PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik untuk bayi yang
mengandung sel darah putih, protein dan zat kekebalan yang cocok
optimal serta melindungi anak dari penyakit (Profil Kesehatan RI, 2013).
Pemberian ASI berarti memberikan zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali
Menurut WHO (2011) hanya 40% bayi di dunia yang mendapatkan ASI
1
Rendanya pemberian ASI merupahkan ancaman bagi tumbuh kembang
Terjadinya rawan gizi pada bayi disebakan karena ASI (air susu ibu)
banyak di ganti dengan susu formula dengan jumlah dan cara yang tidak
menghasilkan ASI yang cukup untuk gizi yang baik untuk bayi.
kurang yang banyak temukan pada bayi-bayi terlihat ketika para ibu di daerah
ibu)
Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 yaitu terjadinya penurunan AKB menjadi 23 per 1000 kelahiran
terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama satu
jam dengan dibantu oleh tenaga kesehatan. Melihat angka diatas, berarti
2
yaitu salah satunya menurunkan angka kematian bayi dari 32 menjadi
ASI adalah air susu ibu yang mengandung nutrisi optimal, baik kualitas
dan kuantitasnya. Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan
dalam susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu nya memiliki bentuk
mempunyai pengetahuan yang baik tentang ASI ekslusif. Maka ibu tersebut
memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya dan sebaliknya ibu yang
ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk
memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama. Pemberian ASI selama 6
infeksi masih tinggi. Pentingnya pemberian ASI terutama ASI Eksklusif untuk
3
Di Indonesia, bayi yang telah mendapatkan ASI ekslusif sampai usia 6
bulan adalah 29,5% (Profil ksesehatan indonesia ,2017). Hal tersebut belum
presentasi bayi ASI ekslusif sebesar 50% dan menurut Provinsi Maluku
,Cakupan ASI ekslusif pada bayi usia 6-12 bln palingg sedikit 43% dari apa
yg diinginkan.
tahun 2019 Cakupan ASI Eksklusif dari 50 bayi usia 6 – 12 bulan terdapat 9
bayi (18%) yang mendapat asi eksklusif penuh, sedangkan 41 bayi (82%)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Pemberian ASI ekslusif dan status gizi Pada bayi 6-12 bulan.
2. Tujuan khusus
Eksklusif.
4
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
a. Devinisi pengetahuan
(Notoadmojo,2007)
berikut:
stimulasi tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap responden sudah
6
Namun demikian dari penelitian selanjutnya rogers menyimpulkan
(Notoadmojo,2016)
b. Tingkat Pengetahuan
1) Tahu (know)
2) Memahani (comprehension)
3) Aplikasi (application)
lain.
4) Analisis (Analysis)
7
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau
5) Sintesis (synthesis)
6) valuasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilain pada suatu
kriteria
kategori, yaitu :
1. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari
seluruh pernyataan.
2. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari
seluruh pernyataan.
3. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari
seluruh pernyataan.
yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
8
d. Ada 3 faktor yang mempengaruhi kehidupan ibu:
1. Faktor predisposisi
a. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai dilahirkan sampai berulang tahun,
b. Pendidikan
diperkenalkan
c. Pekerjaan
krhidupan keluarga
2. Faktor pendukung
a. Informasi
pengetahuannya.
b. Lingkungan
9
Lingkungan adalah seluruh kondisi yang ada di sekitar dan
3. Faktor pendorong
1. Sikap petugas
1) Bayi baru lahir segera diberikan pada ibu yang segera disusui
a. ASI
hingga 6 bulan, asi adalah makan yang bergizi yang mudah dicerana
(Bunda,2008)
b. ASI Eklusif
ASI ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI secara ekslusif adalah bayi hanya
bulan dan disusui sedini mungkin ASI ekslusif adalah bayi hanya
10
diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan lain diberikan pada bayi
1.Bagi bayi
ASI adalah maknan alamiah yang disediakan untuk bayi dengan komposisi
bayi. ASI kaya akan antibodi yang melindungi bayi dari penyakit atau
mineral selinium
2. Bagi ibu
3. Bagi keluarga
Tidak pelu buang uang untuk membeli susu formula bayi sehat berarti Keluarga
11
5. Bayi bertambah berat badan sekitra 750 gram – 1kilogram setiap
bulanya.
1. Protein
2. Lemak
Sumber kalori utama dalam ASI adalah lemak. Sekitar 50% kalori
ASI antara 3,5-4,5% walaupun kadar lemak dalam ASI tinggi, tetapi
3. Mineral
ASI mengandung garam dan mineral lebih rendah dibanding susu sapi ASI
mengandung zat bessi yang mudah diserat dan lebih banyak (lebih
(prasetyono,2009)
4. Vitamin
5. Karbohidrat
Karbohidrat utama dalam ASI adalah laktosa, yang kadarnya paling tinggi
laktobasilusbifidus (Arif,2009)
12
f. Tiga bentuk ASI dengan karakteristik dan komposisi berbeda diantaranya:
1. Kolustrum
a. Pengertian
b. Manfaat
terpenuhi
bayi yang pertama berwarna hijau, hal ini juga dapat mengatasi bayi
1) Asupan makanan
13
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh maknan yangdikonsumsi oleh ibu,
2) Kondisi ibu
Kondisi ibu tak akan pentingnya dalam kelencaran ASI, bila ibu dalam keadaan
3) Perawatan payudara
6) Alat kontrasepsi
14
4) Memilih tempat melahirkan
ekslusif
3. Status Gizi
Status gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok yang ditentukan
oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi yang
diperoleh dari zat pangan atau makanan yang dampak fisiknya dapat
a) Antropometri
15
antropometri dapat menggunakan tiga indikator yaitu BB/U, TB/U,
b) Klinis
Penilaian klinis digunakan untuk melakukan deteksi cepat mengenai tanda klinis
2012).
c) Biokimia
yaitu otot, darah, hati, tinja serta urine. Penilaian biokimia biasanya
(Supariasa, 2012).
16
d) Biofisik
(Supariasa, 2012).
2) Statistik vital
3) Ekologi
1.Indikator Antropometri
Indikator penilaian status gizi menurut Depkes 2015 dapat dilakukan dengan tiga
17
keadaan gizi secara umum dikarenakan berat badan
yang tidak sehat, serta pola asuh yang tidak tepat sejak lahir.
sebagai berikut :
Z-score = Nilai Individu Subjek – Nilai Median Baku Rujukan Nilai Simpang Baku
Rujukan
Keterangan :
18
Z-score : Skor standar WHO 2005 dalam Kemenkes 2010
Nilai simpang baku rujukan :Selisih nilai median dengan nilai baku rujukan
1) Pengertian Bayi
19
Bayi adalah makhluk yang hadir kedunia dengan sebuah mekanisme
kembangnya "benih sifat pengasih" yang secara alami telah ada dalam
bulan:
kepadanya.
(Supariasa, 2012).
20
1. Kebutuhan zat gizi bayi
Di usia 0 hingga 6 bulan, sumber gizi bayi adalah air susu ibu (ASI). ASI
standar kebutuhan gizi bayi. Sementara bagi bayi di usia lebih dari 6
a) Karbohidrat
b) Protein
Protein yang diperlukan sebesar 10% dari jumlah kebutuhan kalori per
hari.
c) Lemak
kalori. Selain itu, kebutuhan gizi bayiakan vitamin dan mineral juga
harus dipenuhi. Berikut ini sebagian daftar standar kebutuhan gizi bayi
per hari untuk usia 7 sampai 12 bulan terhadap vitamin dan mineral
21
Tabel 1.2.Kebutuhan Vitamin dan Mineral pada Bayi usia 6-12
Vitamin C 50 mg
Kalsium 570 mg
Fosfor 275 mg
Magnesium 75 mg
Zat besi 11 mg
Zinc 3 mg
22
C. Kerangka Konsep
Dukungan Keluarga
23
Keterangan:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan
dengan tujuan Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui tentang Pemberian ASI
ekslusif dan status gizi Pada bayi 6-12 bulan
B. Waktu dan lokasi penelitian
1. Waktu
Pelaksanaan penelitian direncanakan pada bulan Februari tahun 2020
2. Tempat penelitian
Penelitian ini di lakukan
C. Populasi dan sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 6-12
sebanyak 50 orang
2. Sampel
Sampel dari penelitian ini diambil secara total sampling yaitu dengan
sampel diambil secara keseluruhan berjumlah 50 bayi yang usia 6-12 bln ,
kriteria yang ditentukan sebgai berikut:
a. Inslusi:
Ibu yang mempunyai bayi umur 6-12 bulan bersedia menjadi sampel
b. Esklusi:
Ibu yang tidak memiliki bayi 6-12
24
Pengetahuan ibu rumah responden
ibu menyusui tangga menjawab ≥ 60%
tentang dari total jawaban
Pemberian nenar tidak baik:
ASI pada bayi jika skor jawaban ≤
usia 6-12 bln 60% dari totaal
jawaban benar
( sugiyono)
25
1. Editing
Melakukan pengecekan terhadap hasil pengisian meliputi
kelengkapan identitas dan jawaban yang diperoleh responden
2. Coding
merupakan kode berupa penomoran denngan teliti pada setiap kuesioner yang
diisi oleh responden untuk kemudian untuk memperoleh proses
pengolahan data
3. Trafering
Memidahkan jawaban/kode jawaban media tertentu
misalnya master tabel atau kartu kode
4. Tabulating
Memasukan datra kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentasi
H. Penyajian data
Data-data tersebut diatas diolah secara manual dengan menggunakan
kalkulator serta disajikan dalam bentuk tabel yang kemudian dinarasikan
dengan menjelaskan
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
27
yaitu 3,6%. Pada bayi
menunjukan kejadian
gizi buruk cenderung
dialami oleh bayi atau
balita dengan riwayat
tidak diberikan ASI
eklusif yaitu 7,1%
sementara diberikan
ASI ekslusif tidak ada
yang gizi buruk
28
pemberian paritas berpengaruh
ASI eksklusif sebesar 4,3 kali dalam
dengan status gizi bayi
status gizi
bayi.
29
dan bayi (14,3%) bayi
kurus tidak diberikan
ekslusif menyusui.
B. PEMBAHASAN
30
ibunya akan menghemat biaya pengeluaran keluarga, yaitu tidak ada
biaya yang keluar untuk membeli susu formula ataupun makanan
tambahan lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian Desi Setiandar Lili Rahmawati, tahun
2018, didapati sebagian ibu-ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan
yang mempunyai tingkat pengetahuan ibu terhadap pemberian ASI
ekslusif yang baik sebanyak 2,1% kurang baik sebanyak 5,4%.
Pengetahuan ibu mengenai keunggunlan ASI dan cara pemberian ASI
yang benar akan menunjukan keberhasilan menyusui.
Hal ini juga sejalan dengan Rahayu Seni dkk (2019) yaitu Hasil
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan (p=
0,006), dan perilaku pemberian ASI eksklusif (p=0,013) dengan status
gizi bayi. Hal ini sejalan pula dengan Khofiyah, 2019 di mana hasil
penelitiannya pada variabel pengetahuan ibu dengan nilai uji statistic
regresi logistic didapatkan p-value = 0,006 dan nilai OR = 9,42 (CI:
1,89-46,9) dapat diartikan bahwa ibu yang tahu tentang ASI Ekslusif
berpeluang 9,42 kali untuk berhasil dalam memberikan ASI Ekslusif
dibandingkan ibu tidak tahu mengenai ASI Ekslusif.
Penelitian ini jugaa sejalan dengan Laelatunnisa, Th. Ninuk Sri
Hartini, Nugroho susanto, tahun 2019, menunjukan bawah terdapat
hubungan antara pengetahuan dan juga status gizi bayi yaitu balita
yang masih diberikan ASI sebesar 77,3% mempunyai ststus gizi baik,
balita yang mempunyai status gizi kurang sebesar 16% , Balita yang
mempunyai status gizi lebih besar 4% dan balita yang mempunyai
status gizi buruk sebesar 2,7%. 52,9% balita yang sudah tidak
diberikan ASI. hubungan yang signifikan antara pemberian ASI
dengan Status gizi balita usia 6-23 bulan (P<0,05.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh
kembang anak yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan
perkembangan kualitas sumber daya manusia secara umum
(Rahman, 2017).
Pengetahuan juga merupahkan Hasil simulasi informasi yang
diperhatikan dan di ingat. Informasi tersebut bisa berasal dari
pendidikan formal maupun non formal,percakapan,membaca,
mendengar radio, menonton televisi, dan pengalaman hidup ( wawan
dan dewi 2016). Menurut asumsi penelitian pengetahuan ibu
merupahkan faktor penting untuk mendukung keberhasilan pemberian
ASI ekslusif pada bayinya. Karena semakin tinggi pendidikan dan
semakin banyak pengetahuan maka semakin mudah menerima
informasi yang dimilikinya. Sebaliknya pengetahuan yang kurang
akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-
nilai yagng diperkenalkan.
2. Gambaran tentang Status Gizi
31
Status gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status
keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang
dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis
(pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan,
dan lainnya). Status gizi dapat pula diartikan sebagai gambaran
kondisi fisik seseorang sebagai refleksi dari keseimbangan energy
yang masuk dan yang dikeluarkan oleh tubuh (Marmi, 2013).
Status gizi adalah keadaan kesehatan individu atau kelompok
yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat
gizi yang diperoleh dari zat pangan atau makanan yang dampak
fisiknya dapat diukur dengan antropometri
Hasil pengukuran status gizi menurut Pemantauan Status Gizi (PSG)di Indonesia
dengan indeks BB/TB pada balita 0-23 bulan,mendapatkan
prevalensi sangat kurus sebesar 3,7%, kurus 8,9%, normal
83,1%dan gemuk 4,3%. Dari 34 provinsi yang ada di Indonesia,
provinsi dengan prevalensi tertinggi dan terendah dengan sangat
kurus dan kurus adalah provinsi Maluku. Menurut PSG tahun 2015-
2016 di Sumatera Barat, bahwasanya persentase balita usia 0-23
bulan berdasarkan indeks BB/TB pada tahun2016 mengalami
32
sangat kurus sebesar 2,3%, kurus 8,8%, normal 85,7%, dan gemuk
3,2% (KemenkesRI,2017).
Gizi baik atau gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat yang
digunakan secara efisien, sehinggah memungkinkan pertumbuhan
fisik,pertumbuhan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara
umum pada tingkat setinggi mungkin. Statusngizi kurang bila tubuh
menjadi kekurangan satu atau lebih zat-zat lebih esenzial.
33
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pembahan tentang gambaran pengetahuan ibu
dan status gizi, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.Sebagai responden memiliki pengetahuan tentang ASI ekslusif
sehingga masih banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif
kepada anaknya
2.Sebagian besar juga responden tidak mengetahui informasi tentang
ASIekslusif dan maanfaatnya dikarenakan pengetahuan, pendidikan
dan pekerjaan ibu
B. SARAN
Diharapkan kepada ibu- ibu agar dapat memberikan ASI ekslusif
kepada anaknya, karena ASI itu baik untuk bayi agar bayi tersebut
mendapat gizi yang baik
34
DAFTAR PUSTAKA
35
gertian_Pengetahuan diaskes pada 08 januari 2020 diwilayah
kerja puskesmas Air dingin kota padang.
Nurfahidayah,S.(2019) Faktor yang berhubungan dengan Pemberian
ASI ekslusif
Profil kesehtan tahun (2013),ASI membantu pertumbuhan dan
Perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak
dari penyakithttps://www.slideshare.net/mansurasayful/profil-
kesehatanindonesia2013 diakses pada 19 desember 2019
Puspita,S.,Pujiastuti,W.,Sit,S & Kes,(2015), Hubungan Pemberian Asi
Ekslusif terhadap status gizi pada bayi usia 7-8 bulan diwilaya
puskesmas Tlogomulyo,Kabupaten Temanggungn tahun 2014,
Kebidanan
Roesli, Utami.(2004).ASI Ekslusif menyusui dini Plus ASI Ekslusif.
Rosita ,S.(2006) ASI untuk Kecerdasan Bayi,Ayyana,Yogyakarta
Rahman,(2017),Rendanya pemberian ASI merupahkan ancaman bagi
tumbuh kembang anak yang akan tepengaruh pada
pertumbuhan dan perrkembangan kualitas sumber daya manusia
secara umum
Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta :
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Srinigsih, I,. (2011). Faktor Demografi, Pengetahuan Ibu Tentang Air
Susu Ibu Dan Pemberian ASI Eksklusif . Jurnal Kesehatan
Masyarkat . 6(2). Januari 2011.
Simanungkalit,H,M.2018.Status pekerjaan dan pengetahuan ibu
menyususi terhadap pemberian ASI ekslusif. Jurnal info
Kesehatan. https://doi.org/10.31965/infokes.vol16.iss2.222
Supraisa. (2012). Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.
Widyaastuti, E. (2015) gambaran tingkat pengetahuan ibu menyusui
tentang asi ekslusif pada bayi 6-12 bln
World Healt organization (2018) tentang Asi ekslusif yang baik bagi
bayi
36
37