Anda di halaman 1dari 15

Nama : Alwi Mardianus Pelawi

NPM : 19420011
Jurusan : Kimia Tekstil
Grup : 2K1K2

BAB I
PENDAHULUAN
1. Peranan statistika
Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil pembangunan
masa lalu dan juga membuat rencana masa mendatang. Pimpinan mengambil
manfaat dari kegunaan statistika untuk melakukan tindakan-tindakan yang perlu
dalam menjalakan tugasnya,diantaranya: perlukah mengangkat pegawai
baru,sudah waktunya untuk membeli mesin baru,bermanfaatkah kalau pegawai
ditatar ,bagaimankah kemajuan usaha tahun-tahun lalu,berapa banyak barang
harus dihasilkan setiap tahunnya,perlukah sistem baru dianut dan masih banyak
lagi untuk disebutkan.
Dunia penelitian atau riset,dimana pun dilakukan,bukan saja telah
mendapat manfaat baik dari statistika tetapi sering harus menggunkannya. Untuk
mengetahui apakah cara yang baru ditemukan lebih daripada cara yang
lama,melalui riset yang dilakukan dilaboratrium,atau penelitian yang dilakukan
dilapang,perlu diadakan penilaian dengan statistika. Statistika juga telah cukup
mampu untuk menentukan apakah faktor yang satu dipengaruhi atau
mempengaruhi faktor lainnya.

2. Statistik dan statistika


Banyak persoalan,apakah itu hasil penelitian riset ataupun pengamatan
bsik ysng dilakukan khusus ataupun berbentuk laporan,dinyatakan dan dicatat
dalam bentuk bilangan atau angka-angka.kumpulan angka-angka itu sering
disusun,diatur atau disajikan dalam bnetuk daftar atau tabel. Sering pula daftar
atau tabel tersebut disertai dengan gambar-gambar yang biasa disebut diagram
atau grafik supaya lebih dapat menjelaskan lagi tenang persoalan yang dipelajari.
Statistik yang menjelaskan sesuatu hal biasanya diberi nama statistik mengenai
hal yang bersangkutan.
Kata statistik juga mengandung pengertian lain,yakni dipakai untuk
menyatakan ukuran sebagai wakil data mengenai suatu hal. Ukuran ini didapat
berdasarkan perhitungan menggunakan kumpulan sebagaian data yang diambil
dari keseluruhan persoalan tersebut.
Apakah sekarang yang dimaksud dengan statistika?
Dari hasil penelitian,riset maupun pengamatan baik yang dilakukan khusus
ataupun berbentuk laporan,sering diminta atau diinginkan suatu uraian,penjelasan
atau kesimpulan tentang persoalan yang diteliti. Sebelum kesimpulan yang
dibuat,keterangan atau data yang telah terkumpul itu terlebih dahulu
dipelajari,dianalsis atau diolah dan berdasrkan pengolahan inilah baru kesimpulan
dibuat.
Ini semua ternyata merupakn pengetahuan tersendiri yang diberi nama
statisika. Jadi,statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data,pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk mempelajari statistika. Jika
ingin membahas statistika secara mendasar,mendalam dan teoritis,maka yang
dipelajari disolongkan kedalam statistika matematis atau statistika teoritis. Di sini
diperlukan matematika yang kuat dan mendalam. Yang dibahas antara lain
penurunan sifat-sifat,dalil-dalil,rumus-rumus,menciptakan model-model dan segi-
segi lainnya lagi yang teorots dan matematis. Yang kedua,kita dapat mempelajar
statistika semata-mata dari segi penggunaannya. Aturan-aturan,rumus-
rumus,sifat-sifat dan sebagainnya yang telah diciptakan oleh statistika
teoritis,diamil dan digunakan man ayang perlu dalam berbgai bidang pengetahuan.
3. Data Statistik
Keterangan atau ilustrasi mengenai sesuatu hal bisa berbentuk
kategori,misalnya: rusak,baik,senang,puas,berhasil,gagal dan sebagainnya,atau
bisa berbentuk bilangan. Kesemuanya ini dinamkan data atau lengkapnya data
statistik.
Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif, harganya berubah-
ubah atau bersifat variabel. Dari nilainnya,dikenal dua golongan data kuantitaif
ialah:
Data dengan variabel diskrit atau singkatnya data diskrit dan
Data dengan variabel kontinu atau singkatan data kontinu.
Hasil menghitung atau membilang merupakan data diskri sedangkan hasil
pengkuruan merupakan data kontinu. Data yang bukan kuantitatif disebut data
kualitatif. Ini tiada lain daripada data yang dikategorikan menurut
lukisan,Kualitas obyek yang dipelajari. Golongan ini dikenal pula dengan nama
atribut.
Menurut sumbernya kita mengenal data intern dan data ekstern. Pengusaha
mencatat segala aktivitas perusahaannya sen diri, misalnya: keadaan pengawal,
pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya
dan lain-lain aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan itu. Data yang diperoleh
demikian merupakan data intern. Dalam berbagai situasi, untuk perbandingan
misalnya, diperlukan data dari sumber lain di luar perusahaan tadi. Data demikian
merupakan data ekstern. Data ekstern dibagi menjadi data ekstern primer atau
design kata: data primer, dan data ekstern sekunder atau disingkat: data sekunder.
Jika data itu dikeluarkan dan dikumpulkan oleh badan yang sama, maka didapat
data ekstern primer. Dalam hal lainnya merupakan data sekunder.
Data yang baru dikumpulkan dan belum pernah mengalami pengolahan
apapun dikenal dengan nama data mentah.Satu hal yang harus diperhatikan,
bagaimanapun dan dari mana pun diperolehnya, dapatkanlah data yang sahih dan
kebenarannya dapat diandalkan
4. Populasi dan sampel
Kesimpulan yang dibuat mengenai sesuatu hal umumnya di harapkan
berlaku untuk hal itu secara keseluruhan dan bukan ha nya untuk sebagian saja.
Jika dikatakan: 20% mahasiswa di Indo- nesia berasal dari keluarga
berpenghasilan rendah, maka pernya taan ini berlaku umum untuk seluruh
mahasiswa di Indonesia di tinjau dari segi ekonomi keluarganya dan bukan hanya
untuk sekelompok mahasiswa saja. Untuk sampai kepada pernyataan demi kian,
diperlukan data mentah yang bisa dikumpulkan dengan dua jalan:
a. semua orang tua mahasiswa beserta karakteristiknya yang diperlukan
(dalam hal ini keadaan ekonomi keluarga), diteliti atau dijadikan objek
penelitian.
b. sebagian saja dari semua orang tua mahasiswa yang dikenai penelitian.
Dalam hal pertama, sensus telah dilakukan sedangkan dalam hal kedua,
penelitian telah dilakukan secara sampling. Totalitas semua nilai yang mungkin,
hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai
karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang
ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi. Adapun sebagian yang diambil
dari populasi disebut sampel.
Jadi, kita melakukan sensus apabila setiap anggota, tiada terkecuali, yang
ada dalam sebuah populasi dikenai penelitian dan melakukan sampling apabila
hanya sebagian saja dari populasi yang diteliti. Mudah dimengerti bahwa selain
harus dikumpulkan data yang benar, sampling pun harus dilakukan dengan benar
dan mengikuti cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan agar kesimpulannya
dapat dipercaya. Dengan kata lain, sampel itu harus representatif dalam arti segala
karakteristik populasi hen daknya tercerminkan pula dalam sampel yang diambil.
Fase statistika yang berhubungan dengan kondisi-kondisi di mana
kesimpulan demikian diambil dinamakan statistika induktif. Fase statistika di
mana hanya berusaha melukiskan dan meng analisis kelompok yang diberikan
tanpa membuat atau menarik kesimpulan tentang populasi atau kelompok yang
lebih besar di namakan statistika deskriptif.
Sudah dapat diduga bahwa fase yang disebut terdahulu merupa kan
langkah akhir dari tugas statistika karena dalam setiap peneliti tidn kesimpulanlah
yang diinginkan. Jelas pula bahwa statistika induktif berdasarkan pada statistika
deskriptif dan karenanya ke duanya harus ditempuh secara benar agar kita
mendapatkan kegunaan maksimal dari statistika.
5. Pengumpulan data
Untuk statistika induktif diperlukan statistika deskriptif yang benar dan
untuk hal terakhir ini diperlukan deta. Data harus betul-betul "jujur", yakni
kebenaránnya harus dapat dipercaya. Proses pengumpulan data dapat dilakukan
dengan jalan sensus atau sampling. Untuk kedua hal, sensus maupun sampling,
banyak langkah yang dapat ditempuh dalam usaha mengumpulkan data, antara
lain:
a. Mengadakan penelitian langsung kelapangan atau di laborato rium
terhadap obyek penelitian. Hasilnya dicatat untuk ke mudian dianalisis
b. Mengambil atau menggunakan, sebagian atau seluruhnya, dari
sekumpulan data yang telah dicatat atau dilaporkan oleh badan atau orang
lain.
c. Mengadakan angket; yakni cara pengumpulan data dengan
menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan
disusun sedemikian rupa sehingga calon res ponden hanya tinggal mengisi
atau menandainya dengan mudah dan cepat.
Teknik membuat pertanyaan untuk angket dan cara-cara mengajukannya,
biasanya dipelajari dalam metode riset. Sekedar pegangan, beberapa hal berikut
perlu diperhatikan:
a. Siapkan dan rencanakan, baik-baik keseluruhannya meliputi tenaga,
bahan-bahan dan biaya.
b. Pertanyaan-pertanyaan harus singkat, jelas, tidak menimbulkan macam-
macam penafsiran dan mudah dimengerti.
c.Ajukan pertanyaan-pertanyaan kepada obyek atau masalah yang sedang
diteliti
d. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang pantas, sopan dan usahakan tidak
akan m nyinggung perasaan calon responden.
6. Pembulatan angka
Untuk keperluan perhitungan, analisis atau laporan, sering dikehendaki
pencatatan data kuantitatif dalam bentuk yang lebih sederhana. Karenanya
bilangan bilangan perlu disederhanakan atau dibulatkan. Untuk ini kita pakai
aturan-aturan sebagai berikut:
Aturan 1: Jika angka terkiri dari yang harus dihilangkan 4 atau kurang,
maka angka tekanan dari yang mendahuluinya tidak berubah.
Sebuah contoh adalah: Rp 5937640296 dibulatkan hingga jutaan rupiah
menjadi Rp 59 juta. Angka yang harus dihilangkan ialah mulal dari 3 ke
kanan dan ini merups kan angka terdiri. Angka tekanan dari yang
mendahului 3, ialah 9, harus tetap
Aturan 2: Jika angka terdiri dari yang harus dihilangkan lebih dari 5 atau
5 diikuti oleh angka bukan nol, maka ang. ka terkanan dari yang
mendahuluinya bertambah dengan satu.
Aturan 3: Jika angka terdiri dari yang harus dihilangkan hanya angka 5
atau 5 yang diikuti oleh angka-angka nol bele ka, maka, angka tekanan dari
yang mendahuluinya te tap jika ja genap, tambah satu jika ia ganjil.
7. Pemeriksaan terhadap data
Sebelum data diolah lebih lanjut, lakukanlah pemeriksaan kembali
terhadap data itu! Ini perlu untuk menghindarkan terjad nya hal-hal yang
tidak diinginkan misalnya kekeliruan ataupun ketidak benaran tentang
data. Tidak beresnya alat pengukur, tidak telitinya orang yang membaca
alat-alat untuk mendapatkan data dan tidak telitinya waktu mengadakan
pencatatan atau menyalin data akan menghasilkan data yang kebenarannya
tidak dapat di percaya.

BAB II
PENYAJIAN DATA
1. Pendahuluan
Data yang telah dikumpulkan, baik berasal dari populasi ataupun dari sampel,
untuk keperluan laporan dan atau analisis selanjutnya, perlu diatur, disusun, disajikan
dalam bentuk yang jelas dan baik. Garis besarnya ada dua cara penyajian data yang se
ring dipakai ialah: tabel atau daftar dan grafik atau diagram.
Macam-macam daftar yang dikenal:
a daftar baris kolom,
b. daftar kontingensi,
c. daftar distribusi frekuensi.
Sedangkan diagram yang akan diuraikan di sini ialah:
a. diagram batang,
b. diagram garis,
c. diagram lambang atau diagram simbul,
d. diagram pastel dan diagram lingkaran,
e diagram peta atau kartogram,
f. diagram pencar atau diagram titik.

2. Beberapa contoh daftar statistik

Judul daftar, ditulis di tengah-tengah bagian teratas, dalam beberapa baris,


semuanya dengan huruf besar. Secara singkat dan jelas dicantumkan meliputi: apa,
macam atau klasifikasi, di mana, bila dan satuan atau unit data yang digunakan.
Tiap baris hendak nya melukiskan sebuah pernyataan lengkap, dan sebaiknya
jangan lah dilakukan pemisahan bagian kata dan/atau kalimat.
Judul kolom ditulis dengan singkat dan jelas, bisa dalam bebe rapa baris.
Usahakan jangan melakukan pemutusan kata. Demikian pula halnya dengan judul
baris. Sel daftar adalah tempat nilai-nilai data dituliskan. Di kiri bawah daftar
terdapat bagian untuk catat an-catatan yang perlu atau biasa diberikan.
Selain daripada penjelasan-penjelasan di atas, hal-hal berikut sering pula
perlu diperhatikan ketika pembuatan sebuah tabel atau daftar:
a. nama-nama sebaiknya disusun menurut abjad.
b. waktu disusun secara berurut atau secara kronologis, misalnya:
1960,1961,1970,....,
c. kategori dicatat menurut kebiasaan, misalnya: laki-laki dulu baru
perempuan, besar dulu baru kecil, untung dulu kemudian rugi, dan
sebangsanya

3. Diagram batang
Penyajian data dalam gambar akan lebih menjelaskan lagi persoalan secara
visual. Untuk ini, pertama-tama akan diuraikan pokok dasar pembuatan diagram
batang. Data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat
disajikan dalam diagram batang. Data tahunan pun dapat pula disajikan dalam
diagram ini asalkan tahunnya tidak terdapat terlalu banyak. Untuk menggambar
diagram batang diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak yang berpotongan tegak
lurus. Sumbu datar dibagi menjadi berapa skala bagian yang sama; demikian pula
sumbu tegaknya. Skala pada sumbu tegak dengan skala pada sumbu datar tidak
per u sama. Kalau diagram dibuat tegak, maka sumbu datar dipakai untuk
menyatakan atribut atau waktu. Kuantum atau nilai data digambar pada sumbu
tegak.

4. Diagram garis
Untuk menggambarkan keadaan yang serba terus atau berke sinambungan,
misalnya produksi minyak tiap tahun, jumlah pen duduk tiap tahun, keadaan
temperatur badan tiap jam dan lain lain, dibuat diagram garis. Seperti diagram
batang, di sini pun di perlukan sistem sumbu datar dan sumbu tegak yang saling
tegak lurus. Sumbu datar menyatakan waktu sedangkan sumbu tegaknya
melukiskan kuantum data tiap waktu.
5. Diagram lingkaran dan diagram pastel
Untuk membuat diagram lingkaran, gambarkan sebuah ling karan, lalu
dibagi-bagi menjadi beberapa sektor. Tiap sektor melu. kiskan kategori data yang
terlebih dahulu diubah kedalam derajat. Dianjurkan titik pembagian mulai dari
titik tertinggi lingkaran. Diagram lingkaran ini sering digunakan untuk melukiskan
data atribut.

6. Diagram lambang
Sering dipakai untuk mendapatkan gambaran kasar sesuatu hal dan sebagai
alat visual bagi orang awam. Sangat menarik dili. hat, lebih-lebih jika simbol yang
digunakan cukup baik dan mena- lirik. Setiap satuan jumlah tertentu dibuat sebuah
simbol sesuai de ngan macam datanya. Misalnya untuk data mengenai jiwa,
pendu. duk dan pegawai dibuat gambar orang, satu gambar untuk tiap 5000 jiwa;
untuk data bangunan, gedung sekolah dan lain-lain dibuat gambar gedung, satu
gedung menyatakan 25 buah, dan ma. sih banyak contoh lain lagi. Kesulitan yang
dihadapi ialah ketika menggambarkan bagian simbol untuk satuan yang tidak
penuh.

7. Diagram peta
Diagram ini dinamakan juga kartogram. Dalam pembuatannya digunakan
peta geografis tempat data terjadi. Dengan demikian diagram ini peluk]skan
keadaan dihubungkan dengan tempat ke jadiannya. Salah satu contoh yang sudah
terkenal ialah jika kita membuka buku peta bumi. Di dtu antara lain terdapat peta
daerah atau pulau dengan mencantumkan pula gambar-gambar pohon kelapa,
jagung, kuda, sapi dan lain-lain.
8. Diagram pencar
Untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variabel, dengan ni lai
kuantitatif, diagramnya dapat dibuat dalam sistem sumbu koor donat dan
gambaraya akan merupakan kumpulan titik-titik yang terpencar. Karenanya,
diagram demikian dinamakan diagram pencar.

BAB III
DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIKNYA
1. Pendahuluan
Sebelum dipelajari bagai mana cara membuat daftar isi, akan dijelasl.an
dulu tentang istilah-istilah yang dipakai. Dalam daftar distribusi frekuensi, banyak
objek dikumpulkan dalam kelompok-kelompok berbentuk a-b, yang. disebut kelas
interval. Kedalam kelas interval a - b di masukkan semua data yang bernilai mulai
dari a sampai dengan b.
2. Membuat daftar distribusi frekuensi
Untuk membuat daftar distribusi frekuensi dengan panjang kelas yang
sama, kita lakukan sebagal berikut:
a. Tentukan rentang, adalah data terbesar dikurangi data terkecil.
b. Tentukan banyak kelas interval yang diperlukan. Banyak kelas sering
biasa diambil paling sedikit 5 kelas dan paling bnyak 15 kelas.
c. Tentukan panjang kelas interval p.
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑝=
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
d. Pilih ujung bawah kelas interval pertama.
e. Dengan p - 10 dan memulai dengan data yang lebih kecil dari data
terkecil.
3. Distribusi frekuensi relatif dan kumulatif
Dalam daftar di atas, frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang
terdapat dalam tiap kelas; jadi dalam bentuk absolut Jika frekuensi dinyatakan
dalam persen, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi relatif.
Daftar distribusi frekuensi kumulatif dapat dibentuk dari daftar distribusi
frekuensi biasa, dengan jalan menjumlahkan fre kuensi demi frekuensi. Dikenal
dua macam distribusi frekuensi ku kumulatif adalah kurang dari dan atau lebih.
Tentu saja untuk kedua hal ini terdapat pula frekuensi-frekuensi absolut dan
relatif.

4. Histogram dan poligon frekuensi


Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam daftar distribusi
frekuensi menjadi diagram, seperti biasa dipakai sumbu mendatar untuk
menyatakan kelas interval, dan sumbu tegak un tuk menyalakan frekuensi baik
absolut maupun relatif. Yang ditu liskan pada sumbu datar adalah bolas-batas
kelas interval. Bentuk diagramnya seperti diagram batang hanya di sini isi batang
berdekatan harus berimpitan.

5. Model populasi
Poligon frekuensi yang merupakan garis patah-patah dapat didekati oleh
sebuah lengkungan halus yang bentuknya secocok mungkin dengan bentuk
poligon tersebut. Lengkungan yang di dapat dinamakan kurva frekuensi.

Jika semua data dalam populasi dapat dikumpulkan lalu di buat daftar
distribusi frekuensinya dan akhirnya digambarkan kurva frekuensinya, maka
kurva ini dapat menjelaskan sifat atau karakteristik populasi.
Kurva ini merupakan model populasi yang akan ikut menje laskan ciri-ciri
populasi. Dalam praktek, model populasi ini biasa. nya didekati oleh atau
diturunkan dari kurva frekuensi ng diper. oleh dari sampel representatif yang
diambil dari populasi itu
Untuk keperluan teori dan metode yang lebih jut, model populasi ini
dituangkan dalam bentuk persamaan matematik. Beberapa diantaranya akan
dibahas kemudian. P sekarang. hanya akan diberikan bentuk kurva untuk mode
populasi yang sering dikenal. Diantaranya adalah: model normal, simetri, pro- sitif
atau miring ke kiri, negatif atau miring ke kanan, bentuk -bentuk J dan U.

BAB IV
UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK
1. Pendahuluan
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang kumpulan data
mengenal sesuatu hal, baik mengenai tempe! ataupun populasi, selain daripada
data itu disajikan dalam tabel dan diagram, masih diperlukan ukuran-ukuran yang
merupakan wakil kumpulan data tersebut. Dalam bab ini akan diuraikan ten tang
ukuran gejala pusat dan ukuran letak. Beberapa macam ukuran dari
golongan pertama adalah rata-rata atau raterate hitung, rata-rata ukur, rate-rate
harmonik, dan modus. Golongan kedua meliputi: median, kuartil, desil dan
persentil.

2. Rata-rata atau rata-rata hitungan


Untuk keperluan ini, dan perhitungan selanjutnya, akan digunakan simbol-
simbol.Nilai-nilai data kuantitatif akan dinyatakan dengan X1, X2,... .Xn. apabila
dalam kumpulan data itu terdapat n buah nilai. Simbol n juga akan dipakai untuk
me nyatakan ukuran sampel, yakni banyak data atau obyek yang diteliti dalam
sampel. Simbol N dipakai untuk menyatakan ukur an populasi, yakni banyak
anggota terdapat dalam populasi.
Rata-rata, atau lengkapnya rata-rata hitung, untuk data kuanti tarif yang
terdapat dalam sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data
oleh banyak data. Simbol rata-rata untuk sampel adalah 𝑥 (baca: eks garis) sedang
kan rata-rata untuk populasi dipakai simbol µ (baca: mu). Jadi adalah statistik
sedangkan µ adalah parameter untuk menyatakan rata-rata. Rumus untuk rata-rata
𝑥 adalah:
𝑥1 + 𝑥2 + ⋯ + 𝑥𝑛
𝑥=
𝑛
atau
∑𝑛𝑖+1 𝑋𝑖
𝑥=
𝑛
3. Rata-rata ukur
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hampir lelap, rata-rata
ukur lebih baik dipakai daripada rata-rata hitung, apabila dikehendaki rata-
ratanya. Untuk data bernilai X1,X2,....,Xn maka rata-rata ukur U didefinisi sebagai:
𝑛
U = √𝑋1, 𝑋2, 𝑋3, … . 𝑋𝑛
4. Rata-rata harmonik
Untuk data X1,X2,....,Xn dalam sebuah sampel ber ukuran n, maka rata-rata
harmonik ditentukan oleh:
𝑛
H=
1
∑( )
𝑋𝑖
5. Modus
Untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau paling banyak
terdapat digunakan ukuran modus disingkat Mo. Ukuran ini juga dalam keadaan
tidak disadari sering dipakal untuk menentukan "rata-rata" data kualitatif, Jika kita
dengar atau baca kebanyakan kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit ma
malaria, pada umumnya kecelakaan lalu lintas karena kecerobohan pengemudi,
maka ini tiada lain masing-masing merupakan modus penyebab kematian dan
kecelakaan lalu lintas.
𝑏𝑖
Mo = b + p ( )
𝑏1 + 𝑏2
6. Median
Median menentukan letak data setelah data itu disusun menurut urutan
nilainya. Kalau nilai median sama dengan Me. maka 50% dari data harga-
harganya paling tinggi sama dengan Me sedangkan 50% lagi harga-harganya
paling rendah sama dengan Me.
1⁄ 𝑛 − 𝐹
Me = b + p ( 2 )
𝑓

7. Kuartil desil dan fersentil


Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang pama banyak,
sesudah disusun menurut urutan nilainya, maka bilangan pembaginya disebut
kuartil. Ada tiga buah kuartil, ialah kuartil pertama, kuartil kedua dan kuartil
ketiga yang masing-masing disingkat dengan K,, K,, dan K, Pemberian nama ini
dimulai dari nilai kuartil paling kecil. Untuk menentukan nilai kuartil cara. nya
adalah:
1) susun data menurut urutan nilainya.
2) tentukan letak kuartil,
3) tentukan nilai kuartil.

BAB V
UKURAN SIMPANGAN,DISPERSI DAN VARIASI
1. Pendahuluan
Kecuali ukuran gejala pusat dan ukuran letak, masih ada lagi ukuran lain
ialah ukuran simpangan atau ukuran dispersi. Ukuran ini kadang-kadang
dinamakan pula ukuran variasi, yang menggambarkan bagaimana berpencarnya
data kuantitatif. Bebe rapa ukuran dispersi yang terkenal dan akan diuraikan di
sini ialah: rentang, rentang antar kuartil, simpangan kuartil atau deviasi kuat til,
rata-rata simpangan atau rata-rata deviasi, simpangan baku atau deviasi standar,
varians dan koefisien variasi.

2. Rentang,rentang antar kuartil dan simpangan kuartil


Ukuran variasi yang paling mudah ditentukan ialah rentang. Ini sudah
digunakan dalam BAB III, Bagian 2, ketika membuat daftar distribusi frekuensi.
Rumusnya adalah:
rentang=data terbesar-data terkecil
Karena mudahnya dihitung, rentang ini banyak sekali diguna kan dalam
cabang lain dari statistika, ialah statistika industri.Rentang antar kuartil juga
mudah ditentukan, dan ini meru pakan selisih antara K3, dan K1.
Jadi didapatlah hubungan:
RAK=K3-K1
Simpangan kuartil atau deviasi kuartil atau disebut pula ren tang semi antar
kuartil, harganya setengah dari rentang antar kuartil. til. Jadi, jika simpangan
kuartil disingkat dengan SK, maka:

SK=1⁄2(K3-K1)

3. Rata-rata simpangan

Misalkan data hasil pengamatan berbentuk X1,X2,...Xn: dengan rata-rata 𝑥.


Selanjutnya kita tentukan jarak antara tiap data dengan rata-rata 𝑥 . Jarak ini,
dalam simbol ditulis |𝑥1 − 𝑥| (baca: harga mutlak dari selisih X1 dengan 𝑥.).
Dengan |𝑎|Iberarti sama dengan a jika a positif, sama dengan -a jika a negatif dan
nol jika a=0. Jadi harga mutlak, selalu memberikan tanda positif, karena inilah
|𝑥1 − 𝑥| disebut jarak antara dengan X1. Jika sekarang jarak-jarak:||𝑥1 −
𝑥, |, |𝑥2 − 𝑥||, … . |𝑥𝑛 − 𝑥| dijumlahkan, lalu dibagi oleh n, maka diperoleh satuan
yang disebut rata-rata simpangan kalau rata-rata deviasi. Rumusnya adalah:
∑|𝑥1 −𝑥|
RS=
𝑛
4. Simpangan baku
Barangkali ukuran simpangan yang paling banyak digunakan adalah
simpangan baku atau deviasi standar.
Pangkat dua dari simpangan baku dinamakan varians. Untuk sampel,
simpangan baku akan diberi simbol s, sedangkan untuk populasi diberi simbol o
(baca: sigma). Variansnya tentulah s untuk varians sampel dan o untuk varians
populasi. Jelasnya, s dan s merupakan statistik sedangkan 𝜎 dan 𝜎 2 parameter.
Jika kita mempunyai sampel berukuran n dengan data X1,X2,...Xn dan rata-
rata , maka statistik s2 dihitung dengan:
∑(𝑥1 − 𝑥2 )
𝑠2 =
𝑛−1
Dari Rumus diatas, varian dihitung sebagai berikut:
1) hitung nilai-rata 𝑥
2) tentukan selisih 𝑥1 − 𝑥, 𝑥2 − 𝑥, … . 𝑥𝑛 − 𝑥
3) tentukan kuadrat selisih tersebut
4) kuadrat-kuadrat tersebut dijumlahkan
5) jumlah tersebut dibagi oleh (n-1)

5. Bilangan baku dan koefisien variasi


misalkan kita mempunyai sebuah sampel berukuran n dengan data X1,X2,...Xn
sedangkan rata-ratanya = 𝑥 dan simpangan baku = s.
𝑥𝑖 −𝑥
Zi= untuk i= 1,2,...n
𝑠

Anda mungkin juga menyukai