Ada sebuah kerajaan di Tanah Priangan. Hiduplah sebuah keluarga bahagia, sang
ayah dalam wujud seekor anjing (bernama Tumang), seorang ibu (bernama Dayang Sumbi),
dan seorang anak bernama Sangkuriang. Tumang adalah jelmaan dewa yang memiliki
kekuatan sihir.
Suatu hari, Dayang Sumbi meminta anaknya untuk pergi berburu di hutan terdekat
dan mencari hati rusa. Maka Sangkuriang pergi berburu dengan anjing kesayangannya,
Tumang, untuk menyenangkan hati ibunya. Setelah berburu seharian penuh tanpa hasil
apapun, Sangkuriang mulai putus asa dan khawatir. Tanpa pikir panjang, Sangkuriang
mengambil panahnya dan memanah anjingnya. Kemudian dia mengambil hati atau daging
anjingnya dan dibawa pulang.
Dia memberikan hati atau daging anjingnya tersebut kepada ibunya. Tidak lama
kemudian Dayang Sumbi mengetahui bahwa Sangkuriang berbohong padanya. Dia
mengetahui bahwa Sangkuriang telah membunuh Tumang. Maka, dia menjadi sangat marah
dan memukul kepala Sangkuriang. Sangkuriang terluka dan memiliki sebuah tanda.
Sangkuriang dibuang jauh dari rumah mereka.
Tahun-tahun berlalu, Sangkuriang telah berkelana ke banyak tempat dan pada suatu
hari, dia sampai di sebuah desa yang dulu adalah rumahnya. Dia bertemu dengan seorang
wanita cantik yang sebenarnya adalah ibunya dan jatuh cinta padanya.
Cinta mereka tumbuh dan pada suatu hari, saat mereka membicarakan rencana
perkawinan mereka, Dayang Sumbi tiba-tiba menyadari bahwa ciri-ciri pada kepala
Sangkuriang sama dengan ciri anak satu-satunya yang telah menghilang dua puluh tahun lalu.
Bagaimana mungkin dia dapat menikahi anaknya sendiri? Tapi dia tidak mau
mengecewakannya dengan membatalkan perkawinan tersebut. Jadi, meskipun dia setuju
untuk menikahi Sangkuriang, ada syarat yang harus dipenuhi yaitu membuatkan sebuah
danau dan perahu agar mereka dapat berlayar saat matahari terbit pada hari pernikahan
mereka.