Anda di halaman 1dari 2

NAMA : IMAM WAHYUDIN

NIM : 220203502023
KELAS : PTO S1(02)
MATKUL : BAHASA INDONESIA

BURUNG HANTU YANG MALANG


Dahulu kala, hiduplah seekor burung hantu abu-abu di sebuah hutan yang lebat. Burung hantu
sangat pemalas. la tidak suka terbang berpindah dari sawah dahan ke dahan lain dan hanya
berdiam di satu dahan seharian.
Pada suatu hari, burung hantu sedang tidur di dahannya. Tiba-tiba, burung pelatuk hinggap di
batang pohon tidak jauh dari burung hantu. Burung pelatuk mulai mematuki batang pohon
dengan cepat.
Suara bising burung pelatuk membangunkan burung hantu. la menggerakkan sayapnya sedikit
dan dengan malas mengusir burung pelatuk. “Mengapa kau berisik sekali? Kau mengganggu
tidurku, Pelatuk jahat?” kata burung hantu.
“Aku sedang mencari makanan,” jawab burung pelatuk.
“Carilah makanan di tempat lain. Enyahlah kau!” bentak burung hantu.
“Semua orang sibuk bekerja, hanya engkau yang bermalas-malasan,” kata burung pelatuk sambil
pergi.
Burung hantu kembali tidur. Tapi, belum sempat menutup mata, ia mendengar suara siulan
menakutkan magpie (sejenis burung gagak di daratan Eropa). Suaranya keras sekali karena
magpie bertengger tidak jauh dari burung hantu.
“Hei, berisik! Pergilah kau!” usir burung hantu.
Magpie tidak takut pada burung hantu. “Mengapa engkau tidur terus? Lihatlah sekitarmu! Semua
burung sibuk sekali. Ada yang mencari makanan, membangun sarang, dan sebagainya,” kata
magpie.
Sebelum burung hantu menjawab, magpie sudah pergi dengan acuh tak acuh. Lalu, ketika burung
hantu akan tidur lagi. Tiba-tiba, la merasakan seekor burung kecil terbang di atas kepalanya. Saat
ia membuka mate, ia melihat burung tomtit (sejenis burung pipit) sedang mengumpulkan ranting
pohon untuk membuat sarang.
Burung hantu mengawasi tomtit yang sedang sibuk. “Suatu hari aku juga akan membangun
sarangku,” pikir burung hantu.
Malam telah tiba. Udara saat itu sangat dingin. Burung hantu menjadi gemetar kedinginan. la
menekankan sayap ke tubuhnya dan teringat sarang tomtit yang hangat. “Andaikan saja aku bisa
tidur di sarang sehangat itu,” pikir burung hantu.
Malam semakin dingin. Rasa-rasanya burung hantu akan mati oleh dinginnya malam. Tapi, pagi
pun tiba dan matahari terbit. Burung hantu mulai merasa hangat lagi. la lupa pada keinginannya
membangun sarang dan tertidur lagi.
Begitulah seterusnya burung hantu yang malas. la tidak pernah membangun sarangnya.
Pesan moral dari Kumpulan Dongeng Bahasa Indonesia adalah Jangan jadi anak pemalas. Orang
yang malas merugi. jadilah anak yang mandiri dan suka bekerja. Orang yang rajin akan sukses
dan bahagia dimasa yang akan datang.

TERDAMPAR DI PULAU
Suatu hari, seorang pria mengalami kecelakaan kapal dan terdampar di sebuah pulau tak
berpenghuni. Ia terus berdoa agar Tuhan menyelamatkannya.
Setiap hari ia memandang laut lepas menanti pertolongan. Hari demi hari berlalu, yang
diharapkan tak kunjung datang.
Demi bertahan hidup, ia pun mencari makanan di hutan dan berusaha membangun gubuk
seadanya. Tak lama setelah gubug selesai dibangun, pria itu pergi mencari makan.
Alangkah terkejutnya ia saat kembali, kobaran api melalap gubug tersebut hingga habis tak
tersisa. Ia pun kecewa dan putus asa.
Ia sempat merasa marah karena mengira Tuhan tak lagi memedulikannya. Ia lelah menangis dan
akhirnya jatuh tertidur di atas pasir.
Keesokan harinya, ia terbangun mendengar suara kapal yang mendekat. Ia pun lega bercampur
heran bagaimana orang-orang itu bisa menemukannya padahal ia sudah lama pasrah dan tak
mengharapkan pertolongan datang.
Ternyata, orang-orang itu melihat kepulan asap dari gubug yang terbakar kemarin. Pria tersebut
pun tersadar, ternyata yang disangkanya bencana justru merupakan berkah yang diberikan
Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai