Anda di halaman 1dari 1

Si Anak Burung yang malang.

“Semakin lama kita bersama Seseorang, semakin banyak kenangan yang terkumpul menjadi satu,
meniup perasaan hingga perasaan kangen meledak, menembus dindin pikiran mendalam masuk
dikenang.”

Setelah 1 hari induk dan Anak Burung tidak makan. Induk pergi dari sarang untuk mencari makan.
Dengan sekuat tenaga Induk mencari makan demi anaknya. Si Anak Burung yang tertidur lelap
seketika bangun dari tidurnya, anak burung itu awalnya tidak menyadari Induknya pergi. Tak lama
setelah ia menyadari hal tersebut Si Anak Burung itu memanggil Induknya, ”pit...pit...pit” suaranya
lirih.
30 menit kemudian. Anak burung itu mulai mencari Induknya. Ia terus mencari dan mencari hingga
kelihatannya ia stres berdiam diri dan muyung karena sudah putus asa, ia kembali terbang hingga
melihat sekelompok Burung yang berkumpul di bawah pohon yang sangat besar.
Si Anak Burung itu mendarat dan ingin tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dengan
mengepakan sayapnya yang sangat indah berwarna putih dibagian tengah sayapnya dan hitam pekat
dibagian ujung sayapnya, ia mendarat dengan meluncurkan tubuhnya. Setelah sampai ke permukaan
ia melihat Induknya yang sudah tak berdaya, tertimpa oleh batang pohon yang sangat besar. Si Anak
Burung itu, resah, panik, melihat kondisi Induknya yang tak berdaya.
Si Anak Burung teramat sedih sehingga ia memeluk sang Induk. Ditengah keramanyan hewan-
hewan di sekitarnya ia bingung apa yang harus ia lakukan, ia menatap satu persatu hewan yang ada di
sekelilingnya dengan rasa sedih, resah, dan panik, dengan berat hati ia merelakan kepergian Induknya.
###
7 hari kemudian. Si Anak Burung itu rindu dengan keberadaan sang Induknya. Ia mendatangi
tempat kejadian Induknya yang tertimpa oleh batang pohong yang sangat besar, ia menangis dan
bercerita tentang segala hal mengenai perasaannya setelah kepergian Induknya. Setelah puas
menceritakan hal tersebut, ia pulang dengan perasaan yang lega, “lega sesaat.”

Hari terus berganti, rasa rindu tak tertahankan lagi, rindu dengan kenangan-kenangan yang telah
lalu dan tak bisa terulang lagi.

Davi Assidqi

Juni 2023.

Anda mungkin juga menyukai