Anda di halaman 1dari 3

A.

Anava Dua Faktor


Contoh kasus:
Seorang guru kimia ingin meneliti apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia
peserta didik di SMA Negeri 1 Brebes, Jawa Tengah tahun ajaran 2021 berdasarkan data
jenis kelamin dan daerah kecamatan asal. Terdapat 10 responden dari masing-masing
kecamatan asal (Bumiayu, Paguyangan, Sirampog) sehingga berjumlah 30 responden
dengan rincian 18 peserta didik berjenis kelamin perempuan dan 12 peserta didik berjenis
kelamin laki-laki. Adapun datanya diperoleh sebagai berikut.

Jenis Jenis Jenis


No Daerah Nilai Daerah Nilai Daerah Nilai
Kelamin Kelamin Kelamin
1 1 2 80 2 1 90 3 2 75
2 1 2 70 2 1 70 3 1 80
3 1 1 85 2 1 85 3 2 85
4 1 1 75 2 2 85 3 1 85
5 1 1 80 2 1 65 3 2 80
6 1 1 80 2 2 70 3 1 75
7 1 2 75 2 1 70 3 1 70
8 1 2 60 2 1 95 3 2 70
9 1 2 75 2 1 75 3 1 80
10 1 2 80 2 1 85 3 1 70
Keterangan:
Daerah 1 : Bumiayu Jenis Kelamin 1 : Perempuan
2 : Paguyangan 2 : Laki-laki
3 : Bantarkawung
Dengan menggunakan data tersebut, selidikilah hal-hal berikut.
a. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia peserta didik di SMA N 1 Brebes, Jawa
Tengah berdasarkan jenis kelamin?
b. Apakah ada perbedaan hasil belajar kimia peserta didik di SMA N 1 Brebes, Jawa
Tengah berdasarkan daerah kecamatan asal mereka?
c. Apakah ada interaksi jenis kelamin dengan daerah kecamatan asal dalam perolehan
hasil belajar kimia peserta didik di SMA N 1 Brebes, Jawa Tengah tahun ajaran 2021?
B. Ankova Satu Kovariat
Contoh kasus:
Ibu Sri Suharsini yang merupakan seorang guru kimia ingin meneliti apakah
terdapat perbedaan nilai ujian kimia siswa ketika diterapkan model mengajar PBL, Inkuiri,
dan Discovery Learning (DL). Untuk keperluan penelitian, guru tersebut mengajar 10
siswa dengan menerapkan model PBL, 10 siswa berikutnya dengan model inkuiri, dan 10
siswa lainnya dengan model Discovery Learning. Setelah beberapa bulan mengajar, guru
tersebut berfikir bahwa bisa saja faktor IQ siswa berpengaruh terhadap nilai ujian kimia
sehingga guru melibatkan variable IQ sebagai pengontrol dengan data sebagai berikut.
Model PBL Model Inkuiri Model DL
Siswa Nilai IQ Siswa Nilai IQ Siswa Nilai IQ
1 85 114 11 80 110 21 82 112
2 82 95 12 85 113 22 70 95
3 80 99 13 78 95 23 72 95
4 75 97 14 78 99 24 88 97
5 78 96 15 80 100 25 90 100
6 80 96 16 75 111 26 85 95
7 86 115 17 88 95 27 88 114
8 75 95 18 90 98 28 72 95
9 70 94 19 90 97 29 75 99
10 72 97 20 86 97 30 86 98
Dengan menggunakan analisis kovarian, telitilah apakah terdapat perbedaan nilai ujian
kimia antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model PBL, inkuiri, dan DL
setelah dikendalikan oleh IQ ? Gunakan taraf signifikansi 5%.
Penyelesaian dengan SPSS

C. Manova Satu Faktor


Efektivitas dua model pembelajaran yaitu Teams Games Tournament (X1) dan Number
Head Together (X2) terlihat dari skor prestasi belajar (Y1) dan motivasi belajar kimia (Y2)
kedua kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran tersebut selama dua
bulan. Data prestasi belajar dan motivasi belajar kimia kedua kelompok kelas disajikan
sebagai berikut.
Model TGT (X1) Model NHT (X2)
Siswa
Y1 Y2 Y1 Y2
1 97 72 88 82
2 91 80 86 80
3 88 78 90 85
4 92 70 80 78
5 100 80 87 78
6 96 85 86 76
7 82 75 92 78
8 92 82 85 75
9 90 78 80 80
10 100 75 87 82
Lakukan pengujian hipotesis perbedaan rata-rata dengan signifikansi 5%

Anda mungkin juga menyukai