Anda di halaman 1dari 21

ARTIKEL ANALISIS KARYA SONATA

Diajukan untuk memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah :


Sejarah dan Analisis Musik Barat 2
Dosen pengampu : Dr. Sandie Gunara, M.Pd.

Oleh:

Aditya Nugraha

1806773

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK


FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
1. Abstraksi

Artikel ini merupakan hasil analisis dan pengamatan penulis terhadap karya “Sonata
K.330 in C major No.10” dan pembahasan mengenai musik klasik secara global. Analisis
karya dan pembahasan mengenai musik klasik ditulis berdasarkan pengalaman literasi
yang didapat dari berbagai sumber pustaka.

2. Pengantar

Musik Klasik merupakan musik yang lahir pada abad ke 18 atau sekitar tahun 1750.
Bentuk sonata banyak menggabungkan pola irama, harmoni, dan melodi menjadi satu
gerakan atau movement sebuah karya. Sonata memiliki pola layaknya sebuah cerita,
dimulai dari perkenalan, datangnya masalah, penyelesaian masalah, klimaks, lalu ending
atau lebih dikenal dalam istilah musiknya yaitu introduction, exposition, development,
dan recapitulation yang nantinya masing-masing dari bagian tersebut memiliki sub nya
tersendiri. Pola sonata ini banyak diadaptasi oleh lagu-lagu pop zaman sekarang karena
menurut salah satu seumber, musik klasik merupakan keindahan dan kekayaan intelektual
yang bersifat subjektif dan relatif bagi setiap orang.

Perubahan fundamental gaya musikal Klasik dari Barok diinspirasikan oleh Rokoko
yang memurnikan kembali idealisme klasik Yunani Kuno oleh para komposer hebat
seperti Joseph Haydn, Wolgang Amadeus Mozart, Christoph Willibald Gluck, dan
Ludwig van Beethoven. Untuk pertama kali dalam sejarah musik bahwa musik
instrumental lebih penting daripada musik vokal. Orkestra dan musik kamar seperti
kuartet, kuintet, dan trio piano—dijadikan standar dan menggantikan dominasi ansambel-
ansambel Barok. Polifoni digantikan gaya homofoni yang membedakan fungsi melodi
dan progresi akord-akord sebagai iringan. Bentuk musik (musical form) terpenting adalah
bentuk sonata (sonata form) yang digunakan pada simfoni, sonata, dan konserto.
A. Estetika Musik Pada Periode Klasik

Klasik adalah sebuah periode yang merupakan reaksi dari Barok. Secara sosial,
masyarakat periode ini mulai bosan dan enggan berhubungan dengan hal-hal yang
rumit (complicated). Hal itu mempengaruhi paradigma dalam menilai musik. Cara-
cara kontrapungtis, canon, dan yang berbau karya toccata, tampaknya tidak lagi
menarik bagi sebagain besar komponis di zaman itu. Kesederhanaan merupakan
warna utama pada gaya klasik menunjukkan suatu penolakan atas kerumitan yang
kerap mewarnai karya musik di masa Barok. Namun demikian, di balik
kesederhanaan itu keteraturan yang tinggi, keseimbangan, serta kesimetrisan
merupakan ciri khas zaman Klasik.

Berbeda dengan Barok yang menekankan pada alur bas yang kuat, musik Klasik
lebih menekankan pada orisinalitas dan natur melodi yang ekspresif dan sering
dipakai sebagai sarana menyampaikan mood. Potensi emosional dari melodi
mengalami eksplorasi luas dan pengorganisasian materi melodi cenderung linier. Jika
pada musik Barok penekanan pada aliran melodi yang mulus dan tidak terputus, maka
pada masa Klasik lebih condong memberi kesan adanya proporsi, yakni dengan
adanya frasa-frasa sebagai pembentuk melodi. Harmoni lebih berkembang dengan
pemanfaatan modulasi untuk menghindari sifat monoton. Polifoni yang dominan pada
masa Barok mulai tergusur oleh tekstur monofoni. Dengan demikian, bentuk-bentuk
musik yang berkembang di masa Barok lebih tereksploitasi di masa Klasik.

Dari uraian singkat mengenai zaman Barok dan zaman Klasik, maka dapat dilihat
bahwa peran teknologi sangat mempengaruhi perubahan-perubahan musik di masa
itu. Aspek-aspek yang mempengaruhi adalah aspek-aspek eksternal. Hal-hal yang
menjadi ikon di masa renaisans, seperti perkembangan sastra, ilmu pengetahuan,
arsitektur, dan filsafat pada gilirannya mempengaruhi bidang musik di masa ini,
berbarengan dengan mulai adanya pemisahan antara negara dan gereja (Block, 1964,
p. 223). Kaum bangsawan menjadi kelompok baru yang sangat berpengaruh di
berbagai bidang dan pada gilirannya menciptakan „selera‟nya sendiri di bidang
musik. Jika pun terjadi perubahan internal, maka perubahan tersebut hanya berkisar
pada pengembangan-pengembangan bentuk serta perubahan-perubahan nilai estetis,
yang pada hakikatnya telah dikembangkan sedemikian rupa di era Barok, sehingga
tampak sebagai nilai estetis tersendiri.
B. Macam Bentuk Musik Pada Periode Klasik
a). Sonata
Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental yang biasanya
terdiri dari tiga sampai empat movement, namun dapat juga terdiri hingga lima
movement. Kata sonata berasal dari bahasa Italia “sonare” yang berarti
berbunyi. Pada periode Barok, istilah sonata merupakan sebuah komposisi untuk
beberapa instrumen musik atau satu instrumen musik saja. Pada periode ini
sonata dikenal sebagai komposisi musik trio sonata dan solo sonata. Trio sonata
merupakan komposisi sonata untuk tiga instrumen, yang terdiri dari dua biola
dan basso continuo, sedangkan solo sonata merupakan komposisi sonata untuk
instrumen solo dan basso continuo. Pada periode Klasik, istilah sonata
cenderung mengacu kepada komposisi untuk satu atau dua instrumen saja,
contohnya piano sonata, yang merupakan komposisi untuk piano tunggal, dan
cello sonata yaitu komposisi untuk cello dan piano.

b). String Quartet


String artinya tali / senar. String yang dimaksud disini yaitu alat musik
berdawai yang dimainkan dengan cara di gesek, contohnya viola (biola alto),
violin (biola sopran), cello dan contrabass. Sedangkan Quartet artinya empat
(4).Dengan demikian String Quartet artinya adalah sebuah komposisi musik yang
dimainkan oleh grup ansambel terdiri dari empat pemain string section (alat musik
gesek) biasanya terdiri dari 2 violin, 1 viola dan 1 cello.String kuartet adalah
bagian penting dari bentuk chamber ensembel pada musik klasik, hampir-hampir
menjadi komposisi wajib bagi setiap komposer-komposer besar pada abad ke-18.
Beethoven, Mozart dan komposer besar lainnya pasti menciptakan komposisi
musik khusus dalam bentuk string kuartet.
c). Simfoni
Simfoni merupakan bentuk karya musik yang dibuat untuk orchestra. Pada
awalnya simfoni merupakan karya yang hanya memiliki satu Movement tetapi
terdapat tiga bagian (Cepat-lambat-cepat). Lalu dikembangkan dan diubah
menjadi empat Movement dengan menambahkan Movement Minuet (Cepat-
lambat-minuet-cepat).

d). Concerto
Concerto adalah sebuah karya untuk instrument solo/tunggal dengan iringan
orkestra yang menitik beratkan pada keahlian pemain solo/tunggal. Menurut
Banoe (2003: 92), concerto adalah “komposisi pada abad ke 17-18 untuk alat
musik solo dengan orkes lengkap, biasanya terdiri atas tiga bagian mirip sonata
form”. Menurut Kristianto (2007:57), concerto adalah komposisi musik untuk satu
instrumen atau lebih beserta orkestra yang mulai muncul pada jaman Barok dan
hingga kini masih merupakan salah satu jenis komposisi yang banyak diciptakan,
terutama untuk instrumen piano dan biola. Kata konser (concerto) pertama kali
digunakan tidak hanya untuk karya-karya instrumental tetapi juga untuk karya-
karya berupa nyanyian paduan suara dengan iringan instrumen atau alat musik,
dengan tujuan untuk membedakan ini dari acapella atau tanpa iringan lagu. Pada
abad ke-16, concerto dimainkan oleh ansambel dengan vokal atau instrumen.
ANALISIS KARYA

SONATA K.330 NO.10 IN C MAJOR

Movement Pertama (Allegro Moderato)

Bentuk Sonata.

 Exposition (Eksposisi)
1. Bar 1-16 (1st Theme) :
Keterangan :

Bar 1-16 merupakan 1st theme atau tema pertama. Tema pertama merupakan kalimat dari dua
belas bar yang diperpanjang oleh sistem kadens menuju ke bar ke-16. Pada bar ke-8 ada
sedikit perubahan kosekuen dari ketiga akor tonik dari posisi tersebut dan menghilangkan
efek “akhir” dari irama sempurna. Tetapi, perubahan tersebut menimbulkan sebuah perasaan
yang mengharuskan kalimat dilanjutkan untuk melengkapi ide musiknya.

2. Bar 16 – 18 (Transition/Bridge)

Keterangan : Bar 16-18 merupakan transisi atau jembatan yang terdiri dari 3 bar, dengan
sistem kadens C major.
3. Bar 19 – 54 (2nd Theme) :
Keterangan :

Bar 19-54 merupakan 2nd theme yang memiliki dua kemungkinan antara bermodulasi
ke dominant (V) atau dominant parallel (iii). Pada karya ini, 2nd theme bermodulasi ke
dominant (V) dan dibagi kedalam tiga section yakni bar 19-34, 34-42, dan 42-54 dan codetta
(ekor) dari tema kedua ini.

Pada bagian pertama, bar 29-31 memberikan variasi pada ritme kedua bar yang belum
terputus di bagian ini. Bagian kedua berisi dua sampai empat frase bar. Yang pertama
berakhir dengan setengah irama, yang kedua pengulangan bervariasi dari yang pertama,
berakhir dengan irama penuh pada bar 42. Bagian ketiga terdiri dari dari kalimat enam bar
yang diulang dengan beberapa variasi.

4. Bar 54-58 (Closing Theme) :


Keterangan :

Closing theme yang dibentuk dari bentuk kadens sederhana yang di kembangkan.

 Development (Pengembangan)
1. Bar 59 – 87 :
Keterangan :

Bagian development ini terdiri dari bagian-bagian baru, termasuk adanya kesamaan dengan
1st theme, meskipun terdengar samar. Contoh :

a) Pada bar 65 – 66 dengan bar 7 – 8 dan juga bar 81 – 82 dengan bar 13, pada bagian
akhirnya.
b) Pola bass pada bar 59 – 63 dengan bar awal 1st theme. Pada bar 59 – 60 not
membentuk akor C mayor dan pada bar 60 – 61 membentuk akor A minor.
c) Pada bar 69 ada modulasi ke A minor setelah akor F major (bar 72 – 73) dan D minor
(bar 73 – 74) ke C minor dan C major. Bagian ini ditutup dengan dominant (V) yang
dimulai dengan C minor dan diakhiri di C major.

 Recapitulation (Rekapitulasi)
1. Bar 88 – 103 (1st theme)
Keterangan :

Pada 1st theme pada bagian recapitulation ini dimulai dari tonika awal pada bagian eksposisi.

2. Bar 103 – 105 (Transition/Bridge)

Keterangan :

Pada bagian transisi atau jembatan ini sama halnya dengan bagian rekapitulasi, terdiri dari 3
bar dan menggunakan sistem kadens C major.
3. Bar 106 – 107 (2nd Theme) :
Keterangan :

Pada 2nd theme, terdiri dari G major (dominant) dan C major (tonika). Motif yang tidak biasa
dalam bentuk movement ini dipenuhi dengan rekapitulasi dari 2nd theme. Pada awalnya,
muncul kembali motif dan pengkalimatan seperti 1st theme, namun pada 2nd theme ini dimulai
tidak teratur pada akor G major (dominant) dan kembali ke C major pada bar 109, di akhir
kalimat pertama. Setelahnya, muncul kembali sisa tema pada akor terakhir namun dengan
sedikit modifikasi. 2nd theme pada rekapitulasi ini terbagi menjadi tiga section sama seperti
bagian eksposisi yakni bar 106 – 121, 121 – 129, dan 129 – 141.
4. Bar 141 – 150 (Coda)

Keterangan :

Coda yang sebenarnya dimulai dari bar 145, dari sini rekapitulasi hanya mengulangi bagian
awal atau eksposisi dalam akor dominant (G major). Bagian ini terdiri dari pengembangan
pada tonal C major dan diakhiri dengan kadens plagal, Lalu double bar dan kembali ke
double bar sebelumnya.

KESIMPULAN

Bentuk sonata terdiri dari tiga bagian yaitu ; bagian pertama (eksposisi) yang menjadi
ciri utama karya, yang kedua pengembangan (development) yang berbeda dengan bagian
pertama, lalu bagian ketiga (rekapitulasi) merupakan “wajah sebenarnya” dari bagian
pertama.

Pada bagian eksposisi, pendengar akan di perkenalkan dengan karakteristik karya


tersebut, dengan menonjolkan frase-frase yang “easy listen” dan ringan. Setelahnya,
masuklah ke bagian pengembangan (development) dengan transisi atau jembatan
sebelumnya.

Pada bagian pengembangan (development), pendengar akan disuguhkan dengan


sebuah frase-frase yang berbeda dari bagian eksposisi. Namun apabila dianalisa, frase
tersebut memiliki keterkaitan dengan bagian eksposisi. Tapi, dalam bagian pengembangan
ini, pendengar akan dibawa “lebih jauh” masuk kedalam karya tersebut. Melodi dan harmoni
yang digunakan akan lebih variatif dan terkesan “ngalor-ngidul” bagi pendengar awam.

Pada bagian rekapitulasi, frase yang terdapat pada eksposisi akan muncul kembali dan
karakteristik karya tersebut mulai terbentuk. Pendengar akan merasa familiar dengan bagian
rekapitulasi karena pada bagian ini, akan terjadi beberapa pengulangan dari bagian eksposisi,
yang diperkaya lagi dari segi pengembangan frase melodi dan harmoninya.

PHRASING
1. Melodi jelas dan ringan
2. Terdapat bentuk tanya jawab dalam
kalimat melodi
3. Harmoni/iringan berjalan mengikuti
bentuk melodi
4. Harmoni/iringan merupakan bentuk
akor baik dimainkan dalam bentuk
block chords maupun broken chords.
Penggunaan Broken Chords

Penggunaan Block Chords

Iringan Mengikuti Ritme Melodi


Bentuk kalimat tanya jawab pada bar 1-2 dengan bar 3-4.

TEKSTUR MELODI DAN HARMONI

Tekstur melodi dan harmoni pada karya ini termasuk dalam musik homofonik, karena
karya ini memiliki lead melodi yang jelas dengan diikuti oleh iringannya. Dalam karya sonata
piano ini, melodi utama dimainkan oleh tangan kanan dan iringan dimainkan oleh tangan kiri.
Iringan dapat dimainkan sendiri, namun jika iringan dimainkan bersama melodi terdengar
jelas bahwa iringan bukan dari bagian susunan melodi yang independen. Tujuannya, adalah
untuk mengisi susunan akor atau harmoni yang menjadikan karya ini tidak benar-benar
menjadi sebuah musik yang hanya dimainkan oleh melodi tunggal.

Musik homofonik merupakan ciri dari musik era klasik, berbeda dengan musik era
barok yang memiliki ciri musik polifonik yaitu melodi dan iringannya bergerak secara
masing-masing. Sedangkan, musik homofonik ritme melodi dengan akor bergerak selaras
mengikuti bentuk melodinya.
MOTIF – MOTIF

Motif dapat diartikan suatu bentuk pola irama dan melodi yang pendek tetapi
mempunyai arti. Motif berguna memberi arah tertentu pada melodi yang memberi hidup pada
sebuah komposisi. Sepasang motif biasanya membentuk frase. Frase adalah bagian dari
kalimat musik seperti halnya kalimat dalam berbahasa. Contoh :

Motif ditunjukan oleh lingkaran yang berwarna sama. Lingkaran merah hanya sebagai
pemisah.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. Sandie Gunara, M.Pd. Artikel : “Penjelasan Singkat Mengenai Sonata”, “Contoh
Menyusun Kalimat Dalam Analisis Musik”.

Dr. Susi Gustina, M.SI Artikel : “Jaman Klasik 1750 – 1820” (edisi ke 1-5)

Moh. Muttaqqin. Buku : “Seni Musik Klasik untuk SMK”

Ade Sudaryat, Musik Klasik, Al-Qur’an dan Ketenangan Jiwa, http:// www. Depdiknas.
90.18/ Jurnal/30/ Musik Merupakan Stimulasi-terhadap. Htm

https://en.m.wikipedia.org/

Catatan Pribadi Penulis.

Anda mungkin juga menyukai