Anda di halaman 1dari 6

Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

I. Iblis

I.1 Pengertian Iblis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “iblis” memiliki arti yaitu

mahluk halus yang selalu berupaya menyesatkan manusia dari petunjuk Tuhan,

roh, jahat.1 Dalam bahasa Ibrani, iblis disebut “satan” yang mempunyai arti lawan

atau musuh (Bilangan 22:22). Dalam bahasa Yunani, iblis disebut “diabolos”.

Sebagaimana manusia memiliki nama yang menunjukkan sifat atau harapan yang

terkandung dalam namanya, demikian juga iblis mempunyai nama yang

menunjukkan sifat dan pekerjaaannya. Makna kata “lawan” dalam arti nama

menunjukkan bahwa iblis bekerja sebagai lawan bagi Allah dan manusia.2

I.2 Asal mula Iblis

Setan memiliki sifat-sifat iblis. Sedikit banyaknya, sifat Iblis adalah juga

sifat setan-setan. Pada mulanya lama sebelum penciptaan, Allah telah

menciptakan para pesuruh untuk mengawasi seluruh ciptaannya, dan mereka

disebut malaikat. Malaikat diciptakan sebelum ada langit dan bumi, karena itu
3
mereka sangat bergembira menyaksikan proses penciptaan Allah (Ayub 38:7).

Allah tidak menciptakan Iblis, yang Allah ciptakan adalah malaikat yang

belakangan menjadi Iblis, atau Setan. Iblis atau setan sendiri berasal dari malaikat

yang berkuasa dan dipercayakan oleh Allah. Ia adalah anak fajar yang menerangi

sorga, ia memiliki kekuasaan yang amat tinggi, namun ia kurang berkuasa dari

pada Allah. Ia adalah Lucifer, Lucifer sendiri jatuh ke dalam kegelapan karena

keinginannya yang lebih dari pada Allah. Ia mengijinkan pusat alamnya perpindah

dari Allah kepada dirinya sendiri. Lucifer memiliki karunia yang jarang didapati

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Iblis”.
2
https://rubrikkristen.com diakses pada hari Minggu, 07 Oktober 2019 pukul 13.00 WITA.
3
Willam W. Orr, Setan Ada atau tidak? (Bandung: 2007), 11

1
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

oleh malaikat lainnya, ia dianugerahi hikmat dan pengetahuan yang baginya

dipercayakan banyak rahasia-rahasia titipan. Karena adanya karunia dan

kesanggupan yang luar biasa ini, Allah memberikan dia kedudukan sebagai wakil

pemerintah atas ciptaanNya. Dalam kedudukan yang penting ini, Lucifer dengan

hikmatnya dan kecerdasannya yang unggul membuat dia menyanggupkan

memiliki penglihatan yang dalam untuk mengetahui rahasia-rahasia alam dunia.

Lucifer dibutakan oleh keinginannya untuk menyamakan dirinya dengan Yang

Maha Tinggi. Itulah awal mulanya kejatuhan Lucifer menjadi Iblis.4

Dalam Yohanes 8:44 Yesus menyiratkan bahwa awalnya, Iblis adalah

pribadi yang baik dan sempurna. Jadi, tadinya Setan adalah putra surgawi Allah.

Bagaimana mungkin seorang malaikat menjadi Iblis? Malaikat yang menjadi Iblis

memilih untuk menentang Allah dan menghasut pasangan manusia pertama untuk

mengikuti dia. Jadi, ia menjadikan dirinya sendiri Setan, yang berarti

”Penentang” (Kejadian 3:1-5). Sama seperti ciptaan yang cerdas lainnya, malaikat

yang menjadi Iblis bebas memilih untuk melakukan yang benar atau yang salah,

namun ia mengembangkan keinginan untuk disembah. Hasratnya untuk

mendapatkan kemuliaan melebihi hasratnya untuk menyenangkan Allah 5(Matius

4:8, 9; Yakobus 1:13, 14).

I.3 Sifat iblis

Pengertian iblis pada bagian pertama memberikan gambaran bahwa iblis

merupakan mahluk halus yang selalu berupaya menyesatkan manusia dari

petunjuk Tuhan. Ia adalah sesuatu yang jahat dan berlawanan dengan Allah. setan

yang memiliki sifat iblis digambarkan sebagai makhluk roh. Setan disebut

Gordon Lindsay, Setan Malaikat-malaikat yang Jatuh dan Roh-roh Iblis (Jakarta:
4

Immanuel, 1969), 4.
5
` ibid

2
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

berakhlak rendah, karena sama sekali tidak ada yang baik dalam dirinya. Ia

dikenal keji, perusak, dan penyiksa.6 Siasat iblis adalah menghimpunkan setan-

setan dari seluruh penjuru dunia untuk menghalangi dan menggagalkan tujuan

Kristus datang ke dunia ini.7 Ia tidak mempunyai tubuh yang dapat dilihat, namun

ia sungguh-sungguh ada. Ia digambarkan sebagai mahkluk yang cerdik, memiliki

kemauan, dapat memutuskan sesuatu, mengambil tindakan, merencanakan siasat,

dan mencapai kemenangan. Setan mempunyai pengetahuan luar biasa, termasuk

mungkin kemampuan untuk meramal. Alkitab menyatakan bahwa setan-setan

percaya akan Allah dan mereka gemetar di hadapan-Nya (Yakobus 2:19), namun

kepandaian mereka gunakan untuk menggagalkan maksud-maksud Allah dan

melakukan perbuatan yang cemar. Pengetahuan yang tinggi ini pula dibarengi

dengan kebejatan akhlak. Mereka seringkali disebut “roh-roh jahat”. Mereka

menggunakan kepandaian mereka dan korban-korban penindasan sebagai senjata

kelaliman, kemudian menyiarkan “ajaran-ajaran sesat” dan pengajaran-pengajaran

sesat. Kepandaian setan melebihi dari kepandaian manusia. Mereka berkuasa

menjadikan orang buta dan tuli, dan menyebabkan penyakit jiwa, keinginan

membunuh, melukai diri sendiri, dan bermacam-macam cacat. Semua setan keji

dan kejam, bahkan beberapa diantaranya ada yang lebih jahat daripada yang lain

(Matius 12:45). Korban dari tindakan setan adalah manusia, namun sebenarnya

ditujukan kepada Allah. Mereka melakukan perlawanan dengan Allah. Namun,

karena kesombongan dan kemarahan iblis yang begitu besar, sehingga ia buta

terhadap kebodohan ambisinya. Ambisi yang mustahil untuk dapat mengalahkan

Allah.8
6
Willam W. Orr, Setan Ada atau tidak? (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2007), 11.
7
Ibid, 27.
8
Ibid, 19-21.

3
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

Iblis adalah musuh kekal bagi Tuhan dan kita orang percaya. Iblis diyakini

telah melawan Tuhan dan selalu berusaha untuk menggagalkan rencana-rencana-

Nya yang baik, menimbulkan penderitaan bagi manusia dan menggoda orang

percaya agar memberontak kepada Allah dan pada akhirnya jatuh ke dalam jurang

dosa. Berikut beberapa penjelasan di Alkitab tentang keberadaan Iblis.

Iblis adalah Makhluk Roh, Iblis bukanlah makhluk biasa seperti halnya

manusia, yang bisa dilihat secara kasat mata, sekalipun manusia sering

menggambarkannya dengan tubuh dan wajah manusia atau binatang yang paling

buruk. Iblis adalah makhluk roh seperti halnya Tuhan atau malaikat. Tentu dia

bisa menampakkan diri dalam berbagai bentuk yang dapat dilihat oleh manusia.

Sebagai contoh adalah ketika iblis datang kepada Hawa dalam bentuk ular,

sehingga ular menjadi salah satu gelar untuk iblis. Namun demikian, pada

dasarnya iblis adalah makhluk roh, sungguh-sungguh berakhlak rendah . sama

sekali tidak ada yang baik di dalam diri mereka. Mereka keji, perusak dan

penyiksa.9

I.4 Iblis dalam Kitab PB

Dalam Perjanjian Baru, Iblis mencobai Yesus. Kisah ini tertulis dalam Injil

Matius, Markus, dan Lukas. Setelah Yesus diurapi dengan Roh Kudus, Ia

bergumul dengan Iblis. Ia harus menyatakan bahwa Ia lebih kuat dari kekuasaan

Iblis. Iblis mencobai Yesus di padang gurun dan mengutip bagian-bagian dari

Alkitab untuk menipu Yesus. Pengutipan ayat Alkitab ini menjadi serangannya

paling berbahaya, karena ia “menyamar sebagai malaikat terang” (2. Kor.

9
Willam W. Orr, Setan Ada atau tidak? (Bandung : Yayasan Kalam Hidup, 2007), 11

4
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

11:14).10 Namun upaya-upaya yang dilakukan Iblis tersebut tidak dapat menang

atas Yesus.

Pada kitab Wahyu dalam Perjanjian Baru, ditemukan juga bahwa Iblis

disebut sebagai,” naga, sang ular purba”. Kitab Wahyu mengisahkan bahwa Iblis

dikalahkan oleh Malaikat Agung Mikael. Iblis jatuh dari langit ke bumi dalam

sebuah kemarahan besar.11

Iblis dikenal dengan kecerdikannya. Kecerdikan Iblis ditunjukkan dalam

pernyataan Paulus bahwa Iblis dapat menyamar sebagai malaikat terang (2 Kor.

11:14). Dalam surat yang sama juga Paulus tentang kegiatan yang membutakan

pikiran orang-orang sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil (2 Kor. 4:4). Hal

ini memberikan gambaran jelas bahwa sifat Iblis adalah kegelapan. Ketika Paulus

berbicara tentang kedatangan si pendurhaka, ia mengatakan bahwa pendurhaka

akan datang melalui “pekerjaan Iblis”(2 Tes. 2:9). Namun, Paulus yakin bahwa

pada akhirnya Iblis akan dihancurkan oleh Allah.

Dalam beberapa ayat, Paulus menggunakan istilah diabolos sebagai

pengganti istilah Iblis. Di Efesus, orang-orang Kristen dihimbau untuk tidak

memberi kesempatan kepada Iblis dan bertahan melawan tipu muslihat Iblis (Ef.

4:27; 6:11). Dalam 1 Timotius 3:6, Paulus mengingatkan supaya tidak kena

hukuman Iblis, yaitu hukuman yang didatangkan atas Iblis.12

Alkitab memakai banyak istilah atau nama untuk iblis, selain daripada

istilah lawan atau musuh. Beberapa di antaranya adalah: Lucifer; si jahat (Matius

5:37); bapa segala dusta (Yohanes 8:44); ular tua (Wahyu 12:9); dan lain

sebagainya. Tuhan Yesus juga menyebut iblis sebagai si jahat, yang pekerjaannya
10
J. H. Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2 (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2007), 113-121.
11
Encyclopedia of The Bible(Yogyakarta : Kanisius, 2011), 6.
12
Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1 (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2008), 136.

5
Sekolah Tinggi Teologi Gereja Kalimantan Evangelis

hanya melakukan kejahatan. Gelar iblis sebagai si jahat banyak ditemukan dalam

perkataan Tuhan Yesus dalam kitab-kitab Injil. Iblis juga disebut sebagai bapa

segala dusta, yang disebutkan langsung oleh Yesus. Jika manusia berdosa atau

berdusta, ada kemungkinan karena dipengaruhi oleh iblis. Tetapi jika iblis yang

berbuat jahat, berdosa, berdusta atau menipu manusia, maka hal itu berasal dari

dirinya sendiri, bukan pengaruh dari luar dirinya. Sebab ia adalah bapa segala

dusta dan tidak ada kebenaran pada dirinya. Sedangkan istilah ular tua

mengingatkan kita akan bentuk yang diambilnya ketika ia melancarkan aksinya

yang pertama dalam menggoda manusia (Hawa) untuk jatuh ke dalam dosa. Dapat

diakui bahwa iblis sering mencari alasan yang tepat untuk menjatuhkan manusia,

rencana-rencana iblis diatur dengan licik dibuktikan dengan kenyataan bahwa

komplotan iblis atau di jahat mampu menggoda manusia dengan cukup

menakjubkan. Iblis sering memberontak dan hal ini masih terjadi sampai saat ini

meskipun sekarang waktunya makin singkat (Wahyu 12:12).13

13
Gordon Lindsay, Setan Malaikat-malaikat yang Jatuh dan Roh-roh Iblis (Jakarta: 1969),
6

Anda mungkin juga menyukai