Anda di halaman 1dari 17

Click to edit Master title style

Religious
Pluralism

1
Religious Pluralism: What?
Click to edit Master title style

• Religious pluralism is an attitude or policy regarding the diversity


of religious belief system co-existing in society.
• Jalur besar Keagamaan: (keilahian ‘parsitipastif’ dan ‘tunggal’)
• Animisme/dinamisme
• Panteisme (Everything is God) – Panenteisme (Everything in God)
Hinduisme
• Polyteisme (Dewa-dewa), Monisme (Kekuatan Universal)
Buddhisme
• Monoteisme (Samawi/Abrahamic: Yahudi – Kristen – Islam)
• Unbeliever: Deisme (Supreme Being) – Agnotisme - Ateisme
2
Click to edit Master title style

Jalur /pecahan Kecil ( Denominasi) Agama/kepercayaan:


• Hinduisme: Vaishnavism, Shaivism, Shaktism and Smartism
• Budhisme: Theravada / Mahayana, Hinayana, dll (Mix)
• Islam: Syiah, Sunni, Ahmadiyyah
• Christianity: Ortodox, Catholic, Anglican, Protestant

3
Religious Pluralism: Why?
Click to edit Master title style

• St. Augustine: Why God? if there is no (pluralism), there will be no


anything, no creation…
• Pluralisme adalah kodrat, kalau segalanya hanya ada satu bentuk,
berarti bentuknya hanya satu: KETIADAAN (bentuk awal)
• St Thomas Aquinas: Cara kita memahami Tuhan dan Realitas
sangatlah personal dengan kehendak dan akal budi masing-masing
• Paul F Knitter: Agama-agama berkembang dipengaruhi faktor:
geografis, kultur, budaya, sosial, dsb…
• Pluralisme Agama: menimbulkan banyak perbedaan, dan
pertentangan, bahkan konflik…
4
ClickMengapa muncul
to edit Master dialog
title styleantar umat beragama?

• munculnya konflik dan intoleransi antar umat beragama.


• adanya keresahan pihak para pengikut agama-agama yang terdesak
terhadap isu sekularisme
• ada orang orang yang merasa terkungkung dan tidak berkembang dalam satu
ruang-ruang yang diciptakan oleh agama. mereka terpanggil untuk berpikir
dan bersahabat dengan sesuatu yang berbeda.
• berbagai motivasi lain yang tidak berkaitan dengan kehidupan beragama,
entah dengan berdialog dengan agama lain ia diuntungkan secara politis
maupun ekonomis

5
Click
Modelto edit
modelMaster
dialogtitle style
antar umat beragama
• Dialog kehidupan: Dialog bagi setiap orang dan merupakan dialog yang paling mendasar (bukan
berarti paling rendah) Dialog ini lebih pada perjumpaan dan pengalaman kebersamaan entah
disengaja ataupun tidak disengaja dan dengan apapun motivasinya. Bidang : sosial, politik,
kebangsaan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan sebagainya
• Dialog karya: Dialog yang dilakukan secara intens yang memang ditujukan demi mempererat
hubungan-hubungan antar umat beragama. Dalam dialog semacam ini umat kristiani bekerjasama
dengan non-kristiani untuk pembangunan keselauruhan ciptaan dan pembebasan manusia. Juga
Gereja menghadapi masalah-masalah dunia, melibatkan tokoh umat beragama menghadapi berbagai
permasalahan kemanusiaan melalui partisipasi sebagai wujud nyata iman mereka.
• Dialog teologis: menyangkut perbandingan, diskusi dan masalah teologis yang rumit. Dalam dialog ini
orang diajak menggumuli, memperdalam dan memperkaya warisan-warisan keagamaan masing-
masing serta sekaligus diajak menerapkan pandangan teologis dalam menyikapi masalah (teologis
dan keagamaan / interreligious studies) yang dihadapi umat manusia pada umumnya. Khsusus bagi
teolog dan pemuka agama.
• Dialog pengalaman iman (spiritual) : Dialog pengalaman iman dimaksudkan untuk saling
memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai tertinggi dan cita-cita rohani masing masing
pribadi. Dalam dialog ini mereka saling membagikan pengalaman akan kekayaan rohani masing-
masing, hal itu ditunjang dengan kematapan hidup doa dan kontemplasi masing-masing dalam jalan
pencarian kepada Tuhan ataupun yang tak terbatas (absolut). 6
Dampak
Click dialog
to edit antar
Master umat
title beragama
style

Dampak positif
• Melalui sosialisasi gerakan-gerakan antar umat beragama, banyak orang menyadari perlunya
toleransi antar agama. Kesadaran plural tumbuh dalam masyarakat khususnya di kota-kota besar,
sehingga budaya saling menghormati muncul dan kelompok-kelompok anarkis dapat terurai
• Dengan dialog umat beragama lebih solid dalam bersatu, dan para pemimpin agama dapat
bekerjasama membangun perdamaian. Karena setiap agama memiliki kepentingan, saat
kepentingan itu saling berhadapan, mereka ditantang “apakah akan tetap mementingkan
kepentingan agamaku saja?”
• Dalam beberapa kelompok antar umat beragama yang menonjolkan sisi diskusi teologis.
Sehingga pendalaman dan diskusi teologis antar agama-agama berkembang dalam ruang-ruang
publik. Kendati diskusi demikian dianggap cukup tabu bagi beberapa agama, namun kesadaran
ini perlahan-lahan terus tumbuh
• Agama-agama semakin diajak melihat relevansinya bagi kemanusiaan di zaman sekarang.
Dengan kerjasama umat beragama menjawab keprihatinan sosial dan kemanusiaan, agama-
agama tidak hanya berkutat disekitar rumah ibadat, namun ditantang apakah mereka dapat keluar
dari zona nayaman tanpa membawa’bendera’ agamanya
7
Dampak dialog
Click to edit antartitle
Master umat beragama
style
Dampak negatif
• Motivasi berdialog yang pertama dimana bertujuan untuk mengurai kelompok-kelompok
radikal yang menyebabkan konflik, justru membuat kelompok baru yang juga eksklusif.
• Dialog dilaksanakan searah, artinya didominasi oleh salah satu agama, kepercayaan
maupun kelompok tertentu yang hanya bertujuan demi keuntungan dan kepentingan tertentu
kelompok tersebut hingga mengabaikan hak kelompok yang lainnya
• Dalam titik ekstrim yang lainnya, dialog dilaksanakan tanpa persiapan, dasar dan tujuan.
Artinya mereka yang ikutserta dalam dialog tidaklah mungkin tanpa dilandasi kemantapan
iman yang cukup, tidak dirasa mewakili satu agama maupun kepercayaan tertentu, bahkan
oleh mereka yang sudah tercerabut dari umat agamanya.
• Dialog antar umat beragama juga banyak berkemabang dalam dialog karya. Banyak
kerjasama dibangun dalam dialog kerjasama. Dialog semacam ini biasanya, melalui wujud
nyata dan aksi sosial untuk membela kemanusiaan. Orientasi dari berdialog bukan lagi
mengatasnamakan umat beragama bahkan tidak bernuansa ‘agamis’ lagi melainkan dapat
saja pada public oriented dan money oriented. banyak kelompok kelompok dialog hanya
menjadi sarana untuk kepentingan politik dan keuntungan kelompok tertentu. 8
Sikap to
Click yang
editmuncul
Masterterhadap
title stylePluralisme Agama

• Fanatisme / ekslusifisme: mengkhususkan, menganggap agamanya/


kepercayaannya sajalah yang paling benar. Bahkan menganggap yang
lainnya salah dan perlu dimusnahkan
• Indifferent Tolerance: Toleransi hanya supaya tidak bersentuhan. Agama
lu2, agama gue2… (tidak saling peduli, yang penting tidak ada konflik)
• Sinkretisme: Mencampurkan ‘begitu saja’ semua tardisi dan nilai-nilai
agama untuk kepentingan pribadi/kelompok
• Relativisme: Menganggap semua agama sama saja, sehingga bersikap
timpang / tidak integral dalam beragama.

9
Ketimpangan
Click (non-integral)
to edit Master title styledalam beragama:
• Pietisme: (Piet: Saleh) Sikap lebih/hanya mementingkan ulah tapa / kesalehan, dan
ritualistik ‘luaran’ saja
• Aktifisme: Sikap lebih/hanya mementingkan perbuatan nyata saja, tanpa pemahaman
iman dan ekspresi iman yang benar
Cara mengatasi ketimpangan tersebut:
• Sikap Mistik: menemukan Tuhan dalam pengalaman PERSONAL melalui Kitab suci,
Tradisi dan Ajaran; dan semakin percaya/yakin/teguh akan keberadaan dan kuasaNya,
dan memiliki kehendak/roh dalam ekspresi dan perwujudan (profetik)
• Sikap Profetik: ekspresi dan perwujudan sesuai pengalaman Mistik dalam pemahaman
dan tindakan nyata / berdampak bagi sesama.
• Lex Credendi, Lex Orandi, Lex Operandi (beriman-berdoa,berperilaku benar)

10
Click to(salah
Dialog: edit Master title style
satu) jalan menghadapi pluralisme Agama

• Bagaimana Dialog Dalam Gereja Katolik?


• Dalam Kristianitas ada Dua Ayat paradoks: ‘Pergilah keseluruh dunia…’
(Mat 28:19) / barang siapa tidak percaya akan dihukum..’ (Yoh 3:16) dan
‘Siapakah BapaKu dan ibu Ku?...’ (mat 12:50)/ ‘barangsiapa tidak
memihak kita, bukan musuh kita..’(Luk 9:50)
• Extra Ecllesia Nulla Salus (diluar Gereja Tidak ada keselamatan)
• Dok. Eclesiam Suam dan Konsili Vatikan II, membuka jendela Gereja
1965,
• Dibuatnya ‘Sekretariat Kepausan Untuk Dialog’ dengan Kristen lainnya,
Muslim, dan Unbeliever
• Gereja tetap memegang ajaran universalitas Keselamatan Yesus dan
bersikap Inklusif 11
Gagasan Paul F. Knitter
Clickyang
to edit Master
menjadi title
kunci style
dalam berdialog
• Perbedaan (differences): Kita tidak mungkin berdialog jika kita semua sama dan tidak
ada perbedaan. Bagaimana mungkin bisa disamakan bahwa sebuah kata saja
mengandung banyak arti.
• Kepercayaan (trust): sebagaimana perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diperdebatkan
lagi, kita tidak bisa begitu saja membuat penghakiman / penilaian (judgement) kepada
kelompok agama tertentu. Kita mengetahui bahwa masalah kecurigaan telah menjerat
kita bukan hanya mengambat dalam dialog antar agama namun dalam diri kita sendiri
• Kesaksian (witnessing) Dalam berdialog, konfrontasi kita dengan yang lainnya terjadi
bukan hanya karena kita memberi bayangan saja, namun juga perlu ditujukan dengan
jelas. Hal yang kita utarakan harus berasal dari pengalaman religius ,maupun pencarian
religiusitas kita.
• Pembelajaran (learning) Kita hadir ke dalam dialog tentunya bukan semata-mata karena
diri kita hebat, namun karena menyadari kita memiliki kekurangan. Kesaksian kita bisa
tersesat kecuali jika kita bersedia pula untuk mendengarkan dan belajar. Kita butuh
belajar dari yang lain karena kita percaya kepadanya. 12
Click to edit Master title style

Dialog di Kota Asisi setiap tanggal 26 Oktober

13
Click to edit Master title style
Ekumenisme
• Makna Ekumenisme Sendiri dalam Gereja Katolik Artinya kerjasama
dan persatuan gereja-gereja yang berada di dalam satu tubuh
(Gereja Universal/ Katolik)
• Dulu tahun 300 ada 5 partiarkat (pimpinan gereja: Barat/Roma,
Alexandria, Yerusalem, Konstantinopel, Syiria) ada masalah politik
dan perbedaan sehingga masing2 memisahkan diri atau
memisahkan gereja tertetu.
• Misal karena paham Kristus.nestorianisme pada konsili efesus, dan
kuasa St Petus dariRoma (konsili Chalcedon), Skisma timur barat,
Ortodox, Anglikan dan protestantisme, namun ada yang bergabung
kembali.
14
Click to edit Master title style

• Saat ini misalnya Gereja Katolik


• Terdiri dari 2 tradisi: Barat dan Timur,
• tiap tradisi terdiri dari rumpun: Barat-Rumpun latin, Timur: rumpun
Armenia, Konstantinopel, Alexandria dsb…
• Tiap Rumpun ada Ritus: barat ritus roma dan Milano, Konstantinopel
Ritus bizantin dan ukrania, Tiap ritus barulah terdiri dari berbagai
keuskupan/dioses/eparchial
• Diluar itu ada gereja yang belum memiliki kesatuan penuh: Misal
hanya sama dalam: ekaristi, pengakuan dosa, perkawinan, hingga
baptisan (beberapa Gereja Protestan)

15
Click to edit Master title style

16
Click to edit Master title style

UTS

17

Anda mungkin juga menyukai