Anda di halaman 1dari 2

Nasib Burung Hantu Pemalas

Dahulu kala, hiduplah seekor burung hantu abu-abu di sebuah hutan yang lebat. Burung
hantu sangat pemalas. la tidak suka terbang berpindah dari sawah dahan ke dahan lain dan hanya
berdiam di satu dahan seharian.
Pada suatu hari, burung hantu sedang tidur di dahannya. Tiba-tiba, burung pelatuk
hinggap di batang pohon tidak jauh dari burung hantu. Burung pelatuk mulai mematuki batang
pohon dengan cepat. Suara bising burung pelatuk membangunkan burung hantu. la
menggerakkan sayapnya sedikit dan dengan malas mengusir burung pelatuk. “Mengapa kau
berisik sekali? Kau mengganggu tidurku, Pelatuk jahat?” kata burung hantu.
“Aku sedang mencari makanan,” jawab burung pelatuk.
“Carilah makanan di tempat lain. Enyahlah kau!” bentak burung hantu.
“Semua orang sibuk bekerja, hanya engkau yang bermalas-malasan,” kata burung pelatuk sambil
pergi.
Burung hantu kembali tidur. Tapi, belum sempat menutup mata, ia mendengar suara
siulan menakutkan magpie (sejenis burung gagak di daratan Eropa). Suaranya keras sekali
karena magpie bertengger tidak jauh dari burung hantu.
“Hei, berisik! Pergilah kau!” usir burung hantu.
Magpie tidak takut pada burung hantu. “Mengapa engkau tidur terus? Lihatlah sekitarmu! Semua
burung sibuk sekali. Ada yang mencari makanan, membangun sarang, dan sebagainya,” kata
magpie.
Sebelum burung hantu menjawab, magpie sudah pergi dengan acuh tak acuh. Lalu, ketika
burung hantu akan tidur lagi. Tiba-tiba, la merasakan seekor burung kecil terbang di atas
kepalanya. Saat ia membuka mate, ia melihat burung tomtit (sejenis burung pipit) sedang
mengumpulkan ranting pohon untuk membuat sarang.
Burung hantu mengawasi tomtit yang sedang sibuk. “Suatu hari aku juga akan membangun
sarangku,” pikir burung hantu.
Malam telah tiba. Udara saat itu sangat dingin. Burung hantu menjadi gemetar
kedinginan. la menekankan sayap ke tubuhnya dan teringat sarang tomtit yang hangat.
“Andaikan saja aku bisa tidur di sarang sehangat itu,” pikir burung hantu.
Malam semakin dingin. Rasa-rasanya burung hantu akan mati oleh dinginnya malam.
Tapi, pagi pun tiba dan matahari terbit. Burung hantu mulai merasa hangat lagi. la lupa pada
keinginannya membangun sarang dan tertidur lagi.
Begitulah seterusnya burung hantu yang malas. la tidak pernah membangun sarangnya.
Pesan moral dari Dongeng ini adalah Jangan jadi anak pemalas. Orang yang malas akan
merugi. Jadilah anak yang mandiri dan suka bekerja. Orang yang rajin akan sukses dan bahagia
dimasa yang akan datang.
DONGENG
BAHASA INDONESIA
NASIB BURUNG HANTU PEMALAS

D
I
B
U
A
T
OLEH :

HAPIZAH RAMADANI
V. B

SD NEGERI 12 TALANG KELAPA

Anda mungkin juga menyukai