Anda di halaman 1dari 21

Krisis dan Efek

Antroposentrisme
Modern
Makalah “Laudato Si” (BAB III. 115-136)
Filsafat Manusia
Fakultas Filsafat Unpar Alando Wewengkang
2015510013

Yung Sutrisno Jusuf


2015510014
Krisis dan Efek Antroposentrisme Modern
▪ Antroposentrisme Modern

▪ Relativisme Praktis

▪ Kerja Sebagai Pegembangan Pribadi VS Teknologi


Antroposentrisme
Modern
Antroposentrisme Modern
• Antroposentrisme modern merupakan paham yang menaruh pola pikir teknis di
atas realitas.
• Hal ini mengindikasikan bahwa manusia merupakan pusat dari alam semesta dan
karenanya alam tidak lagi dirasakan sebagai norma yang berlaku atau sebagai
tempat berlindung yang hidup. Alam Objek (Eksploitasi Manusia)
• Dalam hal ini, antropologi Kristen seharusnya dipahami dengan benar yaitu bahwa
konsep manusia sebagai tuan atas alam semesta mengartikan bahwa manusia
merupakan subjek pengelola yang bertanggung jawab, bukan sebagai tuan
pengeksploitasi.
Antroposentrisme Modern
(Efek)
• Alam menjadi tidak bernilai lagi dan nilai dunia secara keseluruhan menjadi
lemah, termasuk juga manusia yang ada di dalamnya.
• Manusia membantah realitas hidup yang telah dianugerahkan kepadanya.
• Anugerah tersebut dimengerti bahwa Allah tidak hanya mengaruniakan alam dan
sesama kepada manusia, tetapi Allah pun mengaruniakan manusia kepada
dirinya sendiri. Eksistensi manusia itu sederajat dan semulia dengan subjek lain di
luar dirinya, yakni alam dan sesama.
• Terdapat suatu keprihatinan bahwa manusia sendiri tidak sungguh peduli
terhadap nilai kehidupan yang bersifat manusiawi (hidup manusia). Dengan
demikian, sesamanya manusia saja tidak dipedulikan, apalagi alam yang
dipandang lebih rendah daripada manusia, sudah terbukti tidak sungguh
dipedulikan nilai dan eksistensinya.
Teknokrasi (X) Makluk Hidup
• Pengagungan teknokrasi yang menjadikan peran dan eksistensi makluk hidup itu
tidak lagi bernilai. Teknologi menggantikan makluk hidup di dunia ini.
• Dengan demikian hal ini berdampak pula terhadap usaha pengeksploitasian alam
dan manusia itu sendiri.
• Dengan menghindari teknokrasi, kita juga tidak dapat dengan spontan
mengagungkan antroposentrisme karena usaha kita untuk mengembalikan
eksistensi manusia, tidak juga bila kita menggantikannya dengan biocentrisme,
karena semua ini akan membawa ketidakseimbangan dalam eskosistem.
• Seharusnya, manusia menyadari kemampuan uniknya yang berupa pengetahuan,
kehendak, kebebasan, dan tanggung jawab untuk melibatkan diri dengan penuh
hormat ke dalam dunia.
▪ Krisis Etis

KRISIS ▪ Krisis Spiritual


EKOLOGI
▪ Krisis Kultural
• Merupakan bentukan dari
kelemahan manusia dalam
mengolah dan memandang secara

Krisis luhur moralitasnya.

Etis • Prinsip kebebasan yang berlaku di


zaman modern ini memandang
setiap batas moralitas hanya
sebagai kekolotan paradigma.
• Ketidakmampuan manusia dalam
mengolah spiritualitas hidupnya terbukti

Krisis dalam pengahayatan hidup yang tidak


lagi dijiwai oleh kekuatan Yang
Transenden.

Spiritual • Manusia pada zaman modern ini dijiwai


oleh ‘roh’ kapitalisme dan hedonisme
yang membuatnya lupa akan keluhuruan
eksistensinya.
• Dalam arti ini, sebenarnya manusia itu
memiliki roh kehidupan, kebaikan,
kebenaran, keindahan, dan kesucian.
• Kultur yang dahulunya mampu

Krisis mengajarkan nilai luhur pada


kehidupan, kini justru kehidupan
yang tak berbudayalah yang

Kultural dianggap luhur, hal ini juga


diakibatkan oleh modernisasi dan
globalisasi.
Krisis Ekologi
• Terlihat bahwa krisis ekologi ini tidak dapat dilepaskan dari
krisis yang terjadi dalam relasi manusia dengan manusia
lainnya, juga dengan alam, dan Tuhan. Karenanya perlu
ada keseimbangan di dalam relasi tersebut.
• Manusia yang kehilangan kepekaan terhadap kehidupan
terutama terhadap sesamanya manusia akan berdampak
pula pada ketidakpeduliannya pada bentuk kehidupan lain.
• Relasi yang harmonis perlu dibentuk oleh manusia dengan
segala kehendak dan keistimewaannya.
Relativisme Praktis
• Ketika manusia menempatkan dirinya di pusat kehidupan, segala
kepentingannya menjadi yang utama sedangkan segala sesuatu
yang berada di luar dirinya itu bersifat relatif dan tidak penting.
• Relativisme praktis mengindikasikan bahwa tidak hanya alam yang
dapat dieksploitasi oleh manusia, tetapi juga sesamanya seperti
kerja paksa, eksploitas seksual, penelantaran lansia, dan
pembuhunan embrio.
• Hal ini merupakan suatu tindakan yang tidak lagi mengindahkan
hukum sebagai penjaga kebenaran yang bersifat objektif.
• Kebudayaan dan pola pikir untuk mengeksploitasi segala sesuatu
yang berada di luar diri manusia merupakan suatu bentuk kejatuhan
manusia terhadap eksistensinya sebagai makhluk yang bermoral
dan berbudi.
Kerja sebagai
Pegembangan Pribadi
VS
Teknologi
• Manusia bekerja di dunia ini
sebagai bentuk pastisipasi
dalam membuahkan dan
MANUSIA. mengembangkan alam ciptaan
serta merupakan bentuk kerja

KERJA. sama bersama Tuhan.


• Karenanya manusia harus

RAMAH. bekerja dengan penuh


penghayatan dan keramahan
terhadap sesama dan alam
semesta.
• Demi eksistensi dirinya di
dalam dunia kreativitas
Manusia • Demi perencanaan untuk
masa depan
Harus • Penghayatan nilai-nilai
komunikasi-relasi dengan
Bekerja orang lain
• Sikap memuja Allah serta
demi persahabatan dengan
alam semesta.
• Persoalan yang kini terjadi yaitu bahwa
teknologi memang sengaja diupayakan
untuk menggantikan peran manusia
dalam bekerja. Tidak hanya
menggantikan manusia, namun juga

Teknokrasi perlatan teknologi itu diciptakan hingga


menyerupai manusia.

Teknologi > manusia • Prinsip efektivitas menjadi motivasi bagi


pengembangan teknologi sebagai bentuk
kerja yang mampu memberikan nilai lebih
bagi perekonomian (keuntungan). Yang
juga mengakibatkan kesenjangan
ekonomi.
Yohanes Paulus II
• Manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan tekonologi sebagai
kemuliaan panggilan manusia untuk berpartisipasi secara
bertanggung jawab dalam tindakan kreatif Allah di dalam dunia.
Oleh karena itu, teknologi itu harus digunakan secara etis, biblis, dan
profetis agar sungguh berguna demi kemuliaan Allah dan
kebahagiaan hidup manusia.
• Manusia tidak dapat melepaskan eksistensinya sebagai ‘bagian’ dari
ekosistem.
• Manusia bukanlah pusat dari alam semesta ini sehingga tidak ada
pengesahan dari tindakan manusia yang merusak, menguasai, dan
mengeksploitasi sesama dan alam.
• Upaya pelestarian ekologi harus juga dibarengi dan dibuktikan
dengan upaya pelestarian kehidupan manusia baik secara ekonomi,
sosial, dan spiritual.
SIMPULAN

Antroposentrisme harus dipahami sebagai


anugerah Allah bagi manusia berupa
keistimewaannya dalam kepemilikan akal
budi demi terciptanya suatu keseimbangan
dalam kehidupan dunia.
TERIMA KASIH
GBU

Anda mungkin juga menyukai