Assalamualaikum, Wr.Wb
Pada kesempatan ini ____ akan membawakan cerita yang berjudul Karang Bolong.
Adakah kawan-kawan disini yang sudah membaca? Jika belum ayo kita sering-
sering ke perpustakaan untuk banyak membaca buku.
Syarat yang diajukan Suryawati, Adipati harus bersedia menetap di Pantai Selatan
bersama Suryawati. Setelah lama berpikir, Adipati Surti menyanggupi syarat
Suryawati. Tak lama setelah itu, Suryawati mengulurkan tangannya, mengajak
Adipati Surti untuk menunjukkan tempat bunga karang. Ketika menerima uluran
tangan Suryawati, Adipati Surti merasa raga halusnya saja yang terbang mengikuti
Suryawati, sedang raga kasarnya tetap pada posisinya bersemedi. Itulah bunga
karang yang dapat menyembuhkan Permaisuri, kata Suryawati seraya menunjuk
pada sarang burung walet. Jika diolah, akan menjadi ramuan yang luar biasa
khasiatnya. Adipati Surti segera mengambil sarang burung walet cukup banyak.
Setelah itu, ia kembali ke tempat bersemedi. Raga halusnya kembali masuk ke raga
kasarnya.
(SELESAI)
Sejarah Sendang Arum yang berada di Dusun Kebejen, Desa Kuwarisan, Kecamatan
Kutowinangun, Kabupaten Kebumen, tidak bisa dilepaskan dari perjalanan Jaka
Sangkrib, tokoh yang bergelar Arungbinang I.
Sejak masa kanak-kanak, kehidupan Jaka Sangkrib yang memiliki nama lain
Surawijaya itu memprihatinkan. Keluarganya saja, tidak menrima dia lantaran
memiliki penyakit kulit. Sekujur tubuhnya bernanah. Namun, anak berkepribadian
hebat itu tidak menyerah. Bahkan saat ia dititipkan ke pamannya yang bernama
Hanggayuda, seorang demang di wilayah Kutowinangun.
Jaka sangkrib yang menjadi anak angkat Hanggayuda itu pun tidur di kandang
kambing. Hingga kemudian dia mengembara ke hutan di Gunung Geyong,
Kecamatan Sadang. Jaka Sangkrib bertapa selama 21 hari di tempat tersebut. Saat
bertapa, dia ditemui orang tua, yang kemudian memberinya sebuah cincin.
Sebelum menghilang, orang tua itu berpesan kepadanya untuk bertapa di dalam
perut kerbau.
Jaka Sangkrib pun terus mengembara dan kemudian bertemu dengan ki Rencani di
Desa Kuwarisan, Kecamatan Kutowinangun, yang memiliki empat kerbau. Menginap
di rumah orang bijak tersebut, Jaka Sangkrib kembali ditemui orang tua yang
sebelumnya memintanya bertapa di dalam perut kerbau.
Jaka sangkrib pun dinaikkan ke punggung salah satu kerbau bule oleh orang tua
tersebut. Sekejap kemudian, Jaka Sangkrib masuk ke dalam perut kerbau itu. Ki
Rencani tidak mengetahui kejadian tersebut.
Akhirnya Ki Rencani menuruti keinginan mahluk yang hadir dalam mimpinya itu.
Dia meminta tetangganya untuk memindah kandang pada pada keesokan harinya,
serta mengeruk tanah di bawah pohon Lo. Saat kedalaman tanah tersebut selutut,
tiba-tiba amblas dan mengeluarkan air. Dan, jadilah sendang (beji).
Masih tak habis berpikir dengan kejadian yang baru dihadapinya, Ki Rencani
kembali bermimpi dan diminta agar kerbau bulenya disembelih untuk selamatan
desa. Mahluk yang hadir dalam mimpi itu juga meminta agar sendang tersebut
diberi sesaji pada Jumat dan Selasa Kliwon. Keperluannya untuk memandikan Jaka
Sangkrib.
Dan, kerbau itu pun disembelih oleh warga. Saat dibelah perutnya, mendadak
terdengar suara orang. Warga pun terperanjat kaget, hingga ada yang lari karena
ketakutan. Akan tetapi Ki Rencani memberikan penjelasan, lantaran sebelumnya
sudah diberitahu lewat mimpi.
Begitu keluar dari perut kerbau, Jaka Sangkrib lantas diberi telur mentah dan tajin
untuk dimakan. Di dalam perut kerbau itu Jaka Sangkrib bertapa selama 40 hari.
Dia yangmasih belum sembuh dari penyakit kulitnya itu lantas dimandikan di
sendang, dan penyakitnya pun hilang.