Religious
Pluralism
1
Religious Pluralism: What?
Click to edit Master title style
3
Religious Pluralism: Why?
Click to edit Master title style
5
Click
Modelto edit
modelMaster
dialogtitle style
antar umat beragama
• Dialog kehidupan: Dialog bagi setiap orang dan merupakan dialog yang paling mendasar (bukan
berarti paling rendah) Dialog ini lebih pada perjumpaan dan pengalaman kebersamaan entah
disengaja ataupun tidak disengaja dan dengan apapun motivasinya. Bidang : sosial, politik,
kebangsaan, ilmu pengetahuan, pendidikan dan sebagainya
• Dialog karya: Dialog yang dilakukan secara intens yang memang ditujukan demi mempererat
hubungan-hubungan antar umat beragama. Dalam dialog semacam ini umat kristiani bekerjasama
dengan non-kristiani untuk pembangunan keselauruhan ciptaan dan pembebasan manusia. Juga
Gereja menghadapi masalah-masalah dunia, melibatkan tokoh umat beragama menghadapi berbagai
permasalahan kemanusiaan melalui partisipasi sebagai wujud nyata iman mereka.
• Dialog teologis: menyangkut perbandingan, diskusi dan masalah teologis yang rumit. Dalam dialog ini
orang diajak menggumuli, memperdalam dan memperkaya warisan-warisan keagamaan masing-
masing serta sekaligus diajak menerapkan pandangan teologis dalam menyikapi masalah (teologis
dan keagamaan / interreligious studies) yang dihadapi umat manusia pada umumnya. Khsusus bagi
teolog dan pemuka agama.
• Dialog pengalaman iman (spiritual) : Dialog pengalaman iman dimaksudkan untuk saling
memperkaya dan memajukan penghayatan nilai-nilai tertinggi dan cita-cita rohani masing masing
pribadi. Dalam dialog ini mereka saling membagikan pengalaman akan kekayaan rohani masing-
masing, hal itu ditunjang dengan kematapan hidup doa dan kontemplasi masing-masing dalam jalan
pencarian kepada Tuhan ataupun yang tak terbatas (absolut). 6
Dampak
Click dialog
to edit antar
Master umat
title beragama
style
Dampak positif
• Melalui sosialisasi gerakan-gerakan antar umat beragama, banyak orang menyadari perlunya
toleransi antar agama. Kesadaran plural tumbuh dalam masyarakat khususnya di kota-kota besar,
sehingga budaya saling menghormati muncul dan kelompok-kelompok anarkis dapat terurai
• Dengan dialog umat beragama lebih solid dalam bersatu, dan para pemimpin agama dapat
bekerjasama membangun perdamaian. Karena setiap agama memiliki kepentingan, saat
kepentingan itu saling berhadapan, mereka ditantang “apakah akan tetap mementingkan
kepentingan agamaku saja?”
• Dalam beberapa kelompok antar umat beragama yang menonjolkan sisi diskusi teologis.
Sehingga pendalaman dan diskusi teologis antar agama-agama berkembang dalam ruang-ruang
publik. Kendati diskusi demikian dianggap cukup tabu bagi beberapa agama, namun kesadaran
ini perlahan-lahan terus tumbuh
• Agama-agama semakin diajak melihat relevansinya bagi kemanusiaan di zaman sekarang.
Dengan kerjasama umat beragama menjawab keprihatinan sosial dan kemanusiaan, agama-
agama tidak hanya berkutat disekitar rumah ibadat, namun ditantang apakah mereka dapat keluar
dari zona nayaman tanpa membawa’bendera’ agamanya
7
Dampak dialog
Click to edit antartitle
Master umat beragama
style
Dampak negatif
• Motivasi berdialog yang pertama dimana bertujuan untuk mengurai kelompok-kelompok
radikal yang menyebabkan konflik, justru membuat kelompok baru yang juga eksklusif.
• Dialog dilaksanakan searah, artinya didominasi oleh salah satu agama, kepercayaan
maupun kelompok tertentu yang hanya bertujuan demi keuntungan dan kepentingan tertentu
kelompok tersebut hingga mengabaikan hak kelompok yang lainnya
• Dalam titik ekstrim yang lainnya, dialog dilaksanakan tanpa persiapan, dasar dan tujuan.
Artinya mereka yang ikutserta dalam dialog tidaklah mungkin tanpa dilandasi kemantapan
iman yang cukup, tidak dirasa mewakili satu agama maupun kepercayaan tertentu, bahkan
oleh mereka yang sudah tercerabut dari umat agamanya.
• Dialog antar umat beragama juga banyak berkemabang dalam dialog karya. Banyak
kerjasama dibangun dalam dialog kerjasama. Dialog semacam ini biasanya, melalui wujud
nyata dan aksi sosial untuk membela kemanusiaan. Orientasi dari berdialog bukan lagi
mengatasnamakan umat beragama bahkan tidak bernuansa ‘agamis’ lagi melainkan dapat
saja pada public oriented dan money oriented. banyak kelompok kelompok dialog hanya
menjadi sarana untuk kepentingan politik dan keuntungan kelompok tertentu. 8
Sikap to
Click yang
editmuncul
Masterterhadap
title stylePluralisme Agama
9
Ketimpangan
Click (non-integral)
to edit Master title styledalam beragama:
• Pietisme: (Piet: Saleh) Sikap lebih/hanya mementingkan ulah tapa / kesalehan, dan
ritualistik ‘luaran’ saja
• Aktifisme: Sikap lebih/hanya mementingkan perbuatan nyata saja, tanpa pemahaman
iman dan ekspresi iman yang benar
Cara mengatasi ketimpangan tersebut:
• Sikap Mistik: menemukan Tuhan dalam pengalaman PERSONAL melalui Kitab suci,
Tradisi dan Ajaran; dan semakin percaya/yakin/teguh akan keberadaan dan kuasaNya,
dan memiliki kehendak/roh dalam ekspresi dan perwujudan (profetik)
• Sikap Profetik: ekspresi dan perwujudan sesuai pengalaman Mistik dalam pemahaman
dan tindakan nyata / berdampak bagi sesama.
• Lex Credendi, Lex Orandi, Lex Operandi (beriman-berdoa,berperilaku benar)
10
Click to(salah
Dialog: edit Master title style
satu) jalan menghadapi pluralisme Agama
13
Click to edit Master title style
Ekumenisme
• Makna Ekumenisme Sendiri dalam Gereja Katolik Artinya kerjasama
dan persatuan gereja-gereja yang berada di dalam satu tubuh
(Gereja Universal/ Katolik)
• Dulu tahun 300 ada 5 partiarkat (pimpinan gereja: Barat/Roma,
Alexandria, Yerusalem, Konstantinopel, Syiria) ada masalah politik
dan perbedaan sehingga masing2 memisahkan diri atau
memisahkan gereja tertetu.
• Misal karena paham Kristus.nestorianisme pada konsili efesus, dan
kuasa St Petus dariRoma (konsili Chalcedon), Skisma timur barat,
Ortodox, Anglikan dan protestantisme, namun ada yang bergabung
kembali.
14
Click to edit Master title style
15
Click to edit Master title style
16
Click to edit Master title style
UTS
17