pasangan elektron di sekitar inti atom dan teori hibridisasi untuk meramalkan bentuk molekul. Tarikan antar molekul yang luar biasa kuatnya, dapat terjadi antara molekul-molekul, jika satu molekul mempunyai sebuah atom hidrogen yang terikat pada sebuah atom berelektronegativitas besar, dan molekul sebelahnya mempunyai sebuah atom berelektronegativitas tinggi yang mempunyai sepasang elektron menyendiri.
Inti hidrogen, yakni proton ditarik oleh sepasang
elektron yang bersebelahan bolak-balik antara kedua atom tersebut. Tarikan antara dua molekul yang menggunakan bersama-sama sebuah proton disebut Ikatan Hidrogen.Ikatan hidrogen terbentuk hanya pada molekul yang mengandung nitrogen,oksigen dan fluor. Seorang ahli fisika dari Jerman Fritz London, tahun 1930 menguraikan terjadinya tarikan yang lemah disebabkan oleh dipol imbasan sekejap atau sesaat yang kemudian dikenal Gaya London.
Terjadinya tarikan antar elektron satu molekul dan inti
molekul yang lain dapat dibayangkan sebagai akibat menggesernya posisi atau getaran (Vibrasi) elektron dan inti-inti itu. Suatu getaran dalam sebuah molekul mengimbas (menginduksi) suatu geseran elektron- elektron suatu molekul yang disebelahnya. Pada awal abad ke-20,ahli fisika Belanda,Johannes van der waals meneliti interaksi antarmolekul senyawa non polar dan senyawa polar yang memilki ikatan hidrogen.Menurut van der waals,interaksi antarmolekul tersebut menghasilkan suatu gaya antarmolekul yang lemah.Gaya ii dikenal sebagai gaya ikatan van der waals.
Gaya ini dibagi menjadi tiga yaitu
a)Ikatan antarmolekul yang memiliki dipol b)Ikatan antara molekul yang memiliki dipol dan molekul yang tidak memiliki dipol c)Ikatan antarmolekul yang tidak memiliki dipol (gaya dispersi london) Terjadi pada senyawa polar yang tidak membentuk ikatan hidrogen seperti HCl,HBr,atau senyawa nonpolar yang memiliki sedikit perbedaan keelektronegatifan. Zat yang memiliki gaya van der waals dalam susunan yang teratur biasanya berwujud padat.Adapun zat yang memiliki gaya van der waals dalam susunan yang tidak teratur (random) biasanya berwujud cair. Gaya van der waals tidak menyebabkan terjadinya lonjakan pada titik didih,karena gaya antarmolekulnya bersifat lemah. Ikatan antara molekul dipol-nondipol terjadi secara induksi. Ujung molekul dipol yang bermuatan positif menginduksi awan molekul yang tidak memiliki dipol.Akibatnya,molekul yang tidak memiliki dipol membentuk dipol sesaat (dipol sementara). Contohnya gas oksigen dalam air. Ikatan ini terjadi pada sesama molekul nonpolar seperti gas N2, H2, He(monoatomik). Ikatan ini terjadi karena adanya perpindahan tempat pada elektron dalam atom. Hal ini menyebabkan senyawa nonpolar(tidak memiliki dipol) menjadi polar(memiliki dipol),sehingga terbentuk dipol sesaat yang disebut gaya London. Semakin kuat ikatan antarmolekul,titik didih semakin tinggi karena energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan semakin besar. Titik didih senyawa nonpolar dipengaruhi juga oleh gaya Van der Waals (gaya London) Faktor2 yang mempengaruhi kekuatan gaya London yaitu jumlah awan elektron dan bentuk molekul.