Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK

MENURUT ABRAHAM MASLOW

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Makalah
D. Manfaat Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Riwayat Abraham Harold Maslow
B. Teori Kepribadian Abraham Maslow Humanistik
C. Konsep Dasar Teori Humanistik
D. Teori Humanistik
E. Hakekat Pandangan Tentang Manusia
F. Teknik yang Digunakan
G. Tujuan Pendekatan Humanistik
H. Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik
I. PerbedaanTeori Rogers denganTeori Maslow
BAB III PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istilah yang memiliki keterkaitan yang sangat
erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar bisa diartikan sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya.

Untuk membantu terselenggaranya suatu proses pembelajaran di kelas yang baik, diperlukan
adanya suatu teori belajar. Penggunaan teori belajar yang salah akan mengakibatkan terjadinya
hambatan dalam proses pembelajaran. Penerapan teori belajar di kelas membutuhkan
pemahaman yag mendalam terhadap teori tersebut dan rasa senang untuk menggunakan dan
mengembangknnya secara tepat guna dengan kondisi di Indonesia.

Banyak teori belajar yang dapat digunakan para guru untuk berbagai keperluan belajar dan
proses pembelajaran, antara lain teori pembelajaran psikoanalisis, behavioristik, kognitif, dan
humanistik. Setiap teori belajar mempunyai tokoh- tokoh penting yang berbeda- beda. Seperti
pada teori belajar humanistik, terdapat tokoh- tokoh penting secara teoritik, antara lain Arthur W.
Combs, Abraham Maslow, dan Carl Rogers.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Abraham Harold Maslow ?
2. Bagaimana Teori Kepribadian Abraham Maslow Humanistik ?
3. Seperti apa Konsep Dasar Teori Humanistik ?
4. Bagaimana Teori Humanistik menurut Abraham Maslow ?
5. Seperti apa Hakekat Pandangan Tentang Manusia ?
6. Bagaimana Teknik yang Digunakan dalam pendekatan ini ?
7. Bagaimana Tujuan Pendekatan Humanistik ?
8. Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik ?
9. Bagaimana PerbedaanTeori Rogers denganTeori Maslow ?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah di atas dapat saya tarik suatu tujuan penulisan makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui biografi Abraham Maslow.
2. Untuk mengetahui isi teori kepribadian Abraham Maslow tentang Humanistik.
3. Untuk mengetahui konsep dasar teori Humanistik.
4. Untuk mengetahui isi teori humanistik menurut Abraham Maslow.
5. Untuk mengetahui hakekat pandangan dalam pendekatan ini.
6. Untuk mengetahui teknik yang digunakan dalam pendekatan ini.
7. Untuk mengetahui tujuan pendekatan Humanistik.
8. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan humanistik.
9. Untuk mengetahui perbedaan teori Rogers dengan Teori Abraham Maslow.

D. Manfaat Makalah

Makalah ini dibuat untuk memberikan sebuah pengetahuan tentang teori kepribadian Humanistik
menurut Abraham Maslow, kepada semua pembaca.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Riwayat Abraham Harold Maslow

Abraham Maslow dilahirkan di Brooklyn, New York, pada tahun 1908 dan wafat pada tahun
1970 dalam usia 62 tahun. Maslow dibesarkan dalam keluarga Yahudi dan merupakan anak
tertua dari tujuh bersaudara dengan Orang Tua yang tidak mengenyam pendidikan tinggi. Pada
masa kecilnya, ia dikenal sebagai anak yang kurang berkembang dibanding anak lain sebayanya.
“Saya adalah seorang anak Yahudi yang tumbuh dalam lingkungan yang mayoritas dihuni oleh
non Yahudi. Saya merasa terisolasi dan tidak bahagia pada masa itu”. Selepas SMU Dia
mengambil studi hukum di City College of New York (CCNY), sebelum minatnya kemudian
beralih pada bidang psikologi, yang dipelajarinya hingga meraih gelar PhD pada tahun 1934 di
University of Wisconsin. Setahun kemudian Dia kembali ke New York dan bekerjasama dengan
E.L. Thorndike untuk melakukan riset tentang seksualitas manusia (human sexuality) dan
menjadi pengajar penuh di Brooklyn College. Maslow kemudian memperdalam riset dan
studinya di Universitas Columbia dan masih mendalami subjek yang sama. Di sana ia bertemu
dengan mentornya yang lain yaitu Alfred Adler, salah satu kolega awal dari Sigmund Freud.

Pada tahun 1937 hingga tahun 1951, Maslow memperdalam ilmunya di Brooklyn College. Di
New York, Ia bertemu dengan dua mentor lainnya yaitu Ruth Benedict seorang antropologis, dan
Max Wertheimer seorang Gestalt psikolog, yang ia kagumi secara profesional maupun personal.
Kedua orang inilah yang kemudian menjadi perhatian Maslow dalam mendalami perilaku
manusia, kesehatan mental dan potensi manusia. Ia menulis dalam subjek subjek ini dengan
mendalam. Tulisannya banyak meminjam dari gagasan-gagasan psikologi, namun dengan
pengembangan yang signifikan. Penambahan tersebut khususnya mencakup hirarki kebutuhan,
berbagai macam kebutuhan, aktualisasi diri seseorang, dan puncak dari pengalaman. Maslow
menjadi pelopor aliran humanistik psikologi yang terbentuk pada sekitar tahun 1950 hingga
1960-an. Pada masa ini ia dikenal sebagai “kekuatan ketiga” di sanping teori Freud dan
behaviorisme.
Kontribusi utama Maslow dengan psikologi adalah tangga / piramida kebutuhan dasar, bukti
menunjukkan bahwa ia awalnya datang dengan ide di tahun 1940-an. Menampilkan piramida
yang beberapa kebutuhan yang lebih kuat dari pada yang lain, mulai dari yang paling mendesak
untuk yang paling canggih. Kelima kategori yang fisiologis (jenis kelamin, tidur, air, dll
makanan), keamanan (keamanan tubuh, kesehatan, dll kerja), milik / cinta (persahabatan,
keluarga dan keintiman seksual), harga diri (rasa percaya diri, menghormati orang lain dan oleh
orang lain ), dan aktualisasi diri (moralitas, kreativitas dll).

Teorinya adalah bahwa meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bawah tangga / piramida
akan mencegah seseorang naik ketingkat berikutnya. Mereka yang mencapai puncak piramida
adalah orang-actualising diri. Hirarki Kebutuhan Maslow menjadi gagasan diterima di bidang
psikologi dan antropologi, serta menyeberang kebidang kemanusiaan lainnya.
Maslow tidak melakukan revisi teori dan ini berarti bahwa karya-karya besar lainnya Motivation
and Personality ‘(1954) dan Menuju Psikologi Menjadi’ (1962) telah diabaikan untuk sebagian
besar. Maslow juga mengkritik psikologi mainstream untuk overusing patologi dan tidak melihat
individu, ‘diri otentik.
Maslow menjadi profesor di Universitas Brandeisdari 1951 hingga 1969, dan menjadi resident
fellow untuk Laughlin Institute of California. Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika
menganugerahkan gelar Humanist of the Year. Pada tanggal 8 juni 1970 Ia meninggal karena
serangan jantung.

B. Teori Kepribadian Abraham Maslow Humanistik

Maslow berpendapat bahwa motivasi manusia diorganisasikan ke dalam sebuah hirarki


kebutuhan yaitu suatu susunan kebutuhan yang sistematis, suatu kebutuhan dasar harus dipenuhi
sebelum kebutuhan dasar lainnya muncul. Kebutuhan ini bersifat instinktif yang mengaktifkan
atau mengarahkan perilaku manusia. Meskipun kebutuhan itu bersifat instinktif, namun perilaku
yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan tersebut sifatnya dipelajari, sehingga terjadi variasi
perilaku dari setiap orang dalam cara memuaskannya. Kebutuhan itu mempunyai beberapa
karakteristik sabagai berikut :

a) Kebutuhan yang lebih rendah dalam hirarki merupakan kebutuhan yang kuat, potensial, dan
prioritas; sementara yang lebih tinggi dalam hirarki merupakan kebutuhan yang paling lemah.
b) Kebutuhan yang lebih tinggi muncul terakhir dalam rentang kehidupan manusia. Kebutuhan
fisiologis (biologis) dan rasa aman muncul pada usia anak, kebutuhan akan pengakuan dan
penghargaan muncul pada usia remaja, sementara kebutuhan aktualisasi diri muncul pada usia
dewasa.
c) Kebutuhan yang lebih tinggi kurang diperlukan dalam rangka mempertahankan hidup,
sehingga pemuasannya dapat diabaikan. Kegagalan dalam pemuasannya tidak akan
menimbulkan krisis, tidak seperti apabila gagal dalam memenuhi kepuasan kebutuhan yang lebih
rendah. Dengan alasan ini, Maslow menyebut kebutuhan yang lebih rendah ini dengan kebutuhan
deficit atau defisiensi. Kegagalan dalam memuaskan kebutuhan ini akan mengakibatkan
defisiensi (ketidaknyamanan) dalam diri individu.

d) Walaupun kebutuhan yang lebih tinggi itu kurang begitu perlu dalam rangka survival, namun
kebutuhan itu memberikan kontribusi terhadap survival itu sendiri dan juga perkembangan.
Kepuasan yang diperoleh dari kebutuhan yang lebih tinggi itu dapat meningkatkan kesehatan,
panjang usia, dan efisiensi biologis. Dengan alasan ini Maslow menanamkan kebutuhan ini
dengan kebutuhan perkembangan atau berada (growth or being needs).

e) Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi amat bermanfaat, baik bagi fisik maupun psikis.
Kondisi ini dapat melahirkan rasa senang, bahagia, dan perasaan bermakna.

f) Pemuasan kebutuhan yang lebih tinggi memerlukan situasi eksternal yang lebih baik (sosial,
ekonomi, dan politik) daripada pemuasan kebutuhan yang lebih rendah. Contoh: untuk mengejar
aktualisasi diri diperlukan suasana kehidupan yang memberi kebebasan untuk berekspresi dan
berpeluang. Hirarki kebutuhan digambarkan dalam bentuk piramida berikut.

a. Kebutuhan-kebutuhan Fisologis atau Biologis

Yang mendasar pada teori Maslow adalah pendapatnya tentang kebutuhan fisiologis atau yang
biasa disebut dengan kebutuhan biologis. Diman kebutuhan ini adalah kebutuhan yang paling
kuat dan paling jelas diantara kebutuhan-kebutuhan yang lainnya, yaitu kebutuhan
mempertahankan hidupnya secara fisik diantaranya adalah: kebutuhan akan makan, minum,
tempat tidur, seks dan oksigen.
Maslow mengatakan seseorang yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka ia akan terlebih
dulu memburu kebutuhan dasarnya itu sebelum beranjak kepada kebutuhan lainnya. Maslow
mengemukakan bahwa manusia adalah binatang yang berhasrat dan jarang mencapai taraf
kepuasan yang sempurna, kecuali untuk saat yang tebatas. Apabila suatu hasrat telah
terpuasakan, maka hasrat lain muncul sebagai penggantinya.

b. Kebutuhan akan Rasa Aman

Setelah kebuthan-kebutuhan fisiologis dapat terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan baru yang
oleh Maslow disebut dengan kebutuhan akan rasa aman. Karena kebutuhan rasa aman biasanya
terpuaskan pada orang dewasa yang normal dan sehat, maka cara yang terbaik untuk mengetahui
kebutuhan tersebut adalah dengan mengamati tingkah laku orang dewasa yang mengalami
gangguan (neurotic). Maslow mengatakan bahwa orang dewasa yang tidak aman (neurotic),
maka ia akan bertingkah laku seperti anak-anak yang tidak aman, ia akan merasa dalam keadaan
terancam, disamping itu ia akan bertindak seakan-akan dalam keadaan darurat.
Kebutuhan ini sangat penting bagi setiap orang baik anak, remaja, maupun dewasa. Pada anak
kebutuhan akan rasa aman ini nampak dengan jelas, sebab mereka suka mereaksi secara
langsung terhadap sesuatu yang mengancam dirinya. Agar kebutuhan anak akan rasa aman ini
terpenuhi, maka perlu diciptakan iklim kehidupan yang memberi kebebesan untuk berekspresi.
Namun pemberian kebebasan untuk berekspresi atau berperilaku itu perlu bimbingan dari orang
tua, karena anak belum memiliki kemampuan untuk mengarahkan perilakunya secara cepat dan
benar. Pada orang dewasa, kebutuhan ini memotivasinya untuk mencari kerja, menjadi peserta
ansuransi, atau menabung uang. Orang dewasa yang sehat mentalnya, ditandai dengan perasaan
aman, bebas dari rasa takut dan cemas. Sementara yang tidak sehat ditandai dengan perasaan
seolah-olah selalu dalam keadaan terancam bencana besar.

c. Kebutuhan akan rasa cinta kasih

Cinta, sebagaimana kata itu digunakan oleh Maslow, tidak boleh dikacaukan dengan seks, yang
dapat dipadankan dengan sebagai kebutuhan fisiologi semata. Ia mengatakan bahwa “tingkah
laku seksual ditentukan oleh banyak kebutuhan, bukan hanya kebutuhan seksual melaikan oleh
kebutuhan lain, yang utama diantaranya adalah kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Maslow
menyukai rumusan yang dikemukakan oleh Carl Roges tentang cinta, yaitu “keadaan dimengerti
secara mendalam dan diterima dengan dengan sepenuh hati.

Disamping itu Maslow juga berpendapat bahwa, kecendrungan Freudian menggap cinta berasal
dari seks merupakan kesalahan serius. Maslow juga merasa heran mengapa psikologi hanya
membahsa sedikit saja tentang cinta, Maslow juga mengemukakan bahwa tanpa cinta
pertumbuhan dan perkembangan manusia akan terhambat. Bagi Maslow, cinta menyangkut suatu
hubungan sehat dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap saling percaya. Dalam
hubungan yang sejati tidak akan ada rasa takut, sering kali cinta akan rusak apabila salah satu
pihak merasa takut kalau-kalau kelemahan dan kesalahan akan terungkap. Maslow mengatakan
juga, “kenutuhan akan cinta meliputi cinta yang memberi dan cinta yang menerima.

d. Kebutuhan Penghargaan

Pada tahap selanjutnya, kita mulai mencari sedikit harga diri.Maslow mencatat dua versi
mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan yang lebih tinggi.
Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status,
ketenaran, kemuliaan, pengakuaan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.
Kebutuhan yang “ tinggi” adalah kebutuhan akan harga diri, termasuk perasaan, seperti
keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan. Kebutuhan
penghargaan diri dikategorikan tinggi karena bentuknya tidak seperti rasa hormat dari orang lain.
Misalnya, apabila menyangkut harga diri, maka akan sulit untuk merasa kalah ( perasaan lebih
rendah ). Versi negatif kebutuhan ini adalah rendah diri dan kompleks inferioritas ( inferiority
complexs ). Dalam hal ini, Maslow mengakui konsep adler mengenai kompleks inferioritas yang
merupakan akar dari sebagian besar masalah-masalah psikologis kita.

Di Negara modern, sebagian besar dari kita memiliki apa yang kita butuhkan untuk memenuhi
kebutuan fisiologis dan kebutuhan keselamaatan, tetapi lebih sering tidak memiliki cukup cinta
dan perasaan memiliki. Demikian juga dengan rasa hormat, yang sering tampak begitu sulit
untuk di dapati. Barangkali, kondisi ini terbalik dengan negara yang belum maju, seperti
Indonesia, bisa saja kita tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, banyaknya
orang miskin dan bencana alam yang tidak tertangani dengan baik, tetapi kita masih memiliki
persaudaraan yang erat dan rasa hormat yang tinggi dan generasi yang lebih muda dan kelompok
sosial yang lain.
Keempat tigkatan yang awal hierarki di atas disebut deficit kebutuhan, atau D-need.Jika anda
tidak memenuhi satu kebutuhan, berarti anda memiliki satu defisit, anda merasa perlu untuk
memenuhiya. Namun, jika anda memenuhi semua yang anda butuhkan, anda tidak merasa defisit
sama sekali. Dengan kata lain, kebuuhan tersebut berhenti memotivasi diri.

Maslow juga membahas tingkatan tersebut dalam prinsip homeostatis. Homeostatis adalah
prinsip yang di gunakan untuk tungku thermostat anda ketika beroperasi : apabila terlalu dingin,
akan berganti menjadi panas, tetapi ketika hari terlalu panas, paanas switch off ( mati ) kemudian
kembali kepada suhu yang sesuai. Dengan cara yang sama, tubuh anda saat ini berkerja seperti
ini, pada suatu saat anda lapar, maka anda akan berusaha memenuhi kebutuhan ini dengan
makan, maka kebutuhan pun hilang an rasa lapar berhenti. Maslow kemudian memperluas prisip
homeostatis untuk berbagi kebutuhan, seperti keselamatan, perasaan mmiliki, dan penghargaan.
Maslow melihat semua kebutuhan ini sebagai kebutuhan dasar hidup.Demikia juga dengan cinta
dan harga diri yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan.Menurutnya, kita semua memiliki
kebutuhan ini dan semuanya berasal dari genetic, seperti halnya naluri.Bahkan, dia menyebut
naluriah sebagai kehidupan.

e. Kebutuhan Kognitif
Secara alamiah manusia memiliki hasrat ingin tahu (memperoleh pengetahuan, atau pemahaman
tentang sesuatu). Hasrat ini mulai berkembang sejak akhir usia bayi dan awal masa anak, yang di
ekspresikan sebagai rasa ingin tahunya dalam bentuk pengajuan pertanyaan tentang berbagai hal,
baik diri maupun lingkungannya. Rasa ingin tahu ini biasanya terhambat perkembangannya oleh
lingkungan, baik keluarga maupun sekolah. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan ini akan
menghambat pencapaian perkembangan kepribadian secara penuh. Menurut Maslow rasa ingin
tahu ini merupakan ciri mental yang sehat. Kebutuhan kognitif ini diekspresikan sebagai
kebutuhan untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, menjelaskan, mencari sesuatu atau
suasana baru dan meneliti.

f. Kebutuhan Estetika

Kebutuhan estetik (order and beauty) merupakan orang yang sehat mentalnya. Melalui
kebutuhan inilah manusia dapat mengembangkan kreativitasnya dalam bidang seni (lukis, rupa,
patung, dan grafis), arsitektur, tata busana, dan tata rias. Disamping itu orang yang sehat
mentalnya ditandai dengan kebutuhan keteraturan, keserasian, atau keharmonisan dalam setiap
aspek kehidupannya. Orang yang kurang sehat mentalnya, atau sedang mengalami gangguan
emosional, dan stres biasanya kurang memperhatikan kebersihan dan kurang apresiatif
keteraturan dan keindahan.
g. Kebutuhan akan aktualisasi diri

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dan agak sedikit berbeda adalah aktualisasi diri.Maslow
menggunakan berbagai istilah untuk menyebutkan tingkatan ini.Maslow menyebutnya
pertumbuhan motivasi (berbeda dengan definisi motivasi), karena kebutuhan aktualisasi diri
adalah B-needs (B-being), berbeda dengan D-needs.Kebutuhan aktualisasi adalah kebutuhan
yang tidak melibatkan keseimbangan atau homeostatis, tetapi melibatkan keinginan yang terus-
menerus untuk memenuhi potensi, untuk menjadi semua yang kita bisa.

Dalam penelitiannya mengenai orang yang mencapai aktualisasi diri, Maslow menggunakan
metode kualitatif yang disebut analisis biografi untuk mengetahui aktualisasi diri seseorang.
Orang-orang yang mencapai aktualisasi diri juga memiliki cara yang berbeda berhubungan
dengan orang lain. Mereka menikmati kesendirian, dan merasa nyaman dengan kesendiriannya,
mereka juga menikmati hubungan pribadi dengan beberapa teman dekat dan anggota keluarga
secara mendalam.
C. Konsep Dasar Teori Humanistik

Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia


pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang
disepakati mengenai kata humanistik dalam artikel pendidikan.

Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan
merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Beberapa
psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk
berkembanglebih baik dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh
insting ini dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang
benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga
punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam
Freudian ataupun pengelola perilaku seperti pada behaviorisme.

Secara singkatnya, pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan


positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan
kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup
kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk
memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau
kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena
keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.

Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami
lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat
laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya.
D. Teori Humanistik

Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat
kejadian yaitu bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-hal yang positif.
Kemampuan bertindak positif ini yang disebut sebagai potensi manusia dan para pendidik yang
beraliran humanism biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan
positif ini.

Kemampuan positif disini erat kaitannya dengan pengembangan emosi positif yang terdapat
dalam domain afektif. Emosi adalah karakterisitik yang sangat kuat yang nampak dari para
pendidik beraliran humanisme. Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap individu
dipengaruhi dan dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan kepada
pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Teori humanisme ini cocok untuk diterapkan pada
materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian, hati nurani, perubahan
sikap, dan analisis terhadap fenomena sosial.

E. Hakekat Pandangan Tentang Manusia

Maslow memandang manusia dengan optimis, memiliki kecenderungan alamiah untuk bergerak
menuju aktualisasi diri.Manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak, memiliki kesadaran
untuk memilih serta memiliki harapan.Meskipun memiliki kemampuan jahat dan merusak, tetapi
bukan merupakan esensi dasar dari manusia.Sifat-sifat jahat muncul dari rasa frustasi terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar. Misalnya, ketika kebutuhan akan makanan tidak terpenuhi, maka ia
akan mencuri supaya dapat makan.

Maslow percaya bahwa kesempurnaan manusia tidak akan tercapai, tetapi ia menyakini bahwa
manusia mampu untuk terus tumbuh dan berkembang luar biasa. Manusia mempunyai potensi
untuk menjadi actual, karena kebanyakan manusia akan berjuang dalam hidupnya untuk
memperoleh makanan, rasa aman, atau pun cinta.

Teori maslow didasarkan kepada pandangan mengenai sejarah manusia sebagai hewan
evolusioner yang terus berproses untuk tumbuh menjadi manusia yang sesungguhnya. Selama
proses tersebut, secara berangsur-angsur manusia lebih termotivasi oleh metamotivasi dan B-
values. Pada umumnya, perilaku manusia termotivasi oleh kebutuhan fisiologis dan rasa aman
yang ditentukan oleh kekuatan dari luar, yang memposisikan perilaku aktualisasi diri manusia
memiliki porsi yang lebih kecil.Individu dibentuk secara biologis (genetis) dan dipengaruhi
lingkungan sosial.Ketika manusia mencapai aktualisasi diri, mereka mengalami sinergi yang baik
antara kebutuhan biologis, social, dan aspek spiritual dalam dirinya.

F. Teknik yang Digunakan

Tehnik yang digunakan oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan terapi
adalah agar klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan, dan
sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan pada orang
lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi aktif.Meskipun
Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannya dapat diterapkan
dalam psikoterapi.
Dalam konsep hierarki kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih dapat bergerak pada
level kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya, biasanya merekaa tidak
termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan berusaha keras untuk
memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan.

Kebanyakan manusia yang membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki kebutuhan tingkat
ketiga.Tingkat kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih kesulutan untuk
mendapatkan kasih sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses interpersonal yang
hangat dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, klien memperoleh kepuasan dalam memenuhi
kebutuhan akan rasa cinta, memperoleh rasa percaya diri, dan penghargaan diri sendiri.
Hubungan yang baik antara klien dan terapis merupakan pengobatan psikologis terbaik.
Hubungan yang saling menerima akan memberikan perasaan patut dicintai dan memvasilitasi
kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.

G. Tujuan Pendekatan Humanistik


a. Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut
apa adanya. “Saya adalah saya”.

b. Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-
pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat
mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.

c. Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses
aktualisasi dirinya.

d. Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau
menurut kondisi dirinya.

H. Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik

Kelebihan Teori Humanistik

a. Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan


humanis.

b. Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan


mengungkapkan gagasan.

c. Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah
kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya
mempunyai pandangan yang berbeda-beda.

Kelemahan Teori Humanistik

a. Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.

b. Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil
mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.

c. Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis.


I. PerbedaanTeori Rogers denganTeori Maslow

Carl Rogers (1902-1987 ) adalah seorang humanistik psikolog setuju dengan sebagian besar dari
apa Maslow percaya, tetapi menambahkan bahwa bagi seseorang untuk “tumbuh”, mereka
memerlukan suatu lingkungan yang menyediakan mereka dengan genuinness (keterbukaandan
self-disclosure), penerimaan (yang dilihat dengan hal positif tanpa syarat), dan empati (di
dengarkan dan dipahami).

Satu perbedaan antara Maslow dan Rogers adalah penekanan bahwa Maslow memberikan
kepuncak pengalaman. Puncak pengalaman saat di dalam hidup yang membawa kita melampaui
persepsi biasa, pikiran, dan perasaan. Biasanya, individu merasa berenergi, lebih “hidup”. Dalam
beberapa hal, pengalaman puncak mirip dengan konsep Zen satori (harfiah “pencerahan”), yang,
seperti pengalaman puncak, datang tanpa diduga, dan mengubah pemahaman individu tentang
diri dan dunia. Karena sifat “mistis” dari pengalaman puncak, beberapa psikolog kurang nyaman
dengan teori Maslow dari pada dengan Rogers, yang menggunakan konsep yang lebih mudah
berhubungan dengan psikologi “mainstream”. Mungkin, ini account untuk Maslow yang
dipandang sebagai kurang berpengaruh di antara terapis.

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Teori Humanistik Abraham Maslow meyakini bahwa manusia memiliki potensi di dalam dirinya
untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk
hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan
orang tua, sekolah, dan tekanan sosial lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Yusuf, Syamsu LN., (2008), Teori Kepribadian . Bandung: Remaja Rosdakarya.


http://psikologiuhuy.wordpress.com/2010/04/08/teori-kepribadian-abraham-harold-maslow/
http://bk11unmul.blogspot.com/2012/11/makalah-teori-humanistik.html.
http://ceritaanni.wordpress.com/2011/10/08/teori-humanistik-maslow-roger/.

Anda mungkin juga menyukai