Anda di halaman 1dari 12

Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam

Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan

ORNAMENTASI VOKAL TUTI MARYATI DALAM LAGU


KR. MERAJUT ASA MENYULAM ANGAN
Ismi Yasrika1
Rita Milyartini2
Hery Supiarza3
Departemen Pendidikan Musik
Fakultas Pendidikan Seni dan Desain
Universitas Pendidikan Indonesia
ismi.yasrika94@student.upi.edu
ritamilyartini@upi.edu
udo_hery@yahoo.com

Abstrak: Penelitian analisis ornamentasi vokal keroncong penting untuk


dilakukan karena tidak banyak buku maupun artikel yang membahas secara
mendalam tentang teknik dalam menyanyikan lagu keroncong. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan karakteristik ornamentasi vokal
keroncong Tuti Maryati dan penerapannya pada lagu Kr. Merajut Asa Menyulam
Angan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah content analysis
dengan pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih untuk menghasilkan simpulan
mengenai pola-pola tertentu secara obyektif dan sistematis. Gaya Tuti Maryati
dalam menyanyikan lagu keroncong pada lagu Kr. Merajut Asa Menyulam
Angan ditandai dengan adanya ornamentasi cengkok, gregel, luk, embat dan
nggandul. Ornamen cengkok gaya Tuti memiliki kecenderungan pola naik
dengan jarak sekon kemudian turun tiga nada. Ornamen Gregel ditandai dengan
pola mordent. Ornamen luk dinyanyikan secara portamento naik maupun turun.
Embat berada diawal frase seperti portamento dengan dinamika crescendo
namun selalu bergerak naik. Nggandul merupakan pembawaan lagu dengan
tempo rubato atau agak bebas dari ketukan dasar yang sebenarnya. Diantara
ornamentasi vokal keroncong tersebut, luk mendominasi hampir di setiap frase
sehingga memperkuat ekspresi cinta yang mendalam. Penerapan cengkok Tuti
Maryati yang bervariasi dan tidak terduga menjadi sebuah sajian lagu yang
menarik..

Kata Kunci : Keroncong Asli, Ornamentasi Vokal Keroncong, Tuti Maryati


VOCAL ORNAMENTATION OF TUTI MARYATI ON
“KR. MERAJUT ASA MENYULAM ANGAN” SONG

Abstract: The research of analyzing vocal ornamentation “keroncong asli” is


important to do because not many books and articles discuss deeply about
technique on singing keroncong. The purpose of this research is to describe the
ornamentation characteristic of Tuti Maryati vocal ornaments when singing “Kr.
Merajut Asa Menyulam Angan”. Content analysis with qualitative approach is
used to generate conclusions about certain patterns objectively and
systematically. The result shows that Tuti Maryati use ornaments: “cengkok”,
“gregel”, “luk”, “embat” and “nggandul”. Tuti’s “cengkok” ornaments have a
tendency with the rising pattern with a distance of sekon then down three tones.

1
Ismi Yasrika
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan

“Gregel” ornament is marked with mordent pattern. The “Luk”ornaments are


sung up or down. “Embat” is at the beginning of a phrase like portamento but

always moving up. "Nggandul" is a similar song with rubato tempo or rather free
from the actual beat. "Luk" flows almost on every phrase so that it builds the
impression of deep love. “Cengkok” emerges varied and unpredictable, as the
result the song become excited.

Keyword : “Keroncong Asli”, Vocal Keroncong Ornamentation, Tuti Maryati

1
Penulis dan Peneliti
2
Penilus Penanggung Jawab 1
3
Penilus Penanggung Jawab 2

2
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan

PENDAHULUAN belajar keroncong secara khusus, bakat dan


Perkembangan musik keroncong di kepiawaian beliau dalam mengusai
Indonesia tidak terlepas dari pengaruh berbagai lagu tidak hanya keroncong telah
bangsa Portugis yang datang pada abad ke- membawanya meraih kesuksesan hingga
16. Dengan berkembangnya musik saat ini.
keroncong, maka lahirlah beberapa Gaya menyanyi Tuti Maryati unik
subgenre dari keroncong yaitu: Keroncong dibandingkan penyanyi keroncong gaya
Asli, Langgam, Stambul I dan II serta Surakarta lainnya. Beliau seperti
Keroncong ekstra (Harmunah, 1996). memadukan antara gaya Tugu dan gaya
Ganap (2006) mengungkapkan bahwa Surakarta dalam setiap lagu keroncong
instrumen musik keroncong berkembang yang dibawakan. Gaya Tugu yang
dari gitar yang disebut cavaquinho, yang dimaksud adalah dalam setiap
kemudian dibagi menjadi macina (cak), pembawaannya, ia selalu menyanyikan
prounga (cuk) dan giterra (gitar). Hal itu dengan perasaan yang mendalam atau
merupakan cikal bakal musik keroncong concoração sehingga terkesan lebih natural
yang berkembang di daerah kampung (Ayunda, 2013). Gaya Surakarta yang
Tugu. dimaksud adalah pembawaannya yang
Keunikan musik keroncong tidak rubato atau dalam istilah Jawa disebut
hanya terletak pada instrumennya saja nggandul, dengan penambahan ornamen
tetapi juga pada vokal. Ayunda (2013) seperti luk; gregel dan cengkok. Maka
menemukan bahwa ada dua gaya dalam makna dalam lagu dapat tersampaikan
menyanyi keroncong yaitu gaya Tugu dan kepada audience dengan baik. Album
gaya Surakarta, menyanyi dengan gaya Langgam Sunda Nostalgia menjadi bukti
Tugu didasarkan pada ketukan yang sangat bahwa Tuti Maryati tidak hanya piawai
kuat sehingga ornamen seperti cengkok; dalam cengkok keroncong saja tapi juga
gregel maupun portamento tidak biasa dengan cengkok lagu – lagu Sunda khas
digunakan. Dalam penelitian tersebut, salah sinden (Lagu Hariring Kuring, Bulan
satu penyanyi yang menggunakan ornamen Sapasi, dan Bongan Saha).
dan nggandul meskipun tidak terlalu luwes Lagu Keroncong Merajut Asa
adalah Saartje Margaretha Michiels. Menyulam Angan merupakan bagian dari
Karakteristik gaya Saartje Margaretha Album Elegi Bidadari yang dibuat pada
Michiels yang juga merupakan ciri khas tahun 2015. Lagu ini mewakili keroncong
dari gaya menyanyi keroncong Tugu adalah asli versi baru sejak keberadaannya sekitar
concoração atau dengan perasaan yang tahun 1920. Bagaimana pakem-pakem
mendalam. keroncong asli dipertahankan atau
Penjiwaan lagu adalah salah satu berkembang dalam lagu ini merupakan
aspek penting yang mendukung sesuatu yang menarik untuk diteliti. Lagu
tersampaikannya pesan lagu kepada yang diangkat untuk dianalisis mewakili
pendengar. Salah satu penyanyi keroncong keseluruhan identitas dari Tuti Maryati.
yang mempunyai teknik vokal dan Ornamen yang ada dalam lagu tersebut
penjiwaan yang kuat adalah Tuti Maryati. mencirikan karakter Tuti Maryati yang
Penyanyi keroncong Indonesia tahun 80-an piawai dalam penjiwaan lagu.
ini sebelumnya dikenal dengan nama Tuti Ornamen menurut KKBI V
Tri Sedya, mengawali karirnya setelah merupakan serangkaian not yang
berhasil menjadi juara satu lomba digunakan untuk menghias melodi. Pono
keroncong tingkat nasional Bintang Radio Banoe (2003: 313) dalam Fiksianina (2014,
Televisi Indonesia (BRTI) pada tahun hlm 65) menyebutkan bahwa ornamen
1983. Akhirnya terkenal hingga saat ini dan adalah satu atau beberapa nada yang
menjadi salah satu role model dalam memperindah suatu melodi, baik yang
menyanyikan keroncong. Walaupun tidak dilaksanakan secara improvisasi oleh

3
Ismi Yasrika
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan
seorang pemain, ditulis dengan lambang Teknik pengumpulan data
khusus maupun yang ditulis penuh dalam dilakukan dengan empat cara yaitu studi
notasi musik. Inti dari kedua pengertian diskografi, analisis dokumen serta
tersebut menunjukan ornamen digunakan wawancara dan observasi dalam satu
untuk menghias melodi dengan waktu.
menggunakan serangkaian nada yang 1. Studi Diskografi
bersifat improvisatoris. Studi diskografi yaitu pengumpulan
Ornamentasi menurut KBBI V data-data yang sudah direkam atau dari
adalah hiasan yang menggunakan ornamen sebuah rekaman. Rekaman tersebut berupa
atau pengornamenan. Terdapat beberapa CD, MP3, dan WAV. Peneliti melakukan
pendapat mengenai ornamentasi vokal pengumpulan berupa data lagu Kr. Merajut
dalam musik keroncong. Thole (wawancara Asa Menyulam Angan ciptaan Harry
8 Juni 2017), mengatakan bahwa dalam Yamba dalam CD album Elegi Bidadari.
teknik menyanyi keroncong ada yang 2. Analisis Dokumen
disebut dengan cengkok, luk, embat, gregel Peneliti melakukan pengumpulan
dan nggandul. Harmunah (1996) dan dokumen – dokumen berupa file, partitur,
Sanjaya (2009) menyebutkan bahwa dalam dan transkrip lagu dari sumber data. Partitur
keroncong penyanyi dituntut untuk bisa dari lagu Kr. Merajut Asa Menyulam
membawakan ornamentasi berupa Angan didapat langsung dari penciptanya
cengkok, gregel dan luk. Dalam artikel ini yaitu Harry Yamba berupa notasi angka.
dibahas karakteristik ornamentasi Partitur asli yang dimaksud adalah partitur
keroncong yang digunakan oleh Tuti yang tidak ditambah dengan ornamentasi.
Maryati pada lagu Kr. Merajut Asa Partitur tersebut kemudian ditranskrip
Menyulam Angan. dengan sibelius 7 untuk dapat dibandingkan
dengan partitur yang sudah diberikan
METODE ornamentasi. Data-data tersebut dijadikan
Metode yang digunakan dalam penelitian referensi untuk dikaji, dianalisis dan
ini adalah analisis isi atau content analysis dievaluasi sehingga tujuan pada penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Analisis isi ini bisa tercapai dengan baik.
dipilih peneliti sebagai metode yang 3. Wawancara dan Observasi
digunakan untuk dapat mengkaji dan Wawancara secara mendalam kepada
menganalisis data secara konkret. Marshall narasumber atau subjek penelitian
dan Rossman (1995) mengungkapkan dilakukan untuk memverifikasi hasil
bahwa analisis isi (content analysis) analisis agar mendapatkan data yang valid.
merupakan suatu metode penelitian dengan Cara yang dilakukan adalah dengan
memfokuskan kepada sebuah strategi mengajukan pertanyaan-pertanyan yang
analisis untuk menghasilkan simpulan mengacu kepada temuan-temuan analisis
mengenai pola-pola tertentu secara obyektif lagu Kr.Merajut Asa Menyulam Angan
dan sistematis. Fraenkel dan Wallen (2007, Kegiatan observasi dilakukan
hlm. 483) menyatakan bahwa analisis isi bersamaan dengan kegiatan wawancara.
adalah teknik yang dapat digunakan peneliti Observasi bertujuan untuk menemukan
untuk mengkaji perilaku manusia secara bagaimana teknik yang dilakukan dalam
tidak langsung melalui analisis terhadap menyanyikan lagu Kr. Merajut Asa
komunikasi mereka seperti : buku teks, Menyulam Angan secara langsung.
esay, koran, novel, artikel majalah, lagu, Observasi dilakukan dengan
gambar iklan dan semua jenis komunikasi memperhatikan praktik bernyanyi sehingga
yang dapat dianalisis. Metode analisis isi mendapatkan kesan yang didapat dari
digunakan karena musik atau bernyanyi nyanyian tersebut.
merupakan bagian dari komunikasi, yaitu
penyampaian pesan lagu.

4
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan

Teknik analisis data dalam penelitian Pesonamu pancarkan cahaya, terangi


ini akan dirumuskan dengan langkah- redupnya jiwa
langkah berikut ini: Senggaan:
1. Menyimak rekaman audio keroncong Andaikan ku mampu, untuk mereka
untuk memilih lagu dan memahami takdirku
style keroncong asli. Tak ingin lagi jauh darimu, hingga ujung
2. Mencari partitur dari pencipta untuk usiaku.
memudahkan peneliti menentukan Ornamen yang terdapat dalam lagu tersebut
letak ornamen saat analisis audio dan diantaranya adalah cengkok, gregel, luk,
teks dilakukan bersamaan. dan embat.
3. Mentranskripsi ornamen kedalam not
balok menggunakan sibelius 7. a. Cengkok
4. Menganalisis jenis dan letak ornamen Berdasarkan kajian Sanjaya (2009)
berdasarkan hasil mendengarkan dan dan Harmunah (1996), cengkok adalah
mengulang beberapa kali. rangkaian nada hiasan yang
5. Pemberian kode berdasarkan ornamen- mengembangkan kalimat lagu dengan pola
ornamen yang ada. nada yang bergerak naik kemudian
6. Membuat kategorisasi berdasarkan bergerak turun menuju ke nada pokok.
ornamen yang telah ditemukan. Peneliti mengkaji cengkok pada lagu Kr.
7. Membuat penafsiran berdasarkan Merajut Asa Menyulam Angan berdasarkan
ornamen yang ada pada tiap frase dan kemunculannya pada kata yang memiliki
mengaitkannya dengan teknik dalam dua suku kata, tiga suku kata dan empat
bernyanyi. suku kata.
Pada kata dengan dua suku kata
HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukan cengkok dalam kata “hingga”,
A. Temuan Penelitian “jiwa”, dan “untuk”. Dengan deskripsi yang
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab dijelaskan pada tabel berikut.
pertanyaan bagaimana ornamentasi vokal
Tuti Maryati dalam lagu Kr. Merajut Asa Tabel 1. Cengkok pada kata dengan
Menyulam Angan. Lagu tersebut dua suku kata
merupakan jenis keroncong asli yang Notasi Deskripsi
dibawakan pada nada dasar D mayor Muncul di awal
dengan birama 4/4 tempo andante. Lagu Kr. frase
Merajut Asa Menyulam Angan ciptaan
Harry Yamba, terbagi menjadi tiga bagian
A-B-C yang disebut dengan angkatan, ole- Muncul di akhir
ole atau reffrain, dan senggaan. Secara frase
keseluruhan, isi lagu tersebut
mengungkapkan tema tentang perasaan
cinta yang dalam dan sebuah harapan
kepada kekasih untuk terus bersama hingga Muncul di awal
akhir hayat. Berikut ini adalah frase
pembagiannya dalam lagu.
Angkatan:
Luasnya samudra, tinggi gunung
Pada kata dengan tiga suku kata
Jayawijaya
ditemukan cengkok dalam kata “membara”
Sebesar hasratku, mendamba cintamu
dan “terangi”. Dengan deskripsi yang
Ole-ole/reffrain
dijelaskan pada tabel berikut.
Laksana api yang menyala, membara
menyulut gairah asmara

5
Ismi Yasrika
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan
dimulai dari turun satu nada kemudian naik
satu nada lalu turun tiga nada dengan jarak
Tabel 2. Cengkok pada kata dengan sekon.
tiga suku kata b. Gregel
Notasi Deskripsi Berdasarkan kajian menurut Wiranto
Muncul di awal (dalam harmunah, 1996, hlm. 28), Kusnadi
frase (2011), Finalti (2012) gregel adalah hiasan
nada yang bergerak cepat sehingga sulit
untuk dinotasikan, dapat berupa mordent
Muncul di awal dalam istilah musik barat. Peneliti
frase menemukan bahwa terdapat sembilan
ornamen gregel pada lagu Kr. Merajut Asa
Menyulam Angan. Ornamen gregel pada
Pada kata dengan empat suku kata lagu ini terdapat dalam kata dengan tiga
ditemukan cengkok dalam kata terangi suku kata dan lima suku kata.
Dengan deskripsi yang dijelaskan pada Kemunculannya dalam kata selalu
tabel berikut. berada di akhir kata, walaupun ada satu
Tabel 3. Cengkok pada kata dengan yang berada di tengah kata. Berikut adalah
empat suku kata tabel mengenai gregel pada kata dengan
Notasi Deskripsi tiga suku kata.
Muncul di akhir Tabel 5. Gregel pada kata dengan
frase tiga suku kata
Notasi Deskripsi
Muncul di awal
frase pada suku
Dari keenam cengkok yang kata ketiga
ditemukan dalam lagu Kr. Merajut Asa
Menyulam Angan terdapat empat cengkok
yang memiliki kemiripan yang sama, yaitu Muncul di akhir
kata “hingga” pada suku kata “-ga”; “jiwa” frase pada suku
pada suku kata “ji-”; “untuk” pada suku kata kedua
kata “-tuk”, dan “terangi” pada suku kata “-
ra-“. Keempat cengkok tersebut Muncul di akhir
menunjukkan keberadaan cengkok yang frase pada suku
bisa disimpan di awal, akhir dan tengah kata ketiga
yang disesuaikan dengan interpretasi atau
penjiwaan lagu.
Tabel 4. Tiga variasi cengkok Muncul di awal
Cengkok Cengkok Cengkok frase pada suku
variasi 1 variasi 2 Variasi 3 kata ketiga

Muncul di akhir
Hingga, jiwa, Membara Usiaku frase pada suku
untuk, terangi kata ketiga
Cengkok variasi satu ditandai dengan
pergerakan naik satu nada kemudian turun Gregel pada kata dengan lima suku
tiga nada dengan jarak sekon. Variasi 2 kata ditemukan pada kata Jayawijaya.
ditandai dengan pergerakan tiga nada yang Dengan tabel seperti berikut.
bergerak naik dengan jarak sekon,
sedangkan variasi tiga pergerakan nada
6
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan

Tabel 6. Gregel pada kata dengan memiliki interval sekon


lima suku kata minor naik.
Notasi Deskripsi
Muncul di akhir
frase pada suku kata
ketiga memiliki interval sekon
mayor naik.

Ditemukan enam gregel dalam lagu


Kr. Merajut Asa Menyulam Angan yang memiliki interval sekon
memiliki signifikansi yang sama. Dari mayor naik.
keenam gregel tersebut ada lima gregel
yang memiliki kecenderungan yang hampir
sama. Kelima gregel tersebut diantaranya memiliki interval sekon
adalah dalam kata “sebesar”, “cintamu”, mayor turun.
“membara”, “darimu”, dan “Jayawijaya”.
Gregel tersebut seperti mordent namun
lebih cepat. Berada pada akhir suku kata memiliki interval sekon
yang bernada panjang dan selalu dikuti minor naik.
dengan vibra yang halus.
c. Luk
Berdasarkan kajian Sanjaya (2009) memiliki interval sekon
dan Kusnadi (2011) luk adalah nada hias mayor naik.
semacam legato atau bisa disebut dengan
portamento atau glissando, yang
dinyanyikan dengan diayunkan turun memiliki interval sekon
(descending) ataupun naik (ascending) mayor naik.
sebelum menuju ke nada yang seharusnya
(nada pokok). Ornamentasi luk pada Lagu memiliki interval sekon
Kr. Merajut Asa Menyulam Angan adalah mayor naik.
yang paling banyak muncul daripada
ornamen yang lainnya. Kemunculannya
terdapat dalam kata dengan satu suku kata, memiliki interval sekon
dua suku kata, tiga suku kata, empat suku mayor naik.
kata dan lima suku kata. Terdapat 23
ornamen luk pada pengulangan satu dan 24
ornamen luk pada pengulangan dua, memiliki interval sekon
totalnya ada 47 ornamen luk pada lagu mayor naik.
tersebut.
Tabel 7. Luk pada kata dengan tiga
suku kata memiliki interval sekon
NOTASI DESKRIPSI minor turun.
memiliki interval sekon
mayor naik.
memiliki interval sekon
mayor turun.

memiliki interval sekon


mayor naik.

7
Ismi Yasrika
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan
“pesonamu”, dan “usiaku”. Penerapannya
memiliki interval sekon
pada empat suku kata terletak pada akhir
mayor turun. suku kata atau suku kata ketiga. Luk lima
suku kata terdapat dalam kata “Jayawijaya”
pada suku kata ketiga “-wi-“. Menurut
memiliki interval sekon
Kusnadi (2011) nada dalam luk dapat naik
mayor naik. ataupun turun. Luk naik atau luk turun
dalam lagu dilakukan agar mendekati nada
selanjutnya. Berdasarkan temuan ini tempat
memiliki interval sekon
kehadiran luk tidak terkait dengan
mayor turun. aksentuasi kata dalam syair lagu, melainkan
bergantung pada interpretasi penyanyi
dalam mengungkap makna lagu.
memiliki interval sekon
d. Embat
mayor turun. Embat atau ngembat merupakan
ornamentasi pada lagu Kr. Merajut Asa
Menyulam Angan. Terdapat dalam kata
memiliki interval sekon
dengan satu suku kata, dua suku kata, tiga
mayor naik. suku kata dan empat suku kata. Berikut ini
pembagiannya.
Tabel 8. Embat pada kata dengan satu,
memiliki interval sekon dua, tiga, dan empat suku kata
minor naik. Notasi Deskripsi
Dalam satu suku kata
memiliki interval sekon berawal dari nada Eis ke
mayor turun. nada Fis secara
portamento. Interval nada
adalah sekon minor naik
Dalam satu suku kata
memiliki interval sekon
berawal dari nada A ke
mayor naik. nada B secara portamento.
Interval nada adalah
memiliki interval sekon sekon mayor naik.
minor naik. Dalam satu suku kata
berawal dari nada G ke
nada A secara
memiliki interval sekon portamento. Interval nada
mayor naik. adalah sekon mayor naik.
Dalam satu suku kata
berawal dari nada Cis ke
Dalam lagu Kr. Merajut Asa Menyulam nada D secara
Angan terdapat satu hingga dua luk dalam portamento. Interval nada
satu kata. Penempatannya dalam dua suku adalah sekon mayor naik.
kata dilakukan di awal suku kata pada kata Dalam satu suku kata
“jiwa”, “mampu”, dan “lagi”. Dalam tiga berawal dari nada E ke
suku kata terdapat dua ornamen luk secara nada Fis secara
berurutan, mulai dari suku kata kesatu portamento. Interval nada
(dalam kata “menyulut”, “asmara”, dan adalah sekon mayor naik.
“takdirku”) atau suku kata kedua Embat menurut Thole (wawancara 11
(“luasnya” dan “cahaya”). Pada empat suku Agustus 2017) merupakan cara dalam
kata luk terdapat dalam kata “andaikanku”, mengolah atau memainkan rasa, “Embat itu

8
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan

seperti kita membidik nada dengan keempat nada tersebut yaitu not 1/16.
melepaskan anak panah menuju sasaran Interval nada yang memiliki dominan
yang akan dituju (nada)”. Dalam lagu Kr. sekon, walaupun ada dalam cengkok Tuti
Merajut Asa Menyulam Angan terdapat yang memiliki interval prim tapi tetap
embat dalam kata “tak”, “tinggi”, dengan pola yang sama.
“andaikan”, “mendamba”, dan Cengkok selanjutnya terdapat dalam
“pesonamu”. Embat tersebut terletak pada kata “membara” pada suku kata “-ba-“.
suku kata kesatu dalam setiap kata. Bila Tersusun dari tiga nada yang membentuk
Thole menyebutkan bahwa embat untuk triul dari not 1/16, dengan tiga nada naik
mendukung teknik nggandul, berbeda yang terdengar lebih cepat namun tetap
dengan Maryati (wawancara 7 Agustus luwes. Nadanya terdiri dari Cis-D-E dengan
2017), menyebutkan bahwa embat adalah interval sekon. Berbeda dengan variasi satu,
untuk mendahului ritme yang seharusnya. cengkok variasi dua merupakan hal baru
Peneliti memilih embat berdasarkan yang terdapat dalam lagu yang dibawakan
letaknya pada awal frase yang ditandai Tuti. Ditulis dengan notasi seperti berikut.
dengan tempo yang mendahului ketukan
seharusnya.

B. Pembahasan
a. Cengkok Cengkok yang terakhir terdapat
Dari keenam cengkok yang dalam kata “usiaku” pada suku kata “-a-“
ditemukan dalam lagu Kr. Merajut Asa yang tersusun dari lima nada. Susunannya
Menyulam Angan terdapat empat cengkok dimulai dari not 1/16-1/16-1/32-1/32-1/16
yang memiliki kemiripan yang sama, yaitu dengan jarak sekon yang bergerak turun-
kata “hingga” pada suku kata “-ga”; “jiwa” naik-turun-turun, yaitu nada G-Fis-G-Fis-
pada suku kata “ji-”; “untuk” pada suku E. Cengkok ini terdapat dalam akhir frase
kata “-tuk”, dan “terangi” pada suku kata “- yang menandakan ending lagu. Sama
ra-“. Keempat cengkok tersebut dengan cengkok variasi dua, cengkok
menunjukkan keberadaan cengkok yang variasi tiga juga merupakan hal baru yang
bisa disimpan di awal, akhir dan tengah dimiliki Tuti. Cengkok tersebut jika ditulis
yang disesuaikan dengan interpretasi atau adalah seperti dibawah ini.
penjiwaan lagu. Susunannya terdiri dari
empat nada, dimulai dari not 1/8-1/32-1/32-
1/16 yang melangkah naik-turun-turun
dengan jarak sekon. Ditulis dengan notasi b. Gregel
Ditemukan enam gregel dalam lagu
seperti di bawah ini
Kr. Merajut Asa Menyulam Angan yang
memiliki signifikansi yang sama. Dari
keenam gregel tersebut ada lima gregel
yang memiliki kecenderungan yang hampir
Cengkok variasi satu yang dimiliki sama. Kelima gregel tersebut diantaranya
Tuti memiliki kemiripan dengan cengkok adalah dalam kata “sebesar”, “cintamu”,
dua yang ditemukan Fiksianina (2014) “membara”, “darimu”, dan “Jayawijaya”.
yaitu melangkah naik dengan jarak sekon Semuanya terletak pada akhir suku kata
lalu turun tiga nada. Perbedaannya dari yang bernada panjang mulai dari satu
kedua cengkok tersebut adalah nilai not setengah hitungan hingga tiga hitungan.
yang dimilikinya. Cengkok variasi satu Nada yang terdengar hampir mirip seperti
ditandai dengan rangakaian not empat nada vibra namun ada nada yang sedikit
yang bernilai 1/8-1/32-1/32-1/16, menonjol di dalamnya. Jika ditulis akan
sedangkan not cengkok dua Fiksianina terlihat seperti berikut ini.
(2014) memiliki nilai yang sama untuk

9
Ismi Yasrika
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan
Dalam lagu Kr. Merajut Asa
Menyulam Angan terdapat satu hingga dua
luk dalam satu kata. Penempatannya dalam
dua suku kata dilakukan di awal suku kata
pada kata “jiwa”, “mampu”, dan “lagi”.
Notasi yang diberi lingkaran Dalam tiga suku kata terdapat dua ornamen
merupakan suku kata “-ra” yang berada luk secara berurutan, mulai dari suku kata
pada akhir suku kata “membara”. Not kesatu (dalam kata “menyulut”, “asmara”,
tersebut dimainkan secara cepat namun dan “takdirku”) atau suku kata kedua
dibawakan secara halus, yang kemudian (“luasnya” dan “cahaya”). Pada empat suku
membaur menjadi vibra yang lembut. Bisa kata luk terdapat dalam kata “andaikanku”,
dikatakan hampir mirip dengan gregel versi “pesonamu”, dan “usiaku”. Penerapannya
Harmunah (1996) namun dengan bentuk pada empat suku kata terletak pada akhir
lebih kecil yaitu dari nilai not 1/32-1/32- suku kata atau suku kata ketiga. Luk lima
1/16, jadi lebih cepat dibandingkan gregel suku kata terdapat dalam kata “Jayawijaya”
Harmunah (1996). pada suku kata ketiga “-wi-“. Menurut
Gregel terakhir terdapat pada suku Kusnadi (2011) nada dalam luk dapat naik
kata “-ta-“ dalam kata “cintamu”. Dalam ataupun turun. Luk naik atau luk turun
suku kata tersebut terdapat dua ornamentasi dalam lagu dilakukan agar mendekati nada
yaitu luk yang kemudian diikuti dengan selanjutnya. Sebagai contoh seperti berikut
gregel. Gregel ketiga ini tersusun atas tiga ini.
nada Fis-E-D yang terdiri dari not 1/16-
1/16-1/8 yang melangkah turun. Interval
atau jarak ketiga nada tersebut adalah sekon
mayor. Uniknya dari semua gregel yang
terdapat pada akhir frase, gregel variasi dua
ini terdapat di tengah suku kata dan berada
setelah adanya luk. Ditulis seperti berikut
ini.

Luk dalam kata “pesonamu” pada


suku kata “-mu” membuktikan
penambahan luk menjadi not antispasi
untuk nada selanjutnya. Dalam kata
c. Luk “takdirku” berturut-turut terdapat luk pada
Pemilihan ornamen luk mendominasi suku kata “tak-“ dan “-dir-“ yang
dalam setiap frase lagu Kr. Merajut Asa merupakan contoh dua luk dalam tiga suku
Menyulam Angan. Terdapat 23 kata yang bergerak naik dan turun.
ornamentasi luk pada pengulangan kesatu Pergerakannya dengan interval sekon
dan 25 ornamentasi luk pada pengulang mayor atau minor menjadi penambah
kedua. Luk pada dasarnya merupakan cara keindahan atau pemanis dalam lagu. Lagu
menyanyi yang dimulai dengan beberapa menjadi seolah dibawa secara mengalir
hertz (ukuran tinggi rendah suara) dibawah merdu tanpa beban, karena lagu Kr.
nada pokok, secara teratur menuju ke nada Merajut Asa Menyulam Angan isinya
pokok (Sanjaya, 2009). Lain dengan memang tentang kegaguman kepada
Sanjaya, Thole (wawancara, 11 Agustus seseorang dan sebuah cinta sejati yang
2017) mengungkapkan bahwa luk adalah mendalam.
cara dalam mengolah atau memainkan d. Embat
nada.

10
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan

Embat menurut Thole (wawancara 11 naik tiga nada membentuk triul dari
Agustus 2017) merupakan cara dalam setengah hitungan. Variasi ketiga bergerak
mengolah atau memainkan rasa, “Embat itu turun satu nada dengan jarak sekon
seperti kita membidik nada dengan kemudian naik dengan jarak sekon lalu
melepaskan anak panah menuju sasaran turun tiga nada. Penerapannya tidak selalu
yang akan dituju (nada)”. Dalam lagu Kr. ada dalam setiap frase. Gregel dalam lagu
Merajut Asa Menyulam Angan terdapat ini memiliki dua ciri, pertama adalah yang
embat dalam kata “tak”, “tinggi”, selalu ada di akhir frase dengan pola seperti
“andaikan”, “mendamba”, dan mordent bergerak sekon naik lalu turun
“pesonamu”. Embat tersebut terletak pada kenada semula dengan not yang dibagi
suku kata kesatu dalam setiap kata. Bila menjadi 1/32-1/32-1/16. Gregel kedua
Thole menyebutkan bahwa embat untuk berada di tengah kata atau pada suku kata
mendukung teknik nggandul, berbeda kedua dalam kata dengan tiga suku kata
dengan Maryati (wawancara 7 Agustus dengan pola yang sama seperti gregel
2017), menyebutkan bahwa embat adalah kesatu namun disini gregel sebelumnya
untuk mendahului ritme yang seharusnya. diikuti oleh luk. Tuti Maryati membawakan
Peneliti memilih embat berdasarkan luk dengan jarak sekon naik maupun sekon
letaknya pada awal frase yang ditandai turun. Dalam kata dengan tiga suku kata
dengan tempo yang mendahului ketukan terdapat dua luk yang bisa bergerak naik
seharusnya. Contoh embat dalam lagu kemudian turun maupun turun-turun.
adalah seperti berikut ini. Ornamentasi embat dalam lagu terdapat di
awal frase dan selalu mendahului tempo
yang seharusnya. Embat sama dengan
portamento namun ditambah dengan
dinamika crescendo. Diantara ornamentasi
vokal keroncong tersebut, gaya Tuti
Maryati dalam membawakan lagu
keroncong asli ini didominasi oleh luk.
KESIMPULAN Dengan adanya luk, lagu dibawakan
Berdasarkan hasil penelitian ornamentasi mengalir hampir disetiap frase sehingga
vokal keroncong asli gaya Tuti Maryati membangun kesan tentang cinta yang
dalam lagu Kr. Merajut Asa Menyulam mendalam. Daya tarik utama ada pada
Angan terdiri dari ornamen cengkok, cengkok yang muncul secara bervariasi dan
gregel, luk, dan embat. Terdapat tiga variasi tidak terduga. Hal tersebut menambah
ornamen cengkok dari Tuti Maryati. keindahan dari lagu keroncong.
Variasi kesatu ditandai dengan pola naik
dengan jarak sekon kemudian turun tiga
nada. Variasi kedua ditandai dengan pola

11
Ismi Yasrika
Ornamentasi Vokal Tuti Maryati dalam
Lagu Kr. Merajut Asa Menyulam Angan
DAFTAR PUSTAKA

Ayunda, P. R. (2013). Gaya Menyanyi Pada Musik Keroncong Tugu (Analisis Gaya Sartje
Margaretha Michiels). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Banoe. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius
Fiksianina, Esty. (2014). Analisis Ornamen Keroncong sebagai Sumber Bahan Ajar Teknik
Vokal. (Tesis). Program Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Finalti, C. (2012). Kajian Teknik Vokal Gaya Keroncong Asli. (Skripsi). Universitas Negeri
Yoryakarta, Yogyakarta.
Fraenkel, J. R. & Norman E. Wallen. (2007). How to Design and Evaluate Research in
Education. Singapore: Mc Graw Hill.
Ganap, V. (2006). Pengaruh Portugis pada Musik Keroncong. Harmonia Jurnal Pengetahuan
dan Pemikiran Seni, Vol. VII (No. II).
Harmunah. (1996). Musik Keroncong. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Kusnadi. (2011). Tembang dalam Pertunjukan Langen Mandra Wanara. Imaji Vol. IX (No. II),
111-128.
Marshall, Catherine dan Gretchen B Rossman. (1995). Mendesain Penelitian Kualitatif.
London: Sage Publications.
Sanjaya, S. (2009). Keroncong Masuk Kurikulum Sekolah, SMP Santa Maria Surabaya.
Surabaya: Tidak Diterbitkan
.

12

Anda mungkin juga menyukai