NPM : 19420011
Jurusan : Kimia Tekstil
Grup : 2K1K2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Peranan statistika
Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan
masa lalu dan juga membuat rencana masa mendatang. Pimpinan mengambil
manfaat dari kegunaan statistika untuk melakukan tindakan-tindakan yang perlu
dalam menjalakan tugasnya,diantaranya: perlukah mengangkat pegawai
baru,sudah waktunya untuk membeli mesin baru,bermanfaatkah kalau pegawai
ditatar ,bagaimankah kemajuan usaha tahun-tahun lalu,berapa banyak barang
harus dihasilkan setiap tahunnya,perlukah sistem baru dianut dan masih banyak
lagi untuk disebutkan.
Dunia penelitian atau riset,dimana pun dilakukan,bukan saja telah
mendapat manfaat baik dari statistika tetapi sering harus menggunkannya. Untuk
mengetahui apakah cara yang baru ditemukan lebih daripada cara yang
lama,melalui riset yang dilakukan dilaboratrium,atau penelitian yang dilakukan
dilapang,perlu diadakan penilaian dengan statistika. Statistika juga telah cukup
mampu untuk menentukan apakah faktor yang satu dipengaruhi atau
mempengaruhi faktor lainnya.
BAB II
PENYAJIAN DATA
1. Pendahuluan
Data yang telah dikumpulkan, baik berasal dari populasi ataupun dari sampel,
untuk keperluan laporan dan atau analisis selanjutnya, perlu diatur, disusun, disajikan
dalam bentuk yang jelas dan baik. Garis besarnya ada dua cara penyajian data yang se
ring dipakai ialah: tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
Macam-macam daftar yang dikenal:
a daftar baris kolom,
b. daftar kontingensi,
c. daftar distribusi frekuensi.
Sedangkan diagram yang akan diuraikan di sini ialah:
a. diagram batang,
b. diagram garis,
c. diagram lambang atau diagram simbul,
d. diagram pastel dan diagram lingkaran,
e diagram peta atau kartogram,
f. diagram pencar atau diagram titik.
3. Diagram batang
Penyajian data dalam gambar akan lebih menjelaskan lagi persoalan secara
visual. Untuk ini, pertama-tama akan diuraikan pokok dasar pembuatan diagram
batang. Data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat
disajikan dalam diagram batang. Data tahunan pun dapat pula disajikan dalam
diagram ini asalkan tahunnya tidak terdapat terlalu banyak. Untuk menggambar
diagram batang diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotongan tegak
lurus. Sumbu datar dibagi menjadi berapa skala bagian yang sama; demikian pula
sumbu tegaknya. Skala pada sumbu tegak dengan skala pada sumbu datar tidak
per u sama. Kalau diagram dibuat tegak, maka sumbu datar dipakai untuk
menyatakan atribut atau waktu. Kuantum atau nilai data digambar pada sumbu
tegak.
4. Diagram garis
Untuk menggambarkan keadaan yang serba terus atau berke sinambungan,
misalnya produksi minyak tiap tahun, jumlah pen duduk tiap tahun, keadaan
temperatur badan tiap jam dan lain lain, dibuat diagram garis. Seperti diagram
batang, di sini pun di perlukan sistem sumbu datar dan sumbu tegak yang saling
tegak lurus. Sumbu datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegaknya
melukiskan kuantum data tiap waktu.
5. Diagram lingkaran dan diagram pastel
Untuk membuat diagram lingkaran, gambarkan sebuah ling karan, lalu
dibagi-bagi menjadi beberapa sektor. Tiap sektor melu. kiskan kategori data yang
terlebih dahulu diubah kedalam derajat. Dianjurkan titik pembagian mulai dari
titik tertinggi lingkaran. Diagram lingkaran ini sering digunakan untuk melukiskan
data atribut.
6. Diagram lambang
Sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar sesuatu hal dan sebagai
alat visual bagi orang awam. Sangat menarik dili. hat, lebih-lebih jika simbol yang
digunakan cukup baik dan mena- lirik. Setiap satuan jumlah tertentu dibuat sebuah
simbol sesuai de ngan macam datanya. Misalnya untuk data mengenai jiwa,
pendu. duk dan pegawai dibuat gambar orang, satu gambar untuk tiap 5000 jiwa;
untuk data bangunan, gedung sekolah dan lain-lain dibuat gambar gedung, satu
gedung menyatakan 25 buah, dan ma. sih banyak contoh lain lagi. Kesulitan yang
dihadapi ialah ketika menggambarkan bagian simbol untuk satuan yang tidak
penuh.
7. Diagram peta
Diagram ini dinamakan juga kartogram. Dalam pembuatannya digunakan
peta geografis tempat data terjadi. Dengan demikian diagram ini peluk]skan
keadaan dihubungkan dengan tempat ke jadiannya. Salah satu contoh yang sudah
terkenal ialah jika kita membuka buku peta bumi. Di dtu antara lain terdapat peta
daerah atau pulau dengan mencantumkan pula gambar-gambar pohon kelapa,
jagung, kuda, sapi dan lain-lain.
8. Diagram pencar
Untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variabel, dengan ni lai
kuantitatif, diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koor donat dan
gambaraya akan merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar. Karenanya,
diagram demikian dinamakan diagram pencar.
BAB III
DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIKNYA
1. Pendahuluan
Sebelum dipelajari bagai mana cara membuat daftar isi, akan dijelasl.an
dulu tentang istilah-istilah yang dipakai. Dalam daftar distribusi frekuensi, banyak
objek dikumpulkan dalam kelompok-kelompok berbentuk a-b, yang. disebut kelas
interval. Kedalam kelas interval a - b di masukkan semua data yang bernilai mulai
dari a sampai dengan b.
2. Membuat daftar distribusi frekuensi
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang
sama, kita lakukan sebagal berikut:
a. Tentukan rentang, adalah data terbesar dikurangi data terkecil.
b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas sering
biasa diambil paling sedikit 5 kelas dan paling bnyak 15 kelas.
c. Tentukan panjang kelas interval p.
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑝=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama.
e. Dengan p - 10 dan memulai dengan data yang lebih kecil dari data
terkecil.
3. Distribusi frekuensi relatif dan kumulatif
Dalam daftar di atas, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang
terdapat dalam tiap kelas; jadi dalam bentuk absolut Jika frekuensi dinyatakan
dalam persen, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif.
Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi
frekuensi biasa, dengan jalan menjumlahkan fre kuensi demi frekuensi. Dikenal
dua macam distribusi frekuensi ku kumulatif adalah kurang dari dan atau lebih.
Tentu saja untuk kedua hal ini terdapat pula frekuensi-frekuensi absolut dan
relatif.
5. Model populasi
Poligon frekuensi yang merupakan garis patah-patah dapat didekati oleh
sebuah lengkungan halus yang bentuknya secocok mungkin dengan bentuk
poligon tersebut. Lengkungan yang di dapat dinamakan kurva frekuensi.
Jika semua data dalam populasi dapat dikumpulkan lalu di buat daftar
distribusi frekuensinya dan akhirnya digambarkan kurva frekuensinya, maka
kurva ini dapat menjelaskan sifat atau karakteristik populasi.
Kurva ini merupakan model populasi yang akan ikut menje laskan ciri-ciri
populasi. Dalam praktek, model populasi ini biasa. nya didekati oleh atau
diturunkan dari kurva frekuensi ng diper. oleh dari sampel representatif yang
diambil dari populasi itu
Untuk keperluan teori dan metode yang lebih jut, model populasi ini
dituangkan dalam bentuk persamaan matematik. Beberapa diantaranya akan
dibahas kemudian. P sekarang. hanya akan diberikan bentuk kurva untuk mode
populasi yang sering dikenal. Diantaranya adalah: model normal, simetri, pro- sitif
atau miring ke kiri, negatif atau miring ke kanan, bentuk -bentuk J dan U.
BAB IV
UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK
1. Pendahuluan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kumpulan data
mengenal sesuatu hal, baik mengenai tempe! ataupun populasi, selain daripada
data itu disajikan dalam tabel dan diagram, masih diperlukan ukuran-ukuran yang
merupakan wakil kumpulan data tersebut. Dalam bab ini akan diuraikan ten tang
ukuran gejala pusat dan ukuran letak. Beberapa macam ukuran dari
golongan pertama adalah rata-rata atau raterate hitung, rata-rata ukur, rate-rate
harmonik, dan modus. Golongan kedua meliputi: median, kuartil, desil dan
persentil.
BAB V
UKURAN SIMPANGAN,DISPERSI DAN VARIASI
1. Pendahuluan
Kecuali ukuran gejala pusat dan ukuran letak, masih ada lagi ukuran lain
ialah ukuran simpangan atau ukuran dispersi. Ukuran ini kadang-kadang
dinamakan pula ukuran variasi, yang menggambarkan bagaimana berpencarnya
data kuantitatif. Bebe rapa ukuran dispersi yang terkenal dan akan diuraikan di
sini ialah: rentang, rentang antar kuartil, simpangan kuartil atau deviasi kuat til,
rata-rata simpangan atau rata-rata deviasi, simpangan baku atau deviasi standar,
varians dan koefisien variasi.
SK=1⁄2(K3-K1)
3. Rata-rata simpangan