo, P. (2015). Manajemen Pendidikan Karakter di Taman Kanak-Kanak
BIAS Palagan Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Karakter, 03(2), 195–
206.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Alfabeta.
Suhendro, E. (2020). Strategi Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini di.
Golden Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini,
5(September), 133–140. http://ejournal.uin-
suka.ac.id/tarbiyah/index.php/goldenage/article/view/3394
sukiati. (2017). Metodologi Penelitian Sebuah Pengantar. In Medan, Perdana
Publishing (p. 83).
Umj, Z. (2017). Peranan Pembelajaran Tahfidz Al-Quran Dalam Pendidikan
Karakter Di Sekolah Dasar. NATURALISTIC : Jurnal Kajian Penelitian
Pendidikan Dan Pembelajaran, 1(2), 124–134.
https://doi.org/10.35568/naturalistic.v1i2.9
Wahyuni, I. W. (2018). Penerapan Nilai-Nilai Moral Pada Santri Tpq Al-
Khumaier Pekanbaru. Generasi Emas, 1(1), 51.
https://doi.org/10.25299/ge.2018.vol1(1).2256
Yusuf, M. (2017). Metode Penelitian. Kencana.
37

LAMPIRAN
Tabel 4.1 Reduksi Wawancara

N Aspek Pertanyaan Jawaban Reduksi Data


o Wawancara Informan
1 Perkambanga Apa A. Perkembangan
n nilai agama pengertian Kemampuan nilai agama dan
dan moral perkembanga anak untuk moral adalah
n nilai agama bersikap dan kemampuan
dan moral? bertingkah anak untuk
laku berperilaku
B. sesuai dengan
kemampuan ajaran agama
anak untuk dan nilai aturan
bersikap moral yang
sesuai dengan berlaku di
ajaran agama masyarakat
dan nilai-nilai
aturan atau
norma baik
lingkungan
keluarga,
sekolah
maupun
masyarakat
C.
kemampuan
anak untuk
bersikap dan
bertingkah
laku
38
Mengapa A. Karena Perkembangan
perkembanga didalamnya nilai agama dan
n nilai agama mengajarkan moral dianggap
dan moral nilai-nilai penting karena
dianggap positif yang menjadi dasar
penting? bermanfaat anak untuk
dalam membentuk pola
kehidupan karakter psositif
bermasyaraka yang berguna
t bagi kehidupan
B. karena dimasyarakat
akan
membentuk
pola perilaku
dan karakter
anak dalam
bersosialisasi
dan
perkembanga
n komunikasi
anak dan
bekal untuk
kehidupan
selanjutnya
C. karena
perkembanga
n tersebut
merupakan
pondasi
segala aspek
yang harus
diajarkan dan
39

dibiasakan
sejak usia
dini, sehingga
anak mampu
mengambil
sikap yang
baik/positif
Siapa A. staff dan Penanggung
penanggung guru jawab mulai dari
jawab B. kepala kepala sekolah,
perkembanga sekolah, guru, guru, staff dan
n nilai agama orangtua orang tua murid
dan moral C. semua
peserta didik staff dan guru
di TK Graha
Qur’an
Kuningan?
Kapan A. dimulai Pelaksanaan
dilaksanakan pada saat perkembangan
kegiatan MPLS ajaran nilai agama dan
untuk baru moral dimulai
perkembanga B. setiap hari dari awal
n nilai agama mulai masuk kegiatan masuk
dan moral sekolah sekolahs sampai
peserta didik sampai selesai
di TK Graha selesai
Qur’an kegiatan
Kuningan? C. melakukan
pembiasaan
dari awal
masuk
sekolah
Bentuk A. seperti Bentuk
kegiatannya kegiatan kegiatannya
seperti apa? mengaji, adalah praktek
sholat dhuha sholat, mengaji,
dan murojaah dan pembiasaan
B. bersikap santun
pembiasaan seperti
untuk mengucap dan
berdo’a, menjawab salam
beribadah
seperti sholat
dhuha dan
40

dhuhur,
mengucap
dan
menjawab
salam,
berkata
santun,
meminta
maafa dan
berterima
kasih, salling
menolong
C.
pembiasaan
seperti
mengucap
dan
menjawab
salam
Bagaimana A. standar Standar
standar penapaian pencapaian
pencapaian sesuai dengan perkembangan
perkembanga kurikulum nilai agama dan
n nilai agama yang moral dapat
dan moral digunakan dilihat ketika
peserta didik B. anak dapat anak mampu
di TK Graha mengucapkan menunjukan apa
Qur’an salam ketika yang sudah
Kuningan? bertemu dipelajari di
orang yang sekolah dan
lebih tua, melafalkan
mampu bacaan qur’an
melakukan dengan baik
gerakan
ibadah sholat
dengan benar,
berkata sopan
dan berkata
santun,
melafalkan
sura pendek
do’a dan
hadist
C. anak sudah
41

mampu
melakukan
pembiasaan
disekolah
dengan
berbagai
aspek
Apa manfaat A. Manfaat
perkembanga menjadikan perkembangan
n nilai agama anak pribadi nilai agama dan
dan moral yang sopan moral bagi
bagi peserta dan berbudi peserta didik
didik di TK luhur adalah
Graha B. akan membentuk
Qur’an membentuk pribadi yang
Kuningan? karakter anak sopan dan
yang baik, positif sehingga
santun dan terbentuk
islami karakter islami
C.
menanamkan
nilai-nilai
positif baik
dari segi nilai
agama
maupun
moral,
mencegah
anak untuk
melakukan
hal negatif
Bagaimana A. melakukan Perkembangan
perkembanga pembiasaan nilai agama dan
n nilai agama sederhana moral di TK
dan moral di seperti Graha Kuningan
TK Graha mengucapkan dilakukan
Qur’an salam melalui
Kuningan? B. pembiasaan
alhamdulillah beribadah dan
, peserta didik bimbingan
yang kami sehingga anak
bimbing terpantau sesuai
dapat tujuan
mengikuti pencapaian
42

dan dibentuk masing-masing


sesuai dengan peserta didik
ajaran qur’an
C.
pembiasaan
anak dalam
mengucap
dan
menjawab
salam, berdoa
sebelum dan
sesudah
kegiatan,
mengikuti
kegiatan
ibadah seperti
sholat dhuha
dan dhuhur
Apakah anak A. Anak mampu
sudah dapat alhamdulillah menirukan
menirukan , karena gerakan sholat
gerakan pembiasaan dengan benar
sholat sholat duha beserta
dengan dan duhur bacaannya
benar? anak tk graha
qur’an sudah
mampu
mengikuti
gerakan
sholat
B. lulusan
kami mampu
menirukan
gerakan
sholat dengan
baik dan
benar beserta
melafalkan
bacaaannya
dengan baik
C. ada yang
sudah ada
yang belum
Apakah anak A. Anak mampu
43

sudah dapat Alhamdulilla melafalkan


melafalkan h, anak tk huruf hijaiyah
huruf graha qur’an dengan benar
hijaiyah sudah mampu
dengan melafalkan
benar? huruf hijaiyah
B. iya, anak-
anak sudah
mampu
melafalkan
huruf hijaiyah
dengan benar
C. ada yang
sudah ada
yang belum
2 Program Apa yang A. suatu Program tahfidz
Tahfidz dimaksud program yang merupakan
dengan bertujuan program
program untuk unggulan yang
tahfidz di TK mensyiarkan bertujuan untuk
Graha ilmu alqur’an mensyiarkan
Qur’an pada anak ilmu alqu’an
Kuningan? usia dini sejak usia dini
dengan
metode yang
sesuai
B.
pengenalan
hafalan surat,
do’a, hadist
kepada anak-
anak usia dini
C. proses
menghafal,
memelihara,
menjaga
alqur’an
Mengapa ada A. karena Program tahfidz
program program terbentuk karena
tahfidz di TK tahfidz di melihat jarang
Graha Graha Qur’an ada sekolah
Qur’an menjadi suatu tingkat usia dini
Kuningan? program yang memiliki
unggulan konsep ini, dan
44

B. sesuai juga agar dapat


dengan nama menciptakan
sekolah kami karakter cinta
tujuan utama alqur’an
adalah untuk
mencetak
generaasi
qur’ani yang
hafal qur’an
dengan target
hafalan
maksimal 1
juz 30
C.
membiasakan
anak-anak
untuk cinta
alqur’an sejak
dini
Siapa pendiri A. Ustadz Pendiri TK
program Nurhendra, Tahfidz Graha
tahfidz di TK S.Pd.I kuningan adalah
Graha B. Ketua ketua yayasan
Qur’an yayasan kami yaitu Bapak
Kuningan? yaitu Ustadz Nurhendra,
Nurhendra, S. S.Pd.I
Pd.I
C. bapak
nurhendra,
S.Pd.I
Kapan dan A. Sejak Program tahfidz
dimana tahun 2019 di terbentuk sejak
pertama kali TK Graha sekolah berdiri
terbentuk Qur’an yaitu tahun 2019
program Kuningan di kuningan
tahfidz di TK B. Awal
Graha berdirinya
Qur’an dua tahun
Kuningan? kebelakang di
TK Graha
kuningan
C. TK graha
Qur’an
berdiri sejak
45

tahun 2019 di
kuningan
Apa bentuk A. Tahsin, Bentuk
kegiatan tahfidz, kegiatannya
program murojaah yaitu tahsin,
tahfidz di TK B. tahfidz, tasmi’,
Graha pengenalan murojaah dan
Qur’an keagamaan, pembiasaan
Kuningan? pembiasaan beribadah
ibadah,
hafalan surat,
hadist dan
do’a
C. tahsin,
tahfidz,
tasmi’,
setoran,
murojaah,
emnegnal
do’a dan
hadits
Bagaimana A. Anak Standar
standar mampu keberhasilannya
keberhasilan mengenal adalah anak
program surat-surat mampumenghaf
tahfidz di TK pendek dalam al 1 juz yaitu juz
Graha juz 30 30 dengan tartil
Qur’an B. 1 juz beserta
Kuningan dengan tajwidnya
seperi apa? bacaan yang
tartil
C. anak-anak
sudah mampu
mengenal
huruf hijaiyah
dengan benar
Apa manfaat A. Manfaat
program menjadikan / program tahfidz
tahfidz bagi menciptakan bagi peserta
peserta didik generasi didik adalah
di TK Graha qur’ani mengenalkan
Qur’an B. bacaan alqur’an
Kuningan? mengenalkan sehingga anak
kepada anak terbiasa
46

usia dini melafalkan dan


untuk cinta gampang
qur’an, menghafal
sehingga
terbiasa
melafalkan
bacaan qur,an
C. anak-anak
sudah bisa
menghafal
surat-surat
pendek
Adakah A. ada, Terdapat jadwal
jadwal karena masuk kegiatan
kegiatan dalam program tahfidz
program kegiatan
tahfidz di TK belajar
Graha mengajar
Qur’an B. ada,
Kuningan? seperti yang
sudah saya
bilang setelah
berbaris dan
sebelum
mulai KBM
anak
mendengarka
n murotal
C. agar anak-
anak
mencintai
alqur’an, agar
anak-anak
bisa
menghafal
alqur’an,
mencetak
generasi
qur’ani
Adakah A. ada, Terdapat sarana
sarana atau seperti berupa sound
media untuk murotal sistem dan alat
mengahafal B. ada, sound peraga
di TK Graha sistem, alat
47

Qur’an peraga,
Kuningan? murojaah
untuk
penguatan
konsep
C. Ada
Adakah A. ada Terdapat reward
reward atau B. reward setiap akhir
punishment setiap satu tahun sesuai
untuk anak tahun sekali target
yang sudah mengadakan hafalannya
atau belum wisuda
tercapai tahfidz TK
hafalannya? graha yang
dilaksanakn
sesuai target
hafalannya
C. Ada

Kode :
A = Elis Suherlis, A. md (Kepala Sekolah)
B = Syarifah Hidayati, S. Pd (Guru Kelas)
C = Imas Nurjanah (Guru Program Tahfidz)

Tabel 4.2 Reduksi Wawancara Kepala Sekolah


No Pertanyaan Deskripsi Jawaban
Wawancara
1 Apa pengertian Kemampuan anak untuk bersikap dan
perkembangan nilai bertingkah laku sesuai ajaran agama dan
agama dan moral? norma yang berlaku di masyarakat
2 Mengapa Karena didalamnya mengajarkan nilai-
perkembangan nilai nilai positif yang bermanfaat dalam
agama dan moral kehidupan bermasyarakat
dianggap penting?
3 Siapa penanggung Sebenarnya kita semua terlibat mulai dari
jawab perkembangan staff dan guru
nilai agama dan
moral peserta didik
di TK Graha Qur’an
Kuningan?
4 Kapan dilaksanakan Pekembangan nilai agama dan moral itu
kegiatan untuk sudah dimulai pada saat MPLS ajaran
perkembangan nilai baru, kita kenalkan terlebih dahulu
agama dan moral
peserta didik di TK
Graha Qur’an
Kuningan?
48
5 Bentuk kegiatannya Bentuk kegiatannya seperti kegiatan
seperti apa? mengaji, sholat dhuha dan murojaah
Kode Subjek : A
Tabel 4.3 Reduksi Wawancara Guru Kelas

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


Wawancara
1 Bagaimana standar Standar pencapaian anak dapat
pencapaian mengucapkan salam ketika bertemu
perkembangan nilai orang yang lebih tua, mampu melakukan
agama dan moral gerakan ibadah sholat dengan benar,
peserta didik di TK berkata sopan dan berkata santun,
Graha Qur’an melafalkan surat pendek do’a dan hadist
Kuningan?
2 Apa manfaat Salah satu manfaatnya yaitu akan
perkembangan nilai membentuk karakter anak yang baik,
agama dan moral santun dan islami
bagi peserta didik di
TK Graha Qur’an
Kuningan?
3 Bagaimana Alhamdulillah, peserta didik yang kami
perkembangan nilai bimbing dapat mengikuti dan dibentuk
agama dan moral di sesuai dengan ajaran qur’an
TK Graha Qur’an
Kuningan?
4 Apakah anak sudah Lulusan kami mampu menirukan gerakan
dapat menirukan sholat dengan baik dan benar beserta
gerakan sholat melafalkan bacaaannya dengan baik
dengan benar?
5 Apakah anak sudah Iya, anak-anak sudah mampu melafalkan
dapat melafalkan huruf hijaiyah dengan benar
huruf hijaiyah
dengan benar?
Kode Subjek : B

Tabel 4.4 Reduksi Wawancara Guru Tahfidz

No Pertanyaan Deskripsi Jawaban


Wawancara
1 Apa yang dimaksud Program tahfidz adalah proses
dengan program menghafal, memelihara, menjaga
tahfidz di TK Graha alqur’an
Qur’an Kuningan?
2 Mengapa ada Karena membiasakan anak-anak untuk
program tahfidz di cinta alqur’an sejak dini
TK Graha Qur’an
Kuningan?
49
3 Siapa pendiri Bapak nurhendra, S.Pd.I
program tahfidz di
TK Graha Qur’an
Kuningan?
4 Kapan dan dimana TK graha Qur’an berdiri sejak tahun
pertama kali 2019 di kuningan
terbentuk program
tahfidz di TK Graha
Qur’an Kuningan?
5 Apa bentuk kegiatan Bentuk kegiatan yang kita lakukan mulai
program tahfidz di dari tahsin, tahfidz, tasmi’, setoran,
TK Graha Qur’an murojaah, mengenal do’a dan hadits
Kuningan?
Kode Subjek :C
50

Profil TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan

Nama Sekolah : TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan


NPSN 70028873
Alamat : Jl. Pengadilan No. 129
Desa : Kuningan
Kecamatan : Kuningan
Kabupaten : Kuningan
Propinsi : Jawa Barat
SK Pendirian 148
Tangal SK : 23 Oktober 2017
SK Izin Opr : 421.10/3827/PAUD dan DIKMAS
Tgl SK : 17 Mei 2022
Nama Yayasan : Graha Qur’an Kuningan
Tahun Berdiri 2016

Visi, Misi dan Tujuan TK Tahfidz Graha Qur’an


a. Visi
Mencetak generasi qur’ani yang berakhlakul
karimah,mandiri, cerdas, kreatif dan ceria.

b. Misi
1. Membiasakan berakhlak islami dalam
kehidupan sehari-hari sejak usia dini
2. Membentuk kemandirian anak melalui kegiatan lifeskill
3. Menjadikan sekolah sebagai rumah kedua bagi
anak- anak untuk belajar dengan proses
pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan
untuk menstimulus kecerdasan anak
4. Menyelenggarakan pendidikan anak usia dini secara
terpadu dengan memadukan pendidikan umum
dankeagamaan
5. Membiasakan anak untuk cinta qur’an sejak usia dini
6. Menyelenggarakan pendidikan reguler dan full day.
51

c. Tujuan
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
terhadap TuhanYang Maha Esa
2. Meningkatkan kualitas belajar agar
mampu bersaing kejenjang yang lebih
tinggi
3. Mampu bersosialisasi dengan masyarakat
4. Mandiri dalam menempuh kehidupan.

Keadaan Peserta Didik TK Tahfidz Graha Qur’an


Jumlah peserta didik yang ada di TK Tahfidz Graha Qur’an
ada 40 anak yang terdiri dari kelompok play ground, A dan B.
Adapun peserta didik kelompok PG 5, A 14 anak dan kelompokB
45 anak.
Jumlah Peserta Didik
Kelompok Laki-Laki Perempuan Jumlah
PG 3 2 5
A 8 6 14
B 25 20 45
Jumlah 36 28 64
52

Struktur Organisasi dan Kepengurusan TK Tahfidz Graha Qur’an

Pendidikan TK Tahfidz Graha Qur’an memiliki susunan


kepengurusan. Berikut merupakan susunan pengurusan di TKTahfidz
Graha Qur’an.

Struktur Organisasi TK Tahfidz Graha Qur’an

KEPALA SEKOLAH
Elis Suherlis, A. md

TATA USAHA KELOMPOK PG BENDAHARA


Wiwin Darwini, S. Imas Nurjanah Wiwin Darwini, S.
Pd Pd

KELOMPOK A KELOMPOK B1 KELOMPOK B2


Sriniawati, S. Pd Anisa Nur Rohmah Syarifah Hidayati, S.

Kepengurusan TK Tahfidz Graha Qur’an


No Nama Jabatan
1 Nur Hendra, S. Pd Ketua Yayasan
2 Elis Suherlis, A. md Kepala Sekolah
3 Imas Nurjanah Guru PG
4 Sriniawati, S. Pd Guru A
5 Anisa Nur Rohmah Guru B1
6 Syarifah Hidayati, S. Pd Guru B2
7 Elis Suherlis, A. md Guru B3
8 Wiwin Darwini, S. Pd Tata Usaha
53

Sarana dan Prasarana TK Tahfidz Graha Qur’an


Sarana dan prasarana di TK Tahfidz Graha Qur’an merupakan
inventarisasi yang tersedia di sekolah. Tujuan dari adanya sarana dan
prasarana yang ada mendukung proses belajar pembelajaran. Berikut
sarana dan prasarana outdoor maupun indoor yang ada di TK Tahfidz
Graha Qur’an.

Outdoor Indoor
Nama Jumlah Nama Jumlah
Barang Barang
Halaman 1 Speaker 1
Tangga 1 Microfon 2
bermain
Perosotan 1 Buku panduan 20
do’a
Ayunan 1 Buku Tashili 20
Tempat 1 Meja 8
Cuci
Tangan
TempatSampah 3 Kursi 60
Kamar Mandi 2
54

Dokumentasi

Gambar 1 Berbaris Sebelum Masuk Kelas dan membaca do’a

Gambar 2 Praktek Sholat Dhuha


55

Gambar 3 Setoran Hafalan Peserta Didik


56

Gambar 4 Materi Program Tahsin


57

Gambar 5 Materi Hafalan Do'a dan Hadist


58

Gambar 6 Jurnal Capaian Tahsin dan Tahfidz


59

Gambar 7 Program Tahfidz


60
TAMAN KANAK-KANAK TAHFIDZ
GRAHA QUR’AN
Jl. PengadilanNegeri No. 129 Kuningan
Email : grahaquran12@gmail.com No. HP : 0831 2454 6371

SURAT KETERANGAN
Nomor : 006/G.4/TK-GQ/VII/2022

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah TK Tahfidz Graha Qur’an
Kabupaten Kuningan menerangkan bahwa :
Nama : Laila Nayyiru
NIM : 2016.4.4.1.00547
Program Studi : PIAUD
Jenjang Program : Strata Satu (S1)

Adalah benar melaksanakan penelitian dalam rangka menyusun skripsi atau karya
tulis dengan judul:
“Peningkatan Perkembangan Nilai Agama dan Moral Melalui Program Tahfidz
Kelompok B1 di TK Tahfidz Graha Qur’an Kuningan Jawa Barat”
Demikian surat keterangan ini kami buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Kuningan, 27 Juli 2022


Kepala Sekolah
TK Tahfidz Graha Qur’an

Elis Suherlis, A.Md

Anda mungkin juga menyukai