Anda di halaman 1dari 5

MEKANISME PENCELUPAN SERAT PROTEIN MENGGUNAKAN ZAT

WARNA REAKTIF DAN BEJANA LARUT

1. Mekanisme Pencelupan Zat Warna Reaktif

Pada proses pencelupan, zat warna reaktif akan berdifusi dalam larutan, kemudian
akan teradsorpsi ke permukaan serat yang selanjutnya akan berdifusi ke dalam serat
dan megnadakan ikatan dengan nukleofilik serat wol. Reaksi yang terjadi merupakan
reaksi ionisasi, karena pencelupan pada kondisi asam akan menyebabkan serat wol
membentuk amonium bebas yang bersifat kationik, yang akan mengadakan ikatan ionik
dengan gugus pelarut dari zat warna yang bersifat anionik. Reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut

Selanjutnya pada tahap fiksasi dengan NH 4OH, ikatan ion yang terjadi pada
proses pencelupan akan lepas dari serat wol dan berikatan rangkap dengan gugus
reaktif membentuk iktan eter. Atom brom pada gugus reaktif akan mengaktifkan ikatan
rangkap, sehingga akan terjadi pemutusan ikatan rangkap yang kemudian an berikatan
dengan serat wol membentuk ikatan kovalen. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut
1.1 Resep Umum

1.1.1 Pencelupan
 Vlot = 1 : 20
 Zat warna reaktif (Lanasol Red B) = 4%
 Asam asetat (99,8%) = 1 mL
 Ranogen = 0,4%
 Albegal B = 2%
 Amonium sulfat = 4%
 Suhu = 96°C
 Waktu = 60 menit

1.1.2 Fiksasi
 Vlot = 1 : 20
 NH4OH (35%) = 5%
 Suhu = 80°C
 Waktu = 20 menit

1.1.3 Pencucian
 Vlot = 1 : 20
 Solzine SD = 1 mL/L
 Suhu = 60°C
 Waktu = 20 menit
1.2 Skema Proses

Gambar 1. Skema Proses Pencelupan Zat Warna Reaktif

2. Mekanisme Pencelupan Zat Warna Bejana

Pada awal proses pencelupan, sesuai dengan sifat serat protein yang tidak tahan
suasana alkali maka suasana larutan celup dibuat dalam suasana asam, dalam kondisi
tersebut zat warna bejana larut akan berprilaku seperti anion zat warna asam yang
dapat mencelup serat protein karena adanya ion-ion positif pada bahan.
Jumlah ion positif tergantung pada dua faktor yaitu jumlah gugus amina dalam serat
serta keasaman larutan celup. Pada larutan celup dengan suasana asam akan terbentuk
ion positif pada serat, akibatnya akan adanya ion H + yang tererap gugus amino.
−¿¿

HCl → H +¿+Cl ¿

H
HOOC------Wol---- NH 2+ ¿ H +¿¿ → HOOC------Wol----N +¿
3 ¿

Adanya ion positif memungkinan terjadinya ikatan ionik antara anion zat warna dengan
serat protein yang sudah menyerap kation H +.
Oleh karena itu apabila pH larutan celup semakin rendah sampai batas tertentu
maka penyerapan zat warna akan semakin banyak. Tetapi apabila pH terlalu rendah
pun zat warna akan sukar larut sehingga hasil celup belang.
Zat warna bejana larut yang sudah masuk ke dalam serat dan berikatan ionik
kemudian dihidrolisis menggunakan asam sulfat sehingga berubah menjadi asam leuco
yang selanjutnya dioksidasi menggunakan K 2Cr2O7 menjadi zat warna bejana yang
tidak larut dan akan berikatan secara hidrogen dengan serat.

D ≡ C - OSO3 H → D ≡ C - OH
2.1 Resep Umum

2.1.1 Pencelupan
 Vlot = 1 : 20
 Zat warna bejana larut =1–3%
 NaCl = 20 – 40 g/L
 (NH4)2SO4 = 1 – 2 g/L
 H2SO4 60% = 4 – 10 mL/L
 K2Cr2O7 = 10 g/L
 Suhu = 60 – 70 °C
 Waktu = 20 menit

2.1.2 Pencucian
 Vlot = 1 : 30
 Sabun Netral = 1 g/L
 Suhu = 60°C
 Waktu = 10 menit
2.2 Skema Proses

Gambar 2. Skema Proses Pencelupan Zat Warna Bejana Larut

3. REFERENSI

Nurherawati, Fenny. "Penggunaan Amonium Hidroksida Pada Pencelupan Benang Wol


Dengan Zat Warna Reaktif." Sainteks: Jurnal Sains dan Teknik 2.1 (2020): 9-18.

Shore, J. (2002). Colorants and auxiliaries 2nd ed. Bradford: Society of Dyers and
Colourists.

Karyana, D. & Elly, K. 2005. BAHAN AJAR PRAKTIKUM PENCELUPAN I. Bandung:


Laboratorium Pencelupan STTT.

Anda mungkin juga menyukai