Anda di halaman 1dari 16

CRITICAL BOOK REVIEW

STATISTIKA DASAR
Dosen Pengampu : Dr. karya Sinulingga, M.Si

DISUSUN OLEH :

EVY MEYLANI ( 4183121037)

PUTRI LINDON SIHOMBING ( 4183121030)

HIJRIA BR TARIGAN ( 4181121021)

VERONICA MF SILALAHI ( 4183121049)

MUTIA INTAN SALEHA HARAHAP ( 4183321013)

ADITYA PUTRA SANJAYA ( 4182121001)

MARTHIN DANIEL MANURUNG ( 4183121043)

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................... 3
1.2 TUJUAN.................................................................................................................3

BAB II ISI BUKU

2.1 RINGKASAN ISI BUKU 1 PADA BAB 1……………………………………… 4

2.2 RINGKASAN ISI BUKU 2 PADA BAB 1…………………………………….... 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 KELEBIHAN ………………………………………………………………… .. 9

3.2 KEKURANGAN……………………………………………………………….. 9

BAB IV PENUTUP

4.1 KESIMPULAN ................................................................................................ 10

4.2 SARAN ............................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Statistika merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana merencanakan,


mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan serta memperesentasikan suatu data.
Pemodelan statistika telah banyak digunakan diberbagai bidang ilmu, seperti ilmu
kedokteran, teknik, manajemen, industri, bisnis, ekonomi dan hampir semua bidang yang
mencakup pengetahuan manusia. Model yang paling dasar dan banyak digunakan adalah
distribusi peluang, yang berhubungan dengan nilai dari variabel pokok dalam
menentukan peluang suatu kejadian. Untuk mengkaji hubungan suatu distribusi dengan
distribusi lainnya berdasarkan fungsi pembangkit momen yang dibentuk, diperlukan
konsep-konsep dan teori yang mendukung dari ilmu statistika. Konsep-konsep ataupun
metode yang dapat digunakan untuk melakukan pendekatan dari dua distribusi ialah
dengan menyamakan fungsi pembangkit momennya, fungsi komulatif distribusi, dan
yang terakhir dengan teori dalil limit pusat. Dalam penelitian ini yang akan digunakan
adalah metode pendekatan melihat nilai fungsi pembangkit momennya karena memiliki
bentuk yang sederhana sehingga lebih efisien dalam mengkaji kasus khusus suatu
distribusi

1.2 Tujuan
1. Mengetahui penegertian statistik
2. Mengetahui penegertian statistika
3. Menegtahui perbedaan statistic dan statistic
4. Mengetahui penerapan statistika dalam kehidupan sehari hari
BAB II
ISI BUKU

2.1Ringkasan isi buku 1 pada Bab 1 pendahuluan

Ringkasan buku Prof.Dr. Sudjana, M.A., M.Sc.

BAB I PENDAHULUAN

1. PERANAN STATISTIKA
Didasari atau tidak, statistika telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Pernyataan-pernyataan seperti: tiap bulan habis Rp 50.000,00 untuk keperluan
rumah tangga, ada 60% penduduk yang memerlukan perumahan, setiap hari terjadi
kecelakaan kendaraan di aja wa Barat, hasil padi musim panen mendatang diperkirakan
50 kuintal tiap hektar dari 10% anak-abak SD mengalami putus sekolah tiap tahun, sering
kita dengar atau baca di surat-surat kabar. Pemerintah menggunakan statistika untuk
menilai hasil pembangunan masa lalu dan juga untuk membuat rencana masa datang.
Dunia penelitian atau riset, di mana pun dilakukan, bukan saja telah mendapat
manfaat yang baik dari statistika tetapi sering menggunakannya. Untuk mengetahui
apakah cara yang baru ditemukan lebih baik dari pada cara lama, melalui riset yang
dilakukan di laboratorium, atau penelitian yang dilakukan di lapangan, perlu diadakan
penilaian dengan statistika.
2. STATISTIK DAN STATISTIKA
Banyak persoalan, apakah itu hasil penelitian, riset ataupun pengamatan, baik
yang dilakukan khusus ataupun berbentuk laporan, dinyatakan dan dicatat dalam bentuk
bilangan atau angka-angka. Kumpulan angka-angka itu sering disusun, diatur atau
disajikan dalam bentuk daftar atau tabel. Sering pula daftar atau tabel tersebut disertai
dengan gambar-gambar yang biasa disebut diagram atau grafik supaya lebih dapat
menjelaskan lagi tentang persoalan yang sedang dipelajari. Jadi, kata statistik telah
dipakai untuk menyatakan kumpulan data, bilangan maupun non-bilangan yang disusun
dalam tabel atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Kata statistik juga masih mengandung pengertian lain, yakni dipakai untuk
menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data mengenai suatu hal. Ukuran ini
didapat berdasarkan perhitungan menggunakan kumpulan sebagian data yang diambil
dari keseluruhan tentang persoalan tersebut. Demikianlah umpamanya kita telah
mengenal kata-kata persen dan rata-rata. Jika kita teliti 20 pegawai dan dicatat gajinya
setiap bulan lalu dihitung rata-rata gajinya, misalnya Rp 87.500,00 makan rata-rata Rp
87.500,00 ini dinamakan statistik. Demikian pula, jika dari kedua puluh pegawai itu ada
40% yang gajinya tiap bulan kurang dari Rp 60.000,00 makan nilai 40% ini dinamakan
statistik. Selain persen dan rata-rata sebagai statistik masih banyak lagi ukuran-ukuran
lain yang merupakan statistic.
Apakah sekarang yang dimaksudkan dengan statistika?
Dari hasil penelitian, riset maupun pengamatan, baik yang dilakukan khusus
ataupun berbentuk laporan, sering diminta atau diinginkan suatu uraian, penjelasan atau
kesimpulan tentang persoalan yg diteliti. Sebelum kesimpulan dibuat, keterangan atau
data yang telah terkumpul itu terlebih dahulu di pelajari, dianalisis atau diolah dan
berdasarkan pengolahan inilah baru kesimpulan dibuat. Ini semua ternyata merupakan
pengetahuan statistika. Jadi, statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
cara-cara pengumpulan data, pengolahan atau penganalisisannya dan penarikan
kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan.
3. DATA STATISTIKA
Keterangan atau ilustrasi mengenai suatu hal bisa berbentuk kategori, misalnya:
rusak, baik, senang, puas, berhasil, gagal, dan sebagainya, atau bisa berbentuk bilangan.
Kesemuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.
Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif, harganya berubah-ubah
atau bersifat variabel. Dari nilainya, dikenal dua golongan data kuantitatif ialah:
Data dengan variabel diskrit atau singkatnya data diskrit dan Data dengan
variabel kontinu atau singkatnya data kontinu. Hasil menghitung atau membilang
merupakan data diskrit sedangkan hasil pengukuran merupakan data kontinu.
Data yang bukan kuantitatif disebut data kualitatif. Ini tiada lain daripada data
yang dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari. Golongan ini dikenal
dengan nama atribut.
Menurut sumbernya kita mengenal data intern dan data ekstern. Pengusaha
mencatat segala aktivitas perusahaannya sendiri, misalnya: keadaan pegawai,
pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan produksi pabriknya dan
lain-lain aktivitas yang terjadi didalam perusahaan itu. Data yang diperoleh demikian
merupakan data intern. Dalam berbagai situasi, untuk perbandingan misalnya, diperlukan
data dari sumber lain diluar perusahaan tadi. Data demikian merupakan data ekstern.
4. POPULASI DAN SAMPEL
Kesimpulan yang dibuat mengenai suatu hal umumnya diharapkanberlaku untuk
hal itu secara keseluruhan dan bukan hanya untuk sebagian saja. Jika dikatakan:
20%mahasiswa di Indonesia berasal dari berpenghasilan rendah, maka pertanyaan ini
berlaku umum untuk seluruh mahasiswa di Indonesia di tinjau dari segi ekonomi
keluarganya dan bukan hanya untuk sekelompok mahasiswa saja. Untuk sampai kepada
pertanyaan demikian, diperlukan data mentah yang bisa dikumpulkan dengan dua jalan:
a. semua orang tua mahasiswa beserta karakteristiknya yang diperlukan, diteliti atau
dijadikan obyek penelitian.
b. sebagian saja dari semua orang tua mahasiswa yang dikenal penelitian.Dalam hal
pertama, sensus telah dilakukan, sedangkan dalam hal kedua, penelitian telah dilakukan
secara sampling. Totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun
pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua
anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan
populasi. Adapun sebagian yang diambil dari populasi disebut sambel.
Meskipun kita mempunyai populasi terhingga, sensus tidak selalu dapat
dilakukan, misalnya mengingat hal-hal: tidak praktis, tidak ekonomi, kekurangan biaya,
waktu terlalu singkat, ketelitian tidak memuaskan, adanya percobaan yang sifatnya
merusak dan lain-lain lagi. Dalam hal ini semua, sampling dilakukan dan sampel harus
diambil. Data dari sampel dikumpulkan lau dianalisis dan dari situ dibuat kesimpulan
tentang karakteristik populasinya.
5. PENGUMPULAN DATA
Untukmu statistika induktif diperlukanstatistika deskriptif yang benar dan untuk
hal terakhir ini diperlukan data. Data harus betul-betul "jujur", yakni kebenarannya harus
dipercaya. Proses pengumpulan data dapat dilakukan dengan jalan sensus atau sampling.
Untuk kedua hal, sensus maupun sampling, banyak langkah yang dapat ditempuh dalam
usaha mengumpulkan data, antara lain:
a. Mengadakan penelitian langsung ke lapangan atau di laboratorium terhadap obyek
penelituan. Hasilnya dicatat untuk kemudian dianalisis.
b. Mengambil atau menggunakan, sebagian atau seluruhnya, dari sekumpulan data yang
telah dicatat atau dilaporkan oleh badan atau orang lain.
c. Mengadakan angket.

6. PEMBULATAN ANGKA
Untuk keperluan perhitungan, analisis atau laporan, sering dikehendaki pencatatan
data kuantitatif dalam bentuk yang lebih sederhana. Karenanya bilangan-bilangan perlu
disederhanakan atau dibulatkan.
Aturan : Jika angka terkiri dari yang harus disilangkan 4 atau kurang, maka angka
terkanan dari yang mendahuluinya tidak berubah. Contoh : Rp 59.376.402,96 dibulatkan
hingga jutaan rupiah menjadi Rp 59 juta. Angka yang harus dihilangkan ialah mulai dari
3 ke kanan dan ini merupakan angka terkiti. Angka terkanan daru yang mendahului 3,
ialah 9, harus tetap.data.
7. PEMERIKSAAN TERHADAP DATA
Sebelum data diolah lebih lanjut, lakukanlah pemeriksaan kembali terhadap data.
Ini perlu untuk menghindarkan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan misalnya
kekeliruan ataupun ketidak benaran tentang data. Tidak beres nya alat pengukur, tidak
telitinya orang yang membaca alat-alat untuk mendapatkan data dan tidak telitinya waktu
mengadakan pencatatan atau menyalin data akan menghasilkan data yang kebenarannya
tidak dapat dipercaya.
BAB II PENYAJIAN DATA

1. PENDAHULUAN
Secara garis besar ada dua cara penyajian data yang sering dipakai adalah tabel atau
daftar dan grafik atau diagram. Macam daftar yang dikenal yaitu daftar baris kolom,
daftar kontingensi, dan daftar distribusi frekuensi. Sedangkan diagram yang diuraikan
disini adalah diagram batang, diagram garis, diagram lambing atau diagram simpul,
diagram pastel dan diagram lingkaran, diagram peta atau katogram, diagram pencar atau
diagram titik.
2. BEBERAPA CONTOH DAFTAR STATISTIK
Judul daftar, ditulis di tengah-tengah bagian teratas, dalam beberapa baris, semuanya
dengan huruf besar. Judul kolom ditulis dengan singkat dan jelas, bisa dalam beberaa
baris. Sel baris adalah tempat nilai nilai data dituliskan. Jika data kuantitatif dibuat
beberapa kelompok, maka akan diperoleh daftar distribusi frekuensi.
3. DIAGRAM BATANG
Data yang variabelnya berbentuk kategori atau atribut sangat tepat disajikan dalam
diagram batang. Data tahunan pun dapat disajikan dalam diagram ini asalkan tahunnya
tidak terdapat terlalu banyak. Untuk menggambar diagram batang diperlukan sumbu
datar dan sumbu tegak yang berpotongan tegak lurus.
4. DIAGRAM GARIS
Untuk menggambarkan yang serba terus atau berkesinambungan, misalnya produksi
minyak tiap tahun, keadaan temperature badan tiap jam dan lain lain dibuat diagram
garis. Seperti diagram batang disini pun diperlukan sumbu datar dan sumbu tegak. Jika
nilai data terkumpul sekitar harga yang cukup besar sehingga diagramnya cukup jauh dari
sumbu horizontal, maka lebih baik dilakukan loncatan atau pemutusan sumbu tegak.
5. DIAGRAM LINGKARAN DAN DIAGRAM PASTEL
Untuk membuat diagram lingkaran, gambarkan sebuah lingkaran, lalu dibagi-bagi
menjadi beberapa sector. Tiap sector melukiskan kateori data yang terlebih dahulu diubah
kedalam derajat. Variasi bentuk diagram lingkaran dapat pula dibuat yang selanjutnya
dinamakan diagram pastel.

6. DIAGRAM LAMBANG
Sering dipakai untuk menndapatkan gambaran kasar sesuatu hal dan sebagai alat visual
bagi orang awam. Setiap satuan jumlah tertentu dibuat sebuah simbul sesuai dengan
macam datanya. Misalnya data mengenai jiwa. Kesulitan yang dihadapi ialah ketika
menggambarkan bagian simbul untuk stuan yang tidak penuh.
7. DIAGRAM PETA
Diagram ini dinamakan juga kartogram. Dalam pembuatannya digunakan peta geografis
tempat data terjadi. Dengan demikian, diagram ini melukiskan keadaan dihubungkan
dengan tempat kejadiannya. Salah satu contoh yang sudah terkenal adalah jika kita
membuka buku peta bumi.
8. DIAGRAM PENCAR
Untuk kumpulan data yang terdiri atas dua variable, dengan nilai kuantitatif, diagramnya
dapat dibuat dalam system sumbu koordinat dan gambarnya akan merupakan kumpulan
titik-titik yang terpencar. Karenanya, diagram demikian dinamakan diagram pencar.

BAB III DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIKNYA

1. PENDAHULUAN
Dalam daftar distribusi frekuensi, banyak obyek dikumpulkan dalam kelompok-
kelompok berbentuk a-b, yang disebut kelas interval. Urutan kelas interval disusun mulai
data terkecil terus kebawah sampai nilai data terbesar.
2. MEMBUAT DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI
a. Menentukan rentang
data terbesar dikurangi data terkecil.
b. Banyak kelas interval yang diperlukan
Banyak kelas = 1 + (3,3) log n
c. Panjang kelas interval (p)
P=rentang / banyak kelas
d. Ujung bawah kelas interval pertama
e. Misalnya p=10 dan mulai dengan data yang lebih kecil dari data terkecil sampai
terbesar. Misalnya 31-41.
3. DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF DAN KUMULATIF
Frekuensi dinyatakan dengan banyak data yang terdapat dalam tiap kelas jadi dalam
bentuk absolut. Jika frekuensi dinyatakan dalam bentuk persen, maka diperoleh daftar
distribusi frekuensi relative. Frekuensi relative disingkat dengan frel atau (f%). Daftar
distribusi frekuensi kumulataif dapat dibentuk dari daftar dsitribusi frekuensi biasa,
dengan jalan menjumlahkan frekuensi demi frekuensi.
4. HISTOGRAM DAN POLIGON FREKUENSI
Untuk menyajikan data yang telah disusun dalam daftar distribusi frekuensi menjadi
diagram, seperti biasa dipakai sumbu mendatar untuk menyatakan kelas interval, dan
sumbu tegak menyatakan frekuensi baik absolut maupun relative.
5. MODEL POLPULASI
Poligon frekuensi yang merupakan garis patah patah dapat didekati oleh sebuah
lengkungan halus yang dibentuknya secocok mungkin dengan bentuk polygon tersebut.
Lengkungan yang didapat dinamakan kurva frekuensi. Untuk keperluan teori dan metode
yang lebih lanjut, model populasi ini dituangkan dalam bentuk persamaan matematik.
Beberapa diantaranya akan dibahas kemudian. Pada saat sekarang, hanya akan diberikan
bentuk kurva untuk model populasi yang sering dikenal. Diantaranya adalah : model
normal, simetrik, positif atau miring ke kiri, negative atau miring ke kanan, benyuk J dan
U.

BAB IV UKURAN GEJALA PUSAT DAN UKURAN LETAK

1. PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang ukuran gejala pusat dan ukuran letak. Beberapa
macam ukuran dari ukuran pertama adalah : rata-rata atau rata-rata hitung, rata-rata ukur,
rata-rata harmonic, dan modus. Golongan kedua meliputi : median, kuartil, desil dan
persentil.
2. RATA-RATA ATAU RATA-RATA HITUNG
Rata-rata atau lengkapnya rata-rat hitung, untuk data kuantitatif yang terdapat dalam
sebuah sampel dihitung dengan jalan membagi jumlah nilai data oleh banyak data.
Symbol rata-rata untuk sampel adalah ẋ ( baca eks garis atau x bar) sedangkan symbol
rata-rat untuk populasi dipakai symbol μ ( baca mu).
3. RATA-RATA UKUR
Jika perbandingan tiap dua data berurutan tetap atau hamper tetap, rata rata ukur lebih
baik dipakai daripada rata-rata hitung, apabila dikehendaki rata-ratanya. Rata-rata ukur
disimbolkan U. Untuk bilangan-bilangan bernilai besar, lebih baik digunakan logaritma
U.
4. RATA-RATA HARMONIK
Untuk data x1, x2,…, xn dalam sebuah sampel berukuran n, maka rata rata harmonic
disimbolkan H =n/ℇ 1/xi.
Untuk data dalam daftar distribusi frekuensi, maka rata-rata harmonic dihitung dengan
rumus H= ℇfi/ℇ(fi/xi).
5. MODUS
Untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atai paling banyak terdapat
digunakan ukuran modus disingkat Mo. Ukuran ini juga dalam keadaan tidak disadari
sering dipakai untukmenentukan rata-rata data kualitatif.
6. MEDIAN
Median menentukan letak data setelah data itu disusun menurut urutan nilainya. Kalau
nilai median sama dengan Me, maka 50% lagi, harga-harganya paling rendah sama
dengan Me. Jika bnayak data ganjil, maka median Me, setelah data disusun menurut
nilainya, merupakan data paling tengah.
7. KUARTIL, DESIL, DAN PERSENTIL
Jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak, sesudah disusun
menurut urutan nilainya, maka bilangan pembagiannya disebut kuartil. Ada 3 buah
kuartil, ialah kuartil pertama, kuartil kedua dan kuartil ketiga yang masing masing
disingkat dengan K1,K2 dan K3. Jika kumpulan data itu dibagi menjadi 10 bagian yang
sama, maka didapat Sembilan pembagi dan tiap pembagi dinamakan desil. Karenanya
ada Sembilan buah desil, ialah desil pertama, desil kedua,..., desil kesembilan. Yang
disingkat dengan D1,D2,…,D9. Sekumpulan data yang dibagi menjadi 100 bagian yang
sama akan menghasilkan 99 pembagi yang berturut-turut dinamakan persentil pertama,
persentil kedua,…, persentil ke-99. Symbol yang digunakan adalah P1,P2,…,P99.

Buku Pembanding (diktat)

BAB I. PENDAHULUAN

A. Pengertian Statistik dan Statistika


Kata statistik dipakai untuk menyatakan ukuran sebagai wakil dari kumpulan data mengenai
sesuatu hal. Ukuran ini dapat berdasarkan perhitungan dari sekumpulan data tentang persoalan
tersebut. Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan fakta,
pengolahan serta analisisnya, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup
beralasan fakta atas dasar penganalisisan yang dilakukan.

B. Peranan Statistika

Dalam kehidupan sehari-hari misalnya sering kita baca di surat-surat kabar pernyataan-
pernyataan tentang persentase pengangguran di Indonesia, jumlah kelcelakaan, dll. Dalam dunia
pemerintah, statistika digunakan untuk menilai hasil pembangunan masa lalu dan juga untuk
membuat rencana masa depan. Dalam dunia penelitian atau riset, bukan hanya manfaat yang baik
dari statistika tetapi sering harus menggunakannya untuk menjawab permasalahan atau hipotesis
penelitiannya.

C. Jenis-jenis Statistik

a.Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif membatasi generalisasinya pada kelompok individu tertentu yang diobservasi.
Tidak ada kesimpulan yang diperluas, sehingga tidak berlaku bagi kelompok lain.

b.Statistik Inferensial

Statistik inferensial selalu melibatkan proses sampling dan memilih sekelompok kecil yang
diasumsikan berhubungan dengan kelompok besar tempat ditariknya kelompok kecil itu.
BAB II. DATA DAN PENGUKURAN

A. Data dan Pengumpulannya

Data adalah keterangan mengenai sesuatu yang dibuat dalam bentuk angka-angka atau dibuat
dalam bukan angka-angka. Data berbentuk bilangan dinamakan data kuantitatif, sedangkan data
berbentuk bukan bilangan dinamakan data kualitatif. Ada beberapa cara untuk mengumpulkan
data, yaitu: (1) wawancara langsung dengan orang yang mengetahui persoalan, (2) daftar-daftar
pertanyaan juga dinamakan angket, (3) tes hasil belajar dan (4) pencatatan dokumen atau
buku/brosur/majalah.

B. Pengukuran dan Skala Pengukurannya

Pengukuran adalah pengamatan/observasi yang dikuabtisasikan atau dikategorikan. Apabila


hasil-hasil pengukuran ini berbeda di antara masing-masing satuan pengukuran itu maka
observasi semacam itu dinamakan variabel.

Ada empat tingkat-tingkat atau skala pengukuran mulai dari deskripsi yang paling kasar
sampai tingkat yang paling njlimet dan rumit, yaitu :

1.Skala Nominal, metode kualifikasi tingkat terendah. Suatu skala nominal menunjukkan atau
menggambarkan perbedaan antara berbagai hal, dengan cara memberikan kategori-kategori
seperti guru besar, lektor kepala, lektor, lektor muda, dll.

2.Skala Ordinasi, berupa urutsn kedudukan klasifikasi yang dinyatakan dalam lebih besar
daripada atau lebih kecil daripada. Kriteria urutan lebih tinggi ke yang lebih rendah, atau dari
yang paling baik ke yang jelek, dll.

3.Skala Interval, menunjukkan besarnya sifat atau karakteristik yang sebenarnya.

4.Skala Rasio, skala interval dengan nol mutlak.

C. Kecermatan Data dan Beberapa Aturan Mmebulatkan Bilangan

a.Kecermatan data

melihat caranya diperoleh, data ini dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: (1) data yang
diperoleh melalui proses mengukur, dan (2) data yang diperoleh melalui proses membilang. Data
jenis pertama biasanya diperoleh dari variabel yang bersifat kontinyu, sedangkan yang
disebutkan belakang diperoleh dari variabel yang diskontinyu atau deskrit.

b.Membulatkan Bilangan

maksud pembulatan bilangan adalah untuk mendapatkan angka-angka yang berarti, yaitu angka
yang cermat dalam hubungannya dengan satuan pengukuran yang dipergunakan. Beberapa
aturan telah dibuat di dalam melakukan pembulatan. Salah satu cara yang telah umum dikenal
adalah membulatkan angka yang lebih besar dari setengah satuan pengukuran ke atas dan
membuang angka yang lebih kecil dari setengah satuan pengukuran.

D. Penyajian Data

Data yang telah terkumpul perlu disusun atau disajikan dalam bentuk-bentuk yang sederhana dan
komunikatif. Secara garis besarnya penyajian data digolongkan atas 2 jenis, yaitu tabel atau
daftar dan grafik atau diagram.

E. Distribusi Frekuensi

Untuk membuat sajian data secara distribusi frekuensi dapat dilakukan melalui langkah berikut:

- Tentukan besar rentang data, yaitu datum tertinggi dikurangi datum terendah
- Tentukan banyaknya kelas inteval, dengan menggunakan aturan Sturges yaitu Banyak
kelas interval = 1 +3,3 log n
- Tentukan ujung bawah kelas interval pertama; dapat diambil dari data terkecil
- Tentukan nilai f dengan membuat tabel penolong
- Pindahkan nilai f ke tabel ditribusi frekuensi

BAB III. UKURAN TENDENSI SENTRAL

A. Pendahuluan

Ukuran ikhtisar pertama adalah ukuran tendensi sentral sedangkan ukuran ikhtisar sentral
yang kedua adalah ukuran variabilitas. Ukuran tendensi sentral mempunyai dua buah kegunaan
yang sangat penting. Pertama, ia merupakan ‘nilai rata-rata” yang mewakili keseluruhan skor
yang dibuat oleh sekelompok individu dan oleh karenanya merupakan suatu deskripsi singkat
dari semua skor yang dibuat oleh kelompok tersebut. Kedua, ukuran tendensi sentral
memungkinkan kita untuk membandingkan nilai yang dibuat oleh dua kelompok atau lebih dari
segu kesanggupan atau prestasinya yang khas.

Perkataan “nilai rata-rata” perlu diberikan penjelasan tambahan. Dalam statistik perkataan ini
disamakan artinya dengan ukuran tendensi sentral, yaitu sebagai suatu ukuran yang paling khas
dari suatu kelompok nilai. Ada tiga jeni ukuran tendensi sentral (a) mean, (b) median, (c) mode.

B. Mean

Mean adalah ukuran tendensi sentral yang paling banyak dipergunakan dalam statisitk.
Dibandingkan dengan ukuran-ukuran tendensi sentral lainnya, perhitungan-perhitungannya
memang paling banyak membutuhkan waktu untuk mengerjakannya, karena setiap kali yang
menyusun ditribusi itu diperhitungkan. Mean dapat didefinisikan sebagai jumlah seluruh skor
dalam suatu distribusi dibagi dengan banyaknya skor.

1. Mean untuk data tidak berkelompok

∑X
Xbar =
n

Dimana : Xbar = mean atau nilai rata-rata

∑ = tanda sigma yang menyatakan jumlah

X = nilai masing-masing mata pelajaran

n = banyaknya nilai

2. Mean dari data yang dinyatakan dengan frekuensi

∑ fX
Xbar =
n

3. Menghitung mean gabungan

n 1 x 1+ n2 x 2+ …+ xknk
Xgab =
n 1+n 2+…+ n3
C. Median

Median adalah suatu skor yang membatasi setengah bagian atas dan setengah bagian bawah.

n
Fb
Med = Bb + 2 i
fmd

Dimana : Med = Median

Bb = batas bawah nyata kelas median

Fb = jumlah frekuensi-frekuensi di bawah frekuensi median

fmd = frekuensi interval kelas median

i = interval kelas

D. Modus

Modus atau mode didefinisikan sebagai data paling sering muncul di dalam suatu
pengamatan.

fo−fb
Mod = B + i
( fo−fb )+( fo−fa)

Dimana : Mod = Modus

B = batas kelas bawah dari kelas modus

fo = frekuensi kelas modus

fb = frekuensi di bawah kelas modus

fa = frekuensi di atas kelas modus

i = interval kelas
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan
A. Kelebihan buku utama
 Penjelasannya cukup singkat padat dan jelas
 Penulis membuat contoh pada setiap materi yang disajikan sehingga membuat
pembaca mudah untuk memahami atau menggunakan rumus yang telah dibuat.
 Pada bagian-bagian yang terpenting atau pada kata kunci tulisannya di miringkan
sehingga memudahkan pembaca menemukan kata kunci tersebut. T
 Terdapat juga latihan soal-soal pada bab tersebut.
 Terdapat gambar juga pada bab tersebut.
 Di buku ini juga terdapat beberapa contoh tabel atau daftar dari data.

B. Kelebihan buku kedua


 Buku ini menjelaskan isinya secara rinci
 Pada buku ini telah tersedia juga berbagai contoh sehingga pembaca lebih mudah
memahami materi nya
 Buku ini memiliki keterangan yang jelas dalam setiap sub bab
 Bahasanya mudah dimengerti sehingga pembaca mudah mengerti apa materi yang
dijelaskan

3.2 Kekurangan
A. Kekurangan buku utama
 Buku ini belum menggunakan bahasa yang telah ditetapkan oleh Ejaan Bahasa
Indonesia yang benar sehingga pembaca sedikit kewalahn untuk memahami arti dari
setiap kata.
 Urutan sub bab pada setiap bab kurang baik karena tidak membuat spesifikasi dari
sub bab tersebut.
 Pada soal-soal yang ada di bab 1 ini terdapat pertanyaan yang jawaban nya tidak
terdapat dari buku tersebut khususnya pada bab 1.

B. Kekurangan buku kedua


 Buku ini kurang menarik perhatian pembaca karena dicetah secara tidak berwarna.
BAB IV
PENUTUP

4.1Kesimpulan
Buku Metoda Statistika karangan Prof. Dr. Sudjana, M,A., M,SC. Pada dasarnya membahas
tentang statistika dan buku ini cocok digunakan sebagai referensi mahasiswa untuk mengetahui
dasar dasar statistika dan juga untuk memperdalah pengetahuan tentang statistika.

4.2Saran
Buku Metoda Statistika karangan Prof. Dr. Sudjana, M,A., M,SC. Kepada penulis Sebaiknya
menggunakan bahasa sesuai dengan EBI supaya pembaca dapat lebih mudah memahami kata
demi kata. Dan kepada pembaca buku ini sangat cocok untuk dijadikan salah satu referensi untuk
mata kuliah statistika.

DAFTAR PUSTAKA

Sudjana. 2017. Metode Statistika . Bandung : Tarsito

Tim mata kuliah Statistika Dasar, 2019. Statistika dasar, Medan : UNIMED

Anda mungkin juga menyukai