JUDUL
Pencelupan Kain Kapas dengan Zat Warna Reaktif Dingin Variasi NaCl
Metode Exhaust.
II. MAKSUD
III. TUJUAN
Na2CO3
VI. RESEP
Na2CO3 : 1 g/L
Vlot : 1:20
Suhu : 80oC
Waktu : 15 menit
VII. SKEMA
Zat
NaCl Na2CO3
waarnaPe
mbasah
30oC
(oC)
5’ 15’ 30’ (menit)
VIII. DIAGRAM ALIR
Persiapan Larutan
Celup Proses Pencelupan Proses Pencucian
X. PERHITUNGAN RESEP
Larutan induk zat warna direk 1% : 1 gram zat warna direk diencerkan
dengan 100 mL air sebagai faktor pengenceran.
1. Resep I
Berat bahan : 5,14 gram
Kebutuhan larutan : Vlot x Berat bahan
: 20 x 5,14
: 102,8 mL
1
Zat warna direk 1% : × Berat bahan
100
1
: × 5,14
100
: 0,05 gram
Kebutuhan zat warna : zat warna yang ditimbang x faktor
pengenceran
: 0,05 x 100
: 5 mL
1
Pembasah : ×102,8
1000
: 0,1 mL
10
Na2CO3 : × 102,8
1000
: 1,028 gram
Kebutuhan air :kebutuhan larutan-(zat warna + pembasah)
: 102,8 – (5 + 0,1)
: 97,7 mL
2. Resep II
Berat bahan : 5 gram
Kebutuhan larutan : Vlot x Berat bahan
: 20 x 5
: 100 mL
1
Zat warna direk 1% : × Berat bahan
100
1
: ×5
100
: 0,05 gram
Kebutuhan zat warna : zat warna yang ditimbang x faktor
pengenceran
: 0,05 x 100
: 5 mL
1
Pembasah : ×100
1000
: 0,1 mL
10
Na2CO3 : × 100
1000
: 1 gram
20
NaCl : × 100
1000
: 2 gram
Kebutuhan air :kebutuhan larutan-(zat warna + pembasah)
: 100 – (5 + 0,1)
: 95 mL
3. Resep III
Berat bahan : 4,85 gram
Kebutuhan larutan : Vlot x Berat bahan
: 20 x 4,85
: 97 mL
1
Zat warna direk 1% : × Berat bahan
100
1
: × 4,85
100
: 0,048 gram
Kebutuhan zat warna : zat warna yang ditimbang x faktor
pengenceran
: 0,048 x 100
: 4,8 mL
1
Pembasah : ×97
1000
: 0,1 mL
10
Na2CO3 : × 97
1000
: 0,97 gram
40
NaCl : × 97
1000
: 3,8 gram
Kebutuhan air :kebutuhan larutan-(zat warna + pembasah)
: 97 – (4,8 + 0,1)
: 92,1 mL
4. Resep IV
Berat bahan : 4,97 gram
Kebutuhan larutan : Vlot x Berat bahan
: 20 x 4,97
: 99,4 mL
1
Zat warna direk 1% : × Berat bahan
100
1
: × 4,97
100
: 0,0497 gram
Kebutuhan zat warna : zat warna yang ditimbang x faktor
pengenceran
: 0,0497 x 100
: 4,9 mL
1
Pembasah : × 99,4
1000
: 0,1 mL
10
Na2CO3 : ×99,4
1000
: 1 gram
60
NaCl : × 99,4
1000
: 6 gram
Kebutuhan air :kebutuhan larutan-(zat warna + pembasah)
: 99,4 – (4,9 + 0,1)
: 94 mL
5. Resep V
Berat bahan : 4,89 gram
Kebutuhan larutan : Vlot x Berat bahan
: 20 x 4,89
: 97,8 mL
1
Zat warna direk 1% : × Berat bahan
100
1
: × 4,89
100
: 0,0489 gram
Kebutuhan zat warna : zat warna yang ditimbang x faktor
pengenceran
: 0,0489 x 100
: 4,9 mL
1
Pembasah : × 97,8
1000
: 0,1 mL
10
Na2CO3 : × 97,8
1000
: 0,97 gram
80
NaCl : × 97,8
1000
: 7,8 gram
Kebutuhan air :kebutuhan larutan-(zat warna + pembasah)
: 97,8 – (4,9 + 0,1)
: 93 mL
Kain ke- 1 2 3 4 5
Rangking 5 Rangking 4
Rangking 3
Ketuaan (Paling (Cukup Ranking 2 Ranking 1
(Muda)
Warna muda) muda) (Cukup tua) (Paling tua)
Ranking 1 Ranking 5
Rangking 4
Kerataan Rangking 3 Rangking 2 (Paling rata) (Paling
(Tidak rata)
Warna (Cukup rata) (rata) tidak rata)
XII. DISKUSI
Pada praktikum kali ini, dilakukan pencelupan kain kapas menggunakan
zat warna reaktif dingin dengan metode exhaust. Pencelupan ini dilakukan
pada suhu kamar. Variasi resep yang digunakan adalah jumlah NaCl yang
ditambahkan, yaitu 0-20-40-60-80 g/L. NaCl sendiri merupakan senyawa
elektrolit yang berfungsi untuk mendorong penyerapan zat warna sehingga
jumlah zat warna yang diserap oleh serat semakin besar. Prinsip kerja NaCl
dalam proses pencelupan yaitu dengan mengurangi muatan negative pada
serat sehingga afinitas zat warna terhadap serat semakin besar namun
penggunaan NaCl lebih diutamakan untuk zat warna yang memiliki ukuran
molekul yang kecil seperti pada zat warna reaktif sedangkan apabila
ditambahkan pada zat warna yang memiliki ukuran molekul besar dapat
menyebabkan kemungkinan resiko belang.
Penambahan NaCl dilakukan diawal proses yakni pada waktu 5 menit, hal
ini menjadikan zat warna memiliki substantifitas yang tinggi, sehingga
seluruh zat warna dapat masuk kedalam serat. Oleh karena itu substantifitas
akan meningkat dengan naiknya pemakaian NaCl. Dimana yang dimaksud
dengan substantifitas disini adalah ukuran kemampuan penyerapan secara
kualitatif. Bagian struktur zat warna reaktif yang sangat berpengaruh
terhadap substantifitas zat warna adalah bagian kromogennya. Penggunaan
suhu tinggi akan menurunkan substantifitas, maka dari itu pada pencelupan
ini dilakukan pada suhu kamar.
Pengaruh penggunaan NaCl terhadap ketuaan warna hasil proses
pencelupan yakni semakin banyak penggunaan NaCl semakin banyak juga
zat warna yang dapat masuk kedalam serat, hal inilah yang menyebabkan
warna hasil pencelupannya semakin tua. Kondisi ini terbukti pada kain
kapas yang diberi variasi NaCl dengan konsentrasi 80 g/L. Sedangkan untuk
kain kapas yang diberi variasi NaCl 0 g/L, 20 g/L, 40 g/L dan 60 g/L warna
yang dihasilkannya lebih muda dari variasi NaCl 80 g/L. Maka dari itu,
dapat dikatakan bahwa semakin besar konsentrasi NaCl yang ditambahkan
sampai konsentrasi optimum maka akan semakin besar pula penyerapan zat
warna dan nilai ketuaan warnapun akan semakin besar. Namun semakin
besar konsentrasi yang ditambahkan tidak selalu mengahsilkan warna yang
paling tua, sebab kelarutan NaCl didalam air tidak begitu besar sehingga
potensial kimia yang dihasilkan tidak begitu banyak. Maka dari itu
pemakaian NaCl dalam jumlah banyak juga dapat mengakibatkan zat warna
beragregasi, sehingga dapat menyebabkan difusi zat warna kedalam serat
terhambat, hal ini dapat menyebabkan ketuaan warna berkurang.
Pengaruh penggunaan NaCl terhadap kerataan warna yakni kerataan warna
menurun seiring dengan bertambahnya konsentrasi NaCl diatas 60 g/L.
Penambahan NaCl yang berlebih menyebabkan penyerapan zat warna
kedalam serat terlalu cepat sehingga zat warna tidak bermigrasi secara
merata kedalam serat hal inilah yang dapat menyebabkan warna hasil
pencelupannya tidak rata. Selain itu juga NaCl mempunyai sifat agregasi
yang tinggi, jika pada saat proses pencelupan agregasi terlalu tinggi, maka
NaCl dapat menumpuk pada permukaan serat yang bisa menghambat
penyerapat zat warna. Apabila penyerapan zat warna terganggu maka zat
warna yang masuk kedalam serat tidak sama, sehingga warna celupan tidak
rata. Namun lain halnya dengan kain yang diberi variasi NaCl 60 g/L,
memiliki kerataan yang baik. Kerataan hasil pencelupan ini didapatkan
karena elektrolit berupa NaCl pada saat proses pencelupan dapat
menetralkan ion negative pada selulosa, sehingga zat warna dapat berikatan
dengan serat secara merata. Berikut adalah reaksi penetralan ion pada
selulosa:
(Cell – O- + H+) + (Na+ + Cl-) Cell – ONa
Cell – Ona + Reactive dye Cell – O – Reactive dye
Cell-O-Reactive dye menunjukkan ikatan antara selulosa dengan zat warna
reaktif dingin yang terikat secara merata di seluruh permukaan kain dengan
bantuan ion-ion yang ada pada zat elektrolit NaCl.
XIII. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
NaCl berpengaruh terhadap ketuaan dan kerataan warna. Konsentrasi NaCl
yang optimum untuk menghasilkan kain dengan nilai ketuaan warna paling
besar adalah 80 g/L sedangkan untuk menghasilkan nilai kerataan yang
paling baik adalah pada konsentrasi 60 g/L.
DAFTAR PUSTAKA
Indriarti, Datih. 2003. Penggantian Na2SO4 dengan NaCl Pada Pencelupan Kain
Rajut Kapas Menggunakan Zat Warna Reaktif Panas (Procion Orange
H-ER) sebagai Upaya Untuk Menurunkan Biaya Produksi. Skripsi. Tidak
diterbitkan. Prodi Kimia Tekstil. Politeknik STTT Bandung: Bandung.