Anda di halaman 1dari 2

BEDAH BUKU MATERI “SABAR DALAM MENGHADAPI UJIAN & DAKWAH”

Assalamu’alaikum, kali ini..saya dan mba syifana akan membedah materi dengan tema
“Sabar Dalam Menghadapi Ujian & Dakwah”

Di bawah ini, ada beberapa materi yang saya ambil sumbernya dari internet. Happy
Reading..

 Kata sabar berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata sobaro yasbiru, yang artinya menahan.
 Sedangkan secara istilah, sabar adalah menahan diri dari segala macam bentuk kesulitan,
kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi segala sesuatu yang tidak disukai dan
dibenci.
 Dalam Islam, ada tiga bentuk sabar yakni :
1. sabar dalam ketaatan,
2. sabar dalam menghadapi musibah, dan
3. sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat.
 Secara bahasa dakwah berasal dari kata dasar (masdar) kata kerja da'a-yad'u yang berarti
panggilan, seruan atau ajakan. 
 Secara istilah, dakwah berarti kegiatan yang bersifat mengajak dan memanggil orang untuk
taat kepada Allah SWT sesuai dengan garis akidah, syariah dan ahlak Islamiyah.

Bahasan kita hari ini di point pertama & kedua, yaitu sabar dalam ketaatan,
sabar dalam menghadapi musibah.

1. SABAR DALAM KETAATAN/DAKWAH


Ketika menuju ketaatan pada perintah Allah SWT, kita akan selalu diuji. Akankah hambanya
akan tetap menaati perintahnya, atau justru malah mengingkarinya.
Sudah menjadi kewajiban seorang muslim untuk saling mengingatkan kepada sesama muslim
lainnya atau bisa disebut dengan berdakwah. Dakwah itu merupakan panggilan, seruan, atau
ajakan untuk taat kepada Allah SWT. Contoh pemaknaan dari sabar dalam dakwah menurut
sumber yang saya dapatkan dan tambahan dari saya yaitu:

Sabar dalam menahan diri dari emosi ketika teman yang


diajak untuk sholat berperilaku tidak sesuai dengan harapan.
Yang harus diingat ada Allah SWT yang tahu niat dalam hati.
Jikalau ajakan yang pertama masih ditolak, jangan putus asa,
terus ajak dia hingga mau sholat. Layaknya batu yang akan
lapuk jika terkena air terus-menerus, seperti itu juga hati
manusia.

Terlahir sebagai manusia yang fitrahnya mempunyai hawa nafsu. Pasti pernah suatu hari raga
rasanya enggan sekali untuk beranjak memenuhi panggilan-Nya. Di saat itu juga, sebenarnya
diri sedang diuji. Apakah kita lebih memilih hawa nafsu yang sesat atau terus berusaha
istiqomah menjalankan perintah Allah SWT. Sebab dakwah juga bermakna kepada dakwah ke
diri sendiri. Akankah iman kita cukup kuat untuk melepas segala kesibukan, entah belajar,
bekerja, memasak, rebahan...untuk mengajak diri kita sendiri taat kepada Allah SWT. Karena,
kita tidak pernah tahu, perbuatan apa yang akan menginspirasi seseorang untuk membuat
orang tersebut lebih mencintai Allah Swt, Mencintai agamanya, Rasul-Nya, yang hal tersebut
akan tampak pada kesungguhannya untuk menjalankan perintah Allah Swt.

2. SABAR DALAM MENGHADAPI MUSIBAH

Orang yang beriman hendaknya bersabar atas segala ujian, cobaan dan musibah yang datang
kepadanya.
“Percaya bahwa Allah tidak akan menguji hamba-Nya diluar batas kemampuannya.”
Hal tersebut, mengingatkan kami pada suatu surat di Al-Quran
Allah SWT berfirman,

‫َفِإنَّ َم َع ْالعُسْ ِر يُسْ رً ا‬

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah:5)

‫ِإنَّ َم َع ْالعُسْ ِر يُسْ رً ا‬

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Al-Insyirah: 6)

Allah SWT yang menciptakan kita, yang memiliki kita, yang tahu segala sesuatu baik &
buruknya untuk kita, sudah berfirman demikian. Bahwa Allah SWT yakin, di setiap ujian yang
datang dalam hidup, pasti ada solusinya. BELIEVE AND NEVER GIVE UP, Insya Allah kita
akan bertemu dengan masa terbaik kita, suatu hari nanti.

Bukankah di setiap hujan yang deras akan muncul pelangi? Maka, kuncinya kembali ke
materi, SABAR 

Bisa jadi, diberikannya ujian kepada kita itu sebagai penghindar dari hal buruk yang
kemungkinan besar terjadi jika keinginan kita itu terwujud. Seperti halnya ayat berikut.

َ ‫ۗ َواللَّـ ُه َيعْ لَ ُم َوَأن ُت ْم اَل َتعْ لَم‬ ‫َو َع َس ٰى َأن ُت ِحبُّوا َش ْيًئ ا َوه َُو َشرٌّ لَّ ُك ْم‬
‫ُون‬

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216).

Anda mungkin juga menyukai