KLS: 11 IPS 1
Bahasa Indonesia
Pada suatu malam, pasangan suami istri itu mengalami mimpi yang sama. Mereka
bermimpi didatangi seorang kakek yang tak mereka kenal.
Kakek : bila kalian ingin memiliki anak, carilah rebung yang dililit ular sawah
. Masaklah rebung itu dan makanlah. Niscaya apa yang kalian
dambakan akan segera terwujud
Setelah berkata demikian si kakek itupun pergi. Keesokan harinya pasangan suami istri
itu saling menceritakan mimpinya masing masing. Mereka merasa aneh, mengapa bisa
mengalami mimpi yang sama. Mereka pikir pastilah ini pertanda baik. Mereka
memutuskan untuk mengikuti petunjuk si kakek.
Ketika hari mulai terang, berangkatlah mereka menuju ke pinggir hutan yang banyak
ditumbuhi pohon bambu. Rebung merupakan tunas bambu yang masih muda dan biasa
dijadikan sayur sebagai pelengkap makan nasi.
Begitu sampai, mereka segera mengamati satu persatu rebung yang ada sambil
berjalan menunduk. Mereka terus mencari rebung yang dililit ular sawah.
Tak berapa lama kemudian, pasangan suami istri itu menemukan seekor ular sawah
yang sedang melilitikan tubuhnya pada serumpun rebung. Hati mereka melonjak
kegirangan karena menemukan apa yang cari.
Suami : Sebaiknya kita bicara saja pada ular sawah ini apa tujuan kita kesini
Sang suami segera menceritakan mimpinya kepada ular sawah. Tak disangka, ular
sawah itu ternyata bisa bicara layaknya seorang manusia.
Ular sawah : Bila kau membutuhkan rebung itu, ambilah. Tapi aku ingin membuat
perjanjian terlebih dulu denganmu
Sang suami penasaran dan uUlar sawah itu mulai merayap mendekatinya.
Ular : Aku ingin kau berjanji untuk menyerahkan anakmu padaku jika ia
perempuan. Jika anakmu laki laki maka kau berhak memilikinya
Sepasang suami istri itu terkejut mendengar apa yang dikatakan ular sawah. Mereka tak
menyangka ular sawah itu mengajukan syarat yang sungguh berat. Setelah terdiam
beberapa saat, akhirnya sang suami menyetujui kesepakatan yang diajukan ular sawah.
Suami : Baiklah, kami akan menyerahkan anak kami padamu jika ia perempuan.
Kami akan menyerahkannya ketika ia berumur tujuh tahun
Meski terasa sangat berat, keinginan memiliki anak yang begitu kuat membuatnya
memutuskan untuk setuju. Sang istripun tak punya pilihan. Ia sependapat dengan
suaminya.
Pulanglah sepasang suami istri itu membawa rebung seperti yang dimaksud si kakek.
Begitu tiba di rumah sang istri langsung memasaknya dan menyantapnya bersama sang
suami. Waktu terus berjalan, hari berlalu. Pada suatu pagi sang istri merasakan ada
perubahan pada dirinya. Ia mulai mengandung.
Tak terasa tibalah saatnya sang istri melahirkan jabang bayi. Kegembiraan mereka akan
kehadiran anak yang ditunggu mendatangkan kebahagiaan dan kesedihan sekaligus.
Mereka gembira karena harapan untuk memiliki seorang anak telah terwujud. Namun
demikian pasangan suami istri itu juga merasakan kesedihan manakala mengetahui
anak mereka perempuan. Mereka teringat akan kesepakatan yang telah dibuat dengan
ular sawah tempo hari.
Bayi perempuan itu diberi nama Puti Kusumba. Ia tumbuh menjadi seorang anak
perempuan yang lucu dan menggemaskan. Ayah dan ibunya semakin resah karena
kini Puti Kusumba telah berumur tujuh tahun. Tibalah saatnya anak itu diserahkan
kepada ular sawah.
Karena tak sanggup memenuhi janjinya, sepasang suami istri itu bermaksud
mengingkarinya. Mereka mengurung Puti Kusumba di dalam rumah dan tak pernah
ditinggalkan seorang diri. Mereka takut sekali jika ular sawah datang dan membawa
pergi putri yang sangat mereka cintai.
Pada suatu ketika, sang suami hendak pergi berlayar meninggalkan pulau tempat
tinggal mereka. Sebelum berangkat sang suami berpesan pada istrinya agar tak
membawa Puti Kusumba keluar rumah walau sekejap.
Suami : Jagalah Puti baik baik. Jangan sampai ular sawah itu punya kesempatan
untuk mengambilnya
Sang suami sebenarnya enggan meninggalkan istri dan anaknya sendirian, namun
apa daya, ia harus mencari nafkah.
Beberapa hari setelah kepergian suaminya, sang istri membawa Puti Kusumba
mandi ke sungai. Sang istri lupa akan pesan suaminya. Ketika keduanya tengah
asyik bermain air sungai, tiba tiba datang ular sawah dan mengangkat Puti
Kusumba.
Puti : Tolong bu…. Tolong
Sang ibu tak kalah paniknya. Ia segera menjerit jerit minta pertolongan. Namun
sayang, tak ada seorangpun di dekat mereka. Ular sawah itu membawa Puti
Kusumba pergi dengan cepatnya.
Ular sawah membawa Puti Kusumba ke sebuah tebing yang menjorok ke laut. Puti
Kusumba tak dapat berbuat apa apa. Gadis kecil itu hanya duduk menangis sambil
menatap perahu perahu nelayan yang lalu lalang dibawah tebing. Ingin sekali ia
berteriak minta tolong, namun bayangan dimakan ular sawah membuatnya
mengurungkan niatnya. Ia hanya bisa berharap ayahnya lewat disitu dan
menolongnya.
Sehari hari Puti makan buah buahan yang dibawakan ular sawah untuknya. Suatu
hari ular sawah datang menghampiri Puti Kusumba