Anda di halaman 1dari 157

PENGARUH PENERAPAN POJOK BACA

DI SEKOLAH DASAR TERHADAP MINAT BACA SISWA

Skripsi

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Nama : Anisafitri

NIM : 2014820121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Skripsi, 29 Agustus 2018

Anisafitri (2014820121)

PENGARUH PENERAPAN POJOK BACA DI SEKOLAH DASAR


TERHADAP MINAT BACA SISWA

xvi + 127 halaman, 1 gambar, 20 tabel, 20 lampiran

ABSTRAK
Latar belakang dari penelitian ini adalah penerapan atau penyediaan
pojok baca (reading corner) di setiap kelas yang merupakan salah satu
program aksi dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang diluncurkan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan minat
baca siswa. Berdasarkan hal tersebut, penulis tergerak untuk meneliti ada
atau tidaknya pengaruh penerapan pojok baca tersebut terhadap minat
baca siswa. Penelitian ini dilaksanakan di SDI Al Barkah pada kelas IV
dan V. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada
atau tidaknya pengaruh penerapan pojok baca terhadap minat baca siswa
kelas IV dan V SDI Al Barkah dan besaran pengaruhnya. Pendekatan
pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode survei.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V SDI Al Barkah
yang berjumlah 48 siswa dan semuanya dijadikan sampel. Hasil uji analisi
regresi linier sederhana diketahui nilai t hitung sebesar 4,311. Nilai t tabel
pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 dengan df = n-2 atau 48-2 =
46 adalah sebesar 2,013. Karena t hitung (4,311) > t tabel (2,013) maka
pojok baca berpengaruh terhadap minat baca. Nilai R2 (R Square) adalah
0,288. Maka, sumbangan pengaruh dari variabel pojok baca yaitu sebesar
28,8% sedangkan sisanya sebesar 71,2% dipengaruhi oleh faktor lain
yang tidak diteliti. Kesimpulannya, terdapat pengaruh penerapan pojok
baca di sekolah dasar terhadap minat baca siswa kelas IV dan V SDI Al
Barkah sebesar 28,8%.
Kata Kunci: Pojok Baca, Minat Baca, Siswa SD
Daftar Pustaka 29 (2006-2017)

i
UNIVERSITY OF MUHAMMADIYAH JAKARTA
FACULTY OF EDUCATION SCIENCE
DEPARTMENT OF PRIMARY EDUCATION

Thesis, 29 August 2018

Anisafitri (2014820121)

THE EFFECT OF APPLICATION OF READING CORNER AT PRIMARY


SCHOOL ON STUDENTS’ INTEREST OF READING

xvi + 127 pages, 1 picture, 20 tables, 20 appendices

ABSTRACT
Application and provision of Reading Corner in classes is one of
realization program from School Literation Movement (SLM). This
Movement released by Ministry of Education and Culture Republic of
Indonesia as an effort to increase interest in reading of students.
Therefore, this research was conducted to find out if application of reading
corner can really affect the students’ interest of reading. This study was
conducted on grade IV and V students of Al Barkah Islamic Elementary
School. The objective of this research is to find out if there any effect of
application of reading corner on interest in reading of grades IV and V
students of Al Barkah Islamic Elementary School and the amount of its
influence. The approach that used in this research is quantitative approach
with survey method. Population of this research are 48 samples from
grades IV and V students of Al Barkah Islamic Elementary School. The
result of t count value of simple linear regression test is 4.311. Value of t
table in statistical tabel, with significant value is 0.05 and df=n-2 or 48-
2=46, is 2.013. t count (4.311) > t table (2.013) therefore, the interest of
reading is affected by reading corner. R square value is 0.288 so that the
effect of variable reading corner is equal to 28.8%, while the rest 71.2% is
affected by other factors that doesn’t studied in this research.
Keywords: Reading Corner, Interest of Reading, Elementary Students
References 29 (2006-2017)

ii
iii
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN

Alhamdulillah..Alhamdulillah..Alhamdulillahirobbil’alamin..

Puji syukur ku panjatkan pada Allah yang Maha Esa, Maha Tinggi, Maha Kuasa,

Maha Adil dan Maha Penyayang atas berkat dan rahmat detak jantung, denyut

nadi, nafas dan putaran roda kehidupan yang diberikan-Nya Engkau jadikan aku

manusia yang senantiasa berpikir, berilmu, beriman dan bersabar dalam

menjalani kehidupan ini.

Terima kasihku ku persebahkan sebuah karya kecil ini untuk Ayahanda dan

Ibundaku tercinta, yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat,

doa, dorongan, nasehat, dan kasih sayang, serta pengorbanan yang tak

tergantikan. Ayah, ibu terimalah bukti kecil ini sebagai kado keseriusanku untuk

membalas semua pengorbanan kalian. Demi hidupku, kalian ikhlas

mengorbankan segala perasaan tanpa kenal lelah, dalam lapar berjuang separuh

nyawa hingga segalanya. Maafkan anakmu Ayah..Ibu.. yang masih saja

menyusahkan kalian.

Teruntuk Bapak (Drs. Nauri, M.Pd.) dan Mama (Rukini)

Terima kasih atas segalanya

I Love You....

viii
MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu

kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri,”

(Ar-Ra’d :11).

“Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh

selain apa yang telah diusahakannya, dan bahwasanya

usaha itu kelak akan diperlihatkan kepadanya,”

(An-Najm : 39-40).

“Orang-orang yang suka berkata jujur mendapatkan tiga hal, kepercayaan,


cinta, dan rasa hormat,” (Ali bin Abi Thalib).

ix
KATA PENGANTAR

Bismilahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, penulis panjatkan ke hadirat


Allah Swt atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita
semua. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Besar Muhammad Saw, keluarga, sahabat, serta kepada ummatnya
yang selalu melaksanakan ajarannya.

Skripsi ini sengaja penulis ajukan sebagai salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam penulisan skripsi
ini tentu masih banyak kekurangan dan kelemahannya, untuk itu penulis
ingin menyampaikan permohonan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dalam
kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
skripsi ini, terutama kepada:

1. Prof. Dr. Syaiful Bakhri, S.H., M.H., Rektor Universitas


Muhammadiyah Jakarta yang telah memberi kesempatan kepada
penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2. Dr. Iswan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta, yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk mengikuti studi di fakultas ini.
3. Azmi Al Bahij, M.Si., Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

x
Muhammadiyah Jakarta, yang telah mendorong dan mengarahkan
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
4. Sholehuddin, M.Pd., Dosen pembimbing skripsi yang telah
mengarahkan dan meluruskan jalan pikiran penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Ahmad Munthoi, S.Pd.I., Kepala Sekolah SDI Al Barkah yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
6. Guru dan staf SDI Al Barkah, yang telah membantu penulis dalam
mengumpulkan data penelitian.
7. Dindin Rosyidin, S.S., S.Pd., Kepala Sekolah SD Lab School FIP
UMJ yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan uji coba
instrumen penelitian.
8. Orang tua penulis Drs. Nauri, M.Pd. dan Rukini, yang telah banyak
memberikan semangat baik moril maupun materil dalam
melanjutkan studi di universitas ini serta penyelesaian studi
dengan tepat waktu.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta semangat
kepada penulis dalam rangka penyelesaian studi dan penyusunan
skripsi ini.

Akhirnya dengan segala ketulusan hati yang bersih dan ikhlas,


penulis berdoa semoga segala amal baik yang telah mereka berikan
mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah Swt.

Jakarta, Agustus 2018

Peneliti

xi
DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii
PERSETUJUAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................... v
FAKTA INTEGRITAS .............................................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH ........................... vii
PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii
MOTTO .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvi
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. ................................................................................................ La
tar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. ................................................................................................ Id
entifikasi Masalah ................................................................. 8
C. ............................................................................................... B
atasan Masalah..................................................................... 9
D. ............................................................................................... R
umusan Masalah................................................................... 9
E. ................................................................................................ Tu
juan Penelitian ...................................................................... 9

xii
F. ................................................................................................ M
anfaat Penelitian ................................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 12

A. ................................................................................................ K
ajian Teori ............................................................................. 12

1. ........................................................................................... P
ojok Baca ........................................................................ 12
2. ........................................................................................... Mi
nat Baca ......................................................................... 27
B. ................................................................................................ K
erangka Berpikir .................................................................... 45
C. ............................................................................................... Hi
potesis Penelitian .................................................................. 46

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 48

A. .............................................................................................. Te
mpat Dan Waktu Penelitian ................................................ 48
B. .............................................................................................. M
etode Penelitian .................................................................. 49
C. .............................................................................................. V
ariabel Dan Definisi Operasional Variabel ......................... 50
D. .............................................................................................. P
opulasi Dan Sampel ............................................................ 54
E. .............................................................................................. Ki
si-Kisi Dan Instrumen Penelitian ......................................... 55
F. .............................................................................................. Uji
Validitas dan Uji Realibilitas ............................................... 56
G............................................................................................... Te
knik Pengumpulan Data ...................................................... 62
H. .............................................................................................. Te
knik Analisa Data ................................................................ 63

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 69

xiii
A. .............................................................................................. D
eskripsi Data ....................................................................... 69
1. ......................................................................................... D
eskripsi Data Pojok Baca .............................................. 69
2. ......................................................................................... D
eskripsi Data Minat Baca .............................................. 73
B. .............................................................................................. H
asil Analisa Data ................................................................. 76
1. ......................................................................................... Uji
Prasyarat Analisis ......................................................... 76
a. ................................................................................... Uji
Normalitas ............................................................... 76
b. ................................................................................... Uji
Linearitas ................................................................ 77
c..................................................................................... Uji
Homogenitas ........................................................... 78
2. ......................................................................................... P
engujian Hipotesis ........................................................ 79
a. ................................................................................... A
nalisis Regresi Linier Sederhana ............................. 79
b. ................................................................................... Uji
Koefisien Determinasi ............................................. 80
C. .............................................................................................. Int
erpertasi Hasil Penelitian .................................................... 81

BAB V. PENUTUP .................................................................................. 85

A. .............................................................................................. K
esimpulan ........................................................................... 85
B. .............................................................................................. S
aran .................................................................................... 85

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 87

LAMPIRAN-LAMPIRAN .......................................................................... 90

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Konten Bacaan Sesuai Jenjang Pendidikan ........................ 19


Tabel 2.2 Bentuk Kegiatan Pemanfaatan dan Pengembangan Pojok
Baca Kelas ........................................................................... 26
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ............................ 48
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Pojok Baca) ........ 58
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Soal Perbaikan Variabel X
(Pojok Baca) ....................................................................... 58
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Pojok Baca) ........ 59
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Soal Perbaikan Variabel Y(Minat Baca) . 60
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (pojok baca) ...................... 61
Tabel 3.7 Hasil Uji Realiabilitas Variabel Y (Minat Baca) .................... 61
Tabel 3.8 Pedoman Untuk Memberikan Interpertasi
Koefisien Korelasi ............................................................... 68
Tabel 4.1 Data Jumlah Siswa Kelas IV Dan V .................................... 69
Tabel 4.2 Tabel Distribusi Variabel Pojok Baca .................................. 70
Tabel 4.3 Nilai Indeks Variabel Pojok Baca ........................................ 72
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Variabel Minat Baca ................................. 73
Tabel 4.5 Nilai Indeks Variabel Minat Baca ....................................... 75
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Data ................................................... 76
Tabel 4.7 Hasil Uji Linearitas Data ..................................................... 77
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas ........................................................ 78
Tabel 4.9 Koefisien Regresi Sederhana ............................................ 79
Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi ................................................... 81

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ......................................................... 46

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Uji Coba pojok baca ..................................... 90


Lampiran 2 Kuesioner Uji Coba minat baca ..................................... 94
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Uji Coba Variabel Pojok
Baca ............................................................................... 98
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas Kuesioner Uji Coba Variabel Minat
Baca ............................................................................... 99
Lampiran 5 Kuesioner Uji Coba Soal Perbaikan ............................... 100
Lampiran 6 Hasil Validitas Kuesioner Uji Coba Soal Perbaikan........ 102
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Pojok Baca dan Minat
Baca ............................................................................... 103
Lampiran 8 Surat Balasan Telah Melaksanakan Uji Coba Di Sd Lab
School Fip Umj ............................................................... 104
Lampiran 9 Kisi-Kisi Kuesioner Pojok Baca ...................................... 105
Lampiran 10 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Baca ...................................... 106
Lampiran 11 Kuesioner PenelitianPojok Baca .................................... 107
Lampiran 12 Kuesioner PenelitianPojok Baca .................................... 110
Lampiran 13 Data Skor Kuesioner Pojok Baca Dan Minat Baca......... 114
Lampiran 14 Surat Balasan Telah Melaksanakan Penelitian Di SDI
Al Barkah ....................................................................... 116
Lampiran 15 Dokumentasi Uji Coba Kuesioner .................................. 117
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ................................................ 118
Lampiran 17 Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi ............................... 119
Lampiran 18 Kartu Menyaksikan Ujian Skripsi ................................... 120
Lampiran 19 Kartu Bimbingan Pasca Sidang Skripsi ......................... 121
Lampran 20 Daftar Riwayat Hidup ..................................................... 122
xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi minat baca bangsa Indonesia cukup memprihatinkan.

Berdasarkan studi Most Littered Nation In The World yang dilakukan

oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia

dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara mengenai

minat membaca. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan

di atas Bostwana (61) (Gewati, Kompas.com, 29 Agustus 2016).

Anggota Komisi X DPR RI, Yayuk Basuki, dalam kunjungan di

Kendal, Senin (25/5/2015) menyatakan berdasarkan data UNESCO,

persentase minat baca anak Indonesia sebesar 0,01 persen. Hal

tersebut berarti dari 10.000 anak bangsa, hanya satu saja yang

memiliki minat baca (Priyatin, Kompas.com, 25 Mei 2015). Hasil

penelitian internasional, Programme for International Student

Assessment (PISA) tahun 2015 tentang kemampuan membaca siswa,

juga menyebutkan bahwa kemampuan membaca siswa di Indonesia

menduduki urutan ke-69 dari 76 negara yang disurvei. Hasil itu lebih

rendah dari Vietnam yang menduduki urutan ke-12 dari total negara

yangmdisurvein(Safutra,bJawanPos.com,n27nMeiL2017).

1
Beberapa riset lembaga internasional yang sebelumnya

dipaparkan membuktikan bahwa minat baca anak Indonesia masih

sangat kurang, yang menyebabkan kemampuan membaca siswa di

Indonesia juga rendah. Padahal membaca merupakan suatu kegiatan

paling dasar dalam pendidikan dan merupakan langkah awal

membina minat baca. Sudarsana dan Bastiano (2014: 4.24)

menyatakan bahwa ada hubungan yang positif antara minat baca

(reading interest) dengan kebiasaan membaca (reading habit) dan

kemampuan membaca (reading ability). Rendahnya minat baca

masyarakat menjadikan kebiasaan membaca yang rendah dan

kebiasaaan membaca yang rendah, menjadikan kemampuan

membaca rendah. Itulah yang sedang terjadi pada masyarakat

Indonesia sekarang ini.

Minat membaca merupakan suatu perhatian yang kuat dan

mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan

membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan

kemauannya sendiri (Lilawati dalam Taufani, 2008: 40). Kegiatan

membaca memiliki peranan yang sangat penting. Melalui membaca

seseorang dapat menemukan ide-ide baru, mendapatkan informasi,

dan menambah ilmu pengetahuan sehingga wawasan menjadi luas.

Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa bangsa yang

berhasil harus terus belajar dengan cara banyak membaca (Taufani,

2008: 29).

2
Menurut Sunindyo dalam Sudarsana (2014: 4.7) membaca

sangat bermanfaat, karena membaca tersebut dapat:

1. Mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna


2. Menambah pengetahuan disamping pengetahuan yang didapat dari
sekolah
3. Meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan hobi, olah
raga, dan seni yang sesuai dengan keperluannya sendiri
4. Mengembangkan watak dan perilaku yang baik
5. Memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada didalam
masyarakat.

Perintah membaca juga terdapat di dalam Al-Qur’an. Bahkan

membaca merupakan perintah Allah Swt yang pertama. Pada Surah

Al-„Alaq/96:1-5, Allah bersabda:

(٣) ‫(اقْ َرأْ َوَربُّ َك ْاْلَ ْك َرُم‬٢) ‫سانَ ِم ْن َعلَ ٍق‬ ِْ ‫( َخلَ َق‬١)‫اس ِم َربِّ َكالَّ ِذي َخلَ َق‬
َ ْ‫اْلن‬ ْ ِ‫اقْ َرأْب‬
(٥) ‫سانَ َمالَ ْميَ ْعلَ ْم‬
َ ْ‫اْلن‬ َ ‫الَّ ِذ َيعلَّ َمبِالْ َقلَ ِم‬
ِْ ‫(علَّ َم‬٤)
Artinya:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Ayat tersebut menunjukan bagaimana Allah Swt telah

mengutamakan kewajiban membaca bagi hamba-hambaNya. Karena

dengan membaca setiap manusia dapat memahami dan mempelajari

sesuatu yang tidak diketahuinya, dan dengan membaca seseorang

dapat memperoleh informasi dari orang lain. Berdasarkan uraian di

atas dapat diketahui bahwa membaca merupakan kegiatan yang

sangat penting dan memiliki banyak sekali manfaat, dimana

3
pernyataan tersebut sejalan dengan perintah Allah Swt. Oleh sebab

itu, untuk meningkatkan minat baca diperlukan suatu strategi dan

pembinaan yang tepat.

Pembinaan minat baca merupakan usaha jangka panjang yang

harus dimulai seawal mungkin sejak anak masih kecil. Menumbuhkan

minat atau kegemaran membaca tidak dapat dicapai secara

mendadak dan tidak terbentuk dengan sendirinya. Caranya harus

melalui suatu proses dalam bentuk penanaman dan pembiasaan yang

berkesinambungan melalui lingkungan anak.

Menurut Purves dan Beach dalam Haris dan Sipay yang dikutip

oleh Taufani (2008: 41) ada dua kelompok besar faktor yang

mempengaruhi minat membaca anak yaitu, faktor personal dan faktor

institusional. Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri

anak yaitu meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan

membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Adapun faktor institusional

adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri anak, yaitu ketersediaan

jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial

ekonomi orangtua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang

tua, guru, dan teman sebaya anak.

Sudarsana (2014: 4.29) menyatakan bahwa dalam

penumbuhan dan pengembangan minat baca dapat dilakukan dengan

merencanakan program penumbuhan dan pengembangan minat baca

baik di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan

4
masyarakat. Pembudayaan minat baca di sekolah, keberadaan

perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dalam

meningkatkan minat baca siswa. Pawit dan Suhendar dalam Prastowo

(2012: 50) menyatakan bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah

untuk mendorong, menggairahkan, memelihara dan memberi

semangat membaca dan belajar kepada para siswa serta untuk

menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa.

Perpustakaan sekolah merupakan bagian dari sarana dan

prasarana yang wajib ada untuk menunjang pendidikan sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Pada pasal 23 ayat

(1) Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan

menyatakan, setiap sekolah atau madrasah menyelenggarakan

perpustakaan yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan

memperhatikan standar nasional pendidikan. Standar nasional

perpustakaan tersebut menjadi acuan dalam pendirian, pengelolaan,

dan pengembangan perpustakaan yang berlaku sama secara

nasional.

Perpustakaan sekolah harus dapat melayani peserta didik,

tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya (warga sekolah)

agar memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam

pengetahuan sesuai dengan kurikulum dan pembelajaran yang

5
dilaksanakan. Perpustakaan sekolah bukan hanya berfungsi sebagai

unit kerja yang menyediakan bahan bacaan untuk menambah

pengetahuan dan wawasan, akan tetapi merupakan sumber belajar

bagi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan masyarakat

sekolah. Keberadaannya sebagai bagian integral yang tidak dapat

dipisahkan dengan keberadaan sekolah.

Keberadaan dan layanan perpustakaan sekolah dalam

praktiknya masih kurang diminati oleh peserta didik dan warga

sekolah lainnya. Diperlukan upaya yang berkelanjutan dari semua

pihak agar dapat meningkatkan minat peserta didik dan warga

sekolah untuk mengakses perpustakaan. Salah satu upaya

meningkatkan minat dan memperluas akses layanan perpustakaan

adalah dengan mengembangkan pojok baca atau sudut baca di dalam

kelas agar dapat lebih mudah dan lebih dekat dengan perserta didik.

Penyediaan sudut baca (reading corner) di setiap kelas, juga

merupakan program aksi dari Gerakan Literasi Sekolah (GLS),

dimana diluncurkan oleh Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan

Menengah pada tahun 2015 berdasarkan Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan nomor 23 tahun 2013. Tujuannya untuk

menumbuhkan sikap budi pekerti luhur kepada anak-anak melalui

bahasa (Teguh, 2017: 19). Sudut baca kelas merupakan sebuah

tempat di kelas yang dilengkapi dengan koleksi buku dan ditata

6
secara menarik untuk meningkatkan minat baca peserta didik

(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016a: 9).

Hayati et al. (2017: 256) menyatakan bahwa perpustakaan

kelas juga dikenal dengan istilah sudut baca dan pojok baca. Hal ini

berarti pojok baca juga bisa disebut sebagai perpustakaan kelas

(classroom library). Routman dalam Saskatoon Public School (2014)

menyatakan a classroom library quite simply is a colection of books

and other texts organized for easy access in classrooms. Artinya,

perpustakaan kelas adalah koleksi buku-buku atau tulisan lain yang

diatur agar mudah di akses di dalam kelas.

Hunter dalam Booksource yang dikutip oleh Catapano et al.

(2009: 60) menyatakan research shows that students in classrooms

with high-quality classroom libraries read 50 percent more than

students who do not have access to a library in the classroom. Dapat

disimpulkan bahwa pojok baca dapat membuka peluang seseorang

untuk memiliki keinginan membaca. Berdasarkan paparan yang telah

dijabarkan, maka peneliti ingin meneliti apakah terdapat pengaruh

pojok baca yang telah diterapkan di sekolah, terhadap minat baca

siswa di sekolah, sehingga penelitian ini berjudul “PENGARUH

PENERAPAN POJOK BACA DI SEKOLAH DASAR TERHADAP

MINAT BACA SISWA.”

7
B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,

dapat diidentifikasi beberapa masalah yang timbul antara lain:

1. Rendahnya minat baca anak Indonesia.

2. Rendahnya minat baca siswa mempengaruhi kemampuan

membaca siswa.

3. Pembinaan minat baca merupakan usaha jangka panjang yang

harus dimulai seawal mungkin.

4. Keberadaan perpustakaan sekolah dalam meningkatkan minat dan

kebiasaan membaca.

5. Standar nasional perpustakaan sekolah.

6. Pengelolaan dan pengembangan perpustakaan sekolah dalam

memenuhi standar nasional perpustakaan.

7. Keberadaan bahan bacaan di perpustakaan sekolah sebagai

sumber belajar bagi peserta didik dan warga sekolah.

8. Keberadaan perpustakaan sekolah yang kurang diminati peserta

didik dan warga sekolah.

9. Upaya berkelanjutan untuk meningkatkan minat peserta didik dan

warga sekolah dalam mengakses perpustakaan.

10. Keberadaan pojok baca dalam mendekatkan bahan bacaan dan

sumber belajar bagi peserta didik dan warga sekolah.

11. Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dalam menumbuhkan

sikap budi pekerti luhur pada anak-anak melalui bahasa.

8
12. Penerapan pojok baca dalam meningkatkan minat baca siswa.

C. Batasan Masalah

Melihat luasnya permasalahan yang terdapat pada identifikasi

masalah, serta keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga. Peneliti

memberikan batasan-batasan permasalahan yaitu pada, pengaruh

penerapan pojok baca di sekolah dasar terhadap minat baca siswa

kelas IV dan V SDI Al Barkah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang sudah ditentukan, maka

rumusan masalahnya adalah:

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan pojok baca di sekolah

terhadap minat baca siswa kelas IV dan V SDI Al Barkah?

2. Seberapa besar pengaruh penerapan pojok baca di sekolah

terhadap minat baca siswa kelas IV dan V SDI Al Barkah?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan,

maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh penerapan pojok

baca di kelas terhadap minat baca siswakelas IV dan V SDI Al

Barkah.

9
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan pojok baca di

kelas terhadap minat baca siswa kelas IV dan V SDI Al Barkah.

F. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dan kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi pemikiran bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam pojok baca

serta minat baca di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Menambah pengalaman dalam melakukan suatu penelitian.

2) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran maupun sebagai masukan bagi

peneliti lain.

b. Bagi Sekolah

1) Bahan referensi untuk membuat pojok baca

2) Meningkatkan kualitas pojok baca yang sudah ada

3) Menambah pengetahuan sekolah mengenai pojok baca.

c. Bagi Guru

1) Menambah pengetahuan guru mengenai pojok baca

2) Bahan referensi untuk menerapkan pojok baca di kelasnya.

10
d. Bagi Siswa

1) Meningkatkan minat baca siswa melalui pojok baca

2) Dengan pojok baca siswa terfasilitasi dalam memperoleh

bahan bacaan.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pojok Baca

a. Pengertian Pojok Baca

National Council of Education Research and Training

(NCERT, tt: 3) mendeskiripsikan a reading corner is a

comfortable space in the classroom for children to sit and read. It

requiresspace for keeping and displaying books. Menurut

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016a: 11) sudut

baca kelas adalah suatu sudut atau tempat lain yang berada di

dalam kelas yang digunakan untuk menata buku atau sumber

belajar lainnya dalam rangka meningkatkan minat baca dan

belajar peserta didik melalui kegiatan membaca yang

menyenangkan.

Masih pada tahun yang sama Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (2016b: 17) menyatakan:

1) Sudut baca kelas adalah sebuah sudut di kelas yang


dilengkapi dengan koleksi buku yang ditata secara menarik
untuk menumbuhkan minat baca peserta didik.
2) Sudut baca kelas adalah sudut di ruangan kelas yang
digunakan untuk memajang koleksi bacaan dan karya
peserta didik.

12
13

3) Sudut baca kelas berperan sebagai perpanjangan fungsi


perpustakaan SD, yaitu mendekatkan buku kepada peserta
didik.
4) Sudut baca kelas dikelola oleh guru, peserta didik, dan orang
tua.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016a: 11)

menjelaskan bahwa tujuan dari pojok baca kelas adalah untuk

mengenalkan peserta didik kepada beragam sumber bacaan

untuk dimanfaatkan sebagai media, sumber belajar, serta

memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan. Sudut

baca kelas juga merupakan upaya mendekatkan perpustakaan

ke peserta didik. Sudut baca kelas dimanfaatkan secara optimal

untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran.

Sudut baca yang menyediakan buku-buku dan bahan

bacaan yang menyenangkan dapat menumbuhkan minat baca

secara positif. Pada saat siswa melakukan aktivitas belajar dan

membutuhkan buku pada saat itu maka, sudut baca hendaknya

dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini berarti sudut baca

mendukung aktivitas belajar siswa melalui pemenuhan

kebutuhan membaca mereka (Taufani, 2008: 93).

Berdasarkan beberapa pengertian pojok baca yang telah

dipaparkan dapat ditarik kesimpulan bahwa, pojok baca

merupakan sudut atau pojokan di dalam kelas untuk menaruh

koleksi buku dan karya peserta didik yang ditata dengan menarik

serta nyaman, sehingga dapat meningkatkan minat baca siswa.


14

b. Membuat Pojok Baca

Penelitian yang dilakukan National Council of Education

Research and Training yang berjudul Reading Corner

menyatakan:

The books can be displayed on a table or a thin rope can be tied


around the table or on the walls to hang books. Racks, shelves,
cartons or any other arrangement for display can also be used. If
any shelf or furniture is used, the teacher should ensure that it is
safe for children and the books are within the reach of children.
Like the classroom, the reading corner should have appropriate
lighting. In case, the room is not supported by natural light,
proper illumination should be arranged.
The reading corner should have a good collection of children's
literature. Children's literature has to becarefully selected
keeping in mind the need and interest of children as well as the
quality of available literature vis. a vis. genres, content, language,
illustrations, constitutional values and many other factors. Books
from the selected lists of children's literature recommended by
the NCERT (2008, 2013) can also be included in reading corner
as per the age, relevance and interests of children. The list is
available on the following link.
Besides books, pencils, paper, erasers, sharpeners, colours
should also be kept for children to write, draw and colour
(NCERT, tt: 3-5).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016a: 12)

menyusun tahapan membuat sudut baca kelas antara lain:

1) Menyediakan sebagian area di kelas untuk menyimpan


koleksi bahan pustaka.
2) Merancang denah penempatan dengan memperhatikan
pencahayaan, sirkulasi udara, keamanan dan kenyamanan
peserta didik.
3) Merancang model penataan koleksi bahan pustaka.
4) Menyediakan tempat atau rak koleksi yang cukup, kuat, dan
aman.
5) Menentukan, memilah dan menyediakan jenis koleksi bahan
pustaka yang akan ditempatkan di sudut baca kelas, sesuai
dengan minat dan jenjang atau kemampuan baca peserta
didik.
15

6) Menyiapkan koleksi bahan pustaka dari perpustakaan


minimal sejumlah peserta didik di kelas tersebut.
7) Melengkapi koleksi bahan pustaka di sudut baca kelas, (oleh
peserta didik dan kontribusi orang tua).
8) Menata koleksi bahan pustaka pada tempat atau rak yang
telah disediakan (dilakukan oleh guru bersama peserta
didik).
9) Menyiapkan buku rekap baca (berisi nama peserta didik dan
judul buku)
10) Koleksi sudut baca kelas sebaiknya selalu diperbarui untuk
mempertahankan minat baca peserta didik minimal satu
bulan sekali.
11) Tanggung jawab pengelolaan sudut baca kelas melibatkan
guru kelas dan peserta didik.

Anak-anak lebih suka untuk mengunjungi perpustakaan

kelas dan berpartisipasi aktif didalamnya jika perpustakaan kelas

menarik secara fisik. Beberapa fitur desain telah diidentifikasi:

1) Partisi: lemari buku atau penampang lain setidaknya terdiri


atas dua sisi yang memudahkan untuk mengatur dan
memisahkan perpustakaan, memberikan sensasi privasi bagi
anak-anak dan menyediakan kondisi yang sepi dan nyaman
untuk membaca.
2) Ruang yang luas: harus terdapat ruang untuk
mengakomodasi 4-5 anak-anak dalam satu waktu
3) Perabotan yang nyaman: bantal, karpet, kursi seperti
kacang, tanaman, dan bunga dapat membantu untuk
membentuk atmosfer yang nyaman untuk membaca.
4) Lemari buku tradisional dan Open-faced: lemari buku open-
faced memperlihatkan cover dari semua buku, dan secara
alami menarik anak-anak untuk pergi ke perpustakaan.
Lemari buku tradisional, troli dan keranjang berisi berbagai
salinan dari buku untuk dibaca anak-anak satu sama lain.
5) Pajangan literasi dan alat peraga: poster buku dari
perpustakaan publik, display author, pusat pinjaman (untuk
meninjau buku-buku favorit), pojok listening, puppet dan
papan flannel yang mendorong anak-anak untuk
menggunakan perpustakaan dengan berbagai cara yang
berbeda, untuk pencerminan yang sepi dan membaca,
pemeragaan kembali sebuah cerita dan menyampaikan
pesan dari satu anak ke anak lainnya. (Morrow & Weinstein
dalam Neuman & Roskos, tt: 4).
16

Variasi atau keberagaman koleksi buku dalam membuat

pojok baca merupakan hal penting. Seperti yang penulis kutip

dari Neuman (tt: 3)

Classroom libraries need to include a wide variety of


books that span a significant range of difficulty. Some of the
books should be relatively easy, and some should be challenging
for all children. These books may be divided into a “core”
collection and a “revolving” collection (Cullinan & Galda dalam
Neuman). Just like a public library, the core collection is the
permanent collection, available through out the year. The
revolving collection, on the other hand, changes every few
weeks, based on the topics to be studied in class, the children‟s
current interests, and special holidays through out the year.

Maksudnya perpustakaan kelas harus terdiri atas buku

yang bervariasi dan luas yang dapat menjangkau skala kesulitan

yang signifikan. Beberapa buku harus relatif mudah dan

beberapa harus menantang untuk semua anak-anak. Buku-buku

ini dapat dibagi menjadi koleksi inti dan koleksi berputar atau

bersirkulasi, seperti perpustakaan publik, koleksi inti merupakan

koleksi yang permanen, selalu tersedia selama satu tahun.

Sebaliknya dengan koleksi sirkulasi yang berubah setiap

beberapa minggu, tergantung dengan topik yang akan dipelajari

di kelas, minat yang sedang diminati anak-anak dan hari besar

atau special dalam satu tahun.

Anak-anak juga butuh untuk diperkenalkan dengan

berbagai macam bahasa, topik, genre dan perspektif (McGee

dan Richgels). Lebih lanjut, anak-anak butuh buku yang

mencerminkan keragaman, multikulturalisme alami dari


17

masyarakat. Buku merupakan tempat dimana mereka dapat

belajar tentang diri mereka sendiri dan orang lain. Pemilihan

literatur harus meliputi:

1) Cerita tradisional: cerita yang akrab dan dapat ditemukan


dalam setiap budaya, termasuk fable, cerita rakyat, mitos
dan legenda.
2) Fantasi: cerita yang mengandung karakter yang memiliki
kekuatan super yang dapat mencetuskan imajinasi anak-
anak.
3) Fiksi realistis: cerita dengan karakter, tempat dan kejadian
yang mungkin dapat terjadi dalam kehidupan nyata.
4) Fiksi sejarah: cerita yang terjadi pada masa lampau, secara
akurat mencerminkan periode waktu kejadiannya.
5) Biografi dan autobiografi: buku tentang kehidupan
keseharian orang yang terkenal.
6) Informasi: buku yang menyediakan informasi yang realistis,
akurat dan autentik (Neuman, tt: 3).

Berdasarkan beberapa teori-teori yang telah dipaparkan

sebelumnya dapat dibuat kesimpulan bahwa ketentuan-

ketentuan yang perlu diperhatikan dalam membuat pojok baca

antara lain adalah:

1) Menyediakan ruangan atau area pojok baca

Area yang bisa dimanfaatkan untuk pojok baca adalah

sudut kelas atau tempat lain yang strategis lain yang nyaman

di dalam kelas. Area yang dipilih juga harus memiliki

pencahayaan yang baik, jika cahaya dari alam kurang cukup

maka, dapat ditambah dengan penerangan yang berasal dari

lampu. Sirkulasi udara juga merupakan bagian yang

terpenting. Pojok baca yang tidak memiliki sirkulasi udara,


18

dapat menyebabkan siswa tidak nyaman karena panas dan

terasa sesak, sehingga keberadaan pojok baca tidak

berpengaruh terhadap minat baca dan kegiatan belajar

siswa.

2) Menyiapkan koleksi bahan pustaka

Guru atau sekolah dalam menyiapkan bahan pustaka

untuk diletakkan di pojok baca harus mempertimbangkan

beberapa hal. Pertama, buku bacaan harus sesuai dengan

usia, minat, dan kemampuan membaca siswa. Kedua, genre

buku yang bervariasi atau beranekaragam akan membuat

wawasan siswa menjadi luas serta tidak akan membuat

pojok baca menjadi tempat yang membosankan. Jenis

bahan bacaan yang ditempatkan di sudut baca kelas dapat

berupa buku teks pelajaran, buku cerita, hasil karya peserta

didik dan guru, komik, koran, majalah anak, kliping, dan

sumber belajar lainnya (Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, 2016a: 11).

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016b: 7)

membagi jenis bacaan siswa sesuai dengan tingkatan

kelasnya. Pertama kelas rendah, jenis bacaan yang sesuai

adalah buku cerita bergambar, buku tanpa teks (wordless

picture books), buku dengan teks sederhana, baik fiksi

maupun nonfiksi. Kedua kelas tinggi, jenis bacaan yang


19

sesuai adalah buku cerita bergambar, buku bergambar kaya

teks, buku novel pemula, baik dalam bentuk cetak, digital

atau visual. Lebih dalam lagi, Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan (2016b: 21) menjelaskan konten bacaan yang

sesuai dengan peserta didik yaitu:

Tabel 2.1 Konten Bacaan Sesuai Jenjang


Pendidikan

Jenjang konten bacaan yang sesuai dengan peserta


didik

SD kelas a) Peserta didik didampingi ketika memilih


rendah buku.
b) Buku mengandung informasi yang
sederhana dan atau kejadian sehari-hari.
Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat
inspiratif, dan mengembangkan imajinasi.
c) Buku dapat bergenre fantasi dengan tokoh
binatang (fabel).
d) Buku mengandung pesan nilai-nilai sesuai
dengan tahapan tumbuh kembang peserta
didik dalam berbagai aspek, antara lain
moral, sosial,kognitif.
e) Pesan moral cerita disampaikan dengan
tidak menggurui.
f) Buku yang dibacakan dapat berukuran
besar (big book).
SD kelas a) Peserta didik dapat memilih buku secara
tinggi mandiri.
b) Buku mengandung informasi yang
kompleks.
c) Cerita mengandung nilai optimisme, bersifat
inspiratif, dan mengembangkan imajinasi.
d) Buku dapat bergenre cerita rakyat yang
sesuai dengan jenjang SD.
e) Buku mengandung pesan nilai-nilai sesuai
dengan tahapan tumbuh kembang peserta
didik dalam berbagai aspek, antara lain
moral, sosial, kognitif.
f) Pesan moral cerita disampaikan dengan
tidak menggurui.
20

Lebih lanjut, selain konten bacaan yang harus

disesuaikan, jumlah koleksi juga perlu diperhatikan. Jumlah

koleksi bahan pustaka yang ada di pojok baca yaitu, minimal

sejumlah peserta didik di kelas tersebut. Koleksi buku

bacaan atau bahan pustaka untuk pojok baca bisa berasal

dari siswa dan kontribusi orang tua, koleksi buku guru atau

dapat juga bekerja sama dengan perpustakaan sekolah. Hal

tersebut sesuai dengan pernyataan Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (2016a: 25) bahwa seluruh koleksi sudut

baca kelas dan area baca sekolah serta pengembangannya,

berada dalam pengawasan dan tanggung jawab Kepala

Sekolah melalui tenaga perpustakaan/pustakawan.

Koleksi bahan pustaka yang ada di pojok baca

sebaiknya diperbaharui minimal satu bulan sekali. Hal

tersebut bertujuan untuk mempertahankan minat baca siswa

agar tidak bosan dengan koleksi buku-buku yang itu saja.

Tanggung jawab pengelolaan pojok baca, melibatkan guru

kelas dan siswa atau pun petugas perpustakaan.

3) Merancang penempatan koleksi bahan pustaka

Buku-buku atau bahan pustaka dapat dipajang di meja,

rak buku, atau tali yang diikatkan disepanjang meja atau

dinding untuk meletakan buku. Rak untuk memajang buku-

buku juga dapat dibuat sendiri dengan menggunakan


21

bambu, pipa, ranting pohon, atau bahan lain, sesuai dengan

kreativitas masing-masing kelas atau sekolah. Namun, kreasi

rak buku yang dibuat haruslah kuat, aman dan dapat

dijangkau oleh anak-anak. Proses menata buku-buku atau

bahan pustaka di pojok baca dapat dilakukan oleh guru

bersama peserta didik agar peserta didik dapat merasakan

kepemilikan dari awal.

4) Perabot tambahan

Untuk membentuk atmosfer yang nyaman untuk

membaca dapat dilakukan dengan menambah perabotan

yang nyaman seperti bantal, karpet, kursi seperti kacang,

tanaman, dan bunga. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Brassell dalam (Catapano et al., 2009: 63)

donated pillows, cutout decorations that are aesthetically

pleasing and perhaps hanging from the ceiling, and recycled

throw rugs can make a warm, inviting place for students to

gather to. Artinya, penambahan bantal, dekorasi yang secara

estetika menyenangkan serta tambahan gantungan dilangit-

langit, dan karpet yang didaur ulang dapat membuat ruangan

menjadi hangat dan menjadi tempat yang menarik bagi murid

untuk berkumpul.
22

c. Kegiatan Pemanfaatan dan Pengembangan Pojok Baca

Setelah membuat pojok baca, seorang guru dan peserta

didiknya harus mengetahui bagaimana memanfaatkan dan

mengembangkan pojok baca, agar pojok baca bermanfaat dalam

meningkatkan minat baca siswa dan memudahkan siswa dalam

belajar. Kegiatan tersebut antara lain:

1) Membuat dan
menyepakati peraturan untuk menggunakan atau membaca
koleksi buku di sudut baca kelas.
2) Mengembangkan
bahan kaya teks (print rich materials), berupa karya siswa
dalam pembelajaran di kelas, program sekolah, dan
memajangnya.
3) M
engajak peserta didik memilih buku untuk dibaca mandiri
atau dibacakan nyaring oleh guru dalam kegiatan 15 menit
membaca sebelum pembelajaran dimulai (Direktorat
Pembinaan Sekolah Dasar, 2016a: 15)

Kegiatan pemanfaatan pojok baca diperlukan suatu aturan

yang harus dipatuhi guru dan siswa. Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan (2016a: 16) mengembangkan peraturan pojok

baca kelas antara lain: memperlakukan buku dengan baik,

prosedur penggunaan buku. koleksi sudut baca kelas hanya

dimanfaatkan di kelas atau lingkungan sekolah. Selain mematuhi

peraturan yang berlaku, pemeliharaan bahan pustaka yang ada

di pojok baca juga merupakan bagian penting. Cara merawat

pojok baca dan koleksi bahan pustaka antara lain:

1) Membersihkan rak buku dan koleksi bahan pustaka secara


berkala.
23

2) Menyampul buku-buku koleksi sudut baca kelas dengan


sampul plastik transparan.
3) Memeriksa kondisi koleksi bahan pustaka secara berkala.
4) Memperbaiki buku koleksi yang rusak (Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2016a: 15).

Tidak hanya untuk memajang bahan pustaka dan buku-

buku bacaan yang merupakan hasil karya seorang penulis

profesional. Pojok baca juga dapat dikembangkan dengan

memajang bahan kaya teks (print rich materials), berupa karya

siswa dalam pembelajaran di kelas, ataupun program sekolah.

Hal tersebut juga sesuai dengan pernyataan lembaga riset

NCERT (tt: 6) the reading corner can also include books that the

teacher and children have created together. Children love to read

the books that they have created. Since they are familiar with the

text, these books allow them to feel like readers. Artinya pojok

baca juga dapat berisi buku yang dibuat bersama oleh guru dan

murid karena anak-anak suka membaca buku yang mereka buat

sendiri. Hal tersebut terjadi karena anak-anak familiar dengan

tulisannya dan dapat menjadikan mereka merasa seperti

pembaca.

Guru juga dapat mengajak peserta didik memilih buku

untuk dibaca secara mandiri atau dibacakan nyaring oleh guru

dalam kegiatan 15 menit membaca sebelum pembelajaran

dimulai. Sesi storytelling dapat mendorong anak-anak menjadi

pembaca dan penulis dengan sendirinya. Penelitian menunjukan


24

anak-anak akan mengambil buku yang telah dibacakan kepada

mereka terlebih dahulu. Hal tersebut berdasarkan pernyataan

lembaga riset NCERT (tt: 6) yang berisi read aloud from books in

the reading corner. Research shows that children will first pick up

books that have been read aloud to them. Storytelling sessions

also encourage children to become readers and writers

themselves.

Disisi lain, berikanlah waktu kepada anak-anak untuk

membaca secara independen. Seorang guru harus

mencerminkan seorang pembaca yang membagikan ketertarikan

dalam bacaan, dengan ikut membaca secara independen

dengan murid. Hal ini berdasarkan lembaga riset NCERT (tt: 6)

yang menyatakan set aside time for independent reading. Be a

reader and share your interest in your reading. Read with your

student during the time set aside for independent reading.

Demonstrate that reading is a fun activity.

Guru juga dapat menugaskan siswa untuk membaca buku

secara berpasangan dan berkelompok. Kegiatan tersebut juga

dapat dikembangkan dengan melakukan sesi diskusi mengenai

isi buku dengan teman ataupun guru (Kementrian Pendidikan

dan Kebudayaan, 2016a: 14). Neuman (tt: 5) menyatakan:

To foster a love of books, children need opportunities to talk


about them. Studies suggest that informal conversations around
books, such as book talks or book chats, enhance children‟s
motivation to read. Wells and Chang-Wells dalam Neuman,
25

found that children develop more complex understandings of


stories by talking about their books with others. During book
chats, children tell about an interesting event or fact in their book,
information about the author, and why others might like to read it
in 5 to 10 minute conversations before the whole group. In the
course of retelling, children develop new knowledge and
understandings, as well as gains in comprehension.

Artinya untuk mendidik anak untuk cinta pada buku, anak-

anak membutuhkan kesempatan untuk berbicara tentang buku.

Beberapa studi menyarankan percakapan informal seputar buku,

seperti pembicaraan atau percakapan buku yang dapat

meningkatkan motivasi anak-anak untuk membaca. Wells dan

Chang-Wells dalam Neuman, menemukan bahwa anak-anak

membangun pemahaman yang lebih kompleks tentang cerita

dengan berbicara tentang buku dengan orang lain. Selama

percakapan tentang buku, anak-anak menceritakan kejadian

yang menarik atau fakta didalam buku, informasi tentang penulis,

dan mengapa orang lain mungkin suka untuk membacanya

dalam percakapan 5-10 menit sebelum keseluruhan kelompok.

Pada mata pelajaran menceritakan kembali, anak-anak

mengembangkan pengetahuan baru serta memperoleh

pemahaman. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016a:

14) merangkum bentuk kegiatan di pojok baca kelas yaitu dapat

dilihat pada tabel 2.2. Berdasakan beberapa pernyataan yang

telah dijabarkan dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan dan

pengembangan pojok baca dibagi menjadi dua yaitu,


26

pemanfaatan untuk kegiatan pembelajaran dan pemanfaatan di

luar kegiatan pembelajaran.

Tabel 2.2 Bentuk Kegiatan Pemanfaatan dan


Penggembangan Pojok Baca Kelas

Sasaran Tujuan Kegiatan Kegiatan


Pemanfaatan Pengembangan

Memperbarui atau Mengembangkan


merotasi koleksi bahan kaya teks
sudut baca kelas (poster, slogan,
sesuai tema produk tercetak
pembelajaran yang dapat dibaca
secara berkala. peserta didik)
untuk dimanfaat-
kan sebagai
Memanfaat
sumber dan media
kan sudut
belajar
baca kelas
untuk Peserta didik Mengadakan
pembelajar mencari informasi lomba pengelolaan
Peserta
an dalam proses dan pemanfaatan
didik SD
pembelajaran di sudut baca antar
sudut baca kelas

Guru Melibatkan orang


menggunakan tua peserta didik
koleksi sudut baca (paguyuban kelas)
untuk media dan untuk membantu
sumber belajar mengembangkan
dalam proses koleksi sudut baca
pembelajaran

Memanfaat Guru membacakan Mengundang


kan sudut buku dengan orangtua/kakak
baca kelas nyaring kepada kelas/anggota
untuk peserta didik. masyarakat lain
menumbuh untuk
27

kan minat membacakan buku


baca kepada peserta
peserta didik dengan
didik nyaring.

Peserta didik Peserta didik


membaca buku mendiskusikan isi
berpasangan dan bacaan dengan
berkelompok. teman.

Peserta didik Peserta didik


membaca dalam menceritakan isi
hati. bacaan dengan
kata-katanya
sendiri.

2. Minat Baca

a. Pengertian Minat

Pengertian minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI), minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap

sesuatu, gairah, keinginan. Crow and Crow mengatakan bahwa

minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong

seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang,

benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu

sendiri (Djaali, 2009:121). Menurut Asher et al.dalam Taufani

(2008: 36) minat adalah sikap atau kondisi psikologis yang

ditandai dengan pemusatan perhatian terhadap masalah-

masalah atau aktivitas tertentu atau sebagai kecendrungan untuk

memahami suatu pengalaman dan akan selalu diulang. Masih

dalam buku yang sama Skinner mengemukakan bahwa minat


28

selalu berhubungan dengan objek yang menarik individu dan

objek yang menarik adalah yang dirasa menyenangkan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan

sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa minat adalah perasaan

atau kondisi psikologis yang ditandai dengan ketertarikan dan

kecendrungan hati yang tinggi terhadap suatu bidang tertentu

serta merasakan kesenangan pada aktivitas tersebut sehingga

akan selalu diulang.

Taufani menyatakan (2008: 36) apabila seseorang

mempunyai minat terhadap suatu objek, maka minat tersebut

akan mendorong seseorang untuk berhubungan lebih dekat

dengan objek tersebut, yaitu dengan melakukan aktifitas lebih

aktif dan positif demi mencapai sesuatu yang diminatinya.

Marksheffel di dalam bukunya yang berjudul Better Reading in

Secondary School yang dikutip Bafadal (2011: 192) menjelaskan

sebagai berikut:

1) Minat bukan hasil pembawaan manusia, tetapi dapat


dibentuk atau diusahakan, dipelajari, dan dikembangkan.
2) Minat itu bisa dihubungkan untuk maksud-maksud tertentu
untuk bertindak.
3) Secara sempit, minat itu diasosiasikan dengan keadaan
sosial seseorang dan emosi seseorang.
4) Minat itu biasanya membawa inisiatif dan mengarah kepada
kelakuan atau tabiat manusia.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa

minat bukanlah hasil pembawaan, namun dapat dibentuk dan

dikembangkan. Hal ini berarti minat baca seseorang dapat


29

dibentuk dan diusahakan dengan suatu usaha tertentu, sehingga

membaca akan menjadi suatu aktifitas yang menyenangkan dan

akan dilakukan berulang-ulang.

b. Pengertian Membaca

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang

tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam hati). Hodgson

dalam buku Tarigan (2008: 7) menyatakan bahwa:

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta


dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata
yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu
pandangan sekilas dan makna kata-kata secara individual akan
dapat diketahui.

Finochiaro dan Bonomo secara singkat mengatakan

membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna

yang terkandung di dalam bahan tertulis (Tarigan, 2008: 9).

Masih di halaman yang sama Lado menyatakan membaca

adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya.

Juel dalam Taufani (2008: 39) mengatakan bahwa membaca

adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata

dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses

membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari

bacaan.
30

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dipaparkan,

dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa membaca adalah suatu

proses melihat dan memahami isi dari apa yang tertulis dengan

tujuan agar memperoleh pesan yang disampaikan penulis baik

dengan melisankan tulisan tersebut atau hanya di dalam hati.

Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit, yang

melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan,

tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir psikolinguistik,

dan metakognitif (Crawley dan Mountain dalam Rahim, 2008: 2).

Bafadal (2011: 193) juga menyatakan bahwa kemampuan

membaca tidak hanya mengoperasikan berbagai keterampilan

untuk memahami kata-kata dan kalimat, tetapi juga kemampuan

menginterpertasi, mengevaluasi, sehingga memperoleh

pemahaman yang komperhensif.

Berdasarkan hal tersebut menggambarkan bahwa

membaca merupakan hal yang kompleks. Membina dan

mengembangkan minat baca siswa, tidak terlepas dari

pembinaan kemampuan membaca siswa sebab, untuk menjadi

orang yang senang membaca tentunya harus mampu membaca.

Tanpa memiliki kemampuan membaca tidak mungkin merasa

senang membaca maka dari itu, pembinaan kemampuan

membaca dalam rangka pembinaan dan pengembangan minat

baca para siswa akan berbeda-beda sesuai dengan tingkatan


31

sekolahnya. Semakin tinggi tingkat sekolah maka, semakin

ringan pula pembinaannya.

c. Pengertian Minat Membaca

Minat baca adalah bentuk-bentuk perilaku yang terarah

guna melakukan kegiatan membaca sebagai tingkat kesenangan

yang kuat dalam melakukan kegiatan membaca karena

menyenangkan dan memberikan nilai (Ginting dalam Meliyawati,

2016: 31). Sedangkan Menurut Lilawati minat membaca anak

adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan

perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga

mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya sendiri

(Taufani, 2008: 40). Sinambela dalam Sudarsana (2014: 4.27)

mengartikan minat membaca sebagai sikap positif dan adanya

rasa keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan

dan tertarik terhadap buku bacaan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa minat baca adalah suatu sikap positif berupa

kemauan dari diri sendiri yang disertai rasa senang dalam

kegiatan membaca yang memberikan nilai dan manfaat bagi

dirinya. Apabila para siswa senang membaca berarti para siswa

senang menambah pengetahuan, mendapatkan ide-ide baru,

memperluas pandangan, mendapatkan pengertian-pengertian

baru, sehingga nantinya mereka memiliki kecerdasan dan


32

peradaban yang tinggi yang berguna dirinya sendiri dan bagi

orang lain.

Untuk menimbulkan kemauan dan rasa senang terhadap

membaca, sehingga membaca menjadi suatu kegiatan yang

menyenangkan dan dilakukan terus-menerus maka, diperlukan

pembinaan dan pengembangan minat membaca yang

terprogram. Pembinaan dan pengembangan minat baca berarti

usaha memelihara, mempertahankan, dan meningkatkan minat

baca (Bafadal, 2011: 191).

d. Unsur Minat

Abror dalam Widyasmoro (2014: 11) menjabarkan unsur-

unsur minat adalah sebagai berikut.

1) Unsur kognisi (mengenal), dalam arti minat itu didahului oleh


pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh
minat tersebut.
2) Unsur emosi (perasaan), karena dalam partisipasi atau
pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya
perasaan senang).
3) Unsur konasi (kehendak), merupakan kelanjutan dari kedua
unsur tersebut yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan
hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.

Lebih lagi menurut Worth dalam Widyasmoro (2014: 12)

unsur-unsur timbulnya minat adalah sebagai berikut.

1) Partisipasi
Keikutsertaan siswa dalam suatu pelajaran atau keaktifannya
akan menyebabkan timbulnya minat pada siswa. Minat
timbul kalau ada hubungan (sanggup menghargai,
memahami, menikmati, menghargai suatu pengetahuan atau
lainnya). Jadi apabila siswa sanggup memahami,
menghargai, menikmati suatu pengetahuan khususnya
33

pelajaran, maka siswa akan memiliki minat terhadap ilmu


pengetahuan atau mata pelajaran tersebut.
2) Kebiasaan
Minat dapat timbul karena adanya suatu kebiasaan dimana
kebiasaan ada hubungannya dengan aktifitas yang berulang-
ulang. Jika setiap hari bertemu dan bertatap muka dengan
guru serta selalu aktif mengikuti pelajaran, maka lambat laun
dalam diri siswa akan timbul minatnya terhadap mata
pelajaran.
3) Pengalaman
Pengalaman merupakan salah satu penyebab timbulnya
minat, karena adanya pengalaman menyenangkan atau
menyedihkan akan membawa kesan tersendiri bagi dirinya
yang kemudian akan masuk ke dalam jiwanya.

Menurut Adityaromantika, yang dikutip oleh Mulyono

(2012: 16) didalam penelitiannya menunjukan bahwa seseorang

dikatakan berminat terhadap sesuatu bila individu itu memiliki

beberapa unsur antara lain:

1) Perhatian
Seseorang dikatakan berminat apabila seseorang disertai
adanya perhatian, yaitu kreativitas jiwa yang tinggi yang
semata-mata tertuju pada suatu objek, jadi seseorang yang
berminat terhadap sesuatu objek pasti perhatiannya akan
memusat terhadap sesuatu objek tersebut.
2) Kesenangan
Perasaan senang terhadap sesuatu objek baik orang atau
benda akan menimbulkan minat pada diri seseorang,
seseorang merasa tertarik kemudian pada saatnya timbul
keinginan yang dikehendaki agar objek tersebut menjadi
miliknya. Dengan demikian maka individu yang bersangkutan
berusaha untuk mempertahankan objek tersebut.
3) Kemauan
Kemauan yang dimaksud adalah dorongan yang terarah
pada suatu tujuan yang dikehendaki oleh akal pikiran.
Dorongan ini akan melahirkan timbulnya suatu perhatian
terhadap suatu objek. Sehingga dengan demikian akan
muncul minat seseorang yang bersangkutan.
34

Berdasarkan beberapa uraian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa seseorang yang memiliki minat memiliki unsur-unsur

antara lain:

1) Kognisi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

kognisi merupakan kegiatan atau proses memperoleh

pengetahuan. Pada pengertian selanjutnya, kognisi juga

dapat dikatakan sebagai hasil pemerolehan pengetahuan.

Seseorang yang yang minat pada suatu objek tertentu pasti

memiliki kognisi yang diperoleh dari proses kognisi berupa

partisipasi dan pengalaman.

2) Emosi (perasaan), seseorang yang berminat pada suatu

objek tertentu, pasti memiliki emosi atau perasaan tersendiri

terhadap objek yang dituju. Perasaan yang dimiliki biasanya

berupa perasaan senang. Timbulnya emosi tersebut

merupakan hasil dari proses kognisi (mengenal).

3) Perhatian, seseorang yang berminat akan disertai dengan

perhatian atau ketertarikan yang lebih pada objek yang

dituju.

4) Konasi (kehendak), seseorang yang berminat pada objek

tertentu akan diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat

untuk melakukan suatu objek yang diminati.


35

5) Kebiasaan, seseorang yang senang atau berminat pada

objek tertentupasti akan sering mengulang kegiatan yang

diminati sehingga menjadi suatu kebiasaan.

Kesimpulan dari unsur di atas akan dijadikan dimensi

pada instrumen kuesioner minat baca.

e. Tujuan Membaca

Menurut Tarigan (2008: 9) tujuan utama dalam membaca

adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi,

memahami makna bacaan. Makna arti (meaning) erat sekali

berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam

membaca. Anderson menyatakan tujuh tujuan membaca.

Ketujuh tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1) memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for


details or facts),
2) memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas),
3) mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading
for sequence or organization),
4) membaca bertujuan untuk menyimpulkan isi yang
terkandung dalam bacaan (reading for inference),
5) mengelompokkan atau mengklasifikasikan jenis bacaan
(reading to classify),
6) menilai atau mengevaluasi isi wacana atau bacaan (reading
to evaluate), dan
7) membandingkan atau mempertentangkan isi bacaan dengan
kehidupan nyata (reading to compare or contrast) (Tarigan,
2008: 9-11).

Berbeda dengan pendapat sebelumnya, menurut Blanton

dan Irwin dalam Rahim (2007: 11) tujuan membaca mencakup:

1) kesenangan,
2) menyempurnakan membaca nyaring,
3) menggunakan strategi tertentu,
36

4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik,


5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah
diketahuinya,
6) memperoleh laporan untuk laporan lisan atau tertulis,
7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi,
8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan
informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa
cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, dan
9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

Berdasarkan beberapa pernyataan yang telah dipaparkan

mengenai tujuan membaca, dapat disimpulkan bahwa tujuan

membaca adalah untuk mencari tahu isi dari apa yang dikandung

oleh tulisan penulis. Baik itu berupa fakta-fakta, ide-ide utama,

atau jenis bacaan dari tulisan tersebut sehingga, pembaca

mendapat kesenangan dan mendapatkan informasi baru yang

dapat dikaitkan dengan informasi yang telah diketahuinya.

f. Manfaat Membaca

Rahim (2007: 1) menyatakan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi menuntut terciptanya masyarakat

yang gemar belajar. Proses belajar yang efektif antara lain

dilakukan melalui membaca. Masyarakat yang gemar membaca

memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang akan

semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih

mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa

mendatang.

Sundiyono dalam Sudarsana (2014: 4.26) mengatakan

bahwa membaca sangat bermanfaat, karena:


37

1) Dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna


2) Dapat menambah pengetahuan
3) Dapat meningkatkan keterampilan yang berhubungan
dengan hobi, olahraga, dan seni yang sesuai dengan
keperluannya sendiri
4) Dapat mengembangkan watak dan perilaku yang baik
5) Dapat memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada
didalam masyarakat.

Dian Sinaga (2011) yang dikutip oleh Prastowo (2012:

375) mengemukakan empat belas manfaat membaca yaitu:

1) Mempermudah memahami berbagai mata pelajaran. Dengan


membaca, siswa dapat menambah, memperluas dan
memperdalam pelajaran yang sudah diperolehnya dari guru.
Dengan demikian, wawasan dan cakrawala berpikir siswa
bertambah baik.
2) Mempertinggi kemampuan siswa dalam membandingkan,
meneliti dan mempertajam pelajaran yang sudah didapatnya
di kelas.
3) Meningkatkan apresiasi seni sastra dan seni-seni lainnya.
Dengan membaca, siswa meningkatkan kemampuan untuk
menikmati berbagai karya seni.
4) Meningkatkan kemampuan untuk mengenal siapa dirinya
dan mengenal lingkungannya yang lebih luas.
5) Meningkatkan keterampilan dan memperluas minat terhadap
berbagai kegemaran dan aktivitas yang bermanfaat bagi
pengembangan pribadi. Contohnya adalah dalam hal
berbisnis.
6) Mengembangkan watak dan pribadi yang baik.
7) Meningkatkan selera dan kemampuan dalam membedakan
yang baik dan yang buruk.
8) Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang positif.
9) Mendidik untuk belajar mandiri. Dengan membaca, siswa
dapat mempelajari sesuatu secara mandiri.
10) Menambah pembendaharaan kata.
11) Mendidik untuk berpikir kritis dan mengetahui (well informed)
berbagai permasalahan yang terjadi di lingkungannya, baik
lingkungan sekitar maupun lingkungan yang lebih luas.
12) Memicu timbulnya ide baru.
13) Memperluas pengalaman.
14) Sarana rekreasi yang mudah dan murah. Dengan membaca
buku-buku yang digemarinya, siswa dapat berkreasi dengan
mudah dan murah. Buku-buku yang mengandung unsur
38

rekreasi akan memberikan kesegaran dan kebahagiaan bagi


siswa.

Mudjito dalam Sudarsana (2014: 4.26) menyebutkan

bahwa dengan membaca seseorang antara lain dapat:

1) Mengisi waktu luang


2) Mengetahui hal-hal yang aktual yang terjadi di lingkungannya
3) Memuaskan pribadi yang bersangkutan
4) Memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari
5) Meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut
6) Meningkatkan pengembangan diri sendiri
7) Memuaskan tuntutan intelektual
8) Memuaskan tuntutan spritual, dan lain-lain.

Berdasarkan paparan di atas dapat diketahui bahwa

manfaat membaca sangatlah luas yang mencakup ranah kognitif,

afektif dan psikomotorik seseorang. Selain itu, dengan membaca

wawasan seseorang akan menjadi luas yang akan bermanfaat

bagi kehidupannya sehari-hari dan masa depannya.

g. Kesiapan Membaca

Salah satu faktor yang amat penting untuk mencapai

kesuksesan membaca dan belajar adalah faktor kesiapan untuk

membaca (Bafadal, 2011:200). Lebih lanjut, Bafadal menyatakan

bahwa kesiapan merupakan suatu keadaan atau kondisi yang

dapat meningkatkan keberhasilan membaca dan belajar. Oleh

sebab itu, untuk meningkatkan minat membaca siswa, guru

ataupun sekolah harus memperhatikan kesiapan siswa.

Seseorang dapat dianggap telah memiliki kesiapan membaca


apabila ia telah dapat membaca pada berbagai level. Bermacam-
macam keterampilan telah ia kuasai, misalnya memahami kata-
kata kunci setiap kalimat atau paragraf dari apa yang dibacanya,
39

memahami ide-ide penting pengarang, memperoleh pemahaman


tertentu dari apa yang sedang dibacanya, mampu menggunakan
kamus untuk mendapatkan petunjuk-petunjuk tertentu bilamana
hal tersebut diperlukan, dan mencoba mencari bantuan guru
bilamana hal tersebut diperlukan (Marksheffel dalam Bafadal,
2011: 200-201).

Marksheffel juga menjelaskan beberapa konsep dasar

tentang kesiapan membaca sebagai berikut:

1) Kesiapan membaca merupakan syarat mutlak untuk


mencapai efisiensi membaca.
2) Kesiapan membaca tidak hanya ditentukan oleh satu faktor,
tetapi oleh sejumlah faktor.
3) Kesiapan membaca tidak sepenuhnya bergantung pada
kematangan murid.
4) Kesiapan membaca siswa dapat dievaluasi oleh guru.
5) Kesiapan membaca bukan terbatas pada kesiapan
membaca permulaan saja, tetapi untuk seluruh tingkatan
(Marksheffel dalam Bafadal, 2011: 201).

Ada beberapa faktor yang menentukan kesiapan

membaca para siswa untuk membaca dan belajar. Faktor-faktor

tersebut yaitu:

1) Kesiapan mental (Mental readiness for reading)


Mental yang sehat, akan terhindar dari gejala gangguan jiwa.
Hatinya akan tenang, tentram dan bahagia. Sebaliknya
mental yang kurang sehat akan lekas marah, pesimis, cepat
putus asa, terutama apabila sedang menghadapi kegagalan
hidup.
Kesehatan mental memiliki pengaruh yang besar terhadap
keberhasilan membaca dan belajar. Apabila mentalnya
kurang sehat, akan timbul beberapa gejala, misalnya sering
lupa, kemampuan berpikir yang menurun, sulit
berkonsentrasi terhadap apa yang dibaca dan dipelajari.
Akibatnya tidak bisa membaca secara efektif dan efisien.
2) Kesiapan fisik (Pysical readiness for reading)
Kesiapan fisik bergantung pada pertumbuhan fisik dan
kesehatan tubuhnya. Siswa yang sering sakit, kurang
istirahat dan asupan gizi yang tidak mencukupi, akan
menciptakan kondisi yang tidak optimal untuk membaca dan
belajar.
40

Selain itu, kapasitas atau kemampuan penglihatan dan


pendengaran juga ikut mempengaruhi. Seseorang yang
lemah penglihatannya tidak akan bisa melihat dengan jelas
apayang dibacanya. Akibatnya, orang tersebut akan
mengalami kesulitan membaca.
3) Kesiapan emosi (Emotional rediness for reading)
Ganguan emosi seperti, pemalu, penakut, cemas dan terlalu
menggantungkan diri kepada orang tuanya, menunjukan
keadaan yang kurang siap untuk membaca dan belajar, yang
akan mempengaruhi keberhasilan mebaca dan belajarnya.
Kematangan emosi seseorang tidak bisa terlepas dari
keadaan lingkungannya. Orangtua yang sikapnya
menyimpang, terlalu memanjakan atau terlalu keras, serta
ikut campur tangan dalam urusan anaknya dan memberi
tuntutan yang berat, akan mempengaruhi emosi anaknya.
Selain itu, lingkungan bermain anak pun ikut berpengaruh
dalam emosinya.
4) Kesiapan pengalaman (Experiential rediness for reading)
Maksud dari kesiapan pengalaman di sini adalah pernah
tidaknya membaca, sering tidaknya membaca dan luas
tidaknya pengetahuan yang dimilikinya. Siswa yang mengerti
banyak kata-kata akan lebih cepat memahami daripada
siswa yang kurang mengeri kata-kata. Begitu pula dengan
siswa yang memiliki latar belakang pengetahuan yang luas
akan lebih cepat memahami bacaan yang dibacanya
(Bafadal, 2011:201).

Kesimpulannya agar mencapai efisiensi membaca

diperlukan kesiapan membaca berupa kesiapan mental,

kesiapan fisik, kesiapan emosi dan kesiapan pengalaman.

h. Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca

Crow and crow dalam Meliyawati (2016: 33) menyatakan

bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi minat baca

seseorang (pelajar), diantaranya sebagai berikut.

1) Kondisi fisik
Kondisi fisik memang menjadi hal utama yang menjadi
perhatian karena dengan kondisi fisik yang baik dan sehat
maka keadaan seseorang (siswa) akan stabil. Hal itulah
yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap aktivitas
41

yang ia lakukan, misalnya saja kegiatan membaca buku.


Apibala kondisi fisiknya sehat maka ia akan merasa senang
dan suka untuk membaca.
2) Kondisi mental
Tak ubahnya kondisi fisik, kondisi mental seseorang (siswa)
juga sangat berpengaruh terhadap aktivitasnya sehari-hari.
Apabila mental seseorang sedang ”down”, maka pelajar
tersebut tidak akan merespon dengan baik apa yang akan ia
kerjakan, misalnya saja membaca buku. Sebaliknya, jika
mental pelajar tersebut bagus, maka ia akan merasa senang
dan suka untuk melakukan kegiatan membaca.
3) Status emosi
Tak ubahnya kondisi fisik dan mental, status emosi juga
sangat berpengaruh terhadap kondisi tiap individu (siswa).
Apabila kondisi emosinya stabil dan baik, maka ia akan
senang dan ringan dalam melakukan kegiatan yang ia sukai,
misalnya kegiatan membaca buku. Namun, apabila
emosinya sedang labil, maka seorang pelajar tersebut juga
enggan bahkan tidak mau untuk melakukan kegiatan
apapun, tak terkecuali kegiatan membaca.

4) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial setiap individu (siswa) pastinya berbeda-
beda. Jika lingkungan sosial tempat individu (siswa) tinggal
adalah lingkungan yang baik, dalam artian lingkungan
masyarakat yang suka membaca, maka pelajar tersebut
secara tidak langsung pun akan mulai suka dengan
membaca, padahal ia sebenarnya tidak hobi membaca.
Namun, apabila lingkungan tempat tinggal si pelajar tidak
sehat, dalam artian kondisi masyarakat yang amburadul dan
cendrung atau tidak mau melakukan kegiatan yang
bermanfaat, seperti kegiatan membaca.

Menurut Purves dan Beach, dalam Haris dan Sipay, yang

dikutip oleh Taufani (2008: 41), menyatakan bahwa:

Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat


membaca anak, yaitu faktor personal dan faktor institusional.
Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak
yaitu meliputi usia, jenis kelamin, intelegensi, kemampuan
membaca, sikap dan kebutuhan psikologis. Adapun faktor
institusional adalah faktor-faktor dari luar diri anak, yaitu
ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya,
42

status sosial, ekonomi orang tua dan latar belakang etnis,


kemudian pengaruh orang tua, guru, dan teman sebaya anak.

Minat baca perlu dibentuk melalui dorongan atau motivasi

yang dapat melahirkan perilaku gemar membaca karena, minat

atau gemar membaca tidak datang dengan sendirinya.

Berdasarkan teori yang telah dipaparkan dapat disimpulkan

faktor yang mempengaruhi minat baca dibagi menjadi dua yaitu:

1) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri anak itu

sendiri, antara lain: kondisi fisik, kondisi mental, emosi, usia,

jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan

kebutuhan psikologis.

2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri anak,

antara lain: status ekonomi dan sosial, ketersediaan jenis

bacaan, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah anak dan

pengaruh teman sebaya.

i. Aspek-aspek Minat Baca

Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca,

kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca dan

jumlah buku bacaan yang pernah dibaca (Sudarsana, 2014:

4.27). Burs dan Lowe dalam Prasetyono (2008: 59)

menyebutkan tentang indikator-indikator minat membaca pada

seseorang yaitu:

1) Kebutuhan terhadap bacaan


2) Tindakan untuk mencari bacaan
3) Rasa senang terhadap bacaan
43

4) Ketertarikan terhadap bacaan


5) Keinginan selalu untuk membaca
6) Tindak lanjut (menindak lanjuti dari apa yang yang dibaca)

Aspek minat membaca menurut Lilawati dalam Taufani

(2008:40) meliputi hal-hal berikut, yakni :

1) Kesenangan membaca

2) Kesadaran akan manfaat membaca

3) Frekuensi membaca

4) Jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, dapat

disimpulkan aspek-aspek minat baca antara lain:

1) Kesadaran manfaat membaca

2) Kebutuhan terhadap bacaan

3) Ketertarikan terhadap bacaan

4) Kesenangan terhadap kegiatan membaca

5) Rasa senang terhadap bacaan

6) Frekuensi membaca

7) Jumlah buku yang pernah dibaca

8) Keinginan selalu untuk membaca

9) Tindakan untuk mencari bacaan

10) Tinadak lanjut dari apa yang telah dibaca

Kesimpulan dari aspek-aspek minat baca diatas akan

dijadikan indikator dalam instrumen kuesioner minat baca.

j. Upaya Menumbuhkan Minat Baca


44

Taufani (2014: 45) menyatakan terdapat berbagai kiat

yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca siswa,

antara lain:

1) Memperkenalkan buku-buku
Cara ini dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran maupun
guru pustakawan. Buku yang diperkenalkan dapat buku fiksi
dan nonfiksi. Buku yang diperkenalkan biasanya buku yang
baru, menarik dan dapat ditunjukan secara langsung.
2) Memperkenalkan hasil karya sastrawan
Sastrawan tenar di Indonesiabanyak sekali, misalnya Umar
Kayam, Y.B. Mangunwijaya, Rendra, Kahlil Gibran, dan Mira
W. Dengan memperkenalkan para tokoh dan karyanya serta
proses kreatifnya, akan mendorong siswa untuk
mengenalnya.
3) Display referensi
Display biasanya digunakan untuk mempromosikan buku
yang baru. Maka perlu penataan yang menarik agar para
siswa mempunyai keinginan untuk segera membacanya.

4) Pameran buku
Pameran buku dapat dilaksanakan bekerjasama dengan
toko buku atau penerbit. Dengan memberikan potongan
harga, diharapkan siswa tertarik untuk membaca atau
membelinya.
5) Majalah dinding
Hingga dewasa ini, majalah dinding masih merupakan media
sederhana untuk berekspresi, berkreasi dan bereksplorasi.
Majalah dinding dapat menjadi media kelas dan sekolah.
6) Melaksanakan program wajib belajar.
7) Mengadakan lomba minat baca, misalnya lomba menulis
resensi, lomba menulis puisi, lomba menulis karya tulis.
8) Memilih siswa teladan sebagai pembaca buku terbanyak.
9) Mengadakan kuis.
10) Pemutara film, video, CD di perpustakaan.
11) Memberikan bimbingan membaca.

Rahim di dalam bukunya (2008: 131) Depdikbud

mengemukakan bahwa meningkatkan minat dan kegemaran

membaca merupakan salah satu tolok ukur meningkatnya mutu

pendidikan. Oleh sebab itu, para kepala sekolah, guru,


45

pengawas, dan pustakawan bersama-sama dengan orang tua

dan masyarakat diharapkan ikut mendukung suksesnya

pengembangan minat dan kegemaran membaca siswa. Terkait

dengan hal tersebut, pemerintah telah berupaya untuk

merealisasikannya dalam bentuk lokakarya, baik tingkat nasional

maupun tingkat daerah. Tujuan dari lokakarya ialah menghimpun

masukan untuk menyusun pedoman atau petunjuk praktis yang

dapat digunakan oleh semua lembaga pendidikan dasar dengan

kondisi yang berbeda-beda, baik sumber daya yang dimiliki

maupun letak geografis, serta lingkungan budayanya.

B. Kerangka Berpikir

Pojok baca merupakan sebuah pojokan di kelas yang

dilengkapi dengan koleksi buku yang ditata secara menarik untuk

menumbuhkan minat baca peserta didik. Pojok baca juga merupakan

salah satu ruang lingkup dari program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

yang dikembangkan Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.

Tujuannya untuk menumbuhkan budaya literasi dalam diri peserta

didik, yang salah satunya adalah menumbuhkan minat baca.

Pojok baca dalam penerapannya terdapat hal-hal yang harus

diperhatikan antara lain seperti tampilan fisik, koleksi buku, dan

aktivitas pemanfaatan pojok baca. Tampilan fisik mencakup penataan

koleksi buku, pencahayaan, sirkulasi udara dan perabot tambahan.


46

Koleksi buku mencakup relevansi dengan kebutuhan siswa, jumlah

buku bacaan, variasi jenis buku bacaan dan penggantian koleksi

buku. Aktivitas pemanfaatan pojok baca mencakup pemanfaatan

dalam kegiatan belajar mengajar dan pemanfaatan di luar kegiatan

belajar mengajar, khususnya dalam minat baca.

Minat baca juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain pertama

faktor internal yang mencakup kondisi fisik, kondisi mental, emosi,

usia, jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan

kebutuhan psikologis. Kedua, faktor eksternal seperti status ekonomi

dan sosial, lingkungan keluarga dan pengaruh teman sebaya.

Berdasarkan beberapa hal yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat

disimpulkan bahwa penerapan pojok baca di sekolah dapat

meningkatkan minat baca siswa. Secara garis besar paparan

sebelumnya tergambar secara diagram hubungan kerangka berpikiir

seperti yang terlihat pada gambar 2.1.

Faktor
Internal
Tampilan
Fisik

Pojok Baca Koleksi Buku

Aktivitas
Pemanfataan Minat Baca

Faktor
Eksternal
47

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah

dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (sugiyono, 2015:96).

Dikatakan sementara dikarenakan jawaban yang diberikan

berdasarkan teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta

empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

Ha: Terdapat pengaruh penerapan pojok baca di sekolah dasar

terhadap minat baca siswa.

H0: Tidak terdapat pengaruh penerapan pojok baca di sekolah dasar

terhadap minat baca siswa.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Al Barkah

yang beralamat di Jl. Karang Tengah Raya No.10, RT.5 RW.4,

Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017

sampai Mei 2018. Untuk lebih jelasnya, waktu penelitian dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
2017 2018
No. Kegiatan
11 12 1 2 3 4 5

1. Konsultasi BAB I

2. Konsultasi BAB II

3. Konsultasi BAB III

4. Penyusunan
Instrumen

5. Uji coba instrument

2
6. Pengumpulan data

7. Analisa data

8. Penyusunan laporan

3
B. Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

(Sugiyono, 2015: 3). Lebih lanjut, metode penelitian merupakan

rencana pemecahan bagi persoalan yang sedang diselidiki. Menurut

Iskandar (2013: 17) penelitian ilmu sosial dan pendidikan dapat

dilakukan dengan menggunakan dua model paradigma penelitian

yaitu, pendekatan kuantitatif (positisvistik) dengan pola fikir deduktif

dan pendekatan kualitatif (naturalistik) dengan pola fikir induktif.

Pendekatan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif

yaitu penelitian yang lebih menekankan pada pengumpulan data,

analisis data, dan pengujian hipotesis serta pengambilan kesimpulan.

Menurut Iskandar (2013: 19) pendekatan kuantitatif berorientasi pada

pengukuran variabel-variabel yang dilingkari oleh teori atau satu set

teori yang disebut juga kerangka konseptual penelitian. Secara lebih

spesifik, metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian dengan

tidak melakukan perubahan (tidak ada perlakuan khusus) terhadap

variabel-variabel yang diteliti (Siregar, 2015: 4). Menurut Iskandar

(2013: 67) penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan melalui

pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan

informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari

adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut.

2
C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitan adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 60). Penelitian ini meneliti satu

variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau variabel

independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Lebih

lanjut variabel terikat atau variabel dependen merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2015: 61). Variabel bebas (X) pada penelitian ini

adalah pojok baca dan variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah

minat baca.

2. Definisi Konseptual Variabel

Definisi konseptual variabel menurut Iskandar (2013: 79)

adalah definisi yang diberi oleh para pakar-pakar yang

berhubungan dengan variabel-variabel penelitian.

a. Definisi Konseptual Variable X (Pojok Baca)

Menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

(2016a: 11) menyatakan sudut baca kelas adalah suatu sudut

atau tempat lain yang berada di dalam kelas yang digunakan

untuk menata buku atau sumber belajar lainnya dalam rangka

3
meningkatkan minat baca dan belajar peserta didik melalui

kegiatan membaca yang menyenangkan. Pengertian lain

menyatakan pojok baca merupakan sudut atau pojokan di dalam

kelas, untuk mendekatkan siswa dengan buku bacaan dan untuk

menaruh koleksi buku, karya peserta didik dan sumber belajar

lainnya yang ditata dengan menarik serta nyaman sehingga,

dapat meningkatkan minat baca dan belajar siswa. Agar pojok

baca dapat menigkatkan minat baca siswa maka, terdapat

ketentun-ketentuan yang harus diperhatikan. Ketentuan-

ketentuan tersebut antara lain: tampilan fisik pojok baca, koleksi

buku, serta aktivitas dalam memanfaatkan pojok baca.

b. Definisi Konseptual Variabel Y (Minat Baca)

Minat baca adalah suatu sikap positif berupa kemauan

dari diri sendiri yang disertai rasa senang dalam kegiatan

membaca yang memberikan nilai dan manfaat bagi dirinya.

Seseorang yang memiliki minat akan memiliki unsur-unsur,

antara lain:

1) Kognisi, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

kognisi merupakan kegiatan atau proses memperoleh

pengetahuan. Dalam pengertian selanjutnya kognisi juga

dapat dikatakan sebagai hasil pemerolehan pengetahuan.

Seseorang yang yang minat pada suatu objek tertentu pasti

4
memiliki kognisi yang diperoleh dari proses kognisi berupa

partisipasi dan pengalaman.

2) Emosi (perasaan), seseorang yang berminat pada suatu

objek tertentu, pasti memiliki emosi atau perasaan tersendiri

terhadap objek yang dituju. Perasaan yang dimiliki biasanya

berupa perasaan senang. Timbulnya emosi tersebut

merupakan hasil dari proses kognisi (mengenal).

3) Perhatian, seseorang yang berminat akan disertai dengan

perhatian atau ketertarikan yang lebih pada objek yang

dituju.

4) Konasi (kehendak), seseorang yang berminat pada objek

tertentu akan diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat

untuk melakukan suatu objek yang diminati.

5) Kebiasaan, seseorang yang senang atau berminat pada

objek tertentupasti akan sering mengulang kegiatan yang

diminati sehingga menjadi suatu kebiasaan.

3. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variable menurut Iskandar (2013: 79)

adalah definisi yang hendak diteliti oleh peneliti, definisi ini diukur

mengikuti perspektif peneliti.

a. Definisi Operasional Variabel X (Pojok Baca)

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan tampilan fisik

adalah penempatan koleksi-koleksi buku yang menarik, aman,

5
kuat serta mudah dijangkau. Pencahayaan yang cukup untuk

membaca dan adanya sirkulasi udara. Kemudian, koleksi buku di

pojok baca harus memiliki jumlah buku yang cukup. Isi buku

seperti konten bacaan dan bahasanya harus sesuai dengan

umur siswa. Keanekaragaman genre buku juga menjadi daya

tarik agar siswa minat membaca. Koleksi buku bacaan juga

harus diganti secara berkala agar selalu ada buku baru untuk

dibaca. Selain untuk memperbarui buku bacaan, pergantian buku

juga dapat dilakukan untuk menyesuaikan materi atau tema

pembelajaran yang akan dipelajari siswa.

Terakhir aktivitas pemanfaatan pojok baca, selain adanya

tampilan fisik yang bagus, serta koleksi buku yang

beranekaragam. Pojok baca juga harus ada aktivitas yang rutin

dilakukan untuk menimbulkan minat baca siswa, baik didalam

kegiatan belajar mengajar, ataupun di luar kegiatan belajar.

b. Definisi Operasional Variabel Y (Minat Baca)

Aspek dari kognisi yaitu kesadaran akan manfaat

membaca dan kebutuhan terhadap bacaan. Bebeda dengan

aspek sebelumnya, aspek dari emosi adalah rasa senang

terhadap kegiatan membaca dan rasa senang terhadap bacaan

atau buku. Kemudian pada perhatian memiliki aspek ketertarikan

terhadap bacaan. Konasi (kehendak) memiliki aspek tindakan

untuk mencari bacaan dan adanya tindak lanjut dari apa yang

6
telah dibaca. Terakhir pada kebiasaan memiliki aspek frekuensi

membaca, jumlah buku yang pernah dibaca serta keinginan

untuk selalu membaca.

Pada penelitian ini yang dimaksud dengan kognisi

(mengenal) adalah siswa telah mengenal atau menyadari

pentingnya membaca. Kemudian karena penelitian ini untuk

mengetahui pengaruh pojok baca maka siswa juga harus

mengenal pojok baca. Kemudian, timbul emosi berupa rasa

senang dan ketertarikan pada kegiatan membaca dan pada buku

bacaan. Setelah timbulnya emosi, maka munculah kehendak

berupa kegiatan membaca yang dilakukan berulang-ulang

(frekuensi) dan keinginan untuk selalu mencari bahan bacaan.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan

benda-benda alam yang lain (Sugiyono, 2015: 117). Bungin dalam

Siregar (2015: 30) menyatakan bahwa populasi penelitian merupakan

keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa,

sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi

7
sumber data penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi populasi

yaitu, siswa kelas IV dan siswa kelas V SDI Al Barkah yang masing-

masing berjumlah 22 dan 26 siswa, sehingga jumlah populasi

seluruhnya adalah 48 siswa.

Menurut Sugiyono (2015:118) sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada populasi maka, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu. Pada penelitian ini, peneliti mengambil seluruh

populasi sebagai sampel dengan teknik sampel jenuh untuk diteliti.

E. Kisi-kisi dan Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka

dari itu harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

biasanya disebut instrumen penelitian (Sugiyono, 2015: 148). Siregar

(2015:46) menyatakan instrumen penelitian adalah suatu alat yang

dapat digunakan untuk memperoleh, mengolah dan

menginterpertasikan informasi yang diperoleh dari para responden

yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.

Adapun instrumen pengumpulan data yang peneliti gunakan

adalah kuesioner (angket). Skala pengukuran ini menggunakan skala

Likert yang dimodifikasi. Skala Likert adalah skala yang dapat

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

8
tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert memiliki dua

bentuk pernyataan yaitu pernyataan positif dan pernyataan negatif.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan empat pilihan jawaban

yaitu sangat setuju , setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

Peneliti membuat butir-butir pernyataan setelah kisi-kisi

kuesioner terbentuk. Langkah selanjutnya, peneliti melakukan

konsultasi butir-butir pernyataan dengan ahli atau pakar (Expert

Judgement). Pada proses ini peneliti berkonsultasi dengan Ibu Winda

Astiarini, M.Pd. sebagai Dosen Pengembangan Minat Baca dan Tulis

Anak SD. Setelah berkonsultasi dengan ahli, peneliti melakukan uji

coba angket. Uji coba angket diberikan kepada 36 siswa kelas IV dan

V SD Lab School FIP UMJ. Kisi-kisi kuesioner pojok baca dan kisi-kisi

kuesioner minat baca yang telah melalui tahap konsutasi ahli dan uji

coba kuesioner dapat dilihat pada lampiran 9 dan lampiran 10.

F. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mendapatkan data yang valid.

Validitas atau kesahihan menunjukan sejauh mana suatu alat ukur

mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2015:46). Uji

validitas dilakukan dengan melakukan uji coba angket terlebih

dahulu sebelum disebarkan kepada responden. Uji coba angket

diberikan kepada 36 siswa kelas IV dan V SD Lab School FIP UMJ

9
yang terletak di Jl. KH. Ahmad Dahlan, Cireunde, Ciputat

Tangerang Selatan. Uji validitas butir angket minat baca

menggunakan teknik person product moment dengan rumus:

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi

n = jumlah sampel

∑x = jumlah skor variabel (jawaban responden)

∑y = jumlah skor total dari variabel (jawaban responden)

Berdasarkan hasil uji validitas dari perhitunggan SPSS versi

16.0 diketahui, dari 37 pernyataan instrumen variabel X (pojok

baca) terdapat 15 pernyataan yang tidak valid. Hal tersebut

diketahui dengan membandingkan hasil r hitung dengan r tabel. Jika

rhitung> r tabel maka pernyataan dikatakan valid. Sedangkan jika

rhitung< r tabel maka pernyataan dikatakan tidak valid (Priyatno, 2016:

150). Hasil dari pengujian validitas instrumen variabel pojok baca

dapat dilihat pada Tabel 3.2.

10
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel X (Pojok Baca)
Indikator Valid Tidak Valid

Penataan koleksi buku - 1, 2, 3, 4, 5, 6

Pencahayaan 7 -

Sirkulasi udara 8 -

Perabot tambahan 9, 10 -

Relevansi dengan kebutuhan


13 11, 12
siswa

Jumlah buku bacaan 16 14, 15, 17

Variasi jenis buku bacaan 18, 20, 21 19

Penggantian koleksi buku


22, 23 24, 25
bacaan

Pemanfaatan dalam kegiatan 26, 27, 28,


-
belajar mengajar 29, 30

Pemanfaatan diluar kegiatan 32, 33, 34,


31
belajar mengajar 35, 36, 37

Jumlah 22 15

Banyak soal pernyataan yang tidak valid pada beberapa

indikator, maka peneliti memperbaiki soal-soal yang tidak valid

tersebut dan melakukan uji coba ulang. Berdasarkan 20 soal

pernyataan baru yang diuji coba, terdapat 2 soal yang tidak valid,

kemudian dua soal yang tidak valid tersebut dikeluarkan. Hasil uji

validitas soal perbaikan dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Soal Perbaikan Variabel X(Pojok Baca)
11
Indikator Valid Tidak Valid

1, 2, 3, 4, 5, 6,
Penataan koleksi buku -
7, 8

Relevansi dengan kebutuhan


9, 10, 11, 12 -
siswa

Jumlah buku bacaan 13, 14, 16 15

Penggantian koleksi buku bacaan 18, 19 17

Variasi jenis buku bacaan 20 -

Jumlah 18 2

Pada uji validitas instrumen variabel Y (minat baca) dengan

menggunakan SPSS versi 16.0. diketahui, dari 42 terdapat 4

pernyataan yang tidak valid. Berikut pada Tabel 3.4 merupakan

hasil dari pengujian validitas instrumen variabel minat baca:

Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Y (Minat Baca)
Indikator Valid Tidak Valid

Kesadaran manfaat membaca 1 2

Kebutuhan terhadap bacaan 3, 4, 5 6

Kesenangan terhadap kegiatan


7, 9, 10, 11 8
membaca

Rasa senang terhadap bacaan 12, 13, 14, 16 15

Ketertarikan terhadap bacaan 17, 18, 19, 20 -

Tindakan untuk mencari bacaan 21, 22, 23,


-
24, 25

Tindak lanjut dari apa yang telah 26, 27, 28, -

12
dibaca 29, 30

Frekuensi membaca 31, 32, 33 -

Jumlah buku yang pernah dibaca 34, 35, 36,


-
37, 38

Keinginan selalu untuk membaca 39, 40, 41, 42 -

Jumlah 38 4

Berdasarkan tabel di atas terdapat beberapa soal

pernyataan yang tidak valid. Pernyataan-pernyataan yang tidak

valid tersebut peneliti melakukan beberapa penambahan dan

perbaikan, yang kemudian di uji cobakan kembali bersama

instrumen pojok baca yang telah diperbaiki. Uji coba soal perbaikan

tetap dilakukan di SD Lab School FIP UMJ. Setelah dilakukan uji

validitas, dari 5 soal perbaikan yang dibuat seluruhnya dinyatakan

valid. Hasil uji validitas soal perbaikan variabel Y (minat baca)

dapat dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Soal Perbaikan Variabel Y(Minat Baca)
Indikator Valid Tidak Valid

Kesadaran manfaat
1, 2, 3 -
membaca

Kebutuhan terhadap
4 -
bacaan

Rasa senang terhadap


5 -
bacaan

Jumlah 5 -

13
2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata reliability yang berarti sejauh

mana hasil suatu pengukuran memiliki kepercayaan, keterandalan,

konsistensi, kestabilan yang dapat dipercaya. Hasil ukur dapat

dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap

kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama

(Azwar dalam Priyatno, 2016:154). Dalam menguji relibilitas angket

yaitu menggunakan teknik Alpha Cronboach dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

r = koefisien realibilitas instrument (cronboach alpha)

k = banyaknya butir pertanyaan

∑ σi2 = total varian butir

σt 2 = total varian

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 16.0.

untuk melakukan uji reliabilitas. Soal-soal yang diuji reliabilitasnya

adalah soal-soal yang telah dinyatakan valid. Menurut Sekaran

dalam Priyatno (2016: 158), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah

kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah

baik. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas variabel X (pojok baca)

dan variabel Y (minat baca):

Tabel 3.6
14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (pojok baca)

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen variabel X,

diketahui bahwa pada nilai Cronbach‟s Alpha instrumen variabel X

sebesar 0,849. Hal tersebut


Reliability Statistics
menunjukan bahwa reliabilitas
Cronbach's
Alpha N of Items
pada angket penelitian ini adalah
.849 40

baik dan dapat disimpulkan bahwa instrumen pada variabel X

(pojok baca) adalah reliabel.

Tabel 3.7
Hasil Uji Realiabilitas Variabel Y (Minat Baca)

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.957 43

Berdasarkan hasil uji reliabilitas instrumen variabel Y,

diketahui bahwa pada nilai Cronbach‟s Alpha instrumen variabel Y

sebesar 0,957. Hal tersebut menunjukan bahwa reliabilitas pada

angket penelitian ini adalah baik dan dapat disimpulkan bahwa

instrumen pada variabel Y (minat baca) adalah reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

15
Teknik pengumpulan data sangat erat hubungannya dengan

pendekatan apa yang digunakan oleh peneliti terhadap masalah yang

ingin dikaji. Penelitian kuantitatif lebih cenderung menggunakan teknik

pengumpulan data menggunakan kuesioner atau angket (Iskandar,

2013: 77). Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan

menggunakan kuesioner dan dokumentasi.

1. Kuesioner

Menurut Iskandar (2013: 78) kuesioner adalah seperangkat

pertanyaan yang disusun secara logis, sistematis tentang konsep

yang menerangkan variabel-variabel yang diteliti. Teknik

pengumpulan data berupa kuesioner ditujukan kepada siswa kelas

IV dan V untuk mengukur variabel pojok baca dan minat baca

siswa.

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2015: 329). Teknik

dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan dokumen-

dokumen tentang gambaran pojok baca di kelas IV dan V SDI Al

Barkah.

H. Teknik Analisa Data

16
Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul (Sugiyono, 2015: 207).

Kegiatan dalam analisis data pada penelitian ini antara lain:

1. Statistik Deskriptif

Salah satu analisis data yang dilakukan dalam penelitian

kuantitatif adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2015: 207).

Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian

data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram,

perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral),

perhitungan desil, presentil, perhitungan penyebaran data melalui

perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan persentase

(Sugiyono, 2015: 208).

Ferdinand (2014: 229) dalam bukunya menjelaskan jenis-

jenis statistik deskriptif yang dapat disajikan dalam laporan

penelitian antara lain distribusi frekuensi, statistik rata-rata dan

angka indeks. Angka indeks dapat digunakan untuk

menggambarkan derajat persepsi responden atas variabel yang

diteliti (Ferdinand, 2014:231). Langkah pertama dalam melakukan

analisis indeks yaitu menghitung distribusi frekuensi skor pilihan

17
jawaban pada tiap nomor soal. Data distribusi skor pilihan jawaban

kemudian dimasukkan ke dalam rumus nilai indeks indikator. Hasil

nilai indeks indikator selanjutnya dihitung rata-rata, sehingga akan

menghasilkan nilai indeks variabel. Ferdinand (2014: 231)

menjelaskan, rumus persamaan nilai indeks indikator adalah

sebagai berikut:

Dimana:

F1 adalah frekuensi responden yang memilih skor 1

F2 adalah frekuensi responden yang memilih skor 2

F3 adalah frekuensi responden yang memilih skor 3

Fn adalah frekuensi responden yang memilih skor n

n adalah jumlah skor pilihan jawaban yang tersedia

Hasil penghitungan nilai indeks variabel selanjutnya

dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Penentuan kategori

menggunakan cara Three Box Method, sehingga menghasilkan

rentang sebesar 30 tanpa angka 0. Kriteria nilai indeks variabel

menurut Ferdinand (2014: 232) adalah sebagai berikut:

10,00 – 40= rendah

40,01 – 70 = sedang

70,01 – 100 = tinggi

2. Uji Prasyarat Analisis Data

18
Uji prasyarat analisis disebut juga sebagai uji asumsi dasar.

Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui apakah analisis

yang digunakan sudah memenuhi prasyarat atau asumsi yang

berlaku atau tidak (Priyatno, 2016: 97).

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk megetahui apakah data

terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang banyak

digunakan yaitu dengan metode Uji Liliefors dengan

Kolmogorov-Smirnov (Priyatno, 2016: 97). Pada penelitian ini,

peneliti menggunakan SPSS versi 16.0 untuk uji normalitas.

Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika

nilai signifikansi> 0,05, maka data berdistribusi normal dan jika

signifikansi< 0,05, maka data tidak berdistribusi normal (Priyatno,

2016: 103).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua

variabel yang akan dikenai prosedur analisis statistik korelasional

menunjukan hubungan yang linier atau tidak (Priyatno, 2016:

106). Pada penelitian ini uji linearitas dilakukan menggunakan

program SPSS versi 16.0. Metode pengambilan keputusan untuk

uji linearitas yaitu jika signifikansi pada Deviation from Linearity <

0,05 maka hubungan antara dua variabel tidak linier dan jika

19
signifikansi pada Deviation from Linearity > 0,05 maka hubungan

antara dua variabel dinyatakan linier (Priyatno, 2016: 109).

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah rata-

rata antara tiga atau lebih kelompok data yang independen

memiliki varian yang sama atau tidak (Priyatno, 2016: 109).

Teknik pengambilan keputusan jika signifikansi > 0,05 maka H 0

diterima (varian sama) dan jika signifikansi < 0,05 maka H 0

ditolak (varian berbeda) (Priyatno, 2016: 115).

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan

dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak

rancangan hipotesis. Uji hipotesis dilakukan setelah semua uji

prasyarat terpenuhi. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji

hipotesis adalah teknik analisis regresi sederhana. Pada hasil

penghitungan analisis regresi, penulis juga dapat mengetahui hasil

nilai korelasi, koefisien determinasi. Penjelasan masing-masing

pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier adalah analisis untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen dengan menggunakan persamaan linier (Priyatno,

2016: 47). Menurut Siregar (2015: 284) tujuan penerapan

20
regresi linier sederhana adalah untuk meramalkan atau

memprediksi besaran nilai variabel dependen yang dipengaruhi

oleh variabel independen. Rumus regresi linier sederhana yaitu:

Keterangan:

Ŷ = nilai dalam variabel dependen yang diprediksi (minat baca

siswa)

= konstanta

b = koefisien regresi

X = nilai dalam variabel independen yang diprediksi

(penerapan pojok baca)

b. Uji Koefisen Determinasi (R2)

Analisis R2 (R Square) atau koefisen determinasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase

sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama-

sama terhadap variabel dependen (Priyatno, 2016: 53).

Pedoman yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa

besar hubungan antara penerapan pojok baca dan minat baca

berpengaruh kuat atau lemah, maka dapat berpedoman pada

tabel berikut ini (Sugiyono, 2015: 257).

21
Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpertasi Koefisien Korelasi
Nilai Interpertasi

0,00-0,199 Sangat Lemah

0,20-0,399 Lemah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

22
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Islam Al Barkah

yang beralamat di Jl. Karang Tengah Raya No.10, RT.5 RW.4, Lebak

Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Waktu pengambilan data

dilaksanakan pada tanggal 9 sampai 11 April 2018. Subjek dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV dan V SDI Al Barkah tahun

ajaran 2017/2018 yang berjumlah 48 siswa. Berikut merupakan

penjabaran data subjek penelitian.

Tabel 4.1
Data Jumlah Siswa Kelas IV Dan V
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

IV 14 8 22

V 12 14 26

Jumlah 26 22 48

1. Deskripsi Data Pojok Baca

Pada variabel pojok baca, peneliti memperoleh data melalui

kuesioner yang diberikan kepada 48 siswa kelas IV dan V.

Kuesioner ini terdiri dari 40 pernyataan yang valid yang merupakan

penjabaran dari 10 indikator variabel. Berdasarkan

23
perhitungan deskriptif statistik oleh SPSS 16.0. diperoleh data

seperti berikut:

Tabel 4.2
Tabel Distribusi Variabel Pojok Baca

Statistics
Pojok Baca
N Valid 48
Missing 15
Mean 126.21
Median 126.50
a
Mode 117
Std. Deviation 9.467
Variance 89.615
Skewness -.275
Std. Error of Skewness .343
Kurtosis -.070
Std. Error of Kurtosis .674
Range 44
Minimum 101
Maximum 145
Sum 6058

Data skor angket pojok baca selanjutnya dianalisis

menggunakan teknik analisis indeks. Angka indeks digunakan

untuk menggambarkan derajat persepsi responden atas variabel

yang diteliti (Ferdinand, 2014:231). Hasil analisis indeks tersebut

dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Hal ini dilakukan untuk

mengetahui pendapat umum responden mengenai variabel pojok

baca. Nilai indeks variabel diperoleh dari penghitungan nilai indeks

tiap indikator berdasarkan distribusi frekuensi skor jawaban

responden pada tiap indikator. Skor jawaban yang diberikan yaitu

2
skor 1 sampai 4. Langkah selanjutnya yaitu menghitung nilai indeks

variabel dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai indeks indikator = [(% F1 x 1) +(% F2 x 2) +(% F3 x 3) +

(% F4 x 4)] : 4

Hasil penghitungan nilai indeks masing-masing indikator

pada variabel pojok baca dapat dibaca pada Tabel 4.3.

Berdasarkan data pada Tabel 4.3 dapat diketahui nilai indeks

variabel pojok baca sebesar 79,65. Nilai kriteria indeks dimulai dari

angka 10 hingga 100. Penentuan kriteria menggunakan cara Three

Box Method, sehingga menghasilkan rentang sebesar 30. Kriteria

nilai indeks variabel menurut Ferdinand (2014: 232) terdiri dari tiga

kategori. Kategori-kategori tersebut yaitu: (1) nilai kriteria 10,00 –

40 termasuk kategori rendah; (2) nilai kriteria 40,01 – 70 termasuk

kategori sedang; dan (3) 70,01 – 100 termasuk kategori tinggi.

Nilai indeks pojok baca berdasarkan kriteria Three Box

Method termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penghitungan

termasuk dalam rentang 70,01-100. Hasil tersebut menunjukkan

nilai indeks indikator yang paling dominan terletak pada indikator

“Variasi jenis buku bacaan”. Nilai indeks yang diperoleh sebesar

91,54. Nilai indeks indikator yang paling rendah terletak pada

indikator “Penggantian koleksi buku”. Nilai indeks indikator tersebut

sebesar 62,5.

3
Tabel 4.3
Nilai Indeks Variabel Pojok Baca
No Indikator No. Item Frekuensi Jawaban Indeks No. Indeks
Item Indikator
4 3 2 1

1. Penataan 1 36 11 1 0 93,23
koleksi buku
2 19 27 2 0 83,85

3 20 26 2 0 84,38

4 24 20 4 0 85,42
87,04
5 22 18 8 0 82,29

6 30 18 0 0 90,63

7 31 15 1 1 89,58

8 25 21 2 0 86,98

2. Pencahayaan 9 24 23 1 0 86,98 86,98

3. Sirkulasi udara 10 21 25 2 0 84,9 84,90

4. Perabot 11 32 14 1 1 90,1
Tambahan 86,72
12 23 19 5 1 83,33

5. Relevansi 13 18 25 5 0 81,77
dengan
kebutuhan 14 18 20 10 0 79,17
siswa 15 24 18 5 1 83,85 85,00

16 29 18 1 0 89,58

17 30 18 0 0 90,63

6. Jumlah buku 18 3 22 23 0 64,58


bacaan
19 7 16 24 1 65,1
73,05
20 13 25 10 0 76,56

21 24 21 3 0 85,94

4
7. Variasi jenis 22 31 15 2 0 90,1
buku bacaan
23 10 29 9 0 75,52
91,54
24 23 42 3 0 116,67

25 18 29 1 0 83,85

8. Penggantian 26 3 22 17 6 61,46
koleksi buku
27 6 14 27 1 63,02
62,5
28 6 14 28 0 63,54

29 3 18 26 1 61,98

9. Pemanfaatan 30 20 21 7 0 81,77
dalam
kegiatan 31 20 24 4 0 83,33
belajar 32 15 19 14 0 75,52 74,17
mengajar
33 4 22 20 2 64,58

34 8 16 22 2 65,63

10. Pemanfaatan 35 5 22 21 0 66,67


di luar
kegiatan 36 8 19 21 0 68,23
belajar 37 19 25 4 0 82,81
mengajar 73,35
38 12 24 12 0 75

39 27 13 8 0 84,90

40 3 18 27 0 62,5

Rata-rata Indeks Variabel 79,65

2. Deskripsi Data Minat Baca

Pada variabel minat baca, peneliti memperoleh data melalui

kuesioner yang diberikan kepada 48 siswa kelas IV dan V.

Kuesioner minat baca ini terdiri dari 43 pernyataan yang valid.

5
Berdasarkan perhitungan deskriptif statistik oleh SPSS 16.0,

diperoleh hasil distribusi variabel minat baca seperti berikut:

Tabel 4.4
Tabel Distribusi Variabel Minat Baca
Statistics

Y
N Valid 48

Missing 0
Mean 135.60
Median 136.00
Mode 146
Std. Deviation 15.711
Variance 246.840
Range 63
Minimum 107
Maximum 170
Sum 6509

Data skor angket pojok baca selanjutnya dianalisis

menggunakan teknik analisis indeks. Angka indeks digunakan

untuk menggambarkan derajad persepsi responden atas variabel

yang diteliti (Ferdinand, 2014:231). Hasil analisis indeks tersebut

dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Nilai indeks variabel

diperoleh dari penghitungan nilai indeks tiap indikator berdasarkan

distribusi frekuensi skor jawaban responden pada tiap indikator.

Skor jawaban yang diberikan yaitu skor 1 sampai 4. Langkah

6
selanjutnya yaitu menghitung nilai indeksvariabel dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Nilai indeks indikator = [(% F1 x 1) +(% F2 x 2) +(% F3 x3) +(% F4

x 4)] : 4

Hasil penghitungan nilai indeks masing-masing indikator

pada variabel pojok baca dapat dibaca pada Tabel 4.5.

Berdasarkan data pada Tabel 4.5, dapat diketahui nilai indeks

variabel minat baca sebesar 78,8. Nilai kriteria indeks dimulai dari

angka 10 hingga 100. Penentuan kriteria menggunakan cara Three

Box Method, sehingga menghasilkan rentang sebesar 30. Nilai

indeks minat baca berdasarkan kriteria Three Box Method termasuk

dalam kategori tinggi. Hasil penghitungan termasuk dalam rentang

70,01-100. Hasil tersebut menunjukkan nilai indeks indikator yang

paling dominan terletak pada indikator “Kesadaran manfaat

membaca”. Nilai indeks yang diperoleh sebesar 94,01. Nilai indeks

indikator yang paling rendah terletak pada indikator “Tindak lanjut

dari apa yang telah dibaca”. Nilai indeks indikator tersebut sebesar

71,46.

7
Tabel 4.5
Nilai Indeks Variabel Minat Baca

No Indikator No. Frekuensi Jawaban Indeks Indeks


No.Item Indikator
Item 4 3 2 1

1. Kesadaran 1 37 11 0 0 94,27
manfaat membaca 94,01
2 36 12 0 0 93,75

2. Kebutuhan 3 27 16 5 0 86,46
terhadap bacaan
4 34 14 0 0 92,71
89,45
5 29 18 1 0 89,58

6 28 19 1 0 89,06

3. Kesenangan 7 21 18 9 0 81,25
terhadap kegiatan
membaca 8 19 27 2 0 83,85

9 19 22 7 0 81,25 80,31

10 8 28 12 0 72,92

11 19 24 5 0 82,29

4. Rasa senang 12 21 22 5 0 83,34


terhadap bacaan
13 27 18 3 0 87,5

14 26 16 6 0 85,42 83,65

15 19 23 6 0 81,77

16 12 34 2 0 80,21

5. Ketertarikan 17 21 23 3 1 83,33
terhadap bacaan
18 16 16 15 1 74,48
81,51
19 12 34 2 0 80,21

20 29 15 4 0 88,02

8
6. Tindakan untuk 21 18 25 5 0 81,77
mencari bacaan
22 16 25 7 0 79,69

23 23 14 11 0 81,25 74,27

24 7 18 23 0 66,67

25 7 10 30 1 61,98

7. Tindak lanjut dari 26 8 19 21 0 68,23


apa yang telah
dibaca 27 6 20 22 0 66,67

28 12 25 10 1 75 71,46

29 10 27 9 2 73,44

30 10 27 10 1 73,96

8. Frekuensi 31 24 18 6 0 84,38
membaca
32 7 19 21 1 66,67 75,52

33 11 27 10 0 75,52

9. Jumlah buku yang 34 8 31 8 1 73,96


pernah dibaca
35 17 22 9 0 79,17

36 13 26 9 0 77,08 71,88

37 8 17 22 1 66,67

38 5 15 27 1 62,5

10. Keinginan selalu 39 4 15 26 3 60,42


untuk membaca
40 22 22 4 0 84,38

41 14 28 6 0 79,17 76,46

42 11 19 18 0 71,35

43 26 20 1 1 86,98

Rata-rata Indeks Variabel 78,8

9
B. Hasil Analisa Data

Hasil analisis data terdiri dari uji prasyarat statistik dan

pengujian hipotesis. Uji prasyarat yang digunakan pada penelitian ini

terdiri dari uji normalitas, uji linearitas dan uji homogenitas. Data yang

telah memenuhi syarat selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk

membuktikan hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian

ini yaitu analisis regresi linear sederhana dan koefisien determinasi.

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi dengan normal atau tidak. Residual berdistribusi

normal jika nilai signifikansi lebih dari 0,05. Setelah data diolah

dengan menggunakan SPSS 16.0 diperoleh hasil uji normalitas

data yang disajikan pada Tabel 4.6 sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Data

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pojok baca *
.074 48 .200 .987 48 .868
*
minat baca .076 48 .200 .971 48 .269

erdasarkan hasil penghitungan uji normalitas, dapat diketahui

nilai signifikansi data pojok baca sebesar 0,200 dan nilai

10
signifikansi data minat baca sebesar 0,200. Karena nilai

signifikansi lebih dari 0,05 maka, data pojok baca dan minat baca

berdistribusi normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua

variabel yang akan dikenai prosedur analisis statistik korelasional

menunjukan hubungan yang linier atau tidak. Metode

pengambilan keputusan untuk uji linearitas yaitu jika signifikansi

pada Deviation from Linearity < 0,05 maka hubungan antara dua

variabel tidak linier dan jika signifikansi pada Deviation from

Linearity > 0,05 maka hubungan antara dua variabel dinyatakan

linier (Priyatno, 2016: 109). Hasil analisis uji linearitasdapat

dibaca pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7
Hasil Uji Linearitas Data

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares Df Square F Sig.
Minat Baca * Between Groups (Combined) 8221.579 26 316.215 1.965 .059
Pojok Baca
Linearity 3338.667 1 3338.667 20.744 .000
Deviation
4882.912 25 195.316 1.214 .329
from Linearity
Within Groups 3379.900 21 160.948
Total 11601.479 47

Berdasarkan hasil uji linearitas dengan SPSS 16.0. di atas

diketahui, nilai signifikansi Deviation from Linearity sebesar

0,329. Karena nilai signifikansi Deviation from Linearity lebih dari


11
0,05 jadi hubungan antara pojok baca dengan minat baca

dinyatakan linear.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah rata-

rata antara tiga atau lebih kelompok data yang independen

memiliki varian yang sama atau tidak (Priyatno, 2016: 109).

Teknik pengambilan keputusan jika signifikansi > 0,05 maka H 0

diterima (varian sama) dan jika signifikansi < 0,05 maka H 0

ditolak (varian berbeda) (Priyatno, 2016: 115). Berdasarkan

Tabel 4.8 diketahui nilai signifikansi sebesar 0,110 karena nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima. Dapat

disimpulkan bahwa kelompok data memiliki varian yang sama

dan asumsi homogenitas terpenuhi.

Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas
Minat Baca

Levene Statistic df1 df2 Sig.

a
1.892 9 21 .110

2. Pengujian Hipotesis

12
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan

dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak

rancangan hipotesis. Berdasarkan hasil uji prasyarat,dapat

diketahui bahwa data penelitian ini berdistribusi normal dan

memilikihubungan yang linier.

a. Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier adalah analisis untuk mengetahui

hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen dengan menggunakan persamaan linier (Priyatno,

2016: 47). Penghitungan regresi linier menggunakan data skor

kuesioner pojok baca dan minat baca. Penghitungan dilakukan

dengan bantuan program SPSS 16.0. Berikut ini adalah hasil

persamaan regresi linier sederhana:

Tabel 4.9
Koefisien Regresi Sederhana
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 23.238 26.135 .889 .000
Pojok Baca .890 .207 .536 4.311 .000

Berdasarkan hasil Coefficients kolom Unstandardized

Coefficients B padaTabel 4.8, konstanta bernilai 23,238 dan

koefisien regresi bernilai 0,890. Persamaan regresi linier

sederhana yang terbentuk sebagai berikut:


13
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Nilai konstanta sebesar 23,238. Hal tersebut dapat diartikan

jika pojok baca tetap (X=0), maka minat baca siswa bernilai

23,238.

2) Nilai koefisien regresi variabel minat baca sebesar 0,890. Hal

tersebut dapat diartikan jika pojok baca ditingkatkan sebesar

1 satuan, maka minat baca akan meningkat sebesar 0,890

satuan. Koefisien tersebut bernilai positif yang berarti

terdapat hubungan yang positif antara pojok baca dan minat

baca. Artinya, jika pojok baca semakin meningkat maka

minat baca siswa juga meningkat.

Berdasarkan tabel Coefficients di atas, diketahui nilai t

hitung sebesar 4,311. Nilai t tabel pada tabel statistik dengan

signifikansi 0,05 dengan df = n-2 atau 48-2 = 46 adalah sebesar

2,013. Karena t hitung (4,311) > t tabel (2,013) maka, H0 ditolak.

Kesimpulannya pojok baca berpengaruh terhadap minat baca.

b. Uji Koefisien Determinasi

Koefisen determinasi digunakan untuk mengetahui

seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel pojok

baca secara bersama-sama terhadap variabel minat baca

(Priyatno, 2016: 53). Berdasarkan perhitungan regresi linier


14
sederhana dengan SPSS 16.0, pada Tabel 4.10 output tabel Model

Summary menunjukan nilai R2 (R Square) adalah 0,288. Maka,

sumbangan pengaruh dari variabel pojok baca yaitu sebesar 28,8%

sedangkan sisanya sebesar 71,2% dipengaruhi oleh faktor lain

yang tidak diteliti. Kemudian berdasarkan Tabel 4.10, nilai R

(koefisien korelasi) sebesar 0,536. Berdasarkan tabel interpertasi

3.10 nilai tersebut berada pada rentang 0,40 – 0,599. Hal tersebut

menunjukan bahwa hubungan antara penerapan pojok baca dan

minat baca adalah sedang.

Tabel 4.10
Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .536 .288 .272 13.402

C. Interpretasi Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh penerapan pojok baca di sekolah terhadap minat baca

siswa dan seberapa besar pengaruh penerapan pojok baca di sekolah

terhadap minat baca siswa kelas IV dan V SD Islam Al Barkah.

Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan pengambilan

data dengan menggunakan angket.

15
Berdasarkan perhitungan, hasil angka indeks variabel pojok

baca sebesar 79,65. Berdasarkan kriteria Three Box Method

penerapan pojok baca di kelas IV dan V SDI Al Barkah berada dalam

kategori tinggi. Hasil ini menunjukan bahwa pendapat umum siswa

kelas IV dan V SDI Al Barkah mengenai pojok baca di kelas mereka

sudah baik. Begitu pula dengan angka indeks variabel minat baca.

Berdasarkan kriteria Three Box Method minat baca siswa di kelas IV

dan V SDI Al Barkah berada dalam kategori tinggi, dengan angka

indeks sebesar 78,8. Maka, hasil tersebut menunjukan bahwa

pendapat umum siswa kelas IV dan V SDI Al Barkah mengenai minat

baca mereka sudah tinggi.

Pengaruh penerapan pojok baca terhadap minat baca siswa

dapat diketahui dengan melaksanakan uji prasyarat yaitu, uji

normalitas, uji linearitas dan uji homogenitas. Berdasarkan hasil

penghitungan SPSS 16.0, dapat diketahui nilai signifikansi data pojok

baca sebesar 0,200 dan nilai signifikansi data minat baca sebesar

0,200. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka, data pojok baca

dan minat baca berdistribusi normal. Berdasarkan hasil uji linearitas

dengan SPSS 16.0 diketahui, nilai signifikansi Deviation from Linearity

sebesar 0,329. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka

hubungan antara pojok baca dengan minat baca dinyatakan linear.

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui nilai signifikansi pada uji

homogenitas sebesar 0,110, karena nilai signifikansi lebih besar dari

16
0,05 maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa kelompok data

memiliki varian yang sama dan asumsi homogenitas terpenuhi.

Selanjutnya berdasarkan uji hipotesis dengan teknik analisis

regresi linier sederhana melalui SPSS 16.0, didapatkan hasil bahwa

penerapan pojok baca di sekolah dasar berpengaruh terhadap minat

baca siswa kelas IV dan V SDI Al Barkah. Hal tersebut dikarenakan

nilai t hitung sebesar 4,311 dan nilai t tabel pada tabel statistik dengan

signifikansi 0,05 dengan df = n-2 atau 48-2 = 46 adalah sebesar

2,013. Karena t hitung (4,311) > t tabel (2,013) maka, H0 ditolak. Hasil

tersebut sesuai dengan teori yang dikemukakan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan (2016b: 17) yang menyatakan bahwa

sudut baca kelas adalah sebuah sudut di kelas yang dilengkapi

dengan koleksi buku yang ditata secara menarik untuk menumbuhkan

minat baca peserta didik.

Pada uji hipotesis juga diketahui nilai koefisien regresi variabel

minat baca sebesar 0,890 dengan konstanta sebesar 23,238. Hal

tersebut dapat diartikan jika pojok baca (X=0) maka, minat baca siswa

bernilai 23,238 dan jika pojok baca ditingkatkan sebesar 1 satuan

maka, minat baca akan meningkat sebesar 0,890 satuan. Koefisien

tersebut bernilai positif yang berarti terdapat hubungan yang positif

antara pojok baca dan minat baca. Artinya, jika pojok baca semakin

meningkat maka minat baca siswa juga meningkat.

17
Hal ini sesuai dengan pernyataan Purves dan Beach, dalam

Haris dan Sipay (1980) yang dikutip oleh Taufani, menyatakan bahwa

salah satu faktor yang mempengaruhi minat membaca anak adalah

faktor institusional. Faktor institusional adalah faktor-faktor dari luar

diri anak, antara lain: ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan

jenis-jenis bukunya, status sosial, ekonomi orang tua dan latar

belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru, dan teman

sebaya anak.

Pada tabel 4.10 Model Summary dari perhitungan regresi linier

sederhana diketahui nilai R2 (R Square) adalah 0,288. Maka dapat

diketahui, besar persentase sumbangan pengaruh variabel pojok baca

secara bersama-sama terhadap variabel minat baca sebesar 28,8%

sedangkan sisanya sebesar 71,2% dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti. Pada tabel Model Summary juga diketahuinilai R

(koefisien korelasi) sebesar 0,536. Berdasarkan tabel interpertasi

koefisien korelasi pada tabel 3.10 nilai tersebut berada pada rentang

0,40 – 0,599. Hal tersebut menunjukan bahwa hubungan antara

penerapan pojok baca dan minat baca adalah sedang.

18
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dan

pembahasan yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya, maka

dapat peneliti simpulkan:

1. Hasil perhitungan regresi linier dengan bantuan program SPSS

16.0.diketahui, nilai t hitung sebesar 4,311 dan nilai t tabel pada

tabel statistik dengan signifikansi 0,05 adalah sebesar 2,013.

Karena t hitung (4,311) > t tabel (2,013) maka, H0 ditolak.

Kesimpulannya penerapan pojok baca berpengaruh positif terhadap

minat baca siswa.

2. Nilai R2 (R Square) pada output analisis regresi liner sederhana

adalah 0,288. Sehingga besar persentase sumbangan pengaruh

variabel pojok baca secara bersama-sama terhadap variabel minat

baca adalah sebesar 28,8%. Sisanya sebesar 71,2% dipengaruhi

oleh faktor lain yang tidak diteliti.

B. Saran

Berdasarkan hasil uraian di atas, penulis merasa perlu untuk

memberikan saran-saran sebagai berikut:

19
1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui

angka indeks variabel pojok baca berada pada kategori tinggi.

Namun, pada indikator pengantian koleksi buku memiliki angka

indeks yang cukup rendah. Maka dari itu, penulis menyarankan

agar guru lebih sering melakukan penggantian koleksi buku

sehingga minat baca siswa terus meningkat.

2. Bagi Pihak Sekolah

Bagi pihak sekolah penulis menyarankan agar pihak sekolah

lebih ikut berperan dalam meningkatkan minat baca siswa melalui

pojok baca di sekolah. Seperti, dengan mengadakan lomba

pemanfaatan pojok baca antar kelas, lomba bercerita (storytelling)

dan memberikan hadiah buku bacaan bagi siswa yang berprestasi.

3. Bagi Orang Tua

Dalam meningkatkan minat baca anak-anaknya orang tua

juga perlu ikut berpartisipasi. Orang tua peserta didik dapat terlibat

untuk membantu mengembangkan koleksi pojok bacayaitu dengan

rutin menyumbangkan buku-buku bacaan. Selain itu, dirumah orang

tua juga dapat meningkatkan minat baca anaknya dengan

mencontohkan kepada anaknya untuk suka membaca, mengajak

anaknya untuk membaca dan berdiskusi mengenai suatu buku

bersama-sama.

2
DAFTAR PUSTAKA

Aini, Ibunda. 2006. Membaca dan Menulis Seasyik Bermain.


Bandung: Read!.

Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah.


Jakarta: Bumi Aksara.

Catapano, S, Fleming, J., & Elias, M. 2009. Building an effective


classroom library. Journal of Language and Literacy
Education [Online], 5(1), 59-73. Diakses melalui
http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1068161.pdf pada, Jumat,
28 April 2017.

Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ferdinand, Augusty. 2014. Metode Penelitian Manajemen


Pedoman Penelitian untuk Penulisan Skripsi, Tesis, dan
Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Gewati, Mikhael. 2016. Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke-60


Dunia. Kompas.com. Diakses melalui
https://googleweblight.com/?lite_url=https://edukasi.kompas
.com/read/2016/08/29/07175131/minat.baca.indonsesia.ad
a.di.urutan.ke-60.dunia&ei=S4WHuuaO&lc=en-ID&s=1&m-
707&host=www.google.co.id&ts=1494683143&sig=AJsQQ1
DqXs1jdJsT5csNyud0GW6H3ni50w pada Kamis, 27 April
2017.

Hayati, A. Nur, Laras M. dan Mohammad S. Dampak Perpustakaan


Kelas di Sekolah Dasar di SDN 1 Kutosari Kebumen. Solo:
Universitas Sebelas Maret. Diakses melalui
http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/indeks.php/snip/articel/view
File/11175/7962 pada 25 Februari 2018.

Iskandar. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan Dan Sosial.


Jakarta: Referensi.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016a). Panduan


Pemanfaatan Dan Pengembangan Sudut Baca Kelas Dan
Area Baca Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Ditjen Dikdasmen
Kemdikbud.

3
2

(2016b). Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah


Dasar. Ditjen Dikdasmen Kemdikbud.

Mulyono, Akbar Ridmasuda. 2012. Minat Mahasiswa Prodi


Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi (PJKR)
Angkatan Tahun 2010 Terhadap Olahraga Futsal. Skripsi
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan
Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta.

Meliyawati. 2016. Pemahaman Dasar Membaca. Jakarta:


Deepublish.

National Council of Educational Research and Training (NCERT).


tt. Reading corner. Early Literacy Programme. Department
of Elementary Education G.B. Pant Block N.C.E.R.T. New
Delhi. Pp 2-7. Diakses melalui
http://www.ncert.nic.in/departments/nie/dee/publication/pdf/r
eadingcornerineanglish.pdfpada Kamis, 27 April 2017.

Neuman S. B. The Importance of the Classroom Library.


Scholastic. Diakses melalui
http://teacher.scholastic.com/products/paperbacks/downloa
ds/library.pdf pada 28 Oktober 2017.

Prasetyono, D. S. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca


Pada Anak Sejak Dini. Yogyakarta: Think.

Prastowo, Andi. 2012. Manajemen Perpustakaan Sekolah


Profesional. Yogyakarta: Diva Press.

Priyatin, Slamet. 2015. Yayuk Basuki: Anak Indonesia Hanya 0,01


Persen. Kompas.com. Diakses melalui
https://googleweblight.com/?lite_url=https://regional.kompas
.com/read/2015/05/25/17565591/Yayuk.Basuki.Minat.Baca.
Anak.Indonesia.Hanya.0.01.Persen&ei=Fvwfwx6S&lc=en-
ID&s=1&m=707&host=www.google.co.id&ts=1494653088&
sig=AJsQQ1Ck7LbDeO41ML8zRVCj2iT34IOidA pada
Sabtu, 29 April 2017.

Priyatno, Duwi. (2013). Analisis Korelasi, Regresi dan Multivariate


dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

(2016). Belajar Alat Analisis Data Dan Cara


Pengolahannnya Dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit
Gava Media.
3

Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar.


Jakarta: Bumi Aksara.

Safutra, Ilham. 2017. Minat Baca Orang Indonesia Nomor Dua


Terbawah. JawaPos.com. Diakses
melaluihttps://www.jawapos.com/nasional/humaniora/27/05/
2017/minat-baca-orang-indonesia-nomor-dua-terbawah
pada Sabtu, 29 Januari 2018.

Saskatoon Public Schools. 2014. Classroom Libraries Consisten


Practice.Canada. Diakses melalui
https://saskatchewanreads.files.wordpress.com/2014/11/sa
skatoon-public-classroom-library.pdf pada 25 Desember
2017.

Siregar, Syofian. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi


Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS.
Jakarta: Prenadamedia Group.

Sudarsana, Undang dan Bastiano. 2014. Pembinaan Minat Baca.


Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan


Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu


Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa.

Taufani C.K. 2008. Menginstal Minat Baca Siswa. Bandung: PT


GlobaIindo Universal Multikreasi.

Teguh, Mulyono. 2017. Gerakan Literasi Sekolah Dasar. Aktualisasi


Kurikulum 2013 Di Sekolah Dasar Melalui Gerakan Literasi
Sekolah Untuk Menyiapkan Generasi Unggul Dan Berbudi
Pekerti. Prosiding Seminar Nasional 15 Maret 2017.

Widyasmoro, Arso. 2014. Pengaruh Minat Baca Terhadap Prestasi


Belajar PKn Siswa kelas V SD Di Desa Pagergunung
Kabupaten Pemalang Tahun Ajaran 2013/2014.Skripsi
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Negeri Yogyakarta.
4

Lampiran 1

KUESIONER UJI COBA

POJOK BACA

Responden

Nama : .........................................................................................

No. Absen : .........................................................................................

Kelas : .........................................................................................

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan dengan teliti.


2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang kamu
anggap sesuai dengan keadaanmu sehari-hari.
3. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilaimu di
sekolah.

Keterangan Pilihan Jawaban

SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

Pilihan jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

A. Tampilan Fisik
Penataan koleksi buku

1. Penataan koleksi buku sudah bagus

2. Koleksi buku ditata dengan rapi dan


menarik.

3. Buku-buku dipajang dengan cover


menghadap ke depan
5

4. Koleksi buku ditempatkan di rak


yang kuat

5. koleksi buku mudah dijangkau oleh


siswa

6. Penempatan rak buku terlindung


dari percikan air hujan
2

Pencahayaan

7. Pencahayaan atau penerangan di


pojok baca dapat mendukung saya
untuk membaca

Sirkulasi udara

8. Sirkulasi udara di pojok baca sudah


bagus

Perabot tambahan

9. Pojok baca di kelas saya terdapat


karpet untuk kegiatan membaca dan
belajar.

10. Pojok baca di kelas saya terdapat


hiasan seperti gantungan di langit-
langit, hiasan dinding, dan lain-lain).

B. Koleksi Buku
Relevansi dengan kebutuhan siswa

11. Pojok baca memiliki koleksi buku


yang sesuai dengan aktivitas belajar

12. Buku-buku yang ada di pojok baca


menggunakan bahasa yang mudah
saya pahami

13. Buku-buku di pojok baca sudah


sesuai dengan kebutuhan saya

Jumlah buku bacaan

14. Jumlah koleksi buku yang ada di


pojok baca sebanyak jumlah siswa
bahkan lebih

15. Jumlah buku di pojok baca menurut


saya sudah cukup

16. Koleksi buku-buku di pojok baca


3

diambil dari perpustakaan

17. Beberapa koleksi buku di pojok


baca merupakan sumbangan dari
orang tua dan siswa

Variasi jenis buku bacaan

18. Koleksi buku di pojok baca


beraneka ragam

19. Pojok baca memiliki buku yang


berkualitas (menarik, konten yang
berkualitas, kondisi buku bagus)

20. Terdapat buku teks pelajaran di


pojok baca

21. Pojok baca memiliki koleksi buku-


buku fiksi (novel, cerpen, majalah
anak dan komik)

Penggantian koleksi buku bacaan

22. Buku-buku di pojok baca sering di


perbaharui atau diganti

23. Beberapa koleksi buku di pojok


baca diganti/ditambah sesuai
dengan materi yang akan
berlangsung

24. Pojok baca memiliki koleksi inti


yaitu, koleksi buku yang selalu
tersedia selama satu tahun

25. Pojok baca memiliki koleksi


sirkulasi yaitu, koleksi buku yang
berubah setiap beberapa minggu

C. Aktivitas Pemanfaatan Pojok Baca


Pemanfaatan dalam kegiatan belajar mengajar

Buku-buku di pojok baca sering


4

26. dimanfaatkan sebagai media dan


sumber belajar dalam kegiatan
belajar

27. Buku-buku di pojok baca membantu


proses belajar di sekolah

28. Terdapat jadwal rutin untuk


membaca buku di pojok baca

29. Terdapat buku rekap untuk


mencatat buku-buku yang dibaca
siswa

30. Sebelum memulai pelajaran seluruh


siswa selalu melakukan kegiatan
membaca pagi

Pemanfaatan di luar kegiatan belajar mengajar

31. Di pojok baca saya dapat memilih


buku secara bebas untuk di baca

32. Guru sering membacakan buku


(storytelling) untuk saya dan teman-
teman

33. Sekolah sering mengadakan lomba


pengelolaan dan pemanfaatan pojok
baca antar kelas

34. Guru sering menugaskan siswa


untuk bercerita di depan teman-
teman

35. Guru dan siswa sering mengadakan


diskusi mengenai suatu buku

36. Terdapat jadwal piket untuk


merapihkan dan merawat pojok
baca

37. Guru sering memperkenalkan buku-


5

buku baru
6

Lampiran 2

KUESIONER UJI COBA

MINAT BACA

Responden

Nama : .........................................................................................

No. Absen : .........................................................................................

Kelas : .........................................................................................

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan dengan teliti.


2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang
kamu anggap sesuai dengan keadaanmu sehari-hari.
3. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilaimu di
sekolah.

Keterangan Pilihan Jawaban

SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

A. Kognisi
Kesadaran Manfaat Membaca

1. Membaca merupakan kegiatan yang


sangat bermanfaat.
7

2. Membaca di pojok baca dapat


memperluas wawasan saya.

Kebutuhan terhadap bacaan

3. Buku merupakan hal penting bagi


saya.

4. Saya membutuhkan buku dalam


belajar di rumah dan di sekolah

5. Saya sering meminta orang tua saya


untuk membelikan buku yang saya
butuhkan.

6. Buku-buku di pojok baca membantu


saya dalam memenuhi kebutuhan
saya untuk membaca.

B. Emosi (perasaan)
Kesenangan terhadap kegiatan membaca

7. Saya senang sekali membaca.

8 Saya senang membaca buku di pojok


baca karena terdapat buku yang saya
sukai.

9. Saya senang membaca buku setiap


hari di pojok baca.

10. Saya senang ditugaskan oleh guru


untuk membaca.

11. Saya senang membaca buku di saat


waktu luang.

Rasa senang terhadap bacaan

12. Saya senang jika memiliki banyak


buku.

13. Saya memiliki jenis buku tertentu


yang saya sukai
8

14. Saya senang jika dihadiahkan buku

15. Saya senang pada buku-buku cerita


yang ada di pojok baca.

16. Saya senang ketika kegiatan


pembelajaran memanfaatkan buku-
buku yang ada si pojok baca.

C. Perhatian
Ketertarikan terhadap bacaan

17. Saya lebih tertarik untuk membaca


buku dari pada menonton televisi

18. Saya tertarik melihat-lihat koleksi


buku di pojok baca

19. Jika di pojok baca ada buku baru


saya akan membacanya

20. Jika ada pameran atau bazar buku


saya akan meminta orang tua saya
untuk pergi kesana.

D. Konasi (kehendak)
Tindakan untuk mencari bacaan

21. Jika ada waktu luang saya akan


mencari buku bacaan

22. Jika saya sudah selesai membaca


satu buku, saya akan mencari buku
lain.

23. Ketika saya datang ke sekolah lebih


awal saya akan mengambil buku di
pojok baca dan membacanya.

24. Saya sering meminjam buku di pojok


baca untuk dibaca di rumah.

25. Saya menabung untuk untuk membeli


buku setiap bulan.
9

Tinadak lanjut dari apa yang telah


dibaca

26. Setelah selesai membaca buku saya


sering membuat resensi/ringkasan
dari buku yang dibaca dengan
sederhana.

27. Setelah selesai membaca buku saya


dapat menceritakan kembali isi buku
yang saya baca.

28. Setelah saya membaca buku saya


akan menilai/memberi tanggapan dari
isi buku tersebut

29. Setelah selesai membaca buku


biasanya saya, teman-teman dan
guru akan berdiskusi mengenai buku
yang telah dibaca.

30. Saya dan teman-teman sering


ditugaskan membuat karya tulis
(puisi, cerpen, resensi buku, mading)
dari bacaan yang telah kami baca.

E. Kebiasaan
Frekuensi membaca

31. Saya membaca buku di pojok baca


setiap hari.

32. Dirumah saya juga membaca buku.

33. Pada hari libur saya sering membaca


buku-buku yang saya suka.

Jumlah buku yang pernah dibaca

34. Dalam satu hari saya dapat


membaca satu buku bacaan hingga
10

selesai.

35. Saya membaca 1-2 buku per minggu.

36. Saya membaca 3-4 buku per minggu.

37. Saya membaca 5-6 buku per minggu.

38. Saya membaca 7 atau lebih buku per


minggu.

Keinginan selalu untuk membaca

39. Jika sedang tidak ada hal penting


yang saya kerjakan, maka saya akan
membaca buku kesukaan saya

40. Jika saya sudah menyelesaikan


suatu buku bacaan maka, saya akan
mencari buku yang lain dan
membacanya.

41. Setelah selesai makan pada jam


istirahat, saya akan melanjutkan
membaca buku yang saya sukai.

42. Jika teman saya memiliki buku baru


yang menarik saya akan meminjam
kepadanya.
11

Lampiran 3

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER UJI COBA VARIABEL POJOK


BACA

No.
R Hitung R Tabel Keterangan
Soal

1 0,324 0,329 Tidak Valid

2 0,097 0,329 Tidak Valid

3 0,286 0,329 Tidak Valid

4 0,293 0,329 Tidak Valid

5 0,285 0,329 Tidak Valid

6 0,124 0,329 Tidak Valid

7 0,374 0,329 Valid

8 0,371 0,329 Valid

9 0,453 0,329 Valid

10 0,516 0,329 Valid

11 0,318 0,329 Tidak Valid

12 0,288 0,329 Tidak Valid

13 0,406 0,329 Valid

14 0,146 0,329 Tidak Valid

15 0,153 0,329 Tidak Valid

16 0,395 0,329 Valid

17 0,224 0,329 Tidak Valid

18 0,493 0,329 Valid

19 0,194 0,329 Tidak Valid


12

20 0,395 0,329 Valid

21 0,331 0,329 Valid

22 0,530 0,329 Valid

23 0,570 0,329 Valid

24 0,128 0,329 Tidak Valid

25 0,275 0,329 Tidak Valid

26 0,375 0,329 Valid

27 0,523 0,329 Valid

28 0,389 0,329 Valid

29 0,422 0,329 Valid

30 0,734 0,329 Valid

31 0,226 0,329 Tidak Valid

32 0,586 0,329 Valid

33 0,509 0,329 Valid

34 0,494 0,329 Valid

35 0,402 0,329 Valid

36 0,496 0,329 Valid

37 0,565 0,329 Valid


13

Lampiran 4

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER UJI COBA VARIABEL MINAT BACA

No. Soal R Hitung R Tabel Keterangan

1 0,434 0,329 Valid

2 0,125 0,329 Tidak Valid

3 0,431 0,329 Valid

4 0,551 0,329 Valid

5 0,643 0,329 Valid

6 0,253 0,329 Tidak Valid

7 0,696 0,329 Valid

8 0,288 0,329 Tidak Valid

9 0,565 0,329 Valid

10 0,719 0,329 Valid

11 0,573 0,329 Valid

12 0,720 0,329 Valid

13 0,505 0,329 Valid

14 0,624 0,329 Valid

15 0,302 0,329 Tidak Valid

16 0,472 0,329 Valid

17 0,665 0,329 Valid

18 0,552 0,329 Valid

19 0,414 0,329 Valid

20 0,584 0,329 Valid

21 0,707 0,329 Valid


14

22 0,724 0,329 Valid

23 0,798 0,329 Valid

24 0,478 0,329 Valid

25 0,662 0,329 Valid

26 0,570 0,329 Valid

27 0,698 0,329 Valid

28 0,668 0,329 Valid

29 0,332 0,329 Valid

30 0,482 0,329 Valid

31 0,634 0,329 Valid

32 0,781 0,329 Valid

33 0,615 0,329 Valid

34 0,737 0,329 Valid

35 0,628 0,329 Valid

36 0,668 0,329 Valid

37 0,802 0,329 Valid

38 0,740 0,329 Valid

39 0,821 0,329 Valid

40 0,774 0,329 Valid

41 0,704 0,329 Valid

42 0,659 0,329 Valid


15

Lampiran 5

KUESIONER UJI COBA SOAL PERBAIKAN

Responden

Nama : .........................................................................................

No. Absen : .........................................................................................

Kelas : .........................................................................................

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan dengan teliti.


2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang kamu
anggap sesuai dengan keadaanmu sehari-hari.
3. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilaimu di
sekolah.

Keterangan Pilihan Jawaban

SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

Variabel Pojok Baca

1. Buku-buku di pojok baca di pajang


dengan rapi.

2. Buku-buku di tempatkan di rak yang


kuat.

3. Koleksi buku-buku ditata secara


menarik.
16

4. Saya mudah mengambil buku-buku


yang ada di pojok baca.

5. Buku-buku di letakan di rak dengan


sampul menghadap ke depan.

6. Buku-buku di pojok baca terlindungi


dari air hujan.

7. Pemajangan koleksi buku di pojok


baca sudah bagus.

8. Buku-buku di simpan dengan aman.

9. Pojok baca terdapat buku-buku yang


saya inginkan.

10. Isi cerita dari buku-buku di pojok


baca sesuai dengan umur saya.

11. Kata-kata didalam buku mudah saya


pahami.

12. Buku-buku yang ada di pojok baca


mengandung nilai-nilai positif.

13. Jumlah buku-buku di pojok baca


sebanyak jumlah siswa didalam
kelas.

14. Koleksi buku-buku di pojok baca


perlu ditambah lagi.

15. Buku-buku di pojok baca menurut


saya sudah cukup.

16. Koleksi buku-buku di pojok baca juga


berasal dari siswa.

17. Buku-buku di pojok baca jarang


sekali di tambah.

18. Buku-buku di pojok baca di tambah


beberapa minggu sekali.
17

19. Buku-buku di pojok baca rutin di


tambah.

20. Buku-buku yang ada di pojok baca


berkualitas

Variabel Minat Baca

21. Membaca dapat memperluas


pengetahuan saya.

22. Dengan sering membaca maka saya


lebih mudah memahami pelajaran.

23. Membaca buku dapat membuat saya


menjadi pintar.

24. Saya senang dengan koleksi buku-


buku yang ada di pojok baca.

25. Saya membaca kurang dari 3 buku


per minggu.

26. Saya membaca lebih dari 3 buku


perminggu.

27. Saya membutuhkan buku-buku yang


ada di pojok baca.
18

Lampiran 6

HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER UJI COBA SOAL PERBAIKAN

No. Soal R Hitung R Tabel Keterangan

Variabel Pojok Baca

1 0,500 0,329 Valid

2 0,403 0,329 Valid

3 0,425 0,329 Valid

4 0,492 0,329 Valid

5 0,403 0,329 Valid

6 0,575 0,329 Valid

7 0,592 0,329 Valid

8 0,533 0,329 Valid

9 0,329 0,329 Valid

10 0,542 0,329 Valid

11 0,561 0,329 Valid

12 0,527 0,329 Valid

13 0,553 0,329 Valid

14 0,523 0,329 Valid

15 0,235 0,329 Tidak Valid

16 0,329 0,329 Valid

17 0,265 0,329 Tidak Valid

18 0,615 0,329 Valid

19 0,626 0,329 Valid


19

20 0,419 0,329 Valid

Variabel Minat Baca

21 0,561 0,329 Valid

22 0,643 0,329 Valid

23 0,656 0,329 Valid

24 0,770 0,329 Valid

25 0,381 0,329 Valid

26 0,684 0,329 Valid

27 0,746 0,329 Valid


20

Lampiran 7

HASIL UJI RELIABILITAS KUESIONER POJOK BACA

DAN MINAT BACA

A. Hasil Uji Reliabilitas Pojok Baca


Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.849 40

B. Hasil Uji Reliabilitas Minat Baca

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.957 43

Lampiran 8

SURAT BALASAN TELAH MELAKSANAKAN UJI COBA DI SD LAB


SCHOOL FIP UMJ
21
22

Lampiran 9

KISI-KISI KUESIONER POJOK BACA

Nomor Jumlah
No Dimensi Indikator
Pernyataan Butir

1. Tampilan Penataan koleksi 1, 2, 3, 4, 5,


8
Fisik buku 6, 7, 8

Pencahayaan 9 1

Sirkulasi udara 10 1

Perabot tambahan 11, 12 2

2. Koleksi Buku Relevansi dengan 13, 14, 15,


5
kebutuhan siswa 16, 17

Jumlah buku
18, 19, 20, 21 4
bacaan

Variasi jenis buku


22, 23, 24, 25 4
bacaan

Penggantian
koleksi buku
26, 27, 28, 29 4

3. Aktivitas Pemanfaatan 30, 31, 32,


5
Pemanfaatan dalam kegiatan 33, 34
23

Pojok Baca belajar mengajar

Pemanfaatan di
35, 36, 37,
luar kegiatan 6
38, 39, 40
belajar mengajar

Total 40
24

Lampiran 10

KISI-KISI KUESIONER MINAT BACA

Nomor Jumlah
No Dimensi Indikator
Pernyataan Butir

1. Kognisi Kesadaran
1, 2 2
manfaat membaca

Kebutuhan
3, 4, 5, 6 4
terhadap bacaan

2. Emosi Kesenangan
(perasaan) terhadap kegiatan 7, 8, 9, 10, 11 5
membaca

Rasa senang 12, 13, 14,


5
terhadap bacaan 15, 16

3. Perhatian Ketertarikan
17, 18, 19, 20 4
terhadap bacaan

4. Konasi Tindakan untuk 21, 22, 23,


5
(kehendak) mencari bacaan 24, 25

Tinadak lanjut dari


26, 27, 28,
apa yang telah 5
29, 30
dibaca

5. Kebiasaan Frekuensi
31, 32, 33 3
membaca

Jumlah buku yang 34, 35, 36, 5


25

pernah dibaca 37, 38

Keinginan selalu 39, 40, 41,


5
untuk membaca 42, 43

Total 43
26

Lampiran 11

KUESIONER PENELITIAN

POJOK BACA

Responden

Nama : .........................................................................................

No. Absen : .........................................................................................

Kelas : .........................................................................................

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan dengan teliti.


2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang kamu
anggap sesuai dengan keadaanmu sehari-hari.
3. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilaimu di
sekolah.

Keterangan Pilihan Jawaban

SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

Penataan koleksi buku

1 Buku-buku di pojok baca di pajang dengan


rapi.

2 Pemajangan koleksi buku di pojok baca


sudah bagus.
27

3 Koleksi buku-buku ditata secara menarik.

4 Buku-buku di letakan di rak dengan


sampul menghadap ke depan.

5 Buku-buku di tempatkan di rak yang kuat.

6 Buku-buku di simpan dengan aman.

7 Buku-buku di pojok baca terlindungi dari


air hujan.

8 Saya mudah mengambil buku-buku yang


ada di pojok baca.

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

Pencahayaan

9 Pencahayaan atau penerangan di pojok


baca dapat mendukung saya untuk
membaca

Sirkulasi udara

10 Sirkulasi udara di pojok baca sudah bagus

Perabot tambahan

11 Pojok baca di kelas saya terdapat karpet


untuk kegiatan membaca dan belajar.

12 Pojok baca di kelas saya terdapat hiasan


seperti gantungan di langit-langit, hiasan
dinding, dan lain-lain).

Relevansi dengan kebutuhan siswa

13 Buku-buku di pojok baca sudah sesuai


28

dengan kebutuhan saya

14 Pojok baca terdapat buku-buku yang saya


inginkan.

15 Isi cerita dari buku-buku di pojok baca


sesuai dengan umur saya.

16 Kata-kata didalam buku mudah saya


pahami.

17 Buku-buku yang ada di pojok baca


mengandung nilai-nilai positif.

Jumlah buku bacaan

18 Koleksi buku-buku di pojok baca diambil


dari perpustakaan

19 Jumlah buku-buku di pojok baca sebanyak


jumlah siswa didalam kelas.

20 Koleksi buku-buku di pojok baca perlu


ditambah lagi.

21 Koleksi buku-buku di pojok baca juga


berasal dari siswa.

Variasi jenis buku bacaan

22 Koleksi buku di pojok baca beraneka


ragam

23 Terdapat buku teks pelajaran di pojok


baca

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

24 Pojok baca memiliki koleksi buku-buku


fiksi (novel, cerpen, majalah anak dan
komik)

25 Buku-buku yang ada di pojok baca


29

berkualitas

Penggantian koleksi buku bacaan

26 Buku-buku di pojok baca sering di


perbaharui atau diganti

27 Beberapa koleksi buku di pojok baca


diganti/ditambah sesuai dengan materi
yang akan berlangsung

28 Buku-buku di pojok baca di tambah


beberapa minggu sekali.

29 Buku-buku di pojok baca rutin di tambah.

Pemanfaatan dalam kegiatan belajar mengajar

30 Buku-buku di pojok baca sering


dimanfaatkan sebagai media dan sumber
belajar dalam kegiatan belajar

31 Buku-buku di pojok baca membantu


proses belajar di sekolah

32 Terdapat jadwal rutin untuk membaca


buku di pojok baca

33 Terdapat buku rekap untuk mencatat


buku-buku yang dibaca siswa

34 Sebelum memulai pelajaran seluruh siswa


selalu melakukan kegiatan membaca pagi

Pemanfaatan di luar kegiatan belajar mengajar

35 Guru sering membacakan buku


(storytelling) untuk saya dan teman-teman

36 Sekolah sering mengadakan lomba


pengelolaan dan pemanfaatan pojok baca
antar kelas

37 Guru sering menugaskan siswa untuk


30

bercerita di depan teman-teman

38 Guru dan siswa sering mengadakan


diskusi mengenai suatu buku

39 Terdapat jadwal piket untuk merapihkan


dan merawat pojok baca

40 Guru sering memperkenalkan buku baru


31

Lampiran 12

KUESIONER PENELITIAN

MINAT BACA

Responden

Nama : .........................................................................................

No. Absen : .........................................................................................

Kelas : .........................................................................................

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah pernyataan dengan teliti.


2. Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan jawaban yang kamu
anggap sesuai dengan keadaanmu sehari-hari.
3. Apapun jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilaimu di
sekolah.

Keterangan Pilihan Jawaban

SS = sangat setuju
S = setuju
TS = tidak setuju
STS = sangat tidak setuju

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

Kesadaran Manfaat Membaca

1 Membaca merupakan kegiatan yang


sangat bermanfaat.

2 Membaca dapat memperluas


pengetahuan saya.

3 Dengan sering membaca maka saya


32

lebih mudah memahami pelajaran.

4 Membaca buku dapat membuat saya


menjadi pintar.

Kebutuhan terhadap bacaan

5 Buku merupakan hal penting bagi


saya.

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

6 Saya membutuhkan buku dalam


belajar di rumah dan di sekolah

7 Saya sering meminta orang tua saya


untuk membelikan buku yang saya
butuhkan.

8 Saya membutuhkan buku-buku yang


ada di pojok baca.

Kesenangan terhadap kegiatan membaca

9 Saya senang sekali membaca.

10 Saya senang membaca buku setiap


hari di pojok baca.

11 Saya senang ditugaskan oleh guru


untuk membaca.

12 Saya senang membaca buku di saat


waktu luang.

Rasa senang terhadap bacaan

13 Saya senang jika memiliki banyak


buku.

14 Saya memiliki jenis buku tertentu yang


saya sukai
33

15 Saya senang jika dihadiahkan buku

16 Saya senang ketika kegiatan


pembelajaran memanfaatkan buku-
buku yang ada si pojok baca.

17 Saya senang dengan koleksi buku-


buku yang ada di pojok baca.

Ketertarikan terhadap bacaan

18 Saya lebih tertarik untuk membaca


buku dari pada menonton televisi

19 Saya tertarik melihat-lihat koleksi buku


di pojok baca

20 Jika di pojok baca ada buku baru saya


akan membacanya

21 Jika ada pameran atau bazar buku


saya akan meminta orang tua saya
untuk pergi kesana.

Tindakan untuk mencari bacaan

22 Jika ada waktu luang saya akan


mencari buku bacaan

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

23 Jika saya sudah selesai membaca


satu buku, saya akan mencari buku
lain.

24 Ketika saya datang ke sekolah lebih


awal saya akan mengambil buku di
pojok baca dan membacanya.

25 Saya sering meminjam buku di pojok


baca untuk dibaca di rumah.
34

26 Saya menabung untuk untuk membeli


buku setiap bulan.

Tinadak lanjut dari apa yang telah dibaca

27 Setelah selesai membaca buku saya


sering membuat resensi/ringkasan
dari buku yang dibaca dengan
sederhana.

28 Setelah selesai membaca buku saya


dapat menceritakan kembali isi buku
yang saya baca.

29 Setelah saya membaca buku saya


akan menilai/memberi tanggapan dari
isi buku tersebut

30 Setelah selesai membaca buku


biasanya saya, teman-teman dan guru
akan berdiskusi mengenai buku yang
telah dibaca.

31 Saya dan teman-teman sering


ditugaskan membuat karya tulis (puisi,
cerpen, resensi buku, mading) dari
bacaan yang telah kami baca.

Frekuensi membaca

32 Saya membaca buku di pojok baca


setiap hari.

33 Dirumah saya juga membaca buku.

34 Pada hari libur saya sering membaca


buku-buku yang saya suka.

Jumlah buku yang pernah dibaca

35 Dalam satu hari saya dapat membaca


satu buku bacaan hingga selesai.

36 Saya membaca 1-2 buku per minggu.


35

Pilihan Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS

37 Saya membaca 3-4 buku per minggu.

38 Saya membaca 5-6 buku per minggu.

39 Saya membaca 7 atau lebih buku per


minggu.

Keinginan selalu untuk membaca

40 Jika sedang tidak ada hal penting yang


saya kerjakan, maka saya akan
membaca buku kesukaan saya

41 Jika saya sudah menyelesaikan suatu


buku bacaan maka, saya akan
mencari buku yang lain dan
membacanya.

42 Setelah selesai makan pada jam


istirahat, saya akan melanjutkan
membaca buku yang saya sukai.

43 Jika teman saya memiliki buku baru


yang menarik saya akan meminjam
kepadanya.
36

Lampiran 13

DATA SKOR TOTAL KUESIONER POJOK BACA DAN MINAT BACA

No Nama Responden Pojok Baca Minat Baca

1 RZ 117 139

2 MHAM 117 107

3 DO 130 141

4 DMM 117 114

5 NAM 122 124

6 SNS 123 134

7 MHAA 121 133

8 ANSAQ 113 146

9 AHPM 131 141

10 EHA 135 170

11 MIFK 126 140

12 LL 139 149

13 IAS 125 136

14 RA 135 168

15 MIS 145 134

16 BHS 123 110

17 NAS 101 124


37

18 FR 129 133

19 BF 137 167

20 GA 135 124

21 ASM 143 140

22 RAR 110 107

23 ZZ 138 150

24 KNH 137 149

25 AHN 135 148

26 NHN 124 130

27 TN 119 115

28 JYP 114 127

29 RNC 128 108

30 DEC 122 125

31 MSS 122 136

32 IW 119 136

33 AFS 124 130

34 SNA 132 128

35 SNW 135 142

36 ANA 129 146

37 SY 127 127
38

38 MDA 141 153

39 RFS 131 166

40 FAK 131 146

41 MAF 122 127

42 SSK 121 123

43 ASAA 117 115

44 NCL 133 137

45 FRS 117 123

46 SLQ 129 146

47 FA 129 149

48 RP 108 146
39

Lampiran 14

SURAT BALASAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN DI SD


ISLAM AL BARKAH
40

Lampiran 15

DOKUMENTASI UJI COBA KUESIONER

Gambar 1. Pojok Baca di Kelas V


Gambar 2. Siswa Kelas IV

Mengisi Kuesioner Uji Coba

Gambar 3. Siswa Kelas V Mengisi Gambar 4. Siswa Mengisi


Kuesioner Uji Coba Kuesioner Soal Perbaikan
Lampiran 16
41

DOKUMENTASI PENELITIAN DI SD ISLAM AL BARKAH

Gambar 1. Pojok Baca di Kelas V Gambar 2. Pojok baca di


Kelas V

Gambar 3. Siswa Kelas IV dan V Gambar 4. Siswa Kelas IV

Mengisi Kuesioner Pojok Baca dan V Mengisi Kuesioner

Minat Baca
42

Lampiran 17

KARTU KONSULTASI BIMBINGAN SKRIPSI


43

Lampiran 18

KARTU MENYAKSIKAN UJIAN SKRIPSI


44

Lampiran 19

KARTU BIMBINGAN PASCA

SID ANG
45

Lampiran 20

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Anisafitri

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat Lahir : Tangerang

Tanggal Lahir :13 Februari1997

Agama : Islam

Alamat : Gg. H. Ripuh No. 36 Rt 001/09 Paninggilan

Utara, Ciledug, Tangerang, Banten 15153.

Email : anisafitri1332@gmail.com

Riwayat keluarga

Orang Tua : a. Ayah : Drs. Nauri, M.Pd

b. Ibu : Rukini

Riwayat Pendidikan

 2002-2008 MI Mazro’atul Ulum


 2008-2011 MTs Negeri 13 Jakarta
 2011-2014 SMA Negeri 32 Jakarta
 2014-2018 Universitas Muhammadiyah Jakarta
Prestasi

 Salah satu peserta dalam kegiatan pelaksanaan Hibah Transfer


Kredit melalui PDITT yang diselenggarakan oleh Universitas
Ahmad Dahlan pada tanggal 14 November s.d 21 Desember 2016.

Anda mungkin juga menyukai