ABSTRAK
Dalam proses menuju perkawinan, pacaran merupakan cara yang biasa
dilakukan masyarakat Indonesia pada umumnya termasuk masyarakat yang beragama
Islam dalam mengenal dan memilih calon pasangan.Namun, ada juga pernikahan yang
dilakukan tanpa melalui pacaran dan biasanya kesepakatan untuk menikah diatur oleh
orang tua atau orang lain, yaitu dijodohkan. Pernikahan tanpa didahului dengan
pacaran ini biasanya dilakukan karena alasan latar belakang budaya ataupun latar
belakang agama. Walaupun demikian, tidak sedikit pasangan yang yang memutuskan
sendiri untuk menikah tanpa melalui proses pacaran, tanpa ada paksaan atau campur
tangan dari pihak lain. Salah satunya adalah dengan cara ta’aruf.
Dalam hal ini penelitian yang dilakukan. untuk memberikan informasi dan agar
kita memperoleh gambaran mengenai bagaimana penyesuaian perkawinan pada
pasangan yang menikah tanpa proses pacaran. Penyesuaian perkawinan adalah
perubahan yang terjadi selama masa pernikahan antara suami istri untuk dapat
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan masing-masing pihak, serta untuk
menyelesaikan masalah yang ada sehingga kedua belah pihak merasakan kepuasan.
Perkawinan tanpa prosess pacara (ta’aruf) adalah hubungan timbal-balik untuk
saling mengenal yang berkaitan dengan masalah pernikahan, cara-cara yang digunakan
untuk saling mengenal dalam ta’aruf, berbeda dengan proses pacaran pada umumnya,
dan tidak ada cara yang baku dalam pelaksanaannya. Pasangan dapat saling bertemu
untuk berkenalan dengan didampingi orang yang dipercaya oleh kedua belah pihak.
Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan berkenalan melalui media
telekomunikasi, seperti telepon ataupun sms. Setelah pasangan merasakan ada
kecocokan, perkenalan ini mungkin dilanjutkan dengan saling bertemu muka, tentunya
dengan didampingi oleh orang lain.
Dalam metode penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan jenis penelitian studi kasus. Menurut Creswell, Denzin & Lincoln (dalam Heru
Basuki, 2006) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan
pemahaman yang mendalam tentang masalah-masalah manusia dan sosial, bukan
mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana dilakukan
penelitian kuantitatif dengan positivismenya. Penelitian ini meneliti tentang penyesuaian
perkawinan pada pasangan yang menikah tanpa proses pacaran (ta’aruf) yang usia
pernikahan dibawah 5 tahun.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa subjek dan
pasangan memiliki penyesuaian yang cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan
keluarganya yang harmonis dan cukup bahagia serta tidak ada masalah yang terlalu
rumit. Hal tersebut dapat dilihat dari alasan subjek mengenai keputusannya untuk
menikah dikarenakan adanya kecocokan dan persamaan minat serta adanya konsep
pasangan ideal antara satu sama lain, yaitu keimanan, pengajian, serta proses menikah
yang mereka pilih. Hal ini berdasarkan pada sikap subjek dan pasangan yang selalu
mengdepankan ajaran agama dalam kehidupan individu suami istri maupun dalam
kehidupan perkawinan mereka, untuk saling menerima dan mensyukuri atas apa yang
mereka dapat, suami istri juga telah mengetahui tugas dan kewajibannya dalam
kehidupan perkawinan. Hal ini juga yang diterapkan subjek bersama pasangannya
sehingga kehidupan pernikahan mereka berjalan dengan baik, karena dengan
diterapkanya hal tersebut mereka dapat lebih saling menerima, menghargai satu sama
lain.
Bersiap Menjadi Pengantin. (2002). Majalah Narbuko, C. & Achmadi, A. (2003) Metode
wanita ummi: Identitas wanita penelitian. Jakarta: PT. Bumi
Islam. Edisi Spesial 5/XIV/2002. Aksara.
Jakarta: PT. Kimus Bina Tadzika.
Nugroho, W. C. (2000). Gaya komunikasi
Blood, R. O. (1969). Marriage (2nd ed). New pada laki-laki dan perempuan
York: The Free Press. berstatus pacaran saat mengalami
konflik interpersonal dengan
Brehm, S.S. Intimate relationships (2nd ed). pasangannya. Skripsi Sarjana
New York :McGraw-Hill Inc. Depok: Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Departeman Urusan Agama Islam. (1971).
Al-Qur’an dan terjemahannya (4 th Papalia, D. E., S. W., & Feldman, R.D.
ed). Medinah: Mujamma’al malik (2004). Human development. (9 th
Fadh li thiba’at al Mush-haf asy ed). USA: Mc Graw-Hilll
Syarif. Companies, Inc.
Phelan, G. K.(1979). Family relationships. Zainab, R. K. (2002). Penyesuaian
Minnesota: Burgess Publishing perkawinan antar bangsa : studi
Company. kasus pada 5 orang wanita
Indonesia yang menikah dengan
Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan pria asing. Skripsi Sarjana. Depok:
kualitatif dalam penelitian Fakultas Psikologi Universitas
psikologi. Jakarta: Lembaga Indonesia.
Pengembangan Sarana Penguruan
dan Pendidikan Psikologi (LPSP3).
Universitas Indonesia.