Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Pencelupan 1 dengan dosen
pengampu :
Ikhwanul Muslim, S.ST., M.T.
David Christian, S.ST.
Fauzi Jamalludin
Disusun oleh:
Kelompok 4
H OH CH 2 OH H OH CH 2 OH
HO H H O H O
OH H O OH H OH
H H H
H H H O H
O OH H OH
H H H
O O
CH 2 OH H OH CH 2 OH H OH
Melintang
Membujur
Sifat-sifat serat kapas
A. Sifat Fisika
- Serat kapas berwarna putih kekuning-kuningan
- Kekuatan serat kapas cukup tinggi, kekuatan dalam keadaan basah lebih tinggi
daripada kekuatan dalam keadaan kering, sehingga sangat menguntungkan untuk proses
pencelupan, karena pada proses pencelupan akan ada tarikan-tarikan pada kain kapas
tersebut
- Mulur serat kapas 4 – 13 %
- Dalam keadaan standart, serat kapas mengandung 7–8,5 % air terhadap berat kering.
- Berat jenis serat kapas 1,5 – 1,56
- Indeks bias sejajar sumbu serat 1,58.
- Indeks bias melintang sumbu serat 1,53.
B. Sifat Kimia
- Serat kapas dapat teroksidasi membentuk oksiselulosa sehingga kekuatan serat akan
turun.
- Serat kaps akan terhidrolisa oleh asam membentuk hidroselulosa. Degradasi serat
kapas akan lebih cepat didalam asam kuat dan pekat.
- Serat kapas tahan akan alkali, alkali kuat dengan konsentrasi yang tinggi hanya akan
menggelembungkan serat. Oleh karena itu, alkali dipergunakan untuk proses
merserisasi.
- Dalam kondisi yang lembab dan temperatur yang hangat, jamur dan bakteri akan
menyerang serat kapas.
B. Zat Warna Bejana
Zat warna bejana merupakan salah satu zat warna alam, zat warna ini telah lama
dipergunakan untuk serat-serat tekstil. Dibandingkan dengan zat warna lain, zat warna
bejana relatif lebih tahan terhadap zata kimia seperti oksidator dan reduktor. Zat warna
ini juga tidak larut dalam air sehingga ketahanan luntur terhadap pencuciannya tinggi.
Semua zat warna bejana tidak larut dalam air dan tidak mungkin digunakan untuk
mencelup apabila tidak diubah dahulu struktur molekulnya. Dengan diberi sendikit
reduktor yaitu hidrosulfit, senyawa tersebut dibejanakan artinya diubah menjadi bentuk
leuko yakni bentuk zat warna bejana yang tereduksi yang akan larut dalam larutan
alkali. Senyawa leuko tersebut memiliki substantivitas terhadap selulosa sehingga dapat
mencelupnya. Dengan perantara suatu oksidator atau dengan oksigen dari udara, bentuk
leuko yang berada dalam serat akan teroksidasi kembali ke bentuk semula yakni pigmen
zat warna bejana. Senyawa-senyawa leuko memiliki warna -warna yang lebih muda
daripada warna pigmen aslinya
Tahapan dalam pencelupan menggunakan zat warna bejana :
1) Pembejanaan yaitu dengan membuat larutan bejana yang mengandung
senyawa leuko
2) Pencelupan serat-serat tekstil
3) Oksidasi senyawa leuko menjadi senyawa asal
4) Pencucian dengan sabun
C. Reaksi / Ikatan
a. Reaksi saat pembejanaan
Na2S2O4 + 2NaOH + 2H2O ----> 2Na2S2O4 + 6Hn
D=C=O + Hn ----> D=C-OH
(pigmen zat warna)
D=C-OH + NaOH ----> D=C-Ona
(leuko zat warna, larut, substantive)
40𝑔 𝑥
NaCl 40g/L, maka kebutuhannya = × → 𝑥 = 12𝑔 ≈ 12𝑚𝐿
1000𝑚𝐿 300𝑚𝐿
NaOH
1) Variasi Orang Pertama: NaOH 2g/L
𝟐𝒈⁄ 𝟐𝒈 𝒙
𝑳 , 𝒎𝒂𝒌𝒂 = 𝟏𝟎𝟎𝟎𝒎𝑳 × 𝟑𝟎𝟎𝒎𝑳 → 𝒙 = 𝟎, 𝟔𝒈 ≈ 𝟎, 𝟔𝒎𝑳
Suhu
Leuco zw bejana
Pembasah
Na2S2O4
70 – 90 °C
NaOH
NaCl
40°C
30°C
T (°C)
10 40 70 90
t (menit)
2 g/l 3 2 2 1 8
3 g/l 5 5 4 2 16
4 g/l 6 6 6 4 22
5 g/l 6 7 7 5 25
Keterangan
Nilai 1-8 makin tinggi nilai makin tua warnanya
25
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Variasi NaOH
2. Tabel Data Hasil Evaluasi Ranking Kerataan Warna
Kain Variasi NaOH Alfi Alwi Aswati Atikah Jumlah
2 g/l 2 2 2 1 7
3 g/l 4 3 4 3 14
4 g/l 4 6 5 5 20
5 g/l 6 7 7 7 27
Keterangan
Nilai 1-8 makin tinggi nilai,makin rata warna pada kain
25
20
15
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Variasi NaOH