Anda di halaman 1dari 14

Vol xx, No xx, MMMM YYYY;

ISSN 2654-5691 (online); 2656-4904 (print)


Available at: e-journal.sttberitahidup.ac.id/index.php/jbh

Tinjauan Alkitab Terhadap Perkembangan Musik Gereja

Moria Armando Christian Talan1


Morrismossses11@gmail.com

Abstract

Music is part of 3 important aspects of a believer's worship, namely God's Word, Prayer,
praise & worship. The development of church music is based on the context of the Bible
and is also sometimes accompanied by the development of social and historical
backgrounds. Church music is often bound by controversy over its use, existence,
acceptance, etc. Its development to date is the effort of people who have wisdom in the
views and opinions of many parties.
Key words: Music; Bible; Church; Development

Abstrak

Musik menjadi bagian dari 3 aspek penting ibadah seorang percaya yaitu Firmant Tuhan,
Doa, pujian &penyembahan. Perkembangan musik gereja didasari oleh konteks akan
Alkitab dan juga terkadang diikuti oleh latar belakang kehidupan masyarakat dan sejarah
yang berkembang. Musik Gereja sering terikat dengan kontroversi akan penggunaan,
keberadaan, penerimaan, dll. Perkembanganya hingga saat ini merupakan usaha dari
orang-orang yang memiliki hikmat dalam permasalahan pandangan dan pendapat banyak
pihak.

Kata-kata kunci: Musik; Alkitab; Gereja; Perkembangan

PENDAHULUAN
Pandangan orang awam terhadap gereja di kalangan masyarakat non-Kristen selalu
dekat dengan permainan musik, nyanyian, dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan
seni suara. Memang, hal ini sudah menjadi kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dengan
kehidupan ibadah orang Kristen dan menjadi aspek terpenting dalam ibadah gereja selain
Firman Tuhan dan Doa. Orang Kristen menyebut kegiatan ini sebagai Pujian &
1

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|1
Penulis: Judul Artikel

Penyembahan. Pujian penyembahan di gereja-gereja dan pada persekutuan Kristen pada


umumnya menggunakan alat musik sebagai pengiring setiap pujian yang di lantunkan
dalam ibadah tersebut. Alat musik yang pada saat-saat ini sering menolong kegiatan ibadah
antara lain gitar, keyboard/piano, drum, dan bass. Alat yang digunakan itu pada zaman ini
disebut alat musik kontemporer, dan ada banyak nama atau jenis alat musik yang
mengiringi kegiatan ibadah gereja dari abad ke abad.
Pada masa sekarang, gereja terikat dengan ibadah dengan musik kontemporer yang
musik dan lagu atau pujiannya tidak terikat dengan liturgi sehingga ibadah terlihat
memiliki kesan yang bebas dan banyak orang yang memandang dan memiliki kesan bahwa
hal ini tidak alkitabiah, terlalu duniawi, dan tidak kontekstual. Namun demikianlah
pengajaran atau doktrin tidak dapat kita menghakimi bahwa hal itu benar atau salah karena
semuanya itu didasari oleh iman dan motivasi yang benar. dalam perkembangannya
sendiri, musik gereja mengalami perkembangan dari masa ke masa dan selalu ada
pandangan yang negatif dengan berkembangnya musik gereja dari masa ke masa.

Musik Gereja
Musik gereja adalah gaya musik yang berkembang di kalangan orang Kristen (juga
di zaman pra-Kristen:Yudaisme), terutama penggunaannya dalam ibadah. Musisi gereja
Mawene (seorang teolog Perjanjian Lama Indonesia yang juga mempelajari musik gereja)
dalam bukunya The Singing Church menyebut musik gereja sebagai ekspresi hati orang
percaya (Kristen) yang diungkapkan melalui suara yang tinggi dan berirama. secara
harmonis, antara lain dalam bentuk lantunan dan yel-yel. Sama dengan musik pada
umumnya, dua unsur; Nyanyian dan karya-karya instrumental perlu mendapat perhatian,
apalagi dalam musik gereja yang sarat makna teologis dan berkaitan dengan iman umat,
dua hal ini sangat penting dilakukan dengan baik agar umat dapat menghayati imannya
melalui musik.
Musik sangat penting dalam kebaktian gereja karena sebagian besar kebaktian
gereja memiliki unsur musik, baik vokal maupun instrumental. Ketika pentingnya musik
dalam gereja diakui oleh Martin Luther, pemimpin gereja Protestan di era Reformasi,
“gereja yang baik adalah gereja yang menyanyi.” Pentingnya musik dalam kebaktian atau
liturgi gereja merupakan ungkapan simbolik perayaan iman dalam masyarakat. Perayaan
iman yang relevan adalah penghayatan terhadap misteri kekristenan di dalam Kristus
sebagai Juru Selamat, yang sangat menyentuh perasaan penikmat lagu tersebut. Hubungan

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|2
Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol xx, No xx, MMMM YYYY

antara musik dan liturgi (seharusnya) harmonis, sehingga keseimbangan yang tepat antara
musik dan kehidupan iman menjadi tidak terpisahkan.
Unsur-unsur musik dalam gereja harus terkait dengan gereja dalam hal kehidupan
rohani, sumber daya, organisasi gereja, cara berpikir, kompetensi, pengembangan
keteladanan kejujuran umat, yang harus selalu dianggap sebagai organisasi gereja. Dengan
demikian, musik menjadi sarana teologis dalam mendidik umat, berusaha mendidik umat
untuk berperilaku baik sesuai ajaran Gereja.
Tugas musik gereja cukup jelas yaitu memuji Tuhan. Selain berdampak positif bagi
pelatihan menyanyi jemaat, juga mencerminkan perkembangan teologis di gereja. Melalui
musik yang disajikan dalam liturgi (kebaktian), umat dapat merenungkan kehidupannya.
Fungsi lain musik gereja dalam liturgi adalah untuk melayani kebaktian dengan cara yang
sederhana namun tepat dan bermutu tinggi. Nyanyian jemaat hanya berfungsi dalam
kebaktian, sementara dinyanyikan di luar gereja justru melemahkan bahkan kehilangan
fungsinya. Ini terjadi karena bagian dari lagu gereja, pastoral atau konseling, menjadi tidak
berbobot.

Ada tiga tema sejarah yang mengarah pada aktivitas nyanyian jemaat dalam liturgi:

 Menyanyi dalam liturgi menyatukan unsur-unsur liturgi yang terkait, sehingga


ketika urutannya hilang, fungsinya hilang. Persyaratan nyanyian jemaat harus
disajikan secara teologis dan praktis.
 Nyanyian gereja sebagai simbol iman dan doktrin, puisi dan musik sangat penting
untuk menyampaikan pesan pemberitaan firman.
 Nyanyian jemaat menjadi penting dalam pelayanan liturgi.

Musik Dalam Perjanjian Lama


Musik merupakan ciptaan Allah. Hal ini didasari oleh bahwa semua hal di dunia ini
merupakan ciptaanNya. Seorang ahli mengatakan bahwa detak jantung dalam tubuh
manusia merupakan bagian dari musik itu sendiri karena ia bergerak dengan tempo yang
sesuai dan mengikuti emosi manusia, demikian musik yang mengikuti emosi atau jiwa
seseorang. Sehingga perlu di catat terlebih dahulu dasar ini bahwa musik adalah ciptaan
Allah.

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|3
Penulis: Judul Artikel

Dalam Perjanjian Lama cukup banyak hal-hal yang berkaitan dengan musik dalam
ayat-ayat di Perjanjian Lama. Disana menjelaskan bahwa ciptaan-ciptaanNya bernyanyi
dan memuji:
1. Lembah yang menyanyi (Maz. 65:13)
2. Gunung yang menyanyi (Yes. 44:23, 49:13, 55:12)
3. Pohon yang menyanyi dan bertepuk tangan (1Taw. 16:33, Yes. 14:8-9,
44:23, 55:12)
4. Langit yang menyanyi (Yes. 4:23, 49:13, Maz. 69:35)
5. Bukit yang menyanyi (Maz. 98:8, Yes. 55:12)
6. Reruntuhan yang menyanyi (Yes. 52:9)
7. Laut menggelorakan pujian (1Taw. 16:32, Maz. 69:35, 98:7)
8. Burung yang menyanyi (Maz. 104:12)

Begitu jelas digambarkan bahwa ciptaan-ciptaan Tuhan digambarakan sebagai


personifikasi akan keberadaannya pujian, setiap makhluk hidup dan ciptaanNya memuji-
muji Tuhan.
Kita juga melihat Lucifer sang raja Iblis itu merupakan malaikat Tuhan sebelum ia
dicampakan oleh Tuhan. Lucifer merupakan malaikat pemusik atau pemimpin
penyembahan di surga. kita melihat dalam kitab Yesaya dan Yehezkiel, tertulis bahwa
Allah memiliki 3 penghulu malaikat yang berperan di dalam kerajaan Surga yaitu Gabriel,
Michael, dan Lucifer (Yes. 14:11, Yeh. 28:12-19). Lucifer adalah malaikat terhormat yang
diciptakan Allah. Ia diurapi dan tinggal di suatu tempat terhormat di kerajaan Allah, yaitu
gunung kudus Allah untuk menjaga takhta Allah (lih. Yeh. 28:12-15). Lucifer adalah
malaikat pemuji yang dianugerahi keterampilan memainkan alat music yang identic
dengan dirinya, Yang pertama adalah Viols yang kita kenal sebagai violin (biola) berfungsi
sebagai pembentuk harmoni. Seruling dalam Bahasa Ibrani disebut Negeb sebagai
pembentuk melodi. Genderang dalam Bahasa Ibrani disebut Toph yang berarti Tambur
yang dalam Alkitab Bahasa Inggris disebut Timbrel, sebagai instrumen perkusif yang
membawa ritme. Dan hingga saat ini, iblis masih menggunakan alat-alat itu sebagai alat
untuk melawan Allah.
Musikus pertama dalam PL adalah Yubal (Kej. 4:21). Ia disebut sebagai Bapa
semua orang yang memainkan kecapi dan seruling. Dan dapat disebut bahwa alat musik
tertua adalah alat musik tiup dan petik. Dalam kehidupan orang Israel, musik sangat
berpengaruh. Biasanya mereka menggunakan musik dalam:

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|4
Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol xx, No xx, MMMM YYYY

1. Suasana sukacita tertentu (Kej.31:27, Hak. 11:34, Yes. 5:12, Ams. 5:23, Ayb.
21:11-12, Yer. 7:34, 25:10, Yes. 24:8, Luk. 15:25).
2. Nyanyian pekerja (Yes. 5:1 ; 16:10)
3. Untuk mengabarkan berita (Yes. 48:20)
4. Kegembiraan Nasional (Bil. 21:17)
5. Kemenangan dalam peperangan (Hak. 11:34, 1Sam. 18:6-7, 21:11, 29:5, 2Taw.
20:28)
6. Nyanyian anak gembala (1Sam. 16:18)
7. Nyanyian pemuda di pintu gerbang (Rat. 5:14)
8. Pesta (Yes. 5:12, Ams. 6:5)
9. Nyanyian wanita lajang (Yes. 23:15-18)
10. Perkabungan Ratapan (2Sam. 1:18-27)

Nyanyian Musa
Nyanyian Musa (Kel. 15:1-21) akan dinyanyikan di kekekalan (Wah. 15:3),
nyanyian Musa akan kembali dinyanyikan saat bangsa Israel dikumpulkan kembali dari
seluruh penjuru bumi (Yes. 11:12, 12:1, 2) Nyanyian Musa juga kembali dinyanyikan
oleh Daud (Maz. 118:14). Dalam konteks ini, bagian ini menceritakan tentang
nyanyian yang dinyanyikan oleh Musa.
Dalam Kitab Ulangan pasal 31:19 -20 Tuhan mengatakan kepada Musa untuk
menuliskan nyanyian dan mengajarkan kepada Bangsa Israel. Nyanyian yang diajarkan
adalah pengalaman hidup yang menjadi kesaksian umat Israel dihadapan Tuhan. Dalam
bagian ini musik merupakan “Pesan dan Misi, dimana music menjadi peringatan dari
perintah Allah untuk memuji namaNya dan bertujuan untuk kebaikan sesama manusia.

Kuasa Tuhan dalam Pujian


Di Yosua 6:4 -20 diceritakan tentang kuasa dan pengaruh musik yang luar biasa;
dimana tembok Jeriko menjadi runtuh saat terompet dibunyikan. Disini kita meliha bahwa
kuasa Tuhan dinyatakan atas bangsa Israel dengan nyanyian dan pujian bagi Tuhan.
Nyanyian Debora dalam Hakim-hakim 5:12 menceritakan ketika para musuh
dikalahkan dan mereka mengiring musuh itu dengan nyanyian-nyanyian untuk pembalasan
dan penghukuman terhadap musuh.
Nyanyian Hana dalam 1Samuel 2 merupakan nyanyian syukur akan kasih
pertolongan Tuhan dalam hidupnya karena Tuhan sudah mengabulkan doa Hana dengan

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|5
Penulis: Judul Artikel

memiliki seorang anak yaitu Samuel. Kita melihat bentuk sukacita Hana melalui nyanyian
yang ia gunakan untuk memuji Tuhan karena ia mengucap syukur akan hal yang ia gumuli
selama bertahun-tahun sebagai seorang ibu.
Dalam Habakuk, kita melihat dalam Habakuk 3:19b ditulis “untuk pemimpin
biduan. Dengan permainan kecapi.” Nyanyian doa dalam iringan kecapi merupakan
nyanyian yang dinyanyikan Habakuk dalam situasi yang menyedihkan. Habakuk
mendengar musuh akan menghancurkan Israel namun Habakuk percaya bahwa Tuhan
adalah sumber pertolongan.
Nafiri dalam Bilangan 10, dimana pada saat itu Musa diperintahkan oleh Tuhan
untuk membuat 2 buah terompet/nafiri perak. Dalam pembahasan ini, angka 2 berbicara
tentang 2 aspek keselamatan yaitu kehidupan dan kematian, dan perak dalam sendiri
melambangkan penebusan (Kel. 36:24) dan pemurnian melalui penderitaan (Maz. 66:10).
Pada perintahnya sendiri, terompet atau bafiri itu harus dibuat utuh, tidak boleh rusak
dalam proses penempaan, melambangkan penempaan/pembentukan Tuhan atas hidup kita,
yang tidak pernah bermaksud merusak kehidupan kita. Terompet ini hanya di mainkan
oleh penyanyi dan pemain music. Khusus untuk terompet perak hanya para imam yang
boleh meniupnya.
Terompet disini memilki makna tersendiri dalam penggunaannya, ini mewakili
pelayanan musik yang:
 Memanggil orang untuk berkumpul dan menyembah Tuhan (ban. Maz. 40:4)
 Mengumpulkan para pemimpin dan para kepala pasukan. Para pemimpin
haruslah yang pertama menjadi penyembah sebelum membawa umat menjadi
penyembah.
 Menyuruh laskar-laskarnya berangkat untuk berperang. Musik Rohani membawa
kita pada peperangan rohani melawan penguasa di udara.
 Nafiri ditiup disaat yang genting dalam peperangan, agar mendapat keselamatan
daripada Tuhan. Pujian dan penyembahan juga bagaikan alat yang
mendatangkan pembelaan Tuhan.
 Nafiri ditiup saat perayaan, agar diingat Tuhan
 Nafiri ditiup saat mempersembahkan korban keselamatan, agar diingat Tuhan

Sekolah Musik Zaman PL

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|6
Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol xx, No xx, MMMM YYYY

Sekolah musik pun ada dalam Alkitab pada PL. Pada zaman Samuel ada sekolah
untuk para nabi yang didirikan di Israel. Mata pelajarannya antara lain adalah musik,
mazmur, sejarah, puisi, perumpamaan dan peribahasa. dalam 2 Raja-raja 3:15 juga
disebutkan pengaruh musik yang luar biasa dimana Elisa memerlukan seorang pemain
musik untuk bermain baginya agar Roh Allah turun ke atasnya.

Daud sebagai Tokoh Musik Kenamaan


Daud merasakan kuasa yang terkandung dalam musik yang dimainkannya seperti
saat ia melayani raja Saul di istana. Setiap kali raja Saul gelisah, hatinya menjadi tenang
kembali ketika Daud memainkan musik kecapi (dengan tema memuliaka Tuhan) untuk
menghiburnya. Berarti musik yang bernafaskan memuji Tuhan itu dapat membuat jiwa
seseorang damai, bersukacita dan dapat mengusir ketakutan, pikiran jahat dalam diri
manusia itu sendiri.
Dalam kitab Mazmur dijelaskan tentang betapa pentingnya peran musik dalam
ibadah, misal:

 Mazmur 95:2, “Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur,


bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.”
 Mazmur 145-150 disebutkan bahwa kita bernyanyi untuk memuji Tuhan
 Mazmur 4-6 disebutkan bahwa dengan nyanyian kita berdoa.

Musik sendiri menjadi kebutuhan dan juga obat dalam kehidupan bangsa Israel, bahkan
mencapai puncaknya pada masa pemerintahan raja Daud yang juga terkenal sebagai
pemazmur. Musik juga memiliki peranan penting bagi pelayanan ibadah dalam Bait
Allah seperti yang dinyanyikan dan dimainkan oleh kelompok bani Korah (Maz. 48)
dan Mazmur Daud itu sendiri (Mazmur pasal 19,20, 21).

Salomo sang Komposer

Daud terkenal sejak masa muda sebagai pakar musik, gagah dan berani, ahli
perang, penasehat ulung, simpatik, dan selalu disertai Allah. Memiliki kemampuan
menggunakan musik dalam pengaruh ke tingkat rohani (ay. 23). Dalam pelarian Daud,
dia menyediakan waktu untuk berkumpul dengan Samuel di sekolah para nabi.
Disanalah Daud belajar banyak tentang pelayanan musik. (1 Taw. 23:5) Daud juga
adalah pembuat alat-alat musik. pada zaman Daud 7 orang ditunjuk untuk meniup

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|7
Penulis: Judul Artikel

Nafiri (1 Taw. 15:24) Daud adalah musik organisator (1 dan 2 Tawarikh). Daud adalah
pemazmuryang disenangi di Israel (2 Samuel 23:1).

Salah satu yang mengkategorikan Salomo sebagai seorang yang paling berhikmat
adalah karena dia merupakan komposer yang mengubah seribu lima komposisi.
Salomo meneruskan perorganisasian musik yang telah ditetapkan ayahnya Daud (1
Tawarikh 6:31:32). Salomo juga menjadi pembuat alat musik (1 Raj. 10:12). Pada saat
pentahbisan Bait Suci, 120 Nafiri ditiup (2 Taw. 5:12). Di 2 Tawarikh 5:11-14
disebutkan bahwa pada zaman raja Salomo pengaruh musik menjadi kesaksian orang
Israel untuk percaya pada Allah; mereka melihat kemuliaan Allah turun memenuhi
Baitu Allah saat musik dimainkan.

Musik Sebagai Senjata Peperangan Rohani

Yosafat menempatkan pemusik di depan pasukan bersenjata. Puji-pujian membawa


kemenangan. Bagi orang Israel, Tuhanlah panglima perang. Orang Israel harus memuji
dan memuliakan Tuhan dan Tuhan berperang bagi mereka.

Musik dalam Zaman Hizkia, Yosia, Ezra, Nehemia

Jika kita melihat didalam Alkitab terkhusus dalam Perjanjian Lama, pengaruh
musik dalam ibadah orang Israel memang sangat besar pengaruhnya di zaman Daud &
Salomo. Namun setelah raja Salomo jatuh dalam penyembahan berhala dan Israel
mengalami pemecahan kerajaan dan pembuangan, tidak ada lagi raja yang takut akan
Tuhan dan menaikan pujian penyembahan. Baru kemudian pada zaman raja Hizkia,
Yosia, Ezra, Nehemia terjadi pemulihan dan kebangkitan rohani bagi seluruh bangsa
Israel. Pada saat itu mereka melaksanakan penyembahan Bersama kaum Lewi,
penyanyi, pemusik, ‘sesuai perintah Daud, alat musik Daud, dan syair-syair atau kata-
kata Daud.’

Dalam Kitab Perjanjian Lama, musik memiliki pengaruh yang sangat besar dalam
peribadatan bangsa Israel. Dimana alat musik di Perjanjian Lamavyang digunakan
dalam ibadah (bait Allah) diantaranya: Tiupan Sangkakala, kecapi, gambus, rebana,
ceracap (Maz.150). dengan musik orang Israel memuji dan memuliakan Tuhan.

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|8
Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol xx, No xx, MMMM YYYY

Musik dalam Kitab Perjanjian Baru


Pada masa Yesus Kristus melayani dan setelah Yesus Kristus naik ke surga, orang
Kristen masih tetap menyanyikan mazmur-mazmur Daud dan pujian-pujian yang terdapat
dalam Perjanjian Lama. Alkitab memberi tahu bahwa setelah perjamuan terakhir (last
suffer), Yesus menyanyikan sebuah nyanyian pujian Bersama para murid-muridNya
(Matius 26:30, ban. Mark. 14:26) kemungkinan besar yang dinyanyikan adalah Mazmur
pasal 113-118, yang secara tradisional dinyanyikan pada perayaan paskah. Dalam Matius
26:30 dicatat bahwa “sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke
bukit Zaitun.” Kitab Talmud Yahudi menjelaskan adanya tradisi menyanyikan mazmur
dalam bait Allah. Rupanya Yesus dan para muridNya masih memakai kitab ini sebagai
buku doa dan buku nyanyian mereka.
Dalam kitab Perjanjian Baru kita menemukan nyanyian pujian Maria (Lukas 1:46-
55), nyanyian pujian Zakharia (Lukas 1: 68-79), nyanyian malaikat (Lukas 2:14), nyanyian
Simeon (Lukas 2:29-31), nyanyian Kristus (Filipi 2:5-11, 1 Tim. 3:16) serta nyanyian-
nyanyian dalam kitab Wahyu. Paulus membantu kita untuk mengenal jenis-jenis lagu yang
beredar ketika gereja mula-mula lahir. Ketika dia menasehati jemaat yang dilayaninya agar
saling menguatkan satu sama lain. Dia mencatatnya dalam Efesus 5:19, “dan berkata-
katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur(psalmois), kidung puji-pujian (humnois)
dan nyanyian rohani (oidois). Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap
hati.”
Tiga jenis nyanyian ini pun ditulis di dalam Kolose 3:16, “Hendaklah perkataan
Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala
hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur,
dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam
hatimu.” Melalui Efesus 5:19 dan Kolose 3:16 diajarkan prinsip-prinsip kekristenan yaitu
memuji dan memuliakan nama Tuhan. Memang Tuhan memperlengkapi setiap orang yang
dipilih Tuhan menjadi penginjil, pengajar, pemusik, pemimpin paduan suara untuk
melayani pekerjaanNya. Nyanyian pujian dapat dipakai Tuhan untuk menyatakan
kebenaran, dan sebagai sarana umat untuk menyampaikan ucapan syukur melalui nyanyian
dan puji-pujian. Karunia yang diberikan Tuhan yang dikatakan oleh Paulus dalam Efesus
4:12 dengan tujuan “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan
dan pembangunan tubuh Kristus.” Nasehat Yakobus kepada jemaat di Yerusalem bahwa

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|9
Penulis: Judul Artikel

kalua seseorang bergembira, baiklah ia menyanyi dan hal ini merupakan hal biasa yang
dilakukan jemaat mula-mula sebagai ekspresi syukur dan sukacita mereka. Rasul Paulus
dan Silas memuji-muji Tuhan ketika berada dalam penjara hingga pintu dan belenggu
terlepas (Kis. 16:25-26).
Puncak dari musik gereja dapat kita baca dalam kitab Wahyu. Sejak awal yang
dimulai dengan penglihatan Yohanes atas takhta Allah sampai pada penglihatan Yerusalem
baru, suara musik memenuhi kitab ini. Hal ini juga membuktikan bahwa musik dan
nyanyian mempnyai dimensi eskatologis (penantian kerajaan Allah dalam kedatangan
Yesus yang kedua kalinya) seperti nyanyian surgawi (why. 11:15-18) dan nyanyian
kemenangan (Why.12:10-12). Aspek Eskatologis ini harus menjadi perhatian kita di dunia
ini. Gereja sebagai persekutuan orang-orang yang percaya kepada Allah di dalam Yesus
Kristus, di satu pihak adalah persekutuan umat yang tengah beribadah di dunia ini, di pihak
lain adalah persekutuan yang bersifat Eskatologis, akan terus beribadah memuji Tuhan di
dalam surga.
Oleh karena itu gereja harus terus bernyanyi dan mengembangkan musik gereja
dengan baik pada masa kini, sebagai gereja yang berjalan dalam proses menuju gereja yang
berkemenangan.
 Pemulihan Pondok Daud (Kis. 15:16)
 Tuhan Yesus menyanyi sebagai persiapan jalan Salib (Mat.26:30, Mark.
14:26)
 Musik untuk perjamuan perkabungan (Mat. 9:23) dan perayaan pesta (Luk.
15:25).

Musik Gereja dalam Perkembangannya


Perkembangan Dalam PL
Dalam PL peribadaan bangsan Israel berkembang dari zaman musa hingga zaman
Daud. Pada zaman Daud peribadatan orang Israel berkembang dengan adanya permainan
alat musik. Kita sendiri mengetahui kisahnya bahwa sebelum Daud menjadi raja, ia disuruh
oleh raja Saul untuk menghibur dia dengan pujian-pujian yang dilantunkan oleh kecapi.
Daud mengkhususkan beberapa orang untuk bermain musik di kemah suci pada masa
pemerintahannya, kita menyebut mereka adalah orang Lewi atau orang khusus dalam
pelayanan peribadatan orang Israel pada masa itu. Kemudian pada zaman Salomo pun
ketika Bait Suci telah selesai dibangun maka pujian dan musik di gunakan sangat luar

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|10
Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol xx, No xx, MMMM YYYY

biasa. Pada zaman Salomo musik dianggap indah dan selalu memiliki improvisasi tingkat
tinggi dan nada yang digunakan pada masa itu sungguh sangat anggun dan menghiasi
syair-syair dalam musik dan di padukan dengan pemain musik dan penyanyi yang banyak
dapat menciptakan satu musik yang harmonis dan ini semua karena orang-orang yang
khusus bergerak dalam bidang pujian dan penyembahan ini terus berlatih dan ini
merupakan bagian dari pekerjaan mereka. Sehingga kita melihat Daud juga sebagai
pelopor atau permulaan dari gaya pujian dan penyembahan dengan permainan musik.
Musik sudah diperkenalkan di zaman perjanjian lama sebagai bagian dari kegiatan.
Namun, walaupun pada zaman salomo musik pujian sungguh berkembang dan
sangat megah sekali ternyata pada zaman Salomo pun menjadi kejatuhan dari ibadah orang
Israel itu juga. Setelah Salomo banyak menerima istri-istri yang memiliki allah lain dan
Salomo juga membangun tempat-tempat ibadah bagi allah-allah para istrinya disitulah
kejatuhan peribadatan Salomo. Salomo pun mengikutsertakan gaya beribadah yang di
ciptakan ayahnya Daud untuk Allah Israel ke dalam tempat-tempat penyembahan istri raja
Salomo.
Pada saat kerajaan Israel dan bait suci dihancurkan oleh Babel sektiar tahun 586
SM, maka otomatis peribadatan yang luhur pada zaman Salomo sudah tidak ada lagi
bersamaan dengan kejatuhan bangsa Israel yang mengakibatkan bangsa Israel terbagi
menjadi 2 bagian. Setelah bangsa Israel di buang ke Babel maka musik-musik dalam bait
suci digunakan sebagai bagian dari penyembahan-penyembahan berhala.
Pada Zaman Darius menjadi raja atas Persia, disitulah bangsa Israel diijinkan
kembali ke Yerusalem di bawah kepemimpinan Zerubabel. Kemudian sebagain bangsa
Israel membangun bait suci. Dan dilanjutkan oleh Ezra dan Nehemia memimpin
pembangunan tembok Yerusalem dan pada zaman Ezra &Nehemia pembangunan Bait
Suci dan tembok Yerusalem diselesaikan dan pada saat itulah peribadatan raja Daud
kembali dilaksanakan.
Ezra sendiri merupakan seorang ahli kitab. Berbeda dengan Nehemia yang ahli
dalam bidang politik dan sosial masyarakat sehingga Nehemia memimpin dalam bidang
politik, Ezra sendiri memimpin Israel dalam bidang rohani atau spiritual. Pada zaman Ezra
inilah peribadatan di bait suci mulai dilaksanakan dengan baik seperti peribadatan di
zaman Daud. Alat-alat musik dan pemain musik atau orang-orang Lewi pun dipersiapkan
untuk kemajuan peribadatan di bait suci.
Perkembangan dalam PB

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|11
Penulis: Judul Artikel

Pada zaman Perjanjian Baru, orang Israel tetap melaksanakan ibadah di Bait Suci.
Walaupun begitu, ada pertentangan terkait penggunaan musik dalam peribadatan. Orang-
orang farisi mempermasalahkan penggunaan musik dalam peribadatan, khususnya musik-
musik yang dipakai dalam peribadatan penyembahan berhala. Kita mengingat bahwa pada
zaman Salomo ia menaruh pemain musik pada ibadah-ibadah terhadap berhala sehingga
pada masa kejatuhan Israel mereka menganggap bahwa alat musik merupakan tradisi orang
kafir. Walaupun demikian dalam kitab PB dijelaskan bahwa penggunaan alat musik tetap
dilakukan oleh bangsa Israel. Namun penggunaan alat musik biasanya digunakan untuk
acara perkabungan, perayaan pesta dan kegiatan masyarakat lainnya. Sedang untuk
peribadatan mereka menyanyikan mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani.
Ditempat lain yaitu di Roma, setelah penginjilan rasul Paulus disana musik sekuler
berkembang dengan pesat. Salah satu music popular itu adalah organ yang diciptakan oleh
pemusik asal Yunani. Namun penggunaan alat musik ini membuat citra musik ini menjadi
negatif. Kaisar Nero yang dikenal sebagai kaisar paling kejam pada masa itu menggunakan
organ untuk mengiringi pembantaian orang-orang percaya juga penganiayaan terhadap
jemaat yang dilakukan di masa kekuasaan Romawi dengan cara memasukan ke kendang
singa sambil diiringi organ, dan pertunjukan teater pun dilakukan dengan iringan organ.
Perkembangan Setelah Perjanjian Baru
Pada zaman bapa-bapa gereja, berkembang gereja-gereja Rumah. Mereka bersekutu
Bersama dengan orang percaya lain. Mereka memuji dan mengaggungkan Tuhan. Setelah
itu kekristenan berkembang menjadi lebih besar. Bapa-bapa gereja menyanyikan mazmur,
puji-pujian dan nyanyian rohani dengan vokal saja. Mereka tidak menggunakan musik-
musik popular saat itu misalnya organ.mereka tidak menggunakan alat musik organ ini
dikarenakan kegunaan dan penggunanya yaitu orang kafir dan mereka menganggap alat
musik itu tidak benar karena latar belakang.
Musik kembali masuk ke dalam peribadatan yaitu gereja pada akhir abad ke-4,
yang dipelopori oleh Ambrosius (340-390). Gereja mulai menyanyikan Hymne (nyanyian
rohani) dan juga mulai ada paduan suara. Proses masuknya alat musik ke dalam gereja
tidaklah mudah, banyak sekali perselisihan dan perpecahan antara orang-orang yang
berseberangan paham dan pendapat. Gereja selama ratusan tahun bergumul tentang
penggunaan musik dalam ibadah.
Hingga pada akhirnya, reformasi gereja dilakukan oleh Martin Luther. Ia
mendorong gereja untuk menggunakan berbagai jenis alat musik untuk menyembah Tuhan.
Luther berkata, “Kita tidak boleh membiarkan iblis sendiri yang menggunakan nada-nada

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|12
Jurnal Teologi Berita Hidup, Vol xx, No xx, MMMM YYYY

terbaik.” Jika kita lihat konteksnya dalam PL, Lucifer memiliki 3 alat musik yang ia
gunakan untuk memuji Tuhan sebelum ia dicampakan. Dan setelah ia dicampakan, ia
menggunakannya untuk melawan Allah. Disini Martin Luther mendongkrak atau
menyadarkan gereja tentang pentingnya menggunakan berbagai jenis alat musik.
Selain Teologi, Luther juga menekankan pentingnya musik, ia kemudian
memasukan musik dan nyanyian pujian sebagai bagian penyembahan yang terpenting
dalam gereja. John Knox memulai suatu usaha untuk menggunakan organ sebagai alat
musik di gereja pada masa itu, dimana dulunya organ dikenal sebagai siualan iblis karena
latar belakang penggunaan organ itu.
Setelah zaman reformasi, penggunaan musik dalam peribadatan Kristen terus
berkembang. Banyak pemusik dan komposer lagu menciptakan lagu-lagu untuk
peribadatan orang Kristen. Peralatan musik yang digunakan pun terus berkembang.
Penggunaan orchestra dengan berbagai alat musik juga digunakan dalam peribadatan orang
percaya.
Pada tahun 1960, Gerakan gereja Kharismatik mulai berkembang. Saat itulah lagu-
lagu Kristen berkembang dengan luar biasanya, demikian juga alat musik yang digunakan
didalam peribadatan gereja. Lalu lahirlah musik Kristen Kontemporer, dan mulai
ditinggalkannya lagu-lagu hymne di gereja. Ibadah Kontemporer adalah bentuk ibadah
Kristen yang muncul dalam Western Evangelical Protestantisme di abad ke 20. Ibadah
Kontemporer ini awalnya terbatas hanya dalam Gerakan Kharismatik, namun sekarang
telah ditemukan dalam berbagai gereja-gereja secara luas, termasuk oleh banyak gereja
yang tidak berjalan dalam teologi Kharismatik. Ibadah Kontemporer umumnya
dikarakteristikan oleh penggunaan musik penyembahan kontemporer dalam bentuk yang
lebih informal. Jemaat menyanyi dengan ‘khas’ dalam porsi yang lebih banyak. Dan alat
musik yang digunakan pun bervariasi. Ada penggunaan alat musik lengkap seperti yang
digunakan dalam lagu-lagu sekuler.
Musik Kristen kontemporer menimbulkan permasalahan dalam gereja. Ada gereja-
gereja yang menolak dan tetap menggunakan lagu-lagu hymne dalam ibadahnya. Dan juga
alat musik hanya menggunakan organ saja. Namun banyak gereja yang merasa cocok
dengan musik Kristen kontemporer sebab musiknya lebih bervariasi dan memberi
semangat untuk memuji Tuhan.
Dalam perkembangan abad 21 sekarang ini, nyanyian dan musik gereja terus
berkembang secara kontekstual. Sekarang ini ada gereja yang menggunakan musik
tradisional, musik kontemporer, musik modern, musik rakyat, dll. Sekarang setiap gereja

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|13
Penulis: Judul Artikel

memiliki tradis dan dogma masing-masing terkait dengan nyanyian dan musik gereja yang
digunakan dalam ibadah di gereja.

Kesimpulan
Musik Gereja memang berkembang dalam ranah Alkitab dan setelah Alkitab. pada
perkembangnya sendiri dalam peribadatan musik gereja memiliki pandangan yang
dikatakan tidak sesuai dengan konteks Alkitab dan merupakan cara ekspresi diri yang
tersirat akan ucapan syukur dan ibadah kepada Tuhan. Namun, kita sadari bahwa musik
merupakan bagian dari ciptaan Tuhan dan merupakan alat Tuhan dalam melawat dan
menyentuh manusia. Musik menjadi bagian terpenting dalam ibadah orang percaya tanpa
ada unkapan tersurat dalam Alkitab, namun manusia menyadarinya dengan menaikan
pujian dan penyembahan terhadap Allah.
Dalam perkembangan musik gereja, memang banyak kontroversi yang harus di
gumulkan bahkan hingga ratusan tahun tentang musik gereja. Namun, kita menyadari
bahwa hal yang diciptakan Tuhan ialah baik dan selama tujuannya adalah memuliakan
Tuhan maka Tuhan dapat menggunakan hal yang terburuk dimata kita sekalipun untuk
kebesaran dan kemuliaan Tuhan di dunia ini.

Copyright© YYYY; Jurnal Teologi Berita Hidup, ISSN 2654-5691 (online), 2656-4904 (print)|14

Anda mungkin juga menyukai