DI SUSUN OLEH
Meri Andini (176060601111010)
Dinda Vaneza Fandalia (175060601111012)
Gabriel Pratama Putra (175060600111006)
Asri Trinika Hutasoit (175060600111034)
Estyningtyas Prayagati (175060600111036)
2. DASAR TEORI
Kota adalah salah satu tempat yang tidak pernah berhenti membangun
sarana dan prasarana untuk melengkapi fasilitas dan meningkatkan
kenyamanan warga kota . Setiap pembangunan pasti ada resiko dan manfaat
yang ditimbulkan, disamping semua manfaatnya pembangunan kota juga
memiliki resiko jika tidak dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Dalam perencanaan tata ruang wilayah kota, perencanaan meliputi rencana
umum dan rencana rinci.Salah satu muatan yang harus ada di dalam sebuah
rencana tata ruang wilayah kota adalah rencana penyediaan dan pemanfaatan
ruang terbuka hijau dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
05/PRT/M/2008Tahun 2008 tentang Pedoman Penyediaan Ruang Terbuka
Hijau (RTH) di Perkotaan yang berisi penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
di perkotaan terdiri dari RTH Publik dan RTH privat, proporsi RTH pada
wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang
terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat.
Ruang terbuka adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas
baik dalam bentuk area/kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur
dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa
bangunan. Ruang terbuka terdiri atas ruang terbuka hijau dan ruang terbuka
non hijau. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan atau
mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh
tanaman, baik yang tumbuh tanaman secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam. Ruang terbuka hijau privat, adalah RTH milik institusi tertentu atau
orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain
berupa kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang
ditanami tumbuhan.
3. ANALISIS PETA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA
DENPASAR