PENDAHULUAN
mengemukakan konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita, persepsi ini
boleh bersifat psikologis, sosial dan psikis. Konsep diri bukan hanya
Konsep diri mempunyai sifat yang dinamis, artinya tidak luput dari
perubahan. Ada aspek-aspek yang bisa bertahan dalam jangka waktu tertentu,
namun ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi sesaat. Dari
1
Prof . DR. Nina W. Syam, M.S, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi
(Bandung : Simbiosa Rekatama Media 2012) hal 55
2
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Jakarta : PT Remaja Rosdakarya 2005)
1
2
keluarga.3
keadaan dirinya secara fisik. Dalam dalam hal ini terlihat persepsi seseorang
terhadap keadaan dirinya (cantik, jelek, menarik atau tidak menarik) dan
keadaan tubuhnya (tinggi, pendek, gemuk, kurus). Kedua dari segi sosial
masyarakat. Yang ketiga dari segi kognitif yaitu bagaimana individu tersebut
apakah dia mempunyai kecerdasan yang bagus atau bagaimana. Dan yang
keempat dari segi moral yaitu persepsi seseorang terhadap dirinya dilihat dari
standar perkembangan nilai moral dan etika. Hal ini menyangkut persepsi
baik atau buruk. Seterusnya dari segi keluarga yaitu menunjukkan seberapa
jauh seseorang merasa dekat terhadap dirinya sebagai anggota keluarga serta
sendiri, apakah dia memiliki konsep diri positif atau negatif. Konsep diri
3
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta. Rineka Cipta,1990) hal 185
3
interaksi sosial, apa yang mereka pikirkan tentang dirinya akan tercermin dari
bersikap.
masa anak-anak ke masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal
pada pria dan 12 tahun pada wanita.4 Banyak terlihat pada saat sekarang ini
remaja yang sedang berada pada masa pubertas seringkali salah dalam
membatasi hak dan kewajiban serta tolong menolong antara pria dan wanita
5
yang bukan mahram. Sebagaiman firman Allah SWT dalam surah
an-Nisa’ : 1
4
Prof.Dr.Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Jakarta,PT Bumi Aksara) hal 9
5
Drs. Beni Ahmad Saebani , M.Si, Fiqh Munakahat (Bandung : CV Pustaka Setia 2001)
hal 5
4
mengawasi kamu.
Akan tetapi pada saat ini yang banyak dijumpai ialah pernikahan
usia ideal itu 21 tahun, namun toleransi bagi yang terpaksa menikah di bawah
usia 21 tahun ada batas 16 tahun untuk anak perempuan dan 19 tahun untuk
pernikahan dini.
Kec. Lareh Sago Halaban, terungkap bahwa terdapat sebagian remaja yang
sehingga dari hal itulah tumbuh dari diri remaja tersebut rasa ingin menikah,
rumah tangga. Bahkan ada juga karena faktor keluarga dimana keluarganya
5
Mei 2017 dengan Ibu DM salah seorang orangtua dari remaja, Ibu DM
masih sangat muda tersebut, akan tetapi karena ada beberapa hal orangtua
Selain itu pernikahan dini ini yang banyak terjadi karena remaja yang
pernikahan dini dalam 2 tahun belakangan ini. Hal lain yang menyebabkan
melanjutkan pendidikan baik dari diri remaja tersebut maupun dari orang
tuanya, bahkan pernikahan dini yang terjadi karena keinginan dari orangtua
yang mana orang tua lebih memilih menikahkan anaknya dari pada
keinginannya sendiri”.6
Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pada tanggal 04 Mei 2017
dini ini memang sudah menjadi hal yang tabu bagi masyarakat pedesaan,
6
Ibu DM, staff KUA Kec.Lareh Sago Halaban, Wawancara, 04 Mei 2017
6
menikah pada usia yang masih sangat muda, hal itu terjadi karena memang
pendidikan itu kurang bagi mereka. Namun di zaman yang semakin maju
pernikahan dini masih saja tetap terjadi, hal yang menyebabkan pernikahan
ini terjadi karena pergaulan yang terlalu bebas, bahkan faktor keluarga dan
Oleh karena itu peneliti tertarik meneliti di Kec. Lareh Sago Halaban.
Kota”.
B. Identifikasi Masalah
pada Profil Konsep Diri Remaja yang Melakukan Pernikahan Dini di Kec.
1. Sebagian orangtua beranggapan lebih baik menikah pada usia dini dari
pada sekolah.
7
Bapak MF, Wali Nagari Halaban, Wawancara, 04 Mei 2017
7
pernikahan dini.
C. Batasan Masalah
agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah dan dapat dilaksanakan
dini.
D. Rumusan Masalah
meliputi :
dini ?
pernikahan dini?
8
pernikahan dini?
E. Tujuan Penelitian
Kota.
Kota.
1. Bagi Peneliti
karya ilmiah.
2. Bagi Remaja
pernikahan dini.
9
pernikahan dini.
3. Bagi Orangtua
yang baik.
G. Penjelasan Judul
dalam memahami maksud yang ada dalam tulisan ini, maka peneliti perlu
8
Djaali. Psikologi Pendidikan ( Jakarta.Program Pasca Sarjana UNJ.2016) hal 166
9
Mohammad Ali.Psikologi Remaja.(JakartaPT Bumi Aksara) hal 9
11
H. Sistematika Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Diri
sosial.
diri.10
individu dalam kenyataan, dan juga akan menentukan siapa individu itu
menurut pikiran individu sendiri dan akan menjadi apa individu menurut
pikirannya sendiri.
10
Prof . DR. Nina W. Syam, M.S, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi
(Bandung : Simbiosa Rekatama Media 2012) hal 55
13
pandangan dan perasaan kita, persepsi ini boleh bersifat psikologis, sosial
dan psikis. Konsep diri bukan hanya gambaran deskriptif tetapi juga
penilaian kita.11
konsep diri merupakan semua persepsi kita terhadap aspek diri yang
dalam berbagai situasi dari pola reaksinya, sedangkan konsep diri tidak
diri terlihat dari pola reaksi tetap yang mendasari pola prilku seseorang.
dirinya sendiri. Persepsi tentang diri kita boleh bersifat psikologis, sosial
dan fisik. 13 Atau dapat diartikan bahwa konsep diri bagaimana individu
11
Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi (Jakarta: PT Remaja Rosdakarya 2005)
12
Alex Sobur, Psikologi Umum (Bandung : CV Pustaka Setia 2003)
13
Elida Prayitno Psikologi Perkembangan Remaja (Padang : Jurusan Bimbingan
Konseling FIP UNP.2002 Cet 1) hal 118
14
individu inilah yang disebut konsep diri, konsep diri bukan sekedar
Konsep diri tidak hanya sekedar apa yang dipersepsi seseorang dan
seperti apa ia, melainkan apa yang terdapat dibalik persepsinya, apa yang
self concept.14
pandangan individu mengenai siapa dirinya dan itu dapat diperoleh lewat
orangtua dan lingkungan akan menjadi bahan informasi bagi anak untuk
menilai siapa dirinya. Oleh sebab itu seringkali anak-anak yang tumbuh
dan dibesarkan dalam pola asuh yang keliru dan negatif, atau lingkungan
14
I Nyoman Surna, Psikologi Pendidikan 1 (Jakarta : Erlangga 2014) hal 140
15
marah, memberi hukuman akibat kekurangan dan lainnya. Akan tetapi jika
lingkungan memberikan sikap yang baik dan positif anak akan merasa
Konsep diri ini mempunyai sifat yang dinamis artinya tidak luput dari
tertentu, ada pula yang mudah sekali berubah sesuai dengan situasi
sesaat.15
berikut :
sekitarnya.
15
Prof. DR. Nina W. Syam M.S, Psikologi Sosial (Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Offset) hal 56-57
16
dalam kata-kata.16
dari hasil penilaian atau evaluasi orang lain terhadapnya. Apa yang
siapa dirinya, selain itu hasil dari tindakan yang dilakukan juga akan
pada diri seseorang terbentuk dalam waktu yang relatif lama, konsep diri
terhadap dirinya.
internal yaitu :
1) Diri identitas
Ini merupakan aspek yang mendasar dari konsep diri dan mengacu
16
Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja (Jakarta : Rajawali Pers) hal 81-82
17
identitasnya.
2) Diri pelaku
1) Diri fisik
Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang
hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri dan begitu
2) Diri etika/moral
17
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Refika Aditama, 2006)
hal 139
19
sama artinya dengan etika. Moral berasal dari bahasa latin Mos (adat
istiadat, kelakuan, tabiat, watak, akhlak, cara hidup). Etika dan moral
seseorang harus melangkah dalam hidup. Dan juga moral dan etika
dilihat dari standar perkembangan nilai moral dan etika. Hal ini
3) Diri keluarga
18
Dr. Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (Jakarta : PT Bumi Aksara) hal 27-28
20
suatu keluarga.
19
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga (Bandung : PT Alumni, 2011) hal 24
21
hidup.21
lemah dan tak berdaya merupakan konsep diri negatif karna seseorang
20
Prof . DR. Nina W. Syam, M.S, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi
(Bandung : Simbiosa Rekatama Media 2012) hal 55
21
Prof . DR. Nina W. Syam, M.S, Psikologi Sosial Sebagai Akar Ilmu Komunikasi
(Bandung : Simbiosa Rekatama Media 2012) hal 55-56
22
beberapa ciri-ciri orang dengan konsep diri positif dan negatif yaitu :
masyarakat.
orang lain.22
22
Safitri Rahmadani, Positive Komunication (Jakarta : Smartbooks Diglossia Media
2006) hal 88-90
24
baik sehingga bisa menerima dirinya apa adanya. Sedangkan orang yang
Isi dari konsep diri bersifat relatif, artinya isi konsep diri selalu
23
R. B. Burns, Konsep Diri ( Jakarta : Arcan 1993) hal 209-210
25
komponen yaitu :
dirinya sendiri.24
Jadi dari komponen konsep diri tersebut terbentuklah konsep diri yang
diri seseorang. Secara umum konsep diri dipengaruhi oleh orang lain dan
oleh pengenalan terhadap orang lain terlebih dahulu, namun tidak semua
24
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung : Remaja Rosdakarya Offset
2007) hal 11-12
26
orang mempunyai pengaruh yang sama. Namun secara detail konsep diri
dihargai.
b. Kegagalan
c. Depresi
d. Kritik internal
faktor yang berasal dari diri sendiri seperti keadaan fisik, keluarga,
B. Remaja
1. Pengertian remaja
masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai
tercapainya kematangan, biasanya mulai dari usia 13 tahun pada pria dan
12 tahun pada wanita. 26 Rentang usia remaja dapat di bagi menjadi tiga
bagian yaitu:
singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada remaja tersebut
Pada masa ini mulai tumbuh da lam diri remaja dorongan untuk hidup,
Pada masa ini di sebut masa mencari sesuatu yang dapat dipandang
apabila telah mencapai usia 18 tahun, dan bukan pada usia 21 tahun seperti
dan fisik. Pandangan ini dukung oleh piaget yang menyatakan bahwa
merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
dewasa ini mengandung banyak aspek afektif, lebih atau kurang dari usia
pubertas.
27
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan (Jakarta: Prenadamedia Group 2011)hal 236-
237
29
sudah tidak termasuk golongan anak-anak lagi, tetapi belum juga dapat
diterima secara penuh untuk masuk kegolongan orang dewasa. Remaja ada
diantara anak dan orang dewasa, oleh karena itu remaja seringkali dikenal
dengan Fase “mencari jati diri“ remaja masih belum mampu menguasai
28
Prof.Dr.Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Jakarta,PT Bumi Aksara) hal 9-10
30
ke masa dewasa, dimana pada masa ini perubahan yang cepat terjadi
pada remaja adalah perubahan fisiknya, dan juga pada masa ini remaja
mempunyai otoritas.
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
atau kelompok.
kemampuannya sendiri.
29
Elizabeth B . Hurlock, Psikologi Perkembangan (Jakarta : Erlangga 1980) hal 207
31
kekanak-kanakan.30
keluarga.31
30
Yudrik Jahja. Psikologi Perkembangan (Jakarta. Prenadamedia Grup 2011) hal 238
31
Mohammad Ali, Psikologi Remaja (Jakarta : PT Bumi Aksara) hal 10
32
Syamsu Yusuf & Nani M. Sugandhi, Perkembangan Peserta Didik (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada 2011) hal 16
33
DR. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja
(Bandung : PT Rosdakarya 2008) hal 83
32
C. Pernikahan Dini
pernikahan usia dini, karena tanpa dibekali pendidikan yang cukup remaja
: 2011)
merupakan instituisi agung untuk mengikat dua insan lawan jenis yang
a. Faktor ekonomi
b. Faktor Pendidikan
anaknya.
e. Faktor adat
1. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Ulfadilla tahun 2016 dengan judul
34
Syafiq Hasyim, Menakar Harga Perempuan....hal 143-144
34
0,244 pada taraf signifikan 0,05. Dapat diketahui bahwa angka indeks
korelasi (rxy) 0,475 dan rhitung > dari pada rtabel yaitu 0,244 yang berarti Ho
angkatan 2013 agar membentuk konsep diri yang positif dengan cara
2. Penelitian yang dilakukan oleh Adellinda tahun 2017 dengan judul Konsep
konsep diri pasangan yang bercerai adalah tidak semua orang yang
bercerai itu memiliki konsep diri yang negatif seperti menganggap dirinya
lemah, tidak berdaya dan tidak disukai, namun masih ada diantara mereka
3. Penelitian yang dilakukan oleh Fera Yulia tahun 2015 dengan judul
kurang baik, harapan terhadap diri sendiri yang meliputi akan menjadi apa
dimasa yang akan datang dan penghargaan terhadap diri sendiri diperoleh
rata-rata 3,16 dengan kategori cukup baik dan penilaian terhadap diri
sendiri yang meliputi menyukai diri, apa yang yang akan kerjakan, akan
kemana dirinya dan harga diri diperoleh rata-rata 3,07 dengan kategori
E. Kerangka Konseptual
Gambar 1
maksud dari penelitian ini untuk melihat konsep diri fisik, etika/moral dan
35
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung :
ALFABETA, 2011) hal 60
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dilakukan dengan melihat gejala yang terjadi pada suatu tempat dan dianalisis
pengumpulan data berupa angka dari hasil pengukuran. Karena itu data yang
terkumpul harus diolah secara statistik agar dapat ditaksir dengan baik konsep
diri fisik, etika/moral dan keluarga remaja yang melakukan pernikahan dini.
36
Saifuddin Azwar, Metode Penelitian (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2009), hal. 5
37
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), h. 197
37
1. Populasi
tabel 1 berikut:
Tabel 3.1
Populasi
Remaja yang Melakukan Pernikahan Dini Kec.Lareh Sago Halaban
No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1 15 tahun _ 1 1
2 16 tahun _ 2 2
3 17 tahun _ 7 7
4 18 tahun 2 14 16
Jumlah 2 24 26
2. Sampel
populasi.39 Karena jumlah sampel dalam penelitian kurang dari 100 yaitu
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2009),
hal 117
39
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ...., hal 118
38
populasi yang kurang dari 100 dan seluruh populasi dijadikan sampel
penelitian.
1. Instrumen Penelitian
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian ... , hal 136
39
positif dan negatif. Skor untuk tiap-tiap pernyataan dapat dilihat pada
tabel 2 berikut:
Tabel 3.2
Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor
Responden Positif Negatif
5 1
Sangat Sesuai (SS)
4 2
Sesuai (S)
3 3
Kurang Sesuai (KS)
2 4
Tidak Sesuai (TS)
1 5
Sangat Tidak Sesuai
(STS)
Item pernyataan pada instrument ini mengandung pernyataan
2. Validasi Instrumen
validasi dapat berupa perubahan tata bahasa, tata letak kata atau
M.Pd dan Bapak Muhaddinur Kamal, M.Pd. Hasil validasi dari Ibu
beberapa kata yang ganda dan memperbaiki tata bahasa yang benar,
dan hasil dari Bapak Muhiddinur Kamal, M.Pd juga ada sedikit
41
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, ...., hal 125
42
Suharsimi Arikonto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,....,h.145
41
Tabel 3.3
Tabel validasi empiris
No Variabel Item Valid Item tidak
valid
1 Konsep Diri 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10, 20, 27, 33
11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 39, 40, 42
18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 46, 47
26, 28,29,30,31,32,34,35,
36,37,38,41,43,44,45,46,
47, 48, 49, 50, 51, 52, 53,
54, 55, 56, 57, 58, 59, 60,
61, 62, 63
Jumlah 55 8
3. Reliabilitas Instrumen
kelompok subjek yang homogen diperoleh hasil yang relatif sama, selama
aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Uji
berikut:
k b
2
r11 1 2
k 1 t
43
Sam bas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur
dalam Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal.37
42
Keterangan
r11 = reabilitas instrumen
k = banyaknya pertanyaan dan butir soal
b2 = jumlah varians skor tiap item
t2 = varians total
Tabel 3.4
Hasil Uji Reliabelitas Instrumen
Variabel Banyak Alpha Keterangan
Butir Cronbach
Konsep diri remaja yang 63 0,954 Sangat
melakukan pernikahan dini Reliabel
tertentu.
1. Editting
2. Coding
3. Tabulasi
Proses penempatan data kedalam bentuk tabel yang telah diberi kode
4. Mean
yaitu jumlah seluruh data dibagi dengan jumlah data. Rata- rata dapat
dicari dengan data tunggal maupun data kelompok, dengan rumus sebagai
berikut:
X = ∑x
N
Keterangan:
X = Rata- rata hitung
∑x = Jumlah Skor
N = Banyak subjek
5. Menentukan Persentase dan skor dengan menggunakan rumus:
Keterangan:
Skor nyata = skor yang diperoleh
Skor ideal = skor tertinggi
44
Bambang Prasetyo, lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Raja
Grafindo Persada, 2012), h. 171
44
6. Interpretasi data
Untuk melihat konsep diri remaja yang melakukan pernikahan dini dan
Tabel 3.5
Pedoman Interpretasi Angket45
Kategori Variabel Konsep Diri Remaja Persentase
yang Melakukan Pernikahan Dini
Tinggi 61 – 80 %
Sedang 41 – 60 %
Rendah 21 – 40 %
Sangat rendah 0 – 20 %
7. Standar Deviasi
SD =√∑X2 ,
N
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
∑X2 , = Jumlah semua deviasi, setelah mengalami proses
penguadratan terlebih dahulu
N = Namber of cases
8. Range/ jangkauan
45
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 89
45
R= H-L
Keterangan:
R = Range
H = Skor atau nilai tertinggi
L = Skor atau nilai terendah
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
peneliti sebar menggunakan skala likert yang terdiri dari pernyataan positif
dan negatif.
1. Diri Fisik
dirinya secara fisik. Dalam hal ini terlihat persepsi seseorang terhadap
keadaan dirinya (cantik, jelek, menarik atau tidak menarik) dan keadaan
Tabel 4.1
Persepsi Remaja tentang Penerimaan Bentuk Tubuhnya (N= 26)
pernikahan dini menjaga dengan baik keadaan fisik. Pada item nomor 3
sebanyak 48% remaja yang melakukan pernikahan dini yang suka bentuk
tubuhnya setelah menikah. Pada item nomor 4 sebanyak 38% remaja ingin
sebanyak 42% remaja yang melakukan pernikahan dini merasa malu dengan
bentuk tubuhnya setelah menikah. Dan pada item nomor 6 sebanyak 39%
tubuhnya dengan orang lain. Maka dapat disimpulkan persepsi remaja yang
Tabel 4.2
Menyangkut Bagaimana Penampilan (N=26)
Berdasarkan tabel 4.2 di atas pada item nomor 7 sebanyak 50% remaja
menarik setelah menikah. Pada item nomor 8 sebanyak 42% remaja yang
setelah menikah. Kemudian pada item nomor 9 sebanyak 39% remaja yang
melakukan pernikahan dini suka berpenampilan sesuai gaya masa kini setelah
setelah menikah. Pada item nomor 11 sebanyak 38% remaja yang melakukan
Dan pada item nomor 12 sebanyak 41% remaja yang melakukan pernikahan
Tabel 4.3
Pandangan Orang Lain terhadap Fisik dan Penampilan (N= 26)
remaja yang melakukan pernikahan dini mendapat pujian dari orang lain
karena memiliki wajah yang menawan setelah menikah. Pada item nomor 14
sebanyak 45% remaja yang melakukan pernikahan dini merasa banyak orang
bentuk tubuhnya yang tidak sempurna setelah menikah. Dan pada item nomor
pandangan orang lain terhadap fisik dan penampilan remaja yang melakukan
Tabel 4.4
Pandangan Mengenai Bentuk Bagian Tubuh (N= 26)
setelah menikah. Pada item nomor 19 sebanyak 48% remaja yang melakukan
pernikahan dini mempunyai daya tarik pada beberapa bagian tubuh setelah
setelah menikah. Dan pada item nomor 21 sebanyak 33% remaja yang
kategori Sedang.
51
Tabel 4.5
Perasaan yang Sering Muncul Saat Bertemu dengan Orang Lain (N= 26)
36% remaja yang melakukan pernikahan dini merasa rileks jika bertemu
dengan orang baru setelah menikah, pada no item nomor 23 sebanyak 52%
remaja yang melakukan pernikahan dini percaya diri ketika tampil didepan
setelah ia menikah merasa silit untuk berinteraksi dengan orang lain. Dan
pada item nomor 25 sebanyak 44% remaja yang melakukan pernikahan dini
merasa iri kepada orang yang lebih menarik dari dirinya. Maka dapat
disimpulkan perasaan yang sering muncul saat bertemu dengan orang lain
Tabel 4.6
Terkait Kondisi Tubuh (N= 26)
sebanyak 54% remaja yang melakukan pernikahan dini memiliki daya tahan
tubuh yang kuat setelah menikah. Pada item nomor 27 sebanyak 53% remaja
yang melakukan pernikahan dini mampu melakukan banyak hal di luar rumah
setelah menikah, kemudian pada item nomor 28 sebanyak 48% ramaja yang
menikah. Dan pada item nomor 30 sebanyak 33% remaja yang melakukan
2. Diri Etika/Moral
dilihat dari standar perkembangan nilai moral dan etika. Hal ini
Tabel 4.7
Menyangkut Persepsi terhadap Etika, Nilai dan Moral (N= 26)
No Item pernyataan Skor Ket
Mean %
31 Saya membatasi pergaulan dengan lawan 2,3 46 S
jenis setelah menikah
lawan jenis setelah menikah. Pada item nomor 32 sebanyak 46% remaja yang
pada item nomor 33 sebanyak 51% remaja yang melakukan pernikahan dini
setelah menikah. Dan pada item nomor 34 sebanyak 48% remaja yang
etika, nilai dan moral remaja yang melakukan pernikahan dini secara
Tabel 4.8
Persepsi remaja mengenai hubungannya dengan tuhan (N= 26)
remaja yang melakukan pernikahan dini bersyukur atas apa yang telah
Allah itu tidak adil. Maka dapat disimpulkan menyangkut hubungan dengan
Tabel 4.9
Kepuasan Remaja tentang Kehidupan Agama (N= 26)
No Item pernyataan Skor Ket
Mean %
37 Saya senang mengikuti kegiatan majelis 2,7 55 S
taqlim setelah menikah
38 Saya berusaha mendalami agama setelah 2,6 52 S
menikah
39 Saya melaksanakan perintah agama 2,8 55 S
sebagaimana mestinya setelah menikah
Rata- rata keseluruhan 2,7 54 S
Catatan : S : Sedang
55
setelah menikah. Dan pada item nomor 38 sebanyak 52% renaja yang
kategori Sedang.
Tabel 4.10
Terkait Hal Baik dan Buruk (N= 26)
No Item pernyataan Skor Ket
Mean %
40 Saya selalu berkata jujur kepada suami/istri 2,5 50 S
setelah menikah
41 Saya mematuhi aturan-aturan yang berlaku 2,3 45 S
dalam berkeluarga setelah menikah
42 Saya menjauhi sifat-sifat yang bisa 2,5 51 S
menjerumuskan saya setelah menikah
43 Saya kurang peduli dengan lingkungan sekitar 2,2 43 S
setelah menikah
44 Saya selalu ingkar janji kepada suami setelah 2 39 R
menikah
Rata- rata keseluruhan 2,3 46 S
Catatan : S : Sedang
R : Rendah
remaja yang melakukan pernikahan dini selalu berkata jujur kepada suami.
Pada item nomor 41 sebanyak 45% remaja yang melakukan pernikahan dini
menikah. Dan pada item nomor 44 sebanyak 39% remaja yang melakukan
pernikahan dini selalu ingkar janji kepada suami setelah menikah. Maka dapat
disimpulkan terkait hal baik dan buruk remaja yang melakukan pernikahan
3. Diri Keluarga
Hal ini menunjukkan seberapa jauh seseorang merasa dekat
Tabel 4.11
Peran dan Fungsi Keluarga (N= 26)
No Item pernyataan Skor Ket
Mean %
45 Saya mendapakan kasih sayang dari keluarga 2,5 51 S
kecil saya setelah menikah
46 Saya merasa keluarga saya mendidik dengan 2,5 51 S
sangat baik setelah menikah
47 Saya merasa keluarga kecil saya telah 2,3 46 S
memberikan yang terbaik setelah menikah
48 Saya merasa keluarga kecil saya kurang peduli 1,8 36 R
terhadap pendidikan setelah menikah
49 Saya merasa keluarga saya tidak mengajari 2,1 42 S
cara bersosialisasi secara baik dengan orang
lain setelah menikah
50 Saya merasa kurang dibutuhkan dalam 2 41 S
keluarga kecil saya setelah menikah
Rata- rata keseluruhan 2,64 53 S
Catatan : S : Sedang
R : Rendah
remaja yang melakukan pernikahan dini mendapat kasih sayang dari keluarga
kecil setelah menikah. Dan pada item nomor 46 sebanyak 51% remaja yang
57
baik dengan orang lain setelah menikah. Dan pada item nomor 50 sebanyak
dalam keluarga kecilnya. Maka dapat disimpulkan peran dan fungsi keluarga
Tabel 4.12
Kedekatan Remaja dengan Anggota Keluarga (N= 26)
No Item pernyataan Skor Ket
Mean %
51 Saya merasa keluarga kecil segalanya bagi 3 60 T
saya setelah menikah
52 Saya dengan keluarga kecil menghabiskan 2,4 48 S
waktu luang bersama-sama setelah menikah
53 Saya merasa diperlakukan tidak adil oleh 1,8 36 R
keluarga setelah menikah
54 Saya dengan keluarga sering mengalami 1,8 36 R
konflik setelah menikah
55 Saya khawatir tidak bisa memenuhi harapan 1,8 35 R
keluarga setelah menikah
Berdasarkan tabel 4.12 di atas pada item nomor 51 sebanyak 60% remaja
yang melakukan pernikahan dini merasa keluarga kecil segalanya bagi ia.
58
Pada item nomor 52 sebanyak 48% remaja yang melakukan pernikahan dini
diperlakukan tidak adil oleh keluarga kecilnya. Selanjutnya pada item nomor
konflik dengan keluarga kecilnya. Dan pada item nomor 50 sebanyak 35%
Tabel 4.13
Keseluruhan Diri Fisik (N= 26)
No Diri Fisik Skor Ket
Mean %
1 Menyangkut persepsi remaja tentang 2,19 45 S
penerimaan bentuk tubuhnya
2 Menyangkut bagaimana penampilannya 2,17 42 S
3 Pandangan orang lain terhadap fisik dan 2,22 45 S
penampilan
4 Pandangan mengenai bentuk bagian 2,2 43 S
tubuh
5 Menyangkut perasaan yang sering 2.32 46 S
muncul saat bertemu dengan orang lain
6 Terkait kondisi tubuh 2,34 46 S
Rata- rata keseluruhan 2,24 45 S
Catatan : S : Sedang
fisik remaja yang melakukan pernikahan dini bahwa skor rata-rata terendah
sebesar 42% dengan kategori Sedang. Persentase rata- rata tertinggi terlihat
59
dengan orang lain dan terkait kondisi tubuh” yaitu sebesar 46% dengan
kategori Sedang. Jadi persentase rata- rata keseluruhan indikator pada diri
diri fisik yang sedang dan 1 orang remaja dengan persentase 3,84% yang
melakukan pernikahan dini memiliki konsep diri fisik yang rendah. Untuk
47
46
45
44
43 46 46
45 45
42
43
41 42
40
Peneriman Penampilan Pandangan Bentuk Perasaan Kondisi
bentuk orang lain bagian yang sering tubuh
tubuh tubuh muncul
Keterangan:
1. Menyangkut persepsi remaja tentang penerimaan bentuk tubuh = 45%
2. Menyangkut bagaimana penampilannya = 42%
3. Pandangan orang lain terhadap fisik dan penampilan = 45
4. Pandangan mengenai bentuk bagian tubuh = 43%
5. Menyangkut perasaan yang sering muncul saat bertemu dengan orang lain
= 46%
6. Terkait kondisi tubuh = 46%
60
berikut:
Tabel 4.14
Diri Etika/Moral (N= 26)
No Diri Etika/Moral Skor Ket
Mean %
1 Menyangkut persepsi terhadap etika, 2,37 48 S
nilai dan moral
2 Persepsi remaja mengenai hubungannya 2,75 55 S
dengan tuhan
3 Kepuasaan remaja tentang kehidupan 2,7 54 S
agamanya
4 Terkait hal baik dan buruk 2,3 46 S
Rata- rata keseluruhan 2,53 51 S
Catatan : S : Sedang
terendah terlihat pada indikator “Terkait hal baik dan buruk” yaitu sebesar
46% dengan kategori Sedang. Persentase rata- rata tertinggi terlihat pada
sebesar 55% dengan kategori Sedang. Jadi persentase rata- rata keseluruhan
kategori Sedang.
61
diri etika/moral yang sedang dan 1 orang remaja dengan persentase 3,84%
56
54
52
50
48
55 54
46
44 48
46
42
40
Etika, nilai dan Hubungan Kepuasan Hal baik dan
moral dengan Tuhan kehidupan buruk
beragama
Keterangan:
1. Menyangkut persepsi terhadap etika, nilai dan moral = 48%
2. Persepsi remaja mengenai hubungannya dengan Tuhan = 55%
3. Kepuasan remaja tentang kehidupan agamanya = 54%
4. Terkait hal baik dan buruk = 46%
konsep diri keluarga remaja yang melakukan pernikahan dini adalah sebagai
berikut:
62
Tabel 4.15
Diri Keluarga (N= 26)
No Diri Keluarga Skor Ket
Mean %
yaitu sebesar 43% dengan kategori Sedang. Persentase rata- rata tertinggi
terlihat pada indikator “Peran dan fungsi keluarga” yaitu sebesar 53% dengan
kategori Sedang. Jadi persentase rata- rata keseluruhan indikator pada konsep
diri keluarga yang sedang dan 2 orang remaja dengan persentase 7,69% yang
60
50
40
30
53
20 43
10
0
Peran dan fungsi Kedekatan
keluarga dengan anggota
keluarga
Keterangan:
1. Peran dan fungsi keluarga = 53%
2. Kedekatan remaja dengan anggota keluarga = 43%
Tabel 4.16
Keseluruhan Konsep Diri Remaja
Rata-rata 2,59 48 S
Catatan : S : Sedang
terendah yaitu diri fisik sebesar 45% dengan kategori Sedang. Persentase skor
rata-rata tertinggi yaitu diri etika/moral sebesar 51% dengan kategori Sedang.
B. Pembahasan
Adapun pembahasan yang akan dibahas adalah sebagai berikut :
tubuh dan menyangkut perasaan yang sering muncul saat bertemu dengan
orang lain” yaitu sebesar 46% dengan kategori Sedang. Jadi persentase
rata- rata keseluruhan pada diri fisik remaja yang melakukan pernikahan
Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang
diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka hal ini akan berakibat positif
terhadap penilaian diri dakan tetapi jika sang remaja tersebut tidak
persepsi seseorang tentang keadaan dirinya secara fisik. Dalam hal ini
diri remaja yang melakukan pernikahan dini pada diri fisik berada dalam
46
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Bandung : PT Refika Aditama, 2006)
hal 139
66
rata terendah terlihat pada indikator “terkait hal baik dan buruk” yaitu
tuhan” yaitu sebesar 55% dengan kategori Sedang. Jadi persentase rata-
artinya dengan etika. Moral berasal dari bahasa latin Mos (adat istiadat,
67
tabiat, watak, akhlak, cara hidup). Etika dan moral mempunyai fungsi
melangkah dalam hidup. Dan juga moral dan etika saling berkaitan
karena berbicara moral sudah tentu berbicara tentang etika dan begitu
nilai-nilai moral yang dipegangnya meliputi batasan baik atau buruk. Jadi
diri remaja yang melakukan pernikahan dini pada diri etika/moral berada
mana yang baik dan mana yang buruk. Pada intinya remaja yang
47
Dr. Sjarkawi, Pembentukan Kepribadian Anak (Jakarta : PT Bumi Aksara)
68
yaitu sebesar 53% dengan kategori Sedang. Jadi persentase rata- rata
keluarga akan tampak dalam hubungan sikap dan prilaku antara kedua
48
Kusdwiratri Setiono, Psikologi Keluarga (Bandung : PT Alumni, 2011) hal 24
69
peran, fungsi serta kedekatan remaja dengan keluarga cukup baik, hal ini
49
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan (Ban dung : PT Refika Aditama, 2006)
hal 139-142
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
lain dan terkait kondisi tubuh” yaitu sebesar 46% dengan kategori
Sedang. Jadi persentase rata- rata keseluruhan indikator pada diri fisik
rata-rata terendah terlihat pada indikator “Terkait hal baik dan buruk ”
kategori Sedang.
Persentase rata- rata tertinggi terlihat pada indikator “Peran dan fungsi
B. Saran
Dini. Dan juga semoga Wali Nagari memberi ketetapan kepada remaja
banyak terjadi.
5. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini hanya terbatas pada konsep diri