PELPINA SERE
NIM: PO7131017021
2020
HALAMAN PERSETUJUAN
2
SEKOLAH DASAR
PELPINA SERE
NIM: PO7131017021
Pembimbing
Nip: 197407011998032002
KATA PENGANTAR
3
terhormat.
Maluku.
7. Serta semangat dan bantuan baik moral maupun material baik secara
Langsung Orang Tuaku, Bpk Rudolf dan Ibu Katrin yang telah
Luna, Yunet, alin, Didi , Titi dan Tanti, carlin), yang telah memberikan
Untuk itu tidak ada yang dapat penulis berikan selain rasa terimakasih,
dan harapan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
Penulis
ABSTRAK
PELPINA SERE
fisik dan daya tahan tubuh. Zat gizi yang dibutuhkan terdiri dari
adalah 11,2%, terdiri dari yaitu 4% sangat kurus dan 7,2% kurus.
Hasil Penelitian:
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………………
..
B. Saran
……………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tahan tubuh. Zat gizi yang dibutuhkan terdiri dari zat gizi
(Soekiman,2000).
pada anak umur 5-12 tahun secara nasional masih tinggi yaitu
(obesitas) 8,8%.
B. Rumusan Masalah
Sekolah Dasar.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dasar
12
dasar
D. Manfaat Penelitian
anak sekolah.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Status Gizi
(Supariasa,2001)..
(Almatsier,2005).
(Almatsier,2001).
15
a) Asupan makanan
sebagainya.
( Supariasa,2001)
(Supariasa,2002).
(Gibson, 2005).
2005 ).
(Supariasa, 2002)
Tabel 1
Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak
2. Asupan Energi
Makanan yang bergizi dapat memberikan untuk
melakukan kegiatan atau aktivitas, makanan bergizi juga
berfungsi untuk pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
tubuh serta mengatur proses tubuh (Almatsier,2004).
24
Marsetyo,2003).
itu terus terjadi maka tubuh akan menjadi kurus, status gizi
kegemukan. (Almatsier,2004).
25
energy.
Tambunan 2004).
(Notoatmodjo,2005).
3. Asupan Protein
penyakit (Sirajuddin,2010).
2004).
(Soekirman,2000).
(Almatsier,2005).
energy (Almatsier,2005).
% Marsetyo.2003).
(Supariasa,2001).
yaitu :
dalam tubuh.
33
e. Pembentukan antibody
berkurang.
(Soekirman,2006).
36
a. Penyakit Infeksi
(Arisman,2002).
dan sebagainya.
kurap,dan sebagainya
(Notoatmodja,2003).
makanan. (supariasa,2002)
a. Faktor fisik
38
(supariasa 2002)
dan genetis.
b. Faktor biologis
(Supariasa,2002).
B. Kerangka Konsep
Asupan Energi
Asupan Protein
Status Giz
Anak SD
Penyakit infeksi
Keterangan :
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Sekolah Dasar.
B. Sumber Data
1. Teknik pengumpulan
2. Instrumen penelitian
(Sutanto, 2005).
45
BAB IV
A. Hasil
Dari studi literature didapatkan hasil sebagai berikut:
Untuk mengkaji gambaran asupan energy protein dan status gizi anak Sekolah Dasar
dengan simple
random sampling.
2. riska Hubungan asupan Mengetahui Menggunakan Data Asupan energi
kusumaningru energi dan asupan hubungan metode cross Asupan tergolong tinggi
m¹, dewi pertiwi protein dengan asupan energi sectional. Sampel diperoleh
apabila asupan
dyah status gizi anak min dan asupan yang diambil adalah dari Recall
energi per hari
kusudaryati², ketitang nogosari protein dengan anak kelas 3, 4, dan 24 jam,
>119% AKG
retno dewi boyolali status gizi anak 5 sebanyak 52 data status
energi. Tabel 7
noviyanti, 2017 MIN Ketitang sampel dengan gizi (IMT/U)
menunjukkan
Nogosari simpel random diperoleh
bahwa sebagian
Boyolali sampling. dari besar sampel
pengukuran
dengan asupan
BB dan TB
energi tingkat
ringan sebanyak
34,0 % (16
sampel). Sampel
penelitian
mempunyai nilai
rata-rata asupan
energi sehari
sebesar 1508,57
± 235,05 kkal.
3. Erisa hubungan antara Mengetahui Jenis penelitian ini formulir Rata-rata
permatasari, kecukupan energi hubungan adalah penelitian recall 24 kecukupan energi
2018 dan protein dengan kecukupan observasional jam, status responden
status gizi pada energi dan dengan gizi tergolong sedang
anak di panti protein dengan menggunakan diperoleh yaitu sebesar
asuhan keluarga status gizi pendekatan cross dengan 90,5 %. Rata-rata
47
dengan status
gizi pada anak.
Terdapat
hubungan antara
kecukupan
protein dengan
status gizi pada
anak. Perlu
adanya
pengaturan
asupan makanan
yang mengacu
pada menu
seimbang untuk
mencapai status
gizi yang
optimal. Hal
tersebut
dimaksudkan
untuk
memberikan
makanan yang
bergizi agar
menurunkan
risiko masalah
gizi.
49
*
4 Reanita J. Hubungan antara Tujuan Penelitian
Berdasarkaini Asupan energi
Markus*, asupan energi penelitian ini bersifat n survei
metode kurang sebanyak
Nancy S.H. dengan status gizi yaitu untuk analitik dengan
food recall 4,7% siswa,
Malonda*, pada anak kelas 4 menganalisis pendekatan
24 cross
jam asupan energi
Maureen I. dan 5 sd negeri hubungan sectional study.
didapati cukup sebanyak
Punuh* 2016 matungkas antara asupan Jumlah sampel
gambaran 81,4% siswa, dan
kecamatan energi dengan sebanyak asupan 86 asupan energi
dimembe kabupaten status gizi responden dengan
energi lebih sebanyak
minahasa utara pada anak menggunakan
paling 14,0% siswa
reanita kelas 4 dan 5 teknik proportional
banyak
SD Negeri stratified sampling.
kategori
Matungkas cukup yaitu
Kecamatan 81,4% dan
Dimembe berdasarka
Kabupaten n IMT/U
Minahasa didapati
Utara. paling
banyak
dengan
kategori
normal yaitu
80,2%.
5 Junus Hubungan antara Penelitian ini Penelitian ini penelitian Hasil analisis
Fenanlambir*, asupan, energi, bertujuan bersifat observasi menggunak univariat variabel
Nancy S. H. dengan status gizi mengetahui analitik dengan an asupan energi.
50
Malonda*, pada anak sekolah hubungan pendekatan cross kuesioner, Responden yang
Anita Basuk dasar kelas 4 dan 5 asupan energi sectional. Sampel formulir memiliki distribusi
2016 sdn 21 kelurahan dengan status diambil dengan food recall asupan energi
bahu kecamatan gizi anak teknik total sampling 24 jam, alat baik yaitu
malalayang kota sekolah dasar sebanyak 72 anak. tulis sebesar 45
manado di SDN 21 menulis, responden
Kelurahan program (62,5%),
Bahu nutrisurvey responden
Kecamatan dengan asupan
Malalayang energi sedang
Kota Manado yaitu sebanyak
17 responden
(23,6%), dan
responden yang
memiliki asupan
energi kurang
yaitu 10
responden
dengan
presentase
(13,9%).
51
B. Pembahasan
bahwa Asupan energi dan zat gizi makro karbohidrat, protein, lemak
rata asupan energi pada siswa status gizi obese dalah 1917,64 kkal
dan siswa status gizi normal adalah 1600,13 kkal. Hasil analisi uji
dengan status gizi dengan nilai p=0,855. Penelitian ini sejalan dengan
protein. Vertikal (2012) Bahwa status gizi yang tidak baik disebabkan
asupan energi maupun protein tidak baik selain itu disebabkan karena
hubungan antara asupan protein dan status gizi dengan nilai p=0,404.
hubungan yang bermakna antara asupan protein dan status gizi lebih
53
mereka rendah. Karena dalam usia ini anak-anak ini gemar sekali
gantinya mereka jajan dan jajanan yang dipilih sudah tentu makanan
yang mereka senangi saja, misalnya es, gula-gula atau makanan lain
dengan status gizi (IMT/U) pada anak di Panti Asuhan Keluarga Yatim
Muhammadiyah Surakarta.
status gizi pada BB/U pada anak balita. Dimana dalam penelitian ini
dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan
analisis uji statistik antara asupan energi dengan status gizi BB/TB
55
diperoleh hasil untuk nilai p=0,000 dan r=0,856. Nilai p lebih kecil
signifikan antara asupan energi dengan status gizi pada anak kelas 4
status gizi pada anak Sekolah Dasar. Hal ini tidak sejalan dengan
energi dengan status gizi IMT/U pada anak Sekolah Dasar Negeri 21
0,844).
57
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran