5. Proyek/Studi Kasus
Rita adalah anak korban kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan oleh
kedua orang tuanya. Kedua orang tua Rita setiap harinya bekerja sebagai pegawai disalah
satu perusahaan yang mana orang tua Rita kerap stress dengan pekerjaan yang
dihadapinya di kantor serta tidak pernah memberika perhatian sedikitpun kepada Rita.
Nah, jikalau orang tua Rita mengalami masalah dikantornya, Rita dijadikan sebagai
sasaran pelampiasan amarah, dan stress yang dialami orang tuanya dan hal tersebut
membuat Rita merasa menjadi anak yang tidak diperhatikan, tidak disayang, dan tidak
pernah dianggap ada.
Adapun cara atau rencana yang akan diambil dan dijalani oleh peserta didik ini
bermacam-macam. Ada berbagai macam hal yang memengaruhi ketepatan strategi
intervensi yang dilakukan guru BK terhadap peserta didik. Diantaraya adalah sebagai
berikut:
Perlu diingat bahwa guru BK juga harus memerhatikan gerak-gerik dari peserta
didiknya. Khusunya ketika saat dan sebelum peserta didik tersebut mengalami masalah
tersebut. Agar guru BK dapat mengambil strategi yang tepat dalam mengatasi
masalahnya. Saat proses wawancara oleh peserta didik misalnya, guru BK perlu
memerhatikan sisi kognitif atau pengetahuannya ketika saat diwawancara dan juga sisi
afektifnya. Hal ini sangat berguna untuk menentukan respon apa yang seharusnya
dilakukan oleh guru BK ketika peserta didiknya menunjukkan kognitif dan afektif
demikian.
Selanjutnya setelah adanya seleksi atau pemilihan strategi intervensi kemudian
adanya pelaksanaan dan juga penilaian terhadap intervensi yang telah dilakukan oleh
guru BK tersebut. Evaluasinya diantaranya adalah mengenai untuk apa mengevaluasi,
siapa yang mengevauasi dan juga bagaimana cara mengevaluasi.
Tahap Orientasi (Orientation): Tahap terakhir ini melibatkan konselor dan klien
dalam merumuskan tujuan dan rencana tindakan untuk mencapai perubahan dan
pertumbuhan yang diinginkan. Konselor membantu klien mengidentifikasi tujuan hidup
yang lebih sehat dan konstruktif, serta mengembangkan strategi dan langkah-langkah
konkret untuk mencapainya. Tujuan tahap ini adalah untuk membantu klien
mengarahkan diri mereka sendiri menuju perubahan yang diinginkan.
6. Studi Kasus
Doni adalah seorang ayah, dan merupakan mantan suami dari Mita. Doni sangat
menyayangi anak-anaknya. Akan tetapi, Doni tidak merasa demikian beberapa waktu
terakhir karena ia merasa bahwa anak laki-lakinya telah menjadi seorang anak yang
nakal. Mita merupakan ibu dari Lisa dan Ben. Mita begitu heran dengan kelakuan anak
laki-lakinya, yaitu Ben. Namun, yang membuat ia lebih heran lagi adalah mengapa
mantan suaminya mengizinkan Ben untuk minum minuman keras. Ben merupakan
seorang kakak laki-laki dan pengangguran, ia memiliki hubungan yang sangat tidak baik
dengan adik perempuannya. Sedangkan Lisa, merupakan seorang gadis dan adik
perempuan Ben. Lisa mengatakan bahwa hubungannya dengan kedua orang tuanya
sangat baik. Namun, berbeda dengan hubungannya dengan kakaknya, Lisa merasa
hubungannya dengan Ben sangat gila.
Pertanyaan:
Setelah mempelajari materi Pendekatan Konseling Bowenian, menurut anda pendekatan
teknik konseling apa yang tepat digunakan untuk Ben agar permasalahannya dapat di
atasi? Jelaskan!
E. PENDEKATAN BEHAVIORAL
1. Pengertian Pendekatan Konseling Behavioral
Menurut Corey (2005), Pendekatan konseling behavioral melibatkan konseling
tingkah laku yang menerapkan berbagai teknik dan prosedur yang didasarkan pada teori-
teori belajar. Pendekatan ini secara sistematis menerapkan prinsip-prinsip belajar dan
mengubah tingkah laku menuju cara yang lebih adaptif. Pendekatan konseling dan
psikoterapi yang berurusan dengan tingkah laku melibatkan modifikasi tingkah laku dan
didasarkan pada teori belajar.
Menurut Corey (2005), konseling tingkah laku memiliki perbedaan dengan
sebagian besar pendekatan konseling lainnya. Pendekatan ini ditandai dengan fokus pada
tingkah laku yang terlihat dan spesifik, kecermatan dalam menetapkan tujuan-tujuan
pengobatan, perumusan prosedur pengobatan yang spesifik sesuai dengan masalah yang
ada, dan penilaian objektif terhadap hasil-hasil konseling.
6. Proyek/Studi Kasus
Identifikasilah isu/permasalahan yang sering terjadi dalam keluarga, kemudian buatlah
skenario pelaksaan konseling behavior untuk mengatasi permasalah tersebut !
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, A., & Purwoko, B. (2017). Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Dan Praktik
Konseling Naratif. Jurnal BK UNESA, 4(1), 1–8.
Azizah, A. (2017). Studi kepustakaan mengenai landasan teori dan praktik konseling
naratif (Doctoral dissertation, State University of Surabaya).
Bach, P. A., & Moran, D. J. (2008). ACT in Practice: Case Conceptualization in Acceptance
& Commitment Therapy. Oakland, CA: New Harbinger Publications, Inc.
Becvar, D. S., & Becvar, R. J. (2018). Family therapy: A systemic integration (9th ed.).
Pearson.)
Corey G. (2005) Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: Refika Aditama.
Damayanti, O. (2020). Penerapan Konseling Naratif Menggunakan Penilaian Imcs
(Innovative Moments Coding System) Dalam Meningkatkan Kemampuan 51
Public Speaking Pada Mahasiswa Di Uin Raden Intan Lampung. Skripsi. UIN
Raden Intan Lampung.
Elfira, Y. (2021). Konseling naratif: sebuah pendekatan dalam pelayanan bimbingan dan
konseling kelompok. Journal of Counseling, Education and Society, 2(1), 26.
Gladding, Samuel T. 2012. Konseling Profesi yang Menyeluruh (Edisi Keenam). Jakarta:
PT.Ideks.
Goldenberg, I., & Goldenberg, H. (2017). Family therapy: An overview (9th ed.). Cengage
Learning.)
Hayes, S. C., Luoma, J. B., Bond, F. W., Masuda, A., & Lilis, J. (2006). Acceptance and
Commitment Therapy: Model, Processes and Outcomes. Psychology Faculty
Publications, Paper 101.
Heimberg, R. G., & Ritter, M. R. (2008). Cognitive Behavioral Therapy and Acceptance and
Commitment Therapy for the Anxiety Disorders: Two Approaches with Much to
Offer. Clinical Psychology: Science And Practice, 15 (4): 296-298.
Hesser, H., Westin, V., Hayes, S. C., & Andersson, G. (2009). Clients’ In- session Acceptance
and Cognitive Defusion Behaviors in Acceptance-Based Treatment of Tinnitus
Distress. Behaviour Research and Therapy, 47: 523- 528.
Hofmann, S. G., Sawyer, A. T., & Fang, A. (2010). The Empirical Status of the “New Wave”
of CBT. Psychiatry Clinical North America, 33 (3): 701-710.
https://infiniteens.id/strategi-intervensi-konseling/sari-siti-maesaroh/
MacDonald, D.K., (2016), "The Six Step Model of Crisis Intervention," retrieved on January
3, 2021 from http://dustinkmacdonald.com/six-step-model-crisis-intervention/.
Manford A. Sonstegard. 2004. Adlerian Group Counsel-ing and Therapy Step by Step. New
York: Brunner-Routledgerd.
Masuda, A., Hayes, S. C, Sackett, C. F, & Twohig, M. P. (2004). Cognitive Defusion and
Self- Relevant Negative Thoughts: Examining the Impact of a Ninety Year Old
Technique. Behaviour Research and Therapy, 42: 477- 485.
McGoldrick, M., Gerson, R., & Petry, S. (2020). Genogram: Penilaian dan pengobatan (edisi
ke-4). WW Norton.
Piercy, F. P., & Sprenkle, D. H. (2016). Research on family therapy. In The Oxford handbook
of group counseling (pp. 227-249). Oxford University Press.)
Wiese, E. H., & Seligman, L. D. (2017). Systems theories and family therapy. In Handbook
of family theories: A content-based approach (pp. 229-249). Routledge.)