Anda di halaman 1dari 12

KONSTRUKSI KODE ETIK PROFESI DALAM BINGKAI NILAI

KEINDONESIAAN
Yovita Arie Mangesti
Universitas Surakarta
mangestiyovita@gmail.com

Abstrak
Perkembangan peradaban manusia yang semakin modern membentuk pola solidaritas
organis, yang menyebabkan berbagai pekerjaan semakin terspesialiasasi. Di ruang publik,
setiap orang yang bekerja terutama kaum professional, dipandu oleh etika kerja sebagai tata
nilai yang menjadi dasar dan orientasi dalam bersikap tindak. Profesi dipandang sebagai
highly specialized intellectual, yang tidak semata-mata profit oriented tetapi berkonsentrasi
terhadap pelayanan etis. Pelanggaran etis profesi berpotensi untuk terjadinya
malaadministrasi dan malapraktik profesi yang merugikan kepentingan umum. Di tengah
percaturan masyarakat global, dibutuhkan adanya Kode Etik Profesi sebagai instrument
social control sarat nilai, tetapi responsif dalam menghadapi dinamika perkembangan
masyarakat.
Tulisan ini menggunakan metode pendekatan konseptual dan eklektik terhadap prinsip-
prinsip etika dan nilai-nilai Keindonesiaan, sebagai fundamental norm dalam Konstruksi
Kode Etik Profesi Indonesia, sehingga para professional memiliki character building
sebagai bangsa Indonesia yang berkualitas untuk turut serta mengambil bagian dalam
peradaban global.
Kode Etik Profesi yang disusun dengan bingkai Keindonesian ini menjadi himpunan norma
moral yang memiliki sanksi, sehingga berfungsi bukan hanya sebagai instrument social
control tetapi juga instrument perlindungan bagi setiap profesi untuk dapat berdiri dengan
berwibawa serta memberi penghormatan penuh terhadap hak-hak manusiawi secara otonom
dan rasional.

Kata Kunci: Konstruksi Kode Etik Profesi, Nilai Keindonesiaan

PENDAHULUAN merupakan sumber terciptanya orientasi


Dinamika perkembangan peradaban dan indikator nilai dari setiap perilaku
manusia, telah berubah menjadi semakin manusia, termasuk dalam dunia bisnis,
organis dengan spesialisasi pekerjaan baik yang bersifat universal globalism
yang semakin spesifik dan beragam. maupun sektoral seperti pada Masyarakat
Globalisasi tanpa sadar telah menyeret Ekonomi Asean. Spesialisasi yang
semua bangsa di dunia ke kancah semakin beragam ini ditandai dengan
pertukaran yang semakin intensif dan munculnya perkumpulan (asosiasi)
bersifat transnasional sehingga profesi sebagai komunitas dengan standar
membentuk dunia tanpa batas (borderless kualifikasi mutu keahlian yang memiliki
world). Gejala ini diikuti oleh kian sistem norma yang khas yang terus
memudarnya batas kedaulatan suatu berbenah secara ekslusif untuk dapat eksis
negara bangsa (nation state), sehingga di tengah dunia yang semakin kompetitif.
tidak dapat mengontrol semua pertukaran Mengaburnya batas budaya dalam
termasuk sistem nilai budaya yang bersifat masyarakat global ini, menuntut juga
lintas batas. Padahal tata nilai budaya ini adanya suatu standar nilai, suatu bangunan

VOCATIO 11
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
karakter (character building) yang kualifikasi mutu tertentu dan eksklusif,
digunakan sebagai pedoman kaum untuk mengemban pekerjaan perkantoran
professional dalam bersikap dan dengan bertanggungjawab kepada
bertingkah laku. Profesi dipandang perusahaan atau intitusi. Dewasa ini
sebagai highly specialized intellectual, profesi sekretaris pun berkembang
menjadikan kaum professional selain menjadi corporate secretary, yang dengan
bekerja bagi institusi untuk memperoleh kompetensi dan kapabilitas di bidangnya,
keuntungan, juga mengemban tugas mengemban tugas mengikuti
kepercayaan dari masyarakat. Pada titik perkembangan pasar modal serta
inilah seringkali ukuran etika menjadi memberikan pelayanan informasi dan
relatif tergerus dengan arus difusi tata nilai advokasi dalam dunia bisnis.
budaya tanpa batas.
Keberadaan asosisasi profesi ini KERANGKA TEORI
dengan perangkat “built-in mechanism”, a. Etika Profesi
berupa kode etik profesi, sebagai Etika merupakan refleksi kritis
instrumen social kontrol dan perlindungan tentang bagaimana manusia harus hidup
bagi keluhuran martabat profesi, yang di dan bertindak dalam situasi konkrit,
sisi lain melindungi masyarakat (klien) situasi tertentu. 1 Etika selalu mengucu
dari bentuk penyimpangan dan pada baik buruknya manusia sebagai
penyalahgunaan keahlian profesi itu. manusia 2 Teori-teori yang dapat
Setiap profesi, baik itu profesi dokter, membantu pemahaman etika pun
notaris, jurnalis, psikolog, akuntan publik, beragam, yaitu Etika Keutamaan, Etika
sekretaris, bekerja atas dasar kepercayaan, Hukum Kodrat, Etika Deontologi, Etika
dalam suatu pola hubungan hukum yang Kemanfaatan (Utilitarian), serta Teori
bersifat kontraktual. Kode etik profesi Hak. Teori Keutamaan: orang hidup
dalam bingkai nilai keindonesiaan secara etis karena memiliki keutamaan
dibutuhkan agar profesi yang sedemikian (virtue). Teori Hukum Kodrat, bahwa
terhormat ini tidak jatuh dalam degradasi, hidup secara etis adalah to live according
menjadi pekerjaan mencari nafkah belaka to Nature, kodrat manusia memiliki ratio,
tanpa nilai idealisme. dan ratio ini akan memainkan peranan
Tulisan ini mencoba untuk untuk bertingkah moral. Teori Utilitarian
mengkonstruksi suatu kode etik profesi adalah melihat kebaikan dari
dengan menggunakan basis nilai kemanfaatan. Teori Deontologi, bahwa
keindonesiaan. Nilai keindonesiaan ini kebaikan etis akan tercapai dengan
yang digunakan sebagai parameter imperatif kategoris, melaksanakan
karakter profesi di Indonesia, standar bagi kewajiban tanpa syarat. Teori Hak, bahwa
profesi untuk bersikap dan bertingkah laku tintakan etis titujukan untuk mencapai hak
terutama bagi profesi di bidang bisnis, kodrat manusia (life, freedom, property). 3
yang merupakan profesi kunci yang Secara sistematis dibagi menjadi Etika
membawa suatu negara ke kancah global. Umum dan Etika Khusus. Etika Umum
Profesi yang dikaji secara istimewa dalam merupakan aturan bertindak secara umum
tulisan ini adalah profesi sekretaris, dalam kelompok masyarakat dan bersifat
sebagai sebuah profesi administratif yang universal. Didasarkan pada hati nurani
didapatkan melalui pendidikan dengan manusia. Pelanggaran etika adalah apabila

Muhamad Sadi Is, Etika Hukum Kesehatan


1 2
Franz Magnis Suseno, Etika Dasar,
Teori dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral,
Prenada Media, 2015, hlm 132 Yogyakarta, Kanisius, 1989, Hlm. 19
3
Bertens, Etika Biomedis, Yogyakarta,
Kanisisus,2011, hlm 15-25

12 VOCATIO
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
perbuatan yang dilakukan tidak sesuai Kode etik profesi padadasarnya
dengan hati nurani manusia. Etika khusus adalah norma perilaku yang sudah
merupakan etika bertindak pada kelompok dianggap benar, untuk memuaskan para
masyarakat tertentu, termasuk profesi 4 pihak yang berhubungan, yaitu pelaku
Profesi harus berlandaskan etik. Hal profesi misalnya: hakim; jaksa; notaris,
in disebabkan karena profesi jurnalis, dokter, sekretaris, dan
mengandalkan ketrampilan atau keahlian sebagainya) dengan klien. Norma ini
khusus, serta dijadikan sebagai sumber mengikat, dan pelanggarannya dapat
utama nafkah hidup. Profesi dilaksanakan dikenai sanksi. Dengan demikian kode
dengan keterlibatan pribadi yang etik profesi dapat mencegah terjadinya
mendalam antara pelaku profesi dan klien. konflik dan berguna sebagai bahan
Dalam hal ini, terdapat kaidah atau standar refleksi nama baik profesi. Fungsi Kode
moral yang yang ditetapkan oleh asosiasi etik profesi, sebagai berikut:
profesi dan harus ditaati oleh anggota 1. Kode etik profesi sebagai control
dalam mengemban profesi tersebut. 5 moral dan pengawasan perilaku yang
Standar ini yang disebut sebagai kode etik sanksinya lebih dikonsentrasikan
profesi. secara psikologis dan kelembagaan.
b. Kode etik Profesi 2. Kode etik profesi menuntut
Kode etik profesi merupakan produk terbentukannya intergritas moral
etka terapan yang dihasilkan berdasarkan dikalangan pengemban profesi.
penerapan pemikiran suatu profesi. Kode 3. Martabat dan jatidiri organisasi
Etik Profesi dapat berubah dan diubah profesi ditentukan oleh kualitas
seiring dengan perkembangan ilmu pemberdayaan etik profesi itu sendiri.
pengetahuan dan teknologi, merupakan Bukan hanya klien yang
nilai profesi hakiki yang tidak dipaksakan diartikulasikan hak-haknya,
dari luar. Tujuan dari Kode Etik Profesi, melainkan kepentingan negara secara
adalah: umum yang harus dijaga.7
1. Menjunjung tinggi martabat profesi c. Nilai Keindonesiaan di kancah
2. Menjaga dan memelihara global
kesejahteraan anggota Peradaban modern yang saat ini
3. Meningkatkan pengabdian para sarat dengan warna tata nilai globalisasi
anggota profesi semakin menyeret semua bangsa ke
4. Meningkatkan mutu profesi kancah pertukaran yang semakin intensif
5. Meningkatkan mutu organisasi dan transnasional dalam dunia tanpa batas
profesi (borderless world). Kondisi ini yang
6. Meningkatkan layanan di atas demikian ini, menurut Kenichi Ohmae,
keuntungan pribadi ditentukan oleh 4 (empat) elemen utama,
7. Mempunyai anggota professional yang ia sebut sebagai “empat-IS”, yakni:
yang kuat dan terjalin erat investment, industry, information
8. Menentukan baku standarnya technology, and individual consumer. 8
sendiri.6 Era global juga memunculkan global

4
Soekidjo Notoatmojo, Etika dan Hukum 7
Muhammad Nuh, Etika Profesi Hukum,
Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta, 2010,Hlm.36 Bandung, Pustaka Setia, 2011, hlm. 125-126.
5
Sonny Keraf, Etika Bisnis, Membangun 8
Kenichi Ohmae, The End of Nation State:
Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur, Yogyakarta, The Rise of Regional Economics, New York:The
Kanisisus, 1993, hlm. 47-48 Free Press,1995:2-4.
6
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi,
Pengantar Filsafat Hukum, Bandung, Mandar
Madju, 2012, hlm 92

VOCATIO 13
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
village yang mengkondisikan hampir Nilai-nilai keindonesiaan ini
seluruh nation state pada suatu dunia digunakan sebagai batu uji untuk
bersama.9 Berbagai gejala seperti: global mengkonstruksi Kode Etik Profesi
society, global economy, global order, dan Indonesia, sehingga para professional
yang disebut Marc Galanter 10 , mega- memiliki character building sebagai
lawyering merupakan realitas yang mau bangsa Indonesia yang berkualitas untuk
tidak mau akan hadir dalam era global. turut serta mengambil bagian dalam
Penting bagi tiap bangsa di planet ini peradaban global.
untuk mengendalikan dinamika global
(managing globalization) tersebut. Kaum PEMBAHASAN
professional terutama dituntut kepekaan 1. Etika Profesi dan Etika Kerja
dan responnya atas fenomena tersebut. Etika Profesi merupakan tata nilai
Filsafat Indonesia, merenungkan yang dianut oleh kelompok profesi
karakteristik nilai keindonesiaan yang tertentu sebagai pedoman dalam bersikap
bergerak dinamis dalam kancah nilai dan bertingkahlaku. Etika profesi ini
global yang terimplementasi dalam bentuk tercermin dalam etika kerja yang
tradisi-tradisi. Dalam percaturan nilai merupakan sistem norma yang digunakan
global ini, orang Indonesia tampil dengan oleh seluruh stake holder perusahaan.
wajah spiritual, mengutamakan harmoni, Norma dalam etika kerja merupakan
menghindari perseteruan gagasan, konkritisasi nilai kejujuran, keterbukaan,
cenderung ekletik dan sinkretik. Kritik loyalitas, konsistensi dan dedikasi,
terhadap sikap toleran, kompromistik, kerjasama, tanggungjawab, dan
sinkretik ini menjadikan orang Indonesia sebagainya.
menghindari dialektif, terlebih yang Kaum professional adalah orang
kontradiktif. 11 yang melakukan pekerjaan pelayanan
Standar etika umum dalam yang dihasilkan melalui pendidikan
pandangan aliran Keutamaan, Etika dengan kualifikasi tertentu. Profesional ini
Hukum Kodrat, Etika Deontologi, Etika memiliki legalitas dengan pengakuan
Kemanfaatan (Utilitarian), serta Teori khusus dari organisasi di bidangnya.
Hak, dibungkus dalam tata nilai Etika Profesi dipandang sebagai highly
keindonesiaan yaitu ketuhanan, specialized intellectual, yang tidak
kemanusiaan, kebersatuan, gotongroyong, semata-mata profit oriented tetapi
dan keadilan, sebagaimana nilai ini berkonsentrasi terhadap pelayanan etis
bersumber dari fundamental norm yang sebagaimana diatur dengan standar yang
menjadi landasan falsafah hidup bangsa ditetapkan oleh asosiasi profesi tersebut.
Indonesia. Etika kerja bagi kaum professional
dibentuk dari nilai-nilai budaya yang
METODE “dihidupi dan menghidupi” kaum
Tulisan ini menggunakan metode professional di kesehariannya. Dalam
pendekatan konseptual dan eklektik dunia kerja, kaum professional sering
terhadap prinsip-prinsip etika umum dan dihadapkan pada tiga alternatif keputusan.
prinsip nilai-nilai Keindonesiaan, sebagai Pertama, memilih salah satu di
fundamental norm antaranya—yang tentu saja dianggap
terbaik. Alternatif ini dinamakan tawaran

Hiru Bijlani, Globalization: An Overview,


9
Sociology of the Profession, Dingwall & Lewis,
Singapore: Red International, Ltd., 1994:129 eds., 1983: 152-176.
10
Marc Galanter, “Mega-Law and Mega- 11
Armada Riyanto, Kearifan Lokal
Lawyering in the Contemporary”, dalam The Pancasila Butir-butir Filsafat Keindonesiaan,
Yogayakarta, Kanisius, 2015, hlm. 75-79

14 VOCATIO
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
“ini” atau “itu”. Kedua, menerima dihadapi tidak dengan cara memilih secara
keduanya untuk kemudian dileburkan tegas dua hal yang berlawanan, melainkan
menjadi satu. Alternatif ini dikenal dengan membangun akomodasi diantara
tawaran “baik ini”-“maupun itu”. Ketiga, keduanya. Dalam relasi antar individu -
menghadapi dua hal yang berbeda itu— lebih luas lagi dalam masyarakat plural -
dengan tidak memilih ataupun hal ini membutuhkan pendekatan dengan
menggabungkannya, tetapi melihat cara menahan diri satu sama lain dan
keduanya secara fungsional. Alternatif ini menekan unsur-unsur yang secara
disebut tawaran “bukan ini”-“bukan potensial dapat menimbulkan konflik.
itu”. 12 Konsep ini selanjutnya penulis Konflik adalah suatu pergumulan
sebut sebagai konsep harmoni. mengenai nilai-nilai dan klaim-klaim
Konsep tentang harmoni terhadap status, kuasa serta sumber-
(keserasian) mirip dengan apa yang sumber langka dengan cara menetralisir,
dikemukakan oleh Claire Holt sebagai melukai atau bahkan menyingkirkan sama
“dunia yang stabil” atau yang oleh Ann sekali saingannya.14
Ruth Wilner merupakan “teori Dalam membangun “harmoni” ini,
13
mengendalikan konflik”. Contohnya: batu uji kritis adalah nilai-nilai ketuhanan,
Bagi orang Jawa, konflik harus diatasi kemanusiaan, kebersatuan, gotong
agar tercapai harmoni. Mengatasi konflik royong, dan keadilan. Nilai ini pada
bukan soal pilihan “hitam-putih”, bukan tataran implementasinya akan tampak
soal memilih “ini atau itu”. Kenyataan pada budaya kerja dan cara mengelola
hidup, adalah sesuatu yang sangat rumit konflik, baik itu konflik internal dalam diri
dan amat kaya akan nuansa yang tidak professional maupun konflik eksternal
mungkin bukan hal yang mudah untuk dengan skala yang lebih kompleks.
dipilih secara hitam-putih, yang “ini” Etos kerja dengan pendekatan
ataukah “itu”. Merangkul semua Indonesia merupakan pendekatan
kebenaran hitam-putih, ini dan itu , belum harmoni, “baik ini-maupun itu”, bahkan
tentu mendatangkan solusi. Tidak semua sampai derajat tertentu “bukan ini-bukan
unsur dapat dengan mudah itu”. Ini tercermin dalam ungkapan bijak:
dikombinasikan sebagai sesuatu yang ngono ya ngono neng ojo ngono. Dalam
benar. konteks ini, nilai persaingan (kompetitif)
Meski masyarakat Indonesia tidak boleh dibiarkan berhadap-hadapan
multietnis, tetapi budaya Jawa ini seakan dan saling menyerang, tetapi tetapi
mengambarkan jati diri masyarakat dirangkul dan dimanfaatkan sebaik
dengan komposisi multikultur yang mungkin demi mencapai
dominan di Indonesia. Dalam budaya “harmoni”.Implikasinya, tampaklah
Jawa, hidup dilihat sebagai misteri. budaya Indonesia yang akomodatif, dan
Realitas kehidupan tidak selalu bisa tidak pernah membiarkan perbedaan
memberikan definisi secara pasti. Realitas menjadi konflik permanen. Hal ini
12
Pendekatan ini telah dibuktikan oleh Eka Budaya (Eka Darmaputera, Pancasila: Identitas
Darmaputera ketika ia mempertahankan dan Modernitas, Tinjauan Etis dan Budaya,
disertasinya mengenai Pancasila, dengan judul: Cetakan 1, Jakarta: Bpk. Gunung Mulia, 1987).
Pancasila and The Search for Identity and 13
Ann Ruth Willer , “The Neo- traditonsl
Modernity in Indonesia. Menurut studinya, Accomodation to Political Independence : The
Pancasila mempunyai dua wajah, yaitu wajah Case of Indonesia” dalam Cases in comparative
modern dan wajah kepribadian atau kebudayaan politik Asia , Boston : Little, Brown and Company,
nasional. Disertasi tersebut telah diterjemahkan 197, hlm 258
dalam bahasan Indonesia dan telah mengalami 14
Lewis Coser, The Functions of Social
penyederhanaan dengan judul: Pancasila Conflict, New York : The Free Press, 1956, hlm 8
Identitas dan Modernitas, Suatu Tinjauan Etis dan

VOCATIO 15
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
disebabkan perbedaan dalam menghayati dan di sisi lain melindungi klien
kemanusiaan dan keadilan, tidak seperti masyarakat).
budaya global yang hanya menyediakan Kode etik profesi dapat menjadi
satu pilihan, “ini” atau “itu”. Etos kerja pedoman perilaku bagi para professional
dengan konsep harmoni nilai ketuhanan, dan juga sebagai instumen sosial
kemanusiaan, kebersatuan, gotong royong perlindungan bagi anggota profesi
dan keadilan ini tidak saling menegasi satu tersebut. Pekerjaan yang diemban profesi
sama lain. dilakukan atas dasar perjanjian kontaktuil
2. Kode Etik Profesi Sebagai Instrumen hal ini berarti bahwa perjanjian
Social Control dan Instrumen memberikan legitimasi bagi pekerjaan.
Perlindungan Perjanjian ini menjadi dasar untuk
Kode Etik Profesi merupakan menggugat jika terjadi pelanggaran
kristalisasi dari nilai-nilai yang abstrak. hukum. Sedangkan kode etik profesi
Keberadaan Kode Etik Profesi sebagai merupakan standar moral, untuk
rule of work menjadi aturan yang yang melakukan pekerjaan tersebut. Kode etik
harus dilaksanakan. Jika aturan yang oleh profesi yang eksklusif ini memiliki daya
masyarakat disebut Hukum itu memuntut proteksi bagi anggota profesi, sebagai
legalitas, Etika lebih mengandalkan itikad pengakuan terhadap martabat pekerjaan
baik dan kesadaran moral pelakunya. yang diemban. Meski demikian, tidak
Etika, seperti halnya dengan hukum, berarti bahwa asosiasi profesi, melepaskan
memiliki bentuk-bentuk sanksi, meski anggotanya dari tuntutan hukum. Dalam
unsur “memaksa” agar ditaati tidak The rule of law, terkandung The rule of
bersifat ekstrem. Rule of work yang etik, demikian juga sebaliknya.
dibangun diatas nilai keindonesiaan, Etika adalah tentang baik dan buruk.
berorientasi pada harkat dan martabat Ukuran baik dan buruk dapat dilihat dari
manusia, melindungi kaum yang lemah berbagai perspektif, yaitu etika
atau inferior dalam konteks berbagai keutamaan, hukum kodrat, (natural law),
hubungan dan peristiwa sosial. Pada dunia deontology, kemanfaatan (ultilitarian) dan
bisnis yang kompetitif, seringkali terjadi hak manusiawi. Budaya turut
eksploitasi sumberdaya manusia. Tetapi mengkonstruksi ukuran baik dan buruk.
etika ditujukan untuk kemajuan bersama, Sejalan dengan perkembangan peradaban
bukan pada kepentingan sekelompok manusia yang “no borderless” tanpa
orang. Menghayati keberagaman sebagai pemisah, satu dengan yang lainnya saling
sebuah harmoni dan tidak digunakan berdifusi, maka sangat mungkin terjadi
untuk memecah demi kepentingan perubahan standar nilai baik dan buruk,
parokial. Keseluruhan nilai yang baik dan bahkan mungkin relativitas etika, sebagai
ideal, tipositivisasi, dikonkritkan melalui penolakan terhadap bentuk kebenaran
Kode Etik Profesi. Jadi, Kode Etik Profesi universal tertentu. Maka dalam kode etik,
merupakan hasil sintesa nilai, yang ditulis diperlukan landasan etika yang digali dari
dan “diundangkan” untuk menumbuhkan nilai-nilai falsafah hidup bangsa, karena
kesadaran moral dan etika dalam bekerja. tidak ada seorangpun yang tidak berpijak
Kode Etik masing-masing profesi bisa saja di bumi, dan di tempat ia berpijak itulah,
berbeda tetapi prinsip etika untuk local wisdom sebagai batu uji setiap
menjunjung tinggi harkat dan martabat regulasi, termasuk kode etik profesi.
manusia dalam bentuk harmoni nilai-nilai 3. Konstruksi Kode Etik Profesi dalam
keindonesiaan itu, menjadi rule of work, bingkai Keindonesiaan
rule of ethics, bahkan rule of law, yang di a. Prinsip Kode Etik Profesi
satu sisi melindungi kaum professional, Seorang profesional hendaknya
mengerti kepentingan masyarakat

16 VOCATIO
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
terutama klien yang dilayaninya. Inilah pada tuntutan budaya kerja yang
yang dalam globalisasi, khususnya di era kompetitif, liberal dan individualis,
Masyarakat Ekonomi Asean, seorang sehingga berpotensi pada degradasi
profesional dihadapkan dengan tuntutan nilai keadilan sosial. Jati diri kaum
terpenuhinya berbagai kepentingan, baik professional Indonesia harmoni,
kepentingan perusahaan, klien dan gotong royong, dan kolektif. Maka
kepentingan diri sendiri. Untuk kepentingan bersama mesti
meminimalisir adanya conflict of interest diutamakan, tanpa tergerus nilai global.
ini maka Kode etik yang berfungsi sebagai 3. Integritas
regulator tingkah laku seorang profesional Integritas mengharuskan seorang
hendaknya balancing of interest. Kode profesional untuk bersikap jujur baik
etik menyeimbangkan berbagai pada diri sendiri maupun publik juga
kepentingan yang berdifusi ini. Sebagai tidak membajak rahasia klien, intitusi
instrumen, yaitu: Kode etik profesi harus atau juga hal-hal yang semata-mata
dijabarkan dari berbagai nilai sosial yang dapat memberi keuntungan diri.
berbeda agar tiap kelompok dalam Menyiasati era yang kompetitif,
masyarakat dapat maju bersama, dan integritas diri setiap professional
Kode etik profesi mencegah agar Indonesia dibangun di atas
kesenjangan antara kelompok profesi dan penghayatan nilai-nilai kemnusiaan
kelompok masyarakat (klien) tidak terlalu yang diwujudkan dengan menjaga
jauh. martabat manusia, yaitu diri sendiri dan
Prinsip pembuatan Kode etik profesi sesamanya. Pelayanan dan
dalam bingkai nilai-nilai Keindonesian kepercayaan publik yang telah diemban
adalah sebagai berikut: para profesional tidak boleh dikalahkan
1. Tanggung jawab profesi: oleh keuntungan pribadi.
Tugas profesi harus dilaksanakan 4. Otonomi dan obyektivitas
dengan dasar moral. Moral ini Setiap profesi mengerjakan tugas yang
dibangun atas dasar nilai religious. diembannya dengan bebas tanpa
Seorang professional Indonesia pengaruh dominasi pihak lain yang
menghayati nilai Ketuhanan dalam mungkin menyesatkannya pada
hidup sehari-hari Nilai ketuhanan ini kecurangan dan subyektivitas dalam
dihayati, baik secara ontologis, melakukan tanggungjawab pekerjaan.
kosmologis, teleologis dan Otonomi dan obyektivitas dihayati
psikologis. 15 Tanggungjawab tertinggi dalam bingkai nilai kemanusiaan dan
atas pekerjaan professional bukan pada nilai keadilan. Bahwa secara moral,
atasan tetapi pada Tuhan, sebagai keadilan Pancasila adalah dengan
causa prima dalam kehidupan memberikan secara proporsional apa
manusia. yang menjadi hak setiap pribadi,
2. Kepentingan publik menempatkan sesama, stasan, klien,
Setiap profesi harus mengutamakan dengan kedudukan yang sama karena
kepentingan publik atau kepentingan harakat dan martabatnya sebagai
umum yang dilayaninya. Hal ini manusia.
didasarkan atas hakikat manusia 5. Kehati-hatian
Indonesia yang berkemanusiaan, Tugas yang diemban oleh seorang
berpersatuan dan berkeadilan. Dalam profeional senantiasa disertai dengan
kancah Masyarakat Ekonomi Asia, tanggung jawab untuk menjaga diri
professional Indonesia dihadapkan sendiri, keutuhan asosiasi profesi, dan

VOCATIO 17
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
keutuhan masyarakat dari dinamika dipenuhi oleh anggota sebagai
konflik kepentingan yang sedemikian perwujudan tanggung jawabnya
kompleks. Prinsip kehati-hatian kepada kepentingan publik. Standar
merupakan implementasi nilai teknis ini berfungsi untuk memproteksi
kemanusiaan, keadilan dan persatuan. seluruh stakeholder dari kemungkinan
Dalam hal penugasan profesional timbulnya berbagai implikasi sosial,
melebihi kompetensi anggota atau ekonomi, dan hukum yang sedemian
perusahaan, anggota wajib melakukan kompleks.
konsultasi atau menyerahkan klien 8. Sanksi
kepada pihak lain yang lebih kompeten. Pelanggaran etis, tidak serta merta
Profesi, baik yang diemban atas dasar menjadikan seorang sebagai terpidana.
kontrak kerja, seperti sekretaris, Tetapi dengan berbagai kemajuan
notaris, pengacara, ataupun profesi teknologi, hal yang semula hanya
dokter yang diemban atas dasar kontrak pelanggaran etik sangat berpotensi
terapeutik., aspek kehati-hatian pada munculnya implikasi di bidang
dibangun dengan mensejajarkan lainnya, yang merugikan secara
kedudukan profesi dan klien (atau administrasi hingga pada praktik yang
pasien) sehingga tercipta keadilan. mengeksploitasi nilai kemanusiaan.
Kehati-hatian diaplikasikan dengan Mencantukan perihal sanksi, bukan
senantiasa memberikan informasi soal ancaman hukuman, tetapi dengan
apapun secara baik, jelas,lengkap, dan mencantukan apa yang menjadi
benar, sehingga masyarakat yang kewajiban yang harus dipenuhi oleh
dilayani akan beroleh hasil dari setiap anggota profesi. Rumusan
pekerjaan profesi secara memadai, kewajiban di satu sisi dapat menjadi
sehingga tidak ada tuntutan mala- motovator untuk up date kualitas diri,
administrasi maupun mala-praktik. tapi di sisi lain juga merupakan
6. Kerahasiaan proteksi, bahwa setiap tugas telah
Anggota asosiasi profesi berkewajiban dilaksanakan sesuai kewajiban etik.
untuk menghormati kerahasiaan Ketentuan mengenai kewajiban itu juga
informasi tentang klien atau pemberi membantu sebagai score card dalam
kerja, kecuali untuk kepentingan dan melaksanakan fungsi kontroling oleh
pengadilan. Kewajiban kerahasiaan organisasi asosiasi profesi dengan
tidak terhenti sampai putusnya berasaskan persatuan dan musyawarah.
hubungan hukum atau legalitas b. Kode Etik Profesi Sekretaris
perjanjian berakhir, tetapi tetap Berdasarkan uraian gagasan di
berlanjut sepanjang masa. atas, penulis mencoba untuk membangun
7. Standar teknis konsep tentang Kode Etik Profesi, yang
Setiap profesi harus menjaga secara khusus bagi profesi sekretaris,
keunggulan martabat profesinya dengan merujuk pada Kode Etik Profesia
dengan berperilaku yang konsisten dan yang sudah ada, dengan beberapa
menjaga reputasi profesi. Kewajiban penambahan eklektis nilai-nilai
untuk menjauhi tingkah laku yang keindonesiaan, sebagai berikut:
dapat mendiskreditkan profesi harus

18 VOCATIO
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
Tabel 1. Konsep Kode Etik Profesi
Kode Etik Sekretaris Prinsip KEP Usulan
yang
dicapai
1. Menjunjung tinggi kehormatan, Tanggung Menambahkan unsur
kemuliaan nama baik profesi jawab tanggungjawab profesi terhadap
seretaris. profesi, Tuhan, sebagai causa prima.
a. Anggota ISI akan berusaha keras integritas, Sumpah profesi dapat menjadi
untuk menjaga wibawa dan status kehati-hatian pilar penopang hubungan
serta menunjukkan moralitas antara professional,
kemampuannya dengan Tuhan dan sesama yang
berpegang pada pedoman dasar berhubungan langsung dalam
profesi dalam melaksanakan melaksanakan tugasnya.
tugas. Hal ini merupakan bentuk
1. Anggota ISI wajib untuk saling kewajiban umum, kewajiban
mengingatkan akan tingkah laku sekretaris terhadap diri pribadi
yang tidak beretika. dan klien.
2. Anggota ISI tidak mengadakan
kegiatan – kegiatan yang
langsung dan tidak langsung
merugikan ISI
2. Bertindak jujur dan sopan dalam Kepentingan Menambahkan bahwa dalam tugas
setiap langkah lakunya baik dalam publik, melayani berdasarkan nilai
melaksanakan tugasnya maupun kejujuran, kemanusiaan, kebersatuan dan
melayani lingkungan dan kehati-hatian keadilan.
masyarakat. Dengan kata lain, hal ini
a. Anggota ISI tidak ikut serta merupakan bentuk kewajiban
dalam usaha/praktik sekretaris terhadap klien, serta
keprofesionalan yang diketahui bentuk kewajiban sekretaris
bersifat curang / tidak jujur. terhadap teman sejawat.
b. Anggota ISI selalu bertindak Urgensinya adalah bahwa
demi kepentingan pemberi tugas keberadaan profesi sekretaris,
dengan setia dan jujur. termasuk juga corporate
c. Anggota ISI tidak bekerja sama sekretaris adalah sebagai pelayan
dengan rekan-rekan/pemberi public.
tugas yang menyalahgunakan Terkait dengan hal ini, perlu
kedudukan mereka untuk strategi yang khas untuk
kepentingan pribadi. mengelola conflict of interest baik
dikalangan asosiasi maupun
dalam relasi dengan institusi dan
klien
3. Menjaga kerahasiaan segala kerahasiaan, Secara substansif, pengaturan
informasi yang didapatnya dalam otonomi dan tentang kerahasiaan ini sudah
melaksanakan tugas dan tidak obyektivitas baik.
mempergunakan kerahasiaan itu Keberadaan sekretaris dalam hal
untuk kepentingan pribadi. turut memberikan pertimbangan
a. Anggota ISI bertindak sebagai kepada atasan dalam menentukan
orang yang dapat dipercaya dalam kebijakan, adalah peran yang

VOCATIO 19
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
hubungan profesional, sangat penting. Bahkan rahasia
melaksanakan tanggung jawabnya klien pun menjadi aset yang
dengan cara yang paling bernilai ekonomis dan berpotensi
kompeten dan menerapkan terhadap penyimpangan yang
pengetahuan dan keterampilannya merugikan institusi. Maka
untuk kepentingan kerja. dibutuhkan aturan kode etik yang
b. Anggota ISI tidak menggunakan lebih imperatif tetapi tetap
dengan cara apapun kerahasiaan responsif terhadap kepentingan
informasi yang didapatnya yang stake holder, seiring dengan arah
dapat menimbulkan pertentangan pergerakan bisnis di masa
bagi perusahaan dimana ia mendatang.
bekerja / di tempat kerja yang
telah ditinggalkannya.
4. Meningkatkan mutu profesi melalui Kepentingan Meningkatkan mutu profesi dapat
pendidikan/melalui kerjasama rekan publik, dilakukan dengan menetapkan
– rekan seprofesi baik pada tingkat integritas, standar profesi yang tinggi, yang
nasional/internasional. kerahasiaan, dievaluasi secara berkala. Standar
a. Tukar menukar pengetahuan otonomi dan ini menjadi kewajiban bagi setiap
dalam bidang keahliannya pada obyektivitas profesi.
tingkat nasional maupun Dengan adanya tntutan demikian,
internasional secara wajar dengan hal ini akan menumbuhkan
rekan – rekan ISI dan kelompok motivasi bagi anggota profesi
profesi lain serta meningkatkan untuk terus belajar dan
apresiasi masyarakat terhadap meningkatkan kualitas diri.
profesi sekretaris. Seorang sekretaris dalam tugas
b. Anggota ISI saling memberi profesinya memberikan pelayanan
nasihat, dorongan dan bimbingan yang kompeten dengan kebebasan
kepada sesama anggota jika teknis dan moral disertai dengan
dimintai kalau permasalahannya empati dan penghormatan
berada dalam pengetahuan dan terhadap keberadaan institusi
pengalamannya. sebagai himpunan sesama
c. Menyelenggarakan seminar / manusia, menghindarkan pujian
diskusi, panel, diskusi dan berlebihan terhadap diri sendiri,
ceramah dengan rekan – rekan dan berkewajiban untuk
seprofesi secara bebas mengenai mengikuti pendidikan keahlian
masalah-masalah yang bertalian berjenjang.
dengan praktik-praktik Seorang sekretaris, senantiasa
kesekretarisan. belajar dan berbenah diri sehingga
up to date tidak hanya dalam hal
performa fisik, tetapi juga dalam
hal wawasan dan pengetahuan.
Hal ini penting untuk dapat
menunjang prinsip otonomi agar
tidak mudah dipengaruhi hal-hal
non-teknis dalam berkerja.
5. Menghormati dan menghargai Integritas, Menambahkan unsur kebersatuan,
reputasi rekan seprofesi baik kepentingan kegotongroyongan (penyelesaian
didalam maupun di luar negeri. public, konflik dengan musyawarah) dan
kerahasiaan, keadilan.

20 VOCATIO
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
a. Anggota ISI memberikan Mencantumkan penghormatan
bantuan dalam praktik terhadap para senior dan rekan
kesekretariatan kepada rekan sejawat dalam
baik di dalam / di luar negeri jika komunitas/kolegium.
diminta Hal ini merupakan bentuk
b. Anggota ISI tidak berbuat kewajiban sekretaris terhadap diri
sesuatu dengan sengaja / tidak pribadi, kewajiban terhadap klien.
sengaja yang merugikan nama
baik sesama rekan ISI maupun
rekan seprofesi di luar negeri.

Secara umum, ketujuh prinsip Etika yaitu: Tanggung jawab, Kepentingan


Profesi yaitu: tanggung jawab profesi, Publik, Integritas, Otonomi dan
kepentingan publikintegritas, otonomi dan Obyektivitas, Kehati-hatian, Kerahasiaan,
obyektivitas, kehati-hatian, Kerahasiaan, Standar Teknis dan Sanksi. Ketujuh
Standar teknis, sudah tercantum sebagai Prinsip telah tercermin melalui Kode etik
pedoman dengan baik. Tetapi belum Sekretaris Indonesia, tetapi rumusan
kelihatan perihal sanksi. Karena kode etik imperatif yang memberi penegasan
berbeda dengan perundang-undangan, kewajiban-kewajiban etis masih perlu
tetapi berfungsi sebagai pedoman perilaku dikembangkan secara signifikan, dengan
profesi, maka menurut hemat penulis, bingkai nilai keindonesiaan.
dalam penyusunan kode etik sanksi dapat Untuk menegaskan fungsi
dicantumkan imperatif etik dalam bentuk perlindungan terhadap implikasi hukum
kewajiban umum sekretaris, kewajiban berupa malaadministrasi dan malapraktik
sekretaris terhadap perusahaan dan klien, sekretaris, maka Keberadaan Kote Etik ini
kewajiban sekretaris terhadap rekan dilengkapi juga dengan Standar Pelayanan
seprofesi (teman sejawat) dan kewajiban Sekretaris, yang keseluruhan dievalusi
sekretaris terhadap diri sendiri. Juga dapat secara berkala.
ditambahkan hal-hal yang dilarang dan 2. Saran
dibenarkan secara etik dalam profesi Kode etik profesi berfungsi sebagai
sekretaris. instrument social control dan instrumen
perlindungan bagi profesi, termasuk
PENUTUP profesi sekretaris sebagai stake holder
1. Kesimpulan yang memegang peranan penting dalam
Kode Etik Profesi yang disusun suatu institusi/ perusahaan dalam
dengan bingkai Keindonesian ini menjadi rangkaian business system dewasa ini.
himpunan norma moral yang memiliki Kepada Ikatan Sekretaris Indonesia
sanksi, sehingga berfungsi bukan hanya sebagai asosiasi profesi, hendaknya
sebagai instrument social control tetapi mengkonstruksi Kode Etik Profesi
juga instrument perlindungan bagi setiap Sekretaris dengan lebih tegas dan berani
profesi untuk dapat berdiri dengan memunculkan nilai keindonesiaan.
berwibawa serta memberi penghormatan Menghidupkan nilai keindonesiaan
penuh terhadap hak-hak manusiawi secara melalui tugas yang diemban merupakan
otonom dan rasional. Hal ini dicapai bagian dari upaya membawa nilai
dengan pendekatan “harmoni”, yang Indonesia ke kancah global. Nilai global
mengsintesakan nilai-nilai ketuhanan, tidak begitu saja bisa ditransplantasikan
kemanusiaan, kebersatuan, gotong royong dalam budaya di Indonesia. Maka yang
dan keadilan, yang dikemas dalam terbaik adalah menghidupkan nilai
kedelapan prinsip Kode Etik Profesi, keindonesiaan untuk mencapai hidup yang

VOCATIO 21
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI
harmoni di tengah arus kompetitif, tentang perlindungan hukum bagi profesi
hedonis dan konsumeris. Kode Etik sekretaris dibawah payung hukum bisnis
Profesi menjadi acuan bagi Ikatan sehingga profesi sekretaris (dan corporate
Sekretaris Indonesia dalam melakukan secretary) menjadi legitimate sebagai
fungsi pembinaan dan pengawasan bagian dari business system yang
terhadap eksistensi profesi. membaktikan diri bagi layanan publik.
Kepada Pemerintah dan legislator,
untuk segera mengkonstruksi regulasi

DAFTAR PUSTAKA
Bertens. 2011. Etika Biomedis. Kanisisus. Yogyakarta.
Bijlani, Hiru. 1994. Globalization: An Overview. Red International, Ltd. Singapore.
Coser, Lewis. 1956. The Functions of Social Conflict. The Free Press. New York.
Darmaputera, Eka. 1987. Pancasila: Identitas dan Modernitas, Tinjauan Etis dan Budaya.
Bpk. Gunung Mulia. Jakarta.
Galanter, Marc. 1983. The Sociology of the Profession. Dingwall & Lewis.
Is Sadi, Muhamad. 2015. Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya di Indonesia.
Prenada Media. Jakarta.
Keraf, Sonny. 1993. Etika Bisnis, Membangun Citra Bisnis Sebagai Profesi Luhur. Kanisius.
Yogyakarta.
Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Etika dan Hukum Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.
Nuh, Muhammad. 2011. Etika Profesi Hukum, Pustaka Setia. Bandung.
Ohmae, Kenichi. 1995. The End of Nation State: The Rise of Regional Economics. The Free
Press. New York.
Rasjidi, Lili dan Ira Thania Rasjidi. 2012. Pengantar Filsafat Hukum. Mandar Madju.
Bandung.
Riyanto, Armada. 2015. Kearifan Lokal Pancasila Butir-butir Filsafat Keindonesiaan.
Kanisius. Yogyakarta.
Sidharta, Bernard Arief. 2013. Ilmu Hukum Indonesia Upaya Pengembangan Ilmu Hukum
Sistematik yang Responsif terhadap Perubahan Masyarakat. Genta Publishing.
Yogyakarta.
Sudjito, et.al. 2013. Jati Diri Mansia Indonesia dalam Perspektif Pembentukan Karakter
Bangsa, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Suseno, Frans Magnis. 2006. Etika Abad Kedua Puluh. Kanisius. Yogyakarta.
Suseno, Franz Magnis. 1989. Etika Dasar, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral.
Kanisius. Yogyakarta.
Tanya, Bernard. L. 2014. Pancasila Bingkai Hukum Indonesia. Genta Publishing.
Yogyakarta,
Thirous. 1980. Ethics, Theory & Practice, Glencoe Publishing Co Inc. Encino. California.
Willer, Ann Ruth. 1997. Cases in comparative politik Asia. Little, Brown and Company
Boston.

22 VOCATIO
JURNAL ILMIAH ILMU ADMINISTRASI DAN SEKRETARI

Anda mungkin juga menyukai