Dahulu pada zaman Nabi Sulaiman, hidup banyak sekali lebah. Salah satu di antaranya adalah
Dodo. Dodo adalah anak lebah yang telah ditinggal mati ibunya. Waktu itu ibunya meninggal
digigit kalajengking. Kini ia hidup sebatang kara. Oleh karena itulah ia memutuskan untuk hidup
mengembara. Hingga akhirnya ia tiba di gurun pasir yang luas. Di tengah gurun itu Dodo merasa
haus dan lapar.
“Aku harus segera mencari makan dan air, tapi aku harus mencari di mana?” pikir Dodo. Tetapi
Dodo tidak mau menyerah. Ia bersikeras mencari makanan dan air. Setelah cukup lama terbang,
dari kejauhan Dodo melihat air dan makanan. Namun setelah mendekat, ternyata yang dilihatnya
hanyalah hamparan pasir yang luas. Maka dengan kekecewaan, Dodo kembali terbang
menyelusuri gurun. Tidak berapa lama kemudian ia bertemu dengan seekor semut yang sedang
kesusahan membawa telurnya. Dodo pun mendekati semut itu.
Mereka bergegas pergi untuk mencari makanan. Setelah cukup lama menyusuri gurun, mereka
menemukan sebuah mata air yang berair bersih dan segar. Di samping mata air itu terdapat
sebatang pohon kurma yang berbuah lebat dan sangat manis. Didi dan Dodo sangat gembira.
Mereka segera minum dan makan sepuasnya.
Setelah mereka benar-benar kenyang, mereka segera mencari tempat tinggal. Dua hari kemudian
mereka menemukan tempat tinggal yang menurut mereka tepat. Yaitu di sebuah padang rumput
yang luas. Mereka tidak akan kekurangan makanan karena di tepi padang rumput itu terdapat
banyak pohon buah-buahan dan sebuah mata air yang sangat bersih. Didi dan Dodo hidup
dengan rukun. Semakin hari persahabatan mereka semakin erat. Mereka pun hidup dengan aman,
tenteram dan bahagia.
—
Hiduplah seekor rusa pada zaman dahulu. Ia sangat sombong lagi pemarah. Sering ia
meremehkan kemampuan hewan lain.
Pada suatu hari si rusa berjalan-jalan di pinggir danau. Ia bertemu dengan kura-kura yang terlihat
hanya mondar-mandir saja. “Kura-kura, apa yang sedang engkau lakukan di sini?”
Si rusa tiba-tiba marah mendengar jawaban si kura-kura. “Jangan berlagak engkau, hei kura-
kura! Engkau hanya mondar-mandir saja namun berlagak tengah mencari sumber penghidupan!”
Si kura-kura berusaha menjelaskan, namun si rusa tetap marah. Bahkan, si rusa mengancam akan
menginjak tubuh si kura-kura. Si kura-kura yang jengkel akhirnya menantang untuk mengadu
kekuatan betis kaki.
Si rusa sangat marah mendengar tantangan si kura-kura untuk mengadu betis. Ia pun meminta
agar si kura-kura menendang betisnya terlebih dahulu. “Tendanglah sekeras-kerasnya, semampu
yang engkau bisa lakukan!”
Si kura-kura tidak bersedia melakukannya. Katanya, “Jika aku menendang betismu, engkau akan
jatuh dan tidak bisa membalas menendangku.”
Si rusa kian marah mendengar ucapan si kura- kura. Ia pun bersiap-siap untuk menendang. Ia
berancang-ancang. Ketika dirasanya tepat, ia pun menendang dengan kaki depannya sekuat-
kuatnya.
Pesan Moral dari Cerita Dongeng Hewan Fabel Rusa dan Kura-Kura adalah jangan sombong
dan meremehkan kemampuan orang lain. kesombongan hanya akan mendatangkan kerugian
dan penyesalan di kemudian hari.